Anda di halaman 1dari 7

2.

Dengan alat atau barrier

B. Kondom Wanita dan pria

1. Kondom wanita

Ini merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom, alat ini terdiri dari dua cincin
polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari
suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan
spermisid pada alatnya.

Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat menutupi
serviks karena akan terdorong ke atas selama senggama. Cincin-luar menutupi labia landasan
dari penis. Selama bersenggama cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis,
Alasan utama dari dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom pria dan
diafragma biasa, kedua alat tersebut menutupi daerah perinium sehingga masih ada
kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS. Kondom wanita berbentuk
plastik yang berfungsi untuk menyelubungi vagina. Terdapat cincin plastik di ujung kondom,
sehingga posisinya mudah disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan
dengan kondom pria.
Kelebihan:

 Memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual


 Menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria

Kekurangan:

 Kurang efektif daripada kondom pria


 Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan
 Hanya sekali pakai
 Tingkat kegagalan mencapai 21%

Efek samping

1) Efektivitas kondom menurun


2) Memicu alergi lateks
3) Menurunkan kepuasan berhubungan seksual
4) Iritasi pada vagina

Pemasangan Diafragma Tahap

1:Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma secara
merata.
Tahap
2:Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan
mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil
jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi
yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat.
Spermisida harus berada di dalam kap.Tahap
3:Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan
pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai
menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Perhatian : diafragma masih terpasang dala vagina sampai 6 jam setelah berakhir
hunbungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah
pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan
diafrgma ke dalam vagina labih dari 24 jam.

2. Kondom pria

a. Pengertian Kondom

adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pemakaiannya
dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan bersenggama.
(diknas.go.id) Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau
penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan
karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum
bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.

b. Mekanisme kerja

Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Yaitu
mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun
efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat
efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar. Angka
kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.

c. Keuntungan

1) Murah
2) Mudah didapat
3) Tidak memerlukan pengawasan
4) Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin
d. Efek samping
Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom karet.
e. kontraindikasi
Alergi terhadap kondom karet.

f.Petunjuk penggunaan kondom

Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.

Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah.
Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke
dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.

Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan
ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom
menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.

Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan
kondom dari pasangan Anda.

Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

C. Barier Intra Vagina

a. Pengertian
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam
traktus genitalia interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
b. Keuntungan
1) Mencegah kehamilan
2) Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
c. Kerugian
1) Angka kegagalan relatif tinggi
2) Aktifitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus pada setiap senggama

d. Macam-macam Barier Intra Vagina


1) Diafragma (Diaphragma)
a. Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
dimasukan ke dalam vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.
b. Jenis-jenis diafragma
Jenis diafragma antara lain :
1. Flat spring (diafragma pegas datar)
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama
kali. Memiliki pagas jam yang kuat dan mudah dipasang.
2. Coil spring (diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan.
Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
3. Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan
posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi
dari Flat spring dan Coil spring, dan menimbulkan tekanan yang kuat pada
dinding vagina.
c. Cara kerjaAlat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai
cara kerja sebagai berikut:
1) Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur.
2) Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

d. ManfaatAlat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi


dan non kontrasepsi.Manfaat kontrasepsi :
1) Efektif bila digunakan dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi ASI
3) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
4) Tidak mengganggu kesehatan klien
5) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat non kontrasepsi:
1) Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
2) Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid

e. Pemasangan Diafragma Tahap


1:Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma
secara merata.
Tahap
2:Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan
mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil
jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi
yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat.
Spermisida harus berada di dalam kap.Tahap
3:Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan
pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai
menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Perhatian : diafragma masih terpasang dala vagina sampai 6 jam setelah berakhir
hunbungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah
pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan
diafrgma ke dalam vagina labih dari 24 jam.

f. Pelepasan diafragma Tahap


1:Sebelum melepas difragma cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait bagian
ujung diafragma dengan bagian telunjuk dan tengah untuk mmemegang
penampung.
Tahap
2: Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air kemudian
keringkan sebelum disimpan kembali ditempatnya.

2). Kap Serviks


a. Pengertian Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks saja. Dibandingkan
diafragma, kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih
kecil, dan umumnya lebih kaku. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau
plastik, sekarang yang banyak adalah dari karet
Vimule Cap
– Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk memperkuat
hubungan dengan sekitarnya.
– Cocok untuk wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks yang lebih
panjang dari rata-rata.
– Tersedia dalam ukuran 42-55 mm
b. Keuntungan
1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24
jam, pemberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
3. Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina
misalnya : sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5. Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran
ulang bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
6. Jarang terlepas selama senggama.
c. Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam
vagina.
d. Efak samping
1. Hanay ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila
kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
2. Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
– Sindrom Syok Toksik
– Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
– Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Humam Papilloma
Virus)

3) pons

Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari sponge berbentuk cekung yang dimaksudkan untuk
menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spons selama senggama.
Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.

a. Efek samping dan komplikasi

 Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh spermisidnya.


 Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar.
 Kemungkinan timbulnya Syindrom Syok Toksik.
b. Catatan penting untuk Akseptor
1. Jaga kebersihan tangan sebelum memasang sponge dan saat mengeluarkannya.
2. Jangan melampaui batas waktu 24 jam untuk membiarkan sponge in situ.
3. Jangan menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginal atau apabila
ada flour albus.
4. Jangan menggunakan sponge selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom)
5. Perhatikan tanda-tanda bahaya Syindrom Syok Toksik.

Anda mungkin juga menyukai