• 18 = 14+2+2
masa hidup Masa
sperma pantang
• 11 = 14-2-1 : hari ke
masa hidup
ovum 11 - 18
Hal ini berlaku bagi siklus haid teratur
Seorang wanita menentukan masa
suburnya dengan :
Dasar : data haid dicatat selama 6-
12 bulan terakhir
Rumus :
Hari pertama masa subur = siklus
haid terpendek - 18
Hari subur terakhir = siklus haid
terpanjang – 11
Makin tidak teratur haidnya makin
pendek masa yang aman.
Mis : Siklus haid antara 25 dan 32 hari
maka masa aman pre ovulasi : 25 – 18 =
7 & Masa aman post ovulasi : 32 – 11 =
21
Jadi masa tidak subur : sebelum hari ke
7 dan sesudah hari ke 21
Masa berpantang : hari ke 7-21
Efektivitas metode kalender
Angka kegagalan 14,4-47 kehamilan pada 100
wanita pertahun.
Kekurangan :
Panjang siklus mens setiap wanita
tidaklah sama
Dalam prakteknya sukar untuk
menentukan saat ovulasi dengan tepat
Agar efektif harus sesering mungkin
dilakukan pantang
Kelebihan :
Tanpa efek samping
Gratis
Tidak menggunakan bahan kimia
Dapat digunakan oleh semua wanita
Apabila dipraktekan dengan benar efektifnya mencapai
99% setara dengan pil KB
3. SUHU BASAL (TERMAL)
Dasar :
Menjelang ovulasi suhu akan turun, kemudian suhu
naik 0,2 -0,5 0C pada waktu ovulasi selama 2 hari
karena kadar progesteron naik
Kenaikan suhu dapat terjadi segera atau secara
berangsur – angsur dan terus menerus
Yang penting perubahan suhu bukan nilai absolutnya,
sehingga pengukuran harus dilakukan tiap hari.
Cara ini hanya dapat menentukan masa aman post
ovulasi (3 hari setelah kenaikan suhu basal)
Sering dikombinasikan dengan metode kalender
Teknik
Waktu pengukuran : Pagi hari sebelum bangun dari
tempat tidur dan setelah tidur nyenyak sedikitnya
3-5 jam(waktu sama)
Pengukuran menggunakan termometer dilakukan
secara :
Oral ( 3 menit) atau Rectal (1 menit )
Hasil pengukuran dicatat pada kartu pencatatan
suhu badan
Faktor faktor yang mempengaruhi suhu
badan basal :
badan.
Inflamasi lokal lidah, mulut, atau daerah anus
Laktasi
Pakai aturan perubahan suhu
Pakai catatan suhu pada kartu untuk 10 hari dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu
“normal,rendah”. Abaikan setiap suhu tinggi yg
disebabkanoleh demam
Tarik garis pada 0,05 – 0,1oC di atas suhu tertinggi
Dasar :
Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena
pengaruh hormon ovarium
Pengamatan sepanjang hari dan mengambil
kesimpulan di malam hari
Periksa lendir dengan jari/tisu
Pada tahap belajar, Pasangan diminta secara penuh tidak
bersenggama pada 1 siklus haid
Fase perubahan Lendir :
1. Masa Kering : Segera setelah mens. (kadar estrogen rendah)
2. Masa preovulasi dini : Sekresi lendir yang keruh dan liat
( kadar estrogen mulai naik)
3. Hari-hari basah : Beberapa waktu sebelum dan sesudah
ovulasi lendir jernih, licin sifatnya seperti putih telur
4. Masa post ovulasi : Lendir berkurang sekali dan menjadi
keruh dan liat ( kadar progesteron naik)
5. Masa premenstruasi : Lendir kadang-kadang menjadi jernih
lagi dan sangat cair. Fase ini tdk selalu terjadi.
Masa subur : mulai pada fase 2 dan berlangsung sampai 4
hari sesudah keluarnya lendir yang jernih dan licin. Hari
lainnya merupakan masa yang aman
Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir
serviks oleh sel sel serviks yaitu :
1. Lendir tipe E ( estrogenic)
Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
Sifat sifat :
Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit : sampai berapa
jauh lendir dapat diregangkan sebelum putus.
Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fern light
patern)
Spermatozoa dapat “menembus” lendir ini
2. Lendir tipe G (gestagenik)
Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi
Sifat sifat :
Kental
Viskositas tinggi
Keruh (opaque)
Dibuat karena peninggian kadar progesteron
Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
Untuk kontrasepsi
1. Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur,. Beri
tanda pada catatan harian
2. Pantang senggama paling sedikit 1 siklus
3. Hindari senggama pada waktu haid
4. Pada hari kering setelah haid aman untuk bersenggama
selang 1 malam
5. Segera setelah ada lendir jenis apapun/perasaan basah muncul,
hindari senggama
6. Tandai hari terahir dengan lendir jernih, licin, mulur dengan
tanda X puncak ovulasi
7. Setalah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikutnya
Efektivitas metode lendir serviks
Angka kegagalan 0,4-39,7 kehamilan pada 100
wanita pertahun
Disamping abstinen pada saat yang diperlukan,
masih ada 3 sebab lain terjadinya
kegagalan/kehamilan :
Pengeluaran lendir mulainya terlambat
Lendir tidak dirasakan oleh wanita atau interpretasi salah.
Lendir serviks ini dapat dikenali dengan rasa/sensasi, tes
dengan jari tangan dan penampakan
Lembab atau Lendir awal, sedikit,
lengket tebal, putih, lengket.
Terimakasih
METODE SEDERHANA
DENGAN ALAT
1.
Kondom
Profil
53
Kondom merupakan selubung atau sarung karet
yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastic, yang dipasang pada saat
berhubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir
tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
berbentuk seperti putting susu.
Ukuran kondom standarnya adalah panjang minimal
160 mm, lebar 45-55 mm, tebal maksimal 0,07-0,16
mm.
Mekanisme Kerjanya
Mencegah sperma
masuk ke saluran
reproduksi wanita
Sebagai kontrasepsi
dan pelindung terhadap
infeksi PMS
55
Efektifitas
2. Lateks
Paling banyak dipakai
Murah
Elastis
3. Plastik
Sangat tipis
> Mahal dari lateks
Manfaat kondom secara kontrasepsi dan
nonkontrasepsi :
Efektif mencegah kehamilan benar.
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Murah dan dapat dibeli secara umum.
Sebagai metode kontasepsi sementara.
Mencegah terjadinya PMS
Tidak memerlukan pemeriksaan medis
Pria ikut secara aktif dalam program KB
Keterbatasan dari kondom
61
CARA PEMASANGAN KONDOM
Pasangkan kondom
saat penis sedang
ereksi
Lepaskan gulungan
karetnya dengan jalan
menggeser gulungan
tersebut kearah pangkal
penis.
62
Cara pemasangan kondom lanjutan……
Kondom dilepas
sebelum penis
melembek.
Gunakan kondom
Hanya utk 1 kali pakai
dan setiap
berhubungan seksual.
Buang kondom bekas
pada tempat yang
aman.
63
2.
KONDOM
WANITA
Profil
Merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom
Bahan kondom terbuat dari polyurethane atau latex dengan
dua buah cincin pada masing-masing ujungnya
ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup
dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke
arah luar terbuka
Cincin dalam dipasang tinggi dalam vagina dan tidak perlu
dipasang tepat pada serviks karena akan terdorong oleh
penis, cincin luar menutupi labia dan dasar penis
panjang 17-an cm dan diameter 6 hingga 7 cm
Cara pasang / memakai / menggunakan
kondom wanita
1. Ujung yang tertutup di
bentuk lonjong pipih /angka
delapan dengan salah satu
jari-jari tangan
Sangat efektif
Aman
Diawasi sendiri oleh pemakai
Hanya dipakai bila diperlukan
Tidak mempengaruhi laktasi
Dapat dipakai selama haid (tapi sangat tidak
dianjurkan)
Kerugian
Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari
pemakai
Wanita perlu memegang atau manipulasi
genitalianya sendiri
Untuk pemakaian awal, perlu instruksi dan cara
pemasangan oleh tenaga klinik yang terlatih
Menjadi mahal bila sering memakai
Insersi cukup sukar
Pada kasus tertentu dapat terasa oleh suami saat
bersenggama
Keluhan becek pada wanita yang disebabkan oleh
spermisida.
