Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK F USIA 7 BULAN

DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RUANG


ANAK RSUD Dr. SOEDARSONO
PASURUAN
21 Juli 2008

Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV

Disusun Oleh :
CHOLIS
06.295

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES MALANG


2008

i
ii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan yang
berjudul Asuhan Kebidanan pada An F usia 7 bulan dengan kejang demam
sederhana di RSD dr. Soedarsono Pasuruan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Sri Andayani, Amd. Keb selaku Kepala Ruangan Anak
2. Penik Susanti, And. Kep selaku Pembimbing Klinik RSD. Dr. Soedarsono
3. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
4. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang
5. Sri Utari. Amd. Keb. M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes
Malang.
6. Lilik Winarsih, SST. selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek Klinik.
7. Indah Mauludiyah, SST selaku Dosen Pembimbing Klinik
RSD dr. Soerdarsono
8. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan asuhan
kebidanan ini.
Kami menyadari penulisan asuhan kebidanan ini masih banyak
kekurangan baik dari segi sistematik, uraian, bahasan materi maupun beberapa
hal yang diluar kemampuan kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
sarannya demi membangun penulisan asuhan kebidanan selanjutnya.

Pasuruan, 11 - 8 - 2008

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................... i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum........................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................... 2
1.3 Metode Penulisan .............................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan ....................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................. 4


2.1 Kejang Demam
2.1.1 Definisi Kejang Demam ..................................... 4
2.1.2 Etiologi ............................................................... 4
2.1.3 Gejala Klinis ....................................................... 4
2.1.4 Diagnosis ............................................................ 5
2.1.5 Diagnosa Banding ............................................... 5
2.1.6 Pencegahan ......................................................... 5
2.1.7 Penatalaksanaan .................................................. 5
2.1.8 Prognosis ............................................................. 7
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan.......................... 7

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................... 14


I. Pengkajian ....................................................................... 14
II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah ................................ 18
III. Antisipasi Masalah Potensial............................................ 19
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera ........................................ 19
V. Intervensi ......................................................................... 19
VI. Implementasi ................................................................... 21

iii
VII. Evaluasi ........................................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... 23

BAB V PENUTUP ............................................................................... 24


5.1 Kesimpulan ....................................................................... 24
5.2 Saran .................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kematian dijadikan suatu ukuran yang dipakai untuk menilai baik
buruknya pelayanan kebidanan dalam suatu negara. Angka kematian bayi dan
Ibu di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, bahkan menempati urutan
pertama di ASEAN. Yakni 52/1000 kelahiran hidup dan 334/100.000
kelahiran hidup. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka
kematian bayi dan ibu adalah penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal yang berkualitas dan dekat masyarakat.
Diantara bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan
medik segera (sindroma gangguan pernafasan, asfiksia berat, perdarahan,
hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak)
dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula trakeoesofagus, hernia
diafragma, atresia doudeni dll)
Cara yang paling baik untuk membawa bayi sakit ialah pada waktu
bayi tersebut masih dalam kandungan (bila janin yang akan lahir sudah
diduga akan menderita penyakit berat, seperti ibu yang mempunyai rhesus
negatif, gawat janin, letak sungsang, letak lintang, ibu dengan perdarahan
anterpartum dll). Jika hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan dan bayi
sudah lahir dan perlu mendapat pertolongan segera. Maka caranya adalah
dengan meletakkan tanpa baju didalam inkubator yang tembus cahaya
dengan ruangan sedemikian rupa sehingga bayi dapat mempertahankan suhu
tubuhnya. Sekitar 36oC - 37oC. Inkubator ini juga dilengkapi dengan
penghisap lendir, oksigen, resusitator dll. Dengan demikian perubahan-
perubahan yang setiap saat dapat terjadi pada bayi seperti apnea, sianosis,
kejang dll. dapat diketahui dengan segera dan dapat diberi pertolongan yang
tepat pada waktunya.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan
secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia
diharapkan :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian baik dari data subyektif
maupun data obyektif.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang
terjadi.
3. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera untuk anak
5. Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang diberikan
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah diberikan
7. Mahasiswa dapat menilai kembali dari tindakan yang telah
diberikan.

1.3 Metode Penulisan


Teknik pengumpulan data diperoleh melalui :
a. Anamnesa
Dengan melihat dan mempelajari kasus dan rekam medik di RS
b. Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuannya agar mendapat data
dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
c. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien
tentang keadaan dan perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.

2
d. Wawacara
Dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien dan
keluarga, tenaga kesehatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
masalah kesehatan Ibu dan bayi. Tujuannya untuk memperoleh data
secara langsung dari sumber data.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan
umum dan tujuan khusus. Metode penulisan dan sistematika
penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori bayi dengan kejang demam.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah,
antisipasi masalah potensial. Identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan
praktek
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Kejang Demam


2.1.1. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal 38oC) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstra kranium
(Mansjoe, Arif : 434).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat
suhu tubuh meningkat disebabkan oleh proses ekstra kranium
(Ngastiyah, 229)
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat
suhu meningkat disebabkan oleh proses ekstra kranium.
(Pedoman Diagnosis dan terapi. FK. Unair : 139)

2.1.2. Etiologi
Hingga kini belum diketahui secara pasti, deman sering
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gantroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-
kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.

2.1.3. Gejala Klinis


Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Kejang demam sederhana
a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun
b. Kejang hanya berlangsung sebentar saja, tidak lebih dari 15
menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang timbul 16 jam setelah timbulnya demam
e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

4
f. Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4
kali
2. Kejang demam kompleks
a. Kejang lebih dari 15 menit
b. Tipe kejang fokal dan terjadi lebih dari 1 kali kejang dalam 24
jam
2.1.4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
a. Amanesa, terutama riwayat kejang dalam keluarga
b. Pemeriksan neurologist
c. Pemeriksaan tambahan : Laboratorium, fuduskopi dalam batas
normal

2.1.5. Diagnosa Banding


a. Meningitis
b. Enchepalitic
c. Abses Otak

2.1.6. Pencegahan
Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam
sederhana dengan diazepam 0,3 mg/kg/dosis dan antipiretik pada saat
anak menderita penyakit yang disertai demam. Pencegahan kontinue
untuk kejang demam komplikata (lebih banyak kerugiannya)
a. Phenobarbital 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis
b. Asam valproat 10-20 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
Diberikan hingga 2 tahun bebas kejang atau sampai usia 6 tahun

2.1.7. Penatalaksanaan
1. Pencegahan fase akut
Seringkali kejang berhenti sendirian. Pada waktu kejang
anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.
Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin, perhatikan
keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital (tekanan darah,
suhu, pernafasan dan fungsi jantung/nadi). Suhu tubuh yang

5
tinggi diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian
antiperetik.
Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah
diazepam yang diberikan intravena/intrarektal. Dosis diazepam
intravena 0,2 - 0,5 mg/kg BB/dikali dengan kecepatan 1-2
mg/mnt dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti
sebelum diazepam, hentikan penyuntikan tunggu sebentar, dan
bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut.
2. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan meningitis, trauma pada pasien
kejang demam yang pertama walaupun demikian kebanyakan
dokter melakukan fungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai
sebagai meningitis. Misalnya ada gejala meningitis/bila kejang
demam berlangsung lama.
3. Pengobatan profilaksi
a. Profilaksis intermitten saat demam
Diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3 0,5
mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam.
Diazepam dapat pula diberikan secara intra rektal tiap 8 jam
sebanyak 5 mg (BB < 10 kg) dan 10 mg (BB > 10 mg)
setiap pasien menujukkan suhu lebih dari 38,5oC. efek
samping diazepam adalah asfiksia, mengantuk dan hipotonia.
b. Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2
kriteria (termasuk poin 1/2 ) yaitu :
1. Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan
neurologist atau perkembangan.
2. Kejang demam lebih lama dari 15 menit, lokal/diikuti
kelainan neurologist sementara/menetap.
3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau
saudara kandung.

6
4. Bila kejang terjadi pada bayi berumur kurang 9 dari 12
bulan/terjadi kejang meliputi dalam satu epidose demam.

