Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Konseling KB dengan Media Pop Up Book Terhadap Pengambilan

Keputusan Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung

Sri Kuntari1, Inda Corniawati2, Kurniati Dwi Utami 3

* Penulis korespondensi: Sri Kuntari, Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan


Samarinda, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia
E-mail: srikuntari143127@gmail.com , Phone: +62-858-4902-9214

Intisari

Latar belakang : pada data RISKESDAS (2018) penggunaan kontrasepsi setelah


persalinan jenis kontrasepsi IUD sebanyak (6,6%). Penggunaan media pop up book
sebagai sarana konseling diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga
meningkatkan penggunaan kontrasepsi IUD. Data DKK (2017) menunjukkan penggunaan
IUD di Puskesmas Temindung sebanyak (5%). Hal ini menunjukkan peminat kontrasepsi
jangka panjang masih rendah.
Tujuan penelitian: tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konseling KB dengan
media pop up book terhadap pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi IUD di
wilayah kerja Puskesmas Temindung
Desain penelitian : desain penelitian adalah Pre Eksperimental dengan jenis penelitian
pre test post test non equivalent control group dengan menggunakan Kuesioner. Jumlah
sampel 36 orang dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian : hasil penelitian konseling pop up book menunjukkan peningkatan nilai
pengetahuan signifikan dari 7,22 menjadi 12,50 dengan nilai p (0,000) (p<0,05) dan
kelompok kontrol dari 8,33 menjadi 10,00 dengan nilai p (0,030) (p<0,05). Hasil
menunjukkan terdapat perbedaan pengambilan keputusan antara kelompok intervensi
dengan kontrol.
Kesimpulan : terdapat perbedaan pengambilan keputusan yang signifikan antara
pemberian konseling dengan media pop up book dan lembar balik.

Kata Kunci : Konseling , Pop Up Book, Pengambilan keputusan

1) mahasiswa jurusan kebidanan samarinda, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur


2) dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3) dosen jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
The Effect of KB Counseling with Media Pop Up Book on Decision Making
Contraception Selection of IUDs in the Work Area of Temindung Health Center

Sri Kuntari1, Inda Corniawati2, Kurniati Dwi Utami 3


* Corresponding Author: Sri Kuntari, Department of Midwifery Study Program D-IV
Kebidanan Samarinda, Polytechnic Ministry of Health of East Kalimantan, Indonesia
E-mail: srikuntari143127@gmail.com Phone: +62-858-4902-9214

Abstract

Background : in the RISKESDAS data (2018) contraceptive use after delivery of IUD
contraceptives was (6.6%). The use of pop up book media as a means of counseling is
expected to increase knowledge so as to increase IUD contraceptive use. DKK data
(2017) showed that the use of IUDs at Temindung Puskesmas was (5%). This shows that
long-term contraceptive enthusiasts are still low.
Objective : The purpose of this study was to determine the effect of giving pop up book
media counseling on decision making in the selection of IUD contraception in the work
area of Temindung Samarinda Health Center
Design : the design of this study was Pre Experimental with the type of pre-test research
post non equivalent control group test using a questionnaire. The number of samples in
this study were 36 people with consecutive sampling technique.
Result : the results of counseling research using the pop up book showed a significant
increase in knowledge value from 7.22 to 12.50 with a value of p = 0,000 (p <0.05) and in
the control group from 8.33 to 10.00 with a value of p = 0.030 (p <0.05). The results
showed that there were differences in the number of decision-making between the
intervention group and the control group.
Conclusion : There are significant differences in decision making between giving
counseling with popup book media and flipcharts.