Macam macam diafragma
1. Coil spring diafragma
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan
pegas atau per spiral yang bundar dan dilapisi dengan
karet.
Diafragma ini terutama berguna untuk wanita dg :
Otot otot vagina yang kuat
Ukuran dan kontur vaginal yang normal
Arkus pubis yang dalam dibelakang os pubis
Tidak ada perubahan posisi uterus
Ukuran dan kontur vagina normal
2. Flat spring diafragma
Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam
yang pipih
Diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan :
Otot vagina yang kuat
Ukuran dan kontur vagina yang normal
Arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis pubis
Nulligravida
Uterus antefleksi
Serviks yang panjang yang mengarah ke belakang
3. Arcing spring diafragma
Pinggir alas diafragma mempunyai alas lengkap
Dapat digunakan dengan wanita dengan :
Tonus otot vagina yang jelek
Sistokel atau rectocel yang sedang
Prolapsus uteri ringan
Uterus antefleksi atau retroflkesi
Serviks yang panjang yang mengarah ke depan.
Menentukan ukuran diafraghma
1. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam
vagina sampai ujung jari tengah menyentuh fornix
posterior
2. Titik dimana jari telunjuk menyentuh simphisis
pubus ditandai dengan ujung ibu jari tangan yang
sama, kemudian kedua jari keluarkan dari vagina
3. Pinggir alas dalam diafragma diletakkan pada ujung
jari tengah dan pinggir alas yg berlawanan
diletakkan di depan ibu jari maka akan diperoleh
diafraghma yg tepat
Petunjuk penggunaan
Efek samping
Dapat timbul sekret yang berbau bila kap dibiarkan
terlalu lama
Kemungkinan terjadi sindrom syok toksik, infeksti
traktus urinarius berulang
Cara pemasangan
Kurang lebih 1/3 – ½ bagian dari kap diisi dengan spermisid
Posisi tubuh wanita jongkok/setengah duduk/tidur
Kap serviks dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari
dengan kubah menghadap ke bawah sambil memijit pinggir
atas kap serviks
Tangan yang lain membuka bibir kemaluankap serviks
dimasukan sepanjang dinding belakang vagina sampai
mencapai serviks
Dengan jari telunjuk pinggir alas kap serviks ditekan
sekeliling serviks sampai menutupi ostium uteri dan ujung
serviks dapat teraba di bawah kubah
Kontraindikasi kap serviks
1. Erosi atau laserasi serviks
2. Kelainan bentuk serviks
3. Riwayat infeksi traktus urinarius yang berulang kali
4. Infeksi dari serviks, adnexa atau neoplasma serviks
5. Alergi karet atau spermisid
6. Pap smear yang abnormal
7. Biopsi serviks dalam 6 minggu terakhir
8. Post-partum < 6-12 minggu
9. Riwayat pernah mengalami sindrom syok toksik
10. Ketidakmampuan memasang dan mengeluarkan kap serviks
dengan benar.
5.
SPERMICIDE
Pengertian Spermisida
.
Spermisida adalah bahan
kimia (biasanya non
oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau
membunuh sperma, dikemas
dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal dan krim
95
Cara Kerja
96
jenis
Aerosol (busa)
Tablet vaginal, suppositoria atau
dissolvable film
Krim
97
Manfaat kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak mengganggu produksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Mudah digunakan
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk
HBV dan HIV/ AIDS
98
Keterbatasan
Efektifitas kurang
Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada
kepatuhan cara penggunaan
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah
aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
Harus digunakan segera sebelm senggama
Harus diulang berulang kali untuk senggama yang
berulang.
Indikasi Dan Kontraindikasi
Indikasi Kontraindikasi
•Tidak menyukai metode •Alergi spermisid
kontrasepsi hormonal, perokok •dispareuni
atau usia diatas 35 tahun •vaginismus
•Tidak menyukai penggunaan
•Penyakit menular aktif
AKDR •Uretritis, sistisis, disuria
•Memerlukan proteksi terhadap
•Kondiloma akuminata, dermatitis
IMS
simpleks, pruritus genitalia, herpes
•Menyusui dan perlu kontrasepsi
genitalis
•Memerlukan metode sederhana
sam bil menunggu metode yang
lain
100
Cara penggunaan
1.Aerosol (busa)
Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
Tempatkan container dengan posisi keatas
Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam
vagina mendekati serviks, dorong sampai busa keluar
Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air dan
keringkan
2.Tablet vagina (supositoria)
Cuci tangan sebelum membuka paket
Lepaskan tablet dari paket
Sambil berbaring masukan tablet vagina jauh kedalam
vagina
Tunggu 10-15 menit sebelum memulai hubungan seksual
3.Krim
Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas kedalam
aplikator sampai penuh, masukan kedalam vagina sampai
mendekati serviks
Tekan alat pendorong sampai krim keluar
Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air
Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian
bagiannya
Tiap spermisid vaginal mempunyai dua
komponen
1. Zat pembawa/pengangkut
2. Zat spermisid yang aktif
1. Zat pembawa/pengangkut
a. Jelly
Dibuat dari bahan yang larut dalam air, misalnya gelatin
Akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar
didalam vagina
Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
b. Cream
Dibuat dari lemak yang tidak larut dalam air
Setelah dimasukan kedalam vagina, cream tetap berada pada
tempatnya dan tidak menyebar lebih jauh
Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
c.Busa
Akan mengisi vagina dengan gelembung gelembung busa yang
mengandung spermisidnya
d.Tablet busa
Dengan adanya secret vagina, tablet busa akan menghasilkan CO2
yang selanjutnya akan menyebarkan spermisidnya
Memerlukan waktu 10 menit sebelum bersenggama
e. Suppositoria yang akan meleleh
Dapat berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar
lilinyang tidak larut dalam air
Akan meleleh pada suhu badan
Perlu menunggu 5-30 menit sebelum boleh bersenggama
f. Suppositoria busa
Seperti tablet busa, dg adanya sekret vagina akan
menghasilkan gelembung2 CO2 yang akan
menyebarkan spermisidanya
Memerlukan waktu 10 menit sebelum bersenggama
g. Soluble film
Berbentuk plastik menyerupai kertas
Berukuran 2x2 inci
Dilipat sekali kemudian dimasukan ke dalam vagina 5
menit sebelum senggama
2. Zat spermisid yang aktif
Ada 3 golongan berdasarkan daya kerjanya :
Surfactant (nonoxynol 9, octoxynol 9, menfegol)
Bakterisidal (Phenyl Mercuric Asetat)
Derajat keasaman yang tinggi (asam laktat, asam borat,
asam citrum)
Contoh jenis jenis spermisida
Efek samping
Gatal-gatal
Perubahan masa menstruasi
Meningkatnya pengeluaran cairan vagina
Iritasi dinding vagina
7.
SPONS
VAGINA
Spons
Berbentuk seperti bantal kecil terbuat dari
poliurethane yang mengandung spermisid
Satu sisi spons berbentuk cekung, yang
dimaksudkan untuk menutupi serviks dan
mengurangi kemungkinan perubahan letak spons
selama senggama
Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluaran
Insersi spons
Spons dibasahi dengan air kira2 2 sendok makan,
lalu peras secukupnya untuk menghilangkan air
yang berlebihan
Masukan ke dalam vagina
Dipasang 24 jam sebelum senggama.
Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali
senggama tanpa harus diganti.
Spons sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah
senggama.
Walaupun lebih nyaman dibandingkan diafragma
atau kondom, namun efektifitas spons untuk
kontrasepsi lebih rendah
Cara kerja
1. Melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya
2. Barier antara spermatozoa dan serviks
3. Menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons