Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP

PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI


DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO

SKRIPSI

SINTA
201801135

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
ii

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP


PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

SINTA

201801135

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Massage


Effleurage Abdomen Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo adalah benar merupakan hasil karya saya dengan
arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melibatkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.

Palu, 25 Agustus 2022

Sinta
NIM.201801135
iv

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP


PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO
The Effect Of Abdominal Effleurage Massage On Reducing Menstrual Pain In
Adolescent Girls At Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo

Sinta, Katrina Feby Lestari, Irnawati


Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Setiap wanita akan mengalami menstruasi yang dapat memberikan rasa tidak nyaman
dan nyeri pada bagian abdomen remaja putri. Adapun teknik yang dapat digunakan
dalam mengatasi rasa nyerinya yaitu teknik massage effleurage abdomen. Melalui
studi pendahuluan yang dilakukan remaja putri belum mengetahui teknik dan manfaat
dari massage effleurage abdomen ini terhadap penurunan rasa nyeri menstruasi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh massage effleurage abdomen terhadap
penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan quasi eksperimen dengan pendekatan
one grup pre test dan post test. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh remaja putri di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan
rumus total sampling, didukung oleh kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak
30 remaja putri, hasil penelitian dari 30 remaja putri didapatkan data sebelum
dilakukan teknik massage effleurage abdomen sebagian besar dalam kategori nyeri
sedang, dan sesudah dilakukan teknik massage effleurage abdomen sebagian besar
remaja putri berada dalam kategori nyeri ringan dan nyeri sedang. Selanjutnya
dilakukan pengujian menggunakan uji statistik paired sample t test diperoleh nilai p=
0,000 (p< 0,05). Dengan demikian, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Massage
Effleurage Abdomen terhadap penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo. Saran diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan dan masukan sebagai intervensi non farmakologi dalam menurunkan
nyeri menstruasi.

Kata kunci : Massage Effleurage Abdomen, Nyeri Menstruasi


v

THE EFFECT OF ABDOMINAL MASSAGE EFFLEURAGE ON REDUCING


MENSTRUAL PAIN TOWARD TEENAGE WOMEN
AT MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO

Sinta, Katrina Feby Lestari, Irnawati


Nursing Science Program, Health Institute Of Widya Nusantara, Palu

ABSTRACT

Every woman will have a menstruation experience that could cause discomfort and
abdominal pain, especially in teenage women. The technique that can be used in
reducing abdominal pain such as the effleurage massage technique. By pre-research
conducted on teenage women, they do not yet know the techniques and benefits of this
abdominal effleurage massage in reducing menstrual pain. This study aims to analyze
the effect of abdominal effleurage massage in reducing menstrual pain in teenage
women at Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo. This type of research is quantitative,
with a quasi-experimental design with a one-group pre-test and post-test approach.
The population of the research was all teenage women in Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo, which amounted to 30 people by using the total sampling formula, by
inclusion and exclusion criteria supported that found 30 teenage women, which
obtained data most of them have moderate pain before the abdominal effleurage
massage technique was performed, and most of them were in the category of mild pain
and moderate pain after the abdominal effleurage massage technique was performed.
Furthermore, the test was conducted by using the paired sample t-test statistical test,
with thera p-value = 0.000 (p <0.05). Thus, it can be concluded that there is an effect
of Abdominal Massage Effleurage in reducing menstrual pain in teenage women at
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo. It is hoped that the results of this research could
be used as a reference for non-pharmacological interventions in reducing menstrual
pain.

Keywords: Abdominal Effleurage Massage, Menstrual Pain


vi

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP


PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAAT TONDO

SKRIPSI

SINTA
201801135

Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal 25 Agustus 2022

Hadidjah Bando, S.ST., Bd., M.Kes ( )


Penguji I

Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep., M.P.H ( )


Penguji II

Irnawati, SST., M.Tr.Keb ( )


Penguji III

Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001
vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karuniaNya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dan izinkanlah penulis menghanturkan
sembah sujud sedalam-dalamnya serta terima kasih dan penghargaan yang sringgi-
tingginya kepada orang tua tercinta, Ayahanda Nawir dan Ibunda Astuti atas doa,
dorongan semangat, inspirasi, serta segala bantuan baik moral maupun materialnya
selama studi yang senantiasa ikut menemani setiap mata kuliah yang penulis jalani.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2022
sampai Mei 2022 ini ialah “Maternitas, dengan Judul Pengaruh Massage Effleurage
Abdomen Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di Madrasah
Aliyah Alkhairaat Tondo”.
Dalam Menyelesaikan Skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Widyawati L.Situmorang, BSc., M.Sc, selaku Ketua Yayasan Widya Nusantara


Palu
2. Dr. Tigor H.Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya Nusantara
Palu
3. Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg, selaku Ketua Prodi Ners STIKes
Widya Nusantara Palu
4. Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H, Pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini
5. Irnawati, SST., M.Tr.Keb, Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
6. Hadidjah Bando, S.ST., Bd.,M.Kes selaku penguji utama saya yang telah
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Sulaiman Marhaban, S.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo dan rekan guru serta staf tata usaha atas bantuan dan kerja samanya
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
8. Remaja putri sebagai responden di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
viii

9. Bapak/ Ibu Dosen dan staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis
mengikuti pendidikan.
10. Teman-teman 4C Keperawatan yang telah berjuang bersama untuk
menyelesaikan pendidikan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang ilmu keperawatan.

Palu, 25 Agustus 2022

Sinta
NIM.201801135
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

LEMBAR PENGESAHAN vi

PRAKATA vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 26
C. Hipotesis 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian 28
D. Variabel Penelitian 29
E. Definisi Operasional 29
F. Instrumen Penelitian 30
x

G. Teknik Pengumpulan Data 31


H. Analisis Data 32
I. Bagan Alur Penelitian 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian 35
B. Pembahasan 37
C. Keterbatasan Penelitian 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 44
B. Saran 44
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Remaja Putri Berdasarkan Usia dan 35


Kelas Di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Menstruasi Remaja Putri 36
Sebelum Diberikan Massage Effleurage Abdomen Di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Mentruasi Remaja Putri 36
Sesudah Diberikan Massage Effleurage Abdomen Di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
Tabel 4.4 Pengaruh Tehnik Massage Effleurage Abdomen Terhadap 37
Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di Madrasah
Aliyah Alkhairaat Tondo
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi 12


Gambar 2.2 Face Pain Scale (FSP) 22
Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS) 22
Gambar 2.4 Verbal Rating Scale (VRS) 23
Gambar 2.5 Visual Analog Scale (VAS) 23
Gambar 2.6 Teknik Massage Effleurage Abdomen 25
Gambar 2.7 Kerangka Konsep 26
Gambar 3.1 Rancangan Metode Penelitian 27
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 34
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
4. Surat Permohonan Izin penelitian
5. Permohonan Menjadi responden
6. Kuesioner/ Lembar Observasi
7. Standar Operasional Prosedur Teknik Massage Effleurage Abdomen
8. Pernyataan Persetujuan menjadi Responden
9. Surat Balasan Telah Menyelesaikan Penelitian
10. Master Tabel
11. Hasil Pengolahan Data
12. Dokumentasi Penelitian
13. Riwayat Hidup
14. Lembar Bimbingan Skripsi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju kemasa


dewasa. Perubahan yang dapat dilihat dari perkembangannya tersebut meliputi
aspek fisik, psikis, dan psikososial. Remaja juga dapat dikatakan individu usia
10-19 tahun dan belum menikah. 1 Setiap wanita akan melalui berbagai tahap
perubahan pada tubuhnya, salah satunya melalui haid pertama (menarche).
Keluhan rasa nyeri haid sering dialami wanita dan hal tersebut wajar terjadi,
namun menjadi permasalahan utama apabila nyeri tersebut akan mengganggu
aktivitas yang dilakukan setiap hari. 2
Nyeri haid atau (dismenore) yaitu keluhan yang dialami wanita saat
menstruasi. Dismenore yaitu nyeri perut bagian bawah yang disertasi dengan
gejala lainnya seperti berkeringat, sakit kepala, diare dan muntah. Dismenore
terbagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.
Dismenore primer yaitu nyeri haid tanpa adanya kelainan pada organ genitalia
yang muncul pada wanita berumur 20 tahun atau lebih muda setelah terjadi
siklus ovulasi mereka tetap. Pada puncak kejadian dismenore primer yaitu
rentang usia remaja akhir menuju dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun.
Dismenore sekunder yaitu nyeri haid dengan disertai kelainan pada organ
genital yang sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun.3
Menurut data world Health Organization (WHO) tahun 2018 bahwa
angka kejadian dismenore didunia sangatlah besar. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan disetiap Negara mengalami dismenore, seperti di Amerika angka
presentasinya sekitar 60%, di Swedia sekitar 72% dan di inggris sebuah
penelitian menyatakan bahwa 10% dari remaja setiap sekolah lanjut tampak
absen 1-3 hari setia bulannya dengan keluhan dismenore.4

1
2

Kejadian dismenore berdampak besar pada remaja usia sekolah.


Menurut data WHO tahun 2020 di Indonesia angka kejadian dismenore
sebanyak (55%) dikalangan usia produktif, dimana (15%) diantaranya
mengeluhkan aktivitas yang mereka lakukan menjadi terbatas. Masalah yang
sering muncul juga pada remaja wanita yang mengalami dismenore yaitu
menurunnya kontraksi dan motivasi belajar individu. Seorang siswi yang
mengalami nyeri mentruasi, akan membuat aktivitas belajarnya menjadi
terganggu sehingga membuat mereka tidak dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Adanya dismenore pada siswi dalam proses pembelajaran
tersebut dapat menyebabkan penurunan output kerja dan perhatian di dalam
kelas. Wanita yang mengalami dismenore menjadi murung, mudah marah, dan
tidak dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.2
Angka kejadian nyeri haid primer di Indonesia tahun 2018 mencapai
54,89% sedangkan dari sisanya menderita nyeri haid sekunder. Nyeri haid
menyebabkan (14%) remaja putri tidak dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar disekolah. Prevalensi nyeri haid primer di Indonesia cukup tinggi
dengan 60-70% dan (15%) diantaranya mengalami nyeri hebat, yang secara
umum dialami wanita dengan usia remaja sampai dengan dewasa. 5
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan (2017) di Indonesia menunjukkan
bahwa (30%-70%) perempuan mengalami masalah menstruasi, yang dirasakan
nyeri bagian perut bawah dan terasa kram, sekitar (10%-15%) diantaranya
terjadi gangguan saat melakukan aktivitas pekerjaan, sekolah dan di kehidupan
keluarga.6
Dismenore merupakan rasa nyeri pada bagian perut bawah yang
menyerupai kejang, biasanya nyeri ini dimulai 24 jam sebelum haid tiba, dan
berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Pengobatan dengan bahan
alami, tehnik relaksasi nafas dalam, dan massage effleurage abdomen dapat
digunakan sebagai terapi non farmakologois. Manajemen nyeri menggunakan
terapi non farmakologis yang tidak memiliki efek samping. Hal ini disebabkan
terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Terapi massage
effleurage abdomen salah satu cara yang digunakan sebagai manajemen nyeri
non farmakologis.7
3

Terapi massage effleurage abdomen merupakan cara memijat tangan


kaki dan anggota tubuh lain yang mengarah pada titik pusat nyeri. Suatu reaksi
autonomis salah satu organ tubuh terhadap rangsangan disebut refleks. Efek
rangsangan pijatan dibawah ini melalui sistem saraf, sehingga menimbulkan
efek relaksasi. Melalui pijatan ini dapat membantu membuka simpul-simpul
saraf pembuluh darah sehingga menyebabkan aliran darah akan lebih lancar. 8
Penanganan nyeri untuk non farmakologis dapat dilakukan dengan tehnik
massage effleurage abdomen yang dapat digunakan untuk memperlancar
peredaran darah, meningkatkan relaksasi fisik serta menghangatkan otot
abdomen. Tehnik massage effleurage abdomen adalah tehnik relaksasi yang
aman dilakukan santai, bebas biaya dan tidak memiliki efek samping. Tehnik
ini dapat dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan orang lain.9
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari (2019)
mengatakan bahwa terapi massage effleurage memiliki pengaruh dalam
menurunkan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri karena massage
effleurage abdomen dapat meningkatkan sirkulasi darah, memberikan tekanan
dan menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan
mental.10 Hasil penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Zuraida dan Missi
Aslim (2020) menunjukkan bahwa ada pengaruh pijatan massage effleurage
pada saat wanita yang mengalami nyeri menstruasi karena pemijatan ini
memberikan relaksasi yang membuat seseorang menjadi lebih nyaman dan
mengurangi rasa sakit2. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Rusyadi (2020),
mengatakan bahwa pijat massage effleurage sangat menimbulkan efek
relaksasi yang dapat membuat rasa nyeri saat mentruasi berkurang. Kerja dari
teknik massage effleurage ini sendiri dapat membantu menghangatkan tubuh
dan meningkatkan aliran darah serta relaksasi otot-otot yang berkontraksi.11
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Madrasah
Aliyah Alkhairaat Tondo, diperoleh data jumlah siswi keseluruhan sebanyak 30
orang, dengan jumlah hasil wawancara peneliti dengan guru penanggung jawab
UKS di Madrasah siswi kelas X sebanyak 9 orang, XI sebanyak 13 orang, XII
sebanyak 8 orang. Berdasarkan Aliyah Alkairaat Tondo didapatkan keterangan
bahwa terdapat 13 orang dari jumlah siswi yang masuk Usaha Kesehatan
4

Sekolah (UKS) disebabkan karena mengalami nyeri menstruasi dan biasanya


sering izin pulang lebih awal dengan alasan tidak sanggup untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara peneliti dengan 7 orang siswi di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo, 2 orang siswi mengatakan nyeri
menstruasi ringan dengan rasa nyerinya masih dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya, 3 orang siswi mengatakan nyeri sedang namun masih dapat
melakukan aktivitas ringan saja seperti menyapu namun tidak dengan aktivitas
berat dan 2 orang siswi mengatakan nyeri berat dengan rasa nyerinya tidak
dapat melakukan aktivitas sehari-hari selama 2 hari masa menstruasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh massage effleurage abdomen terhadap
penurunan nyeri mentruasi pada remaja putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Massage Effleurage Abdomen
Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo ?”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh Massage Effleurage abdomen terhadap
penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya tingkat nyeri menstruasi sebelum dilakukan tindakan
massage effleurage abdomen pada remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.
b. Teridentifikasinya tingkat nyeri menstruasi sesudah dilakukan tindakan
massage effleurage abdomen pada remaja putri di Madrasah Aliyah
Akhairaat Tondo.
5

c. Teranalisisnya pengaruh massage effleurage abdomen terhadap


penurunan nyeri menstruasi pada Remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau referensi
bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh massage
efleurage abdomen terhadap penurunan nyeri mentruasi, serta dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca yang berkaitan dengan mata
kuliah maternitas.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat
memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya wanita yaitu
mengetahui terapi non farmakologi yang dapat dilakukan secara mandiri
dalam mengurangi nyeri menstruasi
3. Bagi Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
rekomendasi dan bahan masukan bagi sekolah dan tenaga kesehatan
diwilayah kelurahan tondo terutama dalam menyikapi masalah nyeri
menstruasi pada remaja putri. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan pengetahuan lebih banyak kepada seluruh remaja putri
tentang penanganan yang dapat dilakukan dalam mengurangi nyeri
menstruasi di sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Umum Remaja


a. Pengertian remaja
Remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin yaitu adolescare
yang artinya “tumbuh atau berkembang untuk mencapai suatu
kematangan organ reproduksi yaitu perubahan fisik,emosi dan psikis.
Menurut dataBadan Kesehatan Dunia (WHO), batasan usia remaja
adalah 12 hingga 24 tahun. Menurut data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI) Remaja berusia 10-19 tahun dan belum
menikah. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) adalah 10 sampai dengan 19 tahun.12
b. Perkembangan dan Karakteristik Remaja
Berdasarkan kesehatan reproduksi remaja, maka perlunya
mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinnya. Berdasarkan sifat
dan ciri perkembangannya, pembagian remaja terbagi tiga tahap masa
(rentang waktu) yaitu:12
1) Masa remaja awal (10-12 tahun)
a) Dekat dengan teman sepermainan
b) Ingin merasakan kebebasan
c) Mulai memperhatikan keadaan tubuh
d) Berfikir secara abstrak
2) Masa remaja pertengahan (13-15 tahun)
a) Mulai mencari jati diri
b) Mulai tertarik kepada lawan jenis
c) Memiliki perasaan yang dalam
d) Mampu mengembangkan keterampilan berpikir abstrak

6
7

3) Berkhayal mengenai fantasi seksual Masa remaja akhir (16-19


tahun)
a) Kebebasan berekspresi
b) Temukan teman dengan lebih efektif
c) Memiliki citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri
d) Dapat mewujudkan perasaan cinta
e) Kemampuan berfikir khayal atau abstrak.12
c. Perubahan Fisik Pada Remaja
Ciri-ciri perubhan tubuh pada masa remaja dapat dibedakan dengan ciri
kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
1) Ciri-ciri Kelamin Primer
Organ reproduksi pada laki-laki (testis) akan berfungsi
menghasilkan hormon testosterone. Testoterone berfungsi
menstimulasi testis untuk menghasilkan sperma. Hormon estrogen
dan progesteron mulai diproduksi oleh ovarium pada wanita.
Hormon ini akan mempengaruhi perkembangan pada organ
reproduksi wanita. Selain itu dapat mempengaruhi proses ovulasi
(proses pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari
ovarium).12
2) Ciri-ciri Kelamin Sekunder
Terjadinya mentruasi menandakan pada organ reproduksi
yang telah aktif pada wanita. Setelah memasuki masa pubertas,
indung telur (ovarium) pada wanita mlai aktif dan mampu
menghasilkan sel telur (ovum).
Dari anak-anak hingga dewasa (pubertas), struktur tubuh
remaja akan mengalami perubahan. Dalam kurun waktu tersebut,
tubuh mengalami perubahan yang sangat pesat yang disertai
dengan berbagai perubahan, diantaranya pertumbuhan alat
reproduksi (alat kelamin) hingga kematangan yang ditunjukkan
dengan kemampuan melakukan fungsi reproduksi. Datangnya haid
pertama (menarche) pada wanita merupakan salah satu tanda
kematangan organ reproduksi.
8

Memasuki usia remaja hormon estrogen dan progesteron


mulai berperan aktif pada diri remaja wanita ditandai dengan mulai
tumbuhnya payudara, pinggul mulai lebar dan membesar.
Disamping itu akan tumbuh rambut-rambut haus pada ketiak dan
bagian kemaluan. Datangnya mentruasi pertama (menarche)
berbeda-beda pada setiap remaja, beberapa faktor yang
menyebabkan perbedaan tersebut. Pada umumnya remaja putri
akan mendapatkan mentruasi pertama di usia 9-10 tahun, namun
ada juga pada usia 14 tahun. Akan tetapi umunya menstruasi terjadi
pada usia sekitar 12 tahun.12
d. Perubahan Psikologis Pada Remaja
Perubahan yang berkaitan dengan psikologis pada remaja adalah
sebagai berikut :
1) Perubahan Emosi
a) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi
b) Bereaksi bahkan agresif pada gangguan dan rangsangan yang
mempengaruhinya
c) Cenderung tidak memiliki orang tua dan lebih memilih pergi
bersama teman sebayanya.12
2) Perubahan Intelegensia
a) Mengembangkan pikiran yang abstrak sehingga dapat
memberikan kritikan.
b) Kecenderungan ingin mencoba hal baru.12

2. Tinjauan Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah proses pelepasan dari dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan adanya perdarahan yang terjadi
berulang kali dalam setiap bulannya (kecuali terjadi pembuahan). Haid
yang berulang sekali dalam setiap bulan yang disebut siklus mentruasi.
Menstruasi pertama (menarche) wanita muda biasanya terjadi pada usia
11 tahun. Mentruasi merupakan perdarahan periodik yang disebabkan
9

karena menurunnya kadar hormon estrogen dan progesteron


menyebabkan endometrium yang membengkak dan mati karena tidak
terjadi pembuahan. Peningkatan hormon prostaglandin akan
menyebabkan kontraksi pada uterus.13
Awal siklus mentruasi dapat dihitung dari perdarahan awal, dan
berakhir sesudah siklus mentruasi berikutnya. Biasanya siklus
mentruasi terjadi 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang mempunyai
siklus mentruasi 28 hari. Jarak terjauh antar siklus, biasanya sesudah
menarche dan sebelum menopause.13
b. Hormon yang Mempengaruhi Mentruasi
1) Estrogen
Estrogen diproduksi didalam ovarium, hormon yang paling
utama dari bagian hormon estrogen yaitu estradiol, hormon ini
berperan dalam pengaturan siklus mentruasi. Hormon estrogen
dapat digunakan untuk membentuk tanda perubahan seksual
wanita, yaitu pertumbuhan payudara, bentuk tubuh, rambut
kemaluan dan lain-lain. Hormon estrogen dapat menjaga keadaan
serviks dan cairan vagina dengan membentuk ketebalan
endometrium, sehingga berguna dalam siklus mentruasi. Oleh
karena itu, selain dalam membantu mengatur suhu (sistem saraf
pusat/otak) juga membantu untuk penetrasi sperma.13
Estrogen diproduksi oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium, sementara sejumlah kecil estrogen diproduksi di kelenjar
adrenal melewati konversi hormon androgen. Estrogen
menyebabkan hyperplasia endometrium, pelunakan serviks dan
penebalan mukosa serviks, hyperplasia epitel vagina, serta
merangsang pertumbuhan payudara serta estroen juga berfungsi
dalam mengatur penyaluran lemak didalam tubuh.13
2) Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum, beberapa di
anatranya dirpoduksi di kelenjar adrenal, dan selama kehamilan,
juga diproduksi diplasenta. Progesteron mempertahankan
10

ketebalan endometrium untuk menerima perlekatan zigot. Tingkat


progesteron dipertahankan selama trimester pertama sampai
plasenta dapat memproduksi hormon Human Chronic
Gondotropin (HCG). Progesteron mengakibatkan perubahan
sekresi diendometrium (fase sekresi), yang membuat
endometrium dalam kondisi terbaiknya jika terjadi implantasi.13
3) Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
GnRH adalah hormone yang diproduksi didalam
hipotalamus yang merangsang kelenjar ptuitari untuk melepaskan
Follicle Stimulating Hormon (FSH), ketika kadar hormon
estrogen tinggi, estrogen dapat memberikan rangsangan ke
hipotalamus sehingga menurunkan kadar GnRH, begitu pula
sebaliknya. Hormon ini diproduksi dibagian sistem saraf dan
dilepaskan untuk merangsang hipofisis anterior yang dapat
memproduksi dan melepaskan hormone GnRH.13
4) Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Menanggapi GnRH, hormon ini diproduksi di sel basal
kelenjar hopofisis anterior, yang memicu pertumbuhan dan
pematangan folikel ovarium wanita dan sel granulosa (pria:
memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya
berkala/berdenyut, waktu eliminasi pendek (sekitar 3 jam), dan
biasanya tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh
mekanisme umpan balik yang refatif oleh enzim penghambat sel
granulosa ovarium.13
5) Luteinizing Hormon (LH)
Hormon ini diproduksi di sel kromosom kelenjar
hipofisis, LH menyebabkan perkembangan folikel (sel membran
dan sel granulosa) dan memicu ovulasi selama siklus (lonjakan
LH). Peningkatan LH selama fase luteal, dapat meningkatkan dan
mempertahankan fungsi dari luteum pascaovulasi. Pelepasan
berkala/pulsatif, tingkat didalam darah berubah dengan setiap
11

tahap siklus, dan waktu eliminasi sangat singkat (sekitar 1 jam).


Pada pria LH memicu testosteron dalam sel stroma testis.13
6) Lactotropic Hormon (LTH)/ Prolactin
Prolaktin yang di produksi juga terletak dibagian hipofisis
anterior, yang mempunyai aktivitas pada kelenjar payudara untuk
merangsang produksi dan sekresi air susu. Di ovarium, hormon
prolaktin berpengaruh terhadap pematangan sel telur dan
memengaruhi fungsi korpus luteum. Selama kehamilan, plasenta
juga mengeluarkan prolactin (Human Pkacenta Lactogen / HPL),
dan fungsi laktasi/ prolaktin dari prolaktin muncul terutama
selama menyusui / pascapartum. Prolaktin juga memiliki efek
penghambatan terhadap GnRH di hipotalamus, sehingga jika
kadar prolaktin terlalu tinggi (terlalu banyak prolaktin) akan
terjadi gangguan maturasi folikel, gangguan ovulasi dan
gangguan menstruasi berupa amenorrhea.13
c. Siklus Menstruasi
1) Siklus Endometrium
a) Fase Menstruasi
Fase menstruasi akan dirasakan oleh setiap wanita setiap
bulannya. Fase mentruasi selalu dinanti oleh wanita karena
melalui fase ini wanita akan dikatakan produktif, meskipun
datang bulannya akan merasa kurang nyaman ketika melakukan
berbagai macam aktivitas. Ketidaknyamanan ini biasanya terjadi
pada hari pertama dan hari kedua, disebabkan pada awal
mentruasi terjadi peningkatan perdarahan dan pengumpalan
darah akan keluar. Endometriosis akan terlepas dari dinding
uterus perdarahan. Fase ini biasanya berlangsung secara
(rentang 3-6 hari). Kadar estrogen, progesteron, LH (lutenizing
hormon) pada awal mentruasi akan menurun, sedangkan siklus
dan kadar FSH (folikel stimulating Hormon) baru akan mulai
meningkat.13
12

b) Fase proliferasi
Proses pembentukan dan pematangan ovum terjadi
dalam fase ini. Fase proliferasi adalah siklus mentruasi dengan
periode pertumbuhan yang cepat dan terjadi pada hari ke-5
sampai hari ke-14. Endometrium bertumbuh menjadi tebal 3,5
mm. Menjelang perdarahan berhenti aatau sekitar 4 hari
permukaan pada endometrium akan kembali normal.

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi (Lorita 2017)


c) Fase Sekresi/Luteral
Fase sekresi berlangsung saat terjadi ovulasi hingga tiga
hari sebelum periode mentruasi berikutnya. Endometrium akan
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru
pada akhir fase sekresi. Wanita akan lebih sensitif pada fase ini
pasca ovulasi yang disebabkan meningkatnya hormon
reproduksi (FSH,LH estrogen dan progesteron). Pre menstruasi
syndrome (PMS) akan dialami setiap wanita pada fase ini,
setelah gejala PMS beberapa hari kedepan kemudian lapisan
dinding rahim akan luruh kembali.13
d) Fase iskemi/premenstrual
Korpus luteum yang akan mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron mengalami penyusutan apabila tidak
terjadi pembuahan dan implantasi. Penyusutan kadar estrogen
dan progesteron yang cepat, arteri spinal berkontraksi, sehingga
13

menyebababkan aliran adarah menuju endometrium fungsional


berhenti dan terjadi nekrosis. Perdarahan mentruasi dimulai dari
lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal.
2) Siklus Ovarium
Meningkatnya kadar estrogen dapat menghambat
pengeluaran Folicle Stimulating Hormon (FSH), dan kelenjar
hipofisis mengeluarkan Lutenizing Hormon (LH) yang disebut
ovulasi Pelepasan oosit sekunder dari folikel dipengaruhi oleh
penigkatan kadar LH. Pengaruh dari FSH dan estrogen sebelum
ovulasi, 1-30 folikel mulai matur. Peningkatan LH mempengaruhi
folikel tertentu sebelum terjadinya ovulasi. Folikel yang terpilih,
oosit matur (folikel degraaf) terjadinya ovulasi sisa korpus gluteum
akan mencapai aktivitas fungsionalnya pada hari ke 8 sesudah
terjadinya ovulasi dan mengeluarkan hormon estrogen dan
progsteron. Korpus gluteum dan kadar hormon progesteron akan
berkurang, sehingga lapisan endometrium tidak dapat bertahan dan
akan terlepas.13
d. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya mentruasi
1) Faktor Hormon
Hormon yang mempengaruhi terjadinya menstruasi pada
wanita yaitu:14
a) Folicle Stimulating Hormon (FSH) dihasilkan oleh hipofisis
b) Ovarium yang menghasilkan hormon estrogen
c) Luteinizing Hormon dihasilkan oleh hipofisis
d) Hormon progesteron yang di buat oleh ovarium.
2) Faktor Enzim
Enzim hidrolik ada pada endometrium akan menghancurkan
sel yang berfungsi pada sistem protein, yang dapat mempengaruhi
proses metabolisme dan menyebabkan degenerasi pada
endometrium dan perdarahan.14
14

3) Faktor Vaskular
Fase proliferasi terjadi akibat terbentuknya sistem
vaskularisasi dilapisan fungsional pada endomerium, degenerasi
endometrium menyebabkan terkumpulnya vena serta saluran yang
menghubungkannya dengan arteri, sehingga terjadi nikrosis serta
pembekuan darah di arteri maupun vena.14
4) Faktor Prostaglandin
Prostaglandin E2 dan F2 terkandung di dalam endometrium
dan kan mengalami disintegrasi, prostaglandin akan terlepas. Faktor
yang dapat membatasi perdarahan pada saat mentruasi yang
disebabkan karena adanya kontraksi myometrium.14
3. Tinjauan Tentang Nyeri
a. Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan pada jaringan, baik aktual maupun
potensial yang dapat diilustrasukan dalam sebuah kerusakan pada
bagian yang di maksud. Meskipun kenyerian merupakan suatu
sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional yang
dapat digambarkan dalam bentuk penderitaan.15
b. Fisiologi Nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel
yaitu nosisepsi, sentisisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi
sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan
inhibisi antara stimulus cedera pada jaringan dan pengalaman
subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri yaitu :15
1. Tranduksi yaitu suatu proses dimana akhiran saraf aferen
menerjemahkan stimulus (seperti tusukan jarum) kedalam
impuls nosieptif.
2. Transmisi yaitu suatu poses dimana impuls disalurkan menuju
kornu dorsalis medula spinalis, kemudian sepanjang traktus
sensorik menuju ke otak. Neuron aferen primer merupakan
pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimia
15

kemudian berakhir di kornudorsalis medula spinalis dan


selanjutnya berhubungan dengan banyak neuron spinal.
3. Modulasi yaitu proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri
(pain related neural signals). Proses ini terjadi di kornu
dorsalis medula spinal, dan mungkin juga terjadi di level
lainnya. Serangkaian reseptor opoid seperti mu, kappa dan
delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosseptif
juga mempunyai jalur desending yang berasal dari korteks
frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah
(midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya menuju
medula spinalis. Hasil dari proses inhibisi desenden ini
adalah pennguatan atau bahkan penghambatan (blok) sinyal
nosiseptif dan kornu dorsalis.
4. Persepsi nyeri yaitu kesadaran akan nyeri itu sendiri. Persepsi
merupakan hasil dari interaksi proses transduksi, transmisi,
modula, aspek psikologis dan karakteristik individu lainnya.
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berperan sebagai
penerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan
sebagai reseptor adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespon hanya terhadapstimulus kuat yang secara potensial
dapat merusak.
c. Penilaian Intensitas Nyeri
Penilaian nyeri lengkap dapat dibedakan antara nyeri
nosiseptik (somatik dan visera) dan nyeri neuropatik yaitu
1. Nyeri somatik dapat dideskripsikan sebagai nyeri tajam,
panas atau menyengat yang dapat ditunjukkan lokasinya
2. Nyeri visera dideskripsikan sebagai nyeri tumpul, kram
atautidak dapat terlokalisir yang dapat disertai dengan
adanya nyeri tekan lokal, nyeri alih, mual, berkeringat serta
perubahan kardiovaskular
3. Nyeri neuropatik yaitu rasa nyerinya seperti terbakar,
tertembak, atau tertusuk.16
16

4. Tinjauan Dysmenorrhea (Nyeri Haid)


a. Pengertian Dismenore
Wanita kadang mengalami nyeri pada saat menstruasi. Intensitas
rasa nyeri yang beragam, mulai nyeri ringan sampai yang berat,
keadaan ini disebut dengan dismenore, yaitu kondisi nyeri begitu
terasa sehingga bisa menghambat kegiatan sehari-hari. Dismenore
merupakan keadaan simptomatik dengan gejala seperti nyeri abdomen,
kram, serta nyeri pada punggung. Gejala gastrointestinal : mual,
muntah dan diare bisa terjadi pada saat menstruasi.17
Dismenore merupakan nyeri menusuk yang dirasakan diperut
bagian bawah dan paha, ketidakseimbangan hormon progesteron
dalam darah sehingga menimbulkan rasa nyeri. Sebagian wanita dan
remaja putri akan merasakan gangguan pada saat menstruasi seperti
nyeri dengan beberapa tingkatan yang dialami, mulai dari yang pegal
dipanggul bagian dalam sampai perasaan nyeri yang hebat. Hal ini
terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi, rasa nyeri didapat
menurun sesudah keluarnya darah yang cukup banyak.17
b. Klarifikasi Dismenore
Klarifikasi dismenore dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Dismenore Primer
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih
seiring dengan bertambahnya waktu, setelah hormon tubuh stabil
atau letak rahim berubah setelah menikah dan melahirkan. Nyeri
haid merupakan hal yang biasa, tetapi akan berlebihan bila
dipengaruhi oleh faktor psikologis dan fisik, (seperti stres, syok,
penyempitan darah, penyakit kronis, kekurangan darah, dan
penurunan kondisi fisik).14
2) Dismenore Sekunder
Nyeri haid sekunder biasanya baru terlihat kemudian, jika
terdapat penyakit atau kelainan yang menetap, seperti infeksi
rahim, mempengaruhi organ dan jaringan disekitarnya.14
17

c. Penyebab Dismenore
1) Penyebab Dismenore Primer
a) Faktor Endokrin
Faktor endokrin merupakan faktor yang menjadi akibat
kontraksi uterus yang kuat, dimana ketika endometrium pada
sekresi memproduksi prostaglandin yang mengakibatkan
terjadinya kontraksi otot polos, peningkatan prostaglandin
dalam jumlah yang besar dapat memicu timbulnya gejala lain
seperti nausea (muntah dan diare).
b) Faktor Konstituasi
Faktor ini yang erat hubungan dengan faktor kejiwaan
sebagai penyebab timbulnya keluhan nyeri haid primer, karena
faktor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
Seperti anemia, seperti penyakit menahun dan sebagainya
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya nyeri.
c) Kelainan Organik
Seperti retrofleksi uterus (posisi uterus abnormal),
hypoplasia uteru (perkembangan rahim yang tak lengkap),
obstruksi saluran serviks (obstruksi jalan lahir), mioma
submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan
otot) dan polip endometrium
2) Penyebab Dismenore Sekunder
Nyeri haid sekunder dapat disebabkan oleh :
a) Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (intrauterine
contraceptive devices)
b) Terdapat endometrium selain dirahim (Adenomyosis)
c) Tumor jinak rahim terdiri atas jaringan otot (uterine myoma)
d) Kista ovarium (ovariancysts)
e) Penyakit radang panggul kronis
d. Tanda dan Gejala Dismenore
Gejala dismenore antara lain ketidakteraturan nyeri diperut
bagian bawah, nyeri hebat dan keram, yang biasanya menyebar
18

kepunggung dan pangkal paha hingga ke kaki, selangkangan dan fufa


(bagian luar alat kelamin wanita). Nyeri dimulai sebelum atau selama
nyeri menstruasi, mencapai puncaknya dalam 24 jam dan menghilang
setelah 2 hari. Gejala ini termasuk kecemasan, depresi, mudah
tersinggung, sulit tidur, kelelahan, kelemahan, dan terkadang suasa hati
berubah dengan cepat. Selain itu, terdapat ketidaknyamanan fisik
seperti nyeri pada payudara atau bengkak, perut kembung, sakit
kepala, nyeri sendi, nyeri punggung, mual, muntah, diare atau sembelit
dan masalah kulit seperti jerawat.18
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer Yaitu:19
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dismenore yaitu stress,
frekuensi dismenore, factor umur, status gizi, siklus mentruasi, lama
menstruasi dan kondisi badan sebelum mentruasi.20
f. Faktor Resiko Terjadinya Dismenore Primer
Dismenore primer ini sendiri sering terjadi dikalangan remaja dari
derajat kesakitan yang rendah sampai derajat kesakitan yang
mengganggu aktivitas belajar sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar karena dismenore primer ini. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor. Terdapat beberapa resiko yang berpengaruh terhadap
munculnya dismenore primer pada wanita yang mengalami menstruas,
yaitu menarche dini dengan usia <11 tahun, jarang atau tidak pernah
berolahraga, siklus dan lama haid lebih dari normal (7 hari), riwayat
keluarga, stres, kebiasaan lainnya seperti mengonsumsi makanan cepat
saji, merokok dan mengonsumsi alkohol.19
g. Patofisiologi Terjadinya Dismenore Primer
Patofisiologi terjadinya dismenore primer di karenakan adanya
kondisi hiperaktif miometrium bersama dengan adanya iskemia uterus.
Prostaglandin memiliki peran besar dalam hiperaktivitas miometrium.
Mekanisme lain seperti adanya hormon ovarium, faktor serviks,
vasopresin dan faktor psikologis juga berperan dalam pelepasan
prostaglandin, namun penyebab nyeri juga dapat disebabkan langsung
oleh faktor miometrium dan aliran darah.
19

Prostaglandin merupakan salah satu faktor yang sering dibahas


sebagai dalang rasa sakitnya menstruasi, dengan faktor lainnya yaitu
aktivitas miometrium, aliran darah uterus, steroid ovarium, hormon
hiofisis posterior, faktor serviks, saraf psikologis. Sebagian besar faktor
tersebut akhirnya menyebabkan kondisi hiperaktivitas uterus.21
h. Tingkat Nyeri Menstruasi
Skala Intensitas Numerik ini telah beberapa kali digunakan dalam
menilai derajat nyeri. Penderita akan menilai rasa nyerinya dengan
menggunakan skala ini dari 0-10. Skala ini paling efektif dan mudah
untuk digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah
diberikan tindakan.22
Keterangan :
0 (Tidak Nyeri) = Tidak ada keluhan nyeri menstruasi
1-3 (Nyeri Ringan) = Terasa nyeri atau kram pada bagian perut bawah,
masih dapat ditahan, masih dapat beraktivitas,
masih bisa berkonsentrasi belajar.
4-6 (Nyeri Sedang) = Terasa nyeri atau kram pada bagian perut bawah,
nyeri menyebar ke pinggang, kurang nafsu
makan, aktivitas dapat terganggu, sulit
berkonsentrasi belajar.
7-9 (Nyeri Berat Terkontrol) = Terasa nyeri atau kram berat pada perut
bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, paha, dan punggung, tidak ada
nafsu makan, mual, badan lemas, tidak
kuat beraktivitas, tidak berkonsentrasi
belajar.
10 (Nyeri Berat Tidak Terkontrol) = Terasa nyeri atau kram berat pada
perut bagian bawah, nyeri
menyebar kepinggang, kaki, dan
punggung, tidak mau makan, mual,
muntah, sakit kepala, badan tidak
ada tenaga, tidak dapat
20

beraktivitas, terkadang sampai


pingsan.
i. Dampak Nyeri Menstruasi
Nyeri menstruasi (Dismenore) memiliki dampak yang cukup besar
bagi kualitas hidup seseorang seperti terganggunya kegiatan sehari-
hari, tidak dapat mengikuti pelajaran disekola, cemas yang berlebihan
hingga gangguan endometrium. Gangguan seperti ini jika tidak
ditangani akan berdampak serius seperti kemandulan, kista serta
infeksi.23
j. Penatalaksanaan Dismenore
1) Menggunakan terapi farmakologi untuk mengobati dismenore
beberapa solusi obat yang dapat dignnakan antara lain :
a) Obat Anti Inflamasi
Pengobatan utama untuk dismenore yaitu obat anti
inflamasi nonstreoid (NSAID), contohnya : ibuprofen atau
naproxen. Obat ini bekerja dengan cara mencegah tubuh
memproduksi prostaglandin dan mengurangi pembekuan
darah dalam rahm.
b) Terapi Suplemen
Terapi suplemen yang digunakan dapat meningkatkan
konversi asam lemak esensial menjadi seri 1 anti inflamasi
dari prostaglandin. Suplemen yang bisa meningkatkan
konversi tersebut : Magnesium, vitamin B6, zink, niasim dan
vitamin C.
2) Penanganan nyeri haid dengan pendekatan non farmakologi
a) Relaksasi
ketegangan otot, ansietas dan nyeri adalah perasaan
yang tidak nyaman. Tehnik reklasasi ini meliputi meditasi,
yoga dan musik. Menggunakan tehnik reklasasi tidak berarti
bahwa rasa sakit itu tidak nyata, tetapi ini dapat mengurangi
rasa takut atau kecemasan yang terkait dengan rasa sakit
dengan cara yang tidak berdampak negatif.
21

b) Imagimery
Metode ini menggunakan memori tentang peristiwa
yang menyenangkan atau mengembangkan pemikiran untuk
mengurangi nyeri.
c) Massage effleurage abdomen
Massage effleurage abdomen dianggap membantu
dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri dengan
meningkatkan aliran darah yang sakit, merangsang reseptor
sensorik dikulit dan otot dibawahnya. Massage dilakukan
selama 15-20 menit atau setiap waktu dirasakan nyeri. Salah
satu tehnik massage effleurage abdomen yaitu effleurage
Massage effleurage mampu menurunkan nyeri dengan
merangsang kulit (serabut taktil) yang dapat memblokir
sumber nyeri dari beberapa bagian tubuh.
d) Distraksi
Tehnik distraksi merupakan pengalihan perhatian dari
hal yang menyebabkan nyeri, seperti bernyanyi, berdoa,
menggambar atau berfoto, mendengarkan musik dan bermain
sebuah permainan.24
e. Pencegahan Dismenore
Pencegahan yang dapat dilakukan mandiri oleh penderita nyeri
dismenore, yaitu dengan meperhatikan pola siklus haidnya dan juga
melakukan langkah-langkah antisipasi agar tidak mengalami nyeri
haid. Langkah-langkah tersebut yaiu :24
1) Hindari stres
Menghindari stres dengan cara menghilangkan pikiran-pikiran
negatif yang dapat menimbulkan ansietas.
2) Mengkonsumsi makanan yang bergizi
3) Istirahat yang cukup, menjaga kondisi tubuh dengan tidur yang
cukup yaitu 6-8 jam
4) Konsumsi makanan dan minuman tinggi kalsium
5) Melakukan olahraga secara teratur minimal 15 menit setiap hari.
22

f. Skala Pengukuran Nyeri


Intensitas nyeri merupakan gambaran mengenai seberapa besar
nyeri yang dirasakan oleh seseorang. Individu merupakan penilai nyeri
terbaik, sehingga harus dideskripsikan dan dievaluasi. Penggunaan
tingkat atau derajat nyeri merupakan cara yang sederhana Untuk
menentukan derajat nyeri. Beberapa skala menggunakan rentan 0-10
dengan 0 berarti “tidak adanya nyeri” dan angka tertinggi menandakan
“rasa nyeri terburuk yang mungkin dialami individu”.25
1) Face Pain Scale (FPS)

Gambar 2.2 Face Pain Scale (FPS)


Sumber : Smeltzer (2010)
2) Numeric Rating Scale (NRS)
Numeric Ratin Scale dapat digunakan untuk menilai
intensitas dan membuka kesempatan klien untuk menentukan
tingkat keprahan nyeri. Krebs (2007) mengkategorikan : skor
NRS 0 (tidak ada nyeri), 1-3 (nyeri ringan), 4-6 (nyeri sedang),
dan 7-9 (nyeri berat terkontrol),10 (nyeri berat tidak terkontrol)

Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS)


Sumber : Krebs (2017)
3) Verba Rating Scale (VRS)
Verba Rating Scale merupakan alat ukur yang
menggunakan kata sifat untuk mendeskripsikan skala nyeri dari
“tidak nyeri” hingga “nyeri hebat”. Nilai VRS memberikan angka
disetiap kata sifat berdasarkan tingkat nyerinya.26
23

Gambar 2.4 Verbal Rating Scale


Sumber : (Potter & Perry, 2005)
4) Visual Analog Scale (VAS)
Visual Analog Scale merupakan skala nyeri yang
berbentuk garis lurus yang mempresentasikan skala nyeri secara
teratur dan memiliki deskripsi verbal disetiap titik ujungnya.26
Tidak Nyeri Nyeri
Sangat Hebat

Gambar 2.5 Visual Analog Scale (VAS)


Sumber : (Potter & Perry, 2005)
5. Tinjauan Umum Massage Effleurage Abdomen
a. Pengertian Massage effleurage abdomen
Massage effleurage abdomen adalah terapi nyeri yang mudah
dilakukan dengan menggunakan tekanan yang lembut untuk menahan,
menggosok, atau meremes bagian tubuh yang nyeri27. Massage
effleurage abdomen adalah tindakan dengan melakukan tekanan pada
jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan
gerakan serta perubahan posisi sendi sehingga dapat meredakan nyeri,
membuat reklasasi, dan memperbaiki sirkulasi.27
b. Manfaat Massage effleurage Abdomen
1) Sistem Saraf
Sistem saraf dipengaruhi oleh efek pijatan yang terasa
sangat nyaman dan mampu menanggapi suatu rangsangan.
Gangguan seperti kesulitan tidur, ketegangan otot, nyeri kepala
serta keadaan lainnya disebabkan stress yang merespon tenaga
pemulihann. Efek massage pada syaraf dapat memberikan
stimulasi dan peningkatan kerja otot, pembuluh darah dan
kelenjar yang diatur oleh otot-otot tersebut.
24

2) Sistem Otot
Terdapat banyak manfaat yang diperoleh sistem otot. Otot
membutuhkan keseimbangan dalam kondisi rileks atau ketika
mengalami kontraksi. Gerakan massage mampu mengendurkan
dan meregangkan otot sehingga mengurangi ketegangan.
3) Sistem Sirkulatori
Sistem sirkulatori juga memperoleh manfaat massage.
Massage mampu menurunkan tenaga pada pembuluh darah arteri
dan vena,sehingga dapat membantu memperlancar sirkulasi
didalam tubuh.
4) Sistem Reproduktif
Sistem reproduktif juga mengalami perbaikan, massage
abdominal dan massage punggung dapat membantu mengurangi
masalah menstruasi, seperti tingkat rasa sakit, menstruasi yang
tidak teratur, PMS (pre menstruasi sindrom), dan gejala-gejala
menopause.27
c. Tehnik Massage Effleurage abdomen
1) Pengertian Tehnik Massage Effleurage abdomen
Massage Effleurage abdomen adalah bentuk massage
abdomen dengan menggunakan telapak tangan dengan
memberikan tekanan lembut keatas permukaan perut dengan arah
sirkular berulang. Kata “Effleurage” berasal dari bahasa perancis
“effleurer” yang berarti “stroke”, atau “skim over” (Priyonoadi,
2011). Effleurage (gosokan) merupaka suatu gerakan dengan
menggunakan seluruh permukaan telapak tangan melekat pada
bagian tubuh yang akan diberikan pijatan. Bentuk telapak tangan
dan jari-jari akan menyesuaikan dengan bagian tubuh yang
dipijat.28
Massage Effleurage abdomen yaitu tehnik dengan
melakukan pemijatan berupa usapan dengan gerakan yang
lembut, pelan dan tidak terputus. Tehnik ini menimbulkan
perasaan nyaman sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang,
25

tehnik ini tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan


secara mandiri. Tehnik Effleurage abdomen yaitu keadaan dimana
klien dalam posisi setengah duduk atau terlentang, kemudian
letakkan kedua telapak tangan pada abdomen digerakkan
melingkar menuju simpisis dari arah pusat.28
2) Tehnik massage effleurage abdomen menggunakan dua tangan
Tehnik ini dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan
kedua telapak tangan dengan melakukan usapan ringan, lembut
dan konstan/berkesinambungan dengan cara melingkari bagian
abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simpisis
pubis, mengaruh kesamping perut menuju kefundus uteri kemudin
turub ke umbilicus dan kembali ke abdomen bagian bawah.
3) Tehnik message effleurage abdomen menggunakan satu tangan
Tehnik ini dapat digunakan dengan bantuan orang
lain(keluarga atau petugas kesehatan) dengan menggunakan ujung
jari tangan melakukan usapan pada abdomen, secara ringan, tegas,
berkesinambungan dan lembut membentuk pola gerakan seperti
angka delapan.

Gambar 2.6 Tehnik Massage Effleurage abdomen


4) Mekanisme Massage Effleurage Abdomen
Mekanisme penghambatan nyeri degan message
effleurage abdomen berdasarkan Gate Control Theory.
Berdasarkan teori terebut stimulus serabut taktil kulit akan
menghambat sinyal nyeri dari bagian tubuh yang sama atau
bagian yang lain. Message effleurage abdomen berfungsi untuk
meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan, menghangatkan
26

otot abdomen dan menigkatkan relaksasi fisik dan mental.


Stimulasi taktil dengan message effleurage abdomen
menghasilkan pesan yang dikirim melalui serabut saraf yang
besar (serabut A Delta). Serabut A delta akan menutup
rangsangan sehingga cortex cerebri tidak menerima pesan nyeri,
hal ini disebabkan karena pesan nyeri telah di blokir oleh couter
stimulasi dengan message effleurage abdomen persepsi berubah,
karena serabut dipermukaan kulit (cutaneus). Message effleurage
abdomen ini menyebabkan distraksi dan menurunkan transmisi
sensorik stimulasi dari dinding abdomen sehingga mengurangi
ketidak nyamanan pada bagian yang sakit.
B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pengaruh massage effleurage abdomen terhadap


penurunan nyeri menstruasi pada remaja di Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo adalah sebagai berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen


Pemberian Massage Tingkat nyeri menstruasi
Effleurage abdomen
Gambar 2.7 Kerangka Konsep

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah


Ha : Ada pengaruh Massage Effleurage abdomen terhadap penurunan nyeri
menstruasi pada remaja putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan eksperimental yaitu untuk


mengetahui pengaruh massage effleurage abdomen terhadap penurunan tingkat
nyeri mentruasi remaja putri dengan desain Rancangan pre Eksperimental, one
Group Pretest-Postest, rancangan penelitian ini menggunakan satu kelompok
subjek yang diberikan suatu intervensi tertentu untuk diamati hasilnya dan
dibandingkan dengan keadaan setelah diberikan intervensi. Efektivitas
perlakuan ini dinilai dengan cara membandingkan nilai pre test dengan post
test.29

Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

pretest X postest

A B

Gambar 3.1 Rancangan Metode Penelitian

Keterangan :
A : Pengukuran tingkat nyeri mentruasi sebelum diberikan perlakuan
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)
X : Pemberian Massage effleurage abdomen
B : Pengukuran tingkat nyeri menstruasi setelah diberikan perlakuan
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) setelah diberikan Massage
Effleurage abdomen
Sebelum dilakukan intervensi, peneliti terlebih dahulu melakukan
pretest untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri mentruasi responden
setelah itu dilakukan intervensi berupa massage effleurage abdomen, setelah
diberikan massage effleurage abdomen, kemudian dilakukan posttest dengan
mengukur kembali tingkat nyeri mentruasi responden.

27
28

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
2. Waktu Penelitian
penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 April sampai dengan 18 Mei
tahun 2022
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah umum yang terdiri dari objek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang kemudian dipahami dan kemudian diberikan kesimpulan30. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswi di Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo yaitu sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi di sebut sampel. Tehnik pengambilan sampel di lakukan dengan
menggunakan non propability sampling dengan tehnik total Sampling.
Tehnik total Sampling adalah tehnik penarikan sampel yang didasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu yang telah di tetapkan oleh peneliti.
Sampel dalam penelitian harus menerima kriteria inklusi dan
ekslusi untuk dapat ikut dalam penelitian, sampel inklusi dan ekslusi
dalam penelitian ini sebagai berikut:31
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah
1) Remaja putri Madrasah Aliyah Alkhairat Tondo yang mengalami
menstruasi
2) Remaja putri yang mengalami dismenore primer
3) Remaja putri yang memiliki siklus menstruasi normal (28-30 hari)
4) Remaja putri yang memiliki riwayat disminore 3 bulan terakhir
5) Remaja putri yang bersedia menjadi responden
29

b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri anggota populasi yang tidak
dapat dijadikan sebagai sampel penilitian. Kriteria ekslusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Remaja putri yang menggunakan terapi farmakologi saat
menstruasi
2) Remaja putri yang memiliki luka, penyakit kulit, tumor, lebam
pada daerah yang akan di Massage Effleurage Abdomen
3) Remaja putri yang mengalami gangguan sensasi seperti penurunan
sensasi atau hiperanastesia
D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (variabel independen)


Vaiabel yang mempengaruhi untuk menciptakan suatu dampak pada
dependen variabel. Pengertian lain adalah variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbunya variabel dependen (terikat), disebut juga variabel
bebas.31variabel bebas dalam penelitian ini adalah massage effleurage
abdomen.
2. Variabel Terikat (variabel dependen)
Variabel respon atau output. Variabel yang muncul sebagai akibat dari
matipulasi suatu variabel independen.31 Dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah penurunan nyeri menstruasi (dismenore) pada remaja
putri.
E. Definisi Operasional

1. Tehnik Massage Effleurage abdomen


Definisi : Tehnik Massage Effleurage abdomen merupakan pemijatan
berupa usapan lembut dan ringan yang dilakukan dibagian abdomen.
Pemijatan ini dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) selama 2 hari.
Tehnik ini menimbulkan efek reklasasi sehingga diharapkan dapat
mengurangi rasa nyeri dan tidak memiliki efek samping
Alat ukur : SOP (Standar Operasional Prosedur)
2. Nyeri Menstruasi
30

Definisi : Intensitas dismenore dalam penelitian ini adalah nyeri menusuk


yang terasa diperut bagian bawah dan paha saat menstruasi
Cara ukur : Lembar observasi yang berisi pemeriksaan Numeric Rating
Scale (NRS) dengan skala 0-10
Alat ukur : Mengisi lembar observasi
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Ada pengaruh massage effleurage abdomen terhadap
penurunan nyeri menstruasi
1. Tidak ada nyeri apabila skor responden 0
2. Nyeri ringan apabila skor responden 1-3
3. Nyeri sedang apabila skor responden 4-6
4. Nyeri berat terkontrol apabila skor responden 7-9
5. Nyeri berat tidak terkontrol skor responden 10

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


lembar observasi yang berisi skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS) untuk
mengukur intensitas dismenoe yang dirasakan oleh remaja putri. Tahapan
pertama yaitu pemberian lembar observasi dilakukan sebelum perlakuan, pada
tahapan pretest dengan menanyakan siklus mentruasi, tanggal menstruasi,
intensitas dismenore yang dirasakan pada menstruasi dan mengajarkan tehnik
massage effleurage abdomen.
Tahap kedua yang dilakukan setelah pre test yaitu memberikan
perlakuan pada responden yang mengalami dismenore primer dengan
melakukan tehnik massage effleurage abdomen dengan alat ukur Standar
Operasional Prosedur (SOP), jika responden apat melakukan tehnik massage
effleurage abdomen secara mandiri, maka penelitian mendampingi dengan
mengisi lembar check list. Tahapan ketiga yang dilakukan yaitu posttest
dimana responden kembali diberikan lembar observasi yang berisi Numeric
Rating Scale (NRS) untuk menilai apakah ada perubahan setelah diberikan
perlakuan tehnik massage effleurage abdomen terhadap nyeri menstruasi yang
dirasakan pada menstruasi bulan berikutnya.
31

Penilaian variabel ntensitas nyeri pada remaja putri, penelitian


menggunakan lembar observasi skala nyeri Krebs yang terdiri dari angka 0-10
dimana Krebs mengkategorikan skor Numeric Rating scale 0 (tidak ada nyeri).
1-3 (nyeri ringan), 4-6 (nyeri sedang), 7-9 (nyeri berat terkontrol) dan 10 (nyeri
berat tidak terkontrol).22
G. Tehnik Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data


a. Mengurus surat penelitian dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Stikes Widya Nusantara Palu kepada kepala sekolah
Madrasah Aliyah Alkhairaat tondo
b. Menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
c. Menanyakan tingkat nyeri menstruasi kepada responden
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh peneliti
d. Perlakuan tehnik Massage effleurage abdomen dilakukan 2 kali
setiap hari (pagi dan sore) selama 2 hari.32
e. Perlakuan tehnik massage effleurage abdomen dilakukan selama
15 menit.
f. Sebelum perlakuan massage effleurage abdomen peneliti
menanyakan tingkat nyeri menstruasi menggunakan lembar
observasi yang diisi oleh peneliti.
g. Setelah diberikan perlakuan massage effleurage abdomen peneliti
menanyakan tingkat nyeri mentruasi kembali menggunakan lembar
observasi yang diisi oleh peneliti.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang sifatnya baru dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti,
dengan menggunakan kuesioner yang tersusun dan jawaban yang
sudah ada dengan pengamatan atau observasi kepada responden. Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lembar
observasi secara langsung pada remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.
b. Data Sekunder
32

Data atau informasi yang telah tersedia dapat diakses lewat


media yang dapat menyambungkan atau secara tidak langsung yang
berupa buku tulis sebagai, bukti yang sudah ada atau arsip baik yang
di perlihatkan ke media maupun tidak di perlihatkan ke media secara
umum. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil
dari pihak sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
H. Analisis Data
1. Pengolahan data
Sebelum dilakukan analisa data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan yaitu33:
a. Editing
Peneliti mengerjakan pemeriksaan kertas observasi yang
sudah di sebar luaskan ke responden pada waktu penelitian
sedang berjalan peneliti mencoba mencek data maupun identitas
responden dan pengisian lembar observasi pertanyaan yang di
berikan mungkin saja ada kesalahan dalam pengisian
b. Coding
Coding adalah meneruskan kode maupun skor dijawaban
yang memliki sifat kategori yang dalam penelitian ini adalah
jawaban nyeri tidak terasa, mulai nyeri, lumayan nyeri, dan
sangat nyeri.
c. Cleaning
Cleaning adalah pembersihan data dengan melihat variabel
yang dipakai apabila data yang digunakan berdasarkan variabel
yang diteliti.
d. Tabulating
Tabulating adalah penyusunan dan perhitungan data
erdasarkan variabel yang diteliti

e. Describing
Describing adalah menggambarkan ata menjelaskan hasil
data yang sudah dikumpulkan.
33

2. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis data dilakukan terhadap
semua variabel dari hasil penelitian. Tujuan analisis univariat yaitu
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan semua variabel
penelitian30. Dengan rumus :
f
P = x 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah sampel
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan dalam melihat perbedaan atau
ketertarikan antara dua variable. Uji hipotesis yang digunakan pada
penelitian ini adalah Paired sample t-test, disebabkan kelompok data
dalam penelitian ini berpasangan, skala ukur penelitian digunakan
adalah ordinal dan tujuan dari penelitian ini adalah melihat
perbedaan data sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Syarat uji
Paired Sample t-test yakni data harus berdistribusi normal, kedua
kelompok data dependen (berpasangan) dan variable yang
dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya dua
kelompok).34

I. Bagan Alur Penelitian

Mengidentifikasi Masalah
34

Menentukan Lokasi

Mengajukan surat izin pengambilan data dari pihak kampus STIKES


Widya Nusantara Palu ke Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo

Uji Turnitin

Ujian Proposal

Proses Penelitian

Waktu Penelitian tanggal 18 Mengajukan surat rekomendasi penelitian


April-18 Mei tahun 2022 dari pihak kampus STIKES Widya
Nuantara Palu ke Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo

Pelaksanaan Penelitian

Populasi adalah seluruh siswi di Madrasah Aliyah


Alkhairaat Tondo berjumlah 30 orang

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang

total sampling

Variable independen dalam penelitian ini tehnik massage effleurage abdomen


dan variabel dependennya yaitu penurunan nyeri menstruasi

Analisa data

kesimpulan

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
1. Gambar Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
yang terletak di Jln. Alkhairaat tondo. Pembangunan sekolah Madrasah
Aliyah Alkhairaat Tondo ini merupakan milik yayasan yang dibangun pada
tahun 2005 dengan akreditas C, memiliki luas bangunan 424 m 2 no 134
kecamatan mantikulore dengan kode pos 94118.
Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat tondo memiliki 6 kelas, 1
perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1
ruang komputer serta 1 ruang UKS (Usaha kesehatan Sekolah) dengan
jumlah siswi sebanyak 30 orang dan jumlah guru sebanyak 17 orang. Proses
belajar mengajar dilakukan pada pagi hari, dalam seminggu pembelajaran
dilakukan selama 6 hari yaitu senin sampai dengan minggu.
2. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan di


sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo, diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Remaja Putri Berdasarkan Usia Dan
Kelas Di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo 2022 (f=30)a
Karakteristik Frekuensi Persentase
Subjek (f) (%)
Usia (tahun)
12-16 13 43
17-25 17 57
Kelas
X 14 46
XI 8 27
XII 8 27
a
Total Sampel Keseluruhan Smber Data Primer 2022

35
36

Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar remaja putri berusia 17-25


tahun sebanyak 17 orang (57%) dan sebagian besar responden berada
dikelas X sebanyak 14 orang (46%).
b. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini berfungsi agar dapat di
ketahui distribusi variabel Independen (bebas) antara lain massage
effleurage abdomen dan variabel Dependen (terikat) antara lain
mengurangi nyeri menstruasi pada remaja putri di Madrasah Aiyah
Alkhairaat Tondo. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Menstruasi Remaja Putri
Sebelum Diberikan Massage Effleurage Abdomen Di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo 2022 (f=30)a
Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase
Menstruasi (f) (%)

Tidak Ada Nyeri 0 0


Nyeri Ringan 2 6,8
Nyeri Sedang 20 70
Nyeri berat Terkontrol 8 23,2
Nyeri Berat Tidak Terkontrol 0 0
a
Total Sampel Keseluruhan Smber Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
putri mengalami nyeri sedang sebanyak 20 orang (66,7%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Mentruasi Remaja Putri
Sesudah Diberikan Massage Effleurage Abdomen Di Madrasah
Aliyah Alkhairaat Tondo 2022 (f=30)a
Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase
Menstruasi (f) (%)

Tidak Ada Nyeri 0 0


Nyeri Ringan 14 47
Nyeri Sedang 14 47
Nyeri berat Terkontrol 2 6
Nyeri Berat Tidak Terkontrol 0 0
Total Sampel Keseluruhan Smber Data Primer 2022
a
37

Berdasarkan tabel 4.3 memperlihatkan sebenarnya sebagian besar


remaja putri sesudah diberikan massage effleurage abdomen mengalami
nyeri ringan dan nyeri sedang sebanyak 14 orang (46,7%).

c. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen (bebas) yaitu massage effleurage abdomen dengan
variable dependen ( terikat) yaitu penurunan nyeri menstruasi pada remaja
putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo. Penelitian ini menggunakan uji
paired sample t-test (Uji t berpasangan) dan uji statistik antara pengaruh
massage effleurage abdomen dengan penurunan nyeri menstruasi pada
remaja putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
Tabel 4.4 Uji Paired Sample T-Test Pengaruh Massage Effleurage Abdomen
Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri
Dimadrasah Aliyah Alkhairaat Tondo 2022 (f=30)a
N Mean SD SE P-Value
Nyeri Haid Sebelum dan
Sesudah diberikan Massage 30 1.933 0.907 0.166 0.000
Effleurage Abdomen
a
Total Sampel Keseluruhan Smber Data Primer 2022

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil test statistik uji paired
sample t-test (uji-t berpasangan) hasil tingkat nyeri menstruasi diperoleh
nilai sebelum dan sesudah dilakukan massage effleurage abdomen dengan
hasil uji statistik didapatkan nilai P-Value yaitu 0,000 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh massage effleurage abdomen terhadap
penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri di madrasah aliyah alkhairaat
tondo.

B. Pembahasan
1. Tingkat Nyeri Mentruasi Sebelum Dilakukan Massage Effleurage
Abdomen Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Alhairaat Tondo
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 remaja putri
diperoleh hasil sebagian besar remaja putri sebelum dilakukan massage
effleurage abdomen sebanyak 20 orang (66,7%) mengalami nyeri sedang.
38

Peneliti mengukur tingkat nyeri mentruasi sebelum dilakukan tehnik massage


effleurage abdomen dengan mengisi lembar observasi nyeri menggunakan
Numeric Rating Scale dan dinilai berdasarkan tingkat nyeri yang dirasakan
oleh remaja putri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar
resmaja putri berusia 17-25 tahun sebanyak 17 orang (57%) dan rata-rata
berada dikelas X dan XII.
Asumsi peneliti nyeri menstruasi diakibatkan karena adanya kontraksi
pada dinding rahim yang menyebabkan rasa nyeri pada bagian bawah perut,
yang diakibatkan karena ketidakseimbangan hormon progesteron didalam
darah sehingga proses perjalanan darah menjadi tidak lancar. 5Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zuraida dan Missi Aslim 2
didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan massage effleurage dengan rata-
rata 4.33 dengan standar deviasi 0,617%. Nyeri menstruasi tersebut
diakibatkan oleh kekuatan otot rahim yang meningkat pada saat mentruasi
yang dapat menimbulkan vasokontriksi dan membuat pembuluh darah
tersumbat sehingga aliran darah dalam uterus menjadi terganggu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
tingkat nyeri menstruasi yang dirasakan oleh remaja putri terdiri atas, nyeri
ringan sebanyak 2 orang (6,7%), nyeri sedang sebanyak 20 orang (66,7%)
dan nyeri berat terkontrol sebanyak 8 orang (26,7%). Tingkat nyeri
menstruasi yang dirasakan oleh remaja putri bervariasi dan setiap individu
berbeda hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yophi Nugraha5
bahwa setiap remaja memiliki pengalaman nyeri menstruasi yang berbeda-
beda, dimana hal itu muncul rasa tidak nyaman, nyeri pada punggung, badan
terasa lemas sehingga aktivitas yang mereka lakukan menjadi terganggu
dengan tingkat keparahannya yang berbeda-beda yaitu ringan, sedang dan
berat.
Berdasarkan penelitian yang di dapatkan rata-rata remaja putri yang
merasakan nyeri menstruasi ringan sampai dengan nyeri berat terkontrol,
meninggalkan proses pembelajaran karena tidak tahan dengan nyeri
menstruasi sampai dengan pusing dan lemas yang mengharuskan mereka
untuk beristirahat diruang (UKS) Usaha Kesehatan Sekolah. Hasil penelitian
39

tersebut juga menunjukkan remaja putri yang mengalami nyeri menstruasi


tidak dapat beraktivitas dan hanya beristirhat dan tidak dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Perbedaan nyeri yang dirasakan seseorang tidak akan sama, hal ini
disebabkan oleh perbedaan kadar endorphin. Endorphin berfungsi mengatur
berbagai fungsi fisiologi transmisi nyeri, kontrol emosi, nafsu makan dan
sekresi hormone. Perbedaan kadar endorphin yang tinggi akan sedikit
merasakan nyeri dan kadar endorphin yang tinggi akan sedikit merasakan
nyeri yang berlebih. Penatalaksanaan non farmakologi untuk mengurangi
nyeri menstruasi dengan manajemen sentuhan yaitu massage effleurage
abdomen. massage effleurage abdomen merupakan sebuah terapi sentuhan
atau pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada wanita yang
mengalami nyeri menstruasi. Hal ini disebebabkan karena pijatan merangsang
tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa
sakit dan menciptakan perasaan nyaman. Tehnik massage effleurage
abdomen dapat meningkatkan kadar endorphin melalui pijatan lembut dan
hangat yang dapat menimbulkan efek relaksasi, menghangatkan otot abdomen
serta melancarkan sirkulasi darah.35 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Nugraha36 bahwa nyeri menstruasi yang dirasakan oleh remaja putri tidak
selalu sama yang diakibatkan karena perbedaan tingkat nyeri yang dialami
serta kadar endorphin yang ada didalam tubuh.36
2. Tingkat Nyeri Menstruasi Sesudah Dilakukan Tehnik Massage Effleurage
Abdomen Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 remaja putri sesudah
dilakukan teknik massage effleurage abdomen diperoleh hasil sebagian besar
remaja putri merasakan nyeri ringan dan sedang sebanyak 14 orang (46,7%)
hal ini dapat diartikan bahwa teknik massage effleurage abdomen bisa
mengurangi nyeri mentruasi kepada remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.
Peneliti berasumsi bahwa remaja putri yang mengalami nyeri menstruasi
setelah diberikan tehnik massage effleurage abdomen maka akan mengalami
penurunan terhadap tingkat nyeri, karena teknik ini dapat membuat sesorang
40

menjadi lebih nyaman serta melancarkan sirkulasi darah sehingga remaja


putri yang mengalami nyeri menstruasi dapat melanjutkan aktivitas sehari-
hari khususnya pada proses pembelajaran.
Teknik Massage Effleurage Abdomen ini sangat mudah untuk dilakukan
dan membutuhkan bahan yang mudah untuk didapatkan, dapat dilakukan
secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Proses massage effleurage
abdomen membutuhkan waktu 15 menit untuk satu kali pemijatan. Manfaat
yang dirasakan pada saat setelah pemijatan dilakukan yaitu penurunan skala
nyeri yang dirasakan siswi yang mengalami nyeri menstruasi.37
Nyeri menstruasi yang dirasakan remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat tondo sesudah diberikan teknik massage effleurage abdomen
sebagian mengalami penurunan tetapi dalam kategori nyeri ringan dan nyeri
sedang karena diakibatkan oleh cara kerja kadar hormon endorphin didalam
tubuh seseorang yang mempengaruhi penurunan tingkat nyeri mentruasi.
Teknik massage effleurage abdomen dilakukan selama 2 hari dengan 4 kali
intervensi (pagi-sore). Penelitian ini sejalan dengan Sari Prihatin 14 Bahwa saat
seseorang diberikan tindakan massage effleurage, maka dari sentuhan yang
dilakukan pada bagian abdomen akan menghasilkan endorphin yang bekerja
dalam menghambat sinyal nyeri sehingga memberikan rasa nyaman terhadap
individu tersebut.
Penghambatan nyeri dengan mekanisme massage effleurage abdomen
menurut gate control theory akan memberikan stimulus serabut taktil kulit
akan menghambat sinyal nyeri dari bagian tubuh yang sama atau bagian
tubuh yang lain. Massage effleurage abdomen berfungsi untuk meningkatkan
sirkulasi darah, memberi tekanan, menghambat otot abdomen dan
meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Massage effleurage abdomen ini
menyebabkan distraksi dan menurunkan transmisi sensorik stimulasi dari
dinding abdomen sehingga mengurangi ketidaknyamanan pada bagian tubuh
yang sakit.38 Hal ini searah dengan penelitian yang dilakukan Fatsiwi 39 bahwa
tehnik massage effleurage abdomen merupakan teknik yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi dengan hasil p.Value = 0,000
dimana dikatakan ada pengaruh, sehingga teknik ini direkomendasikan agar
41

seseorang yang mengalami nyeri menstruasi dapat menggunakan teknik


massage effleurage abdomen.39
Hasil penelitian yang dilakukan Sayyida Nafisah40 didapatkan bahwa
teknik massage effleurage dapat mengurangi rasa nyeri menstruasi dan
memberikan efek relaksasi serta rasa nyaman pada tubuh, didapatkan dari
responden yang mengalami nyeri haid berat terkontrol dengan karakteristik
secara objektif yaitu meringis, kesakitan, tidak nafsu makan, badan lemas dan
berbaring sambil membungkuk. Setelah dilakukan massage effleurage
mendeskripsikan nyerinya berkurang menjadi ringan dengan karakteristik
dapat melakukan aktivitas dan masih berkonsentrasi dengan baik.40
3. Pengaruh Tehnik Massage Effleurage Abdomen Terhadap Penurunan
Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Dimadrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan paired sample t-test (uji-t
berpasangan) diperoleh menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai
signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh
massage effleurage abdomen terhadap penurunan nyeri menstruasi pada remaja
putri di Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo.
Peneliti berasumsi bahwa tindakan teknik massage effleurage abdomen
terhadap penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri dapat menurunkan
tingkat nyeri yang dirasakan. Hal ini disebabkan teknik massage effleurage
abdomen dapat melancarkan sirkulasi darah, menghangatkan otot abdomen,
meningkatkan efek relaksasi yang memicu pengeluaran hormone endorphin
sehingga peredaran darah akan lebih lancar. Mekanisme massage effleurage
abdomen bisa meredahkan rasa nyeri adalah teori gate kontrol yang adalah
aktivasi mekanisme gerbang neural pada sumsum tulang belakang.
Sejalan dengan teori gate control berbunyi bahwasannya stimulasi
kutaneus bisa mengaktifkan serabut saraf sensorii A-beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi impuls nyeri menutup transmisi
impuls nyeri, sehingga nyeripun bisa berkurang. 37Penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Marawadika41 yang menyatakan bahwa massage effleurage
merupakan salah satu cara untuk menurunkan nyeri saat haid dengan nilai (p-
42

value =0,001) < (0,05). Melalui massage effleurage ini akan terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan sekresi hormon endorphin yang berfungsi
memblok reseptor nyeri di otak, sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang.41
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zuraida dan
Missi Aslim2 menunjukkan massage effleurage berpengaruh dalam
menurunkan nyeri haid pada remaja putri di SMA N 1 sutera kabupaten pesisir
selatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistic p-value 0,0005 (p<0,05),
sehingga HO ditolak yang berarti ada penurunan tingkat nyeri haid pada remaja
putri setelah dilakukan massage effleurage.
Hasil penelitian yang dilakukan Hikmah42 memperoleh hasil yang positif
yaitu terjadi penurunan intensitas nyeri menstruasi yang dirasakan responden
setelah diberikan massage effleurage abdomen menggunakan minyak
aromaterapi, karena tehnik ini dapat mengurangi ketegangan otot dan
meningkatkan sirkulasi oksigen di area nyeri sehingga nyeri yang dirasakan
saat mentruasi dapat berkurang.
Penelitian ini juga dilakukan Jama, F. & Azis, A 43 memperoleh hasil
bahwa sebelum dilakukan massage effleurage abdomen terjadi perbedaan hasil
sebelum dan sesudah pemberian massage effleurage abdomen, sehingga
terdapat adanya pengaruh massage effleurage abdomen dengan penurunan
skala nyeri dismenore dengan keunggulannya yang dapat transmisi sensorik
dengan menstimulasi dinding abdomen sehingga mengurangi rasa
ketidaknyamanan pada area nyeri. Hal ini didukung oleh penelitian Yuanita
Ananda44 jika massage effleurage abdomen dilakukan dengan benar sesuai
dengan prosedur massage effleurage abdomen maka dapat mengurangi
persepsi terhadap nyerinya, mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan
sirkulasi darah pada daerah yang di massage. Hal tersebut disebabkan karena
apabila individu mempersiapkan sentuhan sebagai stimulus untuk rileks,
kemudian akan muncul perasaan nyaman dan tenang yang dapat mengurangi
rasa nyeri saat menstruasi.
Setiap remaja putri memiliki persepsi nyeri dan toleransi nyeri yang
berbeda-beda. Perbedaan skala nyeri yang dirasakan pada masing-masing
responden tersebut, menandakan bahwa respon tubuh terhadap nyeri yang
43

dirasakan oleh remaja putri tergantung pada berat ringannya gangguan yang
dialami. Hal ini terjadi karena tingkat toleransi yang sudah pernah mengalami
nyeri menstruasi lebih tinggi sehingga pada nyeri yang timbul selanjutnya
responnya sudah mempunyai persiapan untuk mengatasi nyerinya.22

C. Keterbatasan penelitian
1. Jarak rumah saat pengambilan data antara responden satu dengan yang
lainnya berjauhan.
2. Saat akan mengisi lembar observasi peneliti harus menunggu responden
selesai masuk mata pelajaran dikelas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Madrasah Aliyah


Alkhairaat Tondo terkait Pengaruh Massage Effleurage Abdomen Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di Sekolah Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar remaja putri sebelum diberikan massage effleurage abdomen
mengalami nyeri sedang
2. Sebagian besar remaja putri sesudah diberikan massage effleurage abdomen
mengalami nyeri ringan dan sedang
3. Ada Pengaruh Massage Effleurage Abdomen Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi Pada Remaja Putri Dimadrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Menambah bahan referensi tentang pengaruh massage effleurage abdomen
terhadap penurunan nyeri menstruasi bagi mahasiswa dan peneliti lain untuk
selanjutnya mengembangkan terapi non farmakologi lainnya yang dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri menstruasi pada remaja putri.
2. Bagi masyarakat
Dapat menggunakan terapi non farmakologi ini untuk menurunkan nyeri
menstruasi yang dapat dilakukan secara mandiri tanpa menimbulkan efek
samping.
3. Bagi tempat penelitian
Diharapkan kepada pihak sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Tondo
khusunya pihak UKS (Usaha Kesehatan Sekolah ) agar dapat menggunakan
tehnik massage effleurage abdomen ini sebagai salah satu teknik yang dapat
menurunkan nyeri menstruasi pada remaja putri di Madrasah Aliyah
Alkhairaat Tondo.

44
DAFTAR PUSTAKA

1. Eka Sarafah Ningsih, SST., M.Kes Ida Susila, S.ST. MKODS.


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA. 2021.
2. Zuraida, Aslim M. Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Penurunan
Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di SMAN 1 Sutera Kabupaten.
Menara Ilmu. 2020;XIV(01):144–9.
3. Tasamara G. hubungan gaya hidup dengan kejadian dismenorea primer.
2020;
4. Umi NUr Cahayati K uli N. penerapan kombinasi pijat effleurage dan
pemberian air kelapa hijau terhadap penurunan nyeri dismenore pada
remaja putri usia 13-15 tahun. 2019;14–21.
5. Nugraha Y. pengaruh massage effleurage terhadap penurunan nyeri haid
mahasiswi STIKes YPIB Majalengka. 2021;9.
6. Abdi Julia Rifiana NIS. kemenkes RI,2017, profil kesehatan indonesia,
jakarta, kemenkes RI. 2017;
7. Andari, Fatsiwi Nunik:, amin MPY. Pengaruh Masase Effleurage Abdomen
terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di
SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu. Keperawatan Sriwijaya.
2018;
8. Widyaningrum, H. Pijat Refleksi dan 6 Terapi Alternatif Lainnya. Jakarta:
Media pressindo; 2013.
9. Hikmah N, Amelia CR, Ariani D. Pengaruh Pemberian Masase Effleurage
Menggunakan Minyak Aromaterapi Mawar terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMK Negeri 2 Malang Jurusan
Keperawatan. Journal Of Issues In Midwifery. 2018;2(2):34–45.
10. sari, D. P., Sat, S., &Hamranani T. pengaruh terapi massage effleurage
terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri di klaten. 2019;
11. Rusyanti. massage effleurage menurunkan nyeri haid. jurnal kesehatan
masyarakat. 2020;
12. Ahmad M. buku ajar kesehatan reproduksi. 2020.
13. Nessi Meilan, SST MK.Dra. Hj. Maryam, AM.Keb MK, Willa Follona SM.
Kesehatan Reproduksi Remaja, Implementasi PKPR Dalam Teman sebaya.
2018.
14. DA R. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.
PT.PUSTAKA BARU. 2019.
15. Bahrudin M. NYERI9PAIN), PATOFISIOLOGI. 2018;13:1.
16. Mardana I kadek RP. penilaian nyeri. 2018;
17. E K. kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Salemba medika. 2011.
18. E K. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. 2012.
19. Hasna Nurfadillah, Sri Maywati I siti A. FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA
MAHASISWI UNIVERSITAS SILIWANGI. 2021;
20. Arista Gunawati WAN. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat
Dismenorea di SMP Negeri di Yogyakarta. 2021;
21. Khairunnisa N. Hubungan Pemberian Dark Chocolate terhadap penurunan
Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore primer) yang dipengaruhi dengan
Kondisi stress Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Lampung. Skripsi
lampung. 2018;
22. Punita D. Efektivitas Tehnik Massage Effleurage Menggunakan Parutan
Jahe Terhadap Dismenore Pada Siswi SMP N Tempuruan Universitas
Muhammadiyah Magelang. 2018;
23. Yenny Aulia, Rini Kundaryanti RA. HUBUNGAN USIA MENARCHE
DAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN KEJADIAN
DISMENORE PRIMER PADA SISWI DIJAKARTA. 2021;
24. Anugroho D WA. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. CV Anai OFFSET.
2011.
25. Potter PA PA. Fundamental Keperawatan. 2010.
26. Potter PA PA. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan
Praktik. 2005.
27. Maryunani. A. Nyeri Dalam Persalinan “Tehnik Dan Cara
Penanganannya”. 2010.
28. B. T. Instrumen Pemeriksaan Fisioterapi Dan Penelitian Kesehatan. 2012.
29. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian. 2018.
30. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R & D. CV Alfabeta. 2016.
31. II K. Dasar-Dasar Riset Keperawatan Dan Pengolahan Data Statistic.
MKM. 2017.
32. Ardina Ira Andriana RR. PENERAPAN TEKNIK MASSAGE
EFFLEURAGE ABDOMEN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI. 2018;
33. Nursalam. Proses Dan Penerapan Metodologi Penelitian. Salemba Medika.
2016.
34. Nahdalia S. Pengaruh Tehnik Massage Effleurage Terhadap Penurunan
Intensitas Dismenore Pada Siswi Di SMP Negeri Satu Atap Lik Layana
Indah. 2021;
35. Septianingrum Y HN. jurnal Keperawatan Muhammadiyah Pengaruh
Endorphin Massage terhadap Nyeri Haid Mahasiswi Tingkat Akhir S1
Keperawatan Universitas Nadlatul Ulama surabaya. 2019;187–92.
36. Nugraha Y. Pengaruh Massage Efflaurage Terhadap Penurunan Nyeri Haid
Pada Mahasiswi STIKes YPIB Majalengka. 2021;
37. eLVIRA m, tulkhair A, Nursingacademy N BNkS. NYERI PADA SISWI
SMA YANG MENGALAMI DISMENORE. 2018;
38. Medika N. TEORI PENGUKURAN NYERI DAN NYERI PERSALINAN.
2012.
39. Fatsiwi Nunik Andari, M Amin YP. Pengaruh Masase Effleurage Abdomen
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenorea Primer Pada Remaja Putri.
Keperawatan Sriwijaya. 2018;5(2355):8–15.
40. Nafisah S. evektivitas akupresure dan massage effleurage terhadap
dismenore pada remaja didesa tampir wetan kecamatan candimulyo. 2021;
41. Mawardika TM. Penerapan tehnik massage effleurage pada punggung dan
abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri haid. 2019;
42. Nurul Hikmah, Coryna Rizky Amelia D ariani. Pengaruh Pemberian
Masase Effleurage Menggunakan Minyak Aromaterapi Mawar terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMK Negeri 2
Malang Jurusan Keperawatan. 2018;
43. Oktorika P, Indrawati, Sudiarti PE. Hubungan Index Masa Tubuh (IMT)
Dengan Skala Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 2
Kampar. Jurnal Ners Research & Learning in Nursing Science [Internet].
2020;4(23):122–9. Available from:
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/view/1138
44. Ananda T. Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas
Skala Nyeri Dismenore pada Remaja Putri Di MAN 2 Padang. 2018;
LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


No Jenis Kegiatan 2021 2022

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Konsultasi Judul
2 Bimbingan Proposal

3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Hasil Ujian
Proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan Hasil
7 Ujian Hasil
Lampiran 2 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 3 Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian


Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Adik-adik Remaja Putri
Di Tempat,

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Mahasiswa Program Studi


S1 Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu :

Nama : Sinta

NIM : 201801135

Judul Penelitian :Pengaruh Massage Effleurage Abdomen Terhadap


Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Alkhairaat
Tondo
Dengan ini memohon kesediaan saudara untuk menjadi responden
dalam penelitian ini guna membantu dalam penyusunan skripsi. Segala hal
bersofat rahasia akan saya rahasiakan dan digunakan untuk kepentingan
penelitian ini. Untuk itu, saya mengharap kesediaan saudara secara
sukarela untuk menjadi responden dalam penelitian saya.
Atas bantuan dan kesediaan saudara menjadi responden, saya
ucapkan terima kasih.

Palu, April 2022

Peneliti

Sinta
Lampiran 6 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Concent)

saya yang bertanda tangan dibawah ini :


No. responden :
Hari/Tanggal :

Bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang


dilakukan oleh Sinta (201801135), Mahasiswi program Studi S1
Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu, Sampai dengan berakhirnya
masa penelitian yang dimaksud.
Bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan
sadar dan tidak sedang dalam paksaan siapapun dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Palu, April 2022

Responden

Lampiran 7 Lembar Observasi Pengkajian Nyeri Menstruasi

LEMBAR OBSERVASI PENGKAJIAN NYERI


PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN
TERHADAP INTENSITAS DISMENORE (NYERI
MENSTRUASI) PADA REMAJA PUTRI DI
MA.ALKHAIRAAT TONDO

Tanggal :

A. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Umur :
3. Kelas :
4. No. Hp :

B. Pre Test

Diisi oleh peneliti

C. Skala Nyeri :

Keterangan :

0 : Tidak ada nyeri


1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Nyeri berat terkontrol
10 : Nyeri berat tidak terkontrol

LEMBAR OBSERVASI PENGKAJIAN NYERI


PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE ABDOMEN
TERHADAP INTENSITAS DISMENORE (NYERI
MENSTRUASI) PADA REMAJA PUTRI DI
MA.ALKHAIRAAT TONDO
No. Responden :

A. Post Test

Diisi oleh peneliti

B. Skala Nyeri :

Keterangan :

0 : Tidak ada nyeri


1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Nyeri berat terkontrol
10 : Nyeri berat tidak terkontrol

Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur Teknik Massage Effleurage


Abdomen

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TEKNIK MASSAGE EFFELURAGE ABDOMEN
JUDUL SOP : MASSAGE
EFFLEURAGE
ABDOMEN
1. PENGERTIAN Massage effleurage abdomen adalah istilah untuk
gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan
(Lembut, Lambat dan panjang atau tidak putus-
putus) teknik pijatan yang dilakukan untuk
membantu mempercepat proses pemulihan nyeri
dengan menggunakan sentuhan tangan pada
abdomen klien untuk menimbulkan efek relaksasi.
2. TUJUAN 1. Melancarkan sirkulasi darah.
2. Menurunkan respon nyeri dismenore.
3. Menurunkan ketegangan otot.
4. Menghangatkan otot abdomen
5. Memberikan efek relaksasi
3. INDIKASI 1. Klien dengan keluhan pre menstrual
syndrome. (2 hari selama mentruasi pagi
dan sore)

2. Klien dengan nyeri dismenore primer.

4. KONTRA INDIKASI 1. Luka pada daerah yang akan dimassage.

2. Gangguan atau penyakit kulit.


3. Pemijatan langsung pada daerah tumor.
4. Massage effeleurage abdomen pada daerah yang
sedang lebam.
5. Massage effleurage abdomen pada daerah yang
sedang inflamasi.
6. Hati-hati saat melakukan Massage effleurage
pada daerah yang mengalami gangguan sensasi
seperti penurunan sensasi maupun
hiperanastesia.
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identifikasi
klien dengan memeriksa identitas klien dengan
cermat.

2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan


dilakukan, berikan kesempatan kepada klien
untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
klien.

3. Siapkan peralatan yang diperlukan

4. Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik


5. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman.
6. PERSIAPAN ALAT 1. Minyak Zaitun/Baby oil
2. Tisu
3. Handuk kecil
7. CARA KERJA
1. Mencuci tangan
2. Bebaskan bagian abdomen dari pakaian klien.
3. Mencuci tangan.
4. Menuangkan minyak wadah.
5. Teteskan minyak zaitun atau baby oil sebanyak 3-
4 tetes pada kedua telapak tangan kemudian
ratakan pada abdomen klien
6. Lakukan pijatan dengan menggunakan satu atau
dua tangan:

a. Dengan satu tangan yaitu dengan


menggunakan ujung-ujung jari dan telapak
tangan dominan melakukan usapan pada
abdomen, secara ringan, tegas, konstan, dan
lambat membentuk pola gerakan seperti angka
delapan.
b. Dengan dua tangan yaitu dengan
menggunakan kedua telapak jari- jari tangan

melakukan usapan ringan, tegas dan konstan


dengan cara gerakan melingkari abdomen
dimulai dari abdomen bagian bawah diatas
simpisis pubis, mengarah ke samping perut,
terus ke fundus uteri kemudian turun ke
umbilikus dan kembali ke perut bagian bawah
diatas simpisis bentuk pola gerakan seperti
angka delapan.
Gambar : a. Massage effleurage abdomen dengan
menggunakan kedua tangan
Gambar : b. Massage effleurage abdomen dengan satu
tangan
7. Ulangi gerakan selama 15 menit.

8. Ambil handuk kecil, bersihkan bagian abdomen


dan tutup kembali pakaian klien.
9. Beritahu klien bahwa tindakan telah selesai.
10. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
11. Cuci tangan.
Evaluasi :
1. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
2. Atur kembali posisi pasien

3. Mencuci tangan

Dokumentasi hasil tindakan

Lampiran 9 Surat Balasan Telah Melaksanakan Penelitian


Lampiran 10
MASTER TABEL

Pre Test Skala


NO. Responden Umur Kelas kode Post Test Skala Nyeri kode
Nyeri
1 1 1 5 3 4 3
2 1 1 4 3 2 2
3 2 2 4 3 3 2
4 2 3 5 3 4 3
5 2 3 7 4 2 2
6 2 3 6 3 4 3
7 1 1 6 3 4 3
8 1 1 6 3 4 3
9 2 3 4 3 2 2
10 2 3 7 4 5 3
11 2 3 5 3 2 2
12 2 2 7 4 5 3
13 1 1 6 3 4 3
14 1 1 8 4 6 3
15 2 2 5 3 2 2
16 2 2 4 3 3 2
17 2 2 3 2 2 2
18 1 1 4 3 3 2
19 1 1 8 4 7 4
20 1 1 5 3 3 2
21 1 1 7 4 6 3
22 2 3 9 4 7 4
23 2 3 5 3 4 3
24 2 1 6 3 3 2
25 1 1 5 3 2 2
26 1 1 7 4 5 3
27 2 2 3 2 1 2
28 2 2 5 3 2 2
29 2 2 6 3 4 3
30 1 1 5 3 4 3

KETERANGAN
UMUR : 1= 12-16 Tahun JENIS KELAMIN (JK) KELAS Skala Pengukuran Nyeri
2 =17-25 Tahun 1 = Laki-laki X = Kode 1 Tidak Ada Nyeri (0) = Kode 1
2 = Perempuan XI = Kode 2 Nyeri Ringan (1-3) = Kode 2
XII = Kode 3 Nyeri Sedang (4-6) = Kode 3
Nyeri Berat Terkontrol (7-9) = Kode 4
Nyeri Berat Tidak Terkontrol (10) = Kode 5
Lampiran 11 Hasil Pengolahan Data

Karakteristik responden

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 -16 Tahun 13 43 43 43

17 - 25 Tahun 17 57 57 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid X (sepuluh) 14 46 46 46

XI (Sebelas) 8 27 27 27

XII (Dua belas) 8 27 27 100.0

Total 30 100.0 100.0


Sebelum MEA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Nyeri ringan 2 6.8 6.8 6.8

Nyeri sedang 20 70 70 70

Nyeri berat terkontrol 8 23,2 23,2 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sesudah MEA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Nyeri ringan 14 47 47 47

Nyeri sedang 14 47 47 47

Nyeri berat terkontrol 2 6 6 100.0

Total 30 100.0 100.0

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Sebelum MEA .183 30 .012 .951 30 .183

Sesudah MEA .159 30 .050 .933 30 .060

a. Lilliefors Significance Correction


UJI PAIRED SAMPEL-T TEST

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum MEA 5.57 30 1.478 .270

Sesudah MEA 3.63 30 1.564 .286

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Sebelum MEA -


1.933 .907 .166 1.595 2.272 11.673 29 .000
Sesudah MEA
Lampiran 12 Dokumentasi penelitian

Pengambilan Data Awal Bersama Remaja Putri

Pengukuran Tingkat Nyeri Menstruasi Remaja Putri


Meminta Persetujuan Dan Menandatangani (Informed Concent)
Melakukan Teknik Masssage Effelurage Abdomen

Lampiran 13 Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Palu Sulawesi Tengah Tanggal 17 Oktober 1999 dari ayah
Nawir dan ibu Astuti. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) Pada tahun 2012 di SDN Tondo
Mantikulore pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yaitu di SMP Negeri 19 Palu dan tamat pada tahun
2015, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas (SMA). Tahun 2018 Penulis lulus dari SMA Negeri 5
Palu dan tahun yang sama Penulis lulus seleksi masuk STIKes Widya Nusantara
Palu melalui jalur undangan seleksi STIKes Widya Nusantara Palu dan diterima
di program studi Ilmu Keperawatan.
Lampiran 14 Lembar Bimbingan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai