Anda di halaman 1dari 215

Edisi 1

CONTOH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA SELAMA MASA SOCIAL DISTANCING COVID-19

Adopsi Mo del Panjang Freidman


G rysha Viof a na nd a Agung Kh a risma Ade, S.Kep

i
Edisi 1
Contoh Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Keluarga Selama Masa
Social Distancing COVID-19

Adopsi Model Panjang Freidman

Grysha Viofananda A. K. A., S.Kep


Universitas Jember

“Miracle is another
word of hard work”

ii
Cetakan Pertama, Juni 2020

Penulis : Grysha Viofananda A. K. A., S.Kep.


Judul :.Contoh Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Keluarga Selama
Masa Social Distancing COVID-19
Pengembang Desain Cover & Ilustrasi : Nurul Hidayah
Tata Letak : Nurul Hidayah
Jumlah Halaman : 215

Jember, 13 Juni 2020

Grysha Viofananda A. K. A., S.Kep

iii
P
rolog

Buku Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga


Selama Masa Social Distancing COVID-19 adalah publikasi dari Grysha
Viofananda A. K. A., S. Kep. Dalam edisi pertamanya ini berfokus pada
dokumentasi asuhan keperawatan keluarga berdasarkan model panjang
friedman selama masa social distancing COVID-19. Tujuan kami adalah
untuk memberi informasi tentang keluarga dan dokumentasi sistemik
yang dapat diakses secara luas dengan gaya bahasa yang praktis dan
penulisan yang sistematis. Grysha selama masa pendidikan profesi Ners
dalam stase keperawatan keluarga mengumpulkan tugas dalam
dokumentasi asuhan keperawatan keluarga menjadi satu kesatuan dalam
buku ini. Penulis terutama berterima kasih atas kemurahan hati Ns.
Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D, dan Ns. Fitrio Deviantony
yang dengan bimbingan, dan saran-kritiknya penulis dapat menjadikan
pengalamannya dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas mata
kuliah stase keperawatan keluarga dan komunitas sehingga tersusun buku
ini. Dalam setiap bab buku ini membahas poin-poin dalam dokumentasi
yang saling terintegrasi. Harapan penulis, pembaca dapat mengambil
kesimpulan dari dokumentasi dan alur asuhan keperawatan keluarga
berdasarkan model panjang friedman selama masa social distancing
COVID-19. Lebih lanjut, penulis hanya menyediakan satu kasus dalam
implementasinya selama menyusun buku ini, sehingga selain itu
diharapkan pembaca dapat menyesuaikan kasus tertentu mengingat solusi
pemecahan masalah keperawatan keluarga sangat kompleks. Kedepannya
Edisi ke dua dapat lebih mengidealkan dokumentasi ini dan menambah
variasi kasus keluarga agar pembaca bisa representatif dalam menilai
berbagai aspek permasalahan dalam keluarga selama masa social
distancing COVID-19. Teori-teori kritis yang dijelaskan dalam buku ini
memberikan landasan untuk perumusan diagnosa hingga implementasi
asuhan keperawatan keluarga dalam 3 aspek yakni kognitif, attitude, dan
psikomotor yang berpusat pada keluarga. Selamat menikmati!

Jember, Juni 2020

Tim Penyusun

iv
U capan Terimakasih

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing dan rekan saya yang luar biasa dalam penyusunan buku
pertama ini. Gagasan yang paling saya hargai ini muncul dari diskusi dari
proses pelaksanaan profesi stase mata kuliah keperawatan keluarga. Saya
berterima kasih kepada editor dan peninjau seri ini atas bimbingannya
yang penuh pertimbangan. Akhirnya, kembali kata yang saya ucapkan
adalah rasa terima kasih kepada keluarga penulis, editor, pembimbing /
reviewer yang membuat saya dipenuhi dengan harapan untuk hari esok
yang lebih baik.

v
D aftar Isi

1. Sampul Buku .................................................................................................ii


2. Identitas Buku ...............................................................................................iii
3. Prolog .............................................................................................................iv
4. Ucapan Terimakasih .....................................................................................v
5. Daftar Isi ........................................................................................................vi
6. Tentang Penulis .............................................................................................vii
7. Daftar Gambar ..............................................................................................viii
8. Daftar Tabel...................................................................................................ix
9. Review Kasus .................................................................................................1
10. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga .........................................3
11. Paper Artikel Implementasi Kognitif ........................................................101
12. Analisis Jurnal Implementasi Kognitif .....................................................109
13. Paper Artikel Implementasi Attitude ........................................................123
14. Analisis Jurnal Implementasi Attitude .....................................................131
15. Paper Artikel Implementasi Psikomotor ..................................................141
16. Analisis Jurnal Implementasi Psikomotor ................................................164
17. Laporan Pendahuluan Implementasi Keperawatan Keluarga ...............184
19. Link E-Book Free Keperawatan Keluarga / Family Health Nursing .....210
20. Epilog............................................................................................................213
21. Daftar Pustaka .............................................................................................215

vi
T entang Penulis

Grysha Viofananda A. K. A., S. Kep adalah mahasiswa


keperawatan yang saat ini sedang menempuh profesi Ners dan telah
menyelesaikan proses daring stase mata kuliah keperawatan keluarga.
Dalam pekerjaan pertama ini berfokus pada dokumentasi keperawatan
keluarga yang sistematis dan ideal sehingga representatif dalam
mencerminkan dokumentasi asuhan keperawatan seideal mungkin.
Sebagai mahasiswa, penulis terdorong untuk melakukan penulisan
topik buku selain keperawatan keluarga dan akan mengembangkan
buku ini dalam edisi lain dan pengembangan lain yang mendasar bagi
keperawatan kesehatan keluarga.

vii
D aftar Gambar

Gambar 1. Genogram Keluarga ........................................................................... 5


Gambar 2. Denah rumah keluarga Tn. S ............................................................. 10
Gambar 3. Ecomap keluarga Tn.S ....................................................................... 13
Gambar 4. Diagram Pertalian Keluarga Tn. S ..................................................... 15

viii
D aftar Tabel

Tabel 1. Komposisi Anggota Keluarga Tn. S....................................................... 5


Tabel 2. Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. S (Tn. S, Ny. S, An. Gt, An. G) ......... 27
Tabel 3. Kemampuan Perawatan Kesehatan Keluarg Tn. S ................................ 30
Tabel 4. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN ..................... 37
Tabel 5. Kemandirian Keluarga ........................................................................... 38
Tabel 6. PoA Terapi Keluarga Tn. S .................................................................... 49

ix
2

Bab 1. Review Kasus


Dalam tinjauan bab ini, Anda akan
belajar tentang:
■■.Gambaran kasus keluarga
dalam masa social distancing
COVID-19.
■■.Pertanyaan dan pemikiran
kritis sebagai stimulasi konsep
asuhan keperawatan keluarga
■■.Data fokus secara umum dan
sepintas, sebelum data pengkajian
yang komprehensif dari asuhan
keperawatan keluarga.

Saat Anda membaca,


pertimbangkan
■■.Contoh lain yang lebih variatif
dari berbagai sumber tentang
asuhan keperawatan keluarga.
■■.Bagaimana perubahan dalam
keluarga di masa social distancing
COVID-19.
■■.Dampak perubahan dan
perkembangan baru pada In the lighting of candles and exchanging of vows
we are united as husband and wife. In the holiday
kehidupan keluarga. periods of nonstop visits we are linked again briefly
■■.Tren apa yang Anda lihat di to our roots. Out of crises and the mundane we
masyarakat yang menurut Anda celebrate life appreciating the novel and accepting
akan mempengaruhi masa depan the routine as we meet each other anew amid
perkembangan keluarga. ancestral histories and current reflections.
Families are a weaver’s dream with unique threads
from the past that are intertwined with the present
to form a colorful tapestry of relationships in time.

Gladding, 2016

2
3

R eview Kasus

Keluarga Tn. S tinggal di sebuah rumah permanent seluas 10 x 20 m2. Di dalam


rumah terdapat beberapa lemari sebagai tempat menyimpan makanan, 3 kompor
gas, satu tandon besar untuk menyimpan air DAP, meja makan dengan 5 bangku,
3 kamar mandi disertai WC sebagai tempat membersihkan diri, tempat
pembuangan sampah di lahan belakang rumah dengan cara sampah dibakar serta
keadaan di dalam rumah cukup cahaya. Anggota keluarga terdiri Tn.S lulusan S1
bekerja sebagai reporter, istri yakni Ny.S umur 49 tahun, lulusan D3 dan bekerja
sebagai IRT. Anak G (22 thn) laki-laki, lulusan S1, mahasiswa profesi Ners, Anak
Gt (19 thn) perempuan, lulusan SMK. Ny.S mengatakan mengalami Susp.
osteomyelitis akibat fraktur femur sejak 5 tahun yll. Ketika diperiksa oleh
mahasiswa menunjukkan TD 127/80mmHg, dan mengeluh nyeri serta kaku kaki
saat pertama pengkajian oleh mahasiswa Tn. S dalam keadaan sehat, namun
mempunyai riwayat DM, dan Asma. Anak Gt dalam keadaan sehat, namun An. Gt
sering kali lupa waktu ketika bermain Gadget, sehingga Ny.S sering menegur
anaknya. Dalam masa social distancing tidak ada perubahan malfungsi data
keperawatan keluarga. Setiap stressor menjadi eustress pada keluarga sehingga
mengarah pada diagnosa Wellness / Diagnosa Kesiapan dalam peningkatan
permasalahan tertentu dalam keluarga Tn.S. Mulai dari manajemen kesehatan
seluruh anggota Tn. S, pengetahuan tentang COVID-19, New Normal pada
seluruh anggota keluarga Tn. S, dan upaya dalam peningkataan koping efektif
pada seluruh anggota keluarga Tn. S dalam masa social distancing COVID-19.
Seperti apa contoh dokumentasi sistematisnya? Akan tersaji dalam 10 bab sebagai
berikut.

3
4

Bab 2. Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Keluarga
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan
belajar tentang:
■■ 5 Langkah tahapan utama
asuhan keperawatan keluarga
berdasarkan case review di bab
sebelumnya.
■■ 3 Aspek utama dalam
implementasi keperawatan
keluarga (aspek kognitif, attitude,
dan psikomotor).
■■ Apa tren terkini dalam
dokumentasi asuhan keperawatan
keluarga selama masa social
distancing COVID-19.

Saat Anda membaca,


pertimbangkan
■■ Bagaimana langkah taktis
dalam dokumentasi asuhan
keperawatan keluarga selama masa
social distancing COVID-19
■■ Tren apa yang Anda lihat All those ancestors who now live in me
masyarakat dalam implementasi through pictures, stories, and memories have
asuhan keperawatan keluarga come to life collectively as I walk the streets of
selama masa social distancing Arlington. Some tightly knit together and
COVID-19 others estranged these men and women
politely arrange themselves in different groups
in my mind as I envision who they were as
persons and who they hoped to be. In the
silence of my stride I reflect and quietly meet
my heritage in the colorful couples from whom
I am descended.

Gladding, 2016
5

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


“Adopsi Model Panjang Friedman”

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 50 tahun
3. Pendidikan : S1
4. Pekerjaan : PNS (Reporter)
5. Alamat : Jln. Letjend Sutoyo No. 2B RT/RW
(03/39) Dsn. Gladakan, Kel.
Kebonsari Kec. Sumbersari Kab.
Jember
6. Komposisi Anggota Keluarga :
Jenis Hub dgn Umur
No Nama Pendidikan Pekerjaan
Kelamin KK (tahun)
1. Suprapti P Istri 49 D3 IRT
2. Grysha V.A.K.A L Anak Ke 1 22 S1 Mahasiswa
3. Gitavia Y.B.A P Anak Ke 2 19 SMK Siswa
Tabel 1. Komposisi Anggota Keluarga Tn. S

Genogram Keluarga:

Gambar 1. Genogram Keluarga

Keterangan Gambar Genogram:


: Laki-laki : Garis pernikahan

: Perempuan : Garis keturunan

: Tinggal serumah : Meninggal


6

7. Tipe keluarga:

Nuclear family yang terdiri dari istri, 2 orang anak: 1 laki-laki dan 1
perempuan, yang tinggal dalam 1 rumah. Tidak ada kendala atau
masalah yang terjadi dengan tipe keluarga Tn. S
8. Suku bangsa :
1. Tn. S dan keluarga berlatar belakang Jawa
2. Lingkungan tempat tinggal keluarga bersifat homogen dengan
mayoritas bersuku Madura
3. Anggota keluarga Tn. S aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti
pengajian, slametan, dan arisan. Ny. S aktif menjadi ketua Dharma
Wanita
4. Tidak ada kebiasaan diet dalam keluarga dan busana yang digunakan
anggota sangat sopan seperti pada umumnya (Jika santai Tn.S
menggunakan kaos dan celana pendek, Ny. S menggunakan daster,
An. G menggunakan kaos dan celana pendek, dan An. Gt
menggunakan daster).
5. Struktur kekuasaan yang digunakan dipegang oleh Tn. S dengan
mengadakan musyawarah mufakat bersama
6. Anggota keluarga Tn. S menggunakan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia
7. Keluarga mempercayai mahasiswa profesi (anaknya) untuk
melakukan jasa kesehatan keluarga sebagai pemenuhan tugas
keperawatan keluarga profesinya
8. Bila ada keluhan kesehatan serius maka keluarga Tn. S langsung
membawanya ke RS Bina Sehat Jember
9. Agama
1. Semua anggota keluarga Tn. S beragama Islam
2. Tn. S dan Ny. S aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan
rumah. Sedangkan An. G dan An. Gt juga aktif dalam kegiatan
keagamaan dan tentunya berkewajiban untuk melaksanakan solat
dan mengaji. Saat ini karena Covid-19 aktivitas pengajian dinon-
7

aktifkan sementara diganti dengan pengajian dengan keluarga


membaca surah Yasin, Al-Kahfi pada malam jumat
3. Ny. S mengatakan tidak setuju jika anaknya bermain ponsel terlalu
lama sampai lupa waktu shalat. Ny. S juga memberi peraturan dan
sering menegur An. Gt jika bermain game online tanpa mengenal
batasan waktu.
10. Status social ekonomi keluarga
1. Keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera III
2. Tn. S mengatakan penghasilannya per bulan sebesar Rp 3.500.000
s.d Rp. 4.500.000,-
3. Pendapatan per bulan dari keluarga hanya dari kepala keluarga yaitu
Tn. S karena Ny. S sudah tidak bekerja (IRT) akibat sakit post ORIF
fraktur.
4. Tn. S mengatakan sejauh ini bersyukur beliau dapat memenuhi
kebutuhan sehari-harinya untuk istri, anak, bahkan ayahnya
5. Ny. S mengatakan kadang bertanya kepada An. G tentang
osteomeilitis, dan dapat mengingatnya serta melakukan upaya
preventif (mencukupkan kebutuhan gula, mencegah terjadinya
luka, abses, infeksi, dll.)
6. Bersyukur dalam seminggu keluarga dapat memakan daging, baik
daging ayam, ikan, maupun sapi
7. Ny. S memiliki tabungan pribadi dalam rekening bank. Setiap awal
bulan beliau selalu mencatat dan membagi setiap kebutuhan yang
mungkin diperlukan
11. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tn. S memiliki TV yang diletakkan di ruang kamar sebagai
tempat bersantai dan berkumpul keluarga. An. Gt mengaku tidak ada
jadwal khusus untuk rekreasi bersama keluarga dan mengatakan lebih
suka bermain dengan teman-teman di game onlinenya. Namun, ketika
telah cukup waktu bermain game onlinenya Ny.S senantiasa
mengingatkan An. Gt agar berkumpul bersama keluarga saat bersantai di
ruang tengah. Ny. S mengatakan untuk sarana rekreasi kadang keluarga
8

pergi ke alun-alun transportasi mobil

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. S (50 tahun) dan Ny. S (49 tahun) tinggal bersama 2 orang
anak: anak pertama, An. G (22 tahun) yang telah dewasa dan sedang
menempuh profesi Ners dan anak kedua An.G (19 tahun) baru saja lulus
SMK. Maka keluarga Tn.S berada pada tahap perkembangan keluarga
VI dengan anak dewasa menjelang tahap pelepasan.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
mempertahnkan penataan kehidupan yang memuaskan. Kendalanya
adalah Ny. S mengatakan sudah 5 tahun mengalami post orif fraktur
dan mengarah pada osteomeilitis mengakibatkan kurangnya
aktivitas dan nyeri yang sering timbul menjelang periode infeksi
pada area operasi serta mengatakan ingin sembuh agar bisa umroh
bersama suami dan anak-anaknya.
14. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn.S mempunyai riwayat penyakit keturunan yakni asma dan
DM, Ny. S mempunyai penyakit post orif fraktur susp. osteomeilitis.
Ny. S mengatakan selalu rutin meminum obat anti nyeri dan antibiotik
berdasarkan resep dokter. Jika ada anggota keluarga yang sakit An. G
pergi membeli obat di apotik terlebih dahulu, lalu jika tetap belum
sembuh dibawa ke RS Bina Sehat.

Status kesehatan anak G dan Gt menurut Ny. S terkait imunisasi semasa


anak-anak: An. G dan Gt mendapatkan imunisasi lengkap (HB1, BCG,
Polio) dan Ny. S ingin agar anaknya mendapatkan imunisasi tepat sesuai
kebutuhan usianya. Ny.S mengatakan bahwa dirinya juga rutin
berjemur 2 jam per hari untuk menambah kekuatan tulang dan
ototnya. Sumber pelayanan kesehatan keluarga Tn. S cukup dekat yaitu
bisa ke puskesmas, praktik perawat mandiri, serta RS.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
9

Ny. S mengatakan bahwa orang tua Tn. S mempunyai riwayat penyakit


keturunan yakni Asma dan DM. Namun, hal ini baru diketahui sejak An.
G mengalami Asma diusia 3 tahunnya. Ny. S mengatakan jika ada
saudara kandung darinya yang mempunyai riwayat hipertensi, yaitu
kakak perempuannya yang terkena stroke yang telah meninggal.

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
a. Denah rumah
20 M

U
RT
GARASI

KT
Lt.2
GD

KM

KT
RC DP
MS

KT KT
KM RK

10 M Gambar 2. Denah Rumah Keluarga Tn. S


Keterangan:
: Pintu KT : Kamar Tidur
: Jendela KM : Kamar Mandi
RT : Ruang Tamu GD : Gudang
RK : Ruang Keluarga MS : Musholla
DP : Dapur RC : Ruang Cuci
10

a. Keadaan dalam rumah


Rumah terletak didalam perkampungan penduduk di pinggir
jalan dan merupakan milik sendiri. Luas rumah kurang lebih 20 x
10 m2 permanen. Terdiri dari 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1
ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang keluarga. Cahaya di rumah optimal
yang masuk melalui jendela dan ventilasi udara, penerangan
rumah dari listrik. Keluarga memasak dengan menggunakan
kompor gas. Lantai dari keramik terlihat kering bersih, sejak
musim Covid-19 keluarga Tn. S selalu menjadwalkan pel
rumah minimal 1 minggu sekali, menyapu minimal 4x
sehari. Sumber air minum berasal dari air sumur yang dimasak.
Sedangkan untuk mandi menggunakan kran air dari sumur milik
sendiri. Telah tersedia hand sanitizer untuk tamu ataupun
untuk keluarga sendiri
b. Keadaan lingkungan di luar rumah
Di samping kiri rumah terdapat lahan untuk berkebun dan saat
ini cukup akan tanaman hijau baik dengan pot ataupun langsung
tanam di tanah. Di depan rumah terdapat akses jalan yang
berhadapan dengan masjid dan sungai. Di belakang terdapat
rumah tetangga. Di samping kanan langsung bangunan tembok
tetangga.
1) Pemanfaatan halaman

Sebelum maupun saat masa pandemi Covid keluarga


Tn.S rutin menanam kencur, temulawak, jeruk nipis,
dan jahe. Keluarga Tn. S membiasakan konsumsi air /
teh hangat dan seduhan jahe / jeruk nipis untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh
2) Sumber air minum

Sumber air minum berasal dari sumur buatan melalui kran


air dan dimasak setelahnya. Air tidak berbau, jernih, dan
tidak berasa. Keluarga tetap membiasakan memasak air
baik sebelum maupun saat Covid untuk menghindari
11

penurunan imun jika mengkonsumsi air mentah


3) Pembuangan air kotor

Melalui saluran septitank di belakang rumah


4) Pembuangan sampah

Di kumpulkan di halaman belakang dan dibakar setelahnya


5) Jamban

Jamban milik sendiri dan tertutup di dalam kamar mandi


6) Sumber pencemaran

Tidak ada sumber pencemaran, kecuali dari pembakaran


sampah rumah tangga di halaman belakang yang di bakar 1
kali seminggu karena tidak adanya lahan yang cukup untuk
mengubur sampah / system angkut sampah
7) Sanitasi rumah

Lantai rumah tampak bersih, dipel minimal 1x seminggu


disapu minimal 4x sehari.
17. Karakteristik tetangga dan komunitas:
Rumah keluarga dilewati akses jalan utama. Terdapat tetangga sebelah
kanan kiri. Kebanyakan wilayah di keluarga Tn. bekerja sebagai petani
berjarak sekitar 50 meter terdapat area persawahan. Mayoritas bersuku
Madura dan beragama islam. Orang sekitar rumah juga jarang
memakai masker apabila keluar. Aktifitas pagi di persawahan juga
banyak orang yang berkumpul tanpa berjarak, bersalaman dan
berjabat tangan masih dilakukan di komunitas sekitar, shalat
berjamaah untuk masjid tanpa penerapan protap khusus dari
pemerintah juga terus dilakukan sampai saat ini. Aktivitas kumpul-
kumpul anak muda pukul 10 hingga 2 malam tetap menjadi
aktivitas rutinan. Jalan didepan rumah Ny. S adalah jalan sedang dan
terdapat sungai. Di sebelah rumah Ny. S terdapat 1 tetangga dekat yang
menjadi 1 halaman dengannya. Di sebelah rumah Ny. S terdapat warung
yang menjual bahan-bahan pokok, jarak rumah ke pasar sekitar kurang
lebih 2 km, dan jarak rumah ke apotek sekitar 1,5 km, Jarak rumah dari
12

puskesmas sumbersari adalah sekitar 3,5 km dan 5 km ke RS Bina Sehat


Jember. Ny. S mengatakan bersyukur tidak ada insiden kejahatan yang
serius di lingkungannya
18. Mobilitas geografis keluarga:
Keluarga Tn. S sudah tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1996 dan
tidak pernah pindah rumah. Keluarga Tn. S juga sering pergi ke luar
kota (Banyuwangi) dengan transportasi mobil. Sejak Covid-19 Keluarga
jarang keluar rumah karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Keluarga akan keluar rumah minimal 1 bulan sekali mengunjungi sanak
saudara dan itupun jika kondisi memungkinkan (anggota keluarga
seluruhnya optimal imunnya)
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S seringkali berinteraksi dengan orang, karena profesinya
sebagai reporter setiap harinya, saat Covid-19 Tn. S memahami
dengan sangat baik langkah pencegahan penggunaan APD masker
dan membawa handsanitizer, serta membiasakan cuci tangan selalu
dilakukan. Ny. S mengatakan dia sudah tidak rutin mengikuti pengajian
karena sakitnya. Hanya saja kegiatan perkumpulannya berupa Dharma
Wanita yang semula diadakan 2 kali sebulan menjadi 1 x / 2 bulan
karena Covid-19. Hubungan keluarga dengan tetangga kanan-kiri-
depan-belakang rumahnya sangat baik, terbukti tetap disegani dan
diundang jika ada acara prepekan (keagamaan) tertentu
20. Sistem pendukung keluarga

Sistem dukungan fisik dari keluarga tentunya rumah. Untuk dukungan


emosional dari tetangga, saudara dekat, tentunya dari keluarga sendiri.
Dan dukungan sosiospiritual berasal dari kegiatan keagamaan di rumah.
Dukungan kesehatan berasal dari keluarga sendiri dan dokter, perawat
praktik sekitar, dan untuk dukungan kegiatan mencari informasi berasal
dari RRI, dan Smartphone masing-masing anggota keluarga. Keluarga
memiliki tanaman obat yaitu jahe, temulawak, jeruk nipis yang dapat
menunjang kesehatan dan rutin membuatnya terlebih wabah Covid 19.
13

Gambar 3. Ecomap Keluarga Tn.S

Keterangan:
: Hubungan/interaksi sedang
: Hubungan/interaksi kuat
: Hubungan/interaksi sangat kuat

IV. Struktur Keluarga


21. Pola komunikasi keluarga

Di dalam keluarga Tn. S saat ada masalah mengenai apapun biasanya


dibicarakan empat mata. Anak ke bapak, anak ibu, atau suami dan istri.
Namun, anak-anak Tn. S biasanya paling sering berkeluh kesah kepada
ibunya. Saat Covid-19 Tn. S mengatakan tidak menjadi hambatan
dalam melakukan komunikasi karena dirinya dan seluruh anggota
keluarga melakukan pencegahan dengan patuh (komunikasi tetap
berjalan baik).
22. Struktur kekuatan keluarga
Saat akan mengambil keputusan biasanya Tn. S berdiskusi dengan
istrinya karena menurutnya anaknya tidak perlu mengetahui perihal
14

tersebut. Apabila terjadi masalah biasanya lebih banyak Istri Tn.S yang
memberikan nasihat kepada anak-anaknya, namun yang mengambil
keputusan tetap dari Tn.S setelah rembug dengan Ny. S di dalam
keluarganya. Tn.S mengatakan tidak perlu mengekang kehendak dari
anaknya apapun yang mereka kehendaki asalkan benar, akan tetap
didukung. Saat Covid-19 kekuatan keluarga tetap pada Tn. S
dengan setiap permasalahan di diskusikan dengan anggota
keluarganya dengan prinsip kemanan dan kesehatan keluarga yang
terpenting saat ini
23. Struktur peran keluarga:
Di dalam keluarga Tn. S semua berperan dengan tahapan
perkembangannya masing-masing, bapak yang memimpin rumah tangga
dan memberi nafkah, istri yang mengurus rumah tangga, dan anaknya
yang masih menjalani masa studi dengan tingkatan masing. Namun, istri
Tn. S memiliki peran informal sebagai ketua darma wanita. Kedua anak
juga berperan sebagai pengumpul barang plastik siap jual untuk
ditanamkan sikap wirausaha sejak dini
24. Nilai dan norma budaya:
Keluarga Tn. S lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusian, seperti
saling membantu, saling menghormati, menyayangi sesama, jujur, dsb.
Tidak lepas juga dari nilai-nilai dan kegiatan agama. Setiap sore di
rumah Tn. S wajib jendela dan pintu ditutup serta anaknya tetap di
dalam rumah sampai waktu isya selesai.

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan-kebutuhan keluarga, pola-pola respon
Keluarga Tn. S adalah keluarga yang harmonis dengan dikaruniai 2
orang anak di dalamnya. Kepekaan istri dari Tn. S di dalam keluarga
sangat besar. Hal tersebut membuat anak-anaknya lebih dekat
dengan istri Tn. S. Di dalam keluarga Tn. S juga selalu
memperbolehkan apa kebutuhan dan minat dari masing-masing
15

anggota keluarga
2) Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)

Tn. S Ny. S

An. G An. Gt

Gambar 4. Diagram Pertalian Keluarga Tn. S

Keterangan:

: hubungan lemah

: hubungan kuat

Gambar 4. Gambar diatas menunjukkan keakraban dalam keluarga


Tn. S. Tampak dalam gambar bahwa Ny. S dengan Nn. G dan Tn. G
memiliki hubungan yang kuat.
26. Fungsi sosial
Keluarga Tn. S dalam bergaul kesehariannya dengan tetangga atau
saudara dekatnya dapat dikatakan baik. Anak di didik bersama oleh Tn.
S dan istrinya. Tn. S lebih mendidik kepada perilaku sopan santun,
kedisiplinan, kerja keras, dan cara bersosial dengan masyarakat banyak,
sedangkan istri Tn. S lebih mengarah ke saling berbagi, menyayangi,
dan peduli terhadap orang. Saat Covid-19 kegiatan sosal dengan
tetangga seperti pengajian, dharma wanita di non-aktifkan /
diminimalkan jadwalnya
27. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi di keluarga ini dipenuhi oleh Tn. S sebagai tulang
punggung tunggal. Kurang lebih dalam sebulan kebutuhan keluarga
sudah tercukupi. Karena juga anak-anaknya dibantu dengan dana
beasiswa. Apabila keuangan kurang keluarga tidak merasa stress
berlebihan karena yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dalam keluarga
dan masih memiliki tabungan rekening di bank. Saat Covid-19 jelas
menurunkan pendapatan keluarga Tn. S namun Tn. S bersyukur
16

masih diberikan kecukupan.


28. Fungsi reproduksi
Keluarga dikaruniai 2 orang anak yang dilahirkan dengan cara normal.
Ny. S juga belum mengalami menopause. Selama ini hubungan intim
dan kemesraan dari pasangan masih terpenuhi namun tidak seoptimal
dahulu, karena Ny.S mengalami post ORIF akibat fraktur sejak 5 tahun
yang lalu. Keluarga menerapkan program KB dalam membatasi jumlah
keturunan. Tidak ada permasalahan dalam keluarga dalam kepuasan
berhubungan.
29. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga:
Dari keluarga Tn.S terkadang masih mempertahankan nilai dari
tradisi namun tetap di validasi pembenarannya melalui informasi
dari pihak atau lembaga kesehatan yang dipercaya. Keluarga setiap
hari rutin cuci tangan dengan sabun / handsanitizer dan selalu
memakai masker saat bertemu orang di luar rumah. Setiap kali
Ny. S mengingatkan anak-anaknya dalam cuci tangan sebelum
makan.
2) Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sakit/sehat:
Keluarga mendapatkan informasi mengenai cara pencegahan dan
penularannya dari Media Massa, Smartphone, Radio. Keluarga
menganggap bahwa sehat dan sakit sejatinya pemberian Tuhan.
Namun, keluarga belum memahami dengan mendetail
perbedaan tanda gejala orang yang terkena Covid-19 dengan
gejala bapil biasa.
3) Praktek diet keluarga:
Ny. S biasanya yang mengatur terkait belanja dan makan setiap hari.
Semenjak Covid-19 kedua orang tua mewajibkan bagi seluruh
anggota keluarga untuk makanan menu sayur minimal 2 hari
sekali, konsumsi air hangat / teh hangat / jeruk hangat ditambah
multivitamin Enervon C 1 minggu sekali. Ny. S paling banyak
menyiapkan makanan dengan digoreng lauknya dan dikukus
17

sayurnya. Makanan disimpan di kulkas, dan diambil secukupnya


untuk dimasak apabila waktu makan saja, jadi jarang yang tersisa di
meja makan. Jadwal makan keluarga pagi, siang, sore setelah
maghrib dan malam (opsional).
4) Kebiasaan tidur dan istirahat:
Keluarga biasanya memulai tidur malam pukul 9/10 malam
tergantung aktifitas. Dan biasanya bangun pagi pada pukul 4/5,
namun Ny.S yang sebelum sakit bangun jam 3 sekarang tidak lagi
dan kedua anaknya yang harus berinisiatif bangun dini hari. Tidak
ada kesulitan dalam tidur, hanya saja ada yang bangun jika ingin ke
kamar mandi dan melanjutkan tidur. Untuk tidur siang rutin
dilakukan Ny.S untuk penyembuhan, hanya istirahat 1-1,5 jam dan
ini juga berlaku untuk ke 2 anaknya dalam memakai waktunya untuk
tidur siang. Tidak ada perubahan jam tidur bermakna antara
pre dan saat Covid-19
5) Latihan dan rekreasi:
Untuk aktifitas fisik lari dan olahraga yang rutin dilakukan adalah
bersepeda statis. Aktifitas fisik yang dilakukan oleh Ny.S, An G, An
Gt berupa memasak, membersihkan rumah, mencuci dan menjemur
baju, mencuci piring, menyapu halaman. Dalam waktu bersantai
bersama biasanya malam hari dengan menonton TV atau ngobrol
ringan.

Sebelum Covid-19 keluarga rutin mengagendakan liburan ke


rumah kakek nenek, sanak saudara, namun karena saat ini
wilayah tersebut Zona merah Tn. S selaku penetap keputusan
akhir menunda liburannya. Kesehatan dan keamanan keluarga
yang terpenting.
6) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dala keluarga:
Dari keluarga ada pemakaian obat tetap yakni Ny.S yang
mengkonsumsi anti nyeri dan antibiotik yang hanya dikonsumsi
ketika keluhan nyeri tulangnya muncul. Obat tersebut didapat dari
apotik berdasarkan resep dokter dari RS. Keluarga Tn. S menyimpan
18

persediaan banyak obat seperti pereda demam, batuk, flu, dan


suplemen, antibiotik, antinyeri yang legal dari apotik. Keluarga Tn.
S saat ini tidak ada yang merokok, meskipun sebelumnya 6
bulan yang lalu Tn. S adalah perokok namun berhenti saat
terjadi sesak nafas dan adanya Covid-19, dirinya khawatir jika
terjadi penurunan sistem imun.
7) Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
Biasanya yang merawat apabila anak sakit ialah Ny. S. dengan
memberi obat ringan untuk meredakan gejala. Apabila dirasa belum
sembuh maka dibawa ke dokter praktik sekitar / RS Bina Sehat.
Untuk pencegahan sakit biasanya minum suplemen vitamin satu
minggu sekali dan yang berperan membuat keputusan dalam hal
kesehatan keluarga adalah Tn. S.
8) Praktik lingkungan:
Biasanya keluarga membuang sampah di kubangan halaman
belakang dekat rumah ART untuk dibakar dalam seminggu sekali,
menurut keluarga asapnya tidak terlalu mengganggu. Tidak ada
kebiasaan keluarga menggunakan pestisida. Keluarga menggunakan
wipol dan porseline sebagai cairan pembersih lantai kamar dan WC.
Untuk zat kimia keluarga menggunakan rosetin untuk insektisida
(rayap, kecoa, semut) dalam rumah. Selama Covid-19 pola
keluarga dalam mandi yakni keluarga selalu mandi minimal 2x
sehari, cuci piring dan baju wajib segera dibereskan dan tidak
boleh ditumpuk lebih dari 2 hari, penggunaan jamban
menggunakan jamban pribadi permanen dalam kamar mandi
yang dibersihkan 1x seminggu dengan Porseline.
9) Cara pencegahan penyakit:
Keluarga Tn.S rutin mandi minimal 2 kali sehari, cuci tangan
sebelum makan. Kebanyakan keluarga memeriksa keadaan ke dokter
/ RS Bina Sehat apabila sakit tidak kunjung reda setelah diberi obat
di rumah. Ny. S mengatakan semua anaknya imunisasi lengkap.
Tidak ada ibu hamil, bayi, dan balita karena keluarga Tn.S sudah
19

dalam tahap perkembangan keluarga VI. Pemeriksaan anggota


keluarga yang perlu diperhatikan adalah Ny.S karena
mengalami Post Orif Fraktur namun karena Covid-19 protape
penjagaan ketat dari RS mewajibkan prosedur yang rumit
menurut Ny.S sehingga dirinya terkadang khawatir jika yang
menjaga saat dirinya dirawat inap di RS tidak ada (mewajibkan
hanya 2 penjaga).
10) Riwayat kesehatan keluarga:
Tn. S mengalami riwayat diabetes, dan Asma; ibu Tn. S tidak
memiliki riwayat penyakit genetik. Bapak Tn.S juga memiliki
penyakit yang serupa dengan Tn. S, tetapi keluarga Ny. S tidak
memiliki penyakit genetik apapun.
11) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang
dimanfaatkan oleh keluarga:
Keluarga biasanya datang ke dokter atau perawat praktik mandiri
sekitar jika sakit. Untuk fasilitas kesehatan keluarga Tn. S memiliki
BPJS golongan 1 dan terikat dengan puskesmas wilayah gladak
pakem. Ketika ada keluhan maka Tn. S / An. G akan mengurus surat
rujukan dari Puskesmas untuk ke RS Bina Sehat.
12) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan perawatan
kesehatan:
Keluarga lebih percaya kepada tenaga medis daripada berobat ke
dukun atau “orang pintar”. Ny. S mengatakan pernah operasi 4x
sebelum sekarang dan mengatakan kurang puas karena kualitas Neil
yang tidak sebaik operasi pertama. Namun, Ny.S tetap bersyukur
karena diberi rezeki sampai saat ini.
13) Pelayanan kesehatan darurat:
Keluarga mengatakan apabila ada keadaan darurat atau terjadi
kecelakaan orang sekitar biasanya di bawa ke puskesmas terdekat,
dengan dibawa oleh kendaraan mandiri atau milik warga sekitar.
Keluarga Tn. S juga memiliki Call Center Emergency dari RS. Bina
Sehat
20

14) Sumber pembiayaan:


Keluarga memiliki BPJS golongan 1 yang setiap bulan membayar
iuran asuransi kesehatanya.
15) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan:
Jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan sangat dekat dengan jarak
kurang dari 3 Km. Biasanya keluarga menggunakan sepeda motor
pribadi dan mobil. Akses ke fasyankes juga mudah. Sejak Covid-19
Tn. S mengatakan tidak pernah menservis mobilnya karena
kesibukan, mobil jarang digunakan, dan Social Distancing
COVID-19

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Dalam jangka pendek, keluarga Tn.S berharap corona supaya tidak
masuk ke lingkungan rumahnya ini. Ny. S mengatakan yang
belakangan ini menjadi stressor jangka pendek adalah selama 3
hari terakhir pasca KRS ada keluhan nyeri daerah post ORIF nya,
Ny. S juga mengatakan ingin segera sembuh dapat berjalan dan
umroh dengan suami dan 2 anaknya

Dalam jangka panjang, keluarga Tn.S mengatakan tetap waspada


karena setiap hari dirinya bertemu dengan berbagai narasumber
sebagai reporter namun, Tn. S tetap melaksanakan prosedur
keamanan diri (masker, handsanitizer, cuci tangan) karena
tuntutan pekerjaan pada masa social distancing
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Respon keluarga terhadap masalah hanya dalam bentuk khawatir dan
kewaspadaan saja, tidak sampai menuju kegelisahan berlebih. Upaya
yang diterapkan untuk menghindari yakni mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan dan tidak menyentuh area wajah, mengenakan masker,
dan membawa sanitizer. Pada respon koping Ny. S keluarga Tn. S telah
mengatakan berbagai upaya telah dicoba hingga ke RS Kustati dan
Karima Utama Solo untuk mengupayakan kesembuhan Ny. S, keluarga
21

cukup melakukan apa yang harusnya dilakukan, dan memasrahkan hasil


akhir kepada Tuhan.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan rutin meminum air hangat, teh hangat, jeruk
hangat, dan suplemen vitamin Enervon C satu minggu sekali agar tidak
sakit. Serta tetap berdoa kepada Tuhan agar tetap diberi kesehatan.
4. Strategi adaptasi disfungsional masalah
Adaptasi keluarga dalam hal tersebut dengan menjalin komunikasi satu
sama lain, agar tetap terjaga dari resiko penularan. Keluarga tetap
mengikuti berita dari TV dan HP untuk mendapatkan informasi
pencegahan Covid-19. Keluarga Tn. S bersyukur tidak ada respon
berlebih dari keluarga adaptasi masih secara fungsional yang baik
dan normal.
22

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. S An. Gt An. G


UMUM
1. Penampilan Umum Baik Baik Baik Baik
Kesadaran GCS : E4V5M Compos GCS : E4V5M Compos GCS : E4V5M Compos GCS : E4V5M Compos
mentis mentis mentis mentis
Cara berpakaian Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih Rapi dan bersih
Kebersihan Tampak selalu bersih diri Tampak selalu bersih diri Tampak selalu bersih diri dan
Tampak selalu bersih
personal dan pakaiannya dan pakaiannya pakaiannya diri dan pakaiannya
Postur dan cara Cara tegap jalan tidak ada Cara tegap jalan tidak ada Cara tegap jalan tidak ada
Cara tegap jalan tidak
berjalan hambatan dan tidak ada hambatan dan ada gangguan hambatan dan tidak ada ada hambatan dan tidak
gangguan persendian, persendian, berjalan dengan gangguan persendian,
ada gangguan
berjalan tanpa alat alat bantuan walker kruk. berjalan tanpa alat bantuan.
persendian, berjalan
bantuan. tanpa alat bantuan.
Bentuk dan ukuran Proporsional sesuai tinggi Proporsional sesuai tinggi Proporsional sesuai tinggi Proporsional sesuai
tubuh badan. Tidak ada kelainan badan. Tidak ada kelainan badan. Tidak ada kelainan tinggi badan. Tidak ada
bentuk dan ukuran tubuh bentuk dan ukuran tubuh bentuk dan ukuran tubuh kelainan bentuk dan
TB : 164 cm , BB: 73 kg TB : 170 cm , BB: 67 kg TB : 155 cm , BB: 53 ukuran tubuh
TB : 167 cm , BB: 59
Tanda-tanda vital TD : 135/83 mmHg, Suhu TD : 122/78 mmHg, Suhu : TD : 117/80 mmHg, Suhu : TD : 123/84 mmHg,
: 36,7 C , Nadi : 90 x/mnt, 36,9 C , Nadi : 80 x/mnt, 36,4 C , Nadi : 88 x/mnt, RR Suhu : 37,2 C , Nadi :
RR : 18 x/mnt RR : 17 x/mnt : 19 x/mnt 82 x/mnt, RR : 17
x/mnt
2. Status mental dan
cara berbicara:
Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil
Proses berfikir Fokus berbicara, cepat dan Fokus berbicara, cepat dan Fokus berbicara, cepat dan Fokus berbicara, cepat
tanggap dalam tanggap dalam tanggap dalam dan tanggap dalam
berkomunikasi, berkomunikasi, konsentrasi berkomunikasi, konsentrasi berkomunikasi,
konsentrasi dan fokus baik dan fokus baik dan fokus baik konsentrasi dan fokus
23

baik
Gaya bicara Stabil, tidak ada ketakutan Stabil, tidak ada ketakutan Stabil, tidak ada ketakutan Stabil, tidak ada
atau kegelisahan, tampak atau kegelisahan, tampak atau kegelisahan, tampak ketakutan atau
tenang, terdengar jelas, tenang, terdengar jelas, Tidak tenang, terdengar jelas, Tidak kegelisahan, tampak
Tidak ada patah-patah ada patah-patah dalam ada patah-patah dalam tenang, terdengar jelas,
dalam bicara, intonasi bicara, intonasi jelas, tidak bicara, intonasi jelas, tidak Tidak ada patah-patah
jelas, tidak bingung bingung bingung dalam bicara, intonasi
jelas, tidak bingung
PEMERIKSAAN
KULIT
Kuku Tampak sedikit panjang Tampak pendek bersih, Tampak pendek bersih, Tampak pendek bersih,
namun bersih, terawat, terawat, rata, CRT < 2 detik terawat, rata, CRT < 2 detik terawat, rata, CRT < 2
rata, CRT < 2 detik detik
PEMERIKSAAN
KEPALA
Rambut Keriting, pendek, lebat, Lurus, panjang, lebat, dan Lurus, panjang, lebat, dan Lurus, pendek, lebat,
dan tipis, nampak uban. tebal, nampak uban. Tidak tebal. Tidak ada Alopesia, dan tebal. Tidak ada
Alopesia bagian tengah, ada Alopesia, kulit kepala kulit kepala bersih dari Alopesia, kulit kepala
kulit kepala bersih dari bersih dari ketombe dan ketombe dan kutu, tidak bersih dari ketombe dan
ketombe dan kutu, tidak kutu, tidak mudah rontok mudah rontok kutu, tidak mudah
mudah rontok rontok
Mata I : tampak bersih, tidak I : tampak bersih, tidak ada I : tampak bersih, tidak ada I : tampak bersih, tidak
ada jejas dan luka, isokor, jejas dan luka, isokor, jejas dan luka, isokor, ada jejas dan luka,
simetris, konjungtiva tidak simetris, konjungtiva tidak simetris, konjungtiva tidak isokor, simetris,
anemis. Penglihatan masih anemis. Penglihatan masih anemis. Penglihatan masih konjungtiva tidak
baik Visus 6/6 reflek baik Visus 6/6 reflek cahaya baik Visus 6/6 reflek cahaya anemis. Penglihatan
cahaya +/+ dengan +/+ dengan midriasis +/+ dengan midriasis meiosis masih baik Visus 6/6
midriasis meiosis pupil meiosis pupil 2cm. pupil 2cm. Tidak ada reflek cahaya +/+
2cm. Memakai kacamata Memakai kacamata baca kelainan mata dengan midriasis
baca karena hipermetropi karena hipermetropi P: tidak ada nyeri tekan meiosis pupil 2cm.
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan Tidak ada kelainan
mata
24

P: tidak ada nyeri tekan


Hidung I : bulu hidung tidak I : bulu hidung tidak I : bulu hidung tidak melebihi I : bulu hidung tidak
melebihi dari lubang melebihi dari lubang dari lubang hidung, tidak ada melebihi dari lubang
hidung, tidak ada jerawat, hidung, tidak ada jerawat, jerawat, tidak ada luka, hidung, tidak ada
tidak ada luka, tampak tidak ada luka, tampak tampak bersih. Penciuman jerawat, tidak ada luka,
bersih. Penciuman masih bersih. Penciuman masih masih baik (N I baik), tidak tampak bersih.
baik (N I baik), tidak ada baik (N I baik), tidak ada ada hambatan jalan napas, Penciuman masih baik
hambatan jalan napas, hambatan jalan napas, mukosa hidung lembab, kulit (N I baik), tidak ada
mukosa hidung lembab, mukosa hidung lembab, hidung sama dengan kulit hambatan jalan napas,
kulit hidung sama dengan kulit hidung sama dengan sekitarnya mukosa hidung lembab,
kulit sekitarnya kulit sekitarnya P: tidak ada nyeri teka kulit hidung sama
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri teka dengan kulit sekitarnya
P: tidak ada nyeri teka
Telinga I : Daun telinga simetris I : Daun telinga simetris kiri I : Daun telinga simetris kiri I: Daun telinga simetris
kiri dan kanan, tampak dan kanan, tampak bersih, dan kanan, tampak bersih, kiri dan kanan, tampak
bersih, tidak ada luka jejas tidak ada luka jejas atau tidak ada luka jejas atau bersih, tidak ada luka
atau memar. Pendengaran memar. Pendengaran masih memar. Pendengaran masih jejas atau memar.
masih baik (N VIII baik), baik (N VIII baik), bisa baik (N VIII baik), bisa Pendengaran masih
bisa mendengar suara mendengar suara bisikan mendengar suara bisikan saat baik (N VIII baik), bisa
bisikan saat saat berkomunikasi, ada berkomunikasi, ada serumen mendengar suara
berkomunikasi, ada serumen namun tidak namun tidak berlebihan bisikan saat
serumen namun tidak berlebihan P: tidak ada nyeri tekan os. berkomunikasi, ada
berlebihan P: tidak ada nyeri tekan os. mastoideus serumen namun tidak
P: tidak ada nyeri tekan os. Mastoideus berlebihan
mastoideus P: tidak ada nyeri tekan
os. Mastoideus
Mulut I: tampak bersih, tidak I: tampak bersih, tidak I: tampak bersih, tidak I: tampak bersih, tidak
berbau, gigi lubang 2 berbau, tidak ada gigi berbau, tidak ada gigi lubang, berbau, tidak ada gigi
geraham kanan lubang, tidak ada sariawan, tidak ada sariawan, lidah lubang, tidak ada
belakang, tidak ada lidah simetris, mukosa bibir simetris, mukosa bibir tidak sariawan, lidah simetris,
sariawan, lidah simetris, tidak pucat, dan lembab. pucat, dan lembab. Lidah mukosa bibir tidak
mukosa bibir tidak pucat, Lidah dapat digerakan dapat digerakan fleksibel (N pucat, dan lembab.
25

dan lembab. Lidah dapat fleksibel (N XII baik), dan XII baik), dan mampu Lidah dapat digerakan
digerakan fleksibel (N XII mampu mengecap 5 rasa mengecap 5 rasa (manis, fleksibel (N XII baik),
baik), dan mampu (manis, pahit, asam, pedas, pahit, asam, pedas, asin) dan mampu mengecap
mengecap 5 rasa (manis, asin) P: tidak ada nyeri tekan 5 rasa (manis, pahit,
pahit, asam, pedas, asin) P: tidak ada nyeri tekan asam, pedas, asin)
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
Leher I: tidak ada luka jejas atau I: tidak ada luka jejas atau I: tidak ada luka jejas atau I: tidak ada luka jejas
memar, tidak ada memar, tidak ada memar, tidak ada atau memar, tidak ada
pembesaran tiroid, pembesaran tiroid, simetris. pembesaran tiroid, simetris. pembesaran tiroid,
simetris. Tidak ada Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan simetris. Tidak ada
gangguan pergerakan, pergerakan, tidak ada pergerakan, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada pembesaran JVP, pembesaran JVP, pembesaran JVP, tidak ada pembesaran
P: Respon menelan baik, P: Respon menelan baik, P: Respon menelan baik, JVP,
tidak ada nyeri tekan, atau tidak ada nyeri tekan, atau tidak ada nyeri tekan, atau P: Respon menelan
nyeri saat menelan (N X nyeri saat menelan (N X nyeri saat menelan (N X baik, tidak ada nyeri
baik) baik) baik) tekan, atau nyeri saat
menelan (N X baik)
Dada (Pernafasan) I: pergerakan dada I: pergerakan dada simetris, I: pergerakan dada simetris, I: pergerakan dada
simetris, tidak ada jejas, tidak ada jejas, tidak ada tidak ada jejas, tidak ada simetris, tidak ada jejas,
tidak ada retraksi dada, retraksi dada, RR: 17 x/m, retraksi dada, RR: 19 x/m, tidak ada retraksi dada,
bulu dada menyebar rata, ketika di tanya tidak ada ketika di tanya tidak ada RR: 17 x/m, ketika di
RR: 18 x/m keluhan kesehatan payudara keluhan kesehatan payudara tanya tidak ada keluhan
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan atau P: tidak ada nyeri tekan atau kesehatan payudara
atau benjolan, tactil benjolan, tactil fremitus benjolan, tactil fremitus P: tidak ada nyeri tekan
fremitus merata +/+, merata +/+, warna sama merata +/+, warna sama atau benjolan, tactil
warna sama dengan kulit dengan kulit dengan kulit fremitus merata +/+,
P: perkusi sonor +/+ P: perkusi sonor +/+ P: perkusi sonor +/+ warna sama dengan
A: vesikuler +/+ A: vesikuler +/+ A: vesikuler +/+ kulit
P: perkusi sonor +/+
A: vesikuler +/+
Dada (Cardiovascular) I: Tidak ada pembesaran I: Tidak terkaji I: Tidak terkaji I: Tidak ada
ictus cordis, tidak ada jejas P: Nadi 80 x/menit, tidak P: Nadi 88 x/menit, tidak ada pembesaran ictus
26

P: tidak ada nyeri tekan ada deviasi arteri karotis, deviasi arteri karotis, respon cordis, tidak ada jejas
atau benjolan, Nadi 90 respon menelan baik menelan baik P: Nadi 82 x/menit,
x/menit, tidak ada deviasi P: Tidak terkaji P: Tidak terkaji tidak ada deviasi arteri
arteri karotis, respon A: suara jantung S1 S2 A: suara jantung S1 S2 karotis, respon menelan
menelan baik tunggal, tidak ada suara tunggal, tidak ada suara baik
P: Perkusi Pekak (batas jantung tambahan, TD: jantung tambahan, TD: P: Perkusi Pekak (batas
jantung normal), tidak ada 122/78 mmHg 117/80 mmHg jantung normmal), tidak
indikasi kardiomegali ada indikasi
A: suara jantung S1 S2 kardiomegali
tunggal, tidak ada suara A: suara jantung S1 S2
jantung tambahan, TD: tunggal, tidak ada suara
135/83 mmHg jantung tambahan, TD:
123/84 mmHg
PERUT I: Tidak jejas atau memar, I: Tidak jejas atau memar, I: Tidak jejas atau memar, I: Tidak jejas atau
tidak ada bekas luka atau tidak ada bekas luka atau tidak ada bekas luka atau memar, tidak ada bekas
jaitan, perut buncit, warna jaitan, perut buncit, warna jaitan, perut rata, warna kulit luka atau jaitan, perut
kulit sama merata, sedikit kulit sama merata, sedikit sama merata, sedikit sebaran rata, warna kulit sama
sebaran rambut sebaran rambut rambut merata, sedikit sebaran
A: Bising usus 8 x/mnt A: Bising usus 6 x/mnt A: Bising usus 7 x/mnt rambut
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan Mc P: tidak ada nyeri tekan Mc A: Bising usus 6 x/mnt
Mc Burney Point, tidak Burney Point, tidak teraba Burney Point, tidak teraba P: tidak ada nyeri tekan
teraba massa massa massa Mc Burney Point, tidak
P: suara timpani P: suara timpani P: suara timpani teraba massa
P: suara timpani
GENITALIA DAN Tidak terkaji, klien Tidak terkaji, klien Tidak terkaji, klien Tidak terkaji, klien
ANUS mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
EKSTREMITAS
Ekstremitas Atas dan Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna sama Bahu simetris, warna
Bawah dengan kulit, tidak dengan kulit, tidak terdapat dengan kulit, tidak terdapat sama dengan kulit,
terdapat tonjolan, dapat tonjolan, dapat mengangkat tonjolan, dapat mengangkat tidak terdapat tonjolan,
mengangkat beban dengan beban dengan baik, Reflek beban dengan baik, Reflek dapat mengangkat
27

baik, Reflek pattela +/+,


pattela +/-, Tonus otot +/- pattela +/+, Tonus otot +/+ beban dengan baik,
Tonus otot +/+ Kekuatan Otot: Kekuatan Otot: Reflek pattela +/+,
Kekuatan Otot: 555 555 555 555 Tonus otot +/+
555 555 555 444 555 555 Kekuatan Otot:
555 555 Mengeluh nyeri Tidak ada keluhan nyeri 555 555
Tidak ada keluhan nyeri P: Orif Fraktur 555 555
Q: Tajam Tidak ada keluhan nyeri
R: 1/3 Femur Sinistra
Superior
S: 3 (Akan hilang jika
minum obat excavlam),
tidak bisa digerakkan / kaki
kaku jika keluhan muncul
T: jarang
Kesimpulan Secara umum kondisi Tn. Secara umum kondisi Tn. S Secara umum kondisi Nn.Gt Secara umum kondisi
S sangat baik cukup baik sangat baik An.G sangat baik
Tabel 2. Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. S (Tn. S, Ny. S, An. Gt, An. G)
28

VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Persepsi terhadap masalah
Keluarga hanya berharap jangan sampai Covid-19 sampai ke
lingkungan rumahnya, serta keluarga tetap waspada dan
melakukan upaya pencegahan. Ny. S juga mengatakan sebelum
Covid juga terjadi serupa yakni wabah Pagebluk ketika dirinya
masih kecil sehingga memahami konsep Sosial Distancing dan
batasan waktu keluar rumah
2. Harapan terhadap masalah
Keluarga mengharapkan adanya asuhan keperawatan ini, bisa
menanggulangi masalah dan terhindar dari penularan Covid-19.
Ny. S juga berharap bisa menemukan solusi kesembuhan dari
penyakit post ORIF frakturnya.
29

IX. Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan


Anggota Keluarga (Mengkaji Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga)

No Pernyataan Opsi
1. Adakah perhatian keluarga kepada √ Ya
anggotanya yang menderita sakit Tidak
2. Apabila ada anggota keluarga yang sakit Ya
akan mengganggu aktivitas sehari-hari √ Tidak
3. Apakah keluarga mengetahui masalah √ Ya
kesehatan yang dialami anggota dalam Tidak
keluarganya
4. Apakah keluarga mengetahui penyebab √ Ya
masalah kesehatan yang dialami Tidak
anggota dalam keluarganya
5. Apakah keluarga mengetahui tanda dan √ Ya
gejala masalah kesehatan yang dialami Tidak
anggota dalam keluarganya
6. Apakah keluarga mengetahui akibat √ Ya
masalah kesehatan yang dialami Tidak
anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat
7. Pada siapa keluarga biasa menggali Keluarga
informasi tentang masalah kesehatan Kader
yang dialami anggota keluarganya √ Tenaga kesehatan
8. Keyakinan keluarga tentang masalah Tidak perlu ditangani karena
kesehatan yang dialami anggota akan sembuh sendiri biasanya
keluarganya √ Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
9. Apakah keluarga melakukan upaya √ Ya
peningkatan kesehatan yang dialami Tidak, jelaskan
anggota keluarganya secara aktif:
(bagaimana bentuk tindakan upaya
peningkatan kesehatan)
11. Keluarga tampak tidak cuci tangan Ya
sebelum makan √ Tidak
12. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan √ Ya
pengobatan masalah kesehatan yang Tidak
dialami yang dialami anggota
keluarganya
13. Apakah keluarga dapat melakukan cara √ Ya
merawat anggota keluarga dengan Tidak, jelaskan
masalah kesehatan yang dialaminya:
(bagaimana cara keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit 21 KDM)
14. Apakah keluarga dapat melakukan √ Ya
pencegahan masalah kesehatan yang Tidak, jelaskan
30

dialami anggota keluarganya


15. Keluarga merokok di dalam rumah, Ya
menggunakan obat nyamuk bakar,
√ Tidak
keluarga tidak merebus air yang
diminum
16. Apakah keluarga mampu memelihara √ Ya
atau memodifikasi lingkungan yang Tidak, jelaskan
mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan :
17. Keluarga belum bisa menyediakan Ya
kamar mandi di dalam rumah, keluarga
√ Tidak
tidak meyediakan tempat sampah.
18. Apakah keluarga mampu menggali dan √ Ya
memanfaatkan sumber di masyarakat Tidak
untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya
Tabel 3. Kemampuan Perawatan Kesehatan Keluarga Tn. S
Intepretasi: Fungsi perawatan kesehatan keluarga Tn. S dalam kondisi optimal,
normal menuju kesejahteraan dan kesehatan keluarga.
31

X. Kesejahteraan Keluarga
Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (UU RI Nomor 52 Tahun 2009). Tingkat Kesejahteraan Keluarga
menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6
(enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar
keluarga” (basic needs).

2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS-I)


Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator
Keluarga Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological
needs) keluarga.
3. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS-II)
Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam)
indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak
memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III),
atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari
keluarga.

4. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS-III)


Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam)
indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator
KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga
Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem)
keluarga.
32

5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS-III Plus)


Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga yang mampu memenuhi
keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS
II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus
(BKKBN, 2013; Kertapti, 2019; Puspita dkk., 2014).

No. Indikator Kriteria Penilaian


Klasifikasi kebutuhan dasar keluarga (basic needs)
1. Pada umumnya makan dua kali sehari atau Keluarga
lebihPengertian makan adalah makan menurut Sejahtera I

pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, Jika tidak
seperti makan nasi bagi mereka yang biasa dapat
makan nasi sebagai makanan pokoknya (staple memenuhi satu
food), atau seperti makan sagu bagi mereka atau lebih dari
yang biasa makan sagu dan sebagainya 6 indikator
Anggota keluarga memiliki pakaian yang KS-I maka
2.
berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan termasuk ke 
bepergianPengertian pakaian yang berbeda dalam
adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu Keluarga
pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai Prasejahtera
pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang
berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah
(untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain
dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk
bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan
sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk
bepergian (seperti menghadiri undangan
perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai
atap, lantai dan dinding yang baik.Pengertian

Rumah yang ditempati keluarga ini adalah
keadaan rumah tinggal keluarga mempunyai
atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang
layak ditempati, baik dari segi perlindungan
maupun dari segi kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke
sarana kesehatan.Pengertian sarana kesehatan

adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah
Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai
Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik,
Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan
33

obat obatan yang diproduksi secara modern dan


telah mendapat izin peredaran dari instansi yang
berwenang (Departemen Kesehatan/Badan
POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke
sarana pelayanan kontrasepsi.Pengertian Sarana

Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau
tempat pelayanan KB, seperti Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai
Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik,
Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya,
yang memberikan pelayanan KB dengan alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW, MOP,
Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada
pasangan usia subur yang membutuhkan.
(Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan
Usia Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga
bersekolah.Pengertian Semua anak umur 7-15

tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari
keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15
tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9
tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15
tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif
bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau
setingkat SLTP/sederajat SLTP.
Klasifikasi kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga
7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan Keluarga
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan Sejahtera II

masing-masing.Pengertian anggota keluarga Jika tidak
melaksanakan ibadah adalah kegiatan keluarga dapat
untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan memenuhi satu
ajaran agama/kepercayaan yang dianut oleh atau lebih dari
masing masing keluarga/anggota keluarga. 8 indikator
Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri KS-II maka
atau bersama sama oleh keluarga di rumah, atau termasuk ke
di tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan dalam
menurut ajaran masing masing Keluarga
agama/kepercayaan. Sejahtera I
8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota
keluarga makan daging/ikan/telur.Pengertian

makan daging/ikan/telur adalah memakan
daging atau ikan atau telur, sebagai lauk pada
waktu makan untuk melengkapi keperluan gizi
34

protein. Indikator ini tidak berlaku untuk


keluarga vegetarian.
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling
kurang satu stel pakaian baru dalam

setahun.Pengertian pakaian baru adalah pakaian
layak pakai (baru/bekas) yang merupakan
tambahan yang telah dimiliki baik dari membeli
atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis
pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh
masyarakat setempat.
10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk
setiap penghuni rumah.Luas Lantai rumah

paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas
lantai rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat
bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi,
paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi
dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas
ruang tidak kurang dari 8 m2.
11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan
sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi

masing-masing.Pengertian Keadaan sehat
adalah kondisi kesehatan seseorang dalam
keluarga yang berada dalam batas batas normal,
sehingga yang bersangkutan tidak harus dirawat
di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal
di rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke
sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari.
Dengan demikian anggota keluarga tersebut
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan kedudukan masing masing di dalam
keluarga.
12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang
bekerja untuk memperoleh

penghasilan.Pengertian anggota keluarga yang
bekerja untuk memperoleh penghasilan adalah
keluarga yang paling kurang salah seorang
anggotanya yang sudah dewasa memperoleh
penghasilan berupa uang atau barang dari
sumber penghasilan yang dipandang layak oleh
masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan
minimal sehari hari secara terus menerus.
13. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun
bisa baca tulisan latin.Pengertian anggota

keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan
35

latin adalah anggota keluarga yang berumur 10 -


60 tahun dalam keluarga dapat membaca tulisan
huruf latin dan sekaligus memahami arti dari
kalimat kalimat dalam tulisan tersebut.
Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang
tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-
60 tahun.
14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi.Pengertian

Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah
keluarga yang masih berstatus Pasangan Usia
Subur dengan jumlah anak dua atau lebih ikut
KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan,
Implan, Kondom, MOP dan MOW.
Klasifikasi kebutuhan pengembangan (develomental needs) dari keluarga
15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan Keluarga
agama.Pengertian keluarga berupaya Sejahtera III

meningkatkan pengetahuan agama adalah upaya Jika tidak
keluarga untuk meningkatkan pengetahunan dapat
agama mereka masing masing. Misalnya memenuhi satu
mendengarkan pengajian, mendatangkan guru atau lebih dari
mengaji atau guru agama bagi anak anak, 5 indikator
sekolah madrasah bagi anak anak yang KS-III maka
beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak termasuk ke
anak yang beragama Kristen. dalam
Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam Keluarga
16.
bentuk uang atau barang.Pengertian sebagian Sejahtera II

penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk
uang atau barang adalah sebagian penghasilan
keluarga yang disisihkan untuk ditabung baik
berupa uang maupun berupa barang (misalnya
dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang
perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya).
Tabungan berupa barang, apabila diuangkan
minimal senilai Rp. 500.000,-
17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling
kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk

berkomunikasi.Pengertian kebiasaan keluarga
makan bersama adalah kebiasaan seluruh
anggota keluarga untuk makan bersama sama,
sehingga waktu sebelum atau sesudah makan
dapat digunakan untuk komunikasi membahas
36

persoalan yang dihadapi dalam satu minggu


atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah
antar seluruh anggota keluarga.
18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal.Pengertian Keluarga

ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau
sebagian dari anggota keluarga dalam kegiatan
masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial
kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda
malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan
PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan
sebagainya.
19. Keluarga memperoleh informasi dari surat
kabar/majalah/ radio/tv/internet.Pengertian

Keluarga memperoleh informasi dari surat
kabar/ majalah/ radio/tv/internet adalah
tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga
untuk memperoleh akses informasi baik secara
lokal, nasional, regional, maupun internasional,
melalui media cetak (seperti surat kabar,
majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti
radio, televisi, internet). Media massa tersebut
tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli
sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi
dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh
orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi
milik umum/milik bersama.
Klasifikasi aktualisasi diri (self esteem) keluarga
20. Keluarga secara teratur dengan suka rela
memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan
Keluarga
Sejahtera III

sosial.Pengertian Keluarga secara teratur Plus
dengan suka rela memberikan sumbangan Jika tidak
materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga dapat
yang memiliki rasa sosial yang besar dengan memenuhi satu
memberikan sumbangan materiil secara teratur atau lebih dari
(waktu tertentu) dan sukarela, baik dalam 2 indikator
bentuk uang maupun barang, bagi kepentingan KS-III Plus
masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu, maka termasuk
rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah ke dalam
jompo, untuk membiayai kegiatan kegiatan di Keluarga
tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) Sejahtera III
dalam hal ini tidak termasuk sumbangan wajib.
21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai 
37

pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi


masyarakat.Pengertian ada anggota keluarga
yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat adalah
keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar
dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran dan
moral secara terus menerus untuk kepentingan
sosial kemasyarakatan dengan menjadi
pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan
(seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat,
kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan,
institusi masyarakat, pengurus RT/RW,
LKMD/LMD dan sebagainya).
Tabel 4. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

Intepretasi:
Keluarga Tn. S berada pada tingkat Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga
yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8
(delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator
tahapan KS III Plus
38

XI. Kriteria Kemandirian Keluarga


1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

Tanggal 15 17 19 21 23 24 25 26 27
Keluarga Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun
Mandiri 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
□ Kemandiri
an I : Jika
memenuhi
kriteria
1&2
□ Kemandiri
an II : jika
memenuhi
kriteria 1
s.d 5
□ Kemandiri
an III : jika
memenuhi
kriteria 1
s.d 6
□ Kemandiri
an IV :
Jika
memenuhi
kriteria 1
s.d 7
Tabel 5. Kemandirian Keluarga

Interpretasi:

Keluarga Tn. S berada pada tahap kemandirian IV dimana mampu melaksanakan


ke tujuh tugas kemandirian keluarga (menerima petugas puskesmas & yankes
sesuai rencana, menyatakan masalah kesehatan secara benar, memanfaatkan
faskes sesuai anjuran, melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,
melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif, melaksanakan tindakan promotif
secara aktif)
39

B. ANALISIS DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: F.K: Infeksi Kronis (Post Kesiapan
1. Ny. S mengekspresikan ORIF fraktur) meningkatkan
keinginan untuk mengelola ⬇ manajemen
masalah kesehatannya dan Manajemen kesehatan kesehatan
mencegah kejadian infeksi yang baik keluarga Tn. S
berulang khususnya Ny.
2. Ny. S antusiasme dan ⬇ S (D.0112)
keinginan untuk melakukan Dukungan dari setiap
penanganan manajemen diri anggota keluarga
3. Ny. S mengatakan jika ingin ⬇
sembuh dan tidak bergantung Kesiapan peningkatan
pada obat lagi manajemen kesehatan
4. An. Gt rutin membuat teh keluarga
dan jeruk hangat untuk seluruh
anggota keluarga Tn. S (dapat
meningkatkan imunitas pada
masa Covid-19 ini).
5. Tn. S mengatakan sering
membeli multi-vitamin dan sari
mengkudu untuk menambah
imun bagi semua anggota
keluarganya
DO:
1. Tampak Ny. S memahami
dan menerapkan PBHS dengan
baik dan benar (Cuci tangan,
prosedur memasak yang
hygiene, dll)
2. Tampak Ny. S setiap pukul
7-9 pagi sering berjemur untuk
meningkatkan kepadatan
tulangnya
2. DS: F.K: Infeksi Kronis (Post Kesiapan
1. Tn. S mengatakan ingin ORIF fraktur) meningkatkan
meningkatkan gaya hidup yang ⬇ koping
lebih sehat terutama pada masa keluarga Tn. S
Covid-19 ini Keluarga menunjukkan khusunya
2. Ny. S mengatakan ingin keinginan dalam untuk seluruh
minimal bisa berjalan tanpa peningkatan koping anggota
alat bantu setelah wabah untuk mencapai keluarga Tn. S
berakhir agar bisa umroh/haji kesehatan keluarga (D. 0090)
bersama suami dan 2 anaknya ⬇
DO: Anggota keluarga saling
40

1. Tampak An. Gt bisa dan membantu dalam upaya


paham cara membuat teh/jeruk meningkatkan kesehatan
hangat untuk meningkatkan keluarga
imun di masa Covid -19 ini ⬇
Kesiapan peningkatan
koping keluarga
3. DS: F.K: Krisis situsional Kesiapan
1. Tn. S dan Ny.S mengatakan (Pandemi Covid-19) peningkatan
belum paham secara mendetail ⬇ pengetahuan
terkait perbedaan tanda gejala keluarga Tn.
Covid-19 dengan Bapil Biasa Keluarga menunjukkan S tentang
2. Tn. S dan Ny. S mengatakan keinginan meningkatkan Covid-19
jika rutin untuk update pengetahuan kesehatan khususnya
informasi melalui TV, radio, keluarga untuk seluruh
media masa, dan HP ⬇ anggota
3. Tn. S dan Ny. S menyatakan Anggota keluarga saling keluarga Tn.S
ingin belajar dan memahami membantu dalam upaya (D.0113)
pencegahan lebih dalam terkait meningkatkan kesehatan
Covid-19 keluarga
4. Ny. S mengatakan tentang

wabah Pagebluk ketika dirinya
Kesiapan peningkatan
masih kecil sehingga
pengetahuan keluarga
memahami konsep Sosial
Distancing dan batasan waktu
keluar rumah
DO:
-
41

C. PRIORITAS MASALAH

a. Prioritas Masalah Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga Tn. S khususnya Ny. S
(D.0112)
Perhitungan
Kriteria (skor/angka Bobot Pembenaran
tertinggi * bobot)
Sifat Masalah: 1/3 *1 1 Ny. S memiliki riwayat penyakit post ORIF
Keadaan fraktur namun dirinya dan Keluarga Tn. S
Sejahtera / memiliki cara untuk mengatur pola
Diagnosis Sehat hidupnya dan manajemen akses fasilitas
kesehatan agar penyakitnya tidak kambuh
Kemungkinan 2/2 *2 2 Masalah dapat diubah karena Ny. S dapat
masalah dapat mengatur pola hidupnya dan menyatakan
diubah: ingin sembuh dari penyakitnya
Mudah
Potensial masalah 3/3 *1 1 Masalah kesehatan yang dialami oleh Ny. S
dapat dicegah: berpotensi tinggi untuk dicegah karena
Tinggi sekeluarga menyadari bagaimana cara
manajemennya
Menonjolnya 2/2 *1 1 Masalah kesehatan yang dialami Ny. S
masalah: dapat kambuh kapan saja, maka dari itu
Masalah mereka selalu menjaga pola hidup sehat
dirasakan dan setiap saat
harus segera
ditangani
Total 4,33 4 Diagnosa Prioritas Pertama

2. Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan meningkatkan koping keluarga Tn. S khusunya untuk seluruh anggota
keluarga Tn. S (D. 0090)
Perhitungan
Kriteria (skor/angka Bobot Pembenaran
tertinggi * bobot)
Sifat Masalah: 1/3 *1 1 Tn. S, Ny. S, An. G memiliki riwayat
Keadaan penyakit pribadi dan dapat memanfaatkan
Sejahtera/ fasilitas pelayanan kesehatan untuk
Diagnosis Sehat membantu menanganinya, ditambah
ditengah wabah Covid-19 keluarga Tn. S
menyatakan ingin meningkatkan manajemen
koping akan kondisi tersebut
Kemungkinan 1/2 *2 2 Keadaan ini dapat ditingkatkan karena
masalah dapat mereka semua menyadari pentingnya
42

diubah: pelayanan kesehatan, namun kemungkinan


Sebagian masalah dapat diubah bersifat sebagian
karena Covid-19 adalah wabah diseluruh
dunia
Potensial masalah 2/3 *1 1 Keluarga Tn. S merupakan keluarga yang
dapat dicegah: bekerja di luar rumah, koping yang
Cukup maladaptif akan kondisi Covid-19 bisa
dicegah dengan optimal dengan tingkat
kesadaran anggota keluarga yang tinggi
Menonjolnya 2/2 *1 1 Mereka merasa kesadaran akan kesehatan
masalah: sangat baik dan perlu ditingkatkan setiap
Masalah saat terutama saat wabah Covid-19 ini
dirasakan dan
harus segera
ditangani
Total 3 4 Prioritas Diagnosa ke Dua

3. Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan peningkatan pengetahuan keluarga Tn. S tentang Covid-19 khususnya untuk
seluruh anggota keluarga Tn.S (D.0113)
Perhitungan
Kriteria (skor/angka Bobot Pembenaran
tertinggi * bobot)
Sifat Masalah: 1/3 *1 1 Tn. S dan Ny. S memiliki frekuensi paparan
Keadaan dan memiliki pengetahuan cara untuk
Sejahtera / mengatur pola hidupnya dalam mencegah
Diagnosis Sehat Covid-19
Kemungkinan 1/2 *2 2 Masalah dapat diubah sebagaian karena Tn.
masalah dapat S dan Ny. S dapat mengatur pola hidupnya
diubah: dan terkait dengan pengetahuan memerlukan
Sebagian waktu dalam mengubahnya
Potensial masalah 2/3 *1 1 Masalah yang dialami oleh Tn. S dan Ny. S
dapat dicegah: dapat dicegah karena mereka menyadari
Cukup bagaimana cara mencegahnya
Menonjolnya 0/2 *1 1 Pengetahuan kesehatan yang dimiliki Tn. S
masalah: dan Ny. S telah baik dan tidak menimbulkan
Masalah tidak permasalahan kesehatan negatif, namun
dirasakan perlu ditingkatkan terkait Covid-19
Total 2 4 Prioritas Diagnosa ke Tiga
43

Keterangan:

Sifat Masalah
Aktual 3
Risiko 2
Keadaan Sejahtera / Diagnosis Sehat 1
Kemungkinan untuk Diubah
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak Dapat 0
Potensial Dicegah
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah
Masalah dirasakan dan Harus Segera Ditangani 2
Masalah dirasakan namun Tidak Harus Segera Ditangani 1
Masalah Tidak Dirasakan 0
44

b. Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga

1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga Tn. S khususnya Ny. S


(D.0112) b.d Manajemen kesehatan yang baik F.K: Infeksi Kronis (Post ORIF
fraktur) d.d Ny. S mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah
kesehatannya dan mencegah kejadian infeksi berulang, Ny. S antusiasme dan
keinginan untuk melakukan penanganan manajemen diri, Ny. S mengatakan jika
ingin sembuh dan tidak bergantung pada obat lagi, An. Gt rutin membuat teh dan
jeruk hangat untuk seluruh anggota keluarga Tn. S (dapat meningkatkan imunitas
pada masa Covid-19 ini), Tn. S mengatakan sering membeli multi-vitamin dan
sari mengkudu untuk menambah imun bagi semua anggota keluarganya, Tampak
Ny. S memahami dan menerapkan PBHS dengan baik dan benar (Cuci tangan,
prosedur memasak yang hygiene, dll), Tampak Ny. S setiap pukul 7-9 pagi sering
berjemur untuk meningkatkan kepadatan tulangnya.

2. Kesiapan meningkatkan koping keluarga Tn. S khusunya untuk seluruh anggota


keluarga Tn. S (D. 0090) b.d Keluarga menunjukkan keinginan dalam
peningkatan koping untuk mencapai kesehatan keluarga F.K: Infeksi Kronis (Post
ORIF fraktur) d.d Tn. S mengatakan ingin meningkatkan gaya hidup yang lebih
sehat terutama pada masa Covid-19 ini, Ny. S mengatakan ingin minimal bisa
berjalan tanpa alat bantu setelah wabah berakhir agar bisa umroh/haji bersama
suami dan 2 anaknya, Tampak An. Gt bisa dan paham cara membuat teh/jeruk
hangat untuk meningkatkan imun di masa Covid -19 ini.

3. Kesiapan peningkatan pengetahuan keluarga Tn. S tentang Covid-19


khususnya untuk seluruh anggota keluarga Tn.S (D.0113) b.d keinginan
meningkatkan pengetahuan kesehatan keluarga F.K: Krisis situsional (Pandemi
Covid-19) d.d Tn. S dan Ny.S mengatakan belum paham secara mendetail terkait
perbedaan tanda gejala Covid-19 dengan Bapil Biasa, Tn. S dan Ny. S
mengatakan jika rutin untuk update informasi melalui TV, radio, media masa, dan
HP, Tn. S dan Ny. S menyatakan ingin belajar dan memahami pencegahan lebih
dalam terkait Covid-19, Ny. S mengatakan tentang wabah Pagebluk ketika dirinya
masih kecil sehingga memahami konsep Sosial Distancing dan batasan waktu
keluar rumah.
45

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Standar Intervensi


1. Kesiapan meningkatkan Tujuan Umum: 1. Verbal 1. Keluarga Edukasi Kelompok (I.
manajemen kesehatan Setelah mendapatkan memahami program 12380)
keluarga Tn. S khususnya tindakan keperawatan perawatan yang perlu 1. Identifikasi seluruh
Ny. S (D.0112) b.d selama 3 minggu dilakukan dalam kebutuhan kesehatan
Manajemen kesehatan diharapkan kemampuan kondisi pandemik saat anggota keluarga
yang baik F.K: Infeksi manajemen kesehatan ini sesuai aspek latar
Kronis (Post ORIF keluarga Tn. S meningkat. 2. Psikomotor belakang kesehatannya
fraktur) d.d Ny. S 2. Keluarga dapat 2. Informasikan terkait
mengekspresikan Tujuan Khusus: melakukan kesehatan yang
keinginan untuk Manajemen kesehatan (L. manajemen penyakit dibutuhkan kelompok
mengelola masalah 12104) pasien dengan baik 3. Berikan edukasi terkait
kesehatannya dan 1. Menerapkan program 3. Afektif osteomyelitis dan
mencegah kejadian perawatan meningkat ke 3. Keluarga dapat pelatihan psikomotor
infeksi berulang, Ny. S skala 5 (meningkat) menerapkan sikap dan terapi aktifitas fisik
antusiasme dan keinginan 2. Aktifitas sehar-hari perilaku hidup sehat
untuk melakukan efektif menunjang secara mandiri Promosi Kebersihan (I.
penanganan manajemen kesehatan meningkat ke 4. Verbal 11358)
diri, Ny. S mengatakan skala 5 4. Keluarga dapat 1. Identifikasi kondisi
jika ingin sembuh dan Manajemen kesehatan menjelaskan umum pasien
tidak bergantung pada keluarga (L. 12105) mengenai tanda dan 2. Identifikasi
obat lagi, An. Gt rutin 1. Tindakan mengurangi gejala Covid-19 dan kemandirian
membuat teh dan jeruk faktor risiko meningkat ke mampu melakukan upaya
hangat untuk seluruh skala 5 membedakannya kebersihan diri dan
anggota keluarga Tn. S 2. Aktivitas keluarga dengan Bapil biasa lingkungan
(dapat meningkatkan mengatasi masalah 3. Identifikasi
imunitas pada masa kesehatan dengan tepat pengetahuan tentang
Covid-19 ini), Tn. S menigkatkan ke skala 5 pentingnya upaya
46

mengatakan sering 3. Kemampuan menjelaskan kebersihan


membeli multi-vitamin masalah kesehatan yang 4. Fasilitasi dalam
dan sari mengkudu untuk dialami meningkat ke melakukan upaya
menambah imun bagi skala 5 kebersihan diri sesuai
semua anggota 4. Gejala penyakit anggota kebutuhan
keluarganya, Tampak Ny. keluarga menurun ke 5. Motivasi partisipasi
S memahami dan skala 5 keluarga dalam upaya
menerapkan PBHS promosi kebersihan
dengan baik dan benar
(Cuci tangan, prosedur Skrining Kesehatan (I.
memasak yang hygiene, 14581)
dll), Tampak Ny. S setiap 1. Lakukan informed
pukul 7-9 pagi sering consent skrining
berjemur untuk kesehatan
meningkatkan kepadatan 2. Jadwalkan waktu
tulangnya. skrining kesehatan
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur skrining
kesehatan
4. Informasikan hasil
skrining kesehatan
2. Kesiapan meningkatkan Tujuan umum: 1. Psikomotor 1. Setiap anggota Dukungan Koping
koping keluarga Tn. S Setelah mendapatkan keluarga memiliki Keluarga (I. 09260)
khusunya untuk seluruh tindakan keperawatan komitmen yang 1. Identifikasi respon
anggota keluarga Tn. S selama 3 minggu sama dalam menjaga emosional dan stressor
(D. 0090) b.d Keluarga diharapkan koping kesehatan anggota terhadap kondisi saat
menunjukkan keinginan keluarga Tn. S meningkat keluarga ini
dalam peningkatan 2. Ajarkan teknik
koping untuk mencapai Tujuan khusus: 2. Psikomotor 2. Setiap anggota mencegah /
kesehatan keluarga F.K: Status koping keluarga keluarga mampu menurunkan stress
Infeksi Kronis (Post (L. 09088) memenuhi 3. Anjurkan Latihan fisik
ORIF fraktur) d.d Tn. S 1. Kekhawatiran tentang kebutuhan keluarga untuk meningkatkan
47

mengatakan ingin anggota keluarga kesehatan


meningkatkan gaya hidup menurun pada skala 5 3. Verbal 3. Setiap anggota 4. Fasilitasi memperoleh
yang lebih sehat terutama 2. Komitmen pada keluarga dapat pengetahuan,
pada masa Covid-19 ini, perawatan / pengobatan memberikan keterampilan, dan
Ny. S mengatakan ingin meningkat pada skala 5 dukungan kepada peralatan yang
minimal bisa berjalan 3. Komunikasi antar anggota keluarga diperlukan untuk
tanpa alat bantu setelah anggota keluarga yang lain dalam mempertahankan
wabah berakhir agar bisa meningkat pada skala 5 kondisi pandemic perawatan pasien
umroh/haji bersama 4. Keterpaparan informasi yang sedang
suami dan 2 anaknya, meningkat ke skala 5 dihadapi Promosi Keutuhan
Tampak An. Gt bisa dan 5. Kepuasan terhadap Keluarga (I. 13490)
paham cara membuat bantuan anggota 4. Psikomotor 4. Ketika ada anggota 1. Identifikasi
teh/jeruk hangat untuk keluarga lain meningkat keluarga sakit dapat pemahaman keluarga
meningkatkan imun di ke skala 5 memikirkan solusi terhadap masalah
masa Covid -19 ini Fungsi Keluarga (L. terbaik 2. Fasilitasi keluarga
13114) dalam melakukan
1. Pemenuhan kebutuhan 5. Verbal 5. Memberikan pemecahan masalah
anggota keluarga dukungan emosional 3. Fasilitasi komunikasi
meningkat ke skala 5 ketika anggota terbuka antar anggota
2. Adaptasi terhadap keluarga dalam keluarga
masalah meningkat ke masalah
skala 5
6. Afektif 6. Patuh dengan
program perawatan
3. Kesiapan peningkatan Tujuan Umum: 1. Verbal 1. Mengetahui dan Edukasi Kesehatan (I.
pengetahuan keluarga Setelah mendapatkan mengurangi 12383)
Tn. S tentang Covid-19 tindakan keperawatan pencetus faktor 1. Identifikasi kesiapan
khususnya untuk seluruh selama 3 minggu risikonya dan kemampuan
anggota keluarga Tn.S diharapkan pengetahuan 2. Psikomotor menerima informasi
(D.0113) b.d keinginan keluarga Tn. S tentang 2. Dapat menerapkan 2. Jadwalkan Pendidikan
meningkatkan Covid-19 meningkat. program perawatan kesehatan sesuai
pengetahuan kesehatan sesuai dengan kesepakatan
48

keluarga F.K: Krisis Tujuan Khusus: kondisi keluarga 3. Edukasi penyakit


situsional (Pandemi Tingkat Pengetahuan (L. 3. Psikomotor tentang Covid-19 dan
Covid-19) d.d Tn. S dan 12111) 3. Aktivitas sehari-hari Post ORIF Fraktur Sus.
Ny.S mengatakan belum 1. Verbalisasi minat dalam dalam keluarga Osteomeilitis
paham secara mendetail belajar meningkat ke skala menunjukkan 4. Ajarkan strategi untuk
terkait perbedaan tanda 5 peningkatan meningkatkan perilaku
gejala Covid-19 dengan 2. Kemampuan menjelaskan kesehatan hidup bersih dan sehat
Bapil Biasa, Tn. S dan pengetahuan tentang Covid- 4. Afektif 5. Jelaskan faktor resiko
Ny. S mengatakan jika 19 meningkat ke skala 5 4. Perilaku adaptif yang dapat
rutin untuk update 3. Perilaku sesuai dengan dalam keluarga mempengaruhi
informasi melalui TV, pengetahuan meningkat ke semakin meningkat kesehatan
radio, media masa, dan skala 5 5. Verbal
HP, Tn. S dan Ny. S 4. Perilaku membaik ke 5. Keluarga Promosi Kesiapan
menyatakan ingin belajar skala 5 menunjukkan Penerimaan Informasi
dan memahami peningkatan (I. 12470)
pencegahan lebih dalam Tingkat kepatuhan (L. pemahaman & 1. Identifikasi poin
terkait Covid-19, Ny. S 12110) menerapkan perilaku pemahaman tentang
mengatakan tentang 1. Verbalisasi mengikuti sehat kondisi kesehatan saat
wabah Pagebluk ketika anjuran meningkat ke skala ini
dirinya masih kecil 5 2. Identifikasi kesiapan
sehingga memahami 2. Perilaku mengikuti menerima informasi
konsep Sosial Distancing program/ perawatan 3. Libatkan pengambil
dan batasan waktu keluar membaik ke skala 5 keputusan dalam
rumah keluarga untuk
menerima informasi
49

E. PLAN OF ACTION (PoA)


No Intervensi Keterangan
15-17 Juni 2020
1. Melakukan pendidikan kesehatan tentang PHBS pada masa Covid-19 Terlaksana
2. Melakukan demonstrasi cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, penggunaan masker, dan cuci tangan Telah Dievaluasi
3. dengan handsanitizer
4. Melakukan pengukuran skala kepatuhan keluarga, attitude keluarga (FAS)
5. Melakukan pengukuran 3 skala utama (kuesioner kognitif, attitude, dan psikomotor)
18-20 Juni 2020
6. Pendidikan kesehatan tentang gambaran umum Covid-19 dengan media Poster Terlaksana
7. Pendidikan kesehatan tentang gambaran umum Osteomyelitis dengan media leaflet Telah Dievaluasi
8. Melakukan pengukuran 3 skala utama (kuesioner kognitif, attitude, dan psikomotor)
22-24 Juni 2020
9. Melakukan Terapi Aktivitas Fisik (Psikomotor) pada keluarga Terlaksana
10. Melakukan pengukuran skala kemampuan terapi aktivitas fisik pada keluarga Telah Dievaluasi
11. Pendidikan kesehatan tentang Teknik Terapi Aktifitas Fisik
12. Melakukan pengukuran 3 skala utama (kuesioner kognitif, attitude, dan psikomotor)
25-27 Juni 2020
13. Melakukan evaluasi pengukuran penelitian Covid-19 pada 5 keluarga (Tn. S, Tn. A, Tn. L, Tn. T, Tn. B) Terlaksana
14. Melakukan Terapi Aktivitas Fisik, Pendidikan Kesehatan Covid-19 dan Osteomeyelitis, dan Demontrasi Telah Dievaluasi
Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, penggunaan masker, dan cuci tangan dengan handsanitizer
15. Melakukan pengukuran 3 skala utama (kuesioner kognitif, attitude, dan psikomotor)
16. Melakukan terminasi pada keluarga jika asuhan keperawatan telah selesai
Tabel 6. PoA Terapi Keluarga Tn. S
50

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosis
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf Dokumentasi
Kep.
1 17-06-20 18.00 1. Memotivasi partisipasi S:
WIB keluarga dalam upaya 1. Seluruh anggota Tn. S
promosi kebersihan dalam menyatakan siap untuk
pencegahan COVID-19 menerima informasi baru
2. Mengidentifikasi seluruh tentang kesehatan
kebutuhan kesehatan 2. Tn. S mengatakan anggota
anggota keluarga sesuai keluarganya tidak ada yang
aspek latar belakang mengalami masalah
kesehatannya kesehatan, hanya saja
3. Menginformasikan terkait masalah osteomyeleitis pada
kesehatan yang dibutuhkan Ny. S
kelompok 3. Keluarga Tn. mengatakan
4. Memberikan edukasi terkait mempraktikkan perilaku
osteomyelitis dan pelatihan hidup bersih dan sehat dalam
psikomotor terapi aktifitas menghadapi pandemi
fisik COVID-19
5. Mengidentifikasi kondisi 4. Anggota keluarga Tn. S
umum pasien mengatakan bersedia untuk
6. Mengidentifikasi dilakukan pemeriksaan
kemandirian melakukan kesehatan setiap hari
upaya kebersihan diri dan
lingkungan O:
7. Mengidentifikasi 1. Tn. S, An. Gt tampak sehat
pengetahuan tentang dan tidak ada yang
pentingnya upaya kebersihan mengalami masalah
8. Memfasilitasi dalam kesehatan
melakukan upaya kebersihan 2. Anggota keluarga Tn. S
diri sesuai kebutuhan tampak siap untuk menerima
51

9. Melakukan informed consent informasi baru tentang


skrining kesehatan kesehatan
10. Menjadwalkan waktu 3. Anggota keluarga Tn. S
skrining kesehatan mempraktikkan perilaku
11. Menjelaskan tujuan dan hidup bersih dan sehat
prosedur skrining kesehatan dengan cuci tangan 5
12. Menginformasikan hasil moment
skrining kesehatan 4. Populasi skrining yaitu an
ggota keluarga Tn. S
5. Hasil pemeriksaan kesehatan
(tekanan darah) :
Tn. S : 134/80 mmHg
Ny. S : 120/70 mmHg
An. Gt : 110/80 mmHg

A:
Kesiapan Meningkatkan
Manajemen kesehatan keluarga
Tn. S teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
pendidikan kesehatan
pencegahan COVID-19 dan
latihan terapi aktivitas fisik
2 17-06-20 18.00 1. Mengidentifikasi respon S:
WIB emosional dan stressor 1. Tn. S mengatakan
terhadap kondisi saat ini menghadapi pandemi
2. Mengajarkan teknik COVID-19 dengan
mencegah / menurunkan mematuhi peraturan
stress pemerintah
3. Menganjurkan Latihan fisik 2. Ny. S mengatakan dengan
52

untuk meningkatkan adanya pandemi COVID-19


kesehatan masyarakat menerapkan
4. Memfasilitasi memperoleh perilaku hidup bersih dan
pengetahuan, keterampilan, sehat
dan peralatan yang 3. An. Gt mengatakan selama
diperlukan untuk pandemi covid-19 kegiatan
mempertahankan perawatan belajar mengajar dirumah
pasien masing-masing
5. Mengidentifikasi
pemahaman keluarga O :
terhadap masalah 1. Tn. S dan seluruh anggota
6. Memfasilitasi keluarga keluarga selalu rutin mandi
dalam melakukan dan merendam seragam
pemecahan masalah kerja setelah berpergian
7. Memfasilitasi komunikasi 2. An. Gt ketika keluar rumah
terbuka antar anggota menggunakan masker
keluarga 3. Ny. S tidak pernah keluar
rumah

A:
Kesiapan meningkatkan koping
keluarga teratasi sebagian

P:
Lanjurkan intervensi : Lakukan
penilaian skala FAS
53

3 17-06-20 18.00 1. Mengidentifikasi kesiapan S:


WIB dan kemampuan menerima Tn. S mengatakan tidak ada
informasi anggota keluarganya yang
2. Menjadwalkan Pendidikan sedang mengalami masalah
kesehatan sesuai kesehatan kecuali Ny. S dan
kesepakatan semua anggota keluarga Tn. S
3. Mengedukasi penyakit mempraktikkan perilaku hidup
tentang Covid-19 dan Post bersih dan sehat untuk
ORIF Fraktur Sus. mencegah penyebaran covid-19
Osteomeilitis
4. Mengajarkan strategi untuk O:
meningkatkan perilaku hidup Anggota keluarga Tn. S
bersih dan sehat mempraktikkan perilaku hidup
5. Menjelaskan factor resiko bersih dan sehat dengan cuci
yang dapat mempengaruhi tangan setelah bepergian
kesehatan
6. Mengidentifikasi poin A:
pemahaman tentang kondisi Kesiapan meningkatkan
kesehatan saat ini pengetahuan keluarga Tn. S
7. Mengidentifikasi kesiapan teratasi sebagian
menerima informasi
8. Melibatkan pengambil P:
keputusan dalam keluarga Lanjutkan intervensi:
untuk menerima informasi
1 20-06-20 18.00 1. Memberikan edukasi tentang S :
WIB peran orang tua dalam 1. Tn. S sekeluarga memahami
pencegahan COVID-19 pada apa pentingnya peran orang
anak tua dan upaya germas dalam
2. Memberikan pendidikan pencegahan COVID-19
kesehatan kepada keluarga 2. Keluarga Tn. mengatakan
Tn. S tentang upaya Germas mempraktikkan perilaku
dalam mencegah COVID-19 hidup bersih dan sehat dalam
54

3. Mengidentifikasi seluruh menghadapi pandemi


kebutuhan kesehatan COVID-19
anggota keluarga sesuai 3. Anggota keluarga Tn. S
aspek latar belakang mengatakan bersedia untuk
kesehatannya dilakukan pemeriksaan
4. Menginformasikan terkait kesehatan setiap hari
kesehatan yang dibutuhkan
kelompok O:
5. Memberikan edukasi terkait 1. Anggota keluarga Tn. S
osteomyelitis dan pelatihan tampak siap untuk menerima
psikomotor terapi aktifitas informasi baru tentang
fisik kesehatan
6. Memfasilitasi dalam 2. Anggota keluarga Tn. S
melakukan upaya kebersihan mempraktikkan perilaku
diri sesuai kebutuhan hidup bersih dan sehat
7. Menjadwalkan waktu dengan cuci tangan 5
skrining kesehatan moment
8. Menjelaskan tujuan dan 3. Hasil pemeriksaan kuesioner
prosedur skrining kesehatan aspek pengetahuan dan
9. Menginformasikan hasil attitude Normal dan Optimal
skrining kesehatan A:
Kesiapan Meningkatkan
Manajemen kesehatan keluarga
Tn. S teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
pendidikan kesehatan
pencegahan COVID-19 dan
latihan terapi aktivitas fisik
untuk meningkatkan hasil
kuesioner psikomotor
55

2 20-06-20 18.00 1. Mengidentifikasi respon S :


WIB emosional dan stressor 1. Ny. S mengatakan dengan
terhadap kondisi saat ini adanya pandemi COVID-19
2. Memfasilitasi memperoleh masyarakat menerapkan
pengetahuan, keterampilan, perilaku hidup bersih dan
dan peralatan yang sehat
diperlukan untuk 2. An. Gt mengatakan selama
mempertahankan perawatan pandemi covid-19 kegiatan
pasien belajar mengajar dirumah
3. Memfasilitasi komunikasi masing-masing
terbuka antar anggota
keluarga O:
3. Hasil penilaian FAS
Normal
4. Tn. S dan seluruh anggota
keluarga selalu rutin mandi
dan merendam seragam
kerja setelah berpergian
5. An. Gt ketika keluar rumah
menggunakan masker
6. Ny. S tidak pernah keluar
rumah

A:
Kesiapan meningkatkan koping
keluarga teratasi sebagian

P:
Lanjurkan intervensi :
Pendidikan kesehatan tentang
perilaku memakai masker yang
benar, batuk efektif, dan cuci
56

tangan dengan benar dan


lakukan evaluasi kuesioner
kepatuhan program
3 20-06-20 18.00 1. Mengidentifikasi kesiapan S:
WIB dan kemampuan menerima Tn. S mengatakan jika Ny. S
informasi dan semua anggota keluarga
2. Menjadwalkan Pendidikan Tn. S mempraktikkan perilaku
kesehatan sesuai hidup bersih dan sehat untuk
kesepakatan mencegah penyebaran covid-19
3. Mengedukasi penyakit
tentang Covid-19 dan Post O:
ORIF Fraktur Sus. Anggota keluarga Tn. S
Osteomeilitis mempraktikkan perilaku hidup
4. Mengajarkan strategi untuk bersih dan sehat dengan cuci
meningkatkan perilaku hidup tangan setelah bepergian
bersih dan sehat Hasil kuesioner pengetahuan
baik

A:
Kesiapan meningkatkan
pengetahuan keluarga Tn. S
teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi:
pendidikan kesehatan
pencegahan COVID-19
57

1 24-06-20 18.00 1. Memberikan edukasi terkait S:


WIB osteomyelitis dan pelatihan 1. Seluruh anggota Tn. S
psikomotor terapi aktifitas menyatakan siap untuk
fisik menerima informasi baru
2. Mengidentifikasi kondisi tentang kesehatan
umum pasien 2. Keluarga Tn. mengatakan
3. Mengidentifikasi mempraktikkan perilaku
kemandirian melakukan hidup bersih dan sehat dalam
upaya kebersihan diri dan menghadapi pandemi
lingkungan COVID-19
4. Melakukan terapi aktifitas 3. An. Gt. dan Ny S
fisik pada Ny.S dan mengatakan dapat memahami
didampingi keluarga terapi dengan baik

O:
1. Populasi skrining yaitu an
ggota keluarga Tn. S
2. Hasil kuesioner
psikomotor normal
3. Keluarga dapat
mempraktikkan terapi
aktivitas fisik, CPTS,
Etika batuk, mengenakan
masker dengan baik dan
benar
4. Hasil pemeriksaan
kesehatan (tekanan darah)
:
Tn. S : 125/80 mmHg
Ny. S : 110/83 mmHg
An. Gt : 120/80 mmHg
58

A:
Kesiapan Meningkatkan
Manajemen kesehatan keluarga
Tn. S teratasi seluruhnya

P:
Hentikan intervensi
2 24-06-20 18.00 1. Memfasilitasi memperoleh S:
WIB pengetahuan, keterampilan, 1. Tn. S mengatakan
dan peralatan yang menghadapi pandemi
diperlukan untuk COVID-19 dengan
mempertahankan perawatan mematuhi peraturan
pasien pemerintah
2. Mengidentifikasi
pemahaman keluarga O :
terhadap masalah 2. Tn. S dan seluruh anggota
keluarga selalu rutin mandi
dan merendam seragam
kerja setelah berpergian
3. An. Gt ketika keluar rumah
menggunakan masker

A:
Kesiapan meningkatkan koping
keluarga teratasi seluruhnya

P:
Hentikan Intervensi
59

3 24-06-20 18.00 1. Mengedukasi penyakit S:


WIB tentang Covid-19 dan Post Semua anggota keluarga Tn. S
ORIF Fraktur Sus. paham tentang langkah
Osteomeilitis pencegahan COVID-19 dan
2. Mengajarkan strategi untuk mempraktikkan perilaku hidup
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk
bersih dan sehat mencegah penyebaran covid-19
3. Menjelaskan factor resiko
yang dapat mempengaruhi O:
kesehatan Anggota keluarga Tn. S
mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan cuci
tangan setelah bepergian
Hasil Kuesioner Pengetahuan
Normal
A:
Kesiapan meningkatkan
pengetahuan keluarga Tn. S
teratasi seluruhnya

P:
Hentikan intervensi.
60

LAMPIRAN
61

Lampiran 1. SOP Terapi Aktivitas Fisik

FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PSP2N STASE KEPERAWATAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2020

STANDARD OF PROCEDURE
Terapi Aktivitas Fisik (Physical Activity Therapy)

TERAPI AKTIVITAS FISIK


PADA OSTEOMYELITIS
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Terapi Aktivitas Fisik merupakan metode peningkatan
kekuatan otot dan kepadatan tulang pada perawatan
medis, dan rehabilitasi setelah adanya cedera/trauma
(Katharine et al, 2011). Terapi Aktivitas Fisik berupa
serangkaian gerak fisik untuk penyembuhan atau
meningkatkan kualitas hidup, mengelola penyakit,
menunda atau meniadakan komplikasi (Anwer &
Alghadir, 2014;Bennell, et al, 2019; Ciesla, et al,
2011.); bersifat komplementer yang teridiri dari terapi
Manual Muscle Test (MMT), Lower-Upper Range of
Motion (ROM), Penentuan Step Score, Thrust
Lombopelvic, Caudalhip, inferio-superior patellar
manipulation, Repetitive ambulatory minimum &
maximum excersice yang telah terbukti peranannya
(Copanitsanou et al, 2019; Eid & Berbari, 2012; Lowry,
et al, 2008; Capin & Snyder, 2019).
2. TUJUAN 1. Meningkatkan kekuatan otot pada trauma fraktur
2. Mengurangi gejala infeksi pada osteomyelitis
3. Meningkatkan kualitas hidup
3. Mengelola kekuatan fisik
4. Menunda atau meniadakan komplikasi
5. Memperbaiki pasokan oksigen dan metabolisme
6. Membangun kekuatan fisik dan daya tahan
7. Menurunkan lemak
8. Meningkatkan kondisi otot dan sendi
9. Melatih gerakan pasif dan aktif anggota tubuh
(Smeltzer, S., & Bare. 2013.Pricillia, et al, 2017
Lindquis et al, 2018; American Academy of
Orthopaedic Surgeons [AAOS], 2013)
3. INDIKASI 1. Pasien osteomyelitis kronis dan akut
62

2. Pasien yang bebatnya telah dilepas.


3. Pasien post op membutuhkan minimum ambulasi
(Katharine et al, 2011; Walter et al, 2012)
4. KONTRAINDIKASI 1. Pasien onset trauma krepitus fraktur < 1 x 24 jam
2. Pasien dengan kontraktur dan kekakuan otot
3. Pasien tetanus (dapat menimbulkan ruptur facies, dan
artikulatio)
(Katharine et al, 2011; Walter et al, 2012)
5. PERSIAPAN 1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identifikasi klien
PASIEN dengan memeriksa identitas klien
2. Jelaskan mengenai prosedur tindakan dan beri
kesempatan klien untuk bertanya
3. Atur posisi klien supaya nyaman (fase 1: duduk tegap
bersandar, fase 2&3: terlentang pada matras / bed)
4. Selalu utamakan keselamatan, keamanan,
kenyamanan klien
5. Latihan teratur dan tidak terlalu berat
6. Perhatikan kontra indikasi
7. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang
berdasarkan (Skala Grading Efusi Stroke Test,
Monitoring Nyeri, Monitoring Latihan Aktivitas)
6. PERSIAPAN ALAT 1. Alat tulis
2. Lembar ASEPSIS Score
3. Lembar Evaluation Individu Respons
4. Lembar Manual Guidline Therapy
5. Matras / Bed
6. Kursi
7. Selimut
8. Handscoen*
7. PERSIAPAN 1. Membaca rekam medis / riwayat kesehatan keluarga
PERAWAT 2. Mengetahui kontra indikasi, indikasi, dan hal-hal
yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan terapi
aktivitas
8. CARA BEKERJA Pra-Interaksi
Lakukan proses Persiapan Perawat, Persiapan Pasien,
dan Persiapan Alat

Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama
kesukaannya (Rasional: membina BHSP)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
(Rasional: Otonomi perawat)
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan
pada klien dan keluarga (Rasional: Informed pada
klien terkait terapi yang akan dilakukan)
4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga
untuk bertanya sebelum terapi dilakukan (Rasional:
kejelasan klien dan keluarga terkait terapi)

Kerja
Fase 1: Evaluasi Individual Respon & ASEPSIS Score
Lakukan proses interview / anamneseis pada klien
63

menggunakan form Evaluation Individu Asessment dan


ASEPSIS Score (form terlampir)

Fase 2: ROM Lower Extermity & Manual Guidline


Activity Therapy
a] ROM Lower Extermity
Pemanasan

1. Luruskan lengan di atas kepala dan raih sejauh


mungkin dari tangan jangan melengkungkan atau
membungkukan punggung. Kaki kanan dan lengan
rileks, regangkan menyilang sehingga tumit kiri dan
tangan kanan terpisah dengan jarak maksimal. Setelah
masing-masing selesai peregangan kemudian rileks dan
ulangi gerakan.

Kerja

2. Jari-jari kaki dilengkungkan ke bawah. Bernafas


secara teratur dan perlahan-lahan. Kemudian lepaskan
otot yang menegang dengan perlahan-lahan, usahakan
mencapai keadaan relaks yang sempurna.

3. Jari-jari kaki dilengkungkan dan dibalikkan ke arah


kepala. Rasakan ketegangan pada ujung jari dan kaki.
Ingat tidak memberikan kekuatan yang berlebihan
dengan cara menegangkan bagian tubuh yang lain.
Ambil nafas dengan mudah dan relaks. Biarkan
ketegangan otot menghilang, dan biarkan kaki dan
pergelangan kaki melemas dengan perlahan-lahan.
64

4. Jari-jari kaki dilengkungkan dan dibalikkan ke arah


kepala. Rasakan ketegangan pada ujung jari dan kaki.
Ingat tidak memberikan kekuatan yang berlebihan
dengan cara menegangkan bagian tubuh yang lain.
Ambil nafas dengan mudah dan relaks. Biarkan
ketegangan otot menghilang, dan biarkan kaki dan
pergelangan kaki melemas dengan perlahan-lahan.

5. Biarkan kaki pada posisi yang sebenarnya, dengan


lutut cenderung ramping tekan ke bawah dengan tumit,
coba menekuk punggung kaki. Rasakan ketegangan
pada bagian bawah paha dan pantat. Ingat, ketika
melakukan kegiatan ini, semua bagian tubuh yang lain
dalam keadaan santai. Relaks, rasakan bahwa rasa tidak
nyaman karena tegang hilang perlahan-lahan.

6. Tetap seperti posisi 4 dan luruskan kaki selebar-


lebarnya. Rasakan rasa sesak pada pangkal paha. Lalu
lepaskan. Bernafas menjadi mudah dan relaks dan rasa
yang berat menjalar keseluruh tubuh.

7. kaki dan paha pada posisi istirahat yang nyaman,


tarik paha ke atas dengan posisi menekuk (lentur),
dengan mengangkat tumit sekitar 3 inci dari karpet.
65

Ketegangan akan terasa terutama pada tekukan pinggul.


Berusaha menjaga seluruh otot untuk relaks. Kembali
ke posisi awal kemudian ulangi lagi.

8. Memutar paha ke arah luar. Rasakan ketegangan otot


pada pinggul bagian luar. Jangan biarkan ketegangan
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Lalu putar pinggul
secara santai dengan perlahan-lahan.

9. Tekan pantat (otot gluteal) secara bersama


merapatkan dan memiringkan pinggul. Ketegangan otot
terasa pada pantat dan bagian bawah. Lalu biarkan
kontraksi menghilang dan rasakan tulang-tulang sendi
menjadi relaks.

Pendinginan

10. Dengan jari ditekuk, putar kaki ke dalam. Putar kaki


ke luar, dengan luruskan jari. Putar kaki ke luar, dengan
menekuk jari. Putar kaki ke bawah, sambil tekuk jari,
buat lingkaran penuh dengan kaki dan pergelangan,
kemudian ulangi gerakan beberapa kali, berhenti
lakukan gerakan penuh kesegala arah.

b] Manual Guidline Activity Therapy


66

1. Klien diposisikan sims ke arah terapis, dorong area


pinggang ke posterior hingga melalui SIAS.
Reposisikan ke arah berlawanan (*perhatikan lokasi
kaki jika terdapat fraktur jangan dilakukan miring /
reposisi) dan ulangi 2x 8 hitungan.

2. Gunakan gerakan tangan dimana sisi kedua tangan


menahan os patellare dari arah atas dan bawah seperti
gaya meluncur. Pertahankan stagnansi osilasi selama
3x8 hitungan.

3. Manipulasi caudal nonthrust pinggul dilakukan


dengan memberikan tahanan berlawanan gaya kettika
pasien melakukan fleksi paha maka perawat bisa
menahan baik menggunakan iliaca belt ataupun ke dua
tangan pada 1/3 femur posterior. Kekuatan tahanan
menyesuaikan ketahanan pasien ekor; sesuai kebutuhan,
pada setiap sesi terapi lakukan 2x8 hitungan

4. Lakukan fleks patela dengan memberikan tahanan


dan memegang pada area bawah lutut. Ketika klien
memfleksikan lututnya maka perawat melakukan
gerakan penahanan. Kekuatan tahanan menyesuaikan
ketahanan pasien ekor; sesuai kebutuhan, pada setiap
sesi terapi lakukan 2x8 hitungan

Fase 3: Evaluasi Persepsi Pelaksanaan Terapi


Lakukan proses interview / anamneseis pada klien
menggunakan form Persepsi Pelaksanaan Terapi (form
terlampir)

Evaluasi
67

1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah


tindakan meliputi
a. Evaluasi Objektif: TD, Nadi, Form Evaluasi
Indivudu
b. Evaluasi subjektif: perasaan pasien post terapi
2. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan
5. Rapikan klien dan kembalikan klien ke posisi
semula yang nyaman (Rasional: memberikan
kenyamanan pada klien setelah diberikan terapi)
6. Rapikan alat-alat (Rasional: Tanggung jawab
perawat pasca terapi)

Terminasi
1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai
dilakukan (Rasional: Informed kegiatan pada Klien)
2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi (Rasional:
Mengetahui status pasca terapi pada klien)
3. Berikan reinforcement positif kepada klien
(Rasional: Meningkatkan PHBS pada klien)
4. Akhiri terapi dengan baik (Rasional: Terminasi
kegiatan pada Klien).
9. HASIL NPRS
Skala nyeri mulai dari 0 (tidak terasa nyeri) s.d 10
(nyeri hebat)

MMT Score
0 : Paralisis total
1 : Minimum kontraksi otot
2 : Mampu bergeser; tidak mampu melawan gravitasi
3 : Mampu melawan gravitasi; tahanan ringan
4 : Mampu melawan gravitasi; tahanan sedang
5 : Mampu melawan gravitasi; tahanan penuh

ROM Lower Ekstermity


a. Fleksi-Ekstensi Ankle
b. Fleksi-Ekstensi Lutut
c. Fleksi-Ekstensi Pinggul
d. Abduksi-Adduksi Kaki
e. Pronasi-Supinasi

Skala Efusi Stroke Tes


0 = Tidak ada nyeri pasca duduk
Jejak = Nyeri ringan di sisi medial lutut pasca duduk
+1 = Nyeri sedang pada sisi medial pasca duduk
+2 = Nyeri berat pada sisi medial pasca duduk dan
efusi segera ke sisi medial
+3 = Nyeri hebat pasca duduk, tidak dapat efusi ke
aspek medial lutut (minimum sinovial)

ASEPSIS Score
68

Dengan mengobservasi 4 hari dan skor akhir


dijumlahkan serta dikategorikan sebagai berikut:
0-10 = Penyembuhan maksimal
11-20 = Gangguan penyembuhan
21-30 = Infeksi minor
31-40 = Infeksi sedang
>41 = Infeksi berat

Skala Persepsi Program Terapi


Penyampaian program latihan
Persepsi terhadap sistem terapi
10. DOKUMENTASI 1. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
meliputi: tanggal, jam, dan durasi pelaksanaan terapi
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
4. Catat hasil pengukuran kekuatan otot dan ada
tidaknya keluhan lain klien
11. HAL YANG PERLU 1. Perhatikan kebersihan kuku dan tangan yang akan
DIPERHATIKAN digunakan perawat.
2. Pada klien dengan post orif perhatikan sebaik
mungkin kewaspadaan terhadap kemampuan gerak
klien (riskan fraktur).
3. Evaluasi berkala NPRS, RR, Nadi, TD
4. Jika klien merasakan sakit berlebih, hentikan terapi
atau kurangi intensifikasi terapi
12. REFERENSI American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS).
2013. Treatment of Osteoarthritis of The Knee.
American Academy of Orthopaedic Surgeons Board
of Directors. 2 Edition.
Anwer, S. & Alghadir, A. 2014. Effect of Isometric
Quadriceps Exercise on Muscle Strength, Pain and
Function in Patients With Knee Osteoarthritis, The
society of Physical Therapy Science. (26). 745-748.
Bennell, K. L., B. Physio, C. J. Marshall, F. Dobson, B.
Physio, J. Kasza, B. S. Hons, C. Lonsdale, R. S.
Hinman. 2019. Does a web-based exercise
programming system improve home exercise
adherence for people with musculoskeletal
conditions ? Apjmr. 98(10):850–858.
Capin, J. J. dan L. Snyder-mackler. 2019. The current
management of patients with patellofemoral pain
from the physical therapist‟s perspective. Ann Jt.
May 2018(I):36–43.
Ciesla, N. et al. 2011. „Manual Muscle Testing : A
Method of Measuring Extremity Muscle Strength
Applied to Critically Ill Patients‟, (Table 1), pp. 2–6.
doi: 10.3791/2632.
Copanitsanou, P., V. A. Kechagias, P. Galanis, T. B.
Grivas, dan P. Wilson. 2019. Translation and
validation of the greek version of the “asepsis”
scoring method for orthopaedic wound infections.
International Journal of Orthopaedic and Trauma
69

Nursing. 25(1):13–36.
Eid AJ, Berbari EF. 2012 Osteomyelitis: a review of
pathophysiology, diagnostic modalities and
therapeutic options. J Med Liban. 2012;60(1):51-60.
Katharine et al, 2011. A narrative review of manual
muscle testing and implications for muscle testing
research
Lindquis R., Tracy M.F., Snyder M. 2018.
Complementary and Alternative Therapies in
Nursing. 8th Edition. New York, NY 10036: Springer
Publishing Company, LLC. ISBN: 978-0-8261-4433-
1 www.springerpub.com
Lowry, C. D., Joshua A. Cleland, dan K. Dylike. 2008.
Management of patients with patellofemoral pain
syndrome using a multimodal approach: a case
series. JOSPT. 38(11):691–702.
Pricillia, L., Karen M., Bauldoff., Gerene., Gubrud, &
Paula. 2017. Medical Surgical Nursing. Melbourne:
Pearson.
Smeltzer, S., & Bare. 2013. Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
Walter G, Kemmerer M, Kappler C, Hoffmann R. 2012.
Treatment algorithms forchronic osteomyelitis.
Dtsch Arztebl Int.2012;109(14):257–64
70

Manual Guidline Physical Activity Therapy

Reference: Lowry, C. D., Joshua A. Cleland, dan K. Dylike. 2008. Management of patients with patellofemoral pain syndrome using a multimodal approach: a case series. JOSPT. 38(11):691–702.
71

Form Interview Medical History


Sumber: Lowry, dkk. (2008)
Pertanyaan Catatan
Tanggal Pengkajian:
Mekanisme cedera = traumatic / atraumatic *
Jika atraumatik: Traumatis:
a] onset mendadak atau bertahap? a] Closed fraktur 1/3 superior femur sinistra
b] determinan gejala (perubahan dalam b] post orif, ada pembengkakan yang
tingkat aktivitas, olahraga, alas kaki, membutuhkan medikasi antibiotik , anti nyeri,
tingkat stres, kebiasaan tidur, diet atau teknik asepsi rawat luka rutin
massa tubuh)?

Jika traumatis:
a] adanya diagnosis alternatif termasuk
keseleo ligamen, robekan meniskus,
fraktur, dll.
b] adanya pembengkakan dan waktu untuk
pembengkakan
Keluhan utama (lokasi dan kualitas rasa sakit) = Nyeri post ORIF lokasi 1/3 femur superior sinistra, saat ini mereda, riwayat: nyeri skala 3 tajam
Faktor-faktor yang memperburuk Kerja rumah over load melebihi batas kepayahan
(misalnya, penurunan tangga, jongkok)? fisik, jongkok, mengangkat barang berat
Faktor-faktor yang meringankan Masase, agen non farmakologi analgesik
(misalnya, es, panas, istirahat, (balsem), kompres hangat, peregangan
peregangan)?
Apakah ada gejala lain?
Jika ya, ada cara memberi / tekuk, Tidak, ligamen tidak ada robekan, dan sendi
mengunci / mengklik / popping / crepitus, meniskus muncul keluhan patlofemoral pain
kekakuan? (PFP)

Jika tidak, pertimbangkan kekuatan


ligamen; koordinasi meniskus
Tes diagnostik dan Rontgen
72

Riwayat medis masa lalu yang relevan Rontgen: Closed Fraktur Femur 1/3 Superior
(misalnya, cedera ekstremitas bawah Riwayat Penyakit Lain: -
sebelumnya, nyeri punggung sebelumnya Riwayat Nyeri Penggung: Tanpa radikulopati
dengan atau tanpa radikulopati) Lakukan pemantauan nyeri dan latih mobilisasi
dini
Jika ada riwayat nyeri punggung dan Sumber nyeri PFP: Suhu, cuaca, gerakan
menimbulkan gejala selama evaluasi lutut, overload
lakukan pemeriksaan radikulopati lumbal
dan spinal

Pertimbangkan juga sendi panggul sebagai


sumber nyeri lutut, terutama pada anak
atau orang dewasa yang lebih tua
Pernahkah pasien menerima perawatan Belum pernah, karena pasien sebelumnya tidak
sebelumnya? Jika demikian, jelaskan secara pernah mengalami fraktur
rinci
Apa tuntutan pekerjaan pasien? Ibu Rumah Tangga
Kegiatan rekreasi apa yang biasanya dilakukan Sebelum sakit: Pasien rutin rekreasi bersama
pasien? Apakah kegiatan ini terbatas? Jika ya, keluarga
bagaimana caranya?
Sesudah sakit: Pasien tidak serutin sebelum
sakit, tetapi pasien tetap mampu memenajemen
kesehatannya
Jelaskan penggunaan alas kaki dan orthotic Periksa alas kaki dan ortotik dari keausan Pasien menggunakan sandal pengalas anti slip
dan penyimpangan hingga aman dan nyaman digunakan
Tujuan rehabilitasi 1. Peningkatan kekuatan otot (ke skala 4 s.d 5)
2. Penurunan gejala infeksi
3. Peningkatan keseimbangan dan kemampuan
berjalan
4. Penurunan keluhan nyeri
5. Peningkatan persepsi dan kenyamanan diri
73

Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Terapi Aktivitas Fisik

Osteomyelitis Questionnare
Individu Result Evaluation
Sumber: Capin, dkk. (2019)
No. Indikator Evaluasi Catatan
1 Keparahan Nyeri yang Dilaporkan (NPRS)
NPRS
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Anterior Knee Pain Scale*
(0-100)
3 Skala Fungsional Ekstremitas Bawah*
> 80
4 Global of Change *
-7 (jauh lebih buruk) s.d 7 (jauh lebih baik)
5 Manual Muscle Testing (MMT): ASA
0 = Tidak ada kekuatan otot
+1 = Kontraksi otot sangat lemah (denyutan otot)
+2 = Tidak mampu melawan pelaksanaan
+3 = Mampu menentang pemilihan
+4 = Tidak mampu
+5 = Kontraksi otot maksimal
6 Range of Motion (ROM) Lower Extermity
a. Fleksi-Ekstensi Ankle
b. Fleksi-Ekstensi Lutut
c. Fleksi-Ekstensi Pinggul
d. Abduksi-Adduksi Kaki
e. Pronasi-Supinasi
f. Ambulatory Minimum (Mika-Miki, Duduk, Berdiri)
g. Ambulatory Maximum (Berdiri, Berjalan 4-5 Langkah, Naik-turun tangga,
Duduk)

Skoring:
Intepretasi:
74

Skala Grading Efusi Sendi Lutut Berdasarkan Stroke Tes


Kelas Hasil tes
Nol Tidak ada nyeri yang dihasilkan pada tekanan ke bawah
Jejak Nyeri ringan di sisi medial lutut dengan tekanan ke bawah
1+ Nyeri lebih berat pada sisi medial dengan tekanan ke bawah
2+ Efusi secara spontan kembali ke sisi medial setelah upstroke
3+ Terlalu sedikit cairan lutut sehingga tidak mungkin untuk berpindah dari aspek medial
lutut

Pedoman pemantauan nyeri untuk mengevaluasi perkembangan selama rehabilitasi


Kriteria Tindakan
Nyeri saat pemanasan terus berlanjut 2 hari libur, drop down 1 level
Nyeri selama pemanasan dapat hilang Tetap di level yang menyebabkan rasa sakit
Nyeri selama pemanasan namun dapat hilang 2 hari libur, drop down 1 level
tetapi menganggu latihan
Nyeri sehari setelah mengangkat (bukan nyeri 1 hari libur, jangan naikkan program ke level
otot) selanjutnya
Tidak ada rasa sakit Tingkatkan 1 level per minggu

Tingkatan monitoring latihan aktivitas


Tingkat Pekerjaan Jalur
Level 1 0,1 m berjalan Jalan lurus
Level 2 0,1 m joging Jalan lurus / 1 putaran
Level 3 0,3 m joging Jalan lurus / 1 putaran
Level 4 0,4 m joging Lari 1,75 lap / berjalan kaki (2 mil)
Level 5 Joging full 2 m Joging semua putaran (2 mil)
Level 6 Tingkatkan latihan menjadi 2,5 Tingkatkan latihan menjadi 2,5 m
m
Level 7 Tingkatkan latihan menjadi 3 m Tingkatkan latihan menjadi 3 m
Level 8 Bergantian antara berlari / Tingkatkan kecepatan pada lintasan lurus /
jogging setiap 0,25 m joging

Skoring:
Intepretasi:
75

Skala Persepsi Kepuasan Program Terapi Aktifitas Fisik


Sumber: Bennell dkk. (2019)
Opsi
No. Pernyataan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyampaian program latihan
1 Saya diberikan peragaan
latihan yang jelas
2 Saya diberi instruksi yang
jelas tentang cara
melakukan latihan
3 Saya diberi instruksi yang
jelas tentang frekuensi
latihan
4 Saya dapat memonitor hasil
terapi yang saya selesaikan
5 Saya dapat memantau terapi
dapat mempengaruhi
kesehatan saya
6 Saya diminta untuk
menyelesaikan terapi secara
teratur
7 Saya diberi umpan balik
setelah terapi selesai
Persepsi terhadap sistem terapi
1 5
No. Item 2 3 4
STS SS
1 Media sangat membantu dalam membantu
saya melakukan terapi
2 Saya tidak akan merekomendasikan terapi
kepada orang lain
3 Saya akan melanjutkan program latihan
4 Secara keseluruhan saya puas dengan terapi
5 Terapi ini sangat membantu mengurangi
keluhan saya
7 Saya akan merekomendasikan terapi ini
kepada orang lain
8 Saya sangat merekomendasikan terapi ini pada
program latihan aktivitas fisik
9 Secara keseluruhan saya puas dengan program
latihan ini
11 Saya menemukan bahwa terapi ini lebih
efektif dari terapi lain
12 Saya menemukan bahwa terapi ini lebih
mudah daripada terapi lain

Skoring:
Intepretasi:
76

ASEPSIS Score
Sumber: Copanitsanou dkk. (2019)
Opsi
No. Item Iya Tidak
(1) (0)
1 Apakah luka dapat pulih tanpa menimbulkan masalah?
2 Apakah luka berwarna kemerahan?
3 Apakah luka mengeluarkan cairan kuning bening?
4 Apakah luka dikeluarkan nanah?
5 Apakah luka berupa robekan terbuka?
6 Apakah Anda mendapatkan antibiotik untuk penyembuhan
luka tersebut?
7 Apakah luka ini perlu dijahit ulang?
8 Apakah tenaga kesehatan dibuka / mengirigasi abses
(benjolan) tersebut?
9 Apakah Anda masuk rumah sakit yang sama untuk merawat
luka tersebut?
10 Apakah Anda pernah ke rumah sakit lain untuk merawat
luka tersebut?
11 Apakah luka tersebut telah terbuka dan tertutup di bawah
bius total di rumah sakit?
Total:

Penilaian dilakukan selama observasi 4 hari dengan metode total score yang
dikategorikan sebagai berikut:
0-10 = Penyembuhan maksimal
11-20 = Gangguan penyembuhan
21-30 = Infeksi minor
31-40 = Infeksi sedang
>41 = Infeksi berat
(Wilson et al., 2006).

Skoring:
Intepretasi:
77

Lampiran 3. Rekapitulasi Evaluasi Terapi Aktivitas Fisik

Kuesioner Psikomotorik
Nama NPRS MMT ROM GES ASEPSIS Score Persepsi Kepuasan Jumlah Intepretasi
0-10 0 S.D +5 1-6 0-5 0- >41 0-130
15 Juni 2020
Tn. S 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 112 - Belum optimal
Ny. S 4 +3 Lower Ekstermity Sinistra 4 +2 19 (Gangguan Penyembuhan) 110 - Belum optimal
Nn. Gt 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 122 - Belum optimal
20 Juni 2020
Tn. S 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 114 - Belum optimal
Ny. S 3 +3 Lower Ekstermity Sinistra 4 +1 12 (Gangguan Penyembuhan) 120 - Belum optimal
Nn. Gt 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 125 - Belum optimal
22 Juni 2020
Tn. S 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 120 - Belum optimal
Ny. S 3 +4 Lower Ekstermity Sinistra 5 Jejak 10 (Penyembuhan Optimal) 125 - Belum optimal
Nn. Gt 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 127 - Belum optimal
27 Juni 2020
Tn. S 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 130 - Optimal
Ny. S 1 +4 Lower Ekstermity Sinistra 5 0 3 (Penyembuhan Optimal) 130 - Optimal
Nn. Gt 0 +5 Upper Lower 6 0 Tidak Ada Gangguan 130 - Optimal

Skoring: Bergantung pada subvariabel yang dinilai


Intepretasi: Seluruh variabel pada Keluarga Tn. S baik dan normal
78

Lampiran 4. Media Penyuluhan Covid-19 dan Osteomyelitis


79
80
81
82
83

Website Video Covid-19, New Normal, dan Ostemoyelitis

Referensi Video:
http://youtube.com/watch?v=oXv2NGSwaM0
http://youtube.com/watch?time_continue=247&v=QyY2Xmrp_UQ&feature=emb_logo
http://youtube.com/watch?v=HoDyiQI2U9c
http://youtube.com/watch?v=P9gO6sCzcnc
84

Lampiran 5. Kuesioner Evaluasi Kognitif Pengetahuan Covid-19

Kuesioner Self-reported knowledge, attitudes, and behaviors related to COVID-19.


Sumber: Wolf dkk. (2020)
Item (Pernyataan /
No. Opsi
Pertanyaan)
Kesadaran dan kepedulian COVID-19
1 Seberapa serius ancaman 1 (tidak menjadi ancaman sama sekali)
kesehatan masyarakat s.d _____________
menurut Anda coronavirus 10 (menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang sangat
atau mungkin menjadi? serius)
Sangat Agak Sedikit Sama sekali tidak
khawatir cemas khawatir khawatir
2 Seberapa khawatir Anda
tentang mendapatkan
coronavirus?
3 Seberapa khawatir Anda
tentang flu
Iya Tidak Saya tidak tahu
4 Apakah Anda mendapatkan
suntikan flu tahun terakhir
ini?
Saya mungkin
Saya pasti Itu Tidak
akan
akan mungkin semuanya
melakukannya
5 Apakah Anda berpikir
bahwa Anda akan sakit
akibat coronavirus?
Sangat Tidak Tidak
Agak mungkin
mungkin mungkin mungkin
6 Menurut Anda, seberapa
besar kemungkinan Anda
atau seseorang yang Anda
kenal sakit karena
coronavirus tahun ini?
Pengetahuan COVID-19
1 Respon berarti: ____%
“Persentase orang yang
melakukan coronavirus
Anda pikir akan mati sebagai
akibatnya? "

2 Respon utama ____%


“Persentase orang yang
melakukan coronavirus
Anda pikir hanya akan
memiliki gejala ringan? "
Iya Tidak
3 Mengidentifikasi 3 gejala
coronavirus dengan benar
85

4 Mengidentifikasi 3 metode
pencegahan coronavirus
dengan benar
Perilaku terkait
Tidak
Banyak Beberapa Sedikit
semuanya
1 Berapa coronavirus
mengubah rutinitas harian
Anda?
Iya Tidak Saya tidak tahu
2 Apakah Anda mengubah
rencana yang Anda buat
karena coronavirus?
Kesiapan
Sangat Agak Tidak Tidak
percaya percaya terlalu percaya diri
diri diri percaya diri sama sekali
1 Seberapa yakin Anda bahwa
pemerintah federal dapat
mencegah berjangkitnya
virus corona secara nasional?
2 Seberapa siap Anda menurut
Anda jika ada coronavirus
yang tersebar luas
wabah?

Skoring:
Intepretasi:
86

Knowledge and Behaviors Toward COVID-19 Among US Residents During the Early Days
of the Pandemic: Cross-Sectional Online Questionnaire
Sumber: Taghrir, dkk. (2020)
Opsi
Tingkat Pengetahuan Terkait COVID-19
Benar Salah
COVID-19 adalah infeksi pernapasan disebabkan spesies baru coronavirus. (T)
Kasus pertama COVID-19 didiagnosis di Wuhan, Cina. (T)
Asal usul COVID-19 tidak jelas tetapi tampaknya telah ditularkan ke manusia
melalui makanan laut, ular atau kelelawar. (T)
Gejala umumnya adalah demam, batuk dan sesak napas, tetapi mual dan diare
jarang dilaporkan. (T)
Masa inkubasinya hingga 14 hari dengan rata-rata 5 hari. (T)
Covid-19 dapat didiagnosis dengan tes PCR pada sampel yakni: droplet
nasofaring, orofaringal,dan bronkus. (T)
COVID-19 ditularkan melalui droplet pernapasan seperti batuk dan bersin. (T)
Ini ditularkan melalui kontak dekat dengan klien yang terinfeksi (terutama di
keluarga, tempat-tempat ramai, dan pusat kesehatan). (T)
Penyakit ini dapat dicegah melalui cuci tangan dan personal hygiene. (T)
Masker medis berguna untuk mencegah penyebaran droplet pernapasan selama
batuk. (T)
Penyakit ini dapat dicegah melalui tidak kontak langsung seperti jabat tangan,
ciuman, tidak menghadiri pertemuan, dan sering desinfeksi tangan. (T)
Semua orang di masyarakat harus memakai topeng. (F)
Selama intubasi, suction, bronkoskopi, dan resusitasi kardiopulmoner, wajib
mengenakan masker N95. (T)
Penyakit ini dapat diobati dengan obat antivirus biasa. (F)
Jika gejala muncul dalam waktu 14 hari sejak kontak langsung dengan pasien
yang dicurigai, orang tersebut harus bertanya di pusat kesehatan masyarakat
terdekat. (T)
Total
Opsi
Praktik Perilaku Pencegahan
Iya Tidak
Saya membatalkan atau menunda pertemuan dengan teman-teman, acara makan
dan acara olahraga.
Saya mengurangi penggunaan transportasi umum.
Saya jarang berbelanja di pasar.
Saya mengurangi penggunaan keramaian: perpustakaan, teater, & bioskop.
Saya menghindari batuk di kerumunan.
Saya menghindari tempat-tempat di mana sejumlah besar orang berkumpul.
Saya meningkatkan frekuensi pembersihan dan desinfeksi item yang dapat
dengan mudah disentuh dengan tangan (yaitu gagang pintu dan permukaan).
Saya mencuci tangan lebih sering dari biasanya.
Saya mendiskusikan pencegahan COVID-19 dengan keluarga dan teman saya.
Total
Persepsi Risiko COVID-19 1 2 3 4
Saya mungkin terinfeksi COVID-19 lebih mudah daripada yang lain.
Saya takut terinfeksi COVID-19
Total
87

Skoring:

Pengetahuan
Jawaban yang benar diberikan 1 poin dan jawaban yang salah atau 'Saya tidak tahu' diberikan
0 poin. Skor total diubah menjadi persentil. Skor ≥ 75% ditetapkan sebagai tinggi, 50% −75%
sebagai tingkat sedang dan ≤50% sebagai tingkat pengetahuan yang rendah.

Tingkah laku
1 poin untuk setiap perilaku yang sesuai dan 0 poin untuk perilaku yang salah. Skor total
berkisar antara 0 hingga 9 dan dikonversi menjadi persentil. > 75% ditetapkan sebagai kinerja
tinggi dalam perilaku pencegahan dan <75% sebagai kinerja rendah.

Persepsi
Respons diberikan menggunakan skala tipe-Likert 4-poin (1 = tidak sama sekali, 4 = benar-
benar ya). Skor kumulatif total berkisar antara 2 hingga 8. Skor antara 2 hingga 3 ditetapkan
sebagai rendah, 4 hingga 5 sebagai sedang, dan 6 hingga 8 sebagai persepsi risiko tinggi.

Skoring:
Intepretasi:
88

Kuesioner Physical health status, Contact history, Knowledge, Precautionary, & Health
information about COVID-19 during the epidemic
Sumber: Wang, dkk. (2019)
No. Item (Pernyataan / Pertanyaan) Opsi
I. Status kesehatan fisik dalam 14 hari terakhir
Iya Tidak
1 Demam persisten (> 38℃ setidaknya 1 hari)
2 Panas dingin
3 Sakit kepala
4 Myalgia (Nyeri Otot)
5 Batuk
6 Sesak Nafas
7 Pusing
8 Malaise
9 Sakit tenggorokan
10 Demam dan batuk terus-menerus
11 Konsultasi dengan dokter di klinik dalam 14 hari terakhir
12 Rawat inap baru-baru ini dalam 14 hari terakhir
13 Uji Rapid Test COVID-19 dalam 14 hari terakhir
14 Karantina dalam 14 hari terakhir
15 Penyakit kronis
16 Memiliki asuransi kesehatan
Buruk / Bagus /
Rata-rata
Sangat buruk sangat bagus
Penilaian diri sendiri terhadap status
17
kesehatan saat ini
II. Riwayat kontak dalam 14 hari terakhir
Iya Tidak
1 Tidak kontak dengan pasien positif COVID-19
2 Kontak tidak langsung dengan pasien positif COVID-19
3 Kontak dengan orang yang dicurigai positif COVID-19
III. Pengetahuan dan kekhawatiran tentang penyakit COVID-19
Pengetahuan tentang COVID-19 Tidak
Setuju Tidak tahu
Rute penularan setuju
1 Droplet
2 Kontak dengan benda terkontaminasi
3 Udara
Tidak
Dengar
mendengar
4 Pernahkah Anda mendengar bahwa jumlah orang yang
terinfeksi COVID-19 telah meningkat?
5 Pernahkah Anda mendengar bahwa jumlah kematian
COVID-19 meningkat?
6 Pernahkah Anda mendengar bahwa jumlah orang yang telah
pulih dari infeksi COVID-19 telah meningkat?
Anggota Sumber
Internet Televisi Radio
keluarga lain
7 Sumber utama
89

informasi kesehatan
Tidak
Sangat Sedikit Tidak Tidak
terlalu
Puas Puas puas tahu
puas
8 Kepuasan dengan
paparan informasi
tentang COVID-19
Tidak
Kekhawatiran Sangat Agak Tidak Yakin
terlalu
tentang COVID-19 khawatir cemas khawatir aman
khawatir
9 Percaya pada tenaga
kesehatan
10 Kemungkinan tertular
COVID-19 selama
wabah saat ini
11 Kemungkinan
bertahan hidup jika
terinfeksi COVID-19
12 Kekhawatiran tentang
anggota keluarga
lainnya yang
mendapatkan COVID-
19 infeksi
13 Kekhawatiran usia <
16 tahun risiko tinggi
terinfeksi COVID-19
IV. Tindakan pencegahan dalam 14 hari terakhir
Tidak
Selalu Sering Jarang Kadang
pernah
1 Menutupi mulut saat
batuk dan bersin
2 Menghindari berbagi
peralatan (misalnya,
sendok) selama makan
3 Cuci tangan dengan
sabun dan air
mengalir
4 Cuci tangan segera
setelah batuk, gosok
hidung, atau bersin
5 Mengenakan masker
terlepas dari ada atau
tidak adanya gejala
6 Mencuci tangan
setelah menyentuh
benda yang
terkontaminasi
7 Merasa bahwa terlalu
banyak kekhawatiran
90

yang tidak perlu telah


dibuat tentang wabah
COVID-19
0-9 10-19 20-24
8 Jumlah rata-rata jam tinggal di rumah per hari
untuk menghindari COVID-19
V. Informasi kesehatan tambahan tentang COVID-19
Iya Tidak
1 Perlu informasi kesehatan lebih lanjut tentang infeksi COVID-19
2 Perlu rincian tentang gejala COVID-19
3 Perlu saran tentang pencegahan COVID-19
4 Perlu saran tentang pengobatan COVID-19
5 Perlu pembaruan rutin untuk informasi terbaru tentang COVID-19
6 Perlu pembaruan terkini untuk KLB COVID-19
7 Perlu saran untuk orang-orang yang mungkin memerlukan informasi
yang lebih khusus
8 Perlu informasi tentang ketersediaan dan efektivitas obat-obatan / vaksin
untuk infeksi COVID-19
9 Perlu pembaruan terkini tentang jumlah orang yang terinfeksi COVID-
19 dan lokasi mereka
10 Perlu saran perjalanan untuk epidemi COVID-19
11 Perlu pembaruan pada rute transmisi COVID-19
12 Perlu pembaruan tentang cara negara lain menangani wabah COVID-19

Skoring:

Survei mencakup 12 pertanyaan yang diadaptasi dari Zhong et al untuk mengukur


pengetahuan tentang COVID-19, termasuk karakteristik klinis, penularan, serta pencegahan
dan kontrol. Pertanyaan pengetahuan diberi skor dengan satu poin untuk setiap pertanyaan
yang benar, dan skor agregat dihitung (kisaran 0-12), dengan skor yang lebih tinggi
menunjukkan lebih banyak pengetahuan tentang COVID-19.

Skoring:
Intepretasi:
91

Lampiran 6. Rekapitulasi Evaluasi Kognitif Pengetahuan Covid-19

Kuesioner Kognitif
Nama Pengetahuan COVID-19 (Wolf, 2020) Pengetahuan COVID-19 (Taghrir, 2020) PHS-Q (Wang, dkk., 2019) Jumlah Intepretasi
0-14 0-26 0-53
15 Juni 2020
Tn. S 10 20 49 79 Belum optimal
Ny. S 9 22 48 79 Belum optimal
Nn. Gt 8 18 40 66 Belum optimal
20 Juni 2020
Tn. S 11 21 51 84 Belum optimal
Ny. S 12 25 50 87 Belum optimal
Nn. Gt 10 24 45 89 Belum optimal
22 Juni 2020
Tn. S 13 24 52 89 Belum optimal
Ny. S 13 25 52 90 Belum optimal
Nn. Gt 12 24 51 87 Belum optimal
27 Juni 2020
Tn. S 14 26 53 93 Optimal
Ny. S 14 26 53 93 Optimal
Nn. Gt 14 26 53 93 Optimal

Skoring: Bergantung pada subvariabel yang dinilai


Intepretasi: Seluruh variabel pada Keluarga Tn. S baik dan normal
92

Lampiran 7. Kuesioner Evaluasi Afektif Kepatuhan Pencegahan Covid-19


Kuesioner Sikap, Praktek, dan Kepuasan terhadap Wabah Covid-19
Sumber: Alzoubi (2020).
Opsi
No. Item (Pernyataan / Pertanyaan)
Iya Tidak
Pengetahuan
1 Apakah COVID-19 terdeteksi di negara Anda?
2 Apakah demam merupakan gejala COVID-19?
3 Apakah batuk merupakan gejala COVID-19?
4 Apakah kesulitan bernafas merupakan gejala COVID-19?
5 Apakah sakit kepala merupakan gejala COVID-19?
6 Muntah bukanlah gejala umum COVID-19?
7 Diare bukan gejala umum COVID-19?
8 COVID-19 tidak memiliki vaksin?
9 COVID-19 tidak memiliki perawatan khusus?
10 Bisakah COVID-19 menyebabkan kematian?
Sikap
11 Mencuci tangan diperlukan untuk pencegahan infeksi
12 Masker wajah dapat mencegah penularan virus
13 Merokok tidak akan mencegah infeksi
14 Antibiotik tidak akan mencegah infeksi
15 Virus bukan stigma dan saya tidak boleh menyembunyikan
infeksi saya
16 Jika terinfeksi saya akan pergi ke rumah sakit seperti yang
disarankan
17 Saya dapat terinfeksi jika saya menghubungi pasien yang
terinfeksi terlepas dari keyakinan saya yang kuat
18 Saya dapat terinfeksi jika saya menghubungi pasien yang
terinfeksi meskipun saya kekebalan yang baik
19 Apakah Anda sudah membeli masker wajah?
20 Saya mengikuti perkembangan berita Covid-19 dan
menyebutkan sumbernya
Praktek
21 Saya menghindari bersalaman tangan
22 Saya mencuci tangan dengan air dan sabun secara teratur
23 Saya menggunakan alcohol sebagai disinfektan
24 Saya batuk dan bersin di tisu dan membuangnya ke tempat
sampah
25 Saya memakai masker wajah
26 Saya minum jahe dengan madu
27 Saya makan bawang putih
Kepuasan
28 Saya puas dengan langkah-langkah kementerian kesehatan
menyelesaikan COVID-19

Skoring:
Intepretasi:
93

Family Attitude Scale (FAS)


Sumber: Kavanagh dkk. (2006)
Opsi
No. Item (Pernyataan / Pertanyaan) 0 1 2 3 4
(Tidak (Sangat (Beberapa (Kebanyakan (Setiap
pernah) jarang) hari) hari) hari)
1 Akan ada kebaikan jika keluarga berkumpul
2 Keluarga saya membuat saya letih
3 Keluarga saya mengabaikan saran saya
4 Keluarga saya benar-benar sulit diatur
5 Saya berteriak pada keluarga saya
6 Saya berharap keluarga saya tidak di sini
7 Keluarga saya membuat saya gila
8 Keluarga saya membuat saya emosional
9 Saya mudah bergaul dengan keluarga saya
10 Saya muak menjaga keluarga saya
11 Keluarga adalah penyebab masalah saya
12 Saya menikmati kebersamaan dengan
keluarga
13 Keluarga saya adalah beban nyata
14 Keluarga saya sering berdebat dengan saya
15 Saya merasa sangat dekat dengan keluarga
saya
16 Saya bisa mengatasi masalah keluarga saya
17 Hidup bersama keluarga saya terlalu berat
bagi saya
18 Keluarga saya menyebalkan
19 Saya sering mengatakan hal-hal buruk atau
sarkastik kepada keluarga saya
20 Keluarga saya menghargai apa yang saya
lakukan
21 Saya merasa bahwa keluarga saya
mempermudah urusan saya
22 Saya berharap keluarga saya meninggalkan
saya sendiri
23 Keluarga saya menerima saya begitu saja
24 Keluarga saya bisa mengendalikan dirinya
sendiri
25 Keluarga saya sulit untuk didekati
26 Saya merasa bahwa akan menjadi lebih sulit
jika hidup bersama keluarga saya
27 Saya merasa sangat frustrasi dengan
keluarga saya
28 Keluarga saya sangat realistis
29 Saya merasa kecewa dengan keluarga saya
30 Keluarga saya mencoba rukun dengan saya

Skoring:
Intepretasi:
94

The Brief Illness Perception Questionnaire (IPQ-R)


Sumber: Mos-Morris dkk. (2002)
No. Pada pertanyaan berikut, lingkari nomor yang paling sesuai menurut Anda:
Seberapa ostemyelitis mempengaruhi hidup Anda?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
tidak sangat
berpengaruh berpengaruh
Menurut Anda, berapa lama ostemyelitis Anda akan berlanjut?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.
sangat selama-
pendek lamanya
Seberapa besar kontrol yang Anda rasakan terhadap ostemyelitis?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.
tidak ada kontrol
kontrol berlebih
Menurut Anda, berapa banyak perawatan yang dapat membantu ostemyelitis
Anda?
4. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tidak sangat
semuanya membantu
Seberapa banyak Anda mengalami gejala ostemyelitis?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.
tidak ada banyak
gejala gejala
Seberapa peduli Anda dengan ostemyelitis?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6.
tidak semuanya sangat
prihatin prihatin
Seberapa baik Anda merasa memahami ostemyelitis?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7.
tidak mengerti memahami
sama sekali sangat jelas
Seberapa besar pengaruh ostemyelitis terhadap Anda secara emosional?
(misalnya apakah itu membuat Anda marah, takut, kesal, atau tertekan?
8. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tidak sangat
berpengaruh berpengaruh
Sebutkan dalam urutan-urutan tiga faktor paling penting yang Anda yakini
menyebabkan ostemyelitis Anda. Penyebab paling penting bagi saya:
9. 1. _______________________________________________________________
2. _______________________________________________________________
3. _______________________________________________________________

Skoring:
Intepretasi:
95

Lampiran 8. Rekapitulasi Evaluasi Attitude Kepatuhan Pencegahan Covid-19

Kuesioner Attitude
Nama KAS-Q FAS IPQR Jumlah Intepretasi
0-38 0-120 0-80
15 Juni 2020
Tn. S 29 10 23 53 Belum optimal
Ny. S 28 9 21 58 Belum optimal
Nn. Gt 23 10 22 55 Belum optimal
20 Juni 2020
Tn. S 28 8 22 48 Belum optimal
Ny. S 29 8 19 56 Belum optimal
Nn. Gt 35 6 18 59 Belum optimal
22 Juni 2020
Tn. S 36 6 16 48 Belum optimal
Ny. S 34 6 15 45 Belum optimal
Nn. Gt 32 4 12 48 Belum optimal
27 Juni 2020
Tn. S 38 2 0 40 Optimal
Ny. S 38 0 0 40 Optimal
Nn. Gt 38 3 0 40 Optimal

Skoring: Bergantung pada subvariabel yang dinilai


Intepretasi: Seluruh variabel pada Keluarga Tn. S baik dan normal
96

Lampiran 9. SPSS: Grafik Perkembangan Kesehatan Keluarga Tn. S

Kesan:
Linearis (+)
Intepretasi:
Seluruh variabel pada Tn. S baik dan normal
97

Kesan:
Linearis (+)
Intepretasi:
Seluruh variabel pada Ny. S baik dan normal
98

Kesan:
Linearis (+)
Intepretasi:
Seluruh variabel pada An. Gt baik dan normal
99

DAFTAR PUSTAKA

Alzoubi, H., N. Alnawaiseh, A. Lubad, A. Aqel, dan H. Al. 2020. COVID-19-


Knowledge , Attitude And Practice Among Medical And Non-Medical
University Students. J. Pure Appl. Microbiol. 14(March):17–24.
Bennell, K. L., B. Physio, C. J. Marshall, F. Dobson, B. Physio, J. Kasza, B. S.
Hons, C. Lonsdale, R. S. Hinman, dan B. Hons. 2019. Does a web-based
exercise programming system improve home exercise adherence for
people with musculoskeletal conditions ? Apjmr. 98(10):850–858.
BKKBN. 2013. Indikator dan Kriteria Keluarga. [Internet]
http://www.bkkbnjatim. go.id/bkkbn-jatim/html/indikasi.htm (diakses
pada tanggal 23 Juni 2020).
Capin, J. J. dan L. Snyder-mackler. 2019. The current management of patients
with patellofemoral pain from the physical therapist‟s perspective. Ann
Jt. May 2018(I):36–43.
Copanitsanou, P., V. A. Kechagias, P. Galanis, T. B. Grivas, dan P. Wilson. 2019.
Translation and validation of the greek version of the “asepsis” scoring
method for orthopaedic wound infections. International Journal of
Orthopaedic and Trauma Nursing. 25(1):13–36.
Kavanagh, D. J., P. O. Halloran, V. Manicavasagar, O. Piatkowska, C. Tennant,
dan A. Rosen. 2006. The Family Attitude Scale : Reliability And Validity
Of A New Scale For Measuring The Emotional Climate Of Families.
Psychiatry Research. 70(3):175–185.
Kertapati, Y. 2019. Tugas Kesehatan Keluarga Dan Tingkat Kemandirian
Keluarga Di Wilayah Pesisir Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya. 14(August):0–10.
Lowry, C. D., Joshua A. Cleland, dan K. Dylike. 2008. Management of patients
with patellofemoral pain syndrome using a multimodal approach: a case
series. JOSPT. 38(11):691–702.
Moss-morris, R., J. Weinman, dan K. J. Petrie. 2002. The Revised Illness
Perception Questionnaire ( IPQ-R). Psychology and Health. 17(1):1–16.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Puspita, D., Suparti, dan Y. Wulandari. 2014. Klasifikasi Tingkat Keluarga
Sejahtera dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Ordinal dan
Fuzzy K-Nearest Neighbor (Studi Kasus Kabupaten Temanggung Tahun
2013). Jurnal Gaussian. 3(2013):645–653.
Taghrir, M. H., R. Borazjani, dan R. Shiraly. 2020. COVID-19 and iranian
medical students; a survey on their related-knowledge, preventive
behaviors and risk perception. Academy of Medical Sciences of the I.R.
100

Iran. 23(4):249–254.
Wang, C., R. Pan, X. Wan, Y. Tan, L. Xu, C. S. Ho, dan R. C. Ho. 2019.
Immediate psychological responses and associated factors during the
initial stage of the 2019 coronavirus disease (covid-19) epidemic among
the general population in china. Int. J. Environ. Res. Public Health.
17(1729):1–12.
Wolf, M. S., M. Serper, L. Opsasnick, R. M. O. Conor, dan L. M. Curtis. 2020.
Awareness , attitudes , and actions related to covid-19 among adults with
chronic conditions at the onset of the u . s . outbreak. Annals of Internal
Medicine. 7(32):19–29.
101

Bab 3. Paper Artikel


Implementasi Kognitif
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Salah satu artikel tentang aspek
kognitif dalam implementasi terapi
keluarga
■■ Konsep tentang implementasi terapi
keluarga aspek kognitif berbasis evidence
based
■■ Penilaian aspek kognitif dalam
implementasi terapi keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Terapi kognitif lain dalam
implementasi terapi keluarga
■■ Bagaimana perubahan dalam keluarga
dalam aspek kognitif berdasarkan tinjuan
artikel
■■ Tren artikel terapi keluarga dalam
aspek kognitif yang sesuai pada keluarga
selama masa social distancing COVID-19.

At thirty-five with wife and child a Ph.D. and


hopes as high as a full moon on a warm August
night, He took his place as a healing man
blending it with imagination necessary change
and common sense to make more than an image
on an eye lens of a small figure running quickly
up steps. Quietly he traveled like one who holds a
candle to the darkness and questions its power So
that with heavy years, long walks, shared love,
and additional births, He became as a seasoned
actor, who forgetting his lines in the silence,
stepped upstage and without prompting ved them.
Gladding, 2016
Annals of Internal Medicine ORIGINAL RESEARCH
Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 Among Adults
With Chronic Conditions at the Onset of the U.S. Outbreak
A Cross-sectional Survey
Michael S. Wolf, PhD, MPH, MA; Marina Serper, MD, MS; Lauren Opsasnick, MS; Rachel M. O’Conor, PhD, MPH; Laura M. Curtis,
MS; Julia Yoshino Benavente, MPH; Guisselle Wismer, MPH; Stephanie Batio, MS; Morgan Eifler, BS; Pauline Zheng, BA;
Andrea Russell, MA; Marina Arvanitis, MD, MPH; Daniela Ladner, MD, MPH; Mary Kwasny, ScD; Stephen D. Persell, MD, MPH;
Theresa Rowe, DO, MPH; Jeffrey A. Linder, MD, MPH; and Stacy C. Bailey, PhD, MPH

Background: The evolving outbreak of coronavirus disease to get the virus, and 21.9% reported that COVID-19 had little or
2019 (COVID-19) is requiring social distancing and other mea- no effect on their daily routine. One in 10 respondents was very
sures to protect public health. However, messaging has been confident that the federal government could prevent a nation-
inconsistent and unclear. wide outbreak. In multivariable analyses, participants who were
black, were living below the poverty level, and had low health
Objective: To determine COVID-19 awareness, knowledge, at- literacy were more likely to be less worried about COVID-19, to
titudes, and related behaviors among U.S. adults who are more not believe that they would become infected, and to feel less
vulnerable to complications of infection because of age and co- prepared for an outbreak. Those with low health literacy had
morbid conditions. greater confidence in the federal government response.
Design: Cross-sectional survey linked to 3 active clinical trials Limitation: Cross-sectional study of adults with underlying
and 1 cohort study. health conditions in 1 city during the initial week of the
Setting: 5 academic internal medicine practices and 2 federally COVID-19 U.S. outbreak.
qualified health centers. Conclusion: Many adults with comorbid conditions lacked crit-
Patients: 630 adults aged 23 to 88 years living with 1 or more ical knowledge about COVID-19 and, despite concern, were not
chronic conditions. changing routines or plans. Noted disparities suggest that
greater public health efforts may be needed to mobilize the
Measurements: Self-reported knowledge, attitudes, and be- most vulnerable communities.
haviors related to COVID-19.
Primary Funding Source: National Institutes of Health.
Results: A fourth (24.6%) of participants were “very worried”
about getting the coronavirus. Nearly a third could not correctly Ann Intern Med. doi:10.7326/M20-1239 Annals.org
identify symptoms (28.3%) or ways to prevent infection (30.2%). For author affiliations, see end of text.
One in 4 adults (24.6%) believed that they were “not at all likely” This article was published at Annals.org on 9 April 2020.