Keywords : KB Counseling, Pop Up Book, Decision Making

1) student midwifery samarinda, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan


2) lecture of midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
3) lecture of nutrition major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
1
A. PENDAHULUAN efektif, perhitungan biayanya relatife
Pemerintah Indonesia murah dan juga aman (Kemenkes RI,
memperkirakan bahwa penduduk 2014)
Indonesia akan menembus 305,6 juta Adapun MKJP IUD sebagai
jiwa atau melonjak signifikan pada metode kontrasepsi jangka panjang
2035 dari jumlah penduduk sebesar justru paling sedikit diminati.
238,5 juta jiwa. Jumlah tersebut, Padahal akseptor MKJP IUD
akan menempatkan Indonesia ke mendapatkan banyak keuntungan
posisi kelima sebagai Negara dengan dengan menggunakan MKJP IUD.
jumlah terbesar di dunia. Angka kehamilan MKJP IUD hanya
Pertumbuhan penduduk yang besar mencapai 1 kehamilan per 100
akan memicu perubahan demografi perempuan dalam setahun untuk
dibidang ketenaga kerjaan, kesehatan metode IUD dan Implant (Stoddard
maupun kesejahteraan penduduk dkk, 2011)
(BPPN, 2013) Berdasarkan data dari Dinas
Program Keluarga Berencana Kesehatan Kota Samarinda pada
(KB) merupakan bentuk perhatian tahun 2017 jumlah keseluruhan ibu
sekaligus menjadi strategi hamil tercatat sebanyak 19.796 ibu
pemerintah dalam mengendalikan hamil. Dengan jumlah terbanyak
penduduk. Keluarga Berencana Puskesmas Temindung dengan
mengupayakan mengatur kelahiran jumlah 1.672 ibu hamil dan tercatat
anak, jarak dan usia ideal sebagai Puskesmas dengan jumlah
melahirkan, mengatur kehamilan, persalinan terbanyak. Dari jumlah
melalui promosi, perlindungan dan persalinan ibu hamil diketahui
bantuan sesuai hak reproduksi untuk jumlah peserta KB baru yang
mewujudkan keluarga berkualitas. menggunakan kontrasepsi IUD
Pengaturan kehamilan menggunakan masih rendah yaitu sebesar 5
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang akseptor (2%) dari jumlah 244
(MKJP) adalah metode yang paling akseptor peserta KB baru.
dianjurkan karena dapat dipakai Beberapa penelitian
untuk jangka waktu yang lama, menyebutkan bahwa rendahnya

2
pemakaian kontrasepsi IUD memahami jenis kontrasepsi.
disebabkan oleh ketidaktahuan Pemilihan media dan metode juga
akseptor tentang kelebihan metode berpengaruh pada daya tarik dan
tersebut. Ketidaktahuan akseptor kemudahan responden dalam
tentang kelebihan metode memahami materi (Dzuanda, 2011)
kontrasepsi IUD disebabkan
Berdasarkan permasalahan
informasi yang disampaikan petugas
yang telah dipaparkan di atas, maka
pelayanan KB kurang lengkap.
peneliti tertarik untuk melakukan
Sehingga ketidaktahuan tersebut
penelitian “Pengaruh Konseling KB
mengakibatkan pengambilan
dengan Media Pop Up Book
keputusan dalam pemilihan
Terhadap Pengambilan Keputusan
kontrasepsi menjadi berkurang
Pemilihan Kontrasepsi IUD di
(Maryatun, 2009)
Wilayah Kerja Puskesmas
Konseling diharapkan mampu
Temindung Tahun 2019 ”
memberi peningkatan pengetahuan
kepada calon akseptor. Sehingga
B. METODE PENELITIAN
konseling KB perlu dilakukan sedini
Penelitian ini merupakan
mungkin agar pengambilan
penelitian quasy eksperimen dengan
keputusan dari calon akseptor
rancangan pre test post test non
kontrasepsi dapat lebih terpikirkan
equivalent control group. Kriteria
dengan mantap baik dari diri sendiri
inklusi pada penelitian ini adalah ibu
maupun suami. Konseling dapat
hamil trimester III. Subjek penelitian
dilakukan pada saat ibu masih dalam
ini adalah seluruh ibu hamil rimester
periode kehamilan di trimester III,
III yang melakukan kunjungan
sehingga setelah ibu bersalin maka
pemeriksaan kehamilan di
ibu sudah dapat memutuskan
Puskesmas Temindung. Data
pemilihan jenis kontrasepsi yang
dianalisis menggunakan uji Paired T-
diinginkan. (BKKBN, 2013)
test dan uji Mean Whitney yang
Media konseling dapat menjadi dianggap bermakna jika p>0,05.
ketertarikan sendiri oleh calon
akseptor agar menjadi lebih

3
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Karateristik pendidikan
responden di wilayah
HASIL
Puskesmas Temindung
Tabel 1. Karateristik usia responden Uraian N %
di wilayah Puskesmas SD 3 8,3
Temindung SMP 8 22,2
SMA 14 38,9
Uraian N % SMK 9 25
17 – 25 Sarjana 2 5,6
5 13,9
tahun Total 36 100
26 – 35 Sumber : Data Primer, 2019
22 61,1
tahun
36 – 45 Dari 36 responden sebagian besar
9 25,5
tahun memiliki pendidikan SMA sejumlah
Total 36 100
Sumber : Data Primer, 2019 14 orang (38,9%) dan sebagian kecil

Dari 36 responden sebagian besar Sarjana sejumlah 2 orang (5,6%).

responden berusia 26-35 tahun


Tabel 4. Karateristik pekerjaan
sejumlah 22 orang (61,1%), 36-45 responden di wilayah
tahun sejumlah 9 orang (25,5%) dan Puskesmas Temindung

17-25 tahun sejumlah 5 orang Uraian N %


IRT 33 91,7
(13,9%). Swasta 3 8,3
Tabel 2. Karateristik suku responden Total 36 100
di wilayah Puskesmas Sumber : Data Primer, 2019
Temindung Dari 36 responden. Sebagian
Uraian N % besar responden sebagai IRT
Jawa 13 33,3 sejumlah 33 orang (91,7%) dan
Banjar 13 33,3
Bugis 8 22,2 swasta sejumlah 3 orang (8,3%).
Kutai 3 8,3 Tabel 5. Karateristik paritas
Manado 1 2,8 responden di wilayah
Total 36 100 Puskesmas
Sumber : Data Primer, 2019 Temindung
Dari 36 orang responden
Uraian N %
sebagian besar suku adalah Jawa dan 1-2 orang 8 22,2
Banjar sejumlah 13 orang (33,3%) >2 orang 28 77,8
Total 36 100
dan sebagian kecil bersuku manado Sumber : Data Primer, 2019
yaitu sejumlah 1 orang (2,8%).

4
Dari 36 responden sebagian terdapat perbedaan rata-rata
besar memiliki jumlah anak > 2 peningkatan pengetahuan pemberian
orang yaitu sejumlah 28 orang konseling baik pada kelompok
(77,8%) dan jumlah anak 1-2 orang intervensi maupun kelompok kontrol.
sejumlah 8 orang (22,2%). 2. Perbedaan pengambilan
keputusan pada kelompok yang
1. Hubungan antara konseling
diberi konseling dengan media
KB dengan pop up book dan pop op book dan lembar balik
lembar balik terhadap
Tabel 7. Analisis perbedaan
pengetahuan responden pengambilan keputusan pemilihan
kontrasepsi IUD pada kelompok
sebelum dan sesudah
diberi konseling dengan media
intervensi Pop Up Book di Puskesmas
Temindung, Mei 2019
Tabel 6. Perbedaan pengetahuan
pada kelompok yang diberi Pengambi Intervensi Kontrol
p-
konseling dengan media pop up lan n %
val
Keput N %
ue
book di Puskesmas Temindung usan
Setuju 12 66,7 5 27,8
Tidak 13 72,2
Intervensi Kontrol 6 33,3 0,021
Pemberian Setuju
p- Total 18 100 18 100
Konseling Mea Mea p-
SD valu SD Sumber : Data Primer, 2019
KB n n value
e
1,437 8,33 2,00
Pre Test 7,22
0,00 0 Dari tabel 7 diatas menunjukkan
0,030
12,5 1,689 0 10,0 2,37
Post Test
0 0 6 pada kelompok intervensi sebanyak
Sumber : Data Primer, 2019
12 (66,7%) responden setuju dan

Dari tabel 6 diatas diketahui bahwa kelompok kontrol sebanyak 5 (27%)

rata-rata peningkatan pengetahuan responden yang setuju untuk

kelompok intervensi sebelum menggunakan IUD. Hal ini

konseling dengan Pop up book bermakna secara statistik dengan

adalah 7,22 dan sesudah konseling nilai p = 0,021 (p<0,05) yaitu

meningkat menjadi 12,50 pada kelompok responden yang diberikan

kelompok kontrol sebelum konseling intervensi berupa pop up book lebih

dengan lembar balik adalah 8,33 banyak yang berminat untuk

menjadi 10,00. Hal ini menunjukkan menggunakan IUD dibandingkan

5
dengan yang diberi konseling Suku terbanyak dari
menggunakan lembar balik yang responden adalah suku Jawa dan
menunjukkan bahwa terdapat Banjar sebanyak 33,3%, hal ini dapat
perbedaan yang signifikan antara mempengaruhi adat kebiasaan suatu
pengambilan keputusan yang suku tertentu untuk menginginkan
diberikan konseling pop up book dari banyak anak agar dapat memperbaiki
yang diberikan konseling lembar rezeki. Tetapi pola pikir hal ini telah
balik. diubah dengan perubahan pola pikir
PEMBAHASAN yang dipengaruhi oleh tingkat
1. Karakteristik Responden pendidikan dan perilaku bertempat
Dari hasil penelitian bahwa tinggal suatu masyarakat untuk
responden sebagian besar berusia 26- beradaptasi dengan masyarakat
35 tahun (61,1%). Hal ini sejalan dengan adat istiadat setempat.
dengan penelitian Nurcahyanti Tingkat pendidikan
(2014) bahwa umur ibu dapat responden sebanyak 38,9% adalah
mempengaruhi dalam keputusan SMA, tingkat pendidikan seseorang
penggunaan alat kontrasepsi. Pada akan berdampak pada kemampuan
kelompok umur 26-35 tahun dalam mencari dan menemukan serta
merupakan fase tersebut termasuk mengolah informasi, sehingga
perkembangan dewasa madya tingkat pendidikan responden dalam
dimana kepribadian seseorang akan penelitian ini berdampak pula pada
lebih mantap, dapat mengambil suatu pengetahuan mereka tentang IUD,
keputusan dan lebih tenang sehingga baik yang diberi penyuluhan
dalam mengambil keputusan menggunakan pop up book maupun
menyebabkan perbedaan pada yang menggunakan media lembar
kontrasepsi yang dibutuhkan. Pada balik. Hal ini juga sesuai dengan
perkembangan dewasa ini rentan hasil penelitian Widya (2015) yang
terhadap kehamilan, sehingga ibu mengatakan bahwa ada hubungan
perlu memilih alat kontrasepsi yang antara tingkat pendidikan dengan
lebih efektif dalam mencegah pemilihan alat kontrasepsi pada
kehamilan. wanita usia subur. Hasil penelitian

6
ini diperkuat oleh penelitian Yanuar pekerjaan mempengaruhi
(2010) yang mengatakan pendidikan kemampuan seseorang untuk
merupakan salah satu faktor yang memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
menentukan pemilihan suatu metode akan KB merupakan salah satunya.
kontrasepsi. Suami pun terlibat Wanita yang bekerja akan lebih
dalam memberikan pertimbangan mudah memperoleh biaya, pekerjaan
dalam proses memutuskan untuk juga bisa menjadi ajang mencari
menggunakan suatu alat kontrasepsi. pengalaman dan pengetahuan lebih
Pekerjaan responden sebagian luas. Wanita yang tidak bekerja
besar atau sebanyak 91,7% adalah cenderung akan memiliki sumber
ibu rumah tangga. Hal ini akan informasi lebih sedikit dibandingkan
mempengaruhi pemilihan alat wanita yang bekerja, termasuk juga
kontrasepsi yang dipakai yang informasi mengenai kesehatan dan
berkaitan dengan pembiyaan. Karena KB ( Ginting M, 2010)
istri yang tidak bekerja cenderung
Jumlah paritas responden
akan meminta persetujuan suami
sebanyak 77,8% adalah memiliki
terlebih dulu karena ini menyangkut
anak > 2 orang. Hal ini akan
pembiayaan yang besar. Bagi
mempengaruhi pemilihan alat
sebagian orang IUD berharga mahal.
kontrasepsi yang akan dipakai
Biaya yang dikeluarkan untuk
setelah persalinan. Sebuah keluarga
pemasangan IUD dianggap mahal
yang sudah memiliki anak > 2 orang
oleh sebagian orang. Mereka
cenderung akan lebih berminat untuk
biasanya cenderung memilih alat
memakai alat kontrasepsi jangka
kontrasepsi lainnya yang dapat dibeli
panjang karena merasa sudah cukup
setiap bulan maupun per tiga bulan,
untuk memiliki anak dan sudah tidak
padahal pembiayaan yang mereka
ingin memiliki anak lagi. Sedangkan
keluarkan untuk pemasangan IUD
untuk keluarga yang masih memilki
jauh lebih murah jika dikalkulasikan
anak 1 sampai 2 orang cenderung
dengan lamanya pemakaian jika
akan memilih alat kontrasepsi jangka
dibandingkan dengan alat
pendek karena berpikir masih ingin
kontrasepsi lainnya. Selain itu
menambah anak lagi. Hal ini sesuai

7
dengan penelitian Mayasari (2016) meningkatkan pengetahuan
yang menyatakan bahwa jumlah anak responden mengenai IUD.
mempengaruhi minat ibu untuk Hal ini sesuai dengan
memilih kontrasepsi KB yang ideal, penelitian yang dilakukan oleh
dengan program KB karena para Jusmina (2015) mengidentifikasi
wanita umumnya lebih menyadari media pop up book dalam pendidikan
bahwa jenis kelamin anak tidak kesehatan terhadap pengetahuan dan
penting sehingga jika jumlah anak sikap ibu yang mempunyai balita
sudah ideal maka mereka akan tentang penyakit ISPA non
memilih kontrasepsi yang ideal, tidak pneumonia yang menunjukkan hasil
banyak menimbulkan efek samping bahwa terdapat pengaruh yang
dan mudah dalam dpemakaian. signifikan terhadap pengetahuan dan
sikap ibu yang mempunyai balita
2. Perbedaan pengetahuan
tentang penyakit ISPA non
responden sebelum dan sesudah
pneumonia. (Jusmina, 2015)
pemberian konseling dengan
3. Perbedaan pengambilan
media pop up book
keputusan pemilihan
Konseling KB tentang kontrasepsi kontrasepsi IUD yang diberi
IUD dengan menggunakan pop up konseling dengan media Pop
book menunjukkan nilai rata-rata Up Book
pre test 7,22 dan post test menjadi Hasil penelitian menunjukkan
12,50. Sedangkan untuk kelompok bahwa jumlah presentase
kontrol menunjukkan nilai pre test pengambilan keputusan lebih
8,33 menjadi 10,00. Hal ini besar pada kelompok intervensi
menunjukkan bahwa ada perbedaan yaitu 66,7% sedangkan pada
yang bermakna dari kedua kelompok kelompok kontrol sebesar
yaitu terdapat perbedaan peningkatan 27,8%. Hal ini dapat dilihat dari
nilai pengetahuan, sehingga kedua adanya kenaikan pengetahuan,
metode pop up book dan metode seseorang yang mempunyai
lembar balik sama-sama bermakna pengetahuan yang baik
yang berarti keduanya dapat mengenai KB akan menyadari

8
pentingnya manfaat program 35 tahun sejumlah 22 orang
KB, serta dalam mempengaruhi (61,1%), suku terbanyak adalah
keputusan yang akan diambil Jawa dan Banjar sebanyak
dalam memilih alat kontrasepsi. masing-masing 13 orang (33,3%),
Dalam hal ini akan memberikan pendidikan tertingi SMA sejumlah
efek yang tepat dalam 14 orang (38,9%), jumlah
pengambilan keputusan. pekerjaan terbanyak adalah IRT
Pengambilan keputusan sebanyak 33 orang (91,7%), dan
pemilihan kontrasepsi IUD tidak jumlah paritas terbanyak memiliki
terlepas dari pemilihan media anak > 2 orang yaitu sebanyak 28
pada saat konseling. Media yang orang (77,8%).
dipakai dapat mempengaruhi 2. Terdapat perbedaan pengetahuan
pengetahuan seseorang dalam responden secara signifikan yaitu
menangkap isi informasi yang terjadi peningkatan dari nilai 7,22
diberikan, hal ini sesuai dengan menjadi 12,50 pada kelompok
pernyataan bahwa pemilihan intervensi dan kelompok kontrol
media dan metode juga dari 8,33 menjadi 10,00.
berpengaruh pada daya tarik dan 3. Terdapat perbedaan pengambilan
kemudahan responden dalam keputusan antara kelompok
memahami materi sehingga intervensi dan kontrol. Pada
menjadikan responden mudah kelompok intervensi dengan pop
menangkap dan memahami up book sebanyak 12 orang setuju
materi yang disampaikan serta menggunakan IUD sedangkan
mudah dalam mengingat materi sebanyak 5 orang mengatakan
tersebut. (Dzuanda, 2011) setuju pada kelompok kontrol.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan 1. Bagi responden disarankan
1. Sebanyak 36 responden usia untuk tetap mencari informasi
terbanyak pada kelompok usia 26- mengenai kontrasepsi jangka

9
panjang pada saat masa BPPN. 2013. Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010-2035. Badan
kehamilan atau trimester III agar
Perencanaan Pembangunan
menerima banyak informasi Nasional Badan Pusat Statistik;
Jakarta
mengenai alat kontrasepsi
Chandra, D. 2013. Pengaruh
jangka panjang dan membantu Pemberian Konseling Keluarga
Berencana (KB) Terhadap Alat
ibu serta suami untuk
Kontrasepsi IUD di RSUP NTB
mengambil keputusan pemilihan Tahun 2013.
Dharma, KK. 2011. Metodologi
kontrasepsi pasca persalinan
Penelitian Keperawatan. Jakarta
secara tepat. : Trans Media Info.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
2. Bagi tenaga kesehatan perlunya
2017. Profil Kesehatan Kota
memberikan pendidikan Samarinda Tahun 2017.
Samarinda : Dinas Kesehatan
kesehatan menggunakan media
Kota Samarinda
pop up book sebagai media Dzuanda. 2011. Perancangan Buku
Narasi Anak Pop up Tokoh-
alternatif yang efektif dalam
tokoh Wayang Berseri, Seri
pemberian konseling mengenai Gatoto Kaca. Surabaya : Desain
Komunikasi Visual
IUD.
Effendy, O. U., 2007. Ilmu
3. Bagi peneliti selanjutnya agar Komunikasi (Teori dan Praktek).
Bandung : PT. Remaja
melakukan penelitian dengan
Rosdakarya.
media konseling lain yang lebih Ferawati. 2015. Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Pemilihan
efektif dan variabel yang
Alat Kontrasepsi Non Hormonal
berbeda Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Peukan Baro
E. DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Pidie. Pekan Baru :
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Universitas Riau
Suatu Pendekatan Praktek. Ginting, M. 2010. Analisis Faktor
Jakarta : Rineka Cipta. yang Berhubungan dengan
Banjarnahor, S. N. 2012. Efektivitas Penggunaan Alat Kontrasepsi
Konseling KB Terhadap pada PUS di Desa Sukadame
Pengetahuan Dan Sikap PUS Kecamatan Tigapanah
Tentang Alat Kontrasepsi IUD Kabupaten Karo Tahun 2010.
Di Desa Batu Malenggang Karya Tulis Ilmiah Fakultas
Kecamatan Hinai Kabupaten Kedokteran. Medan : Universitas
Langkat Tahun 2012. Sumatera Utara
Malenggang : Universitas
Medan. Handayani, T. 2011. Membangun
Komunikasi Efektif Untuk

10
Meningkatkan Kualitas Dalam IUD di Kabupaten Sukoharjo.
Proses Belajar Mengajar. Surakarta : STIKES Aisyiyah.
Palembang : Fakultas Tarbiyah Masjfuk Zuhdi, M. F. 2013. Kapita
IAIN. Selekta Hukum Islam. Jawa
Timur : Universitas Islam Negeri
Henny. 2009. Hubungan Sunan Ampel.
Pengetahuan dan Sikap Ibu PUS Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
Akseptor Kontrasepsi Non Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Hormonal Tentang Kontrasepsi Jakarta : Rineka Cipta.
Hormonal di Desa Telaga Sari Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Kecamatan Tanjung Morawa Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Tahun 2009. Sumatera Utara : Rineka Cipta.
Karya Tulis Ilmiah Program D4 Nur, 2017. Perbandingan Efektivitas
Kebidanan Fakultas Kedokteran Pemasangan Alat Kontrasepsi
Universitas Sumatera Utara. Dalam Rahim (AKDR) Pasca
Hesti, S. 2015. Hubungan Perbandingan Efektivitas
Penggunaan Dan Lama Pemasangan Alat Kontrasepsi
Penggunaan Jenis Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pasca.
Hormonal Dengan Kejadian Jakarta : Universitas Indonesia
Keputihan Pada Akseptor Publikasi, N. 2018. Pengaruh
Keluarga Berencana Di Wilayah konseling kontrasepsi terhadap
Kerja Pukesmas Karta Sura minat pemilihan mkjp iud di
Sukoharjo. Jawa Tengah : puskesmas gamping i sleman.
Universitas Muhammadiah Jurnal Keperawatan.
Surakarta. Rahayu, E. W. 2015. Pengaruh
Kementerian Kesehatan Republik Konseling Keluarga Berencana
Indonesia. 2017. Data dan terhadap Tingkat Pengetahuan
Informasi Profil Kesehatan dan Minat Akseptor Keluarga
Indonesia. Jakarta. Berencana Pasca Persalinan di
Kostania, G., Kuswati, & Kusmiyati, Puskesmas Melati II Yogyakarta.
L. 2014. Pengaruh Konseling Yogyakarta: Universitas Negeri
Menggunakan Alat Bantu Yogyakarta
Pengambilan Keputusan Rahman S, H. 2011. Konseling.
(ABPK) Ber- KB Terhadap Jakarta : Universitas Indonesia
Penggunaan Kontrasepsi Intra Riset Kesehatan Dasar. 2018.
Uterin Device ( IUD ). Jurnal Laporan Nasional Riset
KESMADASKA, 5(2), 83–89. Di Kesehatan Dasar. Jakarta.
akses dari Sari, S. K., Suryani, E. S., &
http://jurnal.stikeskusumahusada Handayani, R. 2010. Hubungan
.ac.id/index.php/JK/article/view konseling keluarga berencana
/97/137 (KB) dengan pengambilan
Maryatun. 2009. Analisis Faktor- keputusan pasangan usia subur
faktor pada Ibu yang (PUS) dalam penggunaan alat
Berpengarh Terhadap kontrasepsi. Jurnal Ilmiah
Pemakaian Metode Kontrasepsi Kebidanan, 1(1), 37–47.

11
Siswandi, 2007. Konseling KB
berkualitas belum dipahami.
http://kuliah
bidan.wordpress.com/2008/07/18.
Diakses tanggal 12 Agustus 2010.
Stoddard, A., McNicholas, C.&
Peipert, J.F. (2011). Efficacy and
Safety of Long-Acting
Reversible Contraception. Drugs
71(8): 969-980. Diakses 11 Juli
2017 dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC3662967/.
Suryanto M. 2009. Multimedia: Alat
Untuk Meningkatkan
Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: Andi Karya.
Tumini. 2010. Pengaruh Pemberian
Konseling Terhadap
Pengetahuan Tentang Kb Dan
Kemantapan Dalam Penelitian
Alat Kontrasepsi Calon Akseptor
Kb. Jakarta : Universitas
Indonesia.
WHO. 2014. World Health
Organization. Europe : WHO
Regional Office For Europe.
Widya, E.D. 2015. Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan Dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi
Pada Pasangan Usia Subur Di
Desa Krakal Kecamatan Alian
Kabupaten Kebumen Tahun
2015. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.

Yanuar, 2010. Pengaruh


Pengetahuan dan Sikap
Pasangan Usia Subur Tentang
KB Terhadap Pemilihan
Kontrasepsi di Lingkungan
Kelurahan Joho Kecamatan
Sukoharjo Tahun 2010.
Yogyakarta : Universitas Gajah
Madha.

12

Anda mungkin juga menyukai