Anda di halaman 1dari 20

Makalah Keperawatan Maternitas I

Memandikan Bayi Baru Lahir dan Perawatan Tali Pusat


Dosen Pengampu : Ns. Yulidian Nurpratiwi, M.Kep

Oleh:
Debi Firta Artima (0203196492)
Febi Alicia Futri (0203196493)
Nur Halimah Nasution (0203196496)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN
Jalan Raya Mayor Oking Jaya Atmaja No.9 Cibinong – Bogor
Telp. (021) 89111110 (Hunting) Fax. (021) 8905196
E-mail: info@imds.ac.id Website: www.imds.ac.id
Tahun 2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari
teman-teman serta bimbingan dari dosen pengampu Ns. Yulidian Nurpratiwi, M.Kep sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang Memandikan Bayi Baru Lahir dan Perawatan Tali Pusat. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Bogor, 30 November 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Memandikan Bayi............................................................................................5
2.2 Tujuan Memandikan Bayi.............................................................................................5
2.3 Tata Cara Memandikan Bayi.........................................................................................6
2.4 Dampak Postif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi..............................................7
2.5 Fakror yang Mempegaruhi Memandikan Bayi..............................................................8
2.6 Definisi Perawatan Tali Pusat........................................................................................9
2.7 Tujuan Perawatan Tali Pusat.........................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat..........................................................................10
2.9 Dampak Positif dan Dampak Negatif Perawatan Tali Pusat.........................................11
2.10 Cara Mengatasi Infeksi Perawatan Tali Pusat.............................................................12
2.11SOP Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat.......................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara
menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai. Memandikan bayi
baru lahir bukanlah hal yang mudah, terutama bagi Ibu-ibu baru. Memandikan bayi dengan
cara yang salah dapat mengakibatkan kondisi yang buruk seperti celaka (jatuh dan
tenggelam), air masuk kedalam telinga atau hidung dan dapat mengalami hipotermi
(Rukayani, 2015).
Menjadi seorang Ibu baru memang tak mudah. Banyak pelajaran baru yang harus
perlahan-lahan dipelajari Ibu untuk merawat sang buah hati dengan baik. Salah satu
pekerjaan yang tergolong banyak ditakuti Ibu baru adalah saat harus memandikan bayi.
Kondisi fisik bayi yang masih ringkih membuat Ibu jadi takut untuk memandikannya
(Alawiyah,2018).
Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi orang tua terutama bila mereka baru
pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu bagaimana
cara memandikan bayi sehingga mereka menyerahkan bayinya kepada pengasuh atau
neneknya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cara memandikan bayi adalah
pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dukungan suami atau keluarga dan penolong
persalinan yang lalu, pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan
menerima informasi kesehatan semakin tinggi pendidikan seseorang biasanya mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah menerima informasi
kesehatan, bagi orang tua yang berpendidikan tinggi tidak sulit untuk memandikan bayinya
sendiri (Alawiyah, 2018).
Faktor penghambat dalam melakukan perawatan bayi baru lahir salah satunya kurangnya
pengetahuan masyarakat dan cara perawatan yang kurang benar. Kader Posyandu adalah
salah satu orang terdekat yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku Ibu.
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan janin. Tali pusat
merupakan saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Disebut sebagai saluran
kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan

1
2

oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump)
akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada
yang lepas setelah 4 minggu (Layla, 2007 dalam Erna Suryani, 2011). Kebudayaan di
masyarakat yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali pusat menyebabkan
ibu masih takut atau ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka sehingga ibu masih
berperilaku salah dalam merawat tali pusat bayi dengan menaburi tali pusat menggunakan
kunyit atau daun-daunan sehingga memungkinkan berkembangnya spora Clustridium yang
dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Ngastiyah, 2005).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan
steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat, 2005). Dampak
dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami tetanus neonatorum
dan dapat mengakibatkan kematian. Sehingga dalam hal ini pengetahuan yang baik tentang
perawatan tali pusat sangatlah menentukkan perilaku ibu yang mempunyai bayi baru lahir
dalam perawatan tali pusat (Stoppard, 1999 dalam Erna Suryani, 2011).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian bayi sebesar 56 per
10.000 menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian
tersebut antara lain karena asfiksia neonatorum 40-60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut
disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil
laporan dari petugas Survailans Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa kasus
Tetanus Neonatorum pada tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran 10,8-55%.
Bila dilihat penyebarannya menurut provinsi kasus tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat
sebesar 246 kasus, menyusul Jawa Tengah dengan 94 kasus, Jawa Timur sebesar 88 kasus,
Ponorogo kematian bayi di tahun 2009 sebanyak 116 anak, tahun 2010 sebanyak 168 anak,
dan tahun 2011 sebanyak 178 anak (Dinkes Ponorogo, 2012).
Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor
penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat (Iis Sinsin, 2008). Cara
perawatan tali pusat yang benar adalah membersihkan puntung tali pusat dengan sabun dan
air bersih. Puntung atau sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi sebaiknya tidak
boleh ditutup menggunakan apapun misalnya popok, kasa dll karena dapat membuat
puntung tali pusat menjadi lembab dan bisa mempermudah masuknya kuman sehingga
3

menyebabkan infeksi tali pusat (Wibowo. Tunjung, 2011). Dampak tidak dilakukannya
perawatan tali pusat dengan benar dapat menyebabkan tetanus neonatorum dan kematian
(JNPKKR POGI dan YBPSP, 2007).
Untuk mencegah terjadinya infeksi, tali pusat dirawat dan dijaga kebersihannya dengan
menggunakan air biasa dan sabun setelah itu segera keringkan dengan menggunakan kain
bersih. Puntung tali pusat atau perut bayi tidak boleh dibungkus karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab (Wibowo Tunjung, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi memandikan bayi baru lahir ?
2. Bagaimana tujuan memandikan bayi?
3. Bagaimana tata cara memandikan bayi?
4. Apa dampak positif dan dampak negatif dalam memandikan bayi baru lahir?
5. Faktor yang mempengaruhi cara memandikan bayi?
6. Bagaiamana definisi perawatan tali pusat?
7. Bagaimana tujuan perawatan tali pusat?
8. Bagaimana penatalaksaan perawatan tali pusat yang benar?
9. Bagaimana dampak positif dan dampak negatif dari perawatan tali pusat?
10. Bagaimana cara mencegah infeksi pada datli pusat?
11. Bagaimana SOP memandikan bayi baru lahir dan perawatan tali pusat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi memandikan bayi baru lahir
2. Mengetahui tujuan memandikan bayi
3. Mengetahui tata cara memandikan bayi
4. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif dalam memandikan bayi baru lahir
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi cara memandikan bayi
6. Mengetahui definisi perawatan tali pusat
7. Mengetahui tujuan perawatan tali pusat
8. Mengetahui penatalaksaan perawatan tali pusat yang benar
9. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari perawatan tali pusat
4

10. Mengetahui cara mencegah infeksi pada datli pusat


11. Mengetahui SOP memandikan bayi baru lahir dan perawatan tali pusat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Memandikan Bayi Baru Lahir


Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi
bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Prinsip dalam
memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah
dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2009).
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi
bersih, terarasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi. Prisip dalam memandikan bayi
yang harus diperhatikan menjaga jangan sampai bayi kedinginan dan air masuk ke hiddng,
mulut, ataupun telingayang mengakibatkan aspirasi (Panduan Praktek Laborotorium
Keperawatan 2013)
Waktu mandi pertama bergantung pada keadaan bayi. Bayi cukup bulan dan sehat dapat
dimandikan segera setelah lahir, tetapi dibeberapa rumah sakit bersalin, ada yang menunda
sampai ibu di pindahkan keruang nifas atau rumah. Alasan dari tindakan ini berpusat pada
resiko kedinginan dan penularan infeksi pada bayi. Johnsont (2003) marekomendasikan
untuk menunda memandikan pertama kali sampai bayi menyusui untuk meminimalkan
resiko bayi menjadi kedinginan, yang mungkin dapat dilakukan di akhir minggu pertama.
Mandikan bayi dapat dilakukan minimal 6 - 24 jam setelah melahirkan.vernikssuatu zat
yang menyerupai lilin yang menutupi bayi saat lahir, harus dibiarkan terserap kedalam kulit
karena ini merupakan pelembab yang luar biasa. Jika rambut bayi perlu dicuci, gunakan air
dan sisir saja untuk mengangkat kotoran.

2.2 Tujuan Memandikan Bayi


Memandikan bayi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh bayi
(Rahardjo, 2015). Tujuan memandikan bayi :
1. Memberikan rasa nyaman
2. Memperlancar sirkulasi darah
3. Mencegah infeksi

5
6

4. Meningkatkan daya tahan tubuh


5. Menjaga dan merawat integritas kulit

2.3 Tata Cara Memandikan Bayi


Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi
dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan bayi dengan cara
waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau puput dan jika kondisi bayi dalam
keadaan sakit, yang dilakukan dengan menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip
memandikan bayi (Sodikin, 2009). Menurut (Bobak, 2005), Putra (2012), langkah-langkah
memandikan bayi adalah sebagai berikut:
a. Persiapan alat :
1. Bak mandi berisi air hangat
2. Satu set pakaian (baju bayi, popok dan lain – lain)
3. Satu set alat perawatan, seperti bedak, sabun, kapas minyak, kapas air matang,
cotton but, minyak telon bila perlu handuk dan waslap
b. Tindakan :
1. Cuci tangan ibu dengan sabun sebelum memandikan bayi
2. Siapkan dan dekatkan semua peralatan
3. Pastikan suhu ruangan cukup hangat (±24 0C) dan tidak berangin
4. Pastikan suhu air untuk memandikan bayi tetap hangat dan ukur suhu airnya
dengan siku ibu atau pergelangan tangan ibu bagian dalam
5. Jika terdapat kotoran bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang sudah
dibasahi air atau tisu basah
6. Lepaskan pakaian bayi, dan setelah dilepas selimuti tubuh bayi dengan handuk
agar tetap hangat
7. Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat dari kantus
dalam ke arah luar. setiap kali usap, kapas harus diganti untk mencegah
kontaminasi pada mata
8. Bersihkan hidung, dan telinga bayi dengan kapas atau cotton but
9. Bersihkan dan keringkan wajah dan kepala bayi dengan waslap tanpa membuka
handuk di badan bayi
7

10. Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian
seluruh tubuh
11. Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)
12. Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak mandi, topang
punggung dan kepala dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong
bayi
13. Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh dengan
handuk, terutama semua lipatan kulit karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan
luka.
14. Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan anda,
jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya dan dapat menyebabkan masalah
pernapasan
15. Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru
16. Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi


Keuntungan memandikan bayi merupakan saat- saat yang menyenangkan untuk
membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. Jika bayi sedang gelisah, maka
mandi dengan air hangat akan menjadi hal yang baik untuk menenangkan dan membantunya
untuk dapattidur dengan nyaman (Iskarina, 2008)
Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa, 2009)
Memandikan bayi adalah cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan cara membersihkan
tubuh mereka sendiri (Iskarina, 2009)
Ada dua dampak negatif yang akan terjadi bila bayi dimandikan terlalu lama. Pertama,
iritasi pada kulit bayi. Kulit bayi yang belum berkembang sempurna mudah mengalami
penguapan, sehingga gampang kering dan sensitif. Tanpa terpapar air dalam jangka waktu
lama saja, kulit bayi mudah iritasi.
8

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Memandikan Bayi


1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors)
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah upaya untuk memberikan penegathuan yang dapat merubah
perilaku yang positif (Soekanto, 2009)
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri, alasanmereka adalah
tidak mengerti cara memandikan bayi dengan benar. Ketidaktahuan orang tua ini
khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau tahu bagaimana cara memandikan
bayinya malah menyerahkan bayinya kepada baby sitter atau kepada orang tua
mereka, kurangnya pengetahuan ini karena latar belakang rendahnya pendidikan
(Choirunisa,2009)
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadapperkembangan
orang lain menuju kearah cita - cita tertentu yangmenentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untukmencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama
dalan memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003)
c. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang perah dialami seseorang yang menambah
pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal.
Begitu pula ibu nifas yang dulu sudah pernah melahirkan akan lebih mudah utuk
merawat dan memandikan bayinya.berbeda dengan ibu nifas yang pertama kali
melahirkan akan canggung untuk merawat bayinya. (Soekanto, 2009)

2. Faktor Pendorong
a. Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal terpenting dalam proses
memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih lemah apalagi ditambah
9

dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak
mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan suami dan
keluargadibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar mau dan berani
memandikan bayinya sendiri (Setiadi, 2008).

2.6 Definisi Perawatan Tali Pusat


Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan saluran
kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama dalam rahim, tali pusat
ini lah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalam
nya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen.dari ibunya, karena bayi
mungil ini sudah dapat bernafas sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi
maka saluran ini harus dipotong dan dijepit, ataudiikat (Wibowo, 2008).
Diameter tali pusat antara 1cm - 2,5cm, dengan rentang panjang antara 30cm- 100cm,
rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa omfalo mesenterikus, dilapisi
membran mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh zat seperti agar-agar sebagai jaringan
penghubung mukoid yang disebut jeli whartor. Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti
berdenyut, pembuluh darah tali pusat akan menyempit tetapi belum obliterasi, karena itu tali
pusat harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh darah tersebut oklusi
serta tidak perdarahan (Retniati, 2010)
Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat bayi
setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput (Paisal, 2008).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril,
bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat,2005).

