Anda di halaman 1dari 13

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI MASA

PANDEMI COVID 19 DI INDONESIA

DOSEN KULIAH :
Ns.Dewi Nurviana Suharto.,M.Kep.MB

DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga penulisan makalah ini yang berjudul ‘’peran dan fungsi perawat dimasa
pandemik covid 19”terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang
kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai tentang judulnya “ Peran Perawat Dimasa Pandemi Covid
19”. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang
akan datang.
Sekirannya hanya ini yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon
di maafkan, akhir kata saya ucapakan terima kasih

i
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………. i

KATAPENGANTAR……….…………...………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. ..Latar Belakang ………………………………………………………...1


B. ..Rumusan Masalah ……………………………………………………..1
C. ..Tujuan …………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN

A. Peran Dan Fungsi Perawat Dimasa Pandemi Di


Indonesia………………………...………………………………….3-8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA

ii
Covid-19 merupakan virus yang dapat bermutasi membentuk susunan
genetik baru. Awal mula virus ini hanya mampu menempel pada hewan
saja. Tetapi karena virus ini mampu bermutasi dan merubah susunan dirinya
sehingga memiliki penghantar yang mampu menempel pada manusia.
Penanganan yang memadai pada pasien Covid-19 sangat diperlukan guna
kesembuhan dan mengurangi penyebaran penyakit tersebut. Dalam hal ini
petugas kesehatan memiliki peranan penting dalam kesiapsiagaan
menangani pasien Covid19.Salah satu petugas kesehatan tersebut adalah
perawat. Keterlibatan perawat yang berada di garis depan dalam menangani
pasien Covid-19 harus memiliki pengetahuan dan keterampilan pencegahan
danpengendalian infeksi yang tepat, serta perawat harus update
perkembangan Covid-19. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara
lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14
hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda
dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. Pada 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7
Januari 2020, Cina mengidentifikkasi pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease,
COVID19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public
Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah
terjadi penyebaran antar negara.

B. RUMUSAN MASALAH

Pandemi covid-19 saat ini merupakan penyakit yang sedang mewabah


diseluruh dunia termasuk Indonesia. Dan saat ini menjadi salah satu masalah

1
terbesar yang di alami oleh tenaga medis sebagai garda terdepan yang
menengani kasus pasien covid-19.

C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran dan fungsi perawat di masa
pandemi covid 19 di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI MASA PANDEMI COVID


19 DI INDONESIA
Tenaga Keperawatan merupakan salah satu tenaga Kesehatan yang memegang
peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan merupakan tulang
punggung di fasilitas pelayanan karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan
tenaga kesehatan lain. Perawat memiliki peran sebagai caregiver yang merupakan
peran utama dimana perawat akan terlibat aktif selama 24 jam dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien. Selain itu, perawat juga berperan sebagai
edukator yang bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjalani isolasi, keluarga, dan masyarakat umum.

Seluruh perawat pada masa pandemi yang melakukan perawatan pada pasien
Covid-19 maupun Non Covid 19 telah mengorbankan kepentingan pribadi dan
keluarga. Perawat telah mengorbankan keselamatan dan menghadapi ancaman
tertular virus yang bisa berakhir pada kematian. Sebagai bagian dari garda terdepan
dalam menangani kasus Covid-19, tidak sedikit yang mengalami kelelahan baik
secara fisik dan juga secara mental. Tingginya beban kerja dalam menangani kasus
Covid-19 serta penggunaan alat pelindung diri (APD) level 3 sangat berpengaruh
terhadap menurunnya imunitas tubuh, sehingga risiko tertular virus semakin
meningkat.
Sekitar 50 sampai 80 persen segmentasi tenaga kesehatan di Indonesia adalah
perawat. Dengan komposisi yang banyak ini, perawat menjadi garda terdepan
dalam perawatan penderita Covid-19. Meski demikian, perawat Indonesia masih
dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Kepala Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Fakultas Keperawatan


Universitas Padjadjaran Yanny Trisyani, SKp., MN, PhD, mengungkapkan,
perawat memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan layanan kesehatan
dalam penanganan Covid-19. Mulai dari tingkat fasyankes hingga pada tingkat
perawatan kritis di rumah sakit.

“Pandemi Covid-19 memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kontribusi


keperawatan dalam merespons terhadap pandemi,” ungkap Yanny saat menjadi
pembicara kunci dalam Webinar “Let’s Fight This Global Challenge: Emergency
Management in Covid-19 Pandemic Situations” yang digelar Fakultas Keperawatan
Unpad, Kamis (1/7).

Tantangan pertama yang dihadapi adalah masih adanya gap pengetahuan di antara
perawat. Pelayanan keperawatan pada pasien level moderat, akut, hingga kritis

3
memerlukan kompetensi keperawatan yang lebih profesional. Apalagi, pandemi
menuntut perawat untuk menguasai beragam kompetensi baru dalam melaksankan
prosedur perawatan Covid-19

Untuk menyiapkan kompetensi tersebut, Yanny mendorong pemerintah untuk


membuka akses pendidikan dan pelatihan lebih luas bagi perawat. Utamanya
kesempatan akses pendidikan profesional, seperti pendidikan spesialis
kegawatdaruratan.

“Akses edukasi dan training harus dibuka untuk memperkuat perawat,” ujar
Yanny.

Sebagai garda terdepan, perawat juga harus mampu menerapkan safety practice
agar bisa terhindar dari paparan Covid-19. Disiplin menggunakan APD yang tepat
sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan harus terus diterapkan oleh perawat.

Sayangnya, kata Yanny, perawat juga dihadapkan pada tantangan fasilitas yang
kurang memadai. Sejumlah fasyankes masih belum adekuat, terutama di sektor
logistik. Ketersediaan APD yang terbatas, bahkan hingga keterbatasan tenaga
perawat kerap terjadi di beberapa wilayah.

Tantangan selanjutnya adalah penguatan kepemimpinan di sektor keperawatan.


Yanny menjelaskan, representasi kepemimpinan seorang perawat dalam level yang
lebih tinggi dipandang masih kurang. Perawat seyogianya punya kontribusi penting
dalam pengambilan kebijakan melalui dukung kepemimpinan yang kuat.

Tidak kalah penting, peran perawat dalam hal promosi dan edukasi kesehatan
mengenai Covid-19 sangat dibutuhkan. Saat ini, kata Yanny, keberhasilan memutus
penularan Covid-19 bergantung penuh dari perubahan perilaku masarakat.

Pemberian edukasi harus dilakukan kontinu dan tidak bisa dilakukan dengan cara
biasa. “Edukasi ini memerlukan sentuhan teknologi dan kreativitas agar proses ini
bisa berlangsung tanpa memunculkan risiko penularan baru,” kata Yanny.

Webinar ini juga menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain: Perawat di ruang
ICU Covid-19 RSHS Bandung Ns. Amelia Ganefianty, Kepala Seksi Pelayanan

Keperawatan Rawat Inap RSHS Bandung Oded Sumarna, Wakil Dekan Bidang
Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset Fakultas Kedokteran Unpad Herry
Herman, dr., SpOT, PhD, serta Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad
Mohammad Fahmi, SE, MT, PhD.*

4
Peran perawat perlu kita apresiasi, terutama di masa pandemi, karena merekalah
yang berinteraksi langsung dengan pasien di garis depan. Totalitas perawat dalam
menjalankan tugas penuh risiko di tengah pandemi merupakan salah satu kekuatan
utama menanggulangi COVID-19 di Indonesia.

Dr. Sugiyanto, S.Pd, M.App.Sc, Kapusdik SDM Kesehatan


Kemenkes menyampaikan apresiasinya pada perawat di hari Perawat Nasional kali
ini, “Peran perawat ini sangat krusial, kawan-kawan dokter tidak bisa bekerja
sendiri tanpa dukungan kawan-kawan perawat dan kita tahu mereka bekerja sangat
komprehensif. Mereka bisa menjadi motivator dan pada saat awal pandemi,
advokasi kawan-kawan perawat sangat luar biasa dalam mencegah timbulnya
stigma negatif bagi pasien COVID-19,” jelasnya dalam Dialog
Produktif bertema “Perawat Merawat Semangat” yang
diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (17/3).

Dr. Sugiyanto juga menuturkan bagaimana kebesaran hati para perawat dalam
menjalankan tugas mereka. “Para perawat ini datang barangkali harus
meninggalkan keluarga, semata agar pasien tersebut cepat sembuh, mereka ujung
tombak pada masa pandemi ini,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Harif Fadillah, Ketua Umum Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) juga memberikan apresiasi kepada para perawat yang
hingga kini masih berjuang menanggulangi pandemi, “Secara umum, tugas perawat
itu memberikan asuhan keperawatan baik saat pandemi maupun sebelum pandemi.
Memang ada tantangan tersendiri saat pandemi seperti saat ini, seperti sifat
penyakitnya yang mudah menular, sehingga perawat harus lebih hati-hati, waspada,
serta disiplin. Jumlah pasien yang tinggi juga memberikan beban yang lebih dari
biasanya,” jelasnya menggambarkan kondisi yang dihadapi perawat.

Dalam tugasnya, Harif menjelaskan ada pembekalan yang diberikan untuk


menangani pasien COVID-19 di lapangan, “Sebelum menghadapi pasien, perawat
mendapatkan pelatihan agar terhindar dari penularan, juga pelatihan basic life
support, jadi sebelum terjun mereka diberikan pembekalan tambahan, tidak terbatas
memberi perhatian fisik, juga memberikan motivasi, kemauan ingin sembuh,
kemandirian, termasuk memberikan semangat kepada pasien,” terangnya.

Selaku Ketua PPNI, Harif tak lupa berpesan pada rekan-rekan perawat yang hari ini
masih mengabdi menangani kasus COVID-19 agar tidak kendur semangatnya
dalam melayani masyarakat, “Bagi sahabat perawat, Hari Perawat Nasional ini
adalah momentum yang baik untuk membuktikan bahwa profesi kita mulia. Tetap
bekerja secara profesional, menjaga etika yang tinggi, menjaga disiplin agar tidak
tertular dan mengabdi pada negeri,” katanya.

5
Evy Ina Sasauw, Perawat RSDC Wisma Atlet, menceritakan pengalamannya di
lapangan saat merawat pasien COVID-19, “Tentunya ada rasa takut tertular, tapi
kami di sini sudah dibekali protokol pemasangan alat pelindung diri (APD). Kami
juga saling mendukung dan saling mengingatkan untuk istirahat yang cukup agar
tidak stres, makan makanan yang sehat dan bervitamin agar tetap semangat
melayani asuhan keperawatan kepada pasien,” ujarnya.

Menimbang risiko yang dihadapi tenaga kesehatan, termasuk perawat di dalamnya,


Pemerintah memprioritaskan program vaksinasi pertama untuk melindungi mereka
dari tertular COVID-19. Dari survei internal PPNI tentang penerimaan vaksinasi di
kalangan perawat, 82% perawat juga bersedia mendapatkan vaksin pertama kali.

“Di Wisma Atlet, kami mendapat fasilitas untuk divaksinasi. Awalnya memang
takut, tapi antusiasme perawat dan relawan yang tinggi membuat kami bersedia
mendapat vaksinasi pertama kali. Ternyata setelah divaksinasi tidak mendapat efek
samping apa-apa,” terang Evy.

Tidak hanya untuk melindungi kalangan tenaga kesehatan saja, Evy juga berpesan
kepada masyarakat untuk menerima vaksinasi COVID-19 saat tiba gilirannya nanti,
“Untuk masyarakat, jangan ragu untuk divaksinasi karena kami sendiri tenaga
kesehatan khususnya di Wisma Atlet sudah menjalankan vaksinasi tanpa ada efek
samping apapun,” tegasnya.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah


mengatakan ada tiga tantangan yang dihadapi perawat di tengah pandemi Covid-
19. Pertama, perawat harus belajar memahami karakteristik penyakit Covid-19.

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 atau severe


acute respiratory syndrome coronavirus 2. Virus ini ditemukan pertama kali di
Wuhan, China pada Desember 2019.

"Di awal-awal (pandemi Covid-19), tantangan utama yang kita hadapi adalah
karena ini ilmu baru, tantangan baru. Jadi kita harus segera membangun kesadaran
dan pemahaman perawat. Bagaimana kita memahami karakteristik penyakit ini
termasuk bagaimana sistem perawatan pasien yang efektif," jelasnya dalam diskusi
virtual, Rabu (17/3).

Tantangan kedua yang dialami perawat berupa stigmatisasi dan penolakan dari
masyarakat karena merawat pasien Covid-19. Tantangan ini dihadapi perawat saat
pandemi Covid-19 berjalan beberapa bulan di Tanah Air.

6
"Perawat-perawat mulai stres, ada tekanan psikologis terkait dengan pelayanan,"
ujarnya.

Tantangan berikutnya, perawat mengalami kelelahan akibat jumlah pasien


terinfeksi Covid-19 terus meningkat. Sementara ketersediaan tempat tidur dan
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan terbatas.

"Bersamaan dengan itu, banyak kawan-kawan (tenaga kesehatan) terkonfirmasi


(positif Covid-19) dan wafat," tandasnya.

Para tenaga medis patut memperoleh gelar pahlawan dalam masa pandemi corona
saat ini. Mereka terdiri atas dokter, perawat, dan petugas-petugas kesehatan lainnya.
Mereka bekerja dengan senyap dan sukarela mempertaruhkan nyawa demi
keselamatan orang lain.

Sayangnya, peran para tenaga medis terkadang nggak dihargai oleh oknum
masyarakat. Seperti yang terjadi pada perawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum
Daerah Gambiran Kota Kediri berinisial M. Semenjak corona melanda Kota Kediri,
banyak rekan M yang menolak ditempatkan pada tim dan sarana perawatan
penanggulangan Covid-19.

Atas dasar kemanusiaan dan integritasnya sebagai perawat, M nggak menolak tugas
apapun risikonya. Bahkan menurut M, tugas yang diembannya sebenarnya masih
nggak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi positif
corona.

"Setiap kali dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi.
Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres," ceritanya.

Dalam kondisi seperti itulah, peran tenaga medis sangat dibutuhkan. Mereka bisa
membangun komunikasi di ruang isolasi, sekaligus menjadi motivator dalam
membangkitkan semangat pasien untuk sembuh. Hal ini berarti, tugas mereka
nggak hanya tentang merawat dan memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari.

Sayangnya, tugas berat ini nggak sebanding dengan kualitas alat perlindungan diri
(APD) yang dikenakan. Dalam realitanya, banyak rumah sakit yang kekurangan
APD sehingga meminta bantuan lewat media sosial demi memberikan perlindungan
bagi tenaga medis dari virus ini.

Rekan M, TS yang juga berprofesi sebagai perawat di rumah sakit yang sama
mengalami tekanan mental ketika merawat pasien corona. Pemberitaan terkait

7
penularan corona secara langsung pada para tenaga medis membuat perawat merasa
terpojokkan.

Nggak hanya ketakutan, perawat senior berusia 54 tahun ini kini harus menerima
fakta dijauhi oleh rekan-rekannya di rumah sakit yang selalu mengambil jarak
darinya.

"Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak
sesederhana itu," tutur TS.

8
BAB III

A. KESIMPULAN

Tenaga keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang


memegang peranan penting dan fungsi dalam meningkatkan derajat
kesehatan dan merupakan tulang punggung di fasilitas pelayanan
karena jumblahnya lebih banyak di bandingkan tenaga kesehatan
lain.

Dalam pelayanan kesehatan , terutama dalam kondisi wabah


Covid-19 saat ini, perawat mempunyai beberapa peran yaitu sebagai
caregiver, educator, serta advokat. Secara umum, perawat
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting baik dari segi
promotof, preventif, dan pelayanan asuhan keperawatan dalam
kondisi wabah covid-19.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ada di Garda Depan, Perawat Hadapi Sejumlah Tantangan


https://www.unpad.ac.id

Peran Perawat Di Masa Pandemi Covid-19 - Rumah Sakit UNS


https://rs.uns.ac.id

Peran Penting Perawat Indonesia Dalam Menangani Pandemi


https://covid19.go.id

Pentingnya Menghargai Peran dan Saran Tenaga Medis di ...


https://inibaru.id

Anda mungkin juga menyukai