KB KONDOM
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas
Latar belakang
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sebagaian besar masyrakat
indonesia yang menggunakan alat kontrasepsi , memilih yang metode non
kontrasepsi jangka panjang atau dapat dikatakan mereka memilih alat kontrasepsi
yang memiliki reaksi jangka pendek. Total pengguna alat kontrasepsi jangka
pendek mencapai 83,33%, sementara pengguna alat kontrasepsi jangka panjang
hanya sebesar 16,67%. Metode kontrasepsi yang mayoritas dipilih oleh masyarakat
yaitu metode Suntikan dengan persentase 47,94%, sementara metode yang paling
tidak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah metode MOP dengan persentase
hanya 0,51%. Untuk penggunaan kondom presentasinya cukup rendah dengan
persentase 7,51% namun sangat tinggi digunakan sebagai alat kontrasepsi untuk
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). (BKKBN Indonesia tahun 2012 )
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi kondom tidak
terlalu banyak digunakan maka dari itu kami melakukan penyuluhan untuk
memperkenalkan kontrasepsi kondom.
Tujuan Instruksional Umum
PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Materi Penyluhan
Terlampir
b. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
c. Media
1. Leaflet
d. Pengorganisasian
Penyaji :
Moderator :
Fasilitator :
Observer :
e. Rincian Tugas
f. Analisa Situasi
1) Peserta
Jumlah peserta 40 orang, umur rata-rata 18-45 tahun (Usia Produktip).
Alat kontrasepsi (Kondom) yang digunakan.
Fungsi alat kontrasepsi
2) Penyaji
Penyaji adalah mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
g. Setting tempat
SLIDE
N
P
M D
SASARAN
Keterangan :
N : Notulen
P : Penyaji
M : Moderator
D : Dosen
h. Kegiatan Penyuluhan
1 Pembukaan : 3 menit
b. Memperkenalkan diri
2 Inti : 20 menit
3 Penutup : 7 menit
a. Memberikan Mengajukan
kesempatan audiens untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan.
Mendengarkan
b. Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
audiens
Menjawab pertanyaan
c. Menyimpulkan isi
penyuluhan Menjawab salam
d. Melakukan evaluasi
e. Mengucapkan salam
penutup
Kriteria Evaluasi
Bentuk : Lisan
Kunci Jawaban :
3. kelebihan kondom
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Murah dan dapat dibeli secara umum
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
Dapat mencegah penularan IMS
Mencegah ejakulasi dini
Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi
bahan karsinogenik eksogen pada serviks)
Saling berinteraksi sesama pasangan
Mencegah imuno infertilitas
4. Kekurangan kondom
Efektivitas tidak terlalu tinggi.
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
Agak mengganggu hubungan seksual.
Harus selalu tersedia setia kali berhubungan seksual.
Beberapa orang malu untuk membeli kondom di tempat umum.
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
MATERI
A. Pengertian Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks atau karet, plastik atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis pada saat berhubungan seksual. (Abdul Barri Saifuddin.2006)
Salah satu cara kontrasepsi yang cukup efektif apabila dilakukan dengan benar
yaitu dengan pemakaian kondom. Kondom merupakan cara kontrasepsi metode
tradisional dan cara kerjanya yaitu dengan menggunakan barrier atau pelindung
(Kusmarjadi, 2008)
Dapat disimpulkan bahwa kondom adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan
lateks atau karet, yang cukup epektif apabila digunakan oleh laki-laki pada saat
hubungan seksual yang dipasangkan di penis ketika terjadi ereksi.
B. Klasifikasi Kondom
1) Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada
penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat
senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam,
yaitu polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu untuk
menampung sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah
pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran
genital wanita (USU, 2009).
a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk
silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08
mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang
polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun
untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih
kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan
variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside,
berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan
tidak dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama
untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk
memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV/AIDS
(USU, 2009).
2) Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15
cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin
polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk
memasang dan melekatkan kondom di vagina. Kondom wanita mengandung
pelumas berbahan dasar silikon dan tidak memerlukan pelumas spermisida
serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan kondom ini
menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU,
2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat
dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat
dipertahankan. Kondom wanita ini dapat mencegah kehamilan dan penularan
penyakit seksual termasuk HIV apabila digunakan dengan benar (Lubis,
2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau
pengaman saja. Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay
agar suasana bercinta menjadi berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia
dalam beragam tekstur dan aroma.
b. Kontra indikasi
Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda
ini.
Malformasi penis.
Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks .
A. Kesimpulan
Oleh karena itu, setelah penyusunan SAP ini dan diadakannya penyuluhan
kesehatan tentang Alat Kontrsepsi KB Kondom, mampu memberikan pengetahuan
lebih luas kepada masyarakat, bahwa bukan hanya istri yang dapat menggunakan alat
kontrasepsi tetapi suami juga dapat berpartisipasi dalam pengunaan alat kontrasepsi
seperti kondom. Sehingga dengan begitu masyarakat diharapkan dapat menggunakan
alat kontrasepsi kondom dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur dan
kegunaannya, agar tingkat keepektifannya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari. 2006 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC)