Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DALAM PENYULUHAN


KESEHATAN

Dosen Pembimbing
Sitti Qomariyatul Fitriyah, S.Tr.Keb

Disusun Oleh:
Lailatul Fitriah (412316007)
Silvani Dwi K. (412316011)
Trifani Aulia (412316012)

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA SAMPANG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Promosi Kesehatan dalam Penyuluhan
Kesehatan” ini dengan lancar. Tanpa pertolong-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu kebidanan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Promosi Kesehatan dalam Penyuluhan Kesehatan”
yang sangat berperan dalam dunia kesehatan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan sarannya yang bersifat konstruktif
demi penyempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca, terima kasih.

Sampang, Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Promosi Kesehatan ....................................................................................... 3
B. Metode Promosi Kesehatan ............................................................................................ 4
C. Lingkup Promosi Kesehatan Masa Remaja .................................................................... 7
D. Promosi Kesehatan Di sekolah ....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi
ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan
perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi
membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain
itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang
dihadapi oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada permasalahan yang
dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang
berbeda-beda.
Promosi kesehatan merupakan Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta
mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam promosi kesehatan dikenal banyak sekali
cara untuk mengajak masyarakat umum untuk menjaga kesehatan. Promosi kesehatan
ditujukan untuk siapa saja namun dalam hal ini promosi kesehatan ditujukan kepada para
remaja,hal ini dikarenakan remaja merupakan masa-masa rentan yang masih mudah
terpengaruh segala sesuatu yang baru. Dalam promosi kesehatan terhadap remaja lebih
ditekankan kepada pencegahan atas permasalahan yang dihadapi remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
2. Bagaimana lingkup promosi kesehatan pada lingkup remaja?
3. Apa saja metode penyuluhan dalam promosi kesehatan?
4. Bagaimana promosi kesehatan di lingkungan sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui metode apa yang tepat untuk digunakan sebagai promosi kesehatan di
kalangan remaja
3. Untuk menjelaskan kepada remaja betapa pentingnya kesehatan dan menjaga remaja agar
terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi yang rentan mereka hadapi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


The process of enabling people to control over and improve their health (WHO) adalah
proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara meningkatkan
kesehatannya.
Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi
kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
Suatu proses atau upaya agar masyarakat mampu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
Suatu program yang dirancang untuk merubah perilaku, organisasi masyarakat dan
lingkungannya.
Upaya yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok atau
masyarakat sehingga berperilaku kondusif untuk kesehatan.
Perilaku yang kopndusif mencakup:
1. Perubahan perilaku
2. Pembinaan perilaku
3. Pengembangan perilaku dari yang baik menjadi lebih baik
Jadi, promosi kesehatan mencakup tiga pengertian:
 Peningkatan
 Menawarkan atau memasarkan
 Pendidikan
Pengertian lain:
a. Promosi kesehatan bagian dari upaya kesehatan (public health) secara keseluruhan,
yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya meningkatkan,
memampukan masyarakat. Untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan, yang lebih bersifat upaya promotif, preventif tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung, sehingga
penekanan Promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.

c. Pemberdayan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan


upaya dari, oleh dan untuk bersama untuk masyarakat aktif sebagai pelaku atau
subyek, bukan pasif menunggu obyek semata.

d. Pemberdayan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga


promosi kesehatan diwarnai dengan lokal.

e. Dalam promosi kesehatan nuansa kesehatan menjadi lebih kental, suasana kemitraan
menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subyek menjadi menonjol.

Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their health
(WHO 1986).
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (green dan ottoson, 1998).
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.(definisi yang selama ini dipakai oleh pusat promosi kesehatan)
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan untuk pembelajaran, yaitu upaya untuk
meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan. Proses
pemberdayan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; artinya proses
pemberdayaan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok potensi dimasyarakat, bahkan
semua komponen masyarakat.

B. Metode Promosi Kesehatan


Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu. Promosi
kesehatan juga sebagai suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran. Hal ini berarti
bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula.
Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran massa dan sasaran
individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan
sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan individual, kelompok,
dan massa.
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku. Dasar digunakannya pendekatan ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya, maka perlu menggunakan metode ini:
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut.
b. Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia
tidak tahu atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat.
c. Metode promosi kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Metode yang bagus untuk kelompok besar ini adalah ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seorang ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap
penting hangat di masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok digunakan antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk diatur sedemikian rupa
agar dapat berhadap-hadapan satu sama lain. Pimpinan diskusi juga
duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih
tinggi.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsinya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan itu ditulis
dalam flipchart atau papan tulis.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasang-pasangan dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Kemudian mereka mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
d. Role Play (Memainkan Peran)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan. Mereka
memperagakan,misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-
hari dalam melaksanakan tugas.

e. Permainan Simulasi
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti monopoli.
3. Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan begitu belum diharapakan untuk
sampai pada perubahan perilaku.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa, antara lain:
a. Ceramah Umum (Public Speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri
kesehatan, atau pejabat kesehatan berpidato.
b. Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atu petugas kesehatan lain.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel atau Tanya
jawab.
e. Bill Board, yang dipasangkan di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.

C. Lingkup Promosi Kesehatan Masa Remaja


Problematika Masa Remaja
Masih banyak yang terjadi seputar kaum remaja, misalnya Hubungan Seksual Pra Nikah
(HSPN), aborsi yang tidak aman (Unsaved Abortion), hubungan seksual yang bebas dan tidak
bertanggung jawab, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, merokok, penularan Infeksi
Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus dan Aquired
Immunodeficiency Syndrome), KTD dan aborsi hingga kasus pernikahan dini. Namun,
hingga saat ini berbagai kenyataan tersebut masih saja dipandang sebelah mata oleh beberapa
pihak yang sepatutnya memiliki kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak para remaja
Masa remaja dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun adalah suatu fase peralihan
dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa (independent) dan normal terjadi
pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja akan banyak sekali
mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai
perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan.
Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan
(motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap
lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan
makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul
keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan
mulai rentan terhadap hal beresiko.
Diperkirakan 20-30% dari total populasi di masing-masing kabupaten maupun kotamadya di
Indonesia adalah tergolong kaum remaja yang persentase terdistribusi secara hampir merata.
Jika diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sekitar 250 juta, maka
diperkirakan terdapat total 50-75 juta jiwa kaum remaja. Untuk di Bali, terdapat sekitar
700.000-850.000 orang yang berusia remaja hidup dari keseluruhan sejumlah 3,5 juta jiwa
penduduk di Bali. Apabila kita meninjau lebih jauh lagi, maka terdapat sekitar 1 milyar
penduduk dunia adalah kaum remaja (hampir 1 dari 6 penduduk) dan 85% remaja ternyata
hidup di Negara berkembang. Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif
secara seksual, meskipun tidak selalu atas kehendak sendiri, dan dibeberapa negara
berkembang kira-kira separuh dari mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak
bertanggung jawab menempatkan remaja menghadapi berbagai tantangan resiko kesehatan
reproduksi. Diseluruh dunia pada tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa lebih remaja putri
berusia 15-19 tahun yang melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan unsafe abortion dan
hampir 100 juta orang remaja yang terkena IMS. Secara global pun didapatkan data 40% dari
total kasus HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih
dari 7.000 remaja terinfeksi HIV setiap harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan
prediksi sekitar 700.000 ribu kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe
abortion. KTD pada remaja Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar
150.000-200.000, 10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai
risiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya
tuntutan kawin muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan, ketimpangan gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media massa dan
kemajuan teknologi, maupun gaya hidup modern yang bebas.

Solusi Berkesinambungan Untuk Remaja


Untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja kesehatan reproduksi yang berisiko tinggi
tersebut dapat dilakukan melalui beberapa metode pendekatan sebagai upaya pencegahan dan
penatalaksanaan perlu dilakukan secara simultan dengan pendekatan komprehensif. Dipacu
rekomendasi dari hasil piagam International Conference On Population And Development
(ICPD) tahun 1994 di Kairo, program peduli remaja pun mulai digalakkan di berbagai
negara, baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun organisasi setempat.
Ketiga inti upaya yang berkesinambungan bagi remaja berupa usaha di bidang pendidikan
(edukasi), pencegahan (preventif) dan pelayanan kesehatan (kuratif). Upaya-upaya itu sangat
membutuhkan peran-serta masyarakat dan seluruh pihak yang ada, yaitu intervensi pada
individu remaja, intervensi keluarga, lingkup sekolah, lingkup pemerintah, dan komunitas
yang peduli maupun media massa. Tanpa peran serta seluruh pihak, maka usaha yang kita
lakukan akan sia-sia saja.
Saat ini, upaya edukasi telah dijalankan di beberapa daerah propinsi di Indonesia telah mulai
menjalankan kurikulum kesehatan reproduksi sejak dini yang ditujukan kepada siswa-siswi
SMP dan SMA. Pelaksanaan kurikulum tersebut terintegrasi dalam mata pelajaran Biologi
untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sosiologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Selain itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja juga diterapkan pada
kegiatan ekstrakurikuler dengan terbentuknya Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba
(KSPAN) sebagai wadah pemberdayaan remaja.
Untuk upaya pencegahan juga sudah banyak dikerjakan baik oleh institusi pemerintah
maupun non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap
remaja. Dalam pelaksanaannya upaya edukasi dan pencegahan sering dijalankan secara
bersamaan, misalnya aksi kampanye di lapangan sekaligus pembagian kondom secara gratis
kepada kelompok remaja yang beresiko.

Layanan Kesehatan Remaja


Namun dalam perjalanannya, ternyata solusi ketersediaan akses pelayanan kesehatan klinis
khusus remaja masih sangat kurang dikembangkan di Indonesia. Padahal mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah hak setiap manusia. Sehingga remaja juga memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan akses kesehatan layaknya esklusifitas pelayanan klinis khusus pada
anak-anak, ibu ataupun orang tua. Layanan kesehatan yang meremaja tersebut haruslah
terjangkau, mudah diakses, multidisiplin, dan bersifat tidak deskriminatif.

D. Promosi Kesehatan Di sekolah


Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat, karena hal ini berdasarkan pemikiran bahwa:
1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun
intelektual.
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara
kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup
sehat, karena:
a. Anak usia sekolah (6-8 tahun) mempunyai presentase yang paling tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.
b. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah
dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
c. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan
atau pembaruan, kerena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf
pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap
stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan promosi kesehatan di sekolah
sekuarang-kurangnya sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah
dan masyarakat umum.
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui usaha-
usaha:
a. Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orangtua murid dalam usaha:
1. Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan
hidup sehat sehari-hari.
2. Mengawasi kesehatan murid, serta mengenal kelainan kesehatan sedini
mungkin.
3. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan
sederhana.
b. Imunisasi
c. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya
d. Usaha perbaikan gizi anak
e. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai
komunitas yang mampu menimgkatkan kesehatannya. Oleh karena itu progam promosi
kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:
1. menciptakan lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 sapek, yaitu sosial (non
fisik) dan fisik.
a. Aspek non fisik (mental-sosial)
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen
komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang tua murid).
Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan harmonis, dan
kondusif diantara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini
akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid
dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari:
1. Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari keadaan lingkungan
sekolah, besar dan kontruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah
murid,tersedianya halaman sekolah, ventilasi memadai atau tidak,penerangan
harus cukup, adanya pembuangan limbah tersedianya air bersih, tersedianya
tempat pembuangan sampah, tersedianya kantin atau warung sekolah.
2. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan
pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang
sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemelihaan kebersihan
perorangan dan kebersihan lingkungan.
3. Keamanan umum sekolah dan lingkungannya
Adanya gang sekolah, halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah
dilewati dan tidak becek, semua pintu dan jendela diatur sedemikain rupa
sehingga membuka ke arah luar, tersedia p3k dan tenaga kesehatan atau guru
yang terlatih di bidang p3k.
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid uatmanya untuk menenmkan kebiasaan
hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesaehatan diri sendiri serta
lingkungannya, serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup
sehat adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama lingkungan sekolah
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
c. Penyebab dan cara pencegahan penyakit menular
d. Gizi
e. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
f. Mengenali fasilitas kesehatan yang profesional, dsb.
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota
komunitas hanya sekitar 6-8 jam. Pemeliharaan kesehatan sekolah ini mencakup:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus.
b. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gigi sekolah
f. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani,
dan sosial.
g. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjut ke ke
puskesmas atau RS.
h. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyuluhan merupakan bagian dari promosi kesehatan. Penyuluhan merupakan bagian yang
sangat penting dalam rangka pencegahan terhadap penyimpangan yang terjadi pada dunia
kesehatan. Oleh karena itu dianjurkan kepada para tenaga kesehatan agar tidak bosan-
bosannya melakukan penkajian terhadap daerah sekitarnya dan ketika melihat fenomena yang
meresahkan hendaknya segera melakukan tindakan salah satunya dengan cara promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan bagi remaja sangat dibutuhkan oleh kalangan remaja masa kini karena
semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan mereka. Hal ini sangat memprihatinkan
karena dimana-mana remaja sudah banyak terkontaminasi oleh banyak hal yang merusak
masa depannya,ambil saja contoh seperti KTD, aborsi, PMS, HIV/AIDS, NAPZA dan masih
banyak hal lain. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita peka terhadap berbagai perubahan
yang terjadi pada remaja tersebut.

B. Saran
Hendaknya tenaga kesehatan lebih peka terhadap apa yang terjadi pada lingkungan
sekitarnya.
Segera mengambil langkah untuk melakukan promosi kesehatan apabila terjadi perubahan
terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
Sedini mungkin lakukan promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dengan membuat poster-
poster pesan yang bisa ditempelkan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,Soekidjo.2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Wineka Cipta : Jakarta

Suryani,Eko.2005.Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.Fitra Maya : Jakarta

Yudhia,Fratidina.2009.Promosi Kesehatan untuk Mahasisiwa Kebidanan.Trans Info Media :


Jakarta
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik
HIV/AIDS

B. Tujuan
Tujuan umum
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami tentang pengaruh dan dampak
HIV/AIDS

Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Mengerti dan menjelaskan tentang HIV/AIDS
2. Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS
3. Menjelaskan penularan HIV/AIDS
4. Menjelaskan tanda-tanda seseorang yang terkena HIV/AIDS

C. Sub Pokok Bahasan


Pengaruh dan dampak HIV/AIDS

D. Sasaran
Remaja usia 10-19 th
Jumlah audience: 15 orang

E. Tempat dan waktu


Sekolah (30 menit)

F. Metode
Ceramah, Tanya Jawab
G. Langkah
Langkah Waktu Kegiatan
Pembukaan 3 Menit Menjelaskan pertemuan dan
mengucapkan salam.
Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus pertemuan
ini.
Menyampaikan waktu dan
kontrak waktu yang akan
digunakan dan
mendiskusikannya.

Proses 17 Menit Isi Materi Penyuluhan


1. Menjelaskan tentang
HIV/AIDS

Evaluasi 7 Menit 2. Memberikan pertanyaan


kepada peserta secara
bergantian.
3. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
4. Peserta mengerti seluruh
materi penyuluhan yang
telah disampaikan.

Penutup 3 Menit P Penyuluh mengucapkan


terima kasih atas perhatian
peserta. Mengucapkan salam
penutup

H. Media
LCD, Laptop, Leaflet
I. Evaluasi
Evaluasi hasil
 Orang tua dan remaja kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
 Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah ditetapkan
 Mahasisiwa bertugas sesuai perannya
 Orang tua dan remaja aktif dalam diskusi atau tanya jawab

Evaluasi proses

 Remaja mampu menyebutkan pengertian HIV/AIDS


 Remaja mampu menyebutkan pencegahan HIV/AIDS
 Remaja mampu menjelaskan penularan HIV/AIDS
 Remaja mampu menjelaskan tanda-tanda seseorang yang terkena HIV/AIDS
MATERI PENYULUHAN

HIV

Human : manusia

Immunno-deficiency : penurunan kekebalan atau daya tahan tubuh

 HIV adalah virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui cairan tubuh (air mani,
darah, cairan vagina dan ASI) dan merusak system kekebalan atau daya tahan tubuh
sehingga manusia kehilangan daya tahannya dan mudah terkena penyakit.

AIDS
Acquired : didapat karena menyebar dan ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Immunno-Deficiency : artinya penurunan atau kehilangan kekebalan/daya tahan tubuh untuk
melawan penyakit.
Syndrome : kumpulan berbagai gejala penyakit.

 AIDS adalah gejala penyakit karena turunnya daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh itu
berkurang atau hilang karena sudah dirusak oleh virus HIV.

 PENGERTIAN KEKEBALAN TUBUH


Didalam tubuh manusia ada yang disebut system kekebalan atau daya tahan tubuh.
Gunanya adalah untuk melindungi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Bila daya
tahan baik, maka tubuh dapat menolak penyakit yang dating sehingga orang tersebut
tidak mudah sakit. Tetapi ketika virus bernama HIV masuk kedalam tubuh, virus itu
justru menyerang dan merusak daya tahan tubuh itu. Akibatnya daya tahan tubuh
semakin lama semakin lemah dan hilang. Karena daya tahan tubuh lemah atau hilang
maka tubuh tidak mampu menolak penyakit yang datang. Tubuh mudah terserang
penyakit. Orang yang sudah mengidap HIV lebih mudah terkena penyakit-penyakit
disbanding orang lain yang daya tahan tubuhnya masih baik.
 TAHAP DAN GEJALA HIV DAN AIDS
-TAHAP I
Pada waktu tertular HIV, tubuh belum terlihat sakit tapi dapat menularkan HIV pada
orang lain. Tahap ini berlangsung kira-kira 3-6 bulan disebut masa jendela karena virus
belum terlihat. Dengan menggunakan Mikroskop virus dapat terlihat.

HIV dapat diketahui melalui tes darah HIV. Keputusan untuk menjalani tes adalah
suka rela. Sebelum dan sesudah tes HIV perlu dilakukan pembicaraan dengan petugas
kesehatan atau konseling.

-TAHAP II
Sudah mulai ada gejala, misalnya berat badan turun drastic, tahap ini berlangsung 3-
10 tahun tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing orang.

Gejala AIDS yang sering muncul pada tahap II adalah berat badan turun drastic,
sakit kulit, sering buang air besar, batuk terus menerus, demam tidak turun-turun serta
jamur pada lidah.

-TAHAP III
Tubuh sudah mulai terserang berbagai penyakit karena daya tahan tubuh sudah
hilang. Tahap ini berlangsung sekitar 1-2 tahun.

Penyakit yang sering menyerang ODHA:


1. kanker seperti sariawan, kanker kulit
2. infeksi paru-paru, menyebabkan radang paru-paru dan susah bernafas
3. infeksi usus, menyebabkan diare parah berminggu-minggu
4. infeksi otak, menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.

-TAHAP IV meninggal.

 PENULARAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS


-PENULARAN
1. Melalui darah yang sudah tercemar hiv
 Tranfusi darah
 Tukar alat tajam
 Tukar jarum suntik
 Alat tato umum
 Melalui cairan sperma dan vagina
 Hubungan seksual melalui vagina, dubur, dan mulut
 Hubungan seks dengan lawan jenis maupun sejenis
 Melalui ibu pada bayinya saat di kandungan, melahirkan, dan menyusui

 PERILAKU BERESIKO TERTULAR HIV


1. Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
2. Melakukan hubungan seksual dengan:
 Pelaku hubungan seks
 Penjaja seks bebas
 Penyalahgunaan narkoba
 Minuman keras
3. Melakukan hubungan seksual tanpa alat pelindung(kondom)
4. Minum-minuman keras dan menggunakan narkoba
5. Menggunakan peralatan tajam seperti pisau cukur, alat tato, jarum suntik, dan
sejenisnya bekas orang lain

 PENCEGAHAN
BAGAIMANA MENCEGAH HIV/AIDS?
ABSTINANCE
(tidak melakukan seks bebas)
BE FAITHFUL
(tetap setia terhadap pasangan)
CONDOM
(Gunakan kondom saat berhubungan)
NO DRUGS
(jangan menggunakan narkoba dengan alkohol)
EQUIPMENT
(Hindari penggunaan alat tajam secara bersama dan tidak steril)
 REMAJA MELINDUNGI DIRI:
 Tidak melakukan hubungan seks
 Tidak menyalahgunakan narkoba dan minuman keras
 Meningkatakan kepercayaan diri remaja
 Mendiskusikan tentang HIV/AIDS
 Mencari informasi tentang HIV/AIDS
 Rajin menjalankan ibadah

HIV TIDAK MENULAR MELALUI DENGANN CARA-CARA BERIKUT


1. Bersentuhan
2. Menggunakan alat makan bersama
3. Berada dalam ruangan yang sama
4. Digigit nyamuk
5. Berenang bersama

Anda mungkin juga menyukai