Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KB KONDOM

Pokok bahasan : Alat Kontrasepsi

Sub Pokok Bahasan : KB Kondom

Penyuluh : Mahasiswa keperawatan Poltekkes Semarang

Sasaran : Usia Reproduktif

Waktu : 30 menit

Tempat : Puskesmas

Hari / Tanggal : Senin, 7 Oktober 2019

Latar belakang

Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk di indonesia, maka pemerintah


semakin gencang membuat program untuk keluarga berencana. Mempromosikan
alat kontrasepsi merupakan salah satu program yang digalakkan oleh pemerintah
untuk menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Peserta KB nasional periode Agustus 2012 sebanyak 6.152.231 pengguna.
Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut :
Metode
Jumlah Pengguna % Keterangan
Kontrasepsi
IUD 459.177 7,46 Metode
Kondom 462.186 7,51 Kontrasepsi Jangka
Implant Panjang
527.569 8,58
(MKJP)
Suntikan 2.949.633 47,94
Pil 1.649.256 26,81

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sebagaian besar masyrakat
indonesia yang menggunakan alat kontrasepsi , memilih yang metode non
kontrasepsi jangka panjang atau dapat dikatakan mereka memilih alat kontrasepsi
yang memiliki reaksi jangka pendek. Total pengguna alat kontrasepsi jangka
pendek mencapai 83,33%, sementara pengguna alat kontrasepsi jangka panjang
hanya sebesar 16,67%. Metode kontrasepsi yang mayoritas dipilih oleh masyarakat
yaitu metode Suntikan dengan persentase 47,94%, sementara metode yang paling
tidak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah metode MOP dengan persentase
hanya 0,51%. Untuk penggunaan kondom presentasinya cukup rendah dengan
persentase 7,51% namun sangat tinggi digunakan sebagai alat kontrasepsi untuk
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). (BKKBN Indonesia tahun 2012 )
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi kondom tidak
terlalu banyak digunakan maka dari itu kami melakukan penyuluhan untuk
memperkenalkan kontrasepsi kondom.
Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan pasangan usia subur dapat


memahami mengenai alat kontrasepsi kondom.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan, pasangan usia subur mampu:

1. Menyebutkan kembali Pengertian Kondom


2. Menyebutkan kembali Kelebihan Kondom
3. Menyebutkan kembali Kekurangan Kondom
4. Menyebutkan kembali Jenis-jenis Kondom
5. Menyebutkan kembali indikasi dan kontaindikasi
6. Menyebutkan kembali efek samping kontrasepsi kondom
7. Menyebutkan kembali cara pemakaian kondom pada pria

PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Materi Penyluhan
Terlampir
b. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
c. Media
1. Leaflet
d. Pengorganisasian
Penyaji :
Moderator :
Fasilitator :
Observer :

e. Rincian Tugas

Penyaji : Memberikan penyuluhan

Moderator : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup acara

Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan

Observer : Mengawasi jalannya acara penyuluhan

f. Analisa Situasi
1) Peserta
Jumlah peserta 40 orang, umur rata-rata 18-45 tahun (Usia Produktip).
 Alat kontrasepsi (Kondom) yang digunakan.
 Fungsi alat kontrasepsi
2) Penyaji
Penyaji adalah mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

g. Setting tempat

SLIDE
N

P
M D
SASARAN

Keterangan :
N : Notulen
P : Penyaji
M : Moderator
D : Dosen

h. Kegiatan Penyuluhan

NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu

1 Pembukaan : 3 menit

a. Mengucapkan salam Menjawab salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menyampaikan tujuan Mendengarkan


penyuluhan

2 Inti : 20 menit

a. Menggali pengetahuan Mendengarkan


tentang kondom
Menjawab dan
b. Menyampaikan materi : menyampaikan apa
yang dikatehui tentang
· Pengertian kondom
· Kelebihan kondom alat kontrasepsi
kondom
· Kekurangan kondom

· Cara pemakain kondom

3 Penutup : 7 menit

a. Memberikan Mengajukan
kesempatan audiens untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan.
Mendengarkan
b. Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
audiens
Menjawab pertanyaan
c. Menyimpulkan isi
penyuluhan Menjawab salam

d. Melakukan evaluasi

e. Mengucapkan salam
penutup

Kriteria Evaluasi

Prosedur : Post Test

Bentuk : Lisan

Jenis : Tanya Jawab


Jenis Pertanyaan :

1. Apa saja diantaranya jenis- jenis kondom?


2. Bagaimana cara pemakaian kondom ?
3. Apa saja diantaranya kelebihan kondom ?
4. Apa saja diantaranya kekurangan kondom ?

Kunci Jawaban :

1. Jenis- jenis kondom


 Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang
dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang
dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing. Bentuk
berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah
ejakulasi.
 Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane
dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka
melekat ke suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini
berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di
vagina. Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon
dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai.
Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan sama dengan
efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).

2. Cara pemakaian kondom


 Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
 Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting
atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.
 Pasangkan kondom pada saat sedang ereksi, tempelkan pada ujung
penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung penis.
 Bila kondom tidak mempunyai tempat penampung sperma pada
bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian
ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
 Kondom dilepas sebelum penis melembek.
 Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga
kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut, dan lepaskan kondom
di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar
vagina.
 Gunakan kondom hanya satu kali pakai.
 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
 Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan
di tempat yang panas, karena hal ini dapat mengakibatkan kondom
menjadi rusak atau robek saat digunakan.
 Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom
tampak rapuh atau kusut
 Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari
bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom.
 lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan
sperma di sekitar vagina.

