Anda di halaman 1dari 118

Macam-Macam Metode Kontrasepsi

1. METODE SEDERHANA 2. METODE MODERN


a.Tanpa alat b.Dengan alat a. Kontrasepsi d. Sterilisasi :
hormonal : • Pada
1) MAL 1) Mekanis/ barier
• Pil wanita
2) Kalender • Kondom pria
• Suntik (MOW)
3) Suhu basal • Kondom
• Implan • Pada pria
4) Lendir serviks wanita
b. Koyo dan (MOP)
5) Simptotermal • Diafraghma
cicncin vagina e. Kontrasepsi
6) Coitus • Cup serviks
c. Intra Uteri darurat
interuptus 2) Kimiawi
Devices
• Spermisida
(IUD/AKDR)
2-5  KB Alamiah • Tissue vagina
(KBA) • Spons vagina
PENDAHULUAN
 Dengan mengadakan pemahaman akan apa yang ada
di dalam diri kita sendiri  serta mengadakan
pengamatan dalam beberapa waktu, maka kita akan
mengenal pola hari-hari subur kita. Sehingga kita
tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi apa pun.
 Organ internal atau organ reproduksi seorang wanita
merupakan suatu keunikan tersendiri. Antara bagian
yang satu dengan yang lain membentuk suatu sistem
kerja yang terpola secara kontinue dan sistematis
dengan menganut pola pengulangan dalam satu
siklus periode waktu tertentu.
Dimulai dari mulainya menstruasi sampai
pada menstruasi berikutnya terdapat
serangkaian unsur sistem yang dapat
diamati dan dipelajari. Adanya masa
menstruasi, masa ovulasi, masa subur,
dan masa kering memungkinkan kita
untuk memilih hari-hari tertentu untuk
membuat perencanaan mengenai
kehamilan seorang wanita.
1.
Metode
Amenore
Laktasi
(MAL)
Pengertian MAL
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah
satu cara kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan
pertama
Mekanisme Kerja Kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Mekanisme Kerja Kontrasepsi
Metode Amenore Laktasi (MAL)
 Pertama, refleks oksitosin bekerja pada ovarium & pada
payudara u/ mensekresi ASI
Oksitosin  menekan estrogen sehingga tidak terjadi
pematangan sel telur dan tidak terjadi ovulasi.
 Kedua, reflek prolaktin bekerja menekan hormon
estrogen pada payudara (yang berfungsi untuk
memproduksi ASI) dan progesteron  sekresi LH akan
menurun dan menyebabkan terjadinya anovulasi.
MAL sbg kontrasepsi

Menyusui secara penuh (≥8x perhari) seama 6 bulan


Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Keuntungan Kontrasepsi MAL

Efektifitas tinggi (keberhasilan 98 % pd 6 bulan pasca salin)


Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping
Tidak perlu pengobatan medis
Tanpa perlu obat atau alat
Tanpa biaya
Keuntungan Non Kontrasepsi MAL

1. Mengurangi perdarahan pasca persalinan


2. Mengurangi risiko anemia
3. Meningkatkan hubungan psikologis ibu & anak
4. Dapat terus merangsang kualitas & kuantitas ASI
5. Meningkatkan kekebalan pasif pada bayi
6. Menghindarkan bayi dari keterpaparan susu
formula atau alat minum yang terkontaminasi
7. Sumber gizi terbaik untuk tumbuh kembang bayi
Langkah-langkah Penentuan
Penggunaan Kontrasepsi (MAL)
Efek ketidak suburan karena menyusui
dipengaruhi aspek2 :
 Cara menyusui
 Seringnya menyusui
 Lamanya setiap kali menyusui
 Jarak antara menyusui
 Kesungguhan menyusui
Istruksi untuk pasien
 Bayi di susui secara on demand
 Waktu pengosongan tidak lebih dari 2 jam
 Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri
 Susui bayi juga pada malam hari
 Ibu/bayi sakit  tetep menyusui
 ASI dpt disimpan d kulkas
 Bayi di beri makan setelah 6 bulan
2.
Metode
kalender
SISTEM KALENDER

 Dikenal sebagai methode Ogino Knaus


(diperkenalkan oleh : kyusaku Ogino dari jepang & Herman
Knaus dari Jerman)
 Mulai dipergunakan sejak tahun 1930
 Menurut Ogino :
Ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 15 Sebelum haid
berikutnya. Tapi sebetulnya dapat terjadi antara hari ke 12-
16 (masa terlarang untuk coitus)
 Menurut Knaus : Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15
sebelum haid berikutnya
Jarang ada
wanita yang
mempunyai
siklus haid
teratur setiap
28 hari
Kalkulasi masa subur didasarkan pada 3 asumsi
1. Ovulasi terjadi pada hari ke -14 ± 2 hari sebelum
permulaan haid berikutnya.
2. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari
3. Ovum hidup selama 24 jam

• 18 = 14+2+2 
masa hidup Masa
sperma pantang
• 11 = 14-2-1  : hari ke
masa hidup
ovum 11 - 18
Hal ini berlaku bagi siklus haid teratur
Seorang wanita menentukan masa
suburnya dengan :
 Dasar : data haid dicatat selama 6-
12 bulan terakhir
 Rumus :
Hari pertama masa subur = siklus
haid terpendek - 18
Hari subur terakhir = siklus haid
terpanjang – 11
 Makin tidak teratur haidnya makin
pendek masa yang aman.
 Mis : Siklus haid antara 25 dan 32 hari
maka masa aman pre ovulasi : 25 – 18 =
7 & Masa aman post ovulasi : 32 – 11 =
21
 Jadi masa tidak subur : sebelum hari ke
7 dan sesudah hari ke 21
 Masa berpantang : hari ke 7-21
 Efektivitas metode kalender
Angka kegagalan 14,4-47 kehamilan pada 100
wanita pertahun.
 Kekurangan :
 Panjang siklus mens setiap wanita
tidaklah sama
 Dalam prakteknya sukar untuk
menentukan saat ovulasi dengan tepat
 Agar efektif harus sesering mungkin
dilakukan pantang
 Kelebihan :
 Tanpa efek samping
 Gratis
 Tidak menggunakan bahan kimia
 Dapat digunakan oleh semua wanita
 Apabila dipraktekan dengan benar efektifnya mencapai
99% setara dengan pil KB
3. SUHU BASAL (TERMAL)

Dasar :
Menjelang ovulasi suhu akan turun, kemudian suhu
naik 0,2 -0,5 0C pada waktu ovulasi selama 2 hari
karena kadar progesteron naik
Kenaikan suhu dapat terjadi segera atau secara
berangsur – angsur dan terus menerus
Yang penting perubahan suhu bukan nilai absolutnya,
sehingga pengukuran harus dilakukan tiap hari.
Cara ini hanya dapat menentukan masa aman post
ovulasi (3 hari setelah kenaikan suhu basal)
Sering dikombinasikan dengan metode kalender
Teknik
 Waktu pengukuran : Pagi hari sebelum bangun dari
tempat tidur dan setelah tidur nyenyak sedikitnya
3-5 jam(waktu sama)
 Pengukuran menggunakan termometer dilakukan
secara :
Oral ( 3 menit) atau Rectal (1 menit )
 Hasil pengukuran dicatat pada kartu pencatatan
suhu badan
Faktor faktor yang mempengaruhi suhu
badan basal :

 Influenza atau infeksi traktus respiratorius lain


 Infeksi/penyakit penyakit lain yang meninggikan suhu

badan.
 Inflamasi lokal lidah, mulut, atau daerah anus

 Jam tidur yang ireguler

 Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum

pengambilan suhu badan basal.


 Pemakaian selimut elektris.

 Kegagalan membaca thermometer dengan tepat/baik


 pada siklus haid yang anovulatoir, suhu badan basal
tidak meninggi dan ini ditemukan pada :
 Gadis muda
 Klimakterium / pra menopause
 Post partum / post abortus

 Laktasi
Pakai aturan perubahan suhu
 Pakai catatan suhu pada kartu untuk 10 hari dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu
“normal,rendah”. Abaikan setiap suhu tinggi yg
disebabkanoleh demam
 Tarik garis pada 0,05 – 0,1oC di atas suhu tertinggi

dari 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung


(cover line/garis suhu)
 Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga

berturut-turut suhu di atas garis pelindung


 Efektivitas metode suhu badan basal
 Angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita
pertahun
4. LENDIR SERVIKS (Billings)

Dasar :
 Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena
pengaruh hormon ovarium
 Pengamatan sepanjang hari dan mengambil
kesimpulan di malam hari
 Periksa lendir dengan jari/tisu
 Pada tahap belajar, Pasangan diminta secara penuh tidak
bersenggama pada 1 siklus haid
Fase perubahan Lendir :
1. Masa Kering : Segera setelah mens. (kadar estrogen rendah)
2. Masa preovulasi dini : Sekresi lendir yang keruh dan liat
( kadar estrogen mulai naik)
3. Hari-hari basah : Beberapa waktu sebelum dan sesudah
ovulasi lendir jernih, licin sifatnya seperti putih telur
4. Masa post ovulasi : Lendir berkurang sekali dan menjadi
keruh dan liat ( kadar progesteron naik)
5. Masa premenstruasi : Lendir kadang-kadang menjadi jernih
lagi dan sangat cair. Fase ini tdk selalu terjadi.
Masa subur : mulai pada fase 2 dan berlangsung sampai 4
hari sesudah keluarnya lendir yang jernih dan licin. Hari
lainnya merupakan masa yang aman
 Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir
serviks oleh sel sel serviks yaitu :
1. Lendir tipe E ( estrogenic)
 Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
 Sifat sifat :
 Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
 Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit : sampai berapa
jauh lendir dapat diregangkan sebelum putus.
 Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fern light
patern)
 Spermatozoa dapat “menembus” lendir ini
2. Lendir tipe G (gestagenik)
 Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi
 Sifat sifat :
 Kental
 Viskositas tinggi
 Keruh (opaque)
 Dibuat karena peninggian kadar progesteron
 Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
Untuk kontrasepsi
1. Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur,. Beri
tanda pada catatan harian
2. Pantang senggama paling sedikit 1 siklus
3. Hindari senggama pada waktu haid
4. Pada hari kering setelah haid aman untuk bersenggama
selang 1 malam
5. Segera setelah ada lendir jenis apapun/perasaan basah muncul,
hindari senggama
6. Tandai hari terahir dengan lendir jernih, licin, mulur dengan
tanda X  puncak ovulasi
7. Setalah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikutnya
Efektivitas metode lendir serviks
 Angka kegagalan 0,4-39,7 kehamilan pada 100
wanita pertahun
 Disamping abstinen pada saat yang diperlukan,
masih ada 3 sebab lain terjadinya
kegagalan/kehamilan :
 Pengeluaran lendir mulainya terlambat
 Lendir tidak dirasakan oleh wanita atau interpretasi salah.
Lendir serviks ini dapat dikenali dengan rasa/sensasi, tes
dengan jari tangan dan penampakan
Lembab atau Lendir awal, sedikit,
lengket tebal, putih, lengket.

basah Lendir masa transisi


Jumlahnya meningkat,
lebih tipis, berawan,
sedikit elastis
Licin Lendir dengan
kesuburan tinggi,
jumlah banyak, tipis,
transparan, elastis
 Contoh metode ovulasi billings
5. SYMPTO THERMAL

