Oleh:
Debi Firta Artima (0203196492)
Febi Alicia Futri (0203196493)
Nur Halimah Nasution (0203196496)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari
teman-teman serta bimbingan dari dosen pengampu Ns. Yulidian Nurpratiwi, M.Kep sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang Memandikan Bayi Baru Lahir dan Perawatan Tali Pusat. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Memandikan Bayi............................................................................................5
2.2 Tujuan Memandikan Bayi.............................................................................................5
2.3 Tata Cara Memandikan Bayi.........................................................................................6
2.4 Dampak Postif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi..............................................7
2.5 Fakror yang Mempegaruhi Memandikan Bayi..............................................................8
2.6 Definisi Perawatan Tali Pusat........................................................................................9
2.7 Tujuan Perawatan Tali Pusat.........................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat..........................................................................10
2.9 Dampak Positif dan Dampak Negatif Perawatan Tali Pusat.........................................11
2.10 Cara Mengatasi Infeksi Perawatan Tali Pusat.............................................................12
2.11SOP Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat.......................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump)
akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada
yang lepas setelah 4 minggu (Layla, 2007 dalam Erna Suryani, 2011). Kebudayaan di
masyarakat yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam merawat tali pusat menyebabkan
ibu masih takut atau ragu-ragu merawat tali pusat bayi mereka sehingga ibu masih
berperilaku salah dalam merawat tali pusat bayi dengan menaburi tali pusat menggunakan
kunyit atau daun-daunan sehingga memungkinkan berkembangnya spora Clustridium yang
dapat menyebabkan infeksi pada neonatus (Ngastiyah, 2005).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan
steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat, 2005). Dampak
dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami tetanus neonatorum
dan dapat mengakibatkan kematian. Sehingga dalam hal ini pengetahuan yang baik tentang
perawatan tali pusat sangatlah menentukkan perilaku ibu yang mempunyai bayi baru lahir
dalam perawatan tali pusat (Stoppard, 1999 dalam Erna Suryani, 2011).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian bayi sebesar 56 per
10.000 menjadi sekitar 280.000 terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian
tersebut antara lain karena asfiksia neonatorum 40-60%, infeksi 24-34%. Infeksi tersebut
disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang hygienis (Manuaba, 2008). Hasil
laporan dari petugas Survailans Depkes RI pada tahun 1992-1996 ditemukan bahwa kasus
Tetanus Neonatorum pada tahun 1993-1996 terjadi peningkatan dengan kisaran 10,8-55%.
Bila dilihat penyebarannya menurut provinsi kasus tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat
sebesar 246 kasus, menyusul Jawa Tengah dengan 94 kasus, Jawa Timur sebesar 88 kasus,
Ponorogo kematian bayi di tahun 2009 sebanyak 116 anak, tahun 2010 sebanyak 168 anak,
dan tahun 2011 sebanyak 178 anak (Dinkes Ponorogo, 2012).
Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut menjadi faktor
penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali pusat (Iis Sinsin, 2008). Cara
perawatan tali pusat yang benar adalah membersihkan puntung tali pusat dengan sabun dan
air bersih. Puntung atau sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi sebaiknya tidak
boleh ditutup menggunakan apapun misalnya popok, kasa dll karena dapat membuat
puntung tali pusat menjadi lembab dan bisa mempermudah masuknya kuman sehingga
3
menyebabkan infeksi tali pusat (Wibowo. Tunjung, 2011). Dampak tidak dilakukannya
perawatan tali pusat dengan benar dapat menyebabkan tetanus neonatorum dan kematian
(JNPKKR POGI dan YBPSP, 2007).
Untuk mencegah terjadinya infeksi, tali pusat dirawat dan dijaga kebersihannya dengan
menggunakan air biasa dan sabun setelah itu segera keringkan dengan menggunakan kain
bersih. Puntung tali pusat atau perut bayi tidak boleh dibungkus karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab (Wibowo Tunjung, 2011).
5
6
10. Bersihkan dengan sabun bagian depan (dada, abdomen) dan punggung, kemudian
seluruh tubuh
11. Bersihkan lipatan kulit (dagu, lengan, paha)
12. Bilas dengan air dengan cara memasukkan bayi ke dalam bak mandi, topang
punggung dan kepala dengan lengan ibu dan lengan yang lain menahan bokong
bayi
13. Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh dengan
handuk, terutama semua lipatan kulit karena sisa air bisa menyebabkan iritasi dan
luka.
14. Beri bedak pada bayi, tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan anda,
jika bedak dihirup oleh bayi bisa berbahaya dan dapat menyebabkan masalah
pernapasan
15. Pakaikan kembali pakaian bayi dengan pakaian yang baru
16. Bereskan alat dan cuci tangan ibu dengan sabun
2. Faktor Pendorong
a. Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal terpenting dalam proses
memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih lemah apalagi ditambah
9
dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak
mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan suami dan
keluargadibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar mau dan berani
memandikan bayinya sendiri (Setiadi, 2008).
Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali pusat tetap
kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena
udara agar cepat kering dan lepas.
9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.
Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali
pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10. Bereskan alat.
11. Cuci tangan.
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup membersihkan bagian
pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air dan sabun, lalu kering
anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan pangkal tali pusat, dengan sedikit
diangkat (bukan ditarik).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan
sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang dibersihkan
menggunakan alkohol.
Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Tali pusat harus dibersihkan
sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain yang bersentuhan dengan tali pusat tidak
dalam keadaan kotor atau basah. Tali pusat juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat
dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya
tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali pusat
terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.
pangkal
b. Bila talipusat sudah kering,bersihkan dari arah pangkal
ke ujung
4. Setelah selesai, pakaian bayi dikenakan kembali. Sebaiknya
bayi tidak boleh dipakaikan gurita karena akan membuat
lembab daerah tali pusat sehingga kuman atau bakteri
tumbuh subur dan akhirnya menghambat penyembuhan.
Tetapi juga harus dilihat kebiasaan orang tua terutama ibu
(personal hygiene)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Memanuhi kebutuhan higiene bayi merupakan keterampilan yang penting bagi bidan,
yang tidak hanya harus bisa melakukan tetapi juga harus mengajarkannya kepada orang tua.
Memandikan bayi dapat menjadikan proses yang menyenangkan bagi yang terlibat, tetap
kehangatan, kenyamanan, dan keamanan bayi yang harus di perhatikan. Tali pusat tidak
perlu dibersihkan secara rutin karena dapat memperlambat pelepasannya dan hal ini dapat
meningkatkan resiko infeksi.
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dan perawat bisa memahami
tentang cara memandikan bayi dan merawat tali pusat serta mencegah infeksi pada tali pusat
bayi, dan bisa memberikan rasa nyaman pada bayi.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Aditya. (2009). Bab I tali pusat. Jawa Timur: Umpo eprints. http://eprints.aiska-
university.ac.id/1204/5/bab%201-1%20-%20Nola%20Nadelia.pdf Diakses 30-11-20
2. Niken, M. (2011). Bab II Mandi Bayi. Jawa Tengah: Unimus.
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nikenmetat-6531-3-babii.pdf
Diakses 30-11-20
3. Niken, M. (2011). Bab II Tali Pusat. Jawa Tengah: Unimus eprints.
http://eprints.umpo.ac.id/635/2/BAB%201.pdf Diakses 30-11-20
4. Nola, N. (2011). BAB I MEMANDIKAN BAYI. Jawa Tengah: Aiska University.
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nikenmetat-6531-3-babii.pdf
Diakses 30-11-20
5. Bagian Laboratorium Keparawatan, (2013). Panduan Praktek Laboratorium Mandiri
Keperawatan. Diakses 30-11-20
17