2.1.8. Prognosis
Apabila tidak diterapi dengan baik, maka dapat berkembang
menjadi :
a. Kejang demam berulang
b. Epilepsi
c. Kelainan motorik
d. Gangguan mental dan belajar

2.2. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Adapun penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam pelayanan kebidanan pada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah
dalam bidang kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB.

I. Pengkajian
Tanggal : Untuk mengetahui kapan dimulai dilakukan pengkajian
pada klien
Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada
klien.
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien
yang lain dalam suatu ruangan
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata anak
Nama anak : Untuk mengetahui identitas anak bahwa
anak tersebut adalah benar-benar anak dari
orang tuanya
Jenis kelamin : Untuk perbedaan jenis/gender
Tanggal lahir : Untuk mengetahui umur bayi
Anak ke berapa : Untuk mengetahui berapa jumlah anak

7
b. Biodata Orang Tua
Nama : Nama ibu dan suami untuk mengenal,
memanggil dan menghindari terjadinya
kekeliruan (Cristina, 1993. 41)
Umur : Untuk mengetahui apakah ibu termasuk
primitua gravida (>35 tahun) atau
primimuda gravida (<18 tahun).
(PUSDIKNAKES. 2000 . 143)
Suku bangsa : Untuk mengetahui dari suku mana ibu
berasal dan memudahkan tenaga kesehatan
dalam memberikan komunikasi dengan ibu
untuk mengadakan persiapan agar nasehat
yang diberikan dapat diterima dan
dimengerti oleh ibu/keluarga.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan pasien dengan diketahui agama
pasien akan memudahkan kita dalam
melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
(Depkes RI. 2002.14)
Pendidikan : Tingkat penyampaian komunikasi yang
diberikan tergantung pada tingkat
pengetahuan dan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan. Hal ini sangat
mempengaruhi keefektifan dalam
memberikan asuhan pada klien.

Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup


dan sosial ekonomi penderita itu agar
nasehat kita nanti sesuai

8
(Perawatan Kebidanan I, 82)
Penghasilan : Untuk mengetahui status ekonomi penderita
dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungannya bersih dan
aman bagi kesehatannya serta memudahkan
untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Alasan datang
Anak datang ke RS dirujuk/datang sendiri dengan alasan-alasan
tertentu dan untuk menegakan diagnosa serta tindakan yang
seharusnya dilakukan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya panas atau tidak, kejang atau tidak
4. Riwayat Prenatal, natal, postnatal
Untuk mengetahui perkembangan anak mulai dari masa hamil,
persalinan dan masa nifas.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis dan malaria.
b. Penyakit keluarga diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah dan asma
c. Riwayat kehamilan kembar faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor keturunan, umur wanita
dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan
atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini
bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba 2000, 265)
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Psikososial
Bagaimana respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran dan
keadaan anaknya

9
b. Sosial Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul,
kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi
kesehatan Ibu.
7. Pola Kebiasaan sehari-hari
Sangat penting ditanyakan untuk mengetahui pola nutrisi, eliminasi,
istirahat, aktivitas dan personal hygiene yang dilakukan oleh Ibu
terhadap anak dirumah/ di Rumah Sakit.

B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik/cukup/lemah
Kesadaran : Composmentis/somnelen/koma
Tanda-tanda Vital
Nadi : Normal (120 - 160x/menit)
Suhu : Normal (36,5 - 37,5oC)
RR : Normal (30 - 60 x/menit)
BB : Normal (2500 - 4000gr)
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi
Kepala : Ada benjolan abnormal/tidak, ada chepal/tidak, ada
caput/tidak.
Wajah : Pucat/tidak, oedema/tidak
Mata : Simestris/tidak, sklera ikterus/tidak, kunjungtiva
pucat/tidak
Hidung : Bersih/tidak, ada polip/tidak, ada secret/tidak, ada
pernafasan cuping hidung/tidak.
Telinga : Bersih/tidak, ada serumen/tidak
Mulut : Bibir sianosis/tidak, lidah bersih/tidak, ada
labioschicys/tidak ada labiopalatoschicys/tidak,
reflek hisap -/+

10
Leher : Tampak pembesaran kelenjar tyroid/tidak, tampak
pembesaran kelenjar limfe/tidak, tampak
pembesaran vena jugularis/tidak.
Dada : Simestris/tidak, ada retraksi dada/tidak, nafas
teratur/tidak.
Abdomen : Ada benjolan abnormal/tidak, kembung +/-
Genetalia : Bersih/tidak, labia mayora menutupi labia
minora/tidak
Anus : Bersih/tidak, mekonium -/+, Atresia ani -/+
Ekstremitas :
Atas : Gerakan aktif/tidak, sindaktili/tidak, polidaktili
/tidak, kuku pucat/tidak
Bawah : Gerakan aktif/tidak, sindaktil/tidak,
polidaktili/tidak, kuku pucat/tidak
Integument: bersih/tidak, warna merah/biru, turgor baik/tidak
b. Auskultasi
Dada : terdengar wheezing maupun rochi/tidak
Abdomen : terdengar bising tali pusat/tidak
c. Perkusi
Abdomen : kembung - /+

II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah


Dx : An .... usia .............bulan dengan kejang demam sederhana
Ds : Data yang diperoleh melalui anamnese dari pasien/keluarga pasien
langsung.
Do : Keadaan umum : Baik/ckup/lemah
Kesadaran : Composmentis/somnolen/koma
Tanda-tanda vital
Nadi : Normal (120 - 160x/menit)
Suhu : Normal (36,5 - 37,5oC)
RR : Normal (30 -60x/menit)
BB : Normal (2500 - 4000 gram)

11
III. Antisipasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi antara lain dapat terjadi kejang
demam berulang.

IV. Identikasi Kebutuhan Segera


Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah
potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan
lainnya)

V. Intervensi
Dx : An .... usia .......bulan dengan kejang demam sederhana
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kondisi
anak kembali stabil dan tidak terjadi kejang berulang.
Kriteria Hasil : Keadaan umum : Baik/cukup/lemah
Kesadaran : Composmentis/somnolen/koma
Tanda-tanda Vital
Nadi : Normal (120 - 160x/menit)
Suhu : Normal (36,5 - 37,5oC)
RR : Normal (30 -60x/menit)
Kejang teratasi/belum
Suhu turun/tidak
Intervensi
1. Jelaskan pada Ibu tentang keadaan anaknya
R/ Ibu mengerti tentang keadaan anaknya dan lebih kooperatif
2. Observasi TTV
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan
3. Anjurkan untuk memakaikan pakaian yang longgar pada anak
R/ Untuk mencegah terjadinya sesak
4. Anjurkan untuk memposisikan anak dengan posisi kepala miring
R/ Untuk mencegah terjadinya aspirasi isi lambung
5. Lakukan penghisapan lendir secara teratur dan hati-hati
R/ Untuk mencegah dan membebaskan jalan nafas
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

12
R/ Untuk penanganan lebih intensif

Masalah Potensial : Suhu meningkat diatas normal


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan suhu
turun dalam batas normal
Kriteria Hasil : Suhu kembali stabil

Intervensi
1. Anjurkan pada Ibu untuk memberikan minum
R/ Mencegah dehidrasi karena peningkatan suhu.
2. Anjurkan pada Ibu untuk mengompres anaknya
R/ Menurunkan suhu
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Untuk penanganan lebih intensif

VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi bayi

VII. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari
asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari /Tanggal : Senin, 12 Juli 2008
Jam : 00.05 WIB
Tanggal MRS : Minggu, 12 - 8 - 2008 Jam : 04.00 Wib

A. Data subyektif
1. Biodata
a. Biodata Anak
Nama anak : An F
Tanggal Lahir : 21 - 03 - 08
Umur : 7 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : ke -2
b. Biodata Orang Tua
Nama Ibu : Ny M Nama Ibu : Tn A
Umur : 31 tahun Umur : 40 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pabrik Pekerjaan : Pengawai Bengkel
Penghasilan : 860.000/bln Penghasilan : 1.500.000/bln
Alamat : Jl. Hasanudin No. 17 Alamat : Jl. Hasanudin No. 17

2. Alasan datang
Ibu mengatakan bahwa anaknya panas sekitar jam 01.00 malam,
setelah itu terjadi kejang 1x, kemudian ibu membawa anaknya ke RS
Soedarsono Jam : 04.00 WIB
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya panas dan kejang satu kali dalam sehari
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pada tanggal 6-8-2008 Rabu pagi anaknya panas dan
kejang lalu ibu membawanya ke RS.Soedarsono Pada hari minggu

14
pagi anaknya dibawa pulang karena tidak ada yang menjaga dan sudah
baikan
5. Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya panas dan kejang satu kali dirumah dan
panasnya mulai dari tanggal 11-8-2008 jam 01.00 malam, lalu ibu
membawa anaknya keRS.Soedarsono pada tanggal 12 juli 2008 jam
04.00 wib.
6. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita kejang
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi dan
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Kehamilan
Ibu mengatakan selama kehamilan periksa kebidan 11 x dan
periksa ke poli kandungan di RS Soedarsono 4 x pada usia
kehamilan (8-9 bulan) dan Ibu mendapatkan vitamin + tablet
darah
b. Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan di RS Soedarsono ditolong oleh bidan
pada tanggal 21 maret 2008 secara normal dengan jenis kelamin
perempuan, BB : 2500 gr , PB : 49 cm.
c. Nifas
Ibu mengatakan segera memberikan ASI pada bayinya selama 6
bulan. Pada usia 7 bulan anak diberikan miniuman dan makanan
tambahan susu formula dan nasi tim.
d. Riwayat Neonatal
Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif dan menangis kuat serta
minum ASI bila bayi lapar.
8. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan

15
Ibu mengatakan berat badan lahir 2500 gram dan PB : 49 cm dan
sekarang BB nya bertambah menjadi 7,8 kg dan tinggi badannya
80 cm
b. Perkembangan
Ibu mengatakan bahwa anaknya bisa tengkurap saat umur 3 bulan
dan bisa mengangkat kepala saat tengkurap, anak bisa duduk saat
umur 6 bulan dan sekarang umur 7 bulan anak sudah bisa berjalan
dengan bantuan.
9. Riwayat Imunisasi
Diberikan pada bulan
Jenis Reaksi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hepatitis B Tidak ada reaksi
BCG Terbentuk benjolan
DPT Panas
Polio Tidak ada reaksi

10. Pola Kebiasaan sehari-hari


Pola Kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit (MRS)
a. Makan nasi tim 4x/hari Makan nasi tim 2 x/hari.
Nutrisi porsi 1 mangkuk kecil. Minum susu formula (SGM)
Minum susu formuls 100 cc / 3jam lewat sonde
(SGM) (NGT)
b. BAB : 1-2 x/hari BAB : 1x/hari
Eliminasi BAK : 6-8 x/hari BAK : 5-6 x/hari
c. Tidur siang + 3 jam dan Tidur siang + 2 jam dan
Istirahat Tidur malam + 9 jam Tidur malam + 8 jam
d. Main bersama keluarga Anak tidur kadang bangun
Aktivitas dirumah dan kadang2 main menangis
didepan rumah
e. Mandi 2 x/ hari, keramas Anak diseka 2 x/ hari dan
Personal Hygine 3 x / seminggu, ganti baju ganti baju / CD bila basah/
dan CD bila basah/ kotor kotor, gosok gigi 2x/hari
dan gosok gigi 2x/hari

11. Riwayat Psikologi dan sosial budaya


a. Psikologi

16
Ibu mengatakan anaknya sudah mengerti lingkungan sekitar.
Anaknya lebih rewel dan nangis.
b. Sosial
Ibu mengatakan anaknya tidak menangis bila diajak orang lain, ibu
mengatakan anaknya suka bermain dengan teman disekitarnya.
c. Budaya
Ibu mengatakan menganut budaya jawa dan ibu melakukan
selamatan wetonan dll.