Kombinasi lendir serviks dengan metode suhu


basal dan kalender dan gejala lain dari ovulasi
 Setelah darah haid berhenti, dapat bersenggama pada
malam hari pada hari ekring selama masa tidak subur.
 Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau
munculnya lendir, disini tidak boleh bersenggama sampai
masa subur berakhir.
 Pantang bersenggama sampai hari puncak dan aturan
perubahan suhu telah terjadi.
 Efektivitas
 Angka kegagalan 4,9-34,4 kehamilan pada
100 wanita pertahun
 (2 – 5 disebut dengan KB Alamiah)
Kontraindikasi metode alamiah :
1. Siklus Haid yang tidak teratur
2. Riwayat siklus haid yang an ovulatoir
3. Kurve suhu badan yang tidak teratur
 Keuntungan KB Alamiah :
1. Murah
2. Aman
3. Dapat diterima oleh banyak gol. Agama
4. Tanggungjawab berdua
 Kerugian KB Alamiah
1. Kurang begitu efektif
2. Perlu instruksi dan konseling
3. Memerlukan catatan siklus haid
4. Dapat menghambat spontanitas seksual
6. COITUS INTERUPTUS

Senggama terputus adalah


metode keluarga berencana
tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi.
KEUNTUNGAN

 Efektif bila digunakan dengan benar


 Tidak memerlukan alat/Murah
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak memerlukan bahan (zat zat kimiawi)
 Sebagai pendukung metode KB lainnya
 Dapat digunakan kapan saja (Selalu tersedia setiap saat)
 Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB
 Tidak mempunyai efek samping
 Dapat digunakan setiap waktu
KEKURANGAN

 Angka kegagalan tinggi ( 16-23 kehamilan per 100


wanita per tahun)
 Tidak ada perlindungan terhadap IMS
 Efektifitas bergantung pada kesediaan
 Membatasi kenikmatan ( dapat mempengaruhi
kehidupan perkawinan.)
Faktor -faktor yang menyebabkan angka
kegagalan yang tinggi adalah:
 Adanya cairan pra ejakulasi (yang sebelumnya sudah
tersimpan dalam kelenjar prostat, uretra, kelenjar
couper), yang dapat keluar setiap saat, dan setiap
tetes sudah data mengandung berjuta juta
spermatozoa.
 Kurangnya control diri pria, yang pada metode ini
justru sangat penting
INDIKASI & KONTRA INDIKASI
INDIKASI KONTRA INDIKASI

1. Suami yg ingin partisipasi aktif  Suami ejakulasi


dlm KB dini
2. Pasangan yg berkeyakinan untuk  Suami yg sulit CI
tidak menggunakan kontrasepsi  Pasangan yg sulit
lain bekerja sama
3. Pasangan yg perlu kontrasepsi  Pasangan yg kurang
segera dapat saling
4. Pasangan yg perlu metode berkomunikasi
sementara, sambil menunggu  Tidak bersedia
metode yg lain melakukan senggama
5. Pasangan yg membutuhkan terputus
metode pendukung
Perdalam lagi
yaaaa…

Terimakasih
METODE SEDERHANA
DENGAN ALAT
1.
Kondom
Profil

 Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi


juga mencegah IMS termasuk HIV/aids
 Efektif bila dilapai dengan baik dan benar
 Dapat dipakai bersama dengan kontrasepsi lain
untuk mencegah IMS.
Kondom Pria: Definisi
Kondom adalah suatu sarung karet
yang tipis, berwarna atau tidak
berwarna, dipakai untuk melingkupi
penis/zakar sewaktu melakukan
hubungan seksual (DepKes RI
1999).
Angka kegagalan 2 – 12 kehamilan
per 100 perempuan/thn.

53
 Kondom merupakan selubung atau sarung karet
yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastic, yang dipasang pada saat
berhubungan seksual.
 Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir
tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
berbentuk seperti putting susu.
 Ukuran kondom standarnya adalah panjang minimal
160 mm, lebar 45-55 mm, tebal maksimal 0,07-0,16
mm.
Mekanisme Kerjanya
 Mencegah sperma
masuk ke saluran
reproduksi wanita

 Sebagai kontrasepsi
dan pelindung terhadap
infeksi PMS
55
Efektifitas

Kondom cukup efektif bila dipakai


secara benar pada setiap kali
berhubungan. Pada beberapa
pasangan, pemakaian tidak efektif
karena tidak dipakai secara
konsisten.
Macam macam kondom
1. Kulit
 Dibuat dari membran usus biri – biri
 Lebih mahal

2. Lateks
 Paling banyak dipakai
 Murah
 Elastis

3. Plastik
 Sangat tipis
 > Mahal dari lateks
Manfaat kondom secara kontrasepsi dan
nonkontrasepsi :
 Efektif mencegah kehamilan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien.
 Murah dan dapat dibeli secara umum.
 Sebagai metode kontasepsi sementara.
 Mencegah terjadinya PMS
 Tidak memerlukan pemeriksaan medis
 Pria ikut secara aktif dalam program KB
Keterbatasan dari kondom

Efektivitas tidak terlalu tinggi


Cara penggunaan sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual
Efek samping alat kontrasepsi kondom
 Kondom rusak atau diperkirakan bocor sebelum atau
selama berhubungan.
 Iritasi local pada penis/Adanya reaksi alergi (jarang).
 Mengurangi kenikmatan hubungan seksual.
 Iritasi vagina
Prinsip Penggunaan Kondom
 Gunakan kondom baru
setiap akan
bersanggama.
 Jangan gunakan gigi,
pisau, gunting atau
benda-benda tajam
lainnya untuk membuka
kemasan kondom.

61
CARA PEMASANGAN KONDOM

 Pasangkan kondom
saat penis sedang
ereksi
 Lepaskan gulungan
karetnya dengan jalan
menggeser gulungan
tersebut kearah pangkal
penis.
62
Cara pemasangan kondom lanjutan……
 Kondom dilepas
sebelum penis
melembek.
 Gunakan kondom
Hanya utk 1 kali pakai
dan setiap
berhubungan seksual.
 Buang kondom bekas
pada tempat yang
aman.
63
2.
KONDOM
WANITA
Profil
 Merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom
 Bahan kondom terbuat dari polyurethane atau latex dengan
dua buah cincin pada masing-masing ujungnya
 ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup
dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke
arah luar terbuka
 Cincin dalam dipasang tinggi dalam vagina dan tidak perlu
dipasang tepat pada serviks karena akan terdorong oleh
penis, cincin luar menutupi labia dan dasar penis
 panjang 17-an cm dan diameter 6 hingga 7 cm
Cara pasang / memakai / menggunakan
kondom wanita
1. Ujung yang tertutup di
bentuk lonjong pipih /angka
delapan dengan salah satu
jari-jari tangan

2. Tangan yang lain membuka


bibir vagina dan yang
memegang ujung kondom
yang tertutup memasukkan
ke dalam lubang vagina
3. Setelah cincin masuk ke dalam
vaging, tangan yang satu
memasukkan jari ke dalam kondom
untuk mendorong agar kondom
bisa masuk seluruhnya. Usahakan
cincin yang di dalam menghadap
langsung ke arah mulut rahim

4. Rapihkan cincin bagian luar yang


terbuka di bibir vagina. Kondom
siap dipakai untuk berhubungan
badan suami istri
5. Untuk melepasnya tinggal dicabut pelan-pelan dan
lapisan bagian cincin yang luar dipencet agar
sperma tidak berantakan kemana-mana
3.
DIAFRAGMA
 Diafragma adalah kap berbentuk bulat
cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
 Biasanya dipakai bersamaan dengan
spermicide
Cara kerja

 Primer : sebagai wadah penampung/menyimpan


spermisid
 Sekunder : sebagai barier mekanis
Keuntungan

 Sangat efektif
 Aman
 Diawasi sendiri oleh pemakai
 Hanya dipakai bila diperlukan
 Tidak mempengaruhi laktasi
 Dapat dipakai selama haid (tapi sangat tidak
dianjurkan)
Kerugian
 Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari
pemakai
 Wanita perlu memegang atau manipulasi
genitalianya sendiri
 Untuk pemakaian awal, perlu instruksi dan cara
pemasangan oleh tenaga klinik yang terlatih
 Menjadi mahal bila sering memakai
 Insersi cukup sukar
 Pada kasus tertentu dapat terasa oleh suami saat
bersenggama
 Keluhan becek pada wanita yang disebabkan oleh
spermisida.
Macam macam diafragma
1. Coil spring diafragma
 Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan
pegas atau per spiral yang bundar dan dilapisi dengan
karet.
 Diafragma ini terutama berguna untuk wanita dg :
 Otot otot vagina yang kuat
 Ukuran dan kontur vaginal yang normal
 Arkus pubis yang dalam dibelakang os pubis
 Tidak ada perubahan posisi uterus
 Ukuran dan kontur vagina normal
2. Flat spring diafragma
 Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam
yang pipih
 Diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan :
 Otot vagina yang kuat
 Ukuran dan kontur vagina yang normal
 Arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis pubis
 Nulligravida
 Uterus antefleksi
 Serviks yang panjang yang mengarah ke belakang
3. Arcing spring diafragma
 Pinggir alas diafragma mempunyai alas lengkap
 Dapat digunakan dengan wanita dengan :
 Tonus otot vagina yang jelek
 Sistokel atau rectocel yang sedang
 Prolapsus uteri ringan
 Uterus antefleksi atau retroflkesi
 Serviks yang panjang yang mengarah ke depan.
Menentukan ukuran diafraghma
1. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam
vagina sampai ujung jari tengah menyentuh fornix
posterior
2. Titik dimana jari telunjuk menyentuh simphisis
pubus ditandai dengan ujung ibu jari tangan yang
sama, kemudian kedua jari keluarkan dari vagina
3. Pinggir alas dalam diafragma diletakkan pada ujung
jari tengah dan pinggir alas yg berlawanan
diletakkan di depan ibu jari maka akan diperoleh
diafraghma yg tepat
Petunjuk penggunaan

 Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan


seksual
 Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
 Pastikan diafragma tidak berlubang
 Oleskan spermisida pada kap diafragma
 Posisi pada saat pemasangan diafragma
 Duduk pada pinggir atau tepi kursi
 Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk
 Jongkok
 Berdiri dengan satu tungkai disimpan pada tempat duduk
kursi atau toilet.
 Lebarkan kedua bibir vagina
 Masukan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks,
sarungkan karetnya dan pastikan cerviks telah terlindungi
 Diafragma dipasang divagina sampai 6 jam sebelum
hubungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung
diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida
kedalam vagina. Diafragma berada dalam vagina paling
tidak 6 jam setelah hubungan seksual. Jangan tinggalkan
diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam sebelum
diangkat.
 Mengangkat dan mencabut diafragma dengan
menggunakan jari telunjuk dan tengah
 Cuci tangan
Kapan diafragma dikeluarkan ?

 Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam


senggama selesai
 Pembilasan (douching) tidak diperkenankan
 Diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama
24 jam setelah senggama selesai, lebih lama dari itu
kemungkinan dapat terjadi infeksi.
 Dg pemeliharaan yang baik  diafragma dpt
dipakai untuk 2 tahun  dianjurkan tiap tahun
diganti
 Setelah dipakai  cuci dg sabun lunak dan air
hangat bersih  keringkan  beri bedak
Sebab sebab kegagalan
 Ketidak tahuan cara pemasangan yang benar
 Ukuran diafragma yang tidak tepat
 Terjadinya perubahan letak diafragma selama
senggama
 Adanya cacat atau kerusakan pada diafragma
4.
KAP
SERVIKS
Profil
 Kap serviks adalah suatu alat kontrasepsi yang anya
menutupi serviks
 Dibandingkan dg diafraghma, kap serviks lebih
dalam/tinggi kubahnya, diameternya lebih kecil, dan
umumnya lebih kaku
keuntungan
 Efektif meskipun tanpa spermisid
bila dibiarkan dalam jangka waktu > 24 jam, lebih
efektif jika ditambahkan spermisid
 Dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-
menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan saat
perkiraan datang menstruasi
 Tidak terasa oleh suami
 Jarang terlepas saat senggama
Kerugian
 Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena
letak serviks yang jauh di dalam vagina

Efek samping
 Dapat timbul sekret yang berbau bila kap dibiarkan
terlalu lama
 Kemungkinan terjadi sindrom syok toksik, infeksti
traktus urinarius berulang
Cara pemasangan
 Kurang lebih 1/3 – ½ bagian dari kap diisi dengan spermisid
 Posisi tubuh wanita jongkok/setengah duduk/tidur
 Kap serviks dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari
dengan kubah menghadap ke bawah sambil memijit pinggir
atas kap serviks
 Tangan yang lain membuka bibir kemaluankap serviks
dimasukan sepanjang dinding belakang vagina sampai
mencapai serviks
 Dengan jari telunjuk pinggir alas kap serviks ditekan
sekeliling serviks sampai menutupi ostium uteri dan ujung
serviks dapat teraba di bawah kubah
Kontraindikasi kap serviks
1. Erosi atau laserasi serviks
2. Kelainan bentuk serviks
3. Riwayat infeksi traktus urinarius yang berulang kali
4. Infeksi dari serviks, adnexa atau neoplasma serviks
5. Alergi karet atau spermisid
6. Pap smear yang abnormal
7. Biopsi serviks dalam 6 minggu terakhir
8. Post-partum < 6-12 minggu
9. Riwayat pernah mengalami sindrom syok toksik
10. Ketidakmampuan memasang dan mengeluarkan kap serviks
dengan benar.
5.
SPERMICIDE
Pengertian Spermisida
.
Spermisida adalah bahan
kimia (biasanya non
oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau
membunuh sperma, dikemas
dalam bentuk aerosol (busa), tablet
vaginal dan krim
95
Cara Kerja

Menyebabkan sel membran sperma


terpecah, memperlambat gerakan sperma
dan menurunkan kemampuan pembuahan
sel telur.

96
jenis
 Aerosol (busa)
 Tablet vaginal, suppositoria atau
dissolvable film
 Krim

97
Manfaat kontrasepsi
 Efektif seketika (busa dan krim)
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Mudah digunakan
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk
HBV dan HIV/ AIDS

98
Keterbatasan
 Efektifitas kurang
 Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada
kepatuhan cara penggunaan
 Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah
aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
 Harus digunakan segera sebelm senggama
 Harus diulang berulang kali untuk senggama yang
berulang.
Indikasi Dan Kontraindikasi
Indikasi Kontraindikasi
•Tidak menyukai metode •Alergi spermisid
kontrasepsi hormonal, perokok •dispareuni
atau usia diatas 35 tahun •vaginismus
•Tidak menyukai penggunaan
•Penyakit menular aktif
AKDR •Uretritis, sistisis, disuria
•Memerlukan proteksi terhadap
•Kondiloma akuminata, dermatitis
IMS
simpleks, pruritus genitalia, herpes
•Menyusui dan perlu kontrasepsi
genitalis
•Memerlukan metode sederhana
sam bil menunggu metode yang
lain

100
Cara penggunaan
1.Aerosol (busa)
 Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
 Tempatkan container dengan posisi keatas
 Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam
vagina mendekati serviks, dorong sampai busa keluar
 Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air dan
keringkan
2.Tablet vagina (supositoria)
 Cuci tangan sebelum membuka paket
 Lepaskan tablet dari paket
 Sambil berbaring masukan tablet vagina jauh kedalam
vagina
 Tunggu 10-15 menit sebelum memulai hubungan seksual
3.Krim
 Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas kedalam
aplikator sampai penuh, masukan kedalam vagina sampai
mendekati serviks
 Tekan alat pendorong sampai krim keluar
 Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air
 Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian
bagiannya
Tiap spermisid vaginal mempunyai dua
komponen

1. Zat pembawa/pengangkut
2. Zat spermisid yang aktif
1. Zat pembawa/pengangkut
a. Jelly
 Dibuat dari bahan yang larut dalam air, misalnya gelatin
 Akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar
didalam vagina
 Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
b. Cream
 Dibuat dari lemak yang tidak larut dalam air
 Setelah dimasukan kedalam vagina, cream tetap berada pada
tempatnya dan tidak menyebar lebih jauh
 Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
c.Busa
 Akan mengisi vagina dengan gelembung gelembung busa yang
mengandung spermisidnya
d.Tablet busa
 Dengan adanya secret vagina, tablet busa akan menghasilkan CO2
yang selanjutnya akan menyebarkan spermisidnya
 Memerlukan waktu 10 menit sebelum bersenggama
e. Suppositoria yang akan meleleh
 Dapat berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar
lilinyang tidak larut dalam air
 Akan meleleh pada suhu badan
 Perlu menunggu 5-30 menit sebelum boleh bersenggama
f. Suppositoria busa
 Seperti tablet busa, dg adanya sekret vagina akan
menghasilkan gelembung2 CO2 yang akan
menyebarkan spermisidanya
 Memerlukan waktu 10 menit sebelum bersenggama
g. Soluble film
 Berbentuk plastik menyerupai kertas
 Berukuran 2x2 inci
 Dilipat sekali kemudian dimasukan ke dalam vagina 5
menit sebelum senggama
2. Zat spermisid yang aktif
Ada 3 golongan berdasarkan daya kerjanya :
 Surfactant (nonoxynol 9, octoxynol 9, menfegol)
 Bakterisidal (Phenyl Mercuric Asetat)
 Derajat keasaman yang tinggi (asam laktat, asam borat,
asam citrum)
Contoh jenis jenis spermisida

 Atas : krim, tablet busa


 Tengah : busa/foam
 Bawah : suppositoria, jelly, tablet busa
6.
TISSU VAGINA
• Merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam vagina sebelum
senggama yang berbentuk kertas tipis
dan mengandung spermisid
• Sperma mati setelah 2 jam
Cara pemasangan
 Diutamakan pemakaian pada masa subur
 Cuci tangan bersih dan keringkan
 Ambil tisu dan buka lebar
 Remas tisu menjadi gumpalan kecil
 Masukan ke dalam vagina sebelum senggama
 Dorong gumpalan tisu ke vagina dengan jari sampai
menyentuh rahiim
 Tunggu 2-5 menit sebelum senggama
 Setelah senggama vagina boleh dicuci, tp tidak boleh
menyemprotkan air ke dalam vagina sebelum 6 jam
Efektifitas : selama 4 jam dalam vagina

Efek samping
 Gatal-gatal
 Perubahan masa menstruasi
 Meningkatnya pengeluaran cairan vagina
 Iritasi dinding vagina
7.
SPONS
VAGINA
Spons
 Berbentuk seperti bantal kecil terbuat dari
poliurethane yang mengandung spermisid
 Satu sisi spons berbentuk cekung, yang
dimaksudkan untuk menutupi serviks dan
mengurangi kemungkinan perubahan letak spons
selama senggama
 Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluaran
Insersi spons
 Spons dibasahi dengan air kira2 2 sendok makan,
lalu peras secukupnya untuk menghilangkan air
yang berlebihan
 Masukan ke dalam vagina
 Dipasang 24 jam sebelum senggama.
 Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali
senggama tanpa harus diganti.
 Spons sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah
senggama.
 Walaupun lebih nyaman dibandingkan diafragma
atau kondom, namun efektifitas spons untuk
kontrasepsi lebih rendah
Cara kerja
1. Melepaskan spermisid yang terkandung di dalamnya
2. Barier antara spermatozoa dan serviks
3. Menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons

Anda mungkin juga menyukai