Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR DAN DAMPAK TERHADAP

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA


NEONATAL DENGAN RESPIRATORY DISTRESS
SYNDROME (RDS)

By : Feby Alicia Futri (020319693)


Latar Belakang
Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan dengan baik. Adapun teori
mengenai kebutuhan dasar manusia yang sangat populer, yaitu hierarki
kebutuhan Maslow. Hierarki kebutuhan Maslow diperkenalkan oleh
Abraham Maslow, yang merupakan seorang teoretikus dan psikolog,
pada tahun 1943. Hierarki ini menunjukkan jika manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum memenuhi kebutuhan lain.
Neonatal Respiratory Distress Syndrome, atau Neonatal RDS, mungkin
terjadi jika paru-paru belum berkembang seutuhnya. Neonatal RDS
biasanya terjadi pada bayi prematur. Bayi dengan neonatal RDS
memiliki kesulitan bernafas secara normal.
Konsep Kebutuhan Dasar
Manusia
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi
diri (Potter dan Patricia,1997). Manusia memiliki
kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang
pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan
tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebutpun
ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Model Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Beberapa Ahli. Berikut akan dibahas beberapa ahli yang
memahami kebutuhan dasar manusia.
● Abraham Maslow
Nama Maslow, beliau membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: Kebutuhan
fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan memiliki prioritas tertinggi dalam kebutuhan Maslow.
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak harus terpenuhioleh manusia untuk bertahan hidup.
● Imogine King
King berpendapat bahwa manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi orang
dan objek tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu,
dia tidak terlepas dari tiga kejadian dalam hidupnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang.
● Martha E. Rogers
Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter
yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya. Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan nya masing-
masing.
Dampak terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia

1. Pola persepsi dan manajemen kebutuhan


2. Pola pemenuhan nutrisi dan metabolism
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola koping dan stress.
Hubungan pemenuhan kebutuhan oksigen
Pemenuhan kebutuhan oksigen
dengan kejadian gawat nafas

Peneliti berpendapat bahwa kebutuhan oksigen Berdasarkan hasil penelitian, ratarata bayi
bayi tidak terpenuhi dikarenakan pada usia mendapatkan terapi oksigen nasal kanul
kehamilan yang prematur mengakibatkan 2,09 lpm selama 15-20menit, nilai
bayi lahir dengan system organ tubuh yang
belum sempurna salah satunya adalah
minimum pemerian oksigen 1lpm, dan
system organ pernafasan yakni paru-paru nilai maksimum pemberian terapi
yang imatur. Usia kehamilan juga oksigen yakni 3lpm. Dengan jumlah
mempunyai pengaruh dengan tingkat pemberian oksigen tersering adalah 2
saturasi oksigen Pada saat baru lahir bayi lpm selama 15-20menit. Hal ini sesuai
mengalami proses transisi yakni bayi dengan teori, menurut (Kosim, 2012 :
bernafas dengan udara menggunakan paru- 131-137) Pemberian terapi oksigen
parunya untuk mendapatkan oksigen. Hal ini
sesuai dengan penelitian (Health Study,
tergantung pada penyebab dan jenis atau
2008), Bayi prematur setelah lahir tetap derajat gangguan nafas tersebut.
melanjutkan untuk perkembangan paru.
Asuhan Keperawatan RDS (Respiratory
Distress Syndrome)
RDS Adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi
premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada,
sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96
jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik. Tanda-tanda klinik
sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan ada
tidaknya shunting darah melalui PDA (Stark 1986).
Sindrom gawat napas (RDS) (juga dikenal sebagai idiopathic
respiratory distress syndrome) adalah sekumpulan temuan klinis,
radiologis, dan histologis yang terjadi terutama akibat ketidakmaturan
paru dengan unit pernapasan yang kecil dan sulit mengembang dan
tidak menyisakan udara diantara usaha napas. Istilah-istilah Hyaline
Membrane Disease (HMD) sering kali digunakan saling bertukar
dengan RDS (Bobak, 2005).
Etiologi
RDS merupakan penyebab utama kematian bayi prematur. Sindrom
ini dapat terjadi karena ada kelainan di dalam atau diluar paru,
sehingga tindakan disesuaikan dengan penyebab sindrom ini.
Kelainan dalam paru yang menunjukan sindrom ini adalah
pneumothoraks/pneumomediastinum, penyakit membran hialin
(PMH). Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada
RDS yaitu prematur, asfiksia perinatal, maternal diabetes, seksio
sesaria.. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur.
Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap
berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana
surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya
berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas.
Gejala tersebut biasanya muncul segera setelah bayi lahir dan akan
bertambah berat.
● Tindakan yang efektif utntuk mencegah RDS
adalah:
Pencegahan RDS ●

a. Mencegah kelahiran < bulan (premature).
b. Mencegah tindakan seksio sesarea yang tidak
sesuai dengan indikasi medis.
● c. Management yang tepat.
● d. Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang
memiliki riwayat DM.
● e. Optimalisasi kesehatan ibu hamil.
● f. Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan
yang mengancam.
● g. Obat-obat tocolysis (β-agonist : terbutalin,
salbutamol) relaksasi uterus Contoh : Salbutamol
(ex: Ventolin Obstetric injection) 5mg/5 ml (utk
asma: 5 mg/ml) Untuk relaksasi uterus : 5 mg
salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstrose/NaCl diberikan i.v (infus) dgn kecepatan
10 – 50 μg/menit dgn monitoring cardial effect. Jika
detak jantung ibu > 140/menit kecepatan diturunkan
atau obat dihentikan
Kasus