T he severe acute respiratory syndrome coronavirus 2


(SARS-CoV-2) and resultant coronavirus disease
2019 (COVID-19) have evolved into a pandemic, re-
and ever-changing public health messages is para-
mount, many vulnerable populations may be further
marginalized by inadequate health communication,
quiring persons around the world to attend to rapidly posing substantial risks to themselves and their com-
changing messages about public health and take im- munities.
mediate actions to minimize their risk for infection and We did a time-sensitive study among higher-risk,
the spread of the virus (1). This unprecedented global older adults living with 1 or more chronic conditions to
crisis has also been marked by miscommunication re- determine their current awareness of COVID-19, their
garding the imminent threat of COVID-19, leading to perception of the seriousness of its threat, their level of
public confusion and inaction (2). worry and concern related to contracting the virus,
Older adults and those with underlying health con- whether it is affecting their daily routine or existing
ditions are at greatest risk for severe infection and plans, how prepared they feel to handle an outbreak,
death due to COVID-19 (3). The same factors that make and their confidence in the federal government re-
individuals more vulnerable are also associated with re- sponse. This took place from 13 through 20 March
duced ability to access and understand health informa- 2020 during the initial outbreak of the virus in the
tion, make well-informed decisions, and take optimal United States. We focused on the role of health literacy
health-promoting actions—a skill set commonly called and other psychosocial health determinants in under-
“health literacy” (4, 5). This is especially true when the standing risks for COVID-19 and the initiation of pre-
health information itself is not timely, trusted, consis- ventive behaviors.
tent, or actionable. Health literacy has emerged over
the past 3 decades as one of the strongest psychoso-
cial determinants of health, and it has also been shown METHODS
to explain a range of health disparities by age, race/ The Chicago COVID-19 Comorbidities (C3) Survey
ethnicity, and socioeconomic status (6). Thus, in uncer- is a cross-sectional telephone survey of active partici-
tain times like this, when the interpretation of critical pants in 1 of 4 ongoing projects that are researching
Annals.org Annals of Internal Medicine © 2020 American College of Physicians 1
ORIGINAL RESEARCH Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19

Table 1. Eligible Sample and Associated NIH Parent Studies in the C3 Survey*

Parent Study (NIH Project Design Study Characteristics


Number)
Age, y Language C3 Sample Eligible Sample Clinical Setting
(n ⴝ 630), n (N ⴝ 1211), N
Health Literacy and Cognitive Cohort 65–85 English 153 255 None 1 academic internal medicine
Function Among Older clinic, 5 FQHCs
Adults (R01AG030611)
A Universal Medication Clinical trial ≥50 English and 215 459 Taking ≥5 1 academic internal medicine
Schedule to Promote Spanish long-term clinic, 1 FQHC
Adherence to Complex Drug medications
Regimens (R01AG046352)
Transplant Regimen Adherence Clinical trial ≥21 English 126 200 Kidney transplant 1 transplant center
for Kidney Recipients by
Engaging Information
Technologies: The TAKE IT
Trial (R01DK110172)
EHR-Based Universal Clinical trial ≥21 English 136 297 T2DM, taking ≥5 5 academic internal medicine
Medication Schedule to long-term clinics
Improve Adherence to medications
Complex Regimens
(R01NR015444)
C3 = Chicago COVID-19 Comorbidities; COVID-19 = coronavirus disease 2019; EHR = electronic health record; FQHC = federally qualified health
center; NIH = National Institutes of Health; T2DM = type 2 diabetes mellitus.
* Only a subset of eligible participants (733 of 1211) were contacted during the 1-wk survey period.

health services, are sponsored by the National Insti- cations (7–9). In brief, recruitment procedures included
tutes of Health, and are taking place among 7 primary identifying potentially eligible participants via elec-
care sites (5 academic internal medicine clinics and 2 tronic health record queries; sending them a letter de-
federally qualified health centers) across the greater scribing the study; then telephoning any patients who
Chicago area (Table 1). did not opt out of being contacted to introduce the
Health Literacy and Cognitive Function Among study, screen for eligibility, and schedule an in-person
Older Adults (R01AG030611) is a cohort study examin- baseline interview. Common exclusion criteria for all
ing cognitive and psychosocial factors associated with studies include the presence of a severe and uncorrect-
self-management and outcomes of chronic disease over able cognitive, visual, or hearing impairment that would
time among predominately older adults. Three random- preclude a participant's ability to complete interviews.
ized controlled trials—EHR-Based Universal Medication For this survey, we targeted participants whose last in-
Schedule to Improve Adherence to Complex Regimens terview was done between 2018 and the present. This
(R01NR015444), A Universal Medication Schedule to time frame was selected to ensure that previously col-
Promote Adherence to Complex Drug Regimens lected data from each parent study—which were merged
(R01AG046352), and Transplant Regimen Adherence with data from this survey—were most current; participants
for Kidney Recipients by Engaging Information Tech- with the most recently collected prior data were priori-
nologies: The TAKE IT Trial (R01DK110172)— evaluate tized for recruitment.
health system strategies that leverage electronic health
records and available consumer technologies to im- Procedure
prove patient adherence and safe use of complex drug Trained research interviewers contacted partici-
regimens. These studies were selected because they pants outside their normally scheduled research inter-
enroll mostly middle-aged or older adults (range, 23 to views to invite them to answer a short set of questions
88 years) with 1 or more chronic conditions who there- pertaining to COVID-19 by telephone. Participant re-
fore would be at greater risk for COVID-19. The studies sponses were recorded by interviewers using REDCap
use common assessments, allowing for uniform mea- web-based survey software. On average, surveys took
surement of many patient characteristics. The North- less than 10 minutes, and participants who completed
western University Institutional Review Board approved the survey were told that they would be mailed a $10
study procedures, and all patients included in this tele- gift certificate for their time. In total, 2010 adults were
phone survey had provided prior consent to be con- enrolled in the parent studies and were eligible for the
tacted for future research opportunities. Data were col- survey; 733 were contacted during the week under in-
lected from 13 through 20 March 2020. vestigation. Of these, 27 declined participation and 76
could not be reached or asked to be contacted at a
Sample later date. In all, 630 completed the study, for an overall
Inclusion criteria varied across studies by age, pres- cooperation rate of 85.9%.
ence of specific chronic conditions, having been pre-
scribed complex regimens (≥5 medications), and being Measurement
an active patient at specified primary care sites; Table 1 Across all 4 studies, there was prior, uniform collec-
provides study-specific eligibility criteria. Methods of tion of patient demographics (age, sex, race, and eth-
these studies have also been described in prior publi- nicity), socioeconomic status (household income, num-
2 Annals of Internal Medicine Annals.org
Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 ORIGINAL RESEARCH

Table 2. Knowledge, Attitudes, and Self-reported Behaviors Toward COVID-19 in Overall Sample*

Item Summary
Value
COVID-19 awareness and concern
Mean response (SD) to: “On a scale of 1 to 10, how serious of a public health threat 9.0 (1.7)
do you think the coronavirus is or might become? (1 being no threat at all, 10
being a very serious public health threat)”
How worried are you about getting the coronavirus?
Very worried 24.6
Somewhat worried 39.1
A little worried 23.4
Not worried at all 12.9
How worried are you about getting the flu?
Very worried 10.8
Somewhat worried 26.8
A little worried 26.5
Not worried at all 35.9
Did you get a flu shot this past year?
Yes 79.5
No 20.3
I don't know 0.2
Do you think that you will get sick from the coronavirus?
I definitely will 1.3
I probably will 8.2
It's possible 65.9
Not at all 24.6
How likely do you think it is that you or someone you know may get sick from the
coronavirus this year?
Very likely 20.3
Somewhat likely 45.4
Not that likely 23.6
Not at all likely 10.7

COVID-19 knowledge
Mean response (SD) to: “What percentage of people who get the coronavirus do 14.2 (19.2)
you think will die as a result?Ӡ
Mean response (SD) to: “What percentage of people who get the coronavirus do 53.6 (27.1)
you think will have only mild symptoms?”‡
Correctly identified 3 symptoms of the coronavirus
Yes 71.7
No 28.3
Correctly identified 3 prevention methods of the coronavirus
Yes 69.8
No 30.2

Related behaviors
How much has the coronavirus changed your daily routine?
A lot 58.6
Some 19.5
A little 14.6
Not at all 7.3
Are you changing any plans that you have made because of the coronavirus?
Yes 78.1
No 21.9
I don't know 0.0

Preparedness
How confident are you that the federal government can prevent a nationwide
outbreak of the coronavirus?
Very confident 10.2
Somewhat confident 34.1
Not very confident 26.6
Not confident at all 29.1
How prepared do you think you are if there were to be a widespread coronavirus
outbreak?
Very prepared 20.8
Somewhat prepared 50.1
A little prepared 22.3
Not prepared at all 6.8
COVID-19 = coronavirus disease 2019.
* Values are percentages unless otherwise stated.
† 42 participants did not respond to this item.
‡ 31 participants did not respond to this item.

Annals.org Annals of Internal Medicine 3


ORIGINAL RESEARCH Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19

Table 3. Sample Characteristics (n = 630) COVID-19 Awareness and Concern


Survey items were adapted from questionnaires
Variable Summary used to study prior outbreaks (12). Awareness of
Value*
COVID-19 was assessed using 3 items that asked
Mean age (SD), y 62.1 (11.3) whether participants had heard of the novel coronavi-
Age group
<60 y 37.3
rus, if they had been told they had it or believed they
60–69 y 35.7 did, or if someone they knew had been told they had it
≥70 y 27.0 or believed they did (Table 2 lists the items). Perceived
Female sex 59.7 concern for COVID-19 (more plainly called “coronavi-
Race†
rus”) was evaluated by first asking participants to rate,
Black 32.3
White 62.1 on a scale of 1 to 10 (1 being no threat at all and 10
Other 5.6 being very serious), how serious a public health threat
Hispanic 21.5 they believed the coronavirus is or might become. In
Limited English proficiency 11.3 addition, a single question asked participants to rate
Living below poverty level‡ 29.4
Married§ 40.0
their level of worry about getting the coronavirus (very
Health insurance worried, somewhat worried, a little worried, or not wor-
Medicare 16.5 ried at all). To provide context, this same question was
Medicaid 12.6 asked with regard to influenza, and participants were
Private 24.6
also asked whether they had received an influenza vac-
Medicare and private 28.4
Medicare and Medicaid 17.9 cine in the past year.
Self-pay/none
Primary care setting
Academic 67.9 COVID-19 Knowledge
Federally qualified health center 32.1 Demonstrated knowledge of COVID-19 was as-
Employment status
sessed through open-ended questions asking partici-
Working for pay 40.6
Not working 59.4 pants to name 3 symptoms of the coronavirus and 3
(retired/unemployed) actions they could take to avoid becoming infected.
Health literacy Five trained expert clinician raters (M.S., J.A.L., T.R.,
Low 24.3 D.L., and M.A.) documented and independently coded
Marginal 24.0
Adequate 51.7
verbatim responses, which were then thematically ana-
Low health activation 47.9 lyzed by members of the research team. In addition,
Number of chronic conditions participants were asked to estimate the percentage of
1 14.3 persons who acquire the coronavirus who will die of it
2 19.2
and the percentage who will have only mild symptoms.
≥3 66.5
Heart disease 23.4
Pulmonary disease 24.6
Diabetes (type 1 or 2) 54.4 Related Behaviors
Hypertension 75.2 Participants were asked whether they were cur-
Organ transplant recipient 20.0 rently making changes to their daily routines as a result
Self-reported overall health
of the coronavirus and whether they had changed any
Excellent 8.4
Very good 28.7 of their plans. Verbatim responses were documented
Good 41.1 for participants stating that they had changed plans,
Fair 18.1 and responses were also independently coded by 2
Poor 3.7 trained raters and then thematically analyzed.
* Values are percentages unless otherwise stated. Respondents were asked about the likelihood of
† Missing data for 23 participants. themselves or someone they know getting the corona-
‡ Missing data for 3 participants.
§ Missing data for 55 participants. virus (very likely, somewhat likely, not that likely, or not
at all likely). They also answered questions about their
sources for information about the coronavirus, confi-
dence that the federal government could prevent a na-
tional outbreak (very confident, somewhat confident,
ber in household, educational attainment, employment not very confident, or not confident at all), and per-
status, and health insurance), and self-reported chronic ceived preparedness if a widespread outbreak were to
conditions. All included the Newest Vital Sign to assess occur (very prepared, somewhat prepared, a little pre-
health literacy (10). The Consumer Health Activation In- pared, or not prepared at all).
dex was used to determine patient activation across
studies (11). In addition, a single item was used to cap- Statistical Analysis
ture self-reported overall health (excellent, very good, Descriptive statistics (means with SDs and percent-
good, fair, or poor). For R01AG046352, both English- age frequencies) were calculated for all patient charac-
and Spanish-speaking patients participated; limited teristics and survey responses. Associations between
English proficiency (LEP) was determined by patients patient characteristics and responses to COVID-19
self-reporting how well they spoke English. awareness, perceived concern, knowledge, and related
4 Annals of Internal Medicine Annals.org
Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 ORIGINAL RESEARCH
behavior items were then examined in bivariate analy- der, race, and income), day the survey was done, and
ses using ␹2 tests, t tests, or analysis of variance, as parent study. Statistical analyses were performed using
appropriate. Multivariable linear regression models Stata/SE, version 15 (StataCorp).
were used to estimate least-squares means (with 95%
CIs) for the continuous outcome of perceived concern.
For dichotomous outcomes, a multivariable Poisson Role of the Funding Source
distribution was used rather than odds ratios for the The study was supported by National Institutes of
relative risk estimates (13). All models included health Health projects. The funding sources had no role in the
literacy as a primary covariate of interest, additional design, conduct, or analysis of the study or the decision
variables affecting knowledge and behavior (age, gen- to submit the manuscript for publication.

Table 4. Knowledge, Attitudes, and Self-reported Behaviors Toward COVID-19 Across Sample Characteristics (n = 630)*
Variable Awareness and Concern Knowledge Reported Behavior Preparedness

Mean Not Not Likely to Symptoms, % Prevention, % Changed Daily Changed Confidence in Not
Seriousness Worried, % Get Sick, % Routine, % Plans, % Government, % Prepared, %
of Threat
on 1–10
Scale (SD)
Age group
<60 y 8.7 (1.7)† 33.1 23.7 76.6† 71.5‡ 54.5 77.9 46.0 28.9
60–69 y 8.9 (1.9)† 41.4 24.4 74.2† 73.8‡ 62.2 77.8 45.7 30.8
≥70 y 9.3 (1.4)† 34.3 26.1 61.8† 62.4‡ 59.4 78.8 40.2 27.1

Sex
Female 9.2 (1.5)§ 38.4 27.9‡ 72.3 70.5 58.2 81.4‡ 45.2 30.3
Male 8.6 (1.9)§ 33.2 19.7‡ 70.9 68.9 59.1 73.2‡ 43.1 27.3

Race円円
Black 9.0 (1.8) 45.9† 36.1§ 62.2§ 68.9 49.5† 72.5 42.6 39.8§
White 8.9 (1.7) 32.0† 17.5§ 78.3§ 70.8 62.9† 80.4 44.5 22.9§
Other 9.2 (1.6) 35.3† 29.4§ 50.0§ 73.5 58.8† 85.3 52.9 23.5§

Hispanic
Yes 8.9 (1.8) 32.1 32.8‡ 71.9 79.3† 55.6 77.8 57.8§ 40.7§
No 9.0 (1.7) 37.5 22.3‡ 71.7 67.2† 59.5 78.3 40.5§ 25.8§

LEP
Yes 8.9 (1.8) 35.2 35.2‡ 81.7‡ 84.5† 45.1‡ 74.7 66.2§ 43.7†
No 9.0 (1.7) 36.5 23.2‡ 70.5‡ 68.0† 60.3‡ 78.5 41.6§ 27.2†

Below poverty
level¶
Yes 8.8 (1.8) 42.1 36.5§ 68.5 77.7† 47.8§ 73.4 55.2§ 36.4†
No 9.0 (1.6) 34.2 19.6§ 73.1 66.4† 62.8§ 80.1 40.1§ 26.0†

Married**
Yes 8.8 (1.6) 31.9 20.4‡ 78.7† 68.7 64.4‡ 83.9† 41.2 20.4§
No 9.0 (1.7) 38.8 28.5‡ 67.8† 69.3 55.9‡ 74.5† 47.1 35.5§

Employed
Yes 8.9 (1.8) 33.6 22.8 78.5† 70.7 66.4§ 82.0‡ 36.5§ 28.2
No 9.0 (1.6) 38.2 25.8 67.1† 69.3 53.2§ 75.4‡ 49.7§ 29.7

Health literacy
Low 9.1 (1.6) 39.2 39.6§ 58.2§ 73.2 47.1§ 68.6§ 59.5§ 45.1§
Marginal 9.0 (1.8) 35.8 29.0§ 70.2§ 66.8 57.6§ 75.5§ 43.3§ 30.5§
Adequate 8.8 (1.8) 35.2 15.6§ 78.8§ 69.6 64.4§ 83.7§ 37.7§ 20.9§

Health activation
Low 8.9 (1.8) 36.1 20.8‡ 72.5 69.2 61.9‡ 81.8 42.3 33.6‡
Moderate 9.0 (1.6) 36.9 26.1‡ 70.8 70.0 58.1‡ 75.3 45.9 25.8‡
Adequate 9.1 (1.5) 35.0 36.7‡ 72.1 72.1 44.3‡ 72.1 47.5 21.3‡

Number of
chronic conditions
1–2 9.2 (1.4)‡ 35.3 22.9 74.4 66.8 63.5 84.8† 41.0 30.5
≥3 8.8 (1.8)‡ 36.9 25.4 70.4 71.4 56.1 74.7† 46.0 28.4

Self-reported
health
Good to excellent 9.0 (1.6) 34.2‡ 24.8 73.6‡ 68.4 60.0 78.5 42.9 26.0§
Fair to poor 8.9 (1.9) 43.8‡ 23.9 65.0‡ 75.2 53.3 76.6 49.6 40.4§

COVID-19 = coronavirus disease 2019; LEP = limited English proficiency.


* Statistically significant values are shown in bold.
† P < 0.01.
‡ P < 0.05.
§ P < 0.001.
兩兩 Missing data for 23 participants.
¶ Missing data for 3 participants.
** Missing data for 55 participants.

Annals.org Annals of Internal Medicine 5


ORIGINAL RESEARCH Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19

Table 5. Multivariable Models Examining Patient Characteristics and COVID-19 Awareness, Knowledge, Behavior, and
Preparedness (n = 599)*

Variable Awareness and Concern Knowledge

Least-Squares Not Not Likely Symptoms Prevention


Mean (SD) for Worried to Get Sick
Seriousness
of Threat
Age group
<60 y 8.76 (8.46–9.06) 1.00 (reference) — — —
60–69 y 8.82 (8.52–9.11) 1.17 (0.83–1.66) 1.12 (0.73–1.74) 1.04 (0.82–1.32) 1.06 (0.83–1.34)
≥70 y 8.97 (8.63–9.32) 1.02 (0.66–1.57) 1.57 (0.93–2.63) 0.91 (0.67–1.23) 0.96 (0.71–1.30)

Sex
Female 9.12 (8.87–9.38)† 1.06 (0.79–1.42) 1.18 (0.82–1.72) 1.09 (0.90–1.34) 1.04 (0.85–1.28)
Male 8.58 (8.29–8.86) 1.00 (reference) — — —

Race
Black 8.69 (8.43–8.96) 1.45 (1.07–1.98)‡ 1.99 (1.35–2.93)† 0.86 (0.69–1.09) 1.02 (0.81–1.28)
White 8.78 (8.56–8.99) 1.00 (reference) — — —
Other 9.08 (8.52–9.64) 0.98 (0.53–1.80) 1.43 (0.72–2.86) 0.70 (0.43–1.15) 1.12 (0.73–1.70)

Below poverty level


Yes 8.67 (8.35–9.00)‡ 1.26 (0.90–1.76) 1.64 (1.10–2.45)‡ 0.91 (0.71–1.17) 1.05 (0.83–1.34)
No 9.03 (8.78–9.27) 1.00 (reference) — — —

Health literacy
Low 9.06 (8.74–9.39) 0.87 (0.61–1.26) 1.89 (1.20–2.97)§ 0.79 (0.60–1.04) 1.00 (0.77–1.30)
Marginal 8.76 (8.44–9.08) 0.89 (0.62–1.26) 1.53 (0.98–2.39) 0.94 (0.74–1.20) 0.94 (0.73–1.21)
Adequate 8.73 (8.43–9.02) 1.00 (reference) — — —

Day of survey
1 8.19 (7.65–8.74) 1.00 (reference) — — —
2 8.75 (8.38–9.12) 0.75 (0.43–1.31) 0.58 (0.28–1.21) 0.96 (0.62–1.47) 1.07 (0.70–1.64)
3 9.02 (8.68–9.36)§ 0.55 (0.32–0.95)‡ 0.71 (0.36–1.38) 0.95 (0.63–1.41) 0.92 (0.61–1.39)
4 8.85 (8.50–9.20)‡ 0.82 (0.48–1.42) 0.72 (0.36–1.45) 1.06 (0.70–1.62) 0.96 (0.63–1.48)
5 9.1 (8.71–9.48)§ 0.53 (0.30–0.96)‡ 0.54 (0.26–1.13) 1.06 (0.69–1.61) 1.09 (0.71–1.67)
6 9.18 (8.82–9.54)† 0.70 (0.41–1.21) 0.61 (0.30–1.24) 0.97 (0.64–1.47) 0.91 (0.59–1.40)
COVID-19 = coronavirus disease 2019.
* Model was adjusted for variables in table and study site. Values are risk ratios (95% CIs) unless otherwise stated. Statistically significant values are
shown in bold.
† P < 0.001.
‡ P < 0.05.
§ P < 0.01.

RESULTS believed that they would definitely or probably get the


Table 3 summarizes respondent characteristics. coronavirus.
Participants were older overall, and 59.7% were female. The threat of a COVID-19 outbreak was rated to be
The sample was racially and ethnically diverse, and more serious by adults aged 70 years or older and by
many participants were socioeconomically disadvan- women before adjustment; those with 3 or more
taged: Nearly a third (29.4%) were living below the chronic conditions rated the threat as less serious than
poverty level. About half of adults had low or marginal those with fewer conditions (Table 4). Black participants
health literacy, all had at least 1 chronic condition, and were more likely than white participants to report that
two thirds (66.5%) were living with 3 or more chronic they were “not worried at all” about getting the coro-
conditions. navirus; this was also true for those reporting poorer
COVID-19 Awareness and Concern health. Women, black and Hispanic persons, those with
All participants had heard of the coronavirus LEP, those living below the poverty level, those with
(COVID-19), and most considered the potential threat lower health literacy, and unmarried persons were sig-
to be high (Table 2). One in 4 (24.6%) said that they nificantly more likely to respond that it was “not at all
were “very worried” about getting the coronavirus, and likely” that they would get COVID-19.
12.9% were not worried at all (Table 2); in contrast, In multivariable analyses, women remained more
10.8% said that they were “very worried” about getting likely than men to rate the seriousness of the COVID-19
influenza, and 35.9% were not worried at all. Half threat as high, whereas adults living below the poverty
(50.4%) rated their worry about COVID-19 and influ- level rated it as less serious than those with higher in-
enza the same, whereas 42.6% were more worried comes (Table 5). Respondents' ratings of the serious-
about getting COVID-19. Very few participants (9.5%) ness of COVID-19 also significantly increased by day of
6 Annals of Internal Medicine Annals.org
Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 ORIGINAL RESEARCH

Table 5—Continued

Reported Behavior Preparedness

Change in Changed Confidence in Not


Daily Routine Plans Government Prepared

— — — —
1.04 (0.79, 1.37) 0.99 (0.78–1.26) 0.95 (0.70–1.30) 0.96 (0.65–1.41)
0.92 (0.66–1.29) 0.98 (0.73–1.30) 0.89 (0.60–1.31) 0.94 (0.59–1.50)

0.99 (0.79–1.24) 1.15 (0.94–1.34) 1.04 (0.81–1.35) 0.96 (0.70–1.33)


— — — —

0.81 (0.63–1.05) 0.91 (0.73–1.14) 0.91 (0.68–1.22) 1.65 (1.17–2.34)§


— — — —
1.03 (0.64–1.65) 1.12 (0.76–1.66) 1.06 (0.64–1.75) 0.96 (0.46–2.01)

0.78 (0.58–1.04) 0.93 (0.73–1.18) 1.13 (0.84–1.53) 1.03 (0.71–1.50)


— — — —

0.76 (0.56–1.05) 0.84 (0.64–1.09) 1.58 (1.15–2.18)§ 1.90 (1.28–2.82)§


2.63 (1.23–5.59) 0.89 (0.70–1.13) 1.11 (0.80–1.53) 1.36 (0.91–2.04)
— — — —

— — — —
2.63 (1.23–5.59)‡ 0.99 (0.63–1.54) 1.14 (0.64–2.05) 1.03 (0.49–2.16)
3.06 (1.48–6.33)§ 1.08 (0.71–1.63) 1.04 (0.60–1.81) 1.01 (0.50–2.03)
3.38 (1.61–7.09)§ 1.16 (0.75–1.78) 1.25 (0.71–2.20) 1.17 (0.57–2.41)
3.58 (1.71–7.49)§ 1.23 (0.80–1.89) 1.05 (0.58–1.89) 1.25 (0.61–2.57)
3.36 (1.61–7.02)§ 1.15 (0.75–1.76) 1.19 (0.67–2.11) 1.10 (0.53–2.28)

interview, with higher ratings at the end of the survey Related Behaviors
period than at the beginning. Blacks were more likely More than half of patients (58.6%) reported that the
than whites to be only “a little worried” or “not worried coronavirus had caused them to change their daily rou-
at all” about getting the coronavirus, and black race, tine “a lot,” whereas 78.1% said that they had changed
living below the poverty level, and low health literacy existing plans as a result (Table 2). Men; black persons;
all remained independently associated with partici- those with LEP, lower health literacy, or 3 or more
pants' belief that it was “not at all likely” that they would chronic conditions; those living below the poverty lev-
get sick with COVID-19. el; and persons who were unmarried, unemployed, or
retired were less likely to makes changes because of
COVID-19 Knowledge
the coronavirus (Table 4). After multivariable adjust-
On average, respondents estimated that more than
ment, these patient factors were no longer associated
half (53.6%) of infected persons will have only mild
with changes to either daily routine or existing plans. In
symptoms and 14.2% will die of COVID-19 (Table 2).
contrast, respondents who were interviewed later in the
Most participants correctly identified 3 symptoms (71.7%)
1-week survey period were more likely to report that
and 3 ways to prevent infection (69.8%). Women esti-
their daily routine had changed “a lot” (Table 5).
mated fewer mild cases and more deaths than men (Ta-
ble 4). This was also true for blacks relative to whites, for Preparedness for a COVID-19 Outbreak
those living below the poverty level, and for those with One in 5 respondents (20.8%) reported that they
lower health literacy. Participants who were older, black, were “very prepared” for a widespread outbreak.
unmarried, unemployed, or retired; had poorer health; or Nearly a third (29.1%) had no confidence that the fed-
had lower health literacy showed poorer knowledge of eral government could prevent a nationwide outbreak;
COVID-19 (Table 4). Those who identified as being His- 10.2% were very confident (Table 2). Black and His-
panic and having LEP demonstrated greater COVID-19 panic adults; those with LEP, lower health literacy,
knowledge. After multivariable adjustment, patient char- lower health activation, or poorer health; those living
acteristics were no longer associated with knowledge of below the poverty level; and those who were unmar-
COVID-19 symptoms or means of prevention (Table 5). ried, unemployed, or retired were more likely to con-
Annals.org Annals of Internal Medicine 7
ORIGINAL RESEARCH Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19

sider themselves either “a little prepared” or “not pre- also felt less prepared for an outbreak than white
pared at all” (Table 4). In multivariable analyses, black adults, and individuals with low health literacy reported
race and low health literacy were both independently not only being less prepared but also having more con-
associated with a greater likelihood of feeling only “a fidence in the federal government response.
little prepared” or “not prepared at all” (Table 5). Although the reasons for these findings are not
Hispanic persons, those with LEP, those living be- clear, similar results were reported during the H1N1
low the poverty level, and those with lower health liter- influenza pandemic in 2009 (14). Trust in public health
acy were also more likely to be “somewhat” or “very” officials, information-seeking behaviors, sources of in-
confident in the federal government. In multivariable formation, frequency of media exposure, knowledge,
analyses, only low health literacy remained associated and worry related to the outbreak were all highlighted
with feeling “somewhat” or “very” confident in the fed- determinants of documented disparities in uptake of
eral government's ability to prevent a nationwide out- recommended behaviors. In our study, disparities by
break (Table 5). race, socioeconomic status, and health literacy were
not reflected in ratings of the seriousness of the
COVID-19 threat, demonstrated knowledge of its
DISCUSSION symptom presentation or general means to prevent it,
In a survey of more than 600 sociodemographically or reported changes to daily routines and plans. Prior
diverse adults with chronic health conditions living in research has documented racial differences pertaining
Chicago, we found that most respondents perceived to trust in the health care system (15–17). For those who
the threat of a COVID-19 outbreak to be serious, al- are living below the poverty level or have low health
though the level of worry varied; half equated the literacy, perceptions of personal risk and the ability to
threat with that of influenza, and only a few reported prevent infection may be limited. This may be due to
being more worried about getting influenza than feeling less able to change one's social circumstance,
COVID-19. Nearly one third could not identify symp- or lack of public health communications that are ex-
toms or proper measures to prevent infection. Most re- plicit and actionable and provide clear, efficacious mes-
spondents reported that the virus was affecting their saging pertaining to recommended protective behav-
daily routine and leading to changes in already made iors (18, 19). A previous report found socioeconomic
plans, yet 1 in 5 adults believed that it had little or no and literacy disparities in mortality associated with the
effect on their lives or plans. Nearly 1 in 3 participants 1918 influenza pandemic; likewise, our findings should
believed that they were only a little or not at all pre-
raise caution (20). Although the current public health
pared for a COVID-19 outbreak, whereas just 1 in 5
infrastructure is different, existing efforts may not be
believed that they were very prepared. Only 1 in 10
adequately reaching these vulnerable populations.
respondents was very confident that the federal gov-
Our study, working to quickly capture the opportu-
ernment could prevent a nationwide outbreak of this
nity to understand how the most vulnerable are pro-
virus.
cessing current events, clearly has limitations. First, this
At the time of writing, Illinois ranks seventh in the
survey was done among a selected group of patients
United States with more than 6980 COVID-19 cases,
and 141 state residents have died. When our C3 survey who were all active participants in cohort studies or
started on 13 March 2020, there were only 46 cases clinical trials sponsored by the National Institutes of
and no deaths; by the end of the survey on 20 March, Health in 1 large U.S. city. Thus, these findings may
there were 585 cases and 5 deaths. Across the United have limited generalizability, especially for younger
States and worldwide, the outbreak was increasing at a adults and those without underlying health conditions.
rate of 40% to 50% more new cases daily during the However, our study samples purposefully include men
week of the interviews. At the same time, several mea- and women who are socioeconomically, racially, and
sures were announced in succession: Schools began ethnically diverse and are at greatest risk for COVID-19
closing across Illinois, employers were sending staff because of age and underlying conditions. Second, to
home to work remotely, various public restrictions were rapidly implement our investigation and quickly recruit
implemented (bar and restaurant closures and limita- as large a sample as possible during the first of multiple
tions on gatherings), and ultimately a “shelter at home” waves of interviews, we were limited in the depth of our
order was announced. Thus, our findings provide a rare survey and number of items to use. Prior research on
snapshot of how a cohort of mostly middle-aged and virus outbreaks guided our selection and creation of
older adults with underlying health conditions adapted survey items (12), but we lacked the time or opportu-
to this unprecedented time and took action, or not. Our nity to validate all questions, particularly in the midst of
study identified concerning demographic and socio- a public health crisis. However, items followed best
economic differences in how individuals perceived the practices for the design of assessments for use among
threat of COVID-19 and, perhaps, their own ability to persons with lower literacy (21). Third, our outcomes
take actions to prevent illness. Specifically, those who capture only initial awareness of COVID-19, degree of
were black, were living below the poverty level, and worry, fundamental knowledge, attitudes, and a limited
had low health literacy were less likely to believe that set of behaviors. Understanding of the virus has since
they might become infected, and black respondents evolved, and we could not expand on those develop-
were less worried about the pandemic. Black adults ments. Items included in planned follow-up waves of
8 Annals of Internal Medicine Annals.org
Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 ORIGINAL RESEARCH
the survey will adapt accordingly and expand data cap- Reproducible Research Statement: Study protocol and statis-
ture on behaviors, among other just-in-time topics. tical code: Available from Dr. Wolf (e-mail, mswolf@northwest-
Finally, as a time-sensitive study, what we have ern.edu). Data set: Available to those who meet prespecified
learned in this initial, critical week, when COVID-19 criteria; access allowed to deidentified data only. Available
most fully took hold in the United States, is that public from Dr. Wolf (e-mail, mswolf@northwestern.edu).
health messaging has dramatically changed: New poli-
cies, state restrictions, and information are being Corresponding Author: Michael S. Wolf, PhD, MPH, MA, Fein-
shared not just daily but hourly. It is likely that all of berg School of Medicine, Northwestern University, 750 North
what we report in this 1-week glimpse has considerably Lake Shore Drive, 10th Floor, Chicago, IL 60611; e-mail,
altered. Regardless, our findings depict the initial lack mswolf@northwestern.edu.
of clarity in understanding, perceived susceptibility,
and personal efficacy regarding the pandemic among Current author addresses and author contributions are avail-
those at greatest risk. That is why we intend to continue able at Annals.org.
to follow this cohort as part of an ongoing C3 initiative.
This first wave of the C3 study revealed profound
gaps in awareness, knowledge, concern, and preemp-
References
tive public health action. The potential for the
1. Worldometer. COVID-19 coronavirus outbreak. Accessed at www
COVID-19 pandemic to exacerbate health disparities— .worldometers.info/coronavirus on 24 March 2020.
potentially through mechanisms related to inadequate 2. Ioannidis JPA. Coronavirus disease 2019: the harms of exagger-
or conflicting public health messaging among those ated information and non-evidence-based measures. Eur J Clin In-
who are socioeconomically disadvantaged, belong to vest. 2020:e13223. [PMID: 32202659] doi:10.1111/eci.13223
racial minority groups, or have more limited health 3. Yang J, Zheng Y, Gou X, et al. Prevalence of comorbidities in the
novel Wuhan coronavirus (COVID-19) infection: a systematic review
literacy—may be exceptionally high. Actions are needed and meta-analysis. Int J Infect Dis. 2020. [PMID: 32173574] doi:10
now to ensure that as the pandemic unfolds, all citizens .1016/j.ijid.2020.03.017
are adequately made aware of the gravity of the threat; 4. Wolf MS, Gazmararian JA, Baker DW. Health literacy and func-
with great clarity and attention to health literacy best tional health status among older adults. Arch Intern Med. 2005;165:
practices, we need to explain specific steps that must 1946-52. [PMID: 16186463]
5. Paasche-Orlow MK, Parker RM, Gazmararian JA, et al. The preva-
be taken to avoid harm.
lence of limited health literacy. J Gen Intern Med. 2005;20:175-84.
[PMID: 15836552]
From Center for Applied Health Research on Aging, Feinberg 6. Mantwill S, Monestel-Umaña S, Schulz PJ. The relationship be-
School of Medicine, Northwestern University, Chicago, Illinois tween health literacy and health disparities: a systematic review.
(M.S.W., L.O., R.M.O., L.C., J.Y.B., G.W., S.B., M.E., P.Z., A.R., PLoSOne.2015;10:e0145455.[PMID:26698310]doi:10.1371/journal
M.A., D.L., M.K., S.D.P., T.R., J.A.L., S.C.B.); Hospital of the Uni- .pone.0145455
versity of Pennsylvania, Philadelphia, Pennsylvania (M.S.); and 7. O’Conor R, Arvanitis M, Wismer G, et al. Rationale and design of
Feinberg School of Medicine, Northwestern University, Chi- the Regimen Education and Messaging in Diabetes (REMinD) trial.
Contemp Clin Trials. 2019;83:46-52. [PMID: 31260791] doi:10.1016
cago, Illinois.
/j.cct.2019.06.016
8. Wolf MS, Curtis LM, Wilson EA, et al. Literacy, cognitive function,
and health: results of the LitCog study. J Gen Intern Med. 2012;27:
Grant Support: By grants R01AG030611, R01AG046352,
1300-7. [PMID: 22566171]
R01DK110172, and R01NR015444 from the National Institutes 9. Bailey SC, Wismer GA, Parker RM, et al. Development and ratio-
of Health (NIH). nale for a multifactorial, randomized controlled trial to test strategies
to promote adherence to complex drug regimens among older
adults. Contemp Clin Trials. 2017;62:21-26. [PMID: 28823927] doi:
Disclosures: Dr. Wolf reports grants from the NIH during the 10.1016/j.cct.2017.08.013
conduct of the study; grants from Merck, the Gordon and 10. Weiss BD, Mays MZ, Martz W, et al. Quick assessment of literacy
Betty Moore Foundation, the NIH, and Eli Lilly outside the in primary care: the Newest Vital Sign. Ann Fam Med. 2005;3:514-
submitted work; and personal fees from Sanofi, Pfizer, and 22. [PMID: 16338915]
Luto outside the submitted work. Dr. Serper reports personal 11. Wolf MS, Smith SG, Pandit AU, et al. Development and validation
fees from BioVie outside the submitted work. Ms. Batio re- of the Consumer Health Activation Index. Med Decis Making. 2018;
38:334-343. [PMID: 29436308] doi:10.1177/0272989X17753392
ports grants from the NIH during the conduct of the study. Dr.
12. Kelly B, Squiers L, Bann C, et al. Perceptions and plans for pre-
Ladner reports grants from the National Institute of Diabetes vention of Ebola: results from a national survey. BMC Public Health.
and Digestive and Kidney Diseases during the conduct of the 2015;15:1136. [PMID: 26572610] doi:10.1186/s12889-015-2441-7
study. Dr. Persell reports grants from Omron Healthcare and 13. Zou G. A modified Poisson regression approach to prospective
Pfizer outside the submitted work. Dr. Bailey reports grants studies with binary data. Am J Epidemiol. 2004;159:702-6. [PMID:
from the NIH during the conduct of the study; grants from 15033648]
Merck, the NIH, and Eli Lilly outside the submitted work; 14. Lin L, Savoia E, Agboola F, et al. What have we learned about
grants and personal fees from the Gordon and Betty Moore communication inequalities during the H1N1 pandemic: a system-
atic review of the literature. BMC Public Health. 2014;14:484. [PMID:
Foundation outside the submitted work; and personal fees
24884634] doi:10.1186/1471-2458-14-484
from Sanofi, Pfizer, and Luto outside the submitted work. Au- 15. Freimuth VS, Jamison A, Hancock G, et al. The role of risk per-
thors not named here have disclosed no conflicts of interest. ception in flu vaccine behavior among African-American and white
Disclosures can also be viewed at www.acponline.org/authors adults in the United States. Risk Anal. 2017;37:2150-2163. [PMID:
/icmje/ConflictOfInterestForms.do?msNum=M20-1239. 28314047] doi:10.1111/risa.12790

Annals.org Annals of Internal Medicine 9


ORIGINAL RESEARCH Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19

16. Crouse Quinn S, Jamison AM, Freimuth VS, et al. Determinants 19. Ramı́rez AS, Arellano Carmona K. Beyond fatalism: information
of influenza vaccination among high-risk black and white adults. Vac- overload as a mechanism to understand health disparities. Soc Sci
cine. 2017;35:7154-7159. [PMID: 29126805] doi:10.1016/j.vaccine Med. 2018;219:11-18. [PMID: 30342382] doi:10.1016/j.socscimed
.2017.10.083 .2018.10.006
17. Nanna MG, Navar AM, Zakroysky P, et al. Association of patient 20. Grantz KH, Rane MS, Salje H, et al. Disparities in influenza mor-
perceptions of cardiovascular risk and beliefs on statin drugs with tality and transmission related to sociodemographic factors within
racial differences in statin use: insights from the Patient and Provider Chicago in the pandemic of 1918. Proc Natl Acad Sci U S A. 2016;
Assessment of Lipid Management Registry. JAMA Cardiol. 2018;3: 113:13839-13844. [PMID: 27872284]
739-748. [PMID: 29898219] doi:10.1001/jamacardio.2018.1511 21. Shoemaker SJ, Wolf MS, Brach C. Development of the Patient
18. Park CL, Cho D, Moore PJ. How does education lead to healthier Education Materials Assessment Tool (PEMAT): a new measure of
behaviours? Testing the mediational roles of perceived control, understandability and actionability for print and audiovisual
health literacy and social support. Psychol Health. 2018;33:1416- patient information. Patient Educ Couns. 2014;96:395-403.
1429. [PMID: 30450977] doi:10.1080/08870446.2018.1510932 [PMID: 24973195] doi:10.1016/j.pec.2014.05.027

10 Annals of Internal Medicine Annals.org


Current Author Addresses: Drs. Wolf, O’Conor, Arvanitis, Per- Author Contributions: Conception and design: M.S. Wolf, M.
sell, Rowe, Linder, and Bailey; Ms. Opsasnick; Ms. Curtis; Ms. Serper, L. Opsasnick, L.M. Curtis, J.Y. Benavente, G. Wismer,
Benavente; Ms. Wismer; Ms. Batio; Ms. Eifler; Ms. Zheng; and D. Ladner, T. Rowe, J.A. Linder, S.C. Bailey.
Ms. Russell: Feinberg School of Medicine, Northwestern Uni- Analysis and interpretation of the data: M.S. Wolf, M. Serper,
versity, 750 North Lake Shore Drive, 10th Floor, Chicago, IL L. Opsasnick, R.M. O’Conor, L.M. Curtis, S. Batio, A. Russell,
60611. M. Arvanitis, D. Ladner, J.A. Linder, S.C. Bailey.
Dr. Serper: Hospital of the University of Pennsylvania, 3400 Drafting of the article: M.S. Wolf, L. Opsasnick, A. Russell, M.
Spruce Street, 2 Dulles, Philadelphia, PA 19104. Arvanitis, J.A. Linder, S.C. Bailey.
Dr. Ladner: Feinberg School of Medicine, Northwestern Uni- Critical revision of the article for important intellectual con-
tent: M.S. Wolf, M. Serper, R.M. O’Conor, L.M. Curtis, D.
versity, 676 North Saint Clair Street, Suite 1900, Chicago, IL
Ladner, S.D. Persell, T. Rowe, J.A. Linder, S.C. Bailey.
60611.
Final approval of the article: M.S. Wolf, M. Serper, L. Opsasnick, R.M.
Dr. Kwasny: Feinberg School of Medicine, Northwestern Uni-
O’Conor, L.M. Curtis, J.Y. Benavente, G. Wismer, S. Batio, M.
versity, 680 North Lake Shore Drive, Suite 1400, Chicago, IL
Eifler, P. Zheng, A. Russell, M. Arvanitis, D. Ladner, M. Kwasny,
60611. S.D. Persell, T. Rowe, J.A. Linder, S.C. Bailey.
Provision of study materials or patients: M.S. Wolf, J.Y.
Benavente, P. Zheng, D. Ladner.
Statistical expertise: M.S. Wolf, L. Opsasnick, L.M. Curtis,
M. Kwasny, J.A. Linder.
Obtaining of funding: M.S. Wolf, D. Ladner, S.C. Bailey.
Administrative, technical, or logistic support: M.S. Wolf, R.M.
O’Conor, J.Y. Benavente, G. Wismer, M. Eifler, P. Zheng, S.C.
Bailey.
Collection and assembly of data: M.S. Wolf, L. Opsasnick, G.
Wismer, M. Eifler, P. Zheng, A. Russell, D. Ladner.

Annals.org Annals of Internal Medicine


102

Bab 4. Analisis Jurnal


Implementasi Kognitif
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan
belajar tentang:
■■ Bagaimana analisis artikel
implementasi aspek kognitif dalam
terapi keluarga selama masa social
distancing COVID-19.
■■ Poin penting dalam analisis artikel
implementasi terapi aspek kognitif
keluarga
■■ Apa tren terkini yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan terapi
keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Cara pengembangan terapi keluarga
aspek kognitif selama masa social
distancing COVID-19
■■ Pengaruh pre-post terapi keluarga
aspek kogntif selama masa social
distancing COVID-19
■■ Tren di masyarakat yang
mempengaruhi perkembangan terapi
keluarga.

They were a trio, a mother and young children


scared and scarred, learning to sing songs
without a bass while opening jars and
opportunities through the strength of sheer
persistence. He became a part of them, breaking
through boundaries with clumsy actions while
exposing his feelings with caring words. Slowly,
through chaos, a family emerged as a group, like
a jazz quartet. Through improvisation they
developed a syncopated rhythm. In an
atmosphere of hope, came the sounds of harmony.
Gladding, 1992a
103

TELAAH JURNAL / ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

“Awareness, Attitudes, and Actions Related to COVID-19 Among Adults


With Chronic Conditions at the Onset of the U.S. Outbreak
A Cross-sectional Survey”

FORMAT TELAAH JURNAL/ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

ASPEK YANG
ITEM HASIL ANALISIS
DIANALISIS
Abstrak Penjelasan Wabah COVID-19 terus berkembang
dan membutuhkan upaya social
Gambaran isi distancing serta upaya preventif dalam
menyeluruh melindungi kesehatan masyarakat.
Namun, penyampain informasi
Tujuan penelitian edukasi tidak konsisten dan tidak jelas.
Tujuan penelitian ini untuk
menentukan kesadaran, pengetahuan,
sikap, dan perilaku terkait COVID-19
pada orang dewasa di A.S. yang rentan
terhadap komplikasi infeksi karena
usia dan komorbiditas.
Desain penelitian Survei cross-sectional terkait dengan 3
uji klinis aktif dan 1 studi kohort.
Variabel utama Pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
terkait dengan COVID-19.
Jumlah sampel 630 orang dewasa berusia 23 hingga
88 tahun hidup dengan 1 atau lebih
penyakit kronis.
Lokasi penelitian Akademik 5 praktik kedokteran
penyakit dalam dan 2 pusat kesehatan.
Hasil yang diperoleh 24,6% partisipan “sangat khawatir”
tertular coronavirus. Hampir sepertiga
tidak dapat mengidentifikasi gejala
dengan benar (28,3%) atau cara untuk
mencegah infeksi (30,2%).
Saran Satu dari 10 responden sangat yakin
bahwa pemerintah federal dapat
mencegah wabah nasional melalui
peningkatan kesadaran masyarakat.
Jumlah kata: 100-150 Tidak, jumlah kata 303
kata
Ditulis paling awal Kata yang ditulis setelah judul adalah
setelah judul nama para author.
Pendahuluan Latar belakang masalah Penyakit COVID-19 telah berevolusi
menjadi pandemi yang mengharuskan
orang di seluruh dunia harus
mengambil tindakan segera untuk
104

meminimalkan risiko infeksi dan


penyebaran virus (1). Krisis global
yang belum pernah terjadi sebelumnya
ini juga ditandai oleh miskomunikasi
mengenai ancaman COVID-19 yang
akan segera terjadi, yang
menyebabkan kebingungan publik dan
tidak adanya tindakan (2). Orang
dewasa dan lansia memiliki kondisi
kesehatan yang berisiko besar untuk
terinfeksi COVID-19 (3). Kurangnya
kemampuan untuk mengakses dan
memahami informasi kesehatan,
membuat keputusan yang tepat, dan
mengambil tindakan yang
mempromosikan kesehatan yang
optimal dan keterampilan yang biasa
disebut “literasi kesehatan” menjadi
faktor ppenting dalam penularan
COVID-19 (4,5). Ketidakpastian
informasi membuat kebingungan dan
kerancuan pada masyarakat. Dengan
demikian, dalam masa-masa ini,
banyak populasi rentan yang semakin
miskin informasi kesehatan hingga
berlanjut pada timbulnya risiko besar
bagi diri mereka sendiri dan
masyarakat.
Pernyataan masalah Krisis global yang belum pernah
terjadi sebelumnya ini juga ditandai
oleh miskomunikasi mengenai
ancaman COVID-19 yang akan segera
terjadi, yang menyebabkan
kebingungan publik dan tidak adanya
tindakan (2).
Tujuan penelitian Untuk menentukan kesadaran mereka
saat ini terhadap COVID-19, persepsi
mereka tentang keseriusan ancaman,
tingkat kekhawatiran dan kepedulian
mereka terkait dengan tertularnya
penyakit Covid-19. Kami fokus pada
peran literasi kesehatan dan faktor
penentu kesehatan psikososial lainnya
dalam memahami risiko COVID-19
dan inisiasi perilaku preventif.
Kerangka konsep Tidak ada kerangka konsep. Hanya
(kadang) ada Tabel Eligibilitas “Eligible
Sample and Associated NIH Parent
105

Studies in the C3 Survey” Terlampir


Metodologi Rancangan Survei cross-sectional terkait dengan 3
(Bahan dan uji klinis aktif dan 1 studi kohort.
cara) Manfaat Untuk menentukan kesadaran
COVID-19, pengetahuan, sikap, dan
perilaku terkait di antara orang dewasa
A.S. yang lebih rentan terhadap
komplikasi infeksi karena usia dan
kondisi komorbiditas.
Variabel penelitian Kesadaran, Sikap, dan Tindakan yang
Terkait dengan COVID-19 pada
Orang Dewasa Dengan Penyakit
Kronis di A.S.
Populasi dan sampel 630 orang dewasa berusia 23 hingga
88 tahun hidup dengan 1 atau lebih
penyakit kronis.
Kriteria inklusi: usia, adanya kondisi
kronis tertentu, telah diresepkan
rejimen kompleks (≥5 obat), dan
menjadi pasien aktif di tempat
perawatan primer tertentu. Kriteria
eksklusi: gangguan kognitif, visual,
atau pendengaran yang parah dan
tidak dapat diperbaiki yang akan
menghalangi kemampuan peserta
untuk menyelesaikan wawancara.
Lama penelitian 13 - 20 Maret 2020.
Cara pengumpulan data Prosedur perekrutan termasuk
mengidentifikasi peserta yang
memenuhi syarat melalui permintaan
catatan kesehatan elektronik; surat
yang menjelaskan penelitian;
kemudian menelepon setiap pasien
untuk memperkenalkan penelitian,
menyaring kelayakan, dan
menjadwalkan wawancara awal secara
langsung. Pewawancara penelitian
yang terlatih menghubungi peserta di
luar wawancara penelitian yang
biasanya dijadwalkan untuk
mengundang mereka untuk menjawab
serangkaian pertanyaan pendek yang
berkaitan dengan COVID-19 melalui
telepon. Tanggapan peserta dicatat
oleh pewawancara menggunakan
perangkat lunak survei berbasis web
REDCap. Rata-rata, survei memakan
waktu kurang dari 10 menit, dan
106

peserta yang menyelesaikan survei


diberitahu bahwa mereka akan
dikirimi sertifikat dan hadiah $ 10
untuk waktu mereka.
Uji coba kuesioner Item survei diadaptasi dari kuesioner
yang digunakan pada penelitian
sebelumnya (12). Kesadaran COVID-
19 dinilai dengan menggunakan 3 item
yang bertanya apakah peserta telah
mendengar tentang virus corona,
apakah mereka telah diberitahu cara
pencegahannya, atau jika seseorang
yang mereka kenal telah diberitahu
cara pencegahannya. Pengetahuan
Perilaku COVID-19 dinilai melalui
pertanyaan terbuka yang meminta
peserta menyebutkan 3 gejala
coronavirus dan 3 tindakan yang dapat
mereka ambil untuk menghindari
infeksi.
Sumber data Primer: Partisipan langsung
Sekunder: Telaah literatur
1) Survei Chicago COVID-19
Comorbidities (C3) disponsori oleh
National Institutes of Health.
2) Literasi Kesehatan dan Fungsi
Kognitif pada orang dewasa dan lansia
adalah studi kohort yang memeriksa
faktor-faktor kognitif dan psikososial
yang terkait dengan manajemen diri
dan penyakit kronis dari waktu ke
waktu.
3) Tiga artikel RCT Berbasis EHR
untuk Meningkatkan Kepatuhan
terhadap Regimen Kompleks dan
artikel lainnya. Studi-studi ini dipilih
karena mereka mendaftarkan sebagian
besar orang dewasa paruh baya atau
lansia (23 hingga 88 tahun) dengan 1
atau lebih penyakit kronis yang
karenanya akan berisiko lebih tinggi
untuk tertular COVID-19.
Instrumen Self-reported knowledge, attitudes,
and behaviors related to COVID-19
kuesioner.
Tenaga lapangan Pewawancara penelitian yang terlatih
menghubungi peserta di luar
wawancara / Lima dokter ahli klinis
107

(M.S., J.A.L., T.R., D.L., dan M.A.)


mendokumentasikan dan secara
independen mengkodekan tanggapan
kata demi kata, yang kemudian
dianalisis secara tematis oleh anggota
tim peneliti.
Teknik Pengolahan 1. Pengumpulan / dokumentasi Data
2. Koding
3. Input: Menggunakan aplikasi
Stata/SE, version 15 (StataCorp).
Teknik analisis data 1. Analisis deskriptif (SD, frekuensi,
dan persentase) digunakan untuk
menganalisis karakteristik responden.
2. Analisis Bivariat (menganalisis
hubungan antara karakteristik pasien
dan respons terhadap kesadaran
COVID-19, persepsi yang dirasakan,
pengetahuan, dan item perilaku
menggunakan tes uji t, atau analisis
varian)
3. Model regresi linier multivariabel
digunakan untuk memperkirakan
mean-kuadrat (dengan 95% CI) untuk
data continue dari kekhawatiran yang
dirasakan. Sedangkan hasil dikotomis,
distribusi Poisson multivariabel
digunakan daripada rasio odds untuk
memperkirakan risiko relatif (13).
Hasil Nilai Insidence Rate Tidak menyatakan Nilai Incidence
penelitian Rate
Analisis statistic 1. Analisis deskriptif (SD, frekuensi,
dan persentase) digunakan untuk
menganalisis karakteristik responden.
2. Analisis Bivariat (menganalisis
hubungan antara karakteristik pasien
dan respons terhadap kesadaran
COVID-19, persepsi yang dirasakan,
pengetahuan, dan item perilaku
menggunakan tes uji t, atau analisis
varian)
3. Model regresi linier multivariabel
digunakan untuk memperkirakan
mean-kuadrat (dengan 95% CI) untuk
data continue dari kekhawatiran yang
dirasakan. Sedangkan hasil dikotomis,
distribusi Poisson multivariabel
digunakan daripada rasio odds untuk
memperkirakan risiko relatif (13).
108

Penyajian Disajikan dalam 5 tabel. Analisa


deskriptif univariat, bivariat, dan
multivariat
Judul tabel Table 1. Eligible Sample and
Associated NIH Parent Studies in the
C3 Survey*
Table 2. Knowledge, Attitudes, and
Self-reported Behaviors Toward
COVID-19 in Overall Sample*
Table 3. Sample Characteristics (n =
630)
Table 4. Knowledge, Attitudes, and
Self-reported Behaviors Toward
COVID-19 Across Sample
Characteristics (n = 630)*
Table 5. Multivariable Models
Examining Patient Characteristics and
COVID-19 Awareness, Knowledge,
Behavior, and Preparedness (n = 599)*
Tinjauan hasil COVID-19: Kesadaran dan
Kepedulian
Semua peserta telah mendengar
tentang coronavirus (COVID-19), dan
sebagian besar menganggap potensi
ancamannya tinggi. Satu dari 4
(24,6%) mengatakan bahwa mereka
"sangat khawatir" tentang penularan
coronavirus. Sebaliknya 35,9% tidak
khawatir sama sekali terhadap
influenza. 50,4% menilai
kekhawatiran mereka tentang COVID-
19 dan influenza sama, sedangkan.
Ancaman wabah COVID-19 dinilai
lebih serius oleh orang dewasa berusia
70 tahun atau lebih; mereka yang
memiliki 3 atau lebih kondisi kronis
menilai ancamannya tidak seserius
daripada mereka yang memiliki
kondisi lebih sedikit. Dalam analisis
multivariabel, perempuan lebih
cenderung menilai tingkat keseriusan
ancaman COVID-19 dibandingkan
laki-laki, sedangkan orang dewasa
yang hidup di bawah tingkat
kemiskinan menilai hal itu kurang
serius dibandingkan dengan mereka
yang berpenghasilan lebih tinggi.
Tingkat penilaian keseriusan COVID-
109

19 juga meningkat secara signifikan


lebih tinggi pada akhir periode survei
daripada di awal.

COVID-19: Pengetahuan
53,6% orang yang terinfeksi hanya
akan memiliki gejala ringan dan
14,2% akan meninggal karena
COVID-19. Sebagian besar peserta
mengidentifikasi dengan benar 3
gejala (71,7%) dan 3 cara untuk
mencegah infeksi (69,8%). Peserta
yang lebih tua, berkulit hitam, belum
menikah, menganggur, atau pensiun;
memiliki kesehatan yang lebih buruk;
atau memiliki tingkat melek kesehatan
yang lebih rendah menunjukkan
pengetahuan COVID-19 yang lebih
rendah. Setelah penyesuaian
multivariabel, karakteristik pasien
tidak lagi dikaitkan dengan
pengetahuan tentang gejala COVID-
19 atau cara pencegahan.

COVID-19: Perilaku Terkait


Lebih dari setengah pasien (58,6%)
melaporkan bahwa coronavirus telah
menyebabkan mereka mengubah
"banyak" rutinitas harian mereka.
78,1% mengatakan bahwa mereka
telah mempersipkannya lebih awal.
Setelah penyesuaian multivariabel,
faktor-faktor pasien ini tidak lagi
dikaitkan dengan perubahan baik
rutinitas harian atau rencana yang ada.
Sebaliknya, responden yang
diwawancarai kemudian dalam
periode survei 1 minggu lebih
cenderung melaporkan bahwa rutinitas
harian mereka telah berubah "banyak".

Kesiapan untuk Wabah COVID-19


Satu dari 5 responden (20,8%)
melaporkan bahwa mereka “sangat
siap” untuk wabah yang meluas.
Hampir sepertiga (29,1%) tidak
memiliki keyakinan bahwa pemerintah
federal dapat mencegah wabah
110

nasional; 10,2% sangat percaya diri.


Dalam analisis multivariabel, hanya
melek kesehatan yang rendah tetap
terkait dengan perasaan "agak" atau
"sangat" percaya diri pada
kemampuan pemerintah federal untuk
mencegah wabah nasional
Pembahasan Jumlah Tidak terbagi dalam poin-poin
pembahasan namun secara umum
dalam garis besar beberapa paragraf
memuat 3 hal yakni: Awareness,
Attitudes, and Actions Related to
COVID-19 pada pasien dewasa
dengan penyakit kronis
Uraian analisis temuan Amerika Serikat dengan lebih dari
6.980 COVID-19 kasus, dan 141
warga negara telah meninggal. Ketika
survei C3 kami dimulai pada 13 Maret
2020, hanya ada 46 kasus dan tidak
ada kematian; pada akhir survei pada
20 Maret, ada 585 kasus dan 5
kematian. Di seluruh Amerika Serikat
dan di seluruh dunia, wabah itu
meningkat pada tingkat 40% hingga
50% lebih banyak kasus baru setiap
hari selama minggu wawancara. Pada
saat yang sama, beberapa tindakan
diumumkan secara berurutan:
Sekolah-sekolah mulai ditutup di
Illinois, para majikan mengirim staf ke
rumah untuk bekerja dari jarak jauh,
berbagai pembatasan publik
diterapkan (penutupan bar dan
restoran dan pembatasan pada
pertemuan). Dengan demikian, temuan
kami memberikan gambaran langka
tentang bagaimana sebuah kelompok
yang terdiri dari sebagian besar orang
dewasa paruh baya dan lansia dengan
kondisi kesehatan yang mendasarinya
beradaptasi dengan waktu yang belum
pernah terjadi sebelumnya ini dan
mengambil tindakan, atau tidak. Studi
kami mengidentifikasi tentang
perbedaan demografis dan sosial
ekonomi dalam bagaimana individu
memandang ancaman COVID-19 dan,
mungkin, kemampuan mereka sendiri
111

untuk mengambil tindakan untuk


mencegah penyakit. Khususnya,
mereka yang berkulit hitam, hidup di
bawah tingkat kemiskinan, dan
memiliki melek kesehatan yang
rendah cenderung tidak percaya bahwa
mereka mungkin terinfeksi, dan
responden berkulit hitam kurang
khawatir tentang pandemi. Orang
dewasa berkulit hitam juga merasa
kurang siap untuk berjangkitnya
wabah kulit putih, dan orang-orang
dengan tingkat melek kesehatan yang
rendah melaporkan tidak hanya kurang
siap tetapi juga lebih percaya diri
terhadap respons pemerintah federal.
Meskipun alasan untuk temuan ini
tidak jelas, hasil serupa dilaporkan
selama pandemi influenza H1N1 pada
tahun 2009 (14). Kepercayaan pada
pejabat kesehatan masyarakat,
perilaku pencarian informasi, sumber
informasi, frekuensi paparan media,
pengetahuan, dan kekhawatiran terkait
wabah semuanya menyoroti faktor-
faktor penentu perbedaan yang
terdokumentasi dalam pengambilan
perilaku yang direkomendasikan.
Dalam penelitian kami, perbedaan
berdasarkan ras, status sosial ekonomi,
dan melek kesehatan tidak tercermin
dalam peringkat keseriusan ancaman
COVID-19, menunjukkan
pengetahuan tentang presentasi gejala
atau cara umum untuk mencegahnya,
atau melaporkan perubahan pada
rutinitas dan rencana harian .
Penelitian sebelumnya telah
mendokumentasikan perbedaan rasial
yang berkaitan dengan kepercayaan
pada sistem perawatan kesehatan (15-
17). Bagi mereka yang hidup di bawah
tingkat kemiskinan atau memiliki
melek kesehatan yang rendah, persepsi
risiko pribadi dan kemampuan untuk
mencegah infeksi mungkin terbatas.
Ini mungkin karena merasa kurang
mampu mengubah keadaan sosial
112

seseorang, atau kurangnya komunikasi


kesehatan masyarakat yang eksplisit
dan dapat ditindaklanjuti dan
memberikan pesan yang jelas dan
manjur mengenai perilaku
perlindungan yang direkomendasikan
(18, 19). Sebuah laporan sebelumnya
menemukan kesenjangan sosial
ekonomi dan melek huruf dalam
mortalitas terkait dengan pandemi
influenza (19,18); demikian juga,
temuan kami harus meningkatkan
kehati-hatian (20). Meskipun
infrastruktur kesehatan masyarakat
saat ini berbeda, upaya yang ada
mungkin tidak cukup menjangkau
populasi rentan ini.
Perbedaan dengan Didalam jurnal ini disebutkan bawa
temuan sebelumnya temuan penelitian konsisten dengan
literatur sebelumnya.
Generalisasi Desain penelitian berupa crossectional
study dengan pendekatan cohort
mengindikasikan penelitian ini tidak
dapat digeneralisasikan
Saran Gelombang pertama dari studi C3 ini
mengungkapkan kesenjangan yang
mendalam dalam kesadaran,
pengetahuan, kepedulian, dan tindakan
kesehatan masyarakat. Potensi
pandemi COVID-19 untuk
memperburuk kesenjangan kesehatan
berpotensi melalui mekanisme yang
berkaitan dengan pesan kesehatan
masyarakat yang tidak memadai atau
bertentangan di antara mereka yang
secara sosial-ekonomi kurang
beruntung, termasuk kelompok
minoritas ras, atau memiliki literasi
kesehatan yang lebih terbatas.
Diperlukan tindakan sekarang untuk
memastikan bahwa ketika pandemi
menyebar, semua warga negara secara
memadai disadarkan akan gawatnya
ancaman; dengan kejelasan dan
perhatian yang tinggi terhadap literasi
kesehatan terbaik. Kita perlu
menjelaskan langkah-langkah spesifik
yang harus diambil untuk menghindari
113

bahaya.
Rekomendasi Pertama, survei ini dilakukan di antara
kelompok pasien yang dipilih yang
semuanya peserta aktif dalam studi
kohort atau uji klinis yang disponsori
oleh National Institutes of Health di 1
kota besar A.S. Dengan demikian,
temuan ini mungkin memiliki
generalisasi terbatas, terutama untuk
orang dewasa muda dan mereka yang
tidak memiliki kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Namun, sampel
penelitian kami sengaja memasukkan
pria dan wanita yang secara sosial-
ekonomi, rasial, dan beragam etnis
dan berisiko terbesar untuk COVID-19
karena usia dan kondisi yang
mendasarinya. Kedua, investigasi
kami dengan cepat dan dengan cepat
merekrut sampel sebanyak mungkin
selama gelombang pertama dari
berbagai wawancara Namun,
penelitian selanjutnya bisa
meggunakna alat ukur yang sesuai
pada orang dengan melek huruf yang
lebih rendah (21). Ketiga, kesadaran
awal COVID-19, tingkat
kekhawatiran, pengetahuan mendasar,
sikap, dan serangkaian perilaku yang
terbatas. Penelitian selanjutnya bisa
memulai pada pemahaman masyarakat
terkait virus sejak berevolusi agar
memperluas perkembangan
pengetahuan
Ucapan Orang yang berjasa National Institutes of Health (NIH).
terima kasih membantu
Apendiks Penjelasan Apendiks C3 = Chicago COVID-19
Comorbidities; COVID-19 =
coronavirus disease 2019; EHR =
electronic health record; FQHC =
federally qualified health center; NIH
= National Institutes of Health; T2DM
= type 2 diabetes mellitus.
Referensi Urutan pengutipan Citasi menggunakan Vancouver style
dengan 21 sumber artikel
Nama dan judul 1. Worldometer. COVID-19
coronavirus outbreak. Accessed at
www .worldometers.info/coronavirus
114

on 24 March 2020.

sampai dengan artikel

21. Shoemaker SJ, Wolf MS, Brach C.


Development of the Patient Education
Materials Assessment Tool (PEMAT):
a new measure of understandability
and actionability for print and
audiovisual patient information.
Patient Educ Couns. 2014;96:395-403.
[PMID: 24973195]
doi:10.1016/j.pec.2014.05.027
Tahun dan halaman Artikel bervariasi mulai tahun 2004
sampai dengan 2020

Lampiran:
1) Table 1. Eligible Sample and Associated NIH Parent Studies in the C3 Survey*

DAFTAR PUSTAKA

Wolf M. S., Serper M., Opsasnick L., O‟Conor R.M., Curtis L. M., Benavente J. Y.,
Wismer G., Batio S., Eifler M., Zheng P., Russell A., Arvanitis M., Ladner D.,
Kwasny M., Persell S. D., Rowe T., Linder J. A., Bailey S. C. 2020. Awareness,
Attitudes, and Actions Related to COVID-19 Among Adults With Chronic
Conditions at the Onset of the U.S. Outbreak. Ann Intern Med. 9 April 2020 : 1-
11. doi:10.7326/M20-1239
115

Bab 5. Paper Artikel


Implementasi Attitude
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Salah satu artikel tentang aspek
attitude dalam implementasi terapi
keluarga
■■ Konsep tentang implementasi terapi
keluarga aspek attitude berbasis evidence
based
■■ Penilaian aspek attitude dalam
implementasi terapi keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Terapi attitude lain dalam
implementasi terapi keluarga
■■ Bagaimana perubahan dalam keluarga
dalam aspek attitude berdasarkan tinjuan
artikel
■■ Tren artikel terapi keluarga dalam
aspek attitude yang sesuai pada keluarga
selama masa social distancing COVID-19.

She works cleaning clothes and ironing sheets,


a person of color in a bland and bleached world
where there is little emotion amid the routine as
the days fade like memories into each other. He
struggles trimming hedges and mowing grass, a
solitary white man surrounded by people whose
skin is darker than his. Sometime when
discouraged she struggles to stop her dreams
from slipping away, like the fresh steam from
her always hot iron, by calling her hopes by
name. He too concentrates on the yet-to-be amid
the tedium of routine and long hours as he
imagines pictures of home and scenes of those
who love him.
Gladding, 1992b
Journals of Gerontology: Psychological Sciences
cite as: J Gerontol B Psychol Sci Soc Sci, 2020, Vol. XX, No. XX, 1–7
doi:10.1093/geronb/gbaa048
Advance Access publication April 13, 2020

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


Research Report

“We Are Staying at Home.” Association of Self-perceptions


of Aging, Personal and Family Resources, and Loneliness
With Psychological Distress During the Lock-Down Period
of COVID-19
Andrés Losada-Baltar, PhD,1,*, Lucía Jiménez-Gonzalo, MA,1 Laura Gallego-Alberto,
PhD,2, María  del  Sequeros Pedroso-Chaparro, MA,1 José Fernandes-Pires, MA,1 and
María Márquez-González, PhD2
Departamento de Psicología, Universidad Rey Juan Carlos, Madrid, Spain. 2Departamento de Psicología Biológica y de la
1

Salud, Universidad Autónoma de Madrid, Spain.


*Address correspondence to: Andrés Losada Baltar, Facultad de Ciencias de la Salud, Universidad Rey Juan Carlos, Departamental II, Avenida
de Atenas s/n, 28922 Alcorcón, Madrid, Spain. E-mail: andres.losada@urjc.es

Received: March 26, 2020; Editorial Decision Date: April 8, 2020

Decision Editor: Derek Issacowitz, PhD

Abstract
Objectives:  Families are going through a very stressful time because of the COVID-19 outbreak, with age being a risk factor
for this illness. Negative self-perceptions of aging, among other personal and relational variables, may be associated with
loneliness and distress caused by the pandemic crisis.
Method:  Participants are 1,310 Spanish people (age range: 18–88 years) during a lock-down period at home. In addition
to specific questions about risk for COVID-19, self-perceptions of aging, family and personal resources, loneliness, and
psychological distress were measured. Hierarchical regression analyses were done for assessing the correlates of loneliness
and psychological distress.
Results:  The measured variables allow for an explanation of 48% and 33% of the variance of distress and loneliness, re-
spectively. Being female, younger, having negative self-perceptions about aging, more time exposed to news about COVID-
19, more contact with relatives different to those that co-reside, fewer positive emotions, less perceived self-efficacy, lower
quality of sleep, higher expressed emotion, and higher loneliness were associated with higher distress. Being female, younger,
having negative self-perceptions about aging, more time exposed to news about COVID-19, lower contact with relatives,
higher self-perception as a burden, fewer positive emotions, lower resources for entertaining oneself, lower quality of sleep,
and higher expressed emotion were associated with higher loneliness.
Discussion:  Having negative self-perceptions of aging and lower chronological age, together with other measured family
and personal resources, are associated with loneliness and psychological distress. Older adults with positive self-perceptions
of aging seem to be more resilient during the COVID-19 outbreak.
Keywords:  Coping, Crisis, Depression, Expressed emotion, Self-efficacy
  

The outbreak of the COVID-19 pandemic is having a & Wei, 2020). Countries such as Spain are requiring lock-
strong impact among individuals and families, who are downs of their citizens. Epidemiological data indicate
going through a very stressful period (Zhang, Wang, Rauch, that age is clearly associated with the risk of developing

© The Author(s) 2020. Published by Oxford University Press on behalf of The Gerontological Society of America. All rights reserved. 1
For permissions, please e-mail: journals.permissions@oup.com.
2 Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX

critical health problems and mortality related to this illness the Liang and Bollen (1983) Attitudes Toward Own Aging
(Remuzzi & Remuzzi, 2020). Beyond chronological age, subscale. This is a five-item scale (e.g., “Things keep getting
negative self-perceptions of aging may be related to nega- worse as I get older”), with higher scores indicating more
tive outcomes for older adults and play a significant role in negative self-perceptions of aging. Cronbach’s alpha of this
this context, considering previous findings linking negative scale in the current sample was .60.
self-perceptions of aging to less engagement in health be-

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


haviors (Levy & Myers, 2004). The risk of getting infected Stressors
by COVID-19 through personal contact, together with the Considering sources of stress that have been identified
lock-down scenario, may contribute to feelings of loneli- as related with COVID-19, such as the risk to clinicians’
ness and psychological distress. physical health (Dewey, Hingle, Goelz, & Linzer, 2020),
The prolonged exposure to stress due to the lock-down fear about own health (Brooks et al., 2020), and massive
scenario may also contribute to an increase in psycholog- quantities of information about the pandemic (Van Bavel
ical distress by reducing sources of support (e.g., family), et  al., 2020), the following questions were included: “Do
increasing the importance of personal resources, such as you have a profession or vital situation that puts you in
self-efficacy and relational variables. These issues may have a risk situation?” (answers: “no” and “yes”) and “Do you
a strong impact on perceived loneliness, a factor widely as- consider yourself to be at risk of serious health outcomes
sociated with psychological distress as well as an outcome if getting COVID-19?” (answers: “no,” “yes,” and “I don’t
in itself (Cacioppo & Cacioppo, 2018). know”). The item “How much time do you devote to
Drawing upon the stress and coping model (Lazarus & looking for and processing information related to COVID-
Folkman, 1984), which highlights the relevance of personal 19 and the current situation? (e.g., news, radio or TV, in-
or social resources for understanding the differences in dis- ternet, others)” was included [answers ranging from 0 (not
tress between individuals, the objective of this study was at all) to 10 (I am attentive to all the possible information)].
to analyze the capacity of variables related to the outbreak
of COVID-19 to explain loneliness and distress in people Family resources
exposed to COVID-19 lock-down scenario, controlling The items “I am satisfied with the support that I receive
for sociodemographic variables (including age and self- from my family” [adapted from the APGAR question-
perceptions of aging), and personal and family resources. naire (Smilkstein, 1978), with answers ranging from 0
(almost never) to 2 (always)], “I feel that I am a burden
to my family” [from the Self-Perceived Burden Scale
Method (Cousineau, McDowell, Hotz, & Hébert, 2003); answers
Participants and Procedure from 0 (never or almost never) to 4 (almost always)], and
“How much contact do you have with relatives different
Participants were people older than 18 years living in Spain
to those you reside with?” [answers from 0 (no contact
and experiencing the required (mandatory) situation of
at all) to 10 (I have all the contact that I need)] were in-
lock-down at home, beginning on Sunday 15th of March
cluded. In addition, participants were requested to report
after the government’s decision. Participation in this study
how many people (different from themselves) they were
was requested through social networks and all the options
co-residing with.
available for the researchers to contact potential partici-
pants. The same description and request for participation
Personal resources
were sent to associations or institutions that frequently
Ad hoc questions were included to measure diverse per-
collaborate with the research team, as well as to other po-
sonal resources related with emotion regulation, behav-
tential associations or institutions contacted through so-
ioral, cognitive, and social coping strategies selected among
cial networks, such as Whatsapp, Facebook, or Linkedin.
the many and diverse potential resource variables analyzed
The data presented here were gathered from Saturday 21st
in the stress and coping literature. Specifically, questions
of March (at 19:00  hr) to Thursday 24th of March (at
were included to measure daily positive emotions [“How
21:00 hr). All participants provided their consent to partic-
many moments of happiness, humor, laughter, or positive
ipate in the study and during the first week of lock-down
emotions do you have per day?”; answers from 0 (no mo-
answered a survey that was developed using Google Forms.
ment at all) to 10 (I have many moments per day)]; en-
The study was approved by the Ethics Committee of the
tertainment resources [“To what extent do you feel that
Hospital Universitario Fundación Alcorcón.
you have resources for entertaining yourself at home?”;
answers from 0 (I have nothing to entertain myself with)
to 10 (I have all the things I need)]; and self-efficacy [“To
Measures what extent do you feel capable of coping effectively with
In addition to age, gender, and marital status, self- the current situation?”; answers from 0 (not at all capable)
perceptions of aging were measured through the same pro- to 10 (totally capable)]. Daily time devoted to exercise
cedure used by Levy, Slade, Kunkel, and Kasl (2002), with was reported in a scale from 0 (no time at all) to 4 (more
Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX 3

than one hour and a half)]. Quality of sleep was rated in Regarding the results of the hierarchical regression for
a scale ranging from 0 (very bad) to 3 (very good). Finally, explaining psychological distress (Table  1), the inclusion
as an indicator of expressed emotion, the following items of variables at each step contributed significantly to the
based on the Family Attitude Scale (Kavanagh et al., 1997) explained variance of psychological distress, with Steps
were included: “To what extent do you like to have people 1 (sociodemographic characteristics and negative self-
around?,” “I feel that people living with me are driving me perceptions of aging) and 4 (personal resources) yielding

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


crazy,” “I lose my temper with those living with me,” and “I the highest contributions to the variance. The variables
shout at people living with me.” Cronbach’s alpha for these with a significant contribution to explaining distress in the
four items in this sample is .87. final model were: being female, of lower chronological age,
higher negative self-perceptions about aging, more time de-
Loneliness voted to COVID-19 information, more contact with other
Perceived loneliness was measured using the same proce- relatives different to those that co-reside, fewer daily pos-
dure as Kool and Geenen (2012), through the item “How itive emotions, less perceived self-efficacy, lower reported
much loneliness do you feel?,” with answers ranging from quality of sleep, higher expressed emotion, and higher
0 (I do not feel lonely at all) to 10 (I feel absolutely lonely). loneliness.
Regarding the results of the hierarchical regression for
Psychological distress explaining loneliness (Table  2), the inclusion of variables
A wide array of psychological responses to COVID-19 has at each step (except Step 2, stressors) contributed signif-
been described, including anxiety and depression (Wang icantly to the explained variance of loneliness, with Step
et al., 2020), anger or fear (Brooks et al., 2020). With the 1 (sociodemographic characteristics and negative self-
aim of providing a brief measure of these diverse emo- perceptions of aging) yielding the highest contribution to
tions, and drawing on research providing support for the the variance. The variables with a significant contribu-
use of single-item measures of emotional problems (e.g., tion to explaining loneliness in the final model were the
Zimmerman et al., 2006), an ad hoc 5-item scale was de- same that contributed to the explanation of psychological
veloped that measured, respectively, anxiety, anger, sadness, distress (except for perceived self-efficacy), plus a lower
fear, and hope (e.g., “How much sadness do you feel”). number of people (different from themselves) co-residing,
Answers ranged from 0 (I do not feel _____ at all) to 10 a higher self-perception as a burden, and lower reported
(I feel totally _____), except for the item measuring hope, resources for entertaining oneself at home.
which was reversed. Cronbach’s alpha for this scale with
the current sample is .80.
Discussion
Contrary to our hypothesis, an inverse association was
Data Analysis found between chronological age and both loneliness and
distress. Consistent with these results, previous studies
In addition to descriptive and correlational analyses, two
have found a lower reactivity to stress in older adults (e.g.,
hierarchical regression analyses were conducted to examine
Birditt, Fingerman, & Almeida, 2005), that may be re-
the association between the assessed variables and loneli-
lated to resilience (Ong, Bergeman, Bisconti, & Wallace,
ness and psychological distress, using the SPSS software
2006), or to a more effective emotion regulation ability,
(version 22.0). Drawing upon the stress and coping model,
involving more use of preventive and emotion-focused
sociodemographic variables were included in the first step,
strategies (e.g., Charles & Carstensen, 2007). However,
followed by stressors, family resources, personal resources,
as expected, negative self-perceptions of aging were found
and loneliness.
to be strongly associated with emotional outcomes. This
central role of negative self-perceptions of aging in the
explanation of loneliness and distress identified in this
Results study provides additional support for its importance as
Participants were 1,310 people (71.1% female) with an a dimension associated with negative outcomes and sup-
age range from 18 to 88 (mean = 42.36; SD = 16.20). Of ports an interesting combination of both the embodi-
these, 408 (31.1%) were aged between 18 and 29  years, ment theory (Levy, 2009) and the stress and coping model
300 (22.9%) between 30 and 44, 375 (28.6) between (Lazarus & Folkman, 1984). The fact that the strength
45 and 59, and 227 (17.3%) were older than 60  years. of association between negative self-perception of aging
Regarding measures of risk of contracting COVID-19, 273 and loneliness and distress decreases (although still sig-
(20.8%) people reported being professionals at risk, and nificant) in the fourth step of the model (when personal
309 (23.6%) reported perceiving themselves as at risk for resources are included) could be suggesting an interesting
COVID-19. The descriptive characteristics of the remaining mediation role of personal resources in the relationship
variables and correlations between the assessed variables between negative self-perceptions of aging with loneliness
can be found in the Supplementary Material. and psychological distress. These findings seem to support
4

Table 1.  Hierarchical Regression Analysis Examining the Associations Between Assessed Variables and Psychological Distress

Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Step 5

Variables B SE B B SE B B SE B B SE B B SE B

Gender (1 = male) −4.71 .59 −0.21** −4.76 .58 −.21** −4.40 .59 −0.20** −2.76 .53 −0.12** −2.47 .51 −0.11**
Age −0.08 .02 −0.13** −0.10 .02 −.16** −0.08 .02 −0.13** −0.08 .02 −0.13** −0.07 .02 −0.11**
Self-perception of aging 2.75 .19 0.37** 2.60 .19 .35** 2.24 .20 0.30** 1.07 .19 0.14** 0.89 .18 0.12**
Profession of risk for 0.55 .67 .02 0.70 .66 0.03 0.10 .58 0.00 0.11 .57 0.00
COVID-19 (1 = yes)
Health risk if infected by 1.30 .67 .05 1.08 .67 0.05 0.62 .59 0.03 0.64 .57 0.03
COVID-19 (1 = yes)
Time devoted to COVID-19 0.77 .11 .18** 0.83 .11 0.19** 0.76 .10 0.18** 0.72 .09 0.17**
information
People co-residing −0.17 .22 −0.02 −0.40 .19 −0.05* −0.14 .19 −0.02
Satisfaction with family −1.68 .51 −0.09** −0.17 .46 −0.01 0.03 .45 0.00
Self-perception as a burden 1.81 .36 0.14** 0.69 .32 0.05* 0.31 .31 0.02
Contact with relatives not 0.09 .12 0.02 0.39 .11 0.09** 0.47 .11 0.11**
co-residing
Daily positive emotions −0.86 .14 −0.16** −0.68 .14 −0.12**
Resources for entertaining −0.08 .16 −0.01 0.10 .16 0.02
oneself
Perceived self-efficacy −1.45 .13 −0.28** −1.40 .13 −0.27**
Daily hours of exercise −0.29 .22 −0.03 −0.27 .21 −0.03
Sleep quality −1.97 .29 −0.16** −1.79 .29 −0.14**
Expressed emotion 0.63 .11 0.15** 0.51 .10 0.12**
Loneliness 0.83 .10 0.21**
Change in R 2 .21** .04** .03** .18** .03**

*p < .05. **p < .01.


Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX 5

Table 2.  Hierarchical Regression Analysis Examining the Associations Between Assessed Variables and Loneliness

Step 1 Step 2 Step 3 Step 4

Variables B SE B B SE B B SE B B SE B

Gender (1 = male) −.47 .16 −.08** −.48 .16 −.09** −.53 .15 −.09** −.35 .15 −.06*

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


Age −.03 .00 −.19** −.03 .01 −.21** −.02 .01 −.11** −.02 .01 −.10**
Self-perception of aging .63 .05 .33** .62 .05 .33** .42 .05 .22** .22 .05 .12**
Profession of risk for .03 .18 .00 .13 .17 .02 −.00 .16 .00
COVID-19 (1 = yes)
Health risk if infected by .22 .18 .04 .07 .17 .01 −.02 .16 −.00
COVID-19 (1 = yes)
Time devoted to COVID-19 .02 .03 .02 .06 .03 .05* .06 .03 .05*
information
People co-residing −.29 .06 −.13** −.32 .05 −.15**
Satisfaction with family −.57 .13 −.12** −.24 .13 −.05
Self-perception as a burden .60 .09 .18** .46 .09 .14**
Contact with relatives not −.18 .03 −.17** −.10 .03 −.09**
co-residing
Daily positive emotions −.22 .04 −.16**
Resources for entertaining −.22 .05 −.13**
oneself
Perceived self-efficacy −.06 .04 −.05
Daily hours of exercise −.03 .06 −.01
Sleep quality −.22 .08 −.07*
Expressed emotion .15 .03 .14**
Change in R2 .16** .00 .09** .08**

*p < .05. **p < .01.

previous results reported by Levy and Myers (2004), In summary, in addition to gender, chronological age,
who found that positive self-perceptions of aging were self-perceptions of aging, and time devoted to COVID-10
related to engagement in more preventive health behav- information, family and personal resources seem to be rele-
iors, and by Bellingtier and Neupert (2018), who found vant for explaining loneliness and psychological well-being
that older adults with more negative attitudes toward own during a critical stressful period.
aging reported increased emotional reactivity to stressors.
Being female was found to be associated with reporting
higher loneliness and distress and, among the assessed
Limitations
stressors, participants having a profession that put them at The cross-sectional nature of the data does not allow clear
risk of being infected with COVID-19 did not show higher identification of the effects of the factors associated with
distress scores. Only time devoted to looking for and proc- an increase in loneliness and distress during the lock-down
essing COVID-19 information, a strategy that can increase period. In addition, the obtained sample may not be rep-
psychological vulnerability (Van Bavel et al., 2020), had a resentative of the general Spanish population (population
significant positive association with loneliness and psycho- census; Instituto Nacional de Estadística, 2019). For ex-
logical distress. ample, while the gender distribution of the Spanish popu-
Regarding family resources, having contact with mem- lation is quite similar for the population between 20 and
bers of the family that do not reside in the same house- 89  years old, in our study, most of the participants were
hold was found to be related to more distress (but lower women. In addition, although the percentage of partici-
loneliness) in the final step of the regression analysis. The pants from the age ranges of 30–44, and 45–59 is similar
correlations of distress with lower satisfaction with family to the general population distribution, a higher proportion
support and negative self-perception as a burden, and of participants was obtained for the age range of 18–29,
fewer resources for entertaining oneself at home, are no and a lower proportion for the range of 60 and older. Also,
longer significant when personal resources are considered. older adults who participate in this study are users of on-
Possible mediation effects could explain these findings. line technologies and may not, therefore, be representative
For example, lower satisfaction with the support from of the general older adult population, something that may
the family may lead to higher expressed emotion attitudes be acting as a confounding variable in this study (as well
(Delvecchio et al., 2014). as in similar studies done in the context of COVID-19;
6 Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX

Zhong et  al., 2020). Even though studies exist that pro- Caixa) and Pilar Rodríguez from Fundación Pilares, and all
vide support for the use of single-items in surveys and even the institutions that contributed to the sample recruitment.
clinical contexts (e.g., Zimmerman et  al., 2006), the use Data collection was not preregistered. The study materials,
of single-items for measuring the wide-ranging effects of analytic methods, and data are available upon request from
the lock-down situation in the context of individuals and the corresponding author on reasonable request.
families through a brief and easy to answer measure is

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


a limitation of the study. The internal consistency of the
self-perceptions of aging scale, although similar to that Conflict of Interest
reported in other studies (e.g., Siebert, Wahl, Degen, & None reported.
Schröder, 2018), is low. Regarding the psychological dis-
tress measure, even though a good internal consistency
was found, future studies are needed to support the va- References
lidity and reliability of the measure. Despite the fact that Bellingtier, J. A., & Neupert, S. D. (2018). Negative aging attitudes
the obtained percentage of explained variance of loneliness predict greater reactivity to daily stressors in older adults.
and psychological distress is high, other variables that can The Journals of Gerontology, Series B: Psychological Sciences
also contribute to distress in this scenario were not meas- and Social Sciences, 73(7), 1155–1159. doi:10.1093/geronb/
ured, such as perceived susceptibility and confusion about gbw086
information reliability (Qian et al., 2020), knowledge, at- Birditt, K. S., Fingerman, K. L., & Almeida, D. M. (2005). Age dif-
titudes, and practices toward COVID-19 (Zhong et  al., ferences in exposure and reactions to interpersonal tensions:
2020), or uncertainty about the future (including potential A  daily diary study. Psychology and Aging, 20(2), 330–340.
health or economic issues). doi:10.1037/0882-7974.20.2.330
In spite of these limitations, we believe that the findings Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Woodland, L., Wessely, S.,
of this study, obtained at a unique moment, with a large Greenberg,  N., & Rubin,  G.  J. (2020). The psychological im-
sample of participants during the first stage (first week) of pact of quarantine and how to reduce it: Rapid review of the
the lock-down period linked to the COVID-19 outbreak, evidence. Lancet (London, England), 395(10227), 912–920.
provide important information regarding the effect of psy- doi:10.1016/S0140-6736(20)30460-8
chosocial variables on loneliness and psychological distress. Cacioppo,  J.  T., & Cacioppo,  S. (2018). The growing problem
Loneliness and psychological distress seem to be related to of loneliness. Lancet (London, England), 391(10119), 426.
doi:10.1016/S0140-6736(18)30142-9
family and personal resources that may have to do with a
Charles, S. T., & Carstensen, L. L. (2007). Emotion regulation and
negative view of aging, such as perceiving oneself as less
aging. In J. J. Gross (Ed.), Handbook of emotion regulation (pp.
capable of facing stressful situations adaptively, or mala-
307–327). New York: The Guilford Press.
daptive ways of communicating with other relatives. The
Cousineau, N., McDowell, I., Hotz, S., & Hébert, P. (2003). Measuring
data from this study suggest that it is not chronological age
chronic patients’ feelings of being a burden to their caregivers:
itself but having negative self-perceptions of aging that is Development and preliminary validation of a scale. Medical Care,
related to loneliness and psychological distress in people 41(1), 110–118. doi:10.1097/00005650-200301000-00013
during a lock-down at home during the COVID-19 crisis. Delvecchio, E., Di Riso, D., Chessa, D., Salcuni, S., Mazzeschi, C.,
Older adults with positive self-perceptions of aging seem & Laghezza, L. (2014). Expressed emotion, parental stress, and
to be more resilient to loneliness and distress during the family dysfunction among parents of nonclinical Italian children.
COVID-19 outbreak. Journal of Child and Family Studies, 23, 989–999. doi:10.1007/
s10826-013-9754-x
Dewey,  C., Hingle,  S., Goelz,  E., & Linzer,  M. (2020). Supporting
Supplementary Material clinicians during the COVID-19 pandemic. Annals of Internal
Supplementary data are available at The Journals of Medicine. doi:10.7326/M20-1033
Gerontology, Series B: Psychological Sciences and Social Instituto Nacional de Estadística. (2019). Population by age
Sciences online. and gender. 2019 Population census. Retrieved from https://
www.ine.es/jaxi/Tabla.htm?path=/t20/e245/p04/provi/
l0/&file=0ccaa003.px&L=0
Funding Kavanagh,  D.  J., O’Halloran,  P., Manicavasagar,  V., Clark,  D.,
Piatkowska, O., Tennant, C., & Rosen, A. (1997). The family at-
None reported. titude scale: Reliability and validity of a new scale for measuring
the emotional climate of families. Psychiatry Research, 70(3),
185–195. doi:10.1016/s0165-1781(97)00033-4
Acknowledgments
Kool, M. B., & Geenen, R. (2012). Loneliness in patients with rheu-
The authors thank all the participants in the study. The au- matic diseases: The significance of invalidation and lack of social
thors specially thank Cristina Segura and Javier Yanguas support. The Journal of Psychology, 146(1–2), 229–241. doi:10
(Departamento de Gent Gran de la Fundación Bancaria la .1080/00223980.2011.606434
Journals of Gerontology: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 2020, Vol. XX, No. XX 7

Lazarus,  R.  F., & Folkman,  S.  C.  S. (1984). Stress, appraisal and Smilkstein, G. (1978). The family APGAR: A proposal for a family
coping. New York: Springer Publishing Company. function test and its use by physicians. The Journal of Family
Levy,  B. (2009). Stereotype embodiment: A  psychosocial approach Practice, 6(6), 1231–1239.
to aging. Current Directions in Psychological Science, 18(6), Van Bavel, J. J., Boggio, P., Capraro, V., Cichocka, A., Cikara, M.,
332–336. doi:10.1111/j.1467-8721.2009.01662.x Crockett, M.,…Willer, R. (2020). Using social and behavioural
Levy,  B.  R., & Myers,  L.  M. (2004). Preventive health behaviors science to support COVID-19 pandemic response. doi:10.31234/

Downloaded from https://academic.oup.com/psychsocgerontology/advance-article-abstract/doi/10.1093/geronb/gbaa048/5819592 by guest on 10 June 2020


influenced by self-perceptions of aging. Preventive Medicine, osf.io/y38m9
39(3), 625–629. doi:10.1016/j.ypmed.2004.02.029 Wang, C., Pan, R., Wan, X., Tan, Y., Xu. L., Ho, C., & Ho, R.
Levy,  B.  R., Slade,  M.  D., Kunkel,  S.  R., & Kasl,  S.  V. (2002). (2020). Immediate psychological responses and associated
Longevity increased by positive self-perceptions of aging. factors during the initial stage of the 2019 coronavirus dis-
Journal of Personality and Social Psychology, 83(2), 261–270. ease (COVID-19) epidemic among the general population in
doi:10.1037//0022-3514.83.2.261 china. International Journal of Environmental Research and
Liang, J., & Bollen, K. A. (1983). The structure of the Philadelphia Public Health, 17. doi:10.3390/ijerph17051729
Geriatric Center Morale scale: A  reinterpretation. Journal of Zhang, S. X., Wang, Y., Rauch, A., & Wei, F. (2020). Unprecedented
Gerontology, 38(2), 181–189. doi:10.1093/geronj/38.2.181 disruption of lives and work: Health, distress and life satis-
Ong, A. D., Bergeman, C. S., Bisconti, T. L., & Wallace, K. A. (2006). faction of people in China one month into COVID-19 out-
Psychological resilience, positive emotions, and successful adap- break. Psychiatry Research, 288. doi:10.1101/2020.03.13.
tation to stress in later life. Journal of Personality and Social 20034496
Psychology, 91(4), 730–749. doi:10.1037/0022-3514.91.4.730 Zhong, B. L., Luo, W., Li, H. M., Zhang, Q. Q., Liu, X. G., Li, W. T.,
Qian,  M., Wu,  Q., Wu,  P., Hou,  Z., Liang,  Y., Cowling,  B.  J., & & Li,  Y. (2020). Knowledge, attitudes, and practices towards
Yu,  H. (2020). Psychological responses, behavioral changes COVID-19 among Chinese residents during the rapid rise period
and public perceptions during the early phase of COVID-19 of the COVID-19 outbreak: A  quick online cross-sectional
outbreak in China: A  population based cross-sectional survey. survey. International Journal of Biological Sciences, 16(10),
MexRxiv. doi:10.1101/2020.02.18.20024448 1745–1752. doi:10.7150/ijbs.45221
Remuzzi,  A., & Remuzzi,  G. (2020). COVID-19 and Italy: Zimmerman,  M., Ruggero,  C.  J., Chelminski,  I., Young,  D.,
What next? The Lancet. 395, 1225–1228. doi:10.1016/ Posternak,  M.  A., Friedman,  M.,…Attiullah,  N. (2006).
S0140-6736(20)30627–9 Developing brief scales for use in clinical practice: The reliability
Siebert, J. S., Wahl, H. W., Degen, C., & Schröder, J. (2018). Attitude and validity of single-item self-report measures of depression
toward own aging as a risk factor for cognitive disorder in old symptom severity, psychosocial impairment due to depression,
age: 12-year evidence from the ILSE study. Psychology and and quality of life. The Journal of Clinical Psychiatry, 67(10),
Aging, 33(3), 461–472. doi:10.1037/pag0000252 1536–1541. doi:10.4088/jcp.v67n1007
120

Bab 6. Analisis Jurnal


Implementasi Attitude
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Bagaimana analisis artikel
implementasi aspek attitude dalam terapi
keluarga selama masa social distancing
COVID-19.
■■ Poin penting dalam analisis artikel
implementasi terapi aspek attitude
keluarga
■■ Apa tren terkini yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan terapi
keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Cara pengembangan terapi keluarga
aspek attitude selama masa social
distancing COVID-19
■■ Pengaruh pre-post terapi keluarga
aspek attitude selama masa social
distancing COVID-19
■■ Tren di masyarakat yang
mempengaruhi perkembangan terapi
keluarga.

Like veneer on the surface of chairs how you


appear is not who you are; you pretend you are
solid and free of cares ignoring the frailty of
what lies beneath. I have seen such dismissive
attempts before from actors on stage who
desperately stare and blow up words by giving
them air in the hope of gaining depth and
substance. But your life stage production is
packed with new scenes full of the possible and
constructive action, your life need not be so
shallow and ingrained for such only brings
dissatisfaction.
Gladding, 2016
120

TELAAH JURNAL / ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

“We Are Staying at Home.” Association of Self-perceptions of Aging, Personal and


Family Resources, and Loneliness With Psychological Distress During the Lock-
Down Period of COVID-19

FORMAT TELAAH JURNAL / ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

ITEM ASPEK YANG DIANALISIS ANALISIS HASIL


Abstrak Penjelasan Keluarga mengalami masa
yang sangat menegangkan
Gambaran lengkap karena wabah COVID-19,
dengan usia menjadi faktor
Tujuan penelitian risiko penyakit ini. Persepsi
diri yang negatif tentang
penuaan, di antara variabel
pribadi dan relasional
lainnya, dapat dikaitkan
dengan kesepian dan distress
yang disebabkan oleh krisis
pandemi. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis
varibel-varibale tersebut.
Desain penelitian Cross sectional
Variabel utama Stresor, sumber daya
keluarga, sumber daya
pribadi, dan kesepian.
Jumlah sampel 1.310 orang
Lokasi penelitian Survei Online
Hasil yang diperoleh 48% dan 33% dari seluruh
partisipan dinyatakan
mengalami varian distress
fisik dan kesepian.
Responden wanita, lebih
muda, memiliki persepsi diri
negatif tentang penuaan,
lebih banyak waktu terpapar
berita tentang COVID-19,
lebih banyak kontak dengan
kerabat yang berbeda dengan
mereka yang tinggal bersama,
lebih sedikit emosi positif.
Saran Oleh karena itu, dibutuhkan
terapi untuk meningkatkan
persepsi diri yang positif
tentang penuaan tampaknya
agar lebih siap dalam
menghadapi wabah COVID-
121

19.
Jumlah kata: 100-150 kata Jumlah kata abstrak: 257 kata
Ditulis paling awal setelah Setelah abstrak yang ditulis
judul terlebi dahulu yaitu nama
author.
Pendahuluan Latar belakang masalah Wabah pandemi COVID-19
memiliki dampak yang kuat
di antara individu dan
keluarga, yang sedang
mengalami masa yang sangat
menegangkan (Zhang, Wang,
Rauch, & Wei, 2020).
Negara-negara seperti
Spanyol membutuhkan Lock
down warganya. Data
epidemiologis menunjukkan
bahwa usia jelas terkait
dengan risiko
mengembangkan masalah
kesehatan kritis dan kematian
yang berkaitan dengan
penyakit ini (Remuzzi &
Remuzzi, 2020). Di luar usia
kronologis, persepsi diri yang
negatif tentang penuaan
mungkin terkait dengan hasil
negatif untuk orang dewasa
yang lebih tua dan
memainkan peran penting
dalam konteks ini, mengingat
temuan sebelumnya yang
menghubungkan persepsi diri
yang negatif tentang penuaan
dengan keterlibatan yang
kurang dalam perilaku
kesehatan (Levy & Myers,
2004). Paparan stres yang
berkepanjangan karena
skenario Lock down juga
dapat berkontribusi pada
peningkatan tekanan
psikologis dengan
mengurangi sumber
dukungan (misalnya,
keluarga), meningkatkan
pentingnya sumber daya
pribadi, seperti efikasi diri
dan variabel relasional.
122

Pernyataan masalah Skenario Lock down juga,


peningkatan tekanan
psikologis, kurangnya
sumber dukungan (misalnya,
keluarga), meningkatnya
sumber daya pribadi
merupakan masalah yang
mungkin memiliki dampak
yang kuat pada kesepian yang
dirasakan, sebuah faktor yang
secara luas terkait dengan
tekanan psikologis serta hasil
dalam dirinya sendiri
(Cacioppo & Cacioppo,
2018).
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis kapasitas
variabel yang terkait dengan
wabah COVID-19 untuk
menjelaskan kesepian dan
kesulitan pada orang yang
terpajan COVID -19.
Skenario lockdown, variabel
sosiodemografi (termasuk
usia dan persepsi diri tentang
penuaan), dan sumber daya
pribadi dan keluarga.
Kerangka Konsep (kadang) Tidak ada
Metodologi Rancangan Cross Sectional dengan
(Bahan dan Online Survei
cara) Manfaat Menganalisis kapasitas
variabel yang terkait dengan
wabah COVID-19 untuk
menjelaskan kesepian dan
kesulitan pada orang yang
terpajan COVID -19.
Skenario lockdown, variabel
sosiodemografi (termasuk
usia dan persepsi diri tentang
penuaan), dan sumber daya
pribadi dan keluarga.
Variabel penelitian Persepsi diri tentang
Penuaan, Sumber Daya
Pribadi dan Keluarga, dan
Kesendirian dengan Tekanan
Psikologis
Populasi dan sampel 1.310 orang Spanyol (usia:
18–88 tahun) selama periode
123

lockdown di rumah.
Lama penelitian Sabtu 21 Maret (pukul 19.00)
hingga Kamis 24 Maret
(pukul 21.00)
Cara mengumpulkan data Partisipasi dalam penelitian
ini diminta melalui jejaring
sosial dan semua opsi yang
tersedia bagi para peneliti
untuk menghubungi calon
peserta. Deskripsi dan
permintaan partisipasi yang
sama dikirim ke asosiasi atau
lembaga yang sering
berkolaborasi dengan tim
peneliti, serta ke asosiasi atau
lembaga potensial lainnya
yang dihubungi melalui
jejaring sosial, seperti
Whatsapp, Facebook, atau
Linkedin. Data yang
disajikan di sini dikumpulkan
dari Sabtu 21 Maret (pukul
19.00) hingga Kamis 24
Maret (pukul 21.00). Semua
peserta memberikan
persetujuan mereka untuk
berpartisipasi dalam
penelitian ini dan selama
minggu pertama Lock down
menjawab survei yang
dikembangkan menggunakan
Google Formulir.
Uji coba kuesioner Kuesioner diadopsi dari
Levy, Slade, Kunkel, dan
Kasl (2002), dengan Liang
and Bollen (1983) Alfa
Cronbach dari skala ini
adalah 0,60.
Sumber data Primer (Kuesioner)
Instrumen Kuesioner Stressor, Sumber
Daya Keluarga, Sumber Daya
Pribadi, Kesendirian,
Kesulitan Fisik
Tenaga lapangan -
Teknik Pengolahan Menggunakan perangkat
lunak SPSS (versi 22.0)
Teknik analisis data Teknik Deskriptif: (SD,
Mean, Md, n (&))
124

Analisis Regresi Hirarkis:


Memeriksa Hubungan Antara
Variabel dengan Tekanan
Psikologis dan Kesepian
Hasil penelitian Nilai Tingkat Insiden -
Analisis statistic Analisis Regresi
Penyajian Deskriptif dan Bivariat
Judul tabel Table 1. Hierarchical
Regression Analysis
Examining the Associations
Between Assessed Variables
and Psychological Distress
Table 2. Hierarchical
Regression Analysis
Examining the Associations
Between Assessed Variables
and Loneliness
Tinjauan hasil 1.310 orang (71,1%
perempuan) dengan rentang
usia 18 hingga 88 (rata-rata =
42,36; SD = 16,20). Dari
jumlah tersebut, 408 (31,1%)
berusia antara 18 dan 29
tahun, 300 (22,9%) antara 30
dan 44, 375 (28,6) antara 45
dan 59, dan 227 (17,3%)
berusia lebih dari 60 tahun.
Mengenai langkah-langkah
risiko tertular COVID-19,
273 (20,8%), dan 309
(23,6%) melaporkan
menganggap diri mereka
berisiko terhadap COVID-19.
Mengenai hasil regresi
hirarkis untuk menjelaskan
tekanan psikologis,
dimasukkannya variabel pada
setiap langkah berkontribusi
secara signifikan. Variabel-
variabel dalam model akhir
adalah: jenis kelamin
perempuan, usia, persepsi
diri negatif yang lebih tinggi
tentang penuaan, lebih
banyak waktu yang
dihabiskan untuk mengakses
informasi COVID-19, lebih
banyak kontak dengan
125

kerabat lain. Selain itu, lebih


sedikit emosi positif harian,
kurang efikasi diri yang
dirasakan, kualitas tidur yang
dilaporkan lebih rendah,
emosi yang diungkapkan
lebih tinggi, dan kesepian
yang lebih tinggi.
Mengenai hasil regresi
hirarkis untuk menjelaskan
kesepian. Variabel-variabel
adalah sama yang
berkontribusi pada penjelasan
tekanan psikologis (kecuali
untuk persepsi self-efficacy),
ditambah lebih sedikit jumlah
orang (berbeda dari mereka)
yang tinggal bersama, lebih
tinggi persepsi diri sebagai
beban, dan menurunkan
sumber daya yang dilaporkan
untuk menghibur diri sendiri
di rumah.
Pembahasan Jumlah 2 Pembahasan besar yakni
hubungan variabel yang
dikaji dengan Loneliness, dan
Physicological Distress
Uraian analisis temuan Bertentangan dengan
hipotesis kami, hubungan
terbalik ditemukan antara
kronologis usia dengan
kesendirian dan distress.
Konsisten dengan hasil ini,
penelitian sebelumnya telah
menemukan reaktivitas yang
lebih rendah terhadap stres
pada orang dewasa yang
lebih tua (misalnya,Birditt,
Fingerman, & Almeida,
2005), yang mungkin terkait
dengan ketahanan (Ong,
Bergeman, Bisconti, &
Wallace, 2006). Singkatnya,
selain jenis kelamin, usia
kronologis, persepsi diri
tentang penuaan, dan waktu
yang dicurahkan untuk
informasi COVID-19,
126

keluarga dan sumber daya


pribadi tampaknya relevan
untuk menjelaskan kesepian
dan kesejahteraan psikologis
selama periode stres yang
kritis.
Perbedaan dengan temuan Didalam jurnal ini disebutkan
sebelumnya bawa temuan penelitian
konsisten dengan literatur
sebelumnya.
Generalisasi Sifat cross-sectional dari data
tidak memungkinkan
identifikasi yang jelas dan
general tentang efek dari
faktor-faktor yang terkait
dengan peningkatan kesepian
dan hambatan fisik selama
periode lockdown. Selain itu,
sampel yang diperoleh
mungkin tidak mewakili
populasi umum Spanyol.
Sehingga tidak bisa
digenaralisasikan pada
penelitian lainnya
Saran Orang dewasa dan lansia
yang berpartisipasi dalam
penelitian ini adalah
pengguna teknologi online
dan oleh karena itu, tidak
dapat mewakili populasi
orang dewasa dan lansia
secara umum. Konsistensi
internal dari persepsi diri
tentang skala penuaan,
meskipun mirip dengan yang
dilaporkan dalam penelitian
lain (misalnya,Siebert, Wahl,
Degen, & Schröder, 2018),
termasuk rendah.
Rekomendasi Terlepas dari keterbatasan
ini, kami percaya bahwa
temuan penelitian ini,
diperoleh pada saat yang
unik, dengan sampel besar
peserta selama tahap pertama
(minggu pertama) dari
periode terkunci yang terkait
dengan wabah COVID-19,
127

memberikan informasi
penting mengenai pengaruh
variabel psikososial pada
kesepian dan tekanan
psikologis. Dengan adanya
tes and re test dari skala ukur
memungkinkan hasil
penelitian yang representatif
Ucapan terima Orang yang berjasa membantu Penulis berterima kasih
kasih kepada semua peserta dalam
penelitian ini. Para penulis
secara khusus berterima kasih
kepada Cristina Segura dan
Javier Yanguas
(Departamento de Gent Gran
de la Fundación Bancaria la
Caixa) dan Pilar Rodríguez
dari Fundación Pilares, dan
semua lembaga yang
berkontribusi pada sampel
rekrutmen.
Apendiks Apendiks Penjelasan Data tambahan tersedia di
The Journal of Gerontology,
Seri B: Ilmu Psikologi dan
Ilmu Sosial online.
Referensi Urut pengutipan Menggunakan APA style
dengan 28 citasi
Nama dan judul Bellingtier, J. A., & Neupert,
S. D. (2018). Negative aging
attitudes predict greater
reactivity to daily stressors in
older adults. The Journals of
Gerontology, Series B:
Psychological Sciences and
Social Sciences, 73(7), 1155–
1159.
doi:10.1093/geronb/gbw086

sampai dengan

Zimmerman, M., Ruggero, C.


J., Chelminski, I., Young, D.,
Posternak, M. A., Friedman,
M.,…Attiullah, N. (2006).
Developing brief scales for
use in clinical practice: The
reliability and validity of
single-item self-report
128

measures of depression
symptom severity,
psychosocial impairment due
to depression, and quality of
life. The Journal of Clinical
Psychiatry, 67(10), 1536–
1541.
doi:10.4088/jcp.v67n1007
Tahun dan halaman Bervariasi mulai 1983 hingga
2020

DAFTAR PUSTAKA
Losada-Baltar A., Jiménez-Gonzalo L., Gallego-Alberto A., Pedroso-Chaparro MS,
Fernandes-Pires J., Márquez-González M. 2020. “We Are Staying at Home.”
Association of Self-perceptions of Aging, Personal and Family Resources, and
Loneliness With Psychological Distress During the Lock-Down Period of
COVID-19. J Gerontol B Psychol Sci Soc Sci, 2020, Vol. XX, No. XX, 1-7 doi:
10.1093 / geronb / gbaa048
129

Bab 7. Paper Artikel


Implementasi Psikomotor
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Salah satu artikel tentang aspek
psikomotor dalam implementasi terapi
keluarga
■■ Konsep tentang implementasi terapi
keluarga aspek psikomotor berbasis
evidence based
■■ Penilaian aspek psikomotor dalam
implementasi terapi keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Terapi psikomotor lain dalam
implementasi terapi keluarga
■■ Bagaimana perubahan dalam keluarga
dalam aspek psikomotor berdasarkan
tinjuan artikel
■■ Tren artikel terapi keluarga dalam
aspek psikomotor yang sesuai pada
keluarga selama masa social distancing
COVID-19.

My son, Benjamin, rolls over in his crib to the


applause of his mother and delight of himself
while I catch an afternoon flight to Saint Paul to
conduct a counseling seminar. These are
milestones in our lives marking steps in family
development as we reach out to touch and are
changed through our behaviors. At 33,000 feet,
I drift in and out of sleep, aware that in the
process, but on a different level, my wife and
child do the same. In the depth of thought and
images we attempt in special ways to bridge the
gap of distance.
Gladding, 2016
HHS Public Access
Author manuscript
Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.
Author Manuscript

Published in final edited form as:


Ann Jt. 2018 May ; 3: . doi:10.21037/aoj.2018.04.11.

The current management of patients with patellofemoral pain


from the physical therapist’s perspective
Jacob John Capin1, Lynn Snyder-Mackler1,2
1Biomechanics and Movement Science, University of Delaware, Newark, Delaware, USA
2Physical Therapy, University of Delaware, Newark, Delaware, USA
Author Manuscript

Abstract
Patellofemoral pain (PFP) is a common diagnosis that includes an amalgam of conditions that are
typically non-traumatic in origin and result in peripatellar and/or retropatellar knee pain. The
purpose of this review is to provide an overview of the physical therapist’s management, including
the evaluation and treatment, of the patient with PFP. A thorough history is critical for
appropriately diagnosing and optimally managing PFP; the history should include the date of
symptom onset, mechanism of injury and/or antecedent events, location and quality of pain,
exacerbating and alleviating symptoms, relevant past medical history, occupational demands,
recreational activities, footwear, and patient goals. Physical examination should identify the
patient’s specific impairments, assessing range of motion (ROM), muscle length, effusion, resisted
isometrics, strength, balance and postural control, special tests, movement quality, palpation,
function, and patient reported outcome measures. Objective assessments should guide treatment,
Author Manuscript

progression, and clinical decision-making. The rehabilitation program should be individually


tailored, addressing the patient’s specific impairments and functional limitations and achieving the
patient’s goals. Exercise therapy, including hip, knee, and core strengthening as well as stretching
and aerobic exercise, are central to the successful management of PFP. Other complimentary
treatments may include patellofemoral and tibiofemoral joint mobilizations, patellofemoral taping,
neuromuscular training, and gait retraining. Appropriate progression of interventions should
consider objective evaluations (e.g., effusion, soreness rules), systematic increases in loading, and
the chronicity of symptoms. Although short-term changes or reductions in movement often are
necessary in a protective capacity, the persistence of altered movement is a key characteristic of
chronic pain, which may be managed in part through emphasis on function over symptoms, graded
exposure, patient education, and perhaps referral. PFP etiology is largely movement related and a
comprehensive conservative treatment using movement can be successful.
Author Manuscript

Keywords
Patellofemoral joint; patellofemoral pain (PFP); rehabilitation; physical therapy

Correspondence to: Jacob John Capin. University of Delaware, 540 South College Ave, 210-Z, Newark, DE 19713, USA.
capin@udel.edu.
Contributions: (I) Conception and design: All authors; (II) Administrative support: None; (III) Provision of study materials or patients:
None; (IV) Collection and assembly of data: None; (V) Data analysis and interpretation: None; (VI) Manuscript writing: All authors;
(VII) Final approval of manuscript: All authors.
Conflicts of Interest: The authors have no conflicts of interest to declare.
Capin and Snyder-Mackler Page 2

Patellofemoral pain (PFP) is exceedingly common. Annual prevalence for PFP approaches
Author Manuscript

23% in the general population and is approximately 29% among adolescents, with female
athletes being at particularly high risk (1). Participation in recreationally running or military
training, both of which may lead to high patellofemoral joint contact forces (2), is associated
with an especially high incidence of PFP (1). Persistent symptoms are common and 57% of
individuals with PFP report unfavorable outcomes five to eight years after their initial
diagnosis (3). As such, it is important for individuals with PFP to receive optimal
rehabilitation with the goal of achieving positive short- and long-term outcomes and
preventing the transition from a transient, acute episode into a recurrent, chronic problem.

The purpose of this review is to provide an overview of the physical therapist’s management,
including the evaluation and treatment, of the patient with PFP. We begin with a brief
overview of symptom onset, then discuss the importance of considering the complexities of
Author Manuscript

the painful experience when rehabilitating individuals with PFP, particularly among those
with episodic or recalcitrant symptoms. We then present our rehabilitation approach for a
systematic physical therapy examination including a thorough subjective history and
objective clinical, functional, and patient-reported outcome measures. Finally, we present a
comprehensive treatment approach that draws heavily from recently published literature and
clinical trials.

Symptom onset
PFP, or anterior knee pain, is an amalgam of conditions that are typically non-traumatic in
origin and result in peripatellar and/or retropatellar knee pain. A number of structures in and
around the patellofemoral and tibiofemoral joints, such as the synovium or infrapatellar fat
pad, may individually or collectively contribute to PFP (4). The patellofemoral articular
Author Manuscript

cartilage itself, however, is not painful when probed directly sans anesthesia (5), likely due
to its lack of free nerve endings (6). While a variety of factors may also contribute to
symptom onset, disruption of tissue homeostasis via acute injury or repetitive overloading
(i.e., high-frequency moderate loading or an isolated very high loading event) may exceed
tissue homeostasis, or the envelope of function, for a given structure(s) and lead to pathology
and pain (7,8). Conservative management may initially promote relative rest and avoidance
of activities that exacerbate the patient’s pain while attempting to limit loss of muscle
strength, ROM, or function. PFP, however, often persists for months or even years (3,9),
requiring a more complex rehabilitation approach.

The complex pain experience


Author Manuscript

Throughout the successful management of PFP and especially when symptoms are chronic
in nature, rehabilitation specialists must appreciate the complexity of the pain experience
(10). In his 2016 Maley Lecture, physical therapist and pain science researcher Steven
George, PT, PhD, calls for a shift in physical therapist education, research, and clinical
practice from the traditional direct link among pain, nociception, and injury to a more
inclusive biopsychosocial model that incorporates pain with movement (10). Healthcare
professionals must consider not only the patient’s underlying knee pathology (e.g., structural

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 3

abnormalities, muscle dysfunction) but also the patient’s psychological distress and pain
Author Manuscript

neurophysiology when evaluating the clinical pain experience (11). In chronic


musculoskeletal conditions, as can often become the case with PFP, symptoms may outlive
their usefulness; although no clear definition exists, chronic pain is generally described as
pain that lasts “beyond the body’s usual healing time” and is typically three months or
greater (12). Clinicians must recognize the difference between acute (protective) pain and
chronic pain, which may limit function and inhibit progress. Encouraging regular movement
and exercise within the pain-free envelope of function (7) and, when appropriate, such as in
the chronic case, even beyond the pain-free range, may be necessary to optimize function in
patients with PFP. In such cases, graded exposure (13) may help maximize function even in
the absence of full symptom resolution.

Conscientious monitoring and progression of interventions and other activities throughout


rehabilitation is thus essential to achieving optimal outcomes. The remainder of this review
Author Manuscript

article will delineate strategies for conducting a thorough evaluation and creating an
appropriate, progressive, and individualized treatment approach for PFP.

Evaluation
History
A thorough history is critical for appropriately diagnosing (14) and optimally managing PFP
(15). While one may accurately identify the relatively young, active woman with atraumatic
onset of anterior knee pain as the most likely candidate, men and women of all activity
levels across a wide age range may develop PFP (16). The rehabilitation specialist should
ask the patient to identify the date of symptom onset, mechanism of injury and/or antecedent
events, location and quality of pain, exacerbating and alleviating symptoms, relevant past
Author Manuscript

medical history including prior lower extremity and low back symptoms, diagnostic
imaging, occupational demands, recreational activities, footwear including use of orthotics,
and patient goals (Table 1). Pertinent past medical history may include not only previous
knee symptoms but also ankle, hip, and lumbar pain, as radiculopathy from the spine to the
knee is possible. Referred knee pain may be present due to hip pathology, such as
osteoarthritis or predominantly pediatric conditions like slipped capital femoral epiphysis
(17,18), thus subjective questioning and physical examination should consider the hip,
particularly when the practitioner is unable to provoke the patient’s symptoms during a
thorough, targeted knee evaluation. Gradual and even insidious onset of anterior knee pain
are common in PFP whereas acute onset of knee pain secondary to a traumatic event merits
further evaluation of the integrity of the knee ligaments, tendons, menisci, and bone.
Clinicians should refer their patients to an appropriate specialist if they suspect serious
Author Manuscript

pathology (e.g., fracture or osteomyelitis) or non-musculoskeletal origin (e.g., cancer or


infection) due to the presence of red flags (i.e., fever, unremitting night pain, or increased
temperature and swelling around the knee; or, among adolescents or children, a leg length
discrepancy, limp, and limited hip ROM possibly indicative of Perthes disease or a slipped
capital femoral epiphysis) (16). Physician referral is also warranted in the case of
unremitting or worsening symptoms despite appropriate physical therapy and activity
modification.

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 4

Clinical examination
Author Manuscript

Physical examination should incorporate a variety of measures including ROM, muscle


length, effusion, resisted isometrics, strength, balance and postural control, movement
quality assessments, special tests, palpation, functional evaluation, and patient reported
outcome measures. Objective assessments should guide treatment, progression, and clinical
decision-making. An individualized rehabilitation program that addresses the patient’s
specific impairments and functional limitations is regarded as best practice (9).

ROM and muscle length testing—ROM of the knee as well as the ankle and hip should
be assessed. The physical therapist should evaluate at a minimum both active and passive
ROM measurements of tibiofemoral flexion and extension, talocrural dorsiflexion, and
femoroacetabular extension, internal and external rotation, and flexion; other motions (e.g.,
hip abduction and adduction) or joints (e.g., subtalar eversion and inversion and lumbar
Author Manuscript

flexion and extension) may also be considered.

Muscle length testing is also an important consideration as soft tissue tightness (i.e., limited
flexibility) is prevalent in individuals with PFP and may contribute to symptoms (19).
Evaluation of the rectus femoris, hip flexors (1- and 2-joint muscles), tensor fascia lata and
iliotibial band, hamstrings, gastrocnemius, and soleus should be performed.

Effusion—Knee joint effusion can easily be evaluated using the stroke test (Table 2). The
stroke test is a reliable grading scale that assesses the presence of intracapsular swelling
(20). While effusion is not often present, mild effusion can occur among individuals with
PFP; significant effusion is likely indicative of more serious pathology (e.g., ligament
rupture, meniscus tear, fracture) and merits further evaluation. Effusion monitoring may help
determine appropriate clinical progression (21,22). Increased effusion can indicate when
Author Manuscript

rehabilitation has exceeded the patient’s current envelope of function (7,23) and thus
rehabilitation exercises or activity should be reduced or not progressed further. Tracking or
asking the patient about outside activities is critical in determining whether or not the
prescribed exercises or home exercise program contributed to an exacerbation of effusion
and/or other symptoms or whether other factors are more likely culpable. For example,
asking a student about activities such as walking around school or campus or attending a
party may be pertinent. The use of activity trackers to monitor movement outside of therapy
is becoming increasingly possible and should be considered as a more accurate way to
quantify activity and joint loading (24).

Resisted isometrics—Resisted isometrics at various angles of knee flexion may be used


during the early portions of the clinical examination to determine what type of structure(s) is
Author Manuscript

most likely involved. A finding of “strong and painful” with resisted isometric knee
extension is most likely to support the diagnosis of PFP, although weakness is also possible,
particularly in the acute phase (pain-mediated) or in long-standing, chronic cases. The
clinician should evaluate resisted isometrics at multiple angles of knee flexion to see if there
is a range that is more or less painful for the individual patient. The clinician may use these
findings to inform subsequent strength evaluations as well as treatment, selecting ranges of

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 5

motion that are least provocative to the patient to improve muscle strength and activation
Author Manuscript

while avoiding exacerbation of symptoms.

Strength—Strength assessments should evaluate not only the muscles crossing the knee
joint but also the surrounding hip and ankle musculature. Knee extensor and hip extensor,
abductor, and external rotator muscle strength and activation are of utmost importance given
their roles in dynamically controlling hip and knee motion and the association of PFP with
weakness of these muscles (25–29), although cause and effect are unknown (28).
Interestingly, Kindel and Challis found that patients with PFP have weaker hip extensors and
poorer neuromuscular control with the knee flexed but not extended compared to healthy
controls (30), suggesting knee position may be important when evaluating hip musculature.
A thorough evaluation should also strength of the core muscles, knee flexors, ankle
plantarflexors and dorsiflexors, and hip flexors, internal rotators, and adductors.
Author Manuscript

Given the strength of the lower extremity muscles, clinicians should evaluate lower
extremity muscle, particularly quadriceps, strength using an electromechanical dynamometer
when possible. When an electromechanical dynamometer is not available, one-rep max
testing on knee extension machine for quadriceps strength or handheld dynamometer
secured with a strap are acceptable alternatives, although they overestimate strength of the
involved quadriceps (31). Electrical burst superimposition may be used to evaluate
quadriceps muscle activation (i.e., inhibition) (32), but requires relatively expensive
equipment that is unavailable to many clinicians (Figure 1). In contrast to the usual order, we
recommend that clinicians test the (most) involved limb first to determine the angle of knee
flexion that is pain-free or least provocative; the clinician can subsequently evaluate the
contralateral limb in the same position. Clinicians may also use patellar taping (see below)
to facilitate strength evaluation, enabling some patients to complete testing with less or no
Author Manuscript

pain. While we most often use a limb symmetry index [i.e., involved limb strength/
uninvolved limb strength × 100 (%)] for comparison, PFP is often a bilateral condition thus
clinicians should interpret limb symmetry indexes with caution. Additional evaluation using
manual muscle testing of the hip and knee muscles may provide additional insight,
especially in the case of bilateral weakness.

Balance and postural control—Balance and postural control may be impaired in


patients with PFP compared to healthy controls (33–35) during a variety of tasks including
dynamic standing balance (33), postural stability during a stepping up and down task (34),
and stair climbing (35). Static balance during single leg stance is also impaired on the
involved compared to uninvolved limb among women with PFP (36). Fatigue of the hip
abductors and to a lesser degree the knee extensors is associated with greater balance
Author Manuscript

instability during dynamic standing balance (33). Patients with PFP may also exhibit
especially poor postural control with their eyes closed (37). In light of these findings, it is
important to assess both static balance with eyes opened and closed as well as dynamic
balance on both the (most) involved and contralateral limb. To assess static balance, we
evaluate single leg stance, which can be progressed in difficulty by having the patient stand
on an unstable surface such as a foam pad; document the time to error and/or number of

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 6

errors in a given time (e.g., 30 seconds). Dynamic balance may be assessed using the
Author Manuscript

reliable Star Excursion Balance Test (38,39).

Movement assessments—Clinicians should consider a variety of movement quality


assessments concordant with the patient’s complaints and activity limitations given that
aberrant mechanics and neuromuscular activation patterns are often present in individuals
with PFP (23,26,40–44). The position of dynamic knee valgus, characterized by hip
adduction and internal rotation, may be associated with PFP (23,40,44,45), thus clinicians
should pay particular attention for these aberrant mechanics. Clinicians should consider
evaluating multi-joint lower extremity movements including but not limited to double and
single leg squatting, drop jump landing, hopping, walking, stair ascent and descent, and
running. Identification of movement impairments may guide not only targeted strengthening
but also and perhaps more importantly neuromuscular activation exercises and movement
retraining (23,40,46,47).
Author Manuscript

Step test—We recommend using a modification of the previously described step test
(Figure 2). The step test involves standing on a 15 centimeter block with hands on hips and
using the involved limb to “slowly” and “smoothly” eccentrically lower the body until the
contralateral heel touches the floor (48). A positive result is reproduction of the patient’s
PFP; a positive finding is prevalent in 74% (57 of 77) of individuals with PFP (49) and has a
modest positive likelihood ratio of 2.34 (48). In the authors’ clinical experience, we modify
the test by recording the angle at which pain first occurs and asking the patient to rate the
pain on an 11-point numeric pain rating scale. If the test is positive, we often evaluate the
patient again on the modified step test after applying patellar taping (described below) to
determine whether or not patellar taping provides immediate relief of symptoms and may
therefore be beneficial in facilitating increased function in the short-term.
Author Manuscript

Palpation—Individuals with PFP often have pain in or around the patella that may be
reproduced with palpation. Clinicians should also palpate other nearby structures, such as
the patellar and quadriceps tendons, to rule out other sources of anterior knee pain. For
example, reproduction of pain with palpation of the patellar tendon may indicate patellar
tendinopathy; pain at the distal pole of the patella in adolescents may indicate Sinding-
Larsen-Johansson Syndrome (50); and swelling and point tenderness around the tibial
tuberosity in adolescents may indicate Osgood-Schlatter Disease (16,50).

Functional testing—Functional testing may evaluate tasks that are important to the
patient and are currently limited. Examples of functional testing include the stair climb test,
sit to stand test, and 6-minute walk test. Performance as well as symptoms should be
Author Manuscript

documented.

Objective measures for evaluation, treatment progression, and clinical


decision-making—Evaluation, treatment progression, and clinical decision-making like
discharge and return-to-sport clearance should be based as much as possible on objective
measures while simultaneously considering the patient’s needs and goals. As mentioned
above, an increase in or the presence of new effusion indicates that the activity has exceeded
the current envelope of function and should not be progressed further. Clinicians may also

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 7

use the soreness rules (Table 3), initially developed by Fees et al. (51) and later adapted to
Author Manuscript

the lower extremity by Adams et al. (21), to monitor appropriate progression of activities.
(While avoiding pain and symptom exacerbation is critical during the early management of
acute PFP, clinicians may set a threshold of acceptable symptoms (e.g., 5/10 on numeric
pain rating scale) for individuals with chronic PFP, focusing on increasing function rather
than complete avoidance of symptoms). Successful completion of a running progression
(Table 4) (21) should be pre-requisite to initiating higher level activities.

Valid and reliable patient reported outcome measures should be completed at initial
evaluation and periodically throughout rehabilitation to monitor progress and inform
rehabilitation. The Visual Analog Scale for usual pain or worst pain and the Kujala Anterior
Knee Pain Scale (52) are reliable, valid, and responsive in individuals with PFP (53); the
Kujala Anterior Knee Pains Scale is also valid and reliable in adolescent female athletes
with anterior knee pain (54).
Author Manuscript

Throughout the rehabilitation process, the clinicians must appreciate the impact of
psychological factors (e.g., kinesiophobia) (55) and other factors (e.g., stress, sleep) on pain,
particularly when a patient reports a transient increase in symptoms. Anxiety, depression,
catastrophizing, and kinesiophobia may be present in individuals with PFP and correlate
with higher pain ratings and reduced physical function (56); appropriate referral or
consultation may be beneficial. Stress levels (57) and sleep duration (58) also influence pain;
for example, too much (>9 hours) or too little (<6 hours) sleep the previous night is
associated with greater pain the following day (58). Asking and educating patients about
these factors is important when determining whether to progress, maintain, or reduce
interventions.
Author Manuscript

Treatment
Patients with PFP present with a wide variety of underlying pathophysiology and associated
impairments (25,47). It is thus imperative to individually assess each patient to identify and
subsequently address his or her impairments, functional limitations, and activity restrictions.
Management of PFP should consist of an individualized (47), multi-modal approach with
exercise therapy as the hallmark of the plan (9,16,26,59–61).

Exercise therapy: strengthening, stretching, and aerobic exercise


According to the 2016 consensus statement from the International Patellofemoral Pain
Research Committee, exercise therapy is the “treatment of choice” for individuals with PFP
(9). High-quality evidence supports exercise therapy to improve pain and function in the
Author Manuscript

short-, medium-, and long-term; exercise was the only intervention that received such a high
recommendation (9). Exercise therapy should include both hip and knee strengthening
(9,27,62,63) using both open (non-weight-bearing) and closed (weight-bearing) kinetic
chain exercises (9,62). Open kinetic chain exercises include straight leg raises (progress by
adding ankle weights), short arc quadriceps strengthening, knee extensions, side-lying hip
abduction straight leg raise, and clamshells. Closed kinetic chain exercises include wall sits,
double- and single-leg squats, lateral step-downs, and leg press. Strengthening of the core

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 8

(47,64) and ankle musculature should be included if the patient exhibits deficits or
Author Manuscript

imbalances in these areas.

Appropriate selection of open and closed chain strengthening exercises should consider the
patellofemoral joint contact forces in each mode. Steinkamp et al. found that comparison of
patellofemoral joint contact forces during closed (i.e., body weight squat) and open (i.e., 9
kg weighted boot) kinetic chain exercises resulted in relatively less patellofemoral contact
force in the closed kinetic chain condition in less than 48° knee flexion and relatively less
patellofemoral contact force in the open kinetic chain condition in more than 48° knee
flexion (65). Similar findings have been more recently produced by Powers et al., who added
that patellofemoral joint contact force was less during quadriceps strengthening using a
constant resistance knee extension machine compared to squatting at angles greater than
approximately 45° (66). Therefore, particularly during the early stages of rehabilitation,
patients may benefit from performing open kinetic chain exercises in deeper ranges of knee
Author Manuscript

flexion (e.g., 50°–90°) and closed kinetic chain exercises in shallower ranges (e.g., 0°–45°)
(66).

Throughout the rehabilitation process, clinicians should design appropriate exercises that
maximize muscle strength while minimizing symptom exacerbation, using the soreness rules
(Table 3) to guide progression. A recent study by van Rossom and colleagues provides peak
and mean patellofemoral joint contact forces during gait plus nine functional exercises and
may serve as a guide for appropriately and gradually progressing loading during
rehabilitation (67). While initially during the acute stage of rehabilitation a clinician may
strive to perform only exercises that are pain-free, the goal of completely eliminating
movement-related pain in the chronic condition may be not only unrealistic but also a
disservice to the patient’s recovery (10). In such cases, setting an acceptable threshold of
Author Manuscript

symptoms based on the patient’s presentation may be appropriate.

Stretching is another important component of rehabilitation, as individuals with PFP often


have limited ROM, particularly around the hip (19) and knee and perhaps also the ankle
(25). Treatments should address the specific ROM and muscle length restrictions identified
during the evaluation and may include the quadriceps, hip flexors, hamstrings, tensor fascia
lata/iliotibial band, gastrocnemius, and/or soleus.

Joint mobilizations
Joint mobilizations may be effective in improving pain and function among individuals with
PFP when joint mobilizations are directed at the knee (i.e., patellofemoral and tibiofemoral
joint) and combined with a comprehensive treatment approach including exercise (59). A
Author Manuscript

case study by Lantz et al. highlights the potential benefit of tibiofemoral mobilizations in an
individual with chronic PFP (68).

Patellofemoral taping
Conflicting evidence exists regarding the efficacy of patellofemoral taping (60,69–72). We
recommend using taping in conjunction with a multi-modal, comprehensive treatment plan if
taping alleviates pain during exercises in rehabilitation and/or functional activities.
Clinicians should evaluate the immediate effectiveness of patellofemoral taping within an

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 9

individual by assessing a functional task pre- and post-taping that is specific to that patient’s
Author Manuscript

symptoms; if pain is alleviated then taping may help the patient complete functional
activities and exercises which may in turn facilitate recovery. While we recommend first
evaluating medial patellar glide therapeutic taping (73), placebo taping plus exercise may be
similarly beneficial to therapeutic tension taping plus exercise (60). The use of patellar
taping in isolation is not recommended (9,16,60,61,69,70,73).

Neuromuscular electrical stimulation (NMES)


A 2017 Cochrane Review by Martimbianco et al. found limited, low-quality regarding the
effect of NMES for the treatment of PFP (74). The review concluded that very low-quality
evidence suggests NMES reduces pain at the end of treatment (3 to 12 weeks) but the
improvement may not be clinically relevant given the small magnitude of change (1.63 out
of 10 on the visual analog scale). The authors found even less support for NMES on strength
Author Manuscript

or function, concluding that “insufficient and inconclusive evidence” exists for the effect of
NMES on treating individuals with PFP (74). While one pilot study has found no
statistically significant differences between 38 athletes (19 per group) who completed
physiotherapy or physiotherapy plus electrical stimulation, limitations including study
design, follow-up, and stimulation parameters limit its applicability (75). Given the dose
response relationship between electrical stimulation intensity and quadriceps femoris muscle
torque (76), we recommend using higher NMES intensity levels to facilitate muscular
strength and activation development. A 2010 systematic review on NMES on quadriceps
strength in individuals after anterior cruciate ligament reconstruction found that NMES
combined with exercise is more effective than exercise alone at improving quadriceps
muscle strength (77). We therefore recommend using NMES in conjunction with a
comprehensive rehabilitation program in individuals who have PFP and deficits in
Author Manuscript

quadriceps strength and/or activation. We recommend the following parameters: 10.2 cm ×


12.7 cm pads on the vastus medialis and proximal vastus lateralis muscles; 15 electrically
elicited, isometric contractions of the quadriceps at about 65° knee flexion (or the most
comfortable position for the patient), 75 bursts per second; 10” on, 50” off, 2” ramp; and the
maximum tolerated intensity that elicits at least 50% maximum volitional isometric
contraction (21,76).

Neuromuscular training
Neuromuscular activation deficits are common in individuals with PFP, especially in the hip
abductors and external rotators, knee extensors, and core musculature (23,26,40,44,45).
Evaluating movements during functional tasks (described above) is essential to identifying
and treating neuromuscular activation deficits. Strengthening alone seldom changes
Author Manuscript

mechanics (78), thus task-specific movement retraining is likely necessary (23,40,79,80).


Use of resistance tubing bands may promote activity of specific muscle groups; for example,
using resistance tubing bands around the knees during a squat may facility hip abduction and
external rotation. NMES may facilitate neuromuscular training, as improvements in
kinematics and muscle activity have been observed in a small group (N=15) of women with
PFP (46).

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 10

Running mechanics and gait retraining in patients with patellofemoral pain have received
Author Manuscript

significant attention likely due in part to the high incidence of PFP among runners (1).
Running mechanics are often altered in individuals with PFP and young women may be
especially prone to altered mechanics such as excessive hip adduction and internal rotation
leading to dynamic knee valgus (23,41–43,81). Gait retraining may be considered in
individuals with PFP who have aberrant running mechanics and should address the specific
deficits in the individual (43). Sagittal plane trunk mechanics (82) and footwear (as
described by the Minimalist Index) (83) are related to patellofemoral joint stress during
running, thus should also be considered during gait analysis and running retraining; forward
trunk lean (82) and more minimalist shoes (83) are associated with reduced patellofemoral
joint stress. A systematic review by Agresta and Brown found the use of real-time auditory
and visual feedback in conjunction with therapeutic exercise to be effective in improving
lower extremity kinematics in runners with patellofemoral, although no single method of
Author Manuscript

feedback was deemed superior (84).

Activity modification and gradual loading


During the acute phase, activity modification characterized by relative rest is likely
appropriate to allow healing to occur. Reintegration of loading, however, must be
implemented and should be done in a systematic way to gradually increase and restore the
envelope of function. Chen et al. evaluated patellofemoral joint reaction forces using an
MRI-informed subject-specific three-dimensional model, finding that, among the four tasks
evaluated, patellofemoral joint reaction forces were highest during running [58.2 N/kg-body
weight (bwt)], followed by stair ascent (33.9 N/kg-bwt), stair descent (27.9 N/kg-bwt), and
walking (10.1 N/kg-bwt) (2). In light of these findings, it may be inappropriate for an
individual with acute PFP to run if stair descent is painful, although individual evaluation
Author Manuscript

and clinical judgment should be considered. Recently, van Rossom et al. added to Chen’s
findings by evaluating peak and mean patellofemoral joint contact forces during ten
functional tasks; peak patellofemoral joint contact forces were lowest during gait and
progressively higher in sit down, stand up, squat, forward lunge, stair ascent, stair descent,
single leg hop weight acceptance phase, sideward lunge, and single leg hop push-off phase
(67).

Other interventions
Numerous other interventions have been proposed as adjuvants or stand-alone treatments for
individuals with PFP and may be considered as part of a comprehensive plan of care if
impairments warrant or symptoms have been intractable to the more evidence-based
approaches outlined above. Foot orthotics may be beneficial in reducing pain and improving
Author Manuscript

function (16). Dry needling does not appear to provide any additional benefit when added to
a multimodal treatment approach including manual therapy and strengthening exercise
compared to manual therapy and strengthening exercise alone (85).

Appropriate progression and discharge


Rehabilitation should be progressive and rooted in objective clinical findings. Monitoring
effusion and soreness should occur throughout rehabilitation and guide progression. Use of

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 11

gradual, return-to-activity training protocols, such as the running progression (Table 4) (21),
Author Manuscript

may facilitate appropriate progression and aid clinical decision-making.

Discharge from physical therapy should occur when the patient has achieved his or her goals
and is equipped to transition to self-management or management by an athletic trainer,
strength and conditioning coach, or personal trainer if available. Patient education is thus
critical at this time-point and throughout the rehabilitation process; the patient should know
what exercises to perform and how to progress activity while adhering to basic principles
such as the soreness rules. Although research on return-to-sport criteria in patients with PFP
is lacking, we recommend athletes achieve limb symmetry index scores of 90% of greater
for quadriceps strength and all four hop tests (single, crossover, triple, and 6 meter timed)
(86) prior to resuming full participation; limb symmetry indexes, however, have limitations
(87) particularly in individuals with bilateral involvement thus should be interpreted with
caution.
Author Manuscript

Conclusions
Early, appropriate rehabilitation may be critical to preventing poor outcomes (88) and
optimizing function for individuals with PFP. We strongly recommend exercise therapy,
including hip and knee strengthening and stretching, to improve short-, medium-, and long-
term outcomes in individuals with PFP (9,16,26,27). A multimodal, individually tailored
rehabilitation program should be designed to target the patient’s specific impairments and
functional limitations identified during the evaluation (47). Treatments may include open-
and closed-chain exercises, strengthening, stretching, aerobic exercise, patellofemoral and
tibiofemoral mobilizations, patellar taping, high-intensity NMES, neuromuscular training,
and gait retraining. Although short-term changes or reductions in movement often are
Author Manuscript

necessary in a protective capacity, the persistence of altered movement is a key characteristic


of chronic pain. PFP etiology is largely movement related and a comprehensive conservative
treatment using movement can be successful.

Acknowledgements
Funding: JJ Capin receives funding from the Foundation for Physical Therapy (Promotion of Doctoral Studies
Level I Scholarship) and the University of Delaware (Doctoral Fellowship Award). L Snyder-Mackler receives
funding from the National Institutes of Health: NICHD (R44-HD068054, R37-HD037985, and T32-HD007490),
NIAMS (R01-AR048212), and NIGMS (U54-GM104941).

References
1. Smith BE, Selfe J, Thacker D, et al. Incidence and prevalence of patellofemoral pain: a systematic
review and meta-analysis. PLoS One 2018;13:e0190892. [PubMed: 29324820]
Author Manuscript

2. Chen YJ, Scher I, Powers CM. Quantification of Patellofemoral Joint Reaction Force During
Functional Activities Using a Subject-Specific Three-Dimensional Model. J Appl Biomech
2010;26:415–23. [PubMed: 21245501]
3. Lankhorst NE, van Middelkoop M, Crossley KM, et al. Factors that predict a poor outcome 5–8
years after the diagnosis of patellofemoral pain: a multicentre observational analysis. Br J Sports
Med 2016;50:881–6. [PubMed: 26463119]
4. Biedert RM, Sanchis-Alfonso V. Sources of anterior knee pain. Clin Sports Med 2002;21:335–47.
[PubMed: 12365231]

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 12

5. Dye SF, Vaupel GL, Dye CC. Conscious Neurosensory Mapping of the Internal Structures of the
Human Knee Without Intraarticular Anesthesia. Am J Sports Med 1998;26:773–7. [PubMed:
Author Manuscript

9850777]
6. Witonski D, Wagrowska-Danielewicz M. Distribution of substance-P nerve fibers in the knee joint
in patients with anterior knee pain syndrome. A preliminary report. Knee Surg Sports Traumatol
Arthrosc 1999;7:177–83. [PubMed: 10401655]
7. Dye SF. The knee as a biologic transmission with an envelope of function: a theory. Clin Orthop
Relat Res 1996;(325):10–8.
8. Post WR, Dye SF. Patellofemoral Pain: An Enigma Explained by Homeostasis and Common Sense.
Am J Orthop (Belle Mead NJ) 2017;46:92–100. [PubMed: 28437494]
9. Crossley KM, Van Middelkoop M, Callaghan MJ, et al. 2016 Patellofemoral pain consensus
statement from the 4th International Patellofemoral Pain Research Retreat, Manchester. Part 2:
Recommended physical interventions (exercise, taping, bracing, foot orthoses and combined
interventions). Br J Sports Med 2016;50:844–52. [PubMed: 27247098]
10. George SZ. Pain Management: Road Map to Revolution. Phys Ther 2017;97:217–26. [PubMed:
28204771]
Author Manuscript

11. Kittelson AJ, George SZ, Maluf KS, et al. Future Directions in Painful Knee Osteoarthritis:
Harnessing Complexity in a Heterogeneous Population. Phys Ther 2014;94:422–32. [PubMed:
24179141]
12. Geneen LJ, Moore RA, Clarke C, et al. Physical activity and exercise for chronic pain in adults: an
overview of Cochrane reviews. Cochrane Database Syst Rev 2017;4:CD011279. [PubMed:
28436583]
13. Nijs J, Lluch Girbés E, Lundberg M, et al. Exercise therapy for chronic musculoskeletal pain:
Innovation by altering pain memories. Man Ther 2015;20:216–20. [PubMed: 25090974]
14. Décary S, Frémont P, Pelletier B, et al. Validity of Combining History Elements and Physical
Examination Tests to Diagnose Patellofemoral Pain. Arch Phys Med Rehabil 2018;99:607–614.e1.
[PubMed: 29128344]
15. Werner S Anterior knee pain: an update of physical therapy. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc
2014;22:2286–94. [PubMed: 24997734]
16. Crossley KM, Callaghan MJ, Van Linschoten R. Patellofemoral pain. Br J Sports Med
Author Manuscript

2016;50:247–50. [PubMed: 26834209]


17. Herngren B, Stenmarker M, Vavruch L, et al. Slipped capital femoral epiphysis: A population-
based study. BMC Musculoskelet Disord 2017;18:304. [PubMed: 28720145]
18. Hatfield SJ, Baxter RE. Slipped Capital Femoral Epiphysis in a Patient With Knee Pain. J Orthop
Sports Phys Ther 2012;42:482. [PubMed: 22549051]
19. Hamstra-Wright KL, Earl-Boehm J, Bolgla L, et al. Individuals with patellofemoral pain have less
hip flexibility than controls regardless of treatment outcome. Clin J Sport Med 2017;27:97–103.
[PubMed: 27347862]
20. Sturgill LP, Snyder-Mackler L, Manal TJ, et al. Interrater reliability of a clinical scale to assess
knee joint effusion. J Orthop Sports Phys Ther 2009;39:845–9. [PubMed: 20032559]
21. Adams D, Logerstedt D, Hunter-Giordano A, et al. Current concepts for anterior cruciate ligament
reconstruction: a criterion-based rehabilitation progression. J Orthop Sports Phys Ther
2012;42:601–14. [PubMed: 22402434]
22. Capin JJ, Behrns W, Thatcher K, et al. On-Ice Return-to-Hockey Progression After Anterior
Cruciate Ligament Reconstruction. J Orthop Sports Phys Ther 2017;47:324–33. [PubMed:
Author Manuscript

28355976]
23. Willy RW, Meira EP. Current Concepts in Biomechanical Interventions for Patellofemoral Pain. Int
J Sports Phys Ther 2016;11:877–90. [PubMed: 27904791]
24. Shull PB, Jirattigalachote W, Hunt MA, et al. Quantified self and human movement: A review on
the clinical impact of wearable sensing and feedback for gait analysis and intervention. Gait
Posture 2014;40:11–9. [PubMed: 24768525]
25. Witvrouw E, Werner S, Mikkelsen C, et al. Clinical classification of patellofemoral pain syndrome:
Guidelines for non-operative treatment. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc 2005;13:122–30.
[PubMed: 15703965]

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 13

26. Saltychev M, Dutton R, Laimi K, et al. Effectiveness of conservative treatment for patellofemoral
pain syndrome: A systematic review and meta-analysis. J Rehabil Med 2018 [Epub ahead of print].
Author Manuscript

27. Nascimento LR, Teixeira-Salmela LF, Souza RB, et al. Hip and Knee Strengthening is More
Effective Than Knee Strengthening Alone for Reducing Pain and Improving Activity in
Individuals With Patellofemoral Pain: A Systematic Review With Meta-Analysis. J Orthop Sports
Phys Ther 2018;48:19–31. [PubMed: 29034800]
28. Rathleff MS, Rathleff CR, Crossley KM, et al. Is hip strength a risk factor for patellofemoral pain?
A systematic review and meta-analysis. Br J Sports Med 2014;48:1088. [PubMed: 24687010]
29. Giles LS, Webster KE, McClelland JA, et al. Does Quadriceps Atrophy Exist in Individuals With
Patellofemoral Pain? A Systematic Literature Review With Meta-analysis. J Orthop Sports Phys
Ther 2013;43:766–76. [PubMed: 24175596]
30. Kindel C, Challis J. Joint Moment-Angle Properties of the Hip Extensors in Subjects With and
Without Patellofemoral Pain. J Appl Biomech 2018;34:159–66. [PubMed: 29140144]
31. Sinacore JA, Evans AM, Lynch BN, et al. Diagnostic Accuracy of Handheld Dynamometry and 1-
Repetition-Maximum Tests for Identifying Meaningful Quadriceps Strength Asymmetries. J
Orthop Sports Phys Ther 2017;47:97–107. [PubMed: 28142362]
Author Manuscript

32. Snyder-Mackler L, De Luca PF, Williams PR, et al. Reflex inhibition of the quadriceps femoris
muscle after injury of reconstuction of the anterior cruciate ligament. J Bone Joint Surg Am
1994;76:555–60. [PubMed: 8150823]
33. Negahban H, Etemadi M, Naghibi S, et al. The effects of muscle fatigue on dynamic standing
balance in people with and without patellofemoral pain syndrome. Gait Posture 2013;37:336–9.
[PubMed: 22947999]
34. de Moura Campos Carvalho-E-Silva AP, Peixoto Leão Almeida G, Oliveira Magalhaes M, et al.
Dynamic postural stability and muscle strength in patellofemoral pain: Is there a correlation? Knee
2016;23:616–21. [PubMed: 27198758]
35. de Oliveira Silva D, Magalhaes FH, Pazzinatto MF, et al. Contribution of altered hip, knee and foot
kinematics to dynamic postural impairments in females with patellofemoral pain during stair
ascent. Knee 2016;23:376–81. [PubMed: 26875045]
36. Citaker S, Kaya D, Yuksel I, et al. Static balance in patients with patellofemoral pain syndrome.
Sports Health 2011;3:524–7. [PubMed: 23016053]
Author Manuscript

37. Zeinalzadeh A, Talebian S, Naghdi S, et al. Effects of vision and cognitive load on static postural
control in subjects with and without patellofemoral pain syndrome. Physiother Theory Pract
2018;34:276–85. [PubMed: 29120261]
38. Gribble PA, Hertel J, Plisky P. Using the star excursion balance test to assess dynamic postural-
control deficits and outcomes in lower extremity injury: A literature and systematic review. J Athl
Train 2012;47:339–57. [PubMed: 22892416]
39. Kinzey SJ, Armstrong CW. The Reliability of the Star-Excursion Test in Assessing Dynamic
Balance. J Orthop Sports Phys Ther 1998;27:356–60. [PubMed: 9580895]
40. Neal BS, Barton CJ, Gallie R, et al. Runners with patellofemoral pain have altered biomechanics
which targeted interventions can modify: A systematic review and meta-analysis. Gait Posture
2016;45:69–82. [PubMed: 26979886]
41. Noehren B, Pohl MB, Sanchez Z, et al. Proximal and distal kinematics in female runners with
patellofemoral pain. Clin Biomech (Bristol, Avon) 2012;27:366–71.
42. Noehren B, Sanchez Z, Cunningham T, et al. The effect of pain on hip and knee kinematics during
running in females with chronic patellofemoral pain. Gait Posture 2012;36:596–9. [PubMed:
Author Manuscript

22749951]
43. Willy RW, Manal KT, Witvrouw EE, et al. Are mechanics different between male and female
runners with patellofemoral pain? Med Sci Sports Exerc 2012;44:2165–71. [PubMed: 22843103]
44. Willson JD, Kernozek TW, Arndt RL, et al. Gluteal muscle activation during running in females
with and without patellofemoral pain syndrome. Clin Biomech (Bristol, Avon) 2011;26:735–40.
45. Cowan SM, Crossley KM, Bennell KL. Altered hip and trunk muscle function in individuals with
patellofemoral pain. Br J Sports Med 2009;43:584–8. [PubMed: 18838402]

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 14

46. Glaviano NR, Huntsman S, Dembeck A, et al. Improvements in kinematics, muscle activity and
pain during functional tasks in females with patellofemoral pain following a single patterned
Author Manuscript

electrical stimulation treatment. Clin Biomech (Bristol, Avon) 2016;32:20–7.


47. Glaviano NR, Saliba S. Impairment based rehabilitation for patellofemoral pain patients. Phys
Sportsmed 2016;44:311–23. [PubMed: 27311015]
48. Nijs J, Van Geel C, Van Der Auwera C, et al. Diagnostic value of five clinical tests in
patellofemoral pain syndrome. Man Ther 2006;11:69–77. [PubMed: 15950517]
49. Selfe J, Harper L, Pedersen I, et al. Four Outcome Measures for Patellofemoral Joint Problems.
Physiotherapy 2001;87:507–15.
50. Peace KAL, Lee JC, Healy J. Imaging the infrapatellar tendon in the elite athlete. Clin Radiol
2006;61:570–8. [PubMed: 16784942]
51. Fees M, Decker T, Snyder-Mackler L, et al. Upper extremity weight-training modifications for the
injured athlete: A clinical perspective. Am J Sports Med 1998;26:732–42. [PubMed: 9784824]
52. Kujala UM, Jaakkola LH, Koskinen SK, et al. Scoring of patellofemoral disorders. Arthroscopy
1993;9:159–63. [PubMed: 8461073]
53. Crossley KM, Bennell KL, Cowan SM, et al. Analysis of outcome measures for persons with
Author Manuscript

patellofemoral pain: Which are reliable and valid? Arch Phys Med Rehabil 2004;85:815–22.
[PubMed: 15129407]
54. Ittenbach RF, Huang G, Barber Foss KD, et al. Reliability and Validity of the Anterior Knee Pain
Scale: Applications for Use as an Epidemiologic Screener. PLoS One 2016;11:e0159204.
[PubMed: 27441381]
55. Sanchis-Alfonso V Holistic approach to understanding anterior knee pain. Clinical implications.
Knee Surg Sports Traumatol Arthrose 2014;22:2275–85.
56. Maclachlan LR, Collins NJ, Matthews MLG, et al. The psychological features of patellofemoral
pain: A systematic review. Br J Sports Med 2017;51:732–42. [PubMed: 28320733]
57. Østerås B, Sigmundsson H, Haga M. Perceived stress and musculoskeletal pain are prevalent and
significantly associated in adolescents: An epidemiological crosssectional study Chronic Disease
epidemiology. BMC Public Health 2015;15:1–10. [PubMed: 25563658]
58. Edwards RR, Almeida DM, Klick B, et al. Duration of sleep contributes to next-day pain report in
the general population. Pain 2008;137:202–7. [PubMed: 18434020]
Author Manuscript

59. Jayaseelan DJ, Scalzitti DA, Palmer G, et al. The effects of joint mobilization on individuals with
patellofemoral pain: a systematic review. Clin Rehabil 2018:269215517753971 [Epub ahead of
print].
60. Logan CA, Bhashyam AR, Tisosky AJ, et al. Systematic Review of the Effect of Taping
Techniques on Patellofemoral Pain Syndrome. Sports Health 2017;9:456–61. [PubMed: 28617653]
61. Collins NJ, Bisset LM, Crossley KM, et al. Efficacy of Nonsurgical Interventions for Anterior
Knee Pain. Sports Med 2012;42:31–49. [PubMed: 22149696]
62. Lack S, Barton C, Sohan O, et al. Proximal muscle rehabilitation is effective for patellofemoral
pain: A systematic review with metaanalysis. Br J Sports Med 2015;49:1365–76. [PubMed:
26175019]
63. Kooiker L, Van De Port IG, Weir A, et al. Effects of Physical Therapist-Guided Quadriceps-
Strengthening Exercises for the Treatment of Patellofemoral Pain Syndrome: A Systematic
Review. J Orthop Sports Phys Ther 2014;44:391–B1. [PubMed: 24766358]
64. Ferber R, Bolgla L, Earl-Boehm JE, et al. Strengthening of the hip and core versus knee muscles
for the treatment of patellofemoral pain: A multicenter randomized controlled trial. J Athl Train
Author Manuscript

2015;50:366–77. [PubMed: 25365133]


65. Steinkamp LA, Dillinghan MF, Markel MD, et al. Biomechanical considerations in patellofemoral
joint rehabilitation. Am J Sports Med 1993;21:438–44. [PubMed: 8346760]
66. Powers CM, Ho K-Y, Chen Y-J, et al. Patellofemoral Joint Stress During Weight-Bearing and Non
—WeightBearing Quadriceps Exercises. J Orthop Sports Phys Ther 2014;44:320–7. [PubMed:
24673446]
67. van Rossom S, Smith CR, Thelen DG, et al. Knee Joint Loading in Healthy Adults During
Functional Exercises: Implications for Rehabilitation Guidelines. J Orthop Sports Phys Ther
2018;48:162–73. [PubMed: 29308697]

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 15

68. Lantz JM, Emerson-Kavchak AJ, Mischke JJ, et al. Tibiofemoral Joint Mobilization in the
Successful Management of Patellofemoral Pain Syndrome: a Case Report. Int J Sports Phys Ther
Author Manuscript

2016;11:450–61. [PubMed: 27274430]


69. Crossley K, Cowan SM, Bennell KL, et al. Patellar taping: Is clinical success supported by
scientific evidence? Man Ther 2000;5:142–50. [PubMed: 11034884]
70. Aminaka N, Gribble PA. Patellar Taping, patellofemoral pain syndrome, lower extremity
kinematics, and dynamic postural control. J Athl Train 2008;43:21–8. [PubMed: 18335009]
71. Ho K-Y, Epstein R, Garcia R, et al. Effects of Patellofemoral Taping on Patellofemoral Joint
Alignment and Contact Area During Weight Bearing. J Orthop Sports Phys Ther 2017;47:115–23.
[PubMed: 28264631]
72. Edmonds DW, McConnell J, Ebert JR, et al. Biomechanical, neuromuscular and knee pain effects
following therapeutic knee taping among patients with knee osteoarthritis during walking gait.
Clin Biomech (Bristol, Avon) 2016;39:38–43.
73. Crossley KM, Marino GP, Macilquham MD, et al. Can patellar tape reduce the patellar
malalignment and pain associated with patellofemoral osteoarthritis? Arthritis Rheum
2009;61:1719–25. [PubMed: 19950307]
Author Manuscript

74. Martimbianco ALC, Torloni MