Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak
dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2013). Keluarga berencana (KB) adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah kelahiran dan jarak kelahiran
dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2007). Keluarga berencana adalah
usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. (Harnawati,
2008).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat?
2. Bagaimana cara kerja kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat?
3. Apa saja keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi sederhana tanpa alat
dan dengan alat?
4. Siapa saja yang dapat menggunakan dan tidak dapat menggunakan
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat?
5. Bagaimana instruksi kepada klien dan jadwal kunjungan kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan dengan alat?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja jenis kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan
alat?
2. Mengetahui cara kerja kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan
alat?
3. Mengetahui apa saja keuntungan dan keterbatasan kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan dengan alat?
4. Mengetahui siapa saja yang dapat menggunakan dan tidak dapat
menggunakan kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat?
5. Mengetahui bagaimana instruksi kepada klien dan jadwal kunjungan
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat?

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur
oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
Kontrasepsi ialah usaha- usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan
pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi ideal belum ada.
Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
a. Dapat dipercaya
b. Tidak menimbulkan efek yang menggangu kesehatan
c. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus
e. Tidak memerlukan motivasi terus menerus
f. Mudah pelaksanaannya
g. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
h. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan
(Prawirohadjo, 2007).

B. Macam-macam Kontrasepsi Sederhana


1. Tanpa Alat
a) KB Alamiah
a. Metode Kalender
b. Metode Suhu Badan Basal
c. Metode Lendir Serviks

3
d. Metode Simpto-Termal
b) Coitus Interuptus

2. Dengan Alat
a) Mekanis (Barrier)
a. Kondom Pria
b. Barrier Intra Vaginal
1) Diafragma
2) Kap Serviks
3) Spons
4) Kondom Wanita
b) Kimiawi
a. Spermisid
1) Vaginal Cream
2) Vaginal Foam
3) Vaginal Jelly
4) Vaginal Suppositoria
5) Vaginal Tablet
6) Vaginal Soluble

C. Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat


1. KB Alamiah
1) Natural Family Planning.
2) Fertility Awareness Methods. (Metode "Kesadaran akan Fertilitas").
3) Metode Rhythm.
4) Periodik Abstinens
5) Pantang Berkala/Istibra Berkala.

Dasar:

1. Menentukan periode/masa subur, yang terjadi sekitar waktu ovulasi,


umumnya kira-kira 14 hari sebelum haid berikutnya.
2. Menghindari sanggama selama kurang lebih 7-18 hari, termasuk masa
subur dari tiap siklus. (Hartanto, 2010)

4
a. Metode Kalender

Dasar:
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6 12
bulan terakhir.
Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Knaus di
Austria, yang bekerja sendiri-sendiri, menemukan bahwa:
Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid
berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang
akan datang.
Knaus: ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15 sebelum haid yang akan
datang
Problem terbesar dengan Metode Kalender adalah bahwa jarang ada
wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.
Tehnik Metode Kalender:
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan:
a. Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan
awal dari masa suburnya.
b. Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk
menentukan akhir dari masa suburnya.
Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi:
1. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.
2. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
3. Ovum hidup selama 24 jam.
Diperlukan catatan siklus hadi 8 bulan atau lebih.
1. Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek - 18.
Asal angka 18: 14+2+2 L> hari hidup spermatozoa.
2. Hari terakhir persangkaan masa subur: siklus terpanjang- 11
Asal angka 11: 14-2-1 L>hari hidup ovum.
Efektivitas Metode Kalender:
Angka kegagalan: 14.4-47 kehamilan pada 100 wanita-per tahun.
(Hartanto, 2010)

5
b. Metode Suhu Badan Basal (Termal)
Dasar:
Peninggian suhu badan basal 0.2-0.5 C pada waktu ovulasi.
Peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari setelah ovulasi, dan
disebabkan oleh peninggian kadar hormon progesterone.
Tehnik Metode Suhu Badan Basal:

a. Umumnya digunakan termometer khusus dengan kalibrasi yang


di perbesar (basal termometer), meskipun termometer biasa da-
pat juga dipakai
b. Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap pagi dan
setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam
keadaan istirahat mutlak.
c. Pengukuran dilakukan secara: Oral (3 menit). Rektal (1 menit),
ini cara terbaik. Vaginal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Suhu Badan Basal:

1. Influensa atau infeksi traktus respiratorius lain.


2. Infeksi/penyakit-penyakit lain yang meninggikaa suhu badan.
3. Inflamasi lokal lidah, mulut atau daerah anus.
4. Faktor-faktor situasional seperti mimpi buruk, jet lag,
mengganti pokok bayi pukul 6 pagi.
5. Jam tidur yang ireguler.
6. Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum pengambilan
suhu badan basal.
7. Pemakaian selimut elektris.
8. Kegagalan membaca termometer dengan tepat/baik

Macam-macam peninggian suhu badan basal:

a. Peninggian suhu yang mendadak (abrupt). Ini yang paling


sering terjadi.
b. Peninggian suhu yang perlahan-lahan (gradual)

6
c. Peninggian suhu yang bertingkat, umumnya didahului
penurunan suhu yang cukup tajam.
d. Peninggian suhu seperti "gigi gergaji

Catatan:

a. Pada beberapa kasus, kadang-kadang SBB sama sekali tidak


meninggi selama ovulasi, atau kadang-kadang sudah meninggi
pra-ovulasi.
b. Demikian pula pada siklus haid yang an-ovulatoir, SBB tidak
meninggi, dan ini ditemukan pada: gadis muda.
klimakterium/pra-menopause. segera post-partum/post-abortus.
Laktasi.
c. Bila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum akan berhenti
bekerja, produksi hormon progesterone menurun, dan akhirnya
suhu badan basal menurun lagi.
d. Suhu badan post-ovulasi adalah lebih tinggi daripada suhu
badan pra-ovulasi, meskipun tidak terjadi fertilisasi.

Efektivitas Metode Suhu Badan Basal:

Angka kegagalan: 0.3-6.6 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

Kerugian utama metode suhu badan basal ialah bahwa abstinens


sudah harus dilakukan pada masa pra-ovulasi. (Hartanto, 2010)

c. Metode Lendir Serviks/Metode Ovulasi Billings (Mob)


Dasar metode billing adalah pengenalan ovulasi dengan
memperhatikan perubahan pada jumlah dan konsistensi mukus
serviks sebagai reaksi terhadap perubahan kadar hormon-hormon
ovarium yang ada di dalam darah. Wanita yang ingin menghindari
kehamilan harus menghindari hubungan seksual sejak saat dia
menyadari akan terjadinya ovulasi sampai tiga hari setelah ovulasi.

Mukus atau lendir serviks sangat penting artinya dalam


membantu sperma untuk bergerak naik lewat serviks dan uterus.
Pada saat ovulasi, mukus serviks dipersiapkan oleh kadar estrogen

7
yang tinggi sehingga pada saat ini mukus menjadi encer, jernih,
mudah mulur, dan dapat ditembus sperma. (Hartanto, 2010)
Mekanisme Kerja

Untuk kontrasepsi:

Sanggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus


menstruasi di mana kemungkinan terjadi konsepsi/kehamilan.

Untuk konsepsi/pencapaian kehamilan:

Sanggama direncanakan pada masa subur yaitu dekat dengan


pertengahan siklus (biasanya pada hari ke 10-15), atau terdapat
tanda-tanda adanya kesuburan, ketika kemungkinan besar terjadinya
konsepsi.

Manfaat

Kontrasepsi:

2. Dapat digunakan untuk menghundari atau mencapai kehamilan


3. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi
4. Tidak ada efek samping sistemik
5. Murah atau tanpa biaya

Non kontrasepsi:

1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana


2. Menmbah pengetahuan mengenai sistem reproduksi oleh
suami dan istri
3. Memungkinkan mengeratkan hubungan/relasi melalui
peningkatan komunikasi antara suami istri. (Hartanto, 2010)

d. Metode Simptotermal
Pada metode ini harus mendapat instruksi untuk metode
lendir serviks dan suhu basal, ibu dapat menentukan masa subur
dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks. Setelah darah

8
haid berhenti, ibu dapat bersenggama pada malam hari kering
dengan berselang sehari selama masa tak subur. Masa subur mulai
ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, pada masa ini
harus pantang senggama sampai masa subur berakhir. (Hartanto,
2010)

2. Senggama Terputus /Coitus Iteruptus

Cara kerja metode ini dengan cara menarik keluar penis yang sedang
ereksi dari vagina sebelum ejakulasi untuk mencegah sperma masuk ke
dalam vagina. Butuh pengalaman tentang orgasme dan kontrol diri dari
pasangan masing-masing. Senggama terputus merupakan metode tertua di
dunia, karena telah tertulis pada kitab tua dan diajarkan kepada
masyarakat.

Di Perancis abad ke-17, metode senggama terputus merupakan metode


untuk menghindari kehamilan. Kekurangan metode ini adalah
mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Kegagalan hamil sekitar 33%
sampai 35% karena semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan,
terlambat mengeluarkan kemaluan, semen yang tertumpah di luar sebagian
dapat masuk ke genitalia, dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua
belah pihak. (Saifudin, 2003)

D. Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat


1. Metode Mekanis/ Barier
a. Kondom Pria

Kondom merupakan selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari


berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung
berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai

9
bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk menigkatkan
efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai
aksesoris aktivitas seksual. (Hartanto, 2010)
Cara Kerja:

1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur


dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi perempuan.
2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan
HIV/AIDS) dari satu pasang kepada pasangan kepada pasangan
yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)

Efektivitas:

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom
tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah
didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun

Cara Pemasangan Kondom

Sumber gambar : https://bunda.co/gambar-dan-penjelasan-cara-memakai-kondom-


yang-benar/896/

10
b. Barrier Intra Vaginal

Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus geni-talia interna


wanita danimmobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya

Kerugian Metode Barier Intra-vaginal:

1 Angka kegagalan relatif tinggi.


2 Aktivitas dan spontanitas hubungan seks harus dihentikan sementara
untuk memasangalatnya
3 Perlu dipakai secara konsisten hati-hati dan terus menerus pada setiap
sanggama.
Macam-macam metode barrier:
1) Diafragma
2) Kap Serviks
3) Spons
4) Kondom Wanita (Hartanto, 2010)

1) Diafragma
Kontrasepsi wanita yang mirip kondom, bentuknya seperti topi
yang menutupi mulut rahim, terbuat dari bahan karet dan agak tebal.
Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang
dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. (Hartanto, 2010)

Diafragma vagina yang berupa kubah karet sirkular dengan garis


tengah bervariasi yang diperkuat dengan cincin logam melingkar,
dapat sangat efektif apabila digunakan bersama dengan jeli atau krim
spermisida.

11
Cara Pemasangan Diafragma

Sumber gambar: https://biofar.id/cara-mencegah-kehamilan/

2) Kap Serviks
1. Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
2. Dibandingkan dengan diafragma, kap serviks:
a. Lebih dalam/tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil.
b. Umumnya lebih kaku.
c. Menutupi serviks karena hisapan [suetion], bukan karena
pegas.
3. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastik, karang
yang banyak adalah dari karet.
Keuntungan plastik dibandingkan karet:
a. Tidak rusak oleh iklim yang panas.
b. Tidak bereaksi dengan cairan vagina yang asam.
c. Tidak rusak oleh minyak hewan/tumbuh-tumbuhan, sehingga
dapat dipakai dengan spermisid yang mengandung minyak
tersebut.
Keuntungan Serviks Cap:

1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di Ser-


viks untuk waktu > 24 jam, pemberian spermisid sebelum
bersanggama akan menambah efektivitasnya.
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter- men-
strual, dan hanya perlu dikeluarkan pada saat perkiraan da-
tangnya haid (tetapi ini tidak dianjurkan)

12
3. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama.
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis
fungsional dari vagina misalnya sistokel, rektokel, prolapsus
uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5. Kap serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak me-
merlukan pengukuran-ulang bilamana terjadi perubahan tonus
otot vagina.
6. Jarang terlepas selama sanggama.

Kerugian Kap Serviks:

Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks


yang jauh di dalam vagina. (Hartanto, 2010)

Sumber gambar: https://biofar.id/cara-mencegah-kehamilan/

3) Spons

Tahun 1983 FDA di Amerika Serikat memberikan izin untuk


penggunaan alat kontrasepsi spons intra-vaginal. Macamnya seperti
sponge kecil berbentuk bantal, terbuat dari polyurethane yang
mengandung spermisid (1 gram nonoxynol-9) Satu sisi dari spons
berbentuk cekung (conca) yang dimaksudkan untuk menutupi
serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spons selama
sanggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluarannya.

13
Insersi Spons:

1. Mula-mula spons dibasahi dengan air ledeng sebanyak kira-kira


2 sendok makan, lalu diperas secukupnya untuk menghilangkan
air yang berlebihan.
2. Sponge kemudian dimasukkan ke dalam vagina sampai menca-
pai serviks.

Setelah spons terpasang dengan benar, spcns memberikan


per- lindungan sampai 24 jam. Spons dibiarkan paling sedikit 6
jam in- situ setelah sanggama selesai. Jangan melakukan
pembilasan vagina (douching)

Cara Kerja Spons:


Spons mempunyai efek kontraseptif karena:
1. Melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya.
2. Merupakan barier antara spermatozoa dan serviks.
3. Menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons. (Hartanto,
2010)

Sumber gambar: https://biofar.id/cara-mencegah-kehamilan/

4) Kondom Wanita

Alat ini terdiri dari 2 cincin polyurethane yang lentur


berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari
suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum
dipasang, biasanya ditambahkan spermisid pada alatnya.
kombinasi antara Diafragma dan Kondom

14
Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak
perlu dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong
keatas selama sanggama; cincin-luar menutupi labia dan dasar dari
penis. keatas selama sanggama, cincin-luar menutupi labia dan
dasar dari penis.

Alasan utama dari dikembangkannya kondom wanita adalah


karena pada kondom pria dan diafragma biasa, kedua alat tersebut
tidak menutupi daerah perineum sehingga masih ada kemungkinan
penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.

Cara Pemasangan kondom wanita

Sumber gambar: https://biofar.id/cara-mencegah-kehamilan/

15
2. Kimiawi
a. Spermisida

Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai


mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks.
Setelah pemasangan sekitar 5 sampai 10 menit, hubungan seks dapat
dilaksanakan agar spermisida dapat berfugsi. Kekurangan spermisida
adalah merepotkan menjelang hubungan senggama, nilai kepuasan
berkurang, dapat menimbulkan iritasi atau alergi, kejadian hamil tinggi
sekitar 35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat
melakukan hubungan senggama. (Manuaba, 2004)

Menurut Cunningham (2005), kontrasepsi ini dipasarkan dalam


bentuk krim, jeli, supositoria, tissue (film) dan busa dalam wadah aerosol.
Spermisida ini digunakan secara luas di negeri ini, terutama oleh wanita
yang tidak dapat menerima kontrasepsi oral atau AKDR. Kontrasepsi ini
bermanfaat terutama bagi wanita yang memerlukan perlindungan
temporer, sebagai contoh selama minggu pertama setelah memulai
kontrasepsi oral atau selagi menyusui.

Spermisid vaginal adalah Zat-zat kimia yang kerjanya


melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa
bergerak ke dalam traktus genitalia interna. (Saifudin, 2003)

Keuntungan Spermisid Vaginal:

1. Aman.
2. Sebagai kontrasepsi pengganti/cadangan untuk wanita dengan kontra-
indikasi pemakaian Pil-oral, IUD dan lain-lain.
3. Efek pelumasan pada wanita yang mendekati menopause di samping
efek proteksi terhadap kemungkinan menjadi hamil.
4. Tidak memerlukan supervisi medik

16
Kerugian Spermisid Vaginal:

1. Angka kegagalan relatiftinggi (umumnya kegagalan disebabkan


oleh pemakaian yang tidak konsisten).
2. Harus digunakan segera sebelum sanggama, bahkan ada spermisid
vaginal yang perlu waktu 5-30 menit agar spermisid-nya sudah
bekerja, sehingga mengganggu “main cinta” pasangan tersebut.
3. Karena harus diletakkan dalam-dalam/tinggi di vagina, ada wanita
yang segan untuk melakukannya.
4. Harus diberikan berulang-kali untuk sanggama yang berturut-turut.
Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa
wanita. (Saifudin, 2003)

Cara Pemakaian Spermisid Vaginal yang benar.

Agar supaya mendapatkan efektivitas yang sebesar-besarnya, spermisid


harus digunakan dengan benar pada setiap sanggama.

1. Letakkan spermisid-nya setinggi/sedalam mungkin di dalam vagina,


sehingga akan menutupi serviks.
2. Tunggulah waktu yang ditentukan/diperlukan sebelum mulai
bersanggama, agar supaya spermisid-nya telah tersebar dengan baik di
dalam vagina bagian atas dan sekeliling serviks.
3. Gunakan spermisid tambahan setiap kali mengulangi sanggama pada
saat yang sama.
Jangan melakukan pembilasan vagina (douching) paling sedikit 6-8
jam setelah sanggama selesai (Saifudin, 2003)

Jelly
1) Dibuat dari bahan yang larut dalam air, misalnya gelatin
2) Akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar di dalam
vagina.
3) Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian

17
Gambar Spermisida Jelly

Sumber gambar :https://www.lusa.web.id/cara-pakai-spermisida/

Cream
1) Dibuat dari lemak yang tidak larut dalam air, misalnya gli- serin,
stearat
2) Setelah dimasukkan ke dalam vagina, cream tetap berada pada
tempatnya dan tidak menyebar lebih jauh
Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian (Saifudin, 2003)

b. Vaginal Supositoria
Suppositoria yang akan meleleh (Melting suppositoria):

1. Dapat berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar Klin
yang tidak larut dalam air.
2. Akan meleleh pada suhu badan.
3. Perlu menunggu 5 - 30 menit sebelum boleh bersanggama.

18
Suppositoria busa:

1. Seperti tablet busa, dengan adanya sekret vagina akan menghasilkan


gelembung-gelembung C02 yang akan menyebarkan spermisid-nya.
2. Memerlukan waktu 10 menit sebelum boleh bersanggama.

Sumber gambar :https://www.lusa.web.id/cara-pakai-spermisida/

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontasepsi memiliki berbagai macam metode yang dapat dipilih, salah
satunya adalah konrasepsi sederhana yang mana didalamnya terdapat metode
pelaksanaannya. Kontrasespi sederhana dapat menjadi alternatif untuk
menghemat biaya karna metodenya yang cukup murah dan bahkan tanpa biaya
sama sekali. Namun penggunaan kontrasepsi sederhana ini tidak terlepas dari
keberhasilannya yang diukur melalui sejauh mana efektivitas dari metode yang
digunakan. Dalam memilih kontrasepsi sederhana dibutuhkan komitmen dari
kedua belah pihak yang bersangkutan. Selain itu juga keamanan penggunaan
alat yang diindikasikan serta kontra idikasi seharusnya dapat dijelaskan terlebih
dahulu oleh bidan sebagai konselor dan penjamu KIA. Dengan demikian klien
dapat memahami dan dapat memutuskan jenis Kontrasepsi yang akan
diambilnya.

B. Saran
Di sarankan kepada mahasiswa kebidanan dapat Memahami dan
mengetahui jenis-jenis kontrasepsi serta mencari lebih dalam mengenai
kontrasespi karena peran kita sebagai mahasiswa adalah belajar, Selain itu hal
ini akan sangat bermanfaat untuk konseling ketika di lapangan nanti.

20
DAFTAR PUSTAKA

WHO, 2016. Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi.Edisi ke


3. BKKBN. Kementrian Kesehatan RI.

Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta.; Pustaka


Sinar Harapan

Saifudin, Abdul Bari. 2003. Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

https://www.academia.edu/12429179/METODE_BARIER_PADA_WANITA_Barier_Intra-
vaginal_www.whandi.net diakses pada 24 Juli 2019

21

Anda mungkin juga menyukai