Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca hand out ini mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Profil, cara kerja, efektivitas, manfaat, keterbatasan, cara penilaian klien, seleksi klien pengguna
kondom, instruksi bagi klien, penanganan efek samping penggunaan kondom
2. Pengertian, jenis, cara kerja, efektivitas, manfaat, keterbatasan, cara penilaian klien, seleksi klien
pengguna kondom, instruksi bagi klien, penanganan efek samping penggunaan diafragma
3. Pengertian, bentuk, cara kerja, efektivitas, manfaat, keterbatasan, cara penilaian klien, seleksi klien
pengguna kondom, instruksi bagi klien, penanganan efek samping penggunaan spermisida
Sumber Pustaka
1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011, Bina Pustaka, Jakarta
2. Jitowiyono S., Rouf M. A., Keluarga Berencana dalam Perspektif Bidan, 2019, Pustaka Baru,
Yogyakarta
Isi
1. Kondom
a. Profil
Kondom efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan,
tetapi juga dapat mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS serta dapat dipakai
bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS. Kondom merupakan selubung/karet yang dapat
terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinyl) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis pada saat hubungan seksual. Pada umumnya standar ketebalan
kondom adalah 0,02 mm, terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal bila digulung berbentuk rata atau berbentuk seperti puting susu.
1
Berbagai bahan ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya
penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Kondom terdiri dari berbagai
macam seperti kondom berkontur, kondom beraroma, kondom tidak beraroma dan kondom biasa.
b. Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan ovum dengan cara mengumpulkan sperma
di ujung kondom yang dipasang pada penis, sehingga sperma tidak masuk ke dalam saluran
reproduksi perempuan. Kondom mencegah penularan mikroorganisme IMS dari satu pasangan ke
pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
c. Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Secara ilmiah
didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom, yaitu 2 – 12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.
d. Manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi
Dari segi kontrasepsi Dari segi nonkontrasepsi
Efektif bila digunakan dengan benar Memberi dorongan pada suami untuk ber-
Tidak mengganggu produksi ASI KB
Tidak mengganggu kesehatan klien Dapat mencegah penularan IMS
Tidak mempunyai pengaruh sistemik Mencegah ejakulasi dini
Murah dan dapat dibeli dengan mudah Membantu mencegah terjadinya kanker
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan serviks
kesehatan umum Meningkatkan komunikasi dengan
Dapat digunakan metode kontrasepsi sementara pasangan
bila metode kontrasepsi lain harus ditunda Mencegah imuno fertilitas
e. Keterbatasan
Kondom memiliki keterbatasan antara lain :
Efektivitas tidak terlalu tinggi
Cara penggunaan sangat memengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitas untuk mempertahankan ereksi
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah dalam hal limbah
2
f. Penilaian klien
Klien tidak memperlukan atau membutuhkan anamnesis atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian
kondom, tetapi perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Kondisi yang perlu
dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat sebagai berikut :
Tabel 1. Seleksi klien pengguna kondom
Sesuai untuk pria seperti : Tidak sesuai untuk pria seperti :
Ingin berpartisipasi dalam program KB Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi
Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi apabila terjadi kehamilan
Ingin kontrasepsi sementara Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi tambahan Menginginkan kontrasepsi jangka Panjang
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi Tidak mau terganggu deengan berbagai untuk
jika akan berhubungan melakukan hubungan seksual
Berisiko tinggi menularkan/menularkan IMS Tidak peduli dengan persyaratan kontrasepsi
3
Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan
segera merusak kondom
h. Kunjungan ulang
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan apabila ada masalah dalam penggunaan
kondom dan kepuasan klien dalam menggunakannya. Bila masalah timbul karena kekurangtahuan
dalam cara penggunaan, sebaiknya informasi diulangi kembali kepada klien dan pasangannya. Bila
masalah yang timbul menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan kondom,
sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.
i. Penanganan efek samping
Efek samping atau masalah Penanganan
Kondom rusak atau diperkirakan bocor Buang dan pakai kondom baru atau pakai
sebelum berhubungan spermisida digabung kondom
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di Jika dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan
vagina saat berhubungan pemberian Morning After Pill
Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Reaksi alergi jarang terjadi, dapat sangan
mengganggu dan bisa berbahaya. Jika keluhan
menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala
IMS, berikan kondom alami (produk hewani) atau
bantu klien memilih kontrasepsi jenis lain
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir
biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan
gunakan metode lain
2. Diafragma
1) Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
2) Jenis
Terdapat tiga jenis diafragma yaitu flat spring (flat metal band), coil spring (coiled wire) dan
arching spring (kombinasi metal spring).
3) Cara Kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida
4
4) Manfaat
Kontrasepsi Nonkontrasepsi
Efektif bila dilakukan dengan benar Salah satu perlindungan terhadap IMS,
Tidak mengganggu produksi ASI khusunya apabila digabung dengan
Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah spermisida
terpasang sampai 6 jam sebelumnya Dapat menampung darah menstruasi ketika
Tidak mengganggu kesehatan klien haid
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5) Keterbatasan
Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6 – 16 kehamilan per
100 perempuan pertahun pertama)
Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual
Pemeriksaan pelvik oleh petugas terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
5
7) Penanganan efek samping
Efek samping Penanganan
Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila
diafragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB.
Sarankan untuk untuk segera mengosongkan
kandung kemih, setelah melakukan hubungan
seksual atau sarankan memakai metode lain
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan
mungkin berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina,
atau reaksi alergi spermisida
khususnya pasca senggama dan tidak ada IMS,
berikan spermisida yang lain atau bantu untuk
memilih metode lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap Pastikan ketepatan letak diafragma apabila alat
terlalu besar. Coba dengan ukuran yang lebih kecil.
kandung kemih/rektum
Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah telah
ditangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika Periksa apakah ada IMS atau benda asing dalam
vagina seperti tampon. Jika tidak ada, sarankan
dibiarkan lebih dari 24 jam
klien untuk melepas diafragma setelah melakukan
hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam
setelah aktivitas terakhir. Setelah diangkat
diafragma harus dicuci dengan hati-hati
menggunakan sabun cair dan air, jangan
menggunakan bedak atau talk jika akan disimpan).
Jika ada IMS lakukan pemrosesan alat sesuai
dengan pencegahan infeksi
6
Diafragma dipasang sampai 6 jam sebelum berhubungan seksual. Jika hubungan seksual
berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina.
Diafragma berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya hubungan seksual.
Jangan tinggalkan diafragma dalam vagina > 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan
mencuci vagina setiap waktu, vagina dibersihkan setelah 6 jam pasca senggama)
Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya
3. Spermisida
a. Pengertian dan bentuk
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Bentuk spermisida terdiri dari aerosol (busa), tablet vagina, suppositoria
dan krim. Pada spermisida berbentuk busa efektif setelah insersi dan dianjurkan apabila
digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi. Pada spermisida bentuk tablet suppositoria
penggunaannya disarankan menunggu 10 – 15 menit sesudah dimasukkan. Spermisida jenis
jeli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.
b. Cara kerja
Menyebabkan sel sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur
c. Manfaat kontrasepsi dan nonkontrasepsi
Kontrasepsi Nonkontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim) Salah satu perlindungan terhadap IMS,
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak digunakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Mudah digunakan
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus
d. Keterbatasan
Efektivitas kurang (18 – 29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan
hubungan seksual
7
Pengguna harus menunggu 10 – 15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan
seksual (tablet busa vagina, spermisida)
Efektivitas aplikasi hanya 1 – 2 jam
8
Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
Ikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk
(misalnya kocok aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator)
Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks terlindungi dengan baik
h. Cara penggunaan aerosol (busa)
1) Kocol tempat aerosol 20 – 30 menit sebelum digunakan
2) Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan
tekan aplikator untuk mengisi busa
3) Sambil berbaring lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks, dorong
sampai busa keluar
4) Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air, tiriskan dan keringkan. Tidak boleh berbagi
aplikator dengan orang lain
i. Cara penggunaan tablet vagina atau suppositoria
1) Cuci tangan sebelum membuka paket
2) Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket
3) Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh ke dalam vagina
4) Tunggu 10 – 15 menit sebelum mulai berhubungan seksual
5) Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau suppositoria di tempat
Bila terasa hangat di vagina, sampaikan hal tersebut normal karena beberapa busa dari tablet
terasa hangat
j. Cara penggunaan krim
1) Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke
dalam vagina sampai mendekati serviks
2) Tekan alat pendorong sampai krim keluar
3) Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-
alat, tiriskan dan keringkan
5) Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Tidak boleh berbagi
aplikator dengan orang lain
4) Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama bila kontainer kosong
Latihan Soal
1. Ny. A 25 tahun, nullipara, memilih menggunakan kondom untuk menunda kehamilan. Suami Ny.
A bekerja diluar kota dan pasutri itu bertemu tiap sebulan sekali. Bagaimana Anda menjelaskan
efektivitas, keuntungan dan kerugian pada kondom ?
9
2. Sebutkan keuntungan penggunaan kondom dari segi kontrasepsi dan nonkontrasepsi
3. Jelaskan efek samping yang dapat terjadi dalam penggunaan kondom dan bagaimana
penanganannya
4. Sebutkan bagaimana seleksi pengguna diafragma (pasien yang cocok menggunakan diafragma dan
tidak cocok menggunakan diafragma)
5. Jelaskan bagaimana spermisida bekerja untuk mencegah kehamilan
6. Jelaskan bagaimana seleksi pengguna spermisida (pasien yang cocok menggunakan diafragma dan
tidak cocok menggunakan spermisida)
7. Jelaskan apa saja yang dapat menjadi efek samping penggunaan spermisida dan bagaimana
penanganannya
10