MATERNAL
“POSTPARTUM BLUES”
Disusun Oleh :
JULIANI KUSUMA P27824117002
AFINA SALMA P27824117005
CANDRA ROKHIMATUS P27824117007
FAIDATUL MAULIDAH P27824117008
PUTRI ALVINA DEWI P27824117009
REZMA LATIFAH P27824117012
DEBI YUDIARTI P27824117016
ANISA PUTRI R P27824117022
NABILLA ANIS FAUZIYAH P27824117038
NYUSTIN ELSERA P27824117039
SITI ANISA PUTRI P27824117041
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan
Kegawatdaruratan Kehamilan.
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami
tentang Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan khususnya mengenai Kehamilan dengan
Postpartum Blues.
Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan
pemenuhan materi perkuliahan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 TUJUAN...............................................................................................................................2
1.3 MANFAAT...........................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN...................................................................................................................30
4.2 SARAN...............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang terjadi pada masa nifas adalah postpartum blues. Angka
kejadian postpartum blues di Luar Negeri cukup tinggi yakni 26-85%. Di Indonesia,
diperkirakan insiden depresi postpartum sekitar 10-15% dari perempuan yang melahirkan
(Nurjanah, 2013). Sedangkan, untuk angka kejadian postpartum blues di Indonesia antara
50-70%. Angka kejadiannya rendah bila dibandingkan negara-negara lain (Janiwarty dan
Pieter 2013).
Hasil penelitian Setyowati dan Riska pada tahun 2006 di RSU Dr. Soetomo Surabaya
mengidentifikasi bahwa dari 31 orang ibu postpartum, terdapat 17 orang (54,84%) yang
postpartum blues di luar negeri cukup tinggi pada ibu yang baru melahirkan sekitar 75-80%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Uke(2006) tentang
54,84% mengalami postpartum blues yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada periode kehamilan dan persalinan sebanyak
38,71%, faktor psikososial (dukungan sosial sebanyak 19,35%, kualitas dan kondisi 2 bayi
baru lahir sebanyak 16,13%) serta faktor spiritual sebanyak 9,78% (Psik, 2014).
Pasca melahirkan ibu akan mengalami beberapa perubahan, baik perubahan fisik
maupun perubahan psikologis. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh ibu, sebagian ibu bisa
menyesuaikan diri dan sebagian tidak bisa menyesuaikan diri, bahkan bagi mereka yang
berbagai macam sindrom atau gejala, yang biasa disebut dengan sindrom postpartum
blues(Hospital Majapahit, 2014). Perubahan psikis mempunyai peranan yang sangat penting.
Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dari
keluarga-keluarga terdekat dan peran bidan untuk menghindari perubahan psikis yang
patologis (Nurjanah, 2013). Banyak bukti menunjukan bahwa periode kehamilan, persalinan
dan pascanatal merupakan masa terjadinya stress berat, kecemasan, gangguan emosi dan
postpartum yang telah dilaporkan sejak 460 tahun sebelum Masehi (Marmi, 2014).
Postpartum Blues adalah bentuk depresi yang paling ringan, biasanya timbul antara hari ke 2
sampai 2 minggu. Postpartum blues dialami hingga 50-80% ibu yang baru melahirkan (Dewi
1.2 TUJUAN
Penulis mampu:
meliputi data subyektif dan obyektif pada Ibu Post Partum dengan postpartum blues.
2. Melaksanakan interpretasi data dasar yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan yang dapat terjadi pada Ibu Post Partum dengan postpartum blues
3. Menentukan diagnosa potensial yang terjadi pada Ibu Post Partum dengan postpartum
blues.
4. Melakukan tindakan segera pada Ibu Post Partum dengan postpartum blues.
5. Merencanakan tindakan sesuai dengan kondisi pada Ibu Post Partum dengan postpartum
blues.
2
6. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Post Partum dengan
postpartum blues.
7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan pada Ibu Post Partum dengan
postpartum blues
1.3 MANFAAT
blues.