Seorang ibu dirawat di RS setelah


melahirkan bayi prematur dan si bayi
rawat gabung bernama By.AK yang
baru berusia 6 hari, dan si ibu
mengatakan si bayi terdengar suara
nafas yang sesak, setelah dilakukan
pemeriksaan terdapat hasil suhu 37
derajat C, N : 86x/menit, RR :
22x/menit. Bayi terlihat kebiruan, dan
tidak terdapat wheezing dan ronkhi.
Analisis Data
S:-
● O:
a. Bayi Ny. AK sesak ● S: ● S:
nafas ● O: ● O:
b. Bayi Ny. a. Suhu : 35,9 ‘C a. Terpasang infus
AK terlihat kebiruan b. Terpasang OGT D10%5 tts/mnt
c. RR 90 x/menit c.Bayi Ny. AK terlihat umbilikal
d. Nadi : 150 pucat b. Hasil Laboratorium
e. Wheezing : - d. Berat badan:1505 Leucosit : 10.31 /uL   
f.  Ronkhi : -      gram c. Tali pusat masih basah
g. Capillary refill : 3
detik
h.Terpasang oksigen 1
lt/menit
Diagnosa Kep

Pola nafas tidak efektif b.d


Ketidakstabilan alveolar
Hipotermia b.d Berada di
lingkungan yang dingin
Resiko infeksi b.d Prosedur infasif
Intervensi

● 1. Monitor respirasi dan status oksigen


● 2. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan dan ketidak adanya ventilasi dan bunyi nafas
● 3. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea
● 4. Kolaborasi medis untuk pemberian obat pernapasan
● 1. Monitor gejala dari hopotermia: fatigue, lemah, apatis, perubahan warna kulit
● 2. Pindahkan bayi dari lingkungan yang dingin ke dalam lingkungan / tempat yang hangat
(didalam inkubator)
● 3. Segera ganti pakaian bayi yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan kering,
berikan selimut.
● 4. Monitor intake dan output
Implementasi

● 1. Memantau keadaan umum bayi dan memberikan terapi O2 : 1 lt/menit                    


● 2. Melakukan auskultasi suara nafas, mencatat area penurunanfungsi paru danmencatat bunyi
nafas tambahan
● 3. Memposisikan tubuh bayi agar maksimal dalam bernafas dan mengurangi sesak nafas.
● 4. Melakukan terapi injeksi Dexametason 3 x 0,2 cc   
● 1. Memonitor hipotermi bayi 1 jam sekali seperti : fatigue, lemah, apatis, perubahan warna kulit dan
pemeriksaan suhu
● 2. Menempatkan bayi kedalam inkubator
● 3. Sesegera mungkin mengganti pakaian bayiyang basah dengan pakaian yang kering dan
menyelimutinya.
● 4. Menghitung balance cairan bayi
1. Melakukan cuci tangan sesuai standar IPCN
● 2. Menggunakan celemek dan sarung tangan steril dalam melakukan asuhan keperawatan
● 3. Mempertahankan lingkungan aseptic selama proses tindakan ganti balut
● 4. Mengisi blangko pemeriksaan laboratorium
● 5. Melakukan injeksiCefotaksim 2x75 mg/ IV dan Dexamethasone 3 x 0,2 mg / IV
Evaluasi
● S:-
● O :-RR:75x/menit
● Bayi masih terpasang oksigen 1 lt/menit
● Kesadaran bayi composmentis
● A : Masalah pola nafas tidak efektif b.dketidakstabilan alveolar belum teratasi
● P : Pertahankan intervensi no. 1, 2, 3, dan 4
● S:-
● O : Bayi masihdidalam inkubator
● Bayi masih terpasang sonde
● A: Masalah hipotermia b.d berada di lingkungan yang dingin belum teratasi.
● P: Pertahankan intervensi no. 1, 2, 3, dan 4
● S:
● O: Hasil Laboratorium Leucosit : 10,31 /uL   
● Tali pusat masih basah
● Terpasang infus umbilikal
● A : Masalah resiko infeksi b.d Prosedur infasif masih dalam tahap observasi
● Menurut expert [dr. sp.A] Masalah resiko infeksiberlangsung selama 3 hari
● P : Pertahankan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai