Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PELAYANAN KONTRASEPSI

SUNTIK KOMBINASI

Dosen Pengampu: Dwi Purwanti, S.Kep., SST., Bid., M.Kes

DISUSUN OLEH:

1. Tinta Julianawati, S.Tr. Keb 011724653003


2. Nurul Fatimah Susanti, S.ST 011724653004
3. Ayi Nurhidayah, S.ST 011724653009

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN REPRODUKSI


JENJANG MAGISTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2018
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4
A. Definisi Gender ....................................................................................................... 4
B. Macam-Macam Deskriminasi Gender ..................................................................
C. Upaya Pencegahan Deskriminasi Gender .............................................................
D.Asuhan Kebidanan Terkait Gender .......................................................................
BAB III. ANALISIS KASUS ...................................................................................... 17
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Program keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah
dalam menurunkan angka kelahiran dan mewujudkan bonus demografi yang
berkualitas. Pelayanan kontrasepsi diharapkan mampu membuat sebuah keluaga
memiliki kualitas anak yang baik dengan membatasi jumlah dan memberikan
jarak kelahiran untuk mengoptimalkan perkembangan anak.Program KB di
Indonesia sudah dimulai sejak 1957,saat itu, sekelompok ahli kesehatan,
kebidanan, dan tokoh masyarakat mendirikan wadah dengan nama
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) namun masih menjadi
urusan kesehatan, belum menjadi masalah kependudukan. Seiring dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta tingginya angka
kematianIbu dan kebutuhan akan kesehatan reproduksi. Program KB selanjutnya
digunakan sebagai salah satu cara untukmenekan pertumbuhan
jumlahpendudukserta meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes RI,
2014).
Keluarga Berencana (KB) pertama kali ditetapkan sebagai program
pemerintah pada tahun 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang sebelumnya
pada tahun 1968 mempunyai nama Lembaga Keluarga Berencana Nasional
(LKBN).Program keluarga berencana memiliki makna yang sangat strategis,
komprehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga
berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Hal ini
menunjukan bahwa program kb bertujuan mewujudkan keluarga yang berkualitas

1
2

dan sehat. Pengaturan ini dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi


(Kemenkes, 2014).
Saat ini tersedia banyak metode kontrasepsi baik hormonal maupun
non-hormonal. Kontrasepsi hormonal meliputi: pil kontrasepsi, kontrasepsi
suntikan (Depo Medroksiprogesteron Asetat) dan implan. Kontrasepsi non-
hormonal meliputi: koitus interruptus, postcoital douche, prolonged lactation,
rhythm method, kondom, pessarium, Intra Uterine Device(IUD), kontrasepsi
mantap pada perempuan (sterilisasi) dan vasektom (Kusmiran, 2012).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
bulan Maret 2015 menyatakan bahwa jumlah peserta KB aktif sebanyak
1.577.593 peserta. Menurut metode penggunaannya pengguna KB terdiri dari
pengguna KB suntik (52,03%), peserta pil (24,33%), peserta IUD (7,05%),
peserta kondom (5,28%), peserta implant (9,66%), peserta MOW (1,53%), dan
peserta MOP (0,12%) hal ini menunjukan pengguna terbanyak kb menggunakan
kb suntik (Kemenkes RI, 2014).
Kontrasepsi suntik ada 2 macam yaitu kontrasepsi suntikan
kombinasi(Cyclofem)dan kontrasepsi suntikanprogestin saja (DMPA).
Kontrasepsi suntikan kombinasi meliputi: 25mg depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg estrogen sipionat (Cyclofem), 50mg noretindron enantatdan
5mg estrodiol valerat.. Kontrasepsi suntikan progestin meliputi: Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Depo-provera) yang mengandun 150mg DMPA,
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)yang mengandung200mg
Noretdron Enantat (Kusmiran, 2012).
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang diberikan 1 bulan
sekali.Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang
diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis susun maka
perumusan masalah penyusunan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah pengertian alat kontrasepsi suntik kombinasi?
2. Bagaimanakah mekanisme kerja alat kontrasepsi suntik kombinasi?
3. Bagaimanakah keuntungan dan kelemahan alat kontrasepsi suntik kombinasi?
4. Siapakah akseptor yang boleh dan tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi
suntik kombinasi?
5. Apakah efek samping alat kontrasepsi suntik kombinasi?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mampu mengetahui pengertian alat kontrasepsi suntik kombinasi.
2. Mampu mengetahui mekanisme kerja KB suntik kombinasi.
3. Mampu mengetahui keuntungan dan kelemahan kb suntik kombinasi
4. Mampu mengetahui akseptor yang boleh dan tidakboleh menggunakan KB
suntik kombinasi.
5. Mampu mengetahui efek samping KB suntik kombinasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi


Alat kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan. Kontrasepsi berasal dari dua kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum)yang sudah
matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur
yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan
terjadi pembuahan dan kehamilan. Salah satu alat kontrasepsi yang banyak
digunakan di Indonesia adalah suntik. Terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu
yang mengandung hormone progestin dan yang mengandung hormone progestin
dan estrogen(Kusmiran, 2012).
Suntikan KB mengandung hormone Depo Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap
3 bulan (12 minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama
periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3
Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml.
Suntikan KB yang lainnya mengandung kombinasi hormon
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol
Cypionate(hormone estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB
1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama di berikan 7 hari
pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda
tidak menyusui. Pada makalah ini akan dibahas tentang suntik kombinasi.
B. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu primer dan
sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar
FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise
terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga
memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda

17
18

dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui
efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga
membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di
dalam tuba fallopii.Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan
mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon
tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa
pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan. Efektifitas kb
suntik kombinasi adalah 0,1–0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama penggunaan (Saifuddin, 2010).
C. Kelebihan dan Kekurangan Alat Kontrasepsi Suntik Kombinasi
1. Keuntungan Kontrasepsi
a) Risiko terhadap kesehatan kecil.
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
d) Jangka panjang.
e) Efek samping sangat kecil.
f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
(Saifuddin, 2006 : MK-34 )

2. Keuntungan Nonkontrasepsi
a) Mengurangi jumlah perdarahan.
b) Mengurangi nyeri saat haid.
c) Mencegah anemia.
d) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.
18

e) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.


f) Mencegah kehamilan ektopik.
g) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
h) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopause.
(Saifuddin, 2006 : MK-34)
3. Kelemahan
a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat
epilepsi (Fenitonin dan Barbiturat) atau obat tuberkulosis (Rifampisin).
e) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor
hati.
f) Penambahan berat badan.
g) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
h) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
(Hartanto, Hanafi. 2003)
D. Orang Yang Boleh Dan Tidak Boleh Menggunakan KB Suntik
Kombinasi
1. Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi
a) Usia reproduksi.
b) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
18

d) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.


e) Pascapersalinan dan tidak menyusui.
f) Anemia.
g) Nyeri haid hebat.
h) Haid teratur
i) Riwayat kehamilan ektopik.
j) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(Hartanto, Hanafi. 2003)
2. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan.
c) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
d) Penyakit hati akut (virus hepatitis ).
e) Usia > 35 tahun yang merokok.
f) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg).
g) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20
tahun.
h) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migrain.
i) Keganasan pada payudara.
(Manuaba. 2007)
E. Efek Samping
Efek samping Penanganan
Amenorea Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi
kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan
khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak
berkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk
kembali ke klinik bila tidak datangnya haid
18

masih menjadi masalah. Bila klien hamil,


rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan
jelaskan bahwa hormone progestin dan
estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada
janin.
Mual/pusing/muntah Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil,
rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa
hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam
waktu dekat.
Perdarahan/perdarahan Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari
bercak(spotting) penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan
bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal
biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi
lain perlu dicari.
(Saifuddin, 2006 : MK-37 )
F. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
a) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan.
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke -7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari.
c) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
d) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
e) Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
suntikan pertama dapat diberikan pada siklus haid 1 dan 7Bila
18

pascapersalinan <6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan


kombinasi
f) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberi.
g) Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
h) Ibu yang sedang menggunakan metode kontrassepsi hormonal yang lain
dan ingin menggantinya dengan kontrassepsi hormonal kombinasi.
Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar,
suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa menunggu haid. Bila
ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
i) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrassepsi hormonal, dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya.
Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
j) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat
segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada
hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila
sebelumnya menggunkan AKDR dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 – 7 siklus
haid. Cabut segera AKDR.
G. Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuscular
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan
7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat
juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja
diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan
18

seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk
7 hari saja.

(Saifuddin, 2006 : MK-37)


BAB 3
Asuhan Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI


Ny. N P1A0 UMUR 29 TAHUN DI BPM ANA TAMBAKSARI

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Senin, 12 Maret 2018
Jam : 14.00 WIB
No. Reg : 181901444

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny.”N’ Nama suami : Tn.”H”
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : Perguruan tinggi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kedungtarukan Alamat : Kedungtarukan
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin suntik KB 1 bulan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, dan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
jantung, diabetes, asma.

17
18

5. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit hipertensi jantung, ginjal,
perdarahan pervaginam yang tidak jelas, hepatitis, diabetes, migren.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
jantung, hipertensi, DM.
7.Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama : 6 – 7 hari
- Jumlah : 2 – 3x ganti pembalut/hari
8. Riwayat Pernikahan
- Menikah : 1x
- Lama : 2 tahun
- Umur pertama menikah : 27 tahun
- Jumlah anak : 1
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas Masalah lain

No
Tahun Hamil BBL Hidup
UK Penolong Cara Penyulit Sex Mati Hari Menyusui
lahir ke (kg) umur

1 2016 I aterm Bidan N -


♂ 3 - 18th 40hr 18 bulan -

10.Riwayat KB
Ibu mengatakan sudah pernah menggunakan kb suntik 3 bulan selama 1 tahun
dan menggunakan kb suntik 1 bulan selama 6 bulan.
18

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari


- Nutrisi : Ibu makan 3x sehari dengan komposisi, nasi, sayur, lauk-
pauk.
Minum air putih 8 – 10 gelas /hari dan tidak ada pantangan
makanan
- Eliminasi : BAK: 4 – 5x/hari dan BAB 1x/hari.
- Istirahat : Ibu tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari.
- Aktivitas : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, memasak.
- Personal hygiene: Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti
laju dan celana dalam setiap habis mandi, keramas 2x
seminggu.
12. Pola Psikologis dan Sosial
a. Psikologi
Ibu mengatakan bahagia dengan kehidupannya yang sekarang dan ibu merasa
cocok dengan kontrasepsi yang digunakan untuk menghindari terjadinya
kehamilan
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dan suami baik, begitu juga hubungan ibu
dengan keluarga dan masyarakat sekitar.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 50 kg
- TB : 160 cm
- Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
18

 Suhu : 36.80C
 RR : 22x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, bersih rambut berwarna hitam.
- Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada hiperpigmentasi pada
pipi.
- Mata : Simetris, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis.
- Hidung : Lubang hidung simeris, bersih tidak ada polip.
- Telinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe.
- Dada : Simetris, tegang puting susu menonjol.
- Perut : Tidak ada luka bekas operasi.
- Ekstremitas: Atas : Pergerakan aktif, simetris, tidak oedema.
Bawah: Simetris, tidak ada oedema, pergerakan aktif.
b. Palpasi
- Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
- Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
- Perut : Tidak ada pembesaran uterus dan hepar, tidak ada nyeri tekan.
c. Auskultasi
- jantung: normal
d. Perkusi
Reflek patella: positif

II. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA


Dx : Ny ”N” Usia 29 Tahun P1 Ab0 Dengan Akseptor Lama KB Suntik 1 Bulan
Ds : Ibu mengatakan ingin menggunakan suntik KB 1 bulan
Do : - Keadaan Umum : Baik
- Tanda-tanda vital :
18

 Tekanan darah : 110/80 mmHg


 Nadi : 80x/menit
 Suhu : 36.80 C
 RR : 22 x/menit
- BB : 50 kg
- TB : 160 cm

III. INTERVENSI
Dx : Ny.”N” Usia 29 Tahun P1Ab0 dengan Akseptor Lama KB Suntik 1
Bulan
1.Lakukan pendekatan terapiutik pada klien
R/ Agar terjalin hubungan baik dan ibu dapat kooperatif pada setiap
tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
2. KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulan
R/ Menambah pemahaman ibu dan pengetahuannya tentang KB suntik 1
bulanan
3. KIE ulang cara keraja KB suntik 1 bulanan
R/ Menambah pemahaman ibu dan pengetahuan ibu tentang cara kerja KB
suntik 1 bulanan
4. Berikan injeksi KB 1 bulanan (cyclofem)
R/ Membantu ibu menunda kehamilan
5. Anjurkan ibu untuk kontrol lagi yaitu pada tanggal 9 April 2018 atau jika ada
keluhan sewaktu-waktu
R/ Klien dapat datang untuk kontrol dan mendapatkan suntikan KB sesuai
dengan waktunya

IV. IMPLEMENTASI
Dx : Ny.”N” Usia 29 tahun P1 Ab0 dengan akseptor lama KB suntik 1 bulan
1. Melakukan pendekatan teraupeutik pada ibu dengan cara membari salam,
memperkenalkan diri dan menghajak klien berbicara
18

2. Menjelaskan efek samping dan komplikasi KB suntik yaitu pusing/sakit


kepala jerawat. Payudara lembek, perubahan berat badan, kenaikan tekanan
darah, dan perubahan siklus haid
3. Menjelaskan cara kerja KB suntik 1 bulanan yaitu dengan penyuntian hormone
yang dapat membuat hormone dalam tubuh ibu yang semula seimbang
sehingga indung telur ibu tidak mengeluarkan sel telur
4. Memberikan injeksi KB cyclotem secara IM pada 1/3 SIAS dengan tujuan
untuk membantu ibu dalam menunda kehamilan
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali tanggal 17 Februari 2012 dan
memberitahu ibu bila ada keluhan sewaktu-waktu segera datang ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat

V. EVALUASI
Tanggal: 12 Maret 2018
Jam : 17.15 WIB
S : Ibu mengatakan lega sudah disuntik KB 1 bulan
O : - Terdapat bekas suntikan pada bokong ibu
- Tidak terdapat benjolan pada bekas suntikan
- Tidak ada perdarahan pada bekas suntikan
A : Ny “N” usia 29 tahun P1Ab0 dengan akseptor lama KB suntik 1
bulanan
P :
1. Anjurkan ibu untuk kembali pada tanggal 9 April 2018
2. Anjurkan ibu untuk kembali periksa jika ada keluhan
7

BAB 4
PENUTUP

A. Simpulan
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3

kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih

bisa hamil). Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa

subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun

menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan

demikian kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

B. Saran
1 Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan
jalinan komunikasi dalam upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien untuk
keberhasilan asuhan yang diberikan.
2. Bagi klien/ibu harus bisa mengingat jadwal kembali untuk melakukan suntikan ulang
8

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2014).Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Jakarta: Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI.

Hartanto, Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan
Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Manuaba. (2007). Operasi kebidanan Kandungan dan KB. Jakarta:EGC


Republik Indonesia. (2009). Undang-undang No. 52 Tahun 2009TentangPerkembangan
Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009. Sekertariat Negara. Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari, (2006). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-
SP

Anda mungkin juga menyukai