Hasil penulisan ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memberikan mata
kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini terutama mata kuliah Askeb IV Patologi.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayiyang dipergunakan untuk
(Marmi, 2014). Periode pasca persalinan (postpartum) adalah masa waktu antara kelahiran
plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intra partum sampai waktu
menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil (Varney
Postpartum ialah kelahiran yang dimulai setelah lahirnya bayi sampai pemulihan
kembali organ-organ seperti sebelum kelahiran. Lamanya periode postpartum yaitu sekitar
6-8 minggu dan wanita mengalami perubahan fisik yang kompleks. Selain terjadinya
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam postpartum). Dalam agama
3) Remote puerpurium (later puerperium) : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
4
3. Perubahan Fisiologis pada Ibu setelah Masa Nifas
1) Involusi Uterus Involusi uterus atau pengerutan uterus sebagai proses kembalinya
uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil dengan bobot hanya 60
2) Involusi Tempat Plasenta Setelah persalinan, luka tempat plasenta cepat mengecil,
pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir masa nifas 1-2 cm.
3) Perubahan Ligamen Ligamen dan diafragma pevis serta fasia yang meregang
tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
5) Lochia Lochia adalah cairan atau lendir yang berasal dari cavum uteri dan vagina
a) Lochia Rubra Ini berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
b) Lochia Sanguinolenta Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini
c) Lochia Serosa Bewarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke
d) Lochia alba Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu
6) Perubahan Pada Vagina Pada awal nifas, vagina membentuk suatu lorong luas
5
berdinding licin yang berangsur-angsur mengecil ukuranya, tetapi tetap dalam
keadaan kendur. Setelah 3 minggu vagina kembali kepada keadaan tidak hamil
dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
7) Perubahan Pada perineum Setelah masa nifas, biasanya robekan perineum dan
laserasi akan pulih dalam waktu satu minggu setelah melahirkan (Marmi, 2014).
1) Nutrisi
Nutrisi dikonsumsi pada masa nifas harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup
kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses
memerlukan kalori wanita dewasa +700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian
2) Ambulasi
Ambulasi dini adalah kegiatan untuk secepat mungkin membimbing ibu nifas
keluar dari tempat tidurnya untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya
ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (Ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk
3) Eliminasi
Dalam 6 jam pertama postpartum, pasien sudah harus dapat buang air kecil (BAK)
semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan
pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar (BAB) karena semakin
lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit bagi ibu untuk buang air
6
4) Kebersihan Diri
Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri dari ibu postpartum
a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada
bayi. Kulit ibu yang kotor karena keringat atau debu dapat menyebabkan kulit
b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti
untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
c) Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam
sehari.
d) Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ibu selesai membersihkan
daerah kemaluannya.
e) Seksual Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk
5) Istirahat
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari untuk mencegah
7
3) Sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur.
7) Merasa sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri sendiri (baby blues).
Kunjungan masa nifas antara 6 jam setelah persalinan sampai 6 minggu menurut
2) Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa kesulitan dan bertambah berat
badannya.
selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami
8
pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
1. Pengertian
biasanya terjadi pada hari 3 sampai hari ke 10 dan umumnya terjadi akibat perubahan
hormonal (Prawirohardjo, 2009). Postpartum Blues atau sering juga disebut maternity blues
atau sindrom ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu
keadaan baru dimana adanya kehadiran anggota baru dalam pola asuhan bayi dan keluarga
(Nurjanah, 2013).
paling ringan, namun jika postpartum blues ini tidak ditangani dengan baik dapat menjadi
keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca salin (Marmi, 2014).
2. Gejala
1) Sering menangis.
2) Sulit tidur.
4) Gelisah.
9
11) Penurunan atau peningkatan berat badan.
1) Faktor hormonal, turunnya kadar estrogen secara tiba-tiba setelah melahirkan yang
11) Rasa sayang dan takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara:
2) Dengan peningkatan suport mental yang dapat dilakukan oleh keluarga pasien
diantaranya:
10
a) Meminta suami untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu
b) Memanggil nenek atau keluarga bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
c) Suami lebih perhatian terhadap istri dan permasalahan yang dihadapi istrinya.
dukungan.
c) Berolahraga ringan.
f) Bersikap fleksibel.
a) Depresi Postpartum
(a) Pengertian
Depresi postpartum adalah perasaan sedih yang berkaitan dengan sikap ibu
yang sulit menerima bayinya. Perubahan ini merupakan respon alamiah sebagai
akibat kelelahan pasca persalinan (Janiwarty dan Pieter, 2013). Umumnya keadaan
ini terjadi dalam beberapa minggu atau bulan setelah persalinan (Prawirohardjo,
2009).
11
(b) Gejala
A. Mimpi Buruk.
diketahui sebabnya.
E. Meningkatnya sensitivitas.
(c) Penyebab
sakit.
(d) Penanganan
diantaranya:
12
E. Jika diperlukan lakukan perawatan di rumah sakit.
b) Postpartum Psikosis
(a) Pengertian
Postpartum psikosis adalah Insiden yang terjadi 1-2 per 1000 kelahiran. Pada
kasus ini sebaiknya ibu dirawat karena dapat menampakkan gejala yang
membahayakan seperti menyakiti diri sendiri atau bayinya. Gejala muncul umumnya
(b) Gejala
A. Delusi.
D. Gangguan perilaku.
K. Halusinasi
(c) Penyebab
13
D. Adanya faktor genetik.
(d) Penanganan
2.2.1 Pengertian
pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik
Ketujuh langkah menurut Varney dalam Ambarwati dan Wahyuni (2009) adalah
sebagai berikut :
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien (Ambarwati dan wulandari, 2009). Proses pengumpulan data mencakup data
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
14
suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat ditentukan oleh perawat secara independen
a) Nama
Bertujuan untuk mengetahui nama pasien secara jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru pada saat akan melakukan tindakan asuhan
b) Umur
Bertujuan untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang 24 dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati dan Wahyuni,
2009). Pada ibu nifas dengan postpartum blues faktor seperti umur dapat mempengaruhi
c) Agama
d) Suku Bangsa
Bertujuan untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari-sehari (Ambarwati dan
Wahyuni, 2009).
e) Pendidikan
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikan pasien (Ambarwati
f) Pekerjaan
Bertujuan untuk mengetahui pekerjaan pasien yang berhubungan dengan tingkat sosial
15
ekonomi pasien (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).
g) Alamat
b. Keluhan Utama
Bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
perineum (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues
keluhan yang dirasakan yaitu Ibu merasa cemas dan sedih dengan keadaannya sekarang
c. Riwayat Kesehatan
Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis
seperti : jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, yang dapat
Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues, faktor seperti riwayat ibu yang pernah
Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini
yang berhubungan dengan masa nifas dan bayinya (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).
Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blueskeadaan umum kurang baik dan emosi
terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).
16
d) Riwayat perkawinan
Bertujuan untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak,
karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologinya
d. Riwayat obstetrik
Bertujuan untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, pernah abortus atau tidak, berapa
jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan masa nifas yang lalu.
Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues, pengalaman dan proses kehamilan dan
Bertujuan untuk mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan guna pengkajian apakah proses
persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini
Pada kasus Ibu nifas dengan kasus postpartum blues lamanya persalinan serta
(Mansur, 2009).
Bertujuan untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah
masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).
Bertujuan untuk mengetahui pasien dan keluarga menganut adat istiadat apa yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan
17
g. Data psikososial
Bertujuan untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Pada kasus
postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami
oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya (Ambarwati dan Wahyuni, 2009).
h. Data pengetahuan
Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah
melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas (Ambarwati dan Wahyuni,
2009).
a) Nutrisi
Bertujuan untuk mengetahui pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis
makanan, makanan pantangan selama masa nifas (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pada
kasus Ibu nifas dengan postpartum blues Ibu akan mengalami gangguan nafsu makan
b) Eliminasi
Bertujuan untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi 29
c) Pola istirahat
Bertujuan untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
dan kebiasaan sebelum tidur. Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan istirahat
yang cukup dapat mempercepat penyembuhan (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pada
kasus Ibu nifas dengan postpartum blues Ibu akan mengalami gangguan tidur atau istirahat
d) Personal Hygiene
Bertujuan untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama
18
pada daerah genetalia (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pada kasus Ibu nifas dengan
postpartum blues ibu kurang perhatian terhadap kebersihan diri dan penampilannya
(Nurjanah, 2013).
e) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola aktivitas perlu dikaji
2) Data obyektif
Menurut Sulistyawati (2009) data obyektif bertujuan untuk melengkapi data dalam
menegakkan diagnosa, yang meliputi (Ambarwati dan Wahyuni, 2009) terdiri dari:
b. Nadi Bertujuan untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam satu menit.
Batas normal 60-80 x/menit, nadi lebih dari 100x/menit pada masa nifas mengindikasikan
c. Respirasi Bertujuan untuk mengetahui jumlah atau frekuensi pernapasan yang dihitung
e. Pemeriksaan Fisik
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan fisik dari ujung kaki dan kemudian
menjelaskan pemeriksaan fisik kepada pasien (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pemeriksaan
a) Rambut
Bertujuan untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak. Pada kasus
Ibu nifas dengan postpartum blues ibu kurang memperhatikan kebersihan penampilan
b) Muka
Bertujuan untuk mengetahui keadaan muka adakah oedema atau tidak. Pada kasus Ibu
19
nifas dengan postpartum bluesmuka ibu tidak oedema (Rukiyah dan Yuliyanti, 2010).
c) Mata
sklera bewarna putih atau tidak. Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues konjungtiva
mata ibu berwarna merah dan skera berwarna putih (Rukiyah dan Yuliyanti, 2010).
d) Leher
Bertujuan untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar getah
e) Mammae
puting susu, retraksi, massa, pengeluaran cairan dan pembesaran kelenjar limfe
(Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues payudara
f) Ekstremitas
Bertujuan untuk mengetahui ada varices atau tidak, ada oedema atau tidak, reflek
patella. Pada kasus ibu nifas dengan postpartum blues reflek patella positif (Rukiyah dan
Yuliyanti, 2010).
a) Keadaan Perineum Bertujuan untuk mengetahui adakah oedema, hematoma, bekas luka
c) Lochea Bewarna merah kehitaman, bau biasa, tidak ada bekuan darah, jumlah
perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
d) Data Penunjang Data penunjang ini diperoleh dari pemeriksaan laboratorium antara
20
lain : pemeriksaan Hb dan golongan darah, serta kadar bilirubin dalam darah (Depkes
RI, 2007). Data penunjang yang diperlukan pada kasus Ibu nifas dengan postpartum
atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah
sering berkaitan dengan pengalaman yang diidentifikasi oleh bidan (Ambarwati dan
Wulandari, 2009). Interpretasi data terdiri dari diagnosa, masalah dan kebutuhan.
1) Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan yang berkaitan dengan Para,
abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan nifas (Ambarwati dan wulandari, 2009). Data
yang mendasari untuk diagnosa postpartum bllues adalah data subjektif, objektif dan data
penunjang. Diagnosa pada kasus Ibu nifas dengan postpartum bluesadalah : Ny. A umur ...
tahun , P... A...postpartum hari ke ... dengan postpartum blues (Rukiyah dan Yuliyanti,
2010).
2) Masalah
Bertujuan untuk mengetahui masalah yang muncul berdasarkan pernyataan pasien dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik (Ambarwati dan wahyuni, 2009). Masalah pada kasus
Ibu nifas dengan postpartum blues adalah ketidakmampuan ibu untuk beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi sehingga akan terjadi depresi Postpartum (Rukiyah dan
yuliyanti, 2012).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal- hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah. Pada kasus Ibu nifas dengan postpartum blues kebutuhan yang
21
diperlukan ialah dukungan dari semua orang terdekat, keluarga, suami atau saudara (Dewi
Pada langkah ini penulis mengidentifikasi dengan kritis tanda dan gejala yang
memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien untuk mengatasi dan mencegah
(Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Masalah potensial pada ibu nifas dengan postpartum blues
akan muncul apabila tidak segera ditangani yang akan menyebabkan potensial terjadi depresi
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi (Ambarwati dan
Wahyuni, 2009). Antisipasi atau untuk Ibu Nifas dengan postpartum blues menurut Dewi dan
Sunarsih (2011) yaitu konsultasi dengan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter spesialis jiwa
5. Langkah V. Perencanaan
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Asuhan kebidanan yang
direncanakan pada pasien dengan postpartum blues menurut Marmi (2014) yaitu :
e. Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari tugas-tugas dan
urusan bayi).
22
f. Melewatkan waktu bersama teman-teman.
3) Anjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin
4) Bila perlu, anjurkan klien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengurangi
kekhawatirannya.
Penatalaksanaan manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien (Varney, 2007). Pelaksanaan pada kasus Ibu nifas
e. Menyediakan waktu untuk diri sendiri (untuk sejenak menghindari tugas-tugas dan
urusan bayi).
3) Meganjurkan ibu untuk menceritakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin
4) Bila perlu, menganjurkan klien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk
mengurangi ke khawatirannya.
Langkah ketujuh adalah evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan (Varney,
2007). Setelah diberi asuhan kebidanan hasil yang diharapkan adalah keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, ibu sudah mau menerima bayinya dan menikmati peran barunya
23
sebagai seorang ibu, ibu sudah memperlakukan dirinya dengan baik dan ibu bersedia untuk
menceritakan perasaan yang dialaminya kepada teman terdekat. Di dalam memberikan asuhan
dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney, (2007) sistem
1) S (Subyektif)
2) O (Obyektif)
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
3) A (Assesment)
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau
4) P (Planning)
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.4 Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu saat ini ibu mengalami gangguan psikologis yang ringan yaitu
baby blues. Hal ini wajar bagi ibu-ibu baru yang belum punya pengalaman dalam
merawat bayi jika tidak segera diatasi maka akan terjadi gangguan psikologis yang
lebih berat. Hal ini dapat diatasi dengan komunikasi dan perencanaan yang telah dibuat
diatas.
2. Menganjurkan ibu untuk menenangkan diri dengan cara menarik nafas panjang dan
meditasi disaat bayi sedang tidur
3. Mengajarkan ibu cara menarik nafas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui
mulut dan lakukan berulang-ulang. Cara melakukan meditasi / yoga dengan posisi
duduk sila atau posisi lain ditempat yang tenang saat bayi sedang tidur
4. Mengajarkan ibu cara melakukan Bounding Attachmant yaitu dengan cara antara lain
saat menyusui, pandang mata bayi dengan kasih sayang, memandikan bayi dengan
penuh kelembutan, mendalami perannya sebagai ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan Bounding Attachmant
6. Mengajarkan ibu melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu menjaga kebersihan tubuh
dengan memandikannya pada setiap bagian tubuhnya dan tidak boleh terlalu lama,
membedong bayi setelah dimandikan untuk mencegah hipotermi dan memperbaiki
postur tubuh.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi baru lahir secara mandiri, tidak
dirawat orang lain, karena akan lebih terpercaya jika ibu sendiri yang melakukan.
8. Mengajarkan pada ibu cara yang efektif adalah istirahat disaat bayi sedang tidur dan
mengurangi aktifitas sehari-hari
9. Menganjurkan ibu untuk tidur saat bayi tidur
10. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein dan serat seperti: lauk
pauk, sayuran hijau, buah-buahan segar, dll.
11. Melibatkan keluarga khususnya suami dalam memberikan dukungan psikologis pada
ibu beritahu keluarga bahwa ibu butuh dukungan dari mereka, sebisa mungkin
27
hindarkan dari masalah-masalah dalam keluarga yang dapat mengganggu psikologis
ibu
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 23 Agustus 2007, pukul 10.00WIB
S : Ibu mengatakan frustasi mulai berkurang, tidak migrain lagi, dan masih sering
kelelahan karena suami jarang membantu pekerjaan rumah tangga sehingga ibu sering
melakukannya sendiri
O : Keadaan umum baik
TD : 110/70 mmHg RR : 80x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 37oC
TFU 1 jari di atas simpisis
Kontraksi baik
lochea sangoelenta
ASI sudah keluar
A : P1001 post partum hari ke-6 dengan Baby Blues
P:
1. Observasi keadaan umum dan TTV serta proses involusi uterus
2. Ajarkan ibu perawatan bayi sehari-hari
3. Anjurkan ibu makan dan minum yang cukup serta bergizi seperti sayur-sayuran hijau,
buah-buahan dan susu
4. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa diselingi makanan tambahan apa pun.
5. Libatkan keluarga khususnya suami untuk membantu ibu melakukan pekerjaan rumah
tangga
6. Anjurkan ibu tetap melakukan meditasi, senam nifas, istirahat yang cukup.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Postpartum ialah kelahiran yang dimulai setelah lahirnya bayi sampai pemulihan
kembali organ-organ seperti sebelum kelahiran. Lamanya periode postpartum yaitu sekitar
6-8 minggu dan wanita mengalami perubahan fisik yang kompleks. Selain terjadinya
perubahan kondisi psikologis. Sehingga dalam masa nifas bunda dalam memahami emosi
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami jauh dari kesempuran sehingga kami meminta
saran dan kritik untuk makalah ini agar menjadi lebih baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Sulistyawati, A.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi Offset
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : Buku kedokteran EGC
Wulandari, S, R. Handayani, S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen
publishing Yuliana. 2010. Karya Tulis Ilmiah. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan
Postpartum Blues Di BPM Woro Tri Prabandari. Surakarta : STIKes PKU Muhammadiyah
Surakarta.
32