B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 120x/menit
Suhu : 38oC
RR : 40 x/menit
BB sebelum sakit : 7,8 kg
BB saat sakit : 7 kg
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi dan palpasi
Kepala : Rambut hitam, tidak ada benjolan, caput (-), ubun-
ubun besar sudah menutup.
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
Hidung : Bersih dan tidak ada sekret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, O2 (+) 2 liter/m, sonde (+) disebelah
kanan.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen,
Mulut : Bibir tidak sinosis, gigi tidak karies dan lidah
bersih.

17
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak
tampak pembesaran kelenjar limfe dan tidak tampak
pembesaran vena jugularis.
Dada : Tidak tampak retraksi dada.
Abdomen : Tidak tampak pembesaran hati dan limpa,
kembung (-)
Genetalia : Bersih, labia mayora sudah menutupi labia minora
Anus : Bersih tidak terdapat atresia ani
Ekstremitas :
Atas : Gerakan lemah, tidak ada sindaktil dan polidaktil,
kuku tidak pucat, terpasang invus (+)
Bawah : Gerakan lemah, tidak ada sindaktili dan polidaktili,
kuku tidak pucat.
Intergument : Turgor kulit baik

Aukultasi
Dada : Tidak terdengar rochi maupun wheezing.
Abdomen : Bising usus (+)
Perkusi
Abdomen : Kembung (-)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : An F usia 7 bulan dengan kejang demam sederhana
Ds : Ibu mengatakan anaknya panas dan kejang satu kali dalam sehari
Do : Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 38oC
RR : 40 x/menit
BB sebelum sakit : 7,8 kg
BB saat sakit : 7 kg

18
Masalah
1. Suhu meningkat diatas normal
Ds : Ibu mengatakan anaknya panas dan kejang satu kali dalam
sehari
Do : Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 38oC
Pernafasan : 40 x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi kejang demam berulang
Ds : Ibu mengatakan anaknya panas dan kejang satu kali dalam sehari
Do : Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 38oC
Pernafasan : 40 x/menit

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam penanganan selanjutnya

V. INTERVENSI
Ds : An F usia 7 bulan dengan kejang demam sederhana
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi
kejang demam berulang
Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Suhu : (36,5oC - 37,5 oC)
Nadi : (120 x/menit - 160 x/menit)
Pernafasan : ( 30 x/menit - 60 x / menit )

19
Kejang teratasi
Suhu turun

Intervensi
1. Jelaskan pada Ibu tentang keadaan anaknya
R/ Ibu mengerti tentang keadaan anaknya dan lebih kooperatif
2. Observasi TTV
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan
3. Menyarankan untuk memakaikan pakaian yang longgar pada anak
R/ Untuk mencegah terjadinya sesak
4. Menyarankan untuk memposisikan anak dengan posisi kepala miring
R/ Untuk mencegah terjadinya aspirasi isi lambung
5. Lakukan penghisapan lendir secara teratur dan hati-hati
R/ Untuk mencegah dan membebaskan jalan nafas
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Untuk penanganan lebih intensif

Masalah : Suhu meningkat diatas normal


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan suhu turun
dalam batas normal.
Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Suhu : (36,5oC - 37,5 oC)
Nadi : (120 - 160 x/menit)
Pernafasan : ( 30 - 60 x / menit )
Intervensi
1. Anjurkan pada Ibu untuk memberikan minum
R/ Mencegah dehidrasi karena peningkatan suhu.
2. Anjurkan pada Ibu untuk mengompres anaknya
R/ Membantu menurunkan suhu tubuh
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Untuk penanganan lebih intensif

20
Potensial terjadi demam berulang
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi
kejang demam berulang
Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Nadi : (120 - 160 x/menit)
Suhu : (36,5oC - 37,5 oC)
Pernafasan : ( 30 - 60 x / menit )
Intervensi
1. Lakukan penghisapan lendir pada mulut dan hidung
R/ Untuk membebaskan jalan nafas
2. Atur posisi kepala sedikit ekstensi
R/ Membantu memberikan kenyaman pada anak
3. Longgarkan pakaian anak
R/ Untuk mencegah terjadinya sesak

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 11-8-2008
Jam : 01.00 wib
Dx : An F usia 7 bulan dengan kejang demam sederhana