2.7 Tujuan Perawatan Tali Pusat


Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru
lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman - kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi
pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali pusat, karena perawatan
atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2001).
10

Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena
udara agar cepat kering dan lepas.

2.8 Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat


(Panduan APN, 2010)
a. Peralatan yang dibutuhkan :
1. 2 Air DTT, hangat : - 1 untuk membasahi dan menyabuni
- 1 untuk membilas
2. Washlap kering dan basah
3. Sabun bayi
4. Kassa steril
5. 1 set pakaian bayi
b. Prosedur perawatan tali pusat
1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat.
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang
sudah digelar.
4. Buka bedong bayi.
5. Lepas bungkus tali pusat.
6. Bersihkan atau ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki atau
atas ke bawah.
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara :
a) Pegang bagian ujung
b) Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c) Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e) Keringkan sisa air dengan kassa steril
f) Tali pusat tidak dibungkus.
11

9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.
Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali
pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10. Bereskan alat.
11. Cuci tangan.
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup membersihkan bagian
pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air dan sabun, lalu kering
anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan pangkal tali pusat, dengan sedikit
diangkat (bukan ditarik).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan
sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang dibersihkan
menggunakan alkohol.
Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Tali pusat harus dibersihkan
sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain yang bersentuhan dengan tali pusat tidak
dalam keadaan kotor atau basah. Tali pusat juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat
dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya
tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali pusat
terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.

2.9 Dampak Positif dan Dampak Negatif Perawatan Tali Pusat


Dampak positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan kondisi tali pusat
bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara hari ke 5-7
tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005).
Dampak negatif perawatan tali pusat adalah apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik,
kuman-kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus
neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar di Asia
Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih banyak masyarakat yang
belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar (Dinkes RI, 2005).
Cara persalinan yang tidak steril dan cara perawatan tali pusat dengan pemberian ramuan
tradisional meningkatkan terjadinya tetanus pada bayi baru lahir (Retniati, 2010).
12

2.10 Cara Pencegahan Infeksi pada Tali Pusat


Cara penanggulangan atau pencegahan infeksi pada tali pusat meliputi:
a) Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat
b) Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca persalinan.
c) Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
d) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau kotor. (Arin &
Akbar, 2009).
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat
yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih. Pemakaian
antimikrobial topikal pada perawatan tali pusat dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali
pusat, yaitu merusak flora normal sekitar tali pusat sehingga memperlambat pelepasan tali
pusat (Retniati, 2010;4).
Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak diperlukan, karena resiko terjadinya
kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga kebersihannya. Berbeda dengan bayi yang
dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik mungkin diperlukan untuk mengurangi
terjadinya infeksi pada tali pusat (Ratri Wijaya, 2006).
Perawatan praktis lainnya yang mungkin dapat mengurangi timbulnya resiko terjadinya
infeksi tali pusat adalah dengan cara rawat gabung dan kontak langsung kulit bayi dan
ibunya mulai lahir agar bayi mendapatkan pertumbuhan flora normal dari ibunya yang
sifatnya patogen. Pemberian air susu ibu yang dini dan sering akan memberikan antibodi
kepada bayi untuk melawan infeksi. Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak diperlukan,
karena resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga kebersihannya.
Berbeda dengan bayi yang dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik mungkin
diperlukan untuk mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusat (Retniati, 2010).

2.11 SOP Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat


1) SOP Memandikan Bayi
SOP MEMANDIKAN BAYI
Pengertian Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan sabun dan
air hangat dengan suhu 38˚C dimana keadaan suhu bayi sudah
stabil
Tujuan 1. Membersihkan seluruh tubuh bayi
13

