BARIER
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma
dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina
1. Kondom
a. Definisi
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet/lateks, berbentuk tabung
tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk
menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari karet/lateks tipis, tetapi ada yang
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan
pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi untuk
b. Macam-macam Kondom
1) Kulit
Terbuat dari membrane usus biri-biri, tidak meregang atau mengkerut, menjalarkan panas
tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama. Harganya lebih
mahal.
2) Lateks
Kondom ini sangat tipis (0.025-0.035 mm), dapat menghantarkan panas tubuh, dan lebih
c. Keuntungan kondom
1) Mencegah kehamilan
3) Dapat diandalkan
5) Relatife murah
d. Kerugian Kondom
2) Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang
kondom
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus-menerus setiap senggama (kurang praktis)
e. Cara penggunaan
1. Pada Pria
a) Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari
keposisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya
b) Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan
d) Pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom
dengan menggunkan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal
e) Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom dipangkal
penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina.
f) Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas
langsung dibuang ke tempat yang seharusnya untuk mencegah mengkontaminasi orang lain
terutama anak-anak.
a. Pengertian
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus
b. Keuntungan
1) Mencegah kehamilan
c. Kerugian
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus pada setiap senggama
1) Diafragma (Diaphragma)
3) Spons (Sponge)
4) Kondom Wanita
Vagina harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi
a) Paritas
b) Frekuensi senggama
d) Kebiasaan-kebiasaan akseptor
Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatian akseptor yang
menggunakan metode ini yaitu kemungkinan timbulnya Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock
Syndrom / TSS) bila terjadi kelalaian dalam pemakaiannya. Sindrom ini disebabkan oleh
toxin yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. TSS sering terjadi pada wanita
Calon akseptor metode Barier Intra Vagina harus diberi intruksi-intruksi untuk
3. Jangan menggunakan metode ini pada saat haid, atau bila ada perdarahan per-vaginaan, atau
4. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6-12 minggu sebelum menggunakan metode ini
- Demam
- Muntah
- Diare
- Nyeri otot tubuh
6. Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
1) Diafragma (Diaphragma)
a. Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan
b. Jenis-jenis diafragma
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini
memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
3. Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks
menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari Flat spring dan Coil
c. Cara kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai
berikut:
1) Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur.
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi :
e. Pemasangan Diafragma
Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan
diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma secara merata.
Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan mengangkat
satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir
vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di
tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggir ke atas,
dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan
seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan
spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafrgma ke dalam vagina labih dari 24
jam.
f. Pelepasan diafragma
Tahap 1:
Sebelum melepas difragma cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait bagian ujung
Tahap 2:
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air kemudian keringkan
2) Kap Serviks
diafragma, kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil,
dan umumnya lebih kaku. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastik,
- Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm.
- Relative dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir-alas yang tebal dan bagian tengah
yang tipis.
yang kurang baik atau wanita dengan serviks yang terlalu pendek.
3. Vimule Cap
- Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk memperkuat
- Cocok untuk wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks yang lebih panjang dari
rata-rata.
b. Keuntungan
1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam,
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina misalnya :
sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5. Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang
c. Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina.
d. Efak samping
1. Hanay ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila kap
3) Spons
Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari sponge berbentuk cekung yang dimaksudkan untuk
menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spons selama senggama.
3. Jangan menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginal atau apabila
4. Jangan menggunakan sponge selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom)
4) Kondom Wanita
Ini merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom, alat ini terdiri
dari dua cincin polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-
masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang,
dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong ke atas selama senggama. Cincin-luar
menutupi labia landasan dari penis. Selama bersenggama cincin luar menutupi labia dan
pada kondom pria dan diafragma biasa, kedua alat tersebut menutupi daerah perinium
. 3. Kimiawi (Spermisida)
a) pengertian
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Yang dikemas
dalam bentuk:
1) Aerosol (busa)
3) Krim
b) Cara kerja :
c) Manfaat
Kontrasepsi:
- Mudah digunakan
- Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Non Kontrasepsi:
- Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
d) Keterbatasan
- Efektivitas kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
hubungan seksual
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan
seksual
B. Kontrasepsi Hormonal
mempengaruhi :
- Ovulasi
- Implantasi
- Transpor gamet
- Lendir serviks
2. Pil Sequential
3. Pil Serial
4. Pil Incremental