3. kelebihan kondom
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini
 Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi
bahan karsinogenik eksogen pada serviks)
 Saling berinteraksi sesama pasangan
 Mencegah imuno infertilitas

4. Kekurangan kondom
 Efektivitas tidak terlalu tinggi.
 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
 Agak mengganggu hubungan seksual.
 Harus selalu tersedia setia kali berhubungan seksual.
 Beberapa orang malu untuk membeli kondom di tempat umum.
 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
MATERI

ALAT KONTRASEPSI KONDOM

A. Pengertian Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks atau karet, plastik atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis pada saat berhubungan seksual. (Abdul Barri Saifuddin.2006)

Kondom adalah metode kontrasepsi yang paling umum digunakan di seluruh


dunia. Kondom pria dikenakan di penis pria yang sedang ereksi dan secara fisik
menghalangi sperma yang diejakulasi agar tidak memasuki tubuh pasangan seksual.
(Manuaba, Ida Bagus Gde.2008)

Salah satu cara kontrasepsi yang cukup efektif apabila dilakukan dengan benar
yaitu dengan pemakaian kondom. Kondom merupakan cara kontrasepsi metode
tradisional dan cara kerjanya yaitu dengan menggunakan barrier atau pelindung
(Kusmarjadi, 2008)

Dapat disimpulkan bahwa kondom adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan
lateks atau karet, yang cukup epektif apabila digunakan oleh laki-laki pada saat
hubungan seksual yang dipasangkan di penis ketika terjadi ereksi.

B. Klasifikasi Kondom

Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu


kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).

1) Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada
penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat
senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam,
yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu untuk
menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah
pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran
genital wanita (USU, 2009).

Jenis/tipe kondom pria adalah :

a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk
silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08
mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang
polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun
untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih
kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan
variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside,
berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan
tidak dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama
untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk
memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS
(USU, 2009).
2) Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15
cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin
polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita mengandung
pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas spermisida
serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini
menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU,
2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat
dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat
dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan penularan
penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar (Lubis,
2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau
pengaman saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay
agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia
dalam beragam tekstur dan aroma.

Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009).

 Kondom dengan aroma dan rasa.


Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi, durian, pisang
dan mint.
 Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya yang
berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
 Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis. Pada
saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama tanpa
menggunakan kondom.
 Kondom bintik (Dotted Condom)
Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya yang bisa
menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.
 Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung perlindungan
ekstra untuk mencegah kehamilan.
 Kondom wanita (Female Condom)
Kondom berbahan lateks atau polyurethan, sehingga bersifat elastis
dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau rangsangan.
Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
 Kondom twist.
Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada
saat bersenggama.
 Kondom getar (Vibrating Condom).
Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di bagian ujungnya
Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan
cincin getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.
 Kondom baggy.
Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir
di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
 Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong
medicine)
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang
mengandung obat kuat(Yuniico, 2009).
C. Kelebihan Kondom

 Efektif bila digunakan dengan benar


 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini
 Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi
bahan karsinogenik eksogen pada serviks)
 Saling berinteraksi sesama pasangan
 Mencegah imuno infertilitas

D. Kekurangan Kondom menurut ( Abdul Barri Saifuddin, 2006 )

 Efektivitas tidak terlalu tinggi.


 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
 Agak mengganggu hubungan seksual.
 Harus selalu tersedia setia kali berhubungan seksual.
 Beberapa orang malu untuk membeli kondom di tempat umum.
 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
E. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
 Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan seksual dan
belum menginginkan kehamilan.
 Untuk perlindungan maksimum terhadap infeksi menular seksual
(IMS).

b. Kontra indikasi
 Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda
ini.
 Malformasi penis.
 Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks .

F. Efek Samping Kontrasepsi Kondom


a. Alergi terhadap lateks atau pelumas atau permisida yang dipakai atau
ada di kondom.
b. Kondom rusak atau diperkirakan bocor.
c. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
d. Mengurangi kenikmatan seksual.

G. Cara Pemakaian Kondom pada Pria menurut ( Abdul Barri Saifuddin,


2006 )

 Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.


 Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting
atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.
 Pasangkan kondom pada saat sedang ereksi, tempelkan pada ujung
penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung penis.
 Bila kondom tidak mempunyai tempat penampung sperma pada
bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian
ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
 Kondom dilepas sebelum penis melembek.
 Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga
kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut, dan lepaskan kondom
di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar
vagina.
 Gunakan kondom hanya satu kali pakai.
 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
 Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan
di tempat yang panas, karena hal ini dapat mengakibatkan kondom
menjadi rusak atau robek saat digunakan.
 Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom
tampak rapuh atau kusut.
 Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari
bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom.
 lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan
sperma di sekitar vagina.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kb kondom murupakan alat kontrasepsi buatan yang bertujuan untuk


menunda jarak kehamilan yang bisa digunakan oleh pasangan usia reproduktif.
Karena kb kondom mudah didapat, epektif bila digunakan dengan benar, tidak
mengganggu asi, tidak mengganggu kesehatan, walaupun epektifitasnya tidak terlalu
tinggi, dan tergantung pada ketaatan dalam menggunakan petunjuk penggunaan.

Oleh karena itu, setelah penyusunan SAP ini dan diadakannya penyuluhan
kesehatan tentang Alat Kontrsepsi KB Kondom, mampu memberikan pengetahuan
lebih luas kepada masyarakat, bahwa bukan hanya istri yang dapat menggunakan alat
kontrasepsi tetapi suami juga dapat berpartisipasi dalam pengunaan alat kontrasepsi
seperti kondom. Sehingga dengan begitu masyarakat diharapkan dapat menggunakan
alat kontrasepsi kondom dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur dan
kegunaannya, agar tingkat keepektifannya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. 2006 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

Anda mungkin juga menyukai