2. Menjaga bayi selalu nyaman, sehat dan segar


Kebijaksanaan Perawatan tali pusat dilakukan dengan teknik aseptik
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Pakaian bayi lengkap
2. Kapas mata
3. Kapas cebok
4. Sarung tangan
5. Ember atau bak temapt mandi bayi
6. Air hangat dengan 38˚C
7. Sabun bayi
8. Sisir bayi
9. Handuk dan waslap
10. Tempattidur bayiyang bersih dan aman
11. Ruangan hangat
12. Masker , celemek
B. PENATALAKSANAAN
1. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
2. Pakai masker dan celemek
3. Periksa kembali temperatur air dengan suhu (37 -
38˚C) hangat – hangat kuku
4. Posisikan bayi membujur, membersihkan mata bayi
usap mata dari kantus dalam ke luar dengan kapas
mata dan pakaian bayi dilepas
5. Bersihkan pantat dari tinja sebelum dimandikan agar
air mandi tetap bersih
6. Bersihkan kelamin bayi dengan hati – hati
7. Bayi disabun mulai dari leher, dada, perut (tali pusat
disabun dari ujung kepangkal) dilanjutkan kebagian
kaki, terakhir kepala dan lengan
8. Bilas bayi dari muka, lengan, dada, perut, paha dan
kaki
9. Bayi diposisikan telungkup kemudia bersihkan leher
14

belakang, tengkuk, punggung dan pantat


10. Bayi dikeringkan dengan handuk
11. Rawat tali pusat, keringkan tali pusat dengan kasa
steril (betul – betul kering)
12. Setelah bersih bungkus sesuai tehnik dengan
menggunakan kassa kering steril tipis dan longgar
13. Meletakan bayi ketempat semula untuk dirapihkan
dan berikan minyak telon pada tubuh bayi secara
merata
14. Kenakan pakaian bayi dengan lengkap (celana atau
popok tidak menutupi tali pusat atau lipatan popok
dibawah tali pusat)
15. Bersihkan alat dan lingkungan
16. Cuci tangan
17. Catat dan dokumentasi respon bayi

2) SOP PERAWATAN TALI PUSAT


SOP PERAWATAN TALI PUSAT
Pengertian Menerapkan tindakan membersihkan tali pusat untuk mencegah
infeksi dan mempercepat pengeringan tali pusat
Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat
2. Untuk mempercepat pengeringan tali pusat
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Kassa steril dalam tempatnya
2. Alkohol 70% pada tempatnya
3. Bengkok 1 buah
4. Periak dan pengalas
B. PENATALAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi
3. Bersihkan tali pusat dengan kassa alkohol 70%
a. Bila tali pusat masih basah, bersihkan dari arah ujung ke
15

pangkal
b. Bila talipusat sudah kering,bersihkan dari arah pangkal
ke ujung
4. Setelah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali. Sebaiknya
bayi tidak boleh dipakaikan gurita karena akan membuat
lembab daerah tali pusat sehingga kuman atau bakteri
tumbuh subur dan akhirnya menghambat penyembuhan.
Tetapi juga harus dilihat kebiasaan orang tua terutama ibu
(personal hygiene)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Memanuhi kebutuhan higiene bayi merupakan keterampilan yang penting bagi bidan,
yang tidak hanya harus bisa melakukan tetapi juga harus mengajarkannya kepada orang tua.
Memandikan bayi dapat menjadikan proses yang menyenangkan bagi yang terlibat, tetap
kehangatan, kenyamanan, dan keamanan bayi yang harus di perhatikan. Tali pusat tidak
perlu dibersihkan secara rutin karena dapat memperlambat pelepasannya dan hal ini dapat
meningkatkan resiko infeksi.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dan perawat bisa memahami
tentang cara memandikan bayi dan merawat tali pusat serta mencegah infeksi pada tali pusat
bayi, dan bisa memberikan rasa nyaman pada bayi.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Aditya. (2009). Bab I tali pusat. Jawa Timur: Umpo eprints. http://eprints.aiska-
university.ac.id/1204/5/bab%201-1%20-%20Nola%20Nadelia.pdf Diakses 30-11-20
2. Niken, M. (2011). Bab II Mandi Bayi. Jawa Tengah: Unimus.
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nikenmetat-6531-3-babii.pdf
Diakses 30-11-20
3. Niken, M. (2011). Bab II Tali Pusat. Jawa Tengah: Unimus eprints.
http://eprints.umpo.ac.id/635/2/BAB%201.pdf Diakses 30-11-20
4. Nola, N. (2011). BAB I MEMANDIKAN BAYI. Jawa Tengah: Aiska University.
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nikenmetat-6531-3-babii.pdf
Diakses 30-11-20
5. Bagian Laboratorium Keparawatan, (2013). Panduan Praktek Laboratorium Mandiri
Keperawatan. Diakses 30-11-20

17

Anda mungkin juga menyukai