2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya supaya ibu lebih


kooperatif
3. Melakukan observasi TTV untuk deteksi dini adanya kelainan dengan
hasil tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi (120-160x/menit) suhu
(36,5 - 37,5oC) dan pernafasan (30 - 60 x/menit)
4. Mengajurkan pada Ibu untuk memakaikan pakaian yang longgar pada
anaknya supaya tidak sesak dan dapat menyerap keringat.
5. Mengajurkan pada Ibu untuk memposisikan anaknya dengan posisi kepala
sedikit miring supaya tidak terjadi aspirasi lambung
6. Melakukan penghisapan lendir pada mulut dan hidung untuk
membebaskan jalan nafas

21
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penangan selanjutnya

Masalah : Suhu meningkat diatas normal


1. Menganjurkan pada Ibu untuk memberikan minum untuk mencegah
dehidrasi karena peningkatan suhu tubuh.
2. Menganjurkan pada Ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat
untuk menurunkan suhu tubuh
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan
selanjutnya.

Potensial terjadi kejang demam berulang


1. Melakukan penghisapan lendir pada mulut dan hidung untuk
membebaskan jalan nafas
2. Mengatur posisi kepala sedikit ekstensi membantu memberikan
kenyamanan pada anak
3. Melonggarkan pakaian bayi untuk mencegah terjadinya sesak

VII. EVALUASI
Tanggal : 11-8-2008
Jam : 01.30 WIB
Dx : An F usia 7 bulan dengan kejang demam sederhana

Intervensi
1. Ibu mengerti dengan penjelasan petugas tentang keadaan anaknya
2. Ibu akan menuruti semua anjuran petugas kesehatan
3. Anak sudah bisa bernafas normal dan kondisinya stabil
4. Suhu tubuh anak sudah turun
5. Kejang teratasi
6. Masalah potensial tidak terjadi

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An F usia 7 bulan dengan


kejang deman sederhana di RSD dr. Soedarsono Pasuruan. Melalui tahap
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik antara asuhan yang ada dilapangan dengan tindakan kebidanan
yang ada diteori pada dasarnya sama. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan prakteknya. Kebutuhan segera untuk menangani masalah tersebut adalah
kolaborasi dengan dokter pemberian terapi.
Dalam kasus anak F diperoleh data-data bahwa anak panas dengan suhu
aksila 38oC, kejang, keadaan umum,lemah, dan kesadaran menurun. Intervensi
untuk kasus ini yaitu melakukan penghisapan lendir secara teratur untuk
membebaskan jalan nafas, memakaikan pakaian yang longgar, atur posisi anak
dengan kepala miring dan segera kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi. Saat dilakukan evaluasi terbukti bahwa dalam asuhan kebidanan yang
diberikan pada anak F ini tidak terdapat kesejangan antara teori dan kenyataan
dilapangan dimana dalam prakteknya sesuai dengan teori

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan asuhan kebidanan
pada Bayi Ny F umur 7 bulan dengan kejang demam sederhana yaitu pada
tahap pengkajian yang terdiri dari alur data subjektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar
dalam menentukan identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang
dialami oleh anak. Anak mengalami keadaan yang gawat darurat sehingga
untuk penulisan kebutuhan segera diperlukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan
yang dialami oleh anaki dan juga disesuaikan dengan kebutuhan anak. Setelah
rencana tindakan telah disusun dengan baik maka tahap selanjutnya adalah
melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan
anak mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatan.

5.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a. Dalam memberikan terapi sebelumnya sudah kolaborasi dengan
dokter supaya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan
b. Selalu memberi informasi tentang keadaan anak terhadap keluarganya
supaya keluarga lebih kooperatif dalam memahami keadaan anaknya.
2. Bagi masyarakat
a. Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan
dalam proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan
dengan baik.
b. Melaksanakan saran dan perunjuk yang diberikan oleh petugas
kesehatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Soetomo. 2004. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya : FK Unair

Mansjoer. Arif. 2000. Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta : Media Wesculapius

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

25

Anda mungkin juga menyukai