KB SPONS
DISUSUN OLEH
LANJUT
NPM. 1926030010
DOSEN
Puteri Andika, S.Tr, Keb, M.Kes
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita telah menggunakan berbagai metode pengendalian kelahiran
untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan selama ribuan tahun.
Sementara beberapa metode yang awalnya digunakan cukup dipertanyakan
dalam hal keamanan, kemajuan medis telah menyediakan sejumlah metode
kontrasepsi yang aman dan sangat efektif untuk mencegah kehamilan melalui
hubungan seks .
Seperti namanya, spons kontrasepsi merupakan alat pencegah kehamilan
berupa busa kecil dan bulat. Alat KB ini terbuat dari sejenis plastik lembut dan
empuk. Spons tersebut mengandung spermisida dan digunakan dengan cara
dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan badan. Fungsinya adalah
menutupi leher rahim agar tak ada sperma yang bisa lewat sekaligus
membunuh sperma yang mendekat. Spons kontrasepsi memiliki tali yang
membuat alat kontrasepsi ini lebih mudah dikeluarkan dari vagina. Spons
tidak boleh digunakan saat menstruasi atau jika ada perdarahan apapun dari
vagina.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kontrasepsi spons?
2. Bagaimana Cara Pakai Spons Pencegah Kehamilan?
3. Bagaimana Resiko Penggunaan KB Spons ?
4. Bagaimana Alasan gunakan alat kontrasepsi spons?
1
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kontrasepsi spons
2. Untuk mengetahui Cara Pakai Spons Pencegah Kehamilan
3. Untuk mengetahui Resiko Penggunaan KB Spons
4. Untuk mengetahui Alasan gunakan alat kontrasepsi spons
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
adalah untuk mengaktifkan spermisida yang telah tersebar di permukaan
spons tersebut.
3. Tahapan ketiga adalah memeras spons yang sudah basah agar spermisida
secara sempurna melapisi seluruh permukaan sehingga akan dengan
efektif sperma yang terlepas membuahi telur. juga bisa menambahkan 1-2
tetes lagi jika belum yakin air tersebut tersebar rata.
4. Tahapan selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam miss V. Caranya
adalah dengan melipatnya hingga bentuk bulatnya mengerucut lonjong
agar bisa dimasukkan dengan mudah. Jangan lupa untuk memosisikan
penariknya di bawah. Setelah masuk, dorong dengan jari telunjuk hingga
ke dalam, dengan penariknya tetap di bagian luar.
4
Hal tersebut juga bisa terjadi ketika pasangannya menderita penyakit
seksual yang menular karena spons memang tidak berkemampuan untuk
melindungi dari infeksi. Jika terjadi dua hal tersebut, sebaiknya segera
menemui dokter kelamin untuk diberikan tindakan langsung. Alasan terakhir
yang membuat penggunanya enggan menggunakan spons lagi adalah karena
bercinta terasa gersang karena tidak keluarnya pelumas atau cairan dari
wanita. Selain itu, karena bahan spons yang sangat fleksibel dan dengan
harusnya diberi air membuatnya licin dan akhirnya posisinya menjadi tidak
stabil.
5
3. Instan
Alat kontrasepsi lain harus dipasang di leher rahim, sehingga pasien
harus meminta bantuan dokter. Lain halnya dengan alat kontrasepsi spons
yang dapat digunakan langsung tanpa bantuan siapa pun.
4. Memberikan dua perlindungan sekaligus
Alat kontrasepsi spons memiliki dua jenis perlindungan. Pertama,
alat ini bertindak sebagai perisai pembatasan sperma agar tidak sampai ke
leher rahim. Kedua, alat ini juga dapat memancarkan spermisida yang
dapat membunuh sperma.
5. Bisa digunakan oleh wanita yang belum pernah melahirkan
Alat kontrasepsi ini dapat bekerja lebih baik pada wanita yang belum
pernah melahirkan bayi sebelumnya. Jika sudah pernah melahirkan,
sebaiknya gunakan perlindungan ekstra yakni spons ditambah dengan pil
kontrasepsi oral.
6. Langsung dibuang
Tidak seperti diafragma atau AKDR, spons tidak dapat digunakan
kembali. Jadi, kemungkinan terkena infeksi jauh lebih rendah.
6
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.A DENGAN AKSEPTOR KB SPONS
No Register :-
Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2021 Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian :
Oleh :
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Istri : Ny. “A” Nama Suami : Tn “P”
Umur : 25 Tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bengkulu
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memakai alat konrasepsi yang lebih efektif dari KB
pil untuk menunda kehamilannya dan ingin memakai kb Spons
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Durasi : 7 hari
d. Banyak : 3 - 4x ganti pembalut/hari
e. Keluhan : TIdak ada
f. Amenorhea : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu menikah : 18 tahun
b. Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
7
c. Lama perkawinan : Ibu mengatakan 20 tahun menikah
d. Jumlah anak : Ibu mengatakan mempunyai 1 anak
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Ha Kom Tempat UK Jenis Penol Penyulit Anak Ket
mil plika persalin persali ong kehml Persl Nifas JK BB PB
ke- si an nan
1 - BPS 39 normal bidan - - - L 3000 48 12
Ny. Ari mg thn
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin melakukan KB
Implan.
2) Riwayat penyakit yang menderita : Ibu mengatakan tidak
menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ),
menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar
(jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas
(Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning
(Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan
Gatal – Gatal (PMS).
3) Pengobatan yang telah didapat : Ibu mengatakan tidak
pernah mendapatkan pengobatan yang serius
4) Alergi terhadap obat : Ibu mengatakan tidak Alergi terhadap obat
b. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan tidak menderita
penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun (
jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering
makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan
darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis),
Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal
(PMS).
8
2) Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan belum pernah
mengalami operasi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM ),
menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar
– debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak
nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit
Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan Gatal – Gatal (PMS).
2) Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan dalam keluarganya
belum pernah mengalami operasi apapun.
3) Keturunan Kembar : ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada keturunan kembar.
7. Data KB
a. Persalinan terakhir : 12 tahun yang lalu
b. Jenis persalinan : spontan
c. Apakah pernah memakai alat kontrasepsi : pernah
d. Kalau ya, metode apa yang digunakan : KB Spons
e. Berapa lama menggunakan : 12 tahun
f. Apakah pernah drop out : tidak
g. Metode apa yang diyakini sekarang : KB Spons
h. Pasien datang atas petunjuk : sendiri
i. Datang pertama mendapat pelayanan KB : Bidan
j. Perencanaan anak dalam keluarga : 2 anak
k. Tanggapan suami : suami mendukung ibu untuk KB Spons
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
9
BB/ TB : 42 kg/155 cm
TTV : TD : 110/80 mmHg
S : 37.2 0 C
N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik secara khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak berketombe, rambut hitam , tidak rontok
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih tidak
ikterus
Hidung : Simetris, tidak terlihat pernafasan cuping, tidak
terlihat secret
Telinga : Simetris, bersih, tidak terlihat lesi, tidak terlihat
serumen
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak terlihat stomatitis, tidak
caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Dada : Simetris, tidak terlihat retraksi dinding dada saat
bernafas
Abdomen : Tidak terlihat bekas operasi, tidak terlihat lesi
Genetalia : Bersih, tidak terlihat PMS
Anus : Berlubang, tidak haemorhoid
Ektermitas
Atas : Simetris, tidak terlihat gangguan pergerakan
Bawah : Simetris, tidak terlihat gangguan pergerakan
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan, tidak teraba nyeri tekan
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Dada Tidak teraba benjolan, tidak teraba nyeri tekan
10
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar suara whezing dan ronchi
Abdomen : Terdengar bising usus 18x/menit
d. Perkusi
Reflek patella : Kaki kanan dan kiri
C. Analisa
Ny.A Dengan Akseptor KB Spons
D. Penatalaksanaan
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya
2. Beritahu ibu tentang KB Spons dan efek sampingnya.
3. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar
sebelum melakukan hubungan seksual.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
(busa atau krim) dan insersi spermisida.
5. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan
hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak
memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.
6. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun
penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum
diisi ke dalam aplikator).
7. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum
terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama
dilanjutkan berulang kali.
8. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis
tertutup secara keseluruhan.
9. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan ibu boleh
datang untuk konsultasi.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi spons adalah metode kontrasepsi yang menggabungkan
unsur penghalang dan pembunuh sperma untuk mencegah pembuahan.
Terdapat tiga merk kontrasepsi spons: Pharmatex, Protectaid dan Today.
Pharmatex dipasarkan di Prancis dan provinsi Quebec; Protectaid dijual di
wilayah Kanada lainnya dan di Eropa; sementara itu, Today dipasarkan di
Amerika Serikat.
Spons ini bekerja dengan dua cara. Pertama-tama, spons dimasukkan ke
dalam vagina sehingga dapat menutupi leher rahim dan mencegah sperma
masuk ke rahim. Kedua, spons diproduksi dengan spermisida di dalamnya
agar sperma tidak dapat bergerak. Spons ini dimasukkan ke dalam vagina
sebelum penetrasi dan harus ditempatkan di atas leher rahim agar efektif.
Namun, spons ini tidak melindungi pasangan dari penyakit kelamin.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Saroha, Dkk. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Trans Info Media.
13