Anda di halaman 1dari 5

AMENORE GEJALA KEHAMILAN?

Oleh : Ni Kadek Ita Rosiana/Zodiark

Amenore? Apa itu amenore? Mendengar kata tersebut mungkin arahannya


mengenai penyakit. Namun jika artikan ke dalam bahasa pergaulan sehari-hari
amenore itu merupakan kelainan yang disebabkan oleh keterlambatan menstruasi
pada remaja putri yang seharusnya sudah mengalami menstruasi. Pada saat
menstruasi seorang wanita akan mengalami dismenore, tetapi tidak semua wanita
mengalami hal tersebut. Seorang wanita umumnya lebih mengetahui tentang
dismenore daripada amenore. Padahal amenore itu sendiri ada kaitannya tentang
menstruasi. Wanita mungkin akan berpikir tentang nama dari “disminore” dan
“amenore” kata-kata tersebut ada terkaitan antara yang satu dengan lainnya. Wanita
akan berpikir, apa itu amenore? Apakah berhubungan dengan menstruasi?
Bagaimana pencegahan terhadap amenore?
Amenore itu sendiri terbagi menjadi 2 jenis yakni : amenore primer yang ditandai
dengan seorang remaja yang sama sekali belum pernah mengalami menstruasi.
Amenore lainnya adalah amenore yang tidak kalah mengerikannya yaitu amenore
sekunder. Biasanya amenore sekunder itu diartikan sebagai kelainan yang terjadi
pada seorang yang telah mengalami menstruasi, namun setelah beberapa bulannya
terjadi hambatan dalam menstruasinya. Amenore sekunder biasanya akan
menimbulkan sebuah masalah bagi seseorang yang mengalaminya. Dia akan
menduga hal-hal yang berhubungan dengan keterlambatan menstruasinya yaitu
penyakit parah. Mungkinkah kanker? Mungkinkah hamil? Ataukah penyakit
tumor?

Perempuan dianggap sehat jika pada setiap bulannya mengalami menstruasi.


Menstruasi atau haid merupakan proses rutin yang terjadi setiap bulannya pada
perempuan. Terkadang saat tamu bulanan itu datang, berbagai gejala muncul
membuat tubuh merasa sedikit berbeda. Namun, tidak semua perempuan
mengalami hal yang demikian. Ada beberapa perempuan yang masa menstruasinya
tidak tertatur atau tidak terjadi haid dalam beberapa bulan. Ketidak teraturan haid
dalam dunia medis disebut amenore. Pada saat terjadi amenore beberapa perempuan
mengalami kekhawatiran berlebihan yang sedikit banyak menganggu psikis
mereka. Bukan hanya itu, tubuh pun merasakan dampaknya seperti mudah lelah,
serta wajah terlihat sedikit pucat.

Pada jaman dulu, biasanya pada orang Bali khususnya akan menduga bahwa
amenore terjadi akibat ada kaitannya dengan unsur kepercayaan. Hal tersebut dapat
dibuktikan apabila anak perempuan mereka sudah mencapai remaja belum
mengalami menstruasi akan dibawa ke dukun dan menanyakan apa penyebab dari
keterlambatan menstruasi itu terjadi (amenore) itu terjadi. Padahal, hal tersebut
tidak ada kaitannya sama sekali dengan terjadinya amenore. Selain itu, pada jaman
dahulu juga lebih menggunakan obat tradisional dalam pengobatannya. Pengobatan
tradisional menggunakan buah manggis dan daun sirsak sangat dipercaya dapat
menyembuhkan amenore. Dulu khususnya orang Bali akan berpikir lebih baik
menggunakan pengobatan tradisional, dengan harga yang murah dan tidak terlalu
banyak menimbulkan efek samping.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebiasaan pada jaman dulu tentang cara
pandang seseorag tentang penyakit mulai berubah. Mulai adanya pekembangan
mengenai teori-teori, dan dasar dalam melakukan tindakan pengobatan.
Tersedianya informasi yang memadai bisa didapatkan dari berbagai sumber dan
membawa manusia ke jalan yang lebih baik. Namun, tidak selalu bergantung
kepada perubahan yang baik. Teknologi juga membawa manusia ke jalan yang
salah, apabila teknologi tersebut disalahgunakan.

Mengenai penyakit yang diderita seperti amenore bisa di terlusuri di berbagai


sumber, bisa menanyakan langsung kepada dokter, membaca buku, maupun
mencari penelitian yang berkaitan dengan penyakit amenore. Mengenai pengobatan
jaman sekarang, adanya perubahan yang terjadi dari jaman dulu. Seorang yang sakit
tidak hanya mengandalkan opini dari seseorang, mereka akan langsung ke dokter
untuk menanyakan penyakitnya dan langsung terhadap proses pengobatan.

Banyak orang yang menganggap bahwa penyakit amenore ini adalah kehamilan,
apabila dihubungkan dengan amenore sekunder, kelainan yang terjadi biasanya
mengalami menstruasi tapi setelah itu tidak pernah mengalami menstruasi. Hal ini
dikaitkan dengan kehamilan, karena gejala pada penyakit amenore ini selain tidak
mengalami menstruasi juga adanya pengeluaran air susu pada seorang wanita.
Berkaitan dengan hal tersebut perbedaan terhadap kehamilan atau amenore itu
sangatlah tipis.

Amenore terjadi karena berbagai faktor salah satunya adalah asupan gizi,
emosional, dan permasalahan pada indung telur dengan hormon yang tidak normal.
Seperti yang diketahui seseorang sering mengalami stress, baik itu diakibatkan oleh
masalah pribadi, lingkungan, maupun pekerjaan yang dijalani. Stress pada wanita
dapat berbahaya terhadap produksi sel telur pada indung telur. Dampak terhadap
ibu hamil jika mengalami stress akan berbahaya ke janin yang dikandungnya dan
bisa menyebabkan keguguran. Namun pada remaja yang belum menikah akan
berdampak pada proses menstruasinya. Keterlambatan mestruasi atau tidak
mengalami menstruasi akan menimbulkan kecemasan kepada setiap wanita dan hal
tersebut akan semakin memperbesar masalah yang dialami. Untuk menangani hal
tersebut seseorang bisa menenangkan diri, mengurangi stress, dan melakukan
aktivitas yang dapat mengurangi stres atau kepenatan tersebut. Langkah selanjutnya
sebaiknya segera ke dokter spesialis ataupun ke rumah sakit untuk pengobatan
amenore yang dialami.

Hal lain yang menyebabkan wanita mengalami amenore, adanya aktivitas fisik yang
terlalu berat. Seperti yang kita ketahui bahwa fisik perempuan lebih lemah di
bandingkan laki-laki, tubuh perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki. Apabila
seorang wanita mengambil pekerjaan terlalu berat maka tubuh akan kelelahan
sehingga dapat merusak sel-sel reproduksi. Perempuan memang lebih rentan
mengalami infertilitas, bahkan hanya gara-gara infeksi ringan di organ reproduksi
saja seorang perempuan dapat menjadi mandul.

Penurunan berat badan yang drastis juga menjadi penyebab dari amenore. Wanita
lebih memperhatikan bentuk tubuhnya dari pada kesehatannya. Diet yang dilakukan
terlalu keras selain menjadi gangguan dalam tubuh dan merusak sel-sel, juga
berdampak terhadap proses mentruasi yang dialami oleh wanita. Perubahan pola
makan sangat besar pengaruhnya dengan produksi sel telur.

Untuk menambah pengetahuan tentang amenore, ada beberapa langkah untuk


melakukan evaluasi amenore. Langkah-langkah tersebut bisa digunakan sebagai
acuan untuk tahap penilaian. Langkah pertama yaitu terlepas dari adanya kehamilan
dan dilakukan pemeriksaan kadar THS dan prolakti untuk evaluasi
hiperprolaktinemia sebagai penyebab amenore. Bila kedua pemeriksaan tersebut
dalam batas normal selanjutnya dilakukan tes progestin. Tes progestin bertujuan
untuk mengetahui kadar estrogen endogen dan patesis traktus genitalia. Bila terjadi
pendarahan berarti diagnose adalah anvoulasi.

Langkah kedua yaitu dikerjakan bila tidak terjadi pendarahan dengan tes progestin,
yaitu dengan pemberian estrogen dan konjugasi atau estradiol dengan kadar tertentu
setiap hari selama 21 hari, ditambah pula pemberian progestin setiap hari pada lima
hari terakhir. Bila tidak terjadi pendarahan berarti endometrium berfungsi baik
dengan stimlasi estrogen eksogen. Langkah ketiga dikerjakan untuk mengetahui
penyebab tidak adanya estrogen endogen, seperti diketahui bahwaestrogen
dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang di ovarium setelah mendapat
stimulasi gonadotropin yang berasal dari sentaral (merupakan hasil kerja sama
hipotalomus dan hipofisis).

Mengetahui dari penyebab-penyebab dari penyakit amenore, perlu adanya


penanggulangan sejak dini karena hal kecil saja bisa menyebabkan masalah yang
besar. Untuk itu perlunya partisipasi wanita di Indonesia untuk meningkatkan angka
kesejahteraan melalui langkah kesehatan. Peningkatan tersebut dimulai dari
individu itu sendiri. Jika mereka lebih mengetahui bagaimana cara mereka sendiri
dalam memperlakukakn diri mereka dan merawat diri mereka. Maka tidak akan
mereka melakukan hal yang dapat membahayakan kesehatan seperti melakukakn
diet, mengambil aktivitas berlebihan, dll. Namun, tidak secara sepenuhnya hanya
wanita itu sendiri yang dapat dipersalahkan karena pasti ada alasan tertentu mereka
dalam mengambil aktivitas tersebut.Penanggulangan yang dimaksudkan tersebut
dapat dilakukan dengan cara mengatur

1. Pola makan karena asupan gizi berpengaruh terhadap proses menstruasi.


Keadaan terpenuhnya kebutuhan terhadap status gizi seseorang dapat dilihat
dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi. Gizi yang
kurang pada remaja putri dapat mempengaruhi pematangan seksual,
pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan akan menyebabkan terganggunya fungsi
reproduksi. Asupan gizi yang tidak adekuat akan mempengaruhi
ketidakteraturan menstruasi pada kebanyakan remaja.
2. Pengaturan waktu kerja dan istirahat, Hal ini dimaksudkan agar para pekerja
mendapat istirahat setelah menjalankan pekerjaan dalam batas waktu
tertentu guna menghadapi pekerjaan selanjutnya, dan diharapkan
produktivitas kerja akan naik dengan terjaminnya keselamatan dan
kesehatan kerja. hal ini dapat dilakukan agar tidak mengakibatkan
kelelahan, karena dapat merusak sel-sel reproduksi wanita.
3. Mengurangi tingkat kecemasan dan stress. Pada masa remaja terjadi
peningkatan ketegangan emosi akibat perubahan fisik dan kelenjar yang
menyebabkan remaja sangat sensitif dan rentan terhadap kecemasan
berleihan. Masa remaja merupakan masa transisi dan sangat berpengaruh
terhadap proses tumbuh kembang beserta proses menstruasi remaja putri.
Untuk itu sangat perlunya perhatian terhadap faktor stress agar proses
menstruasi berjalan lancar.
4. Cuti haid, yang dimaksudkan yaitu menghentikan terjadi menstruasi dengan
bantuan obat-obatan. Sering mengkonsumsi obat pada saat menstruasi dapat
memicu terjadinya penyakit ginjal, hati, dan masalah jantung.

Anda mungkin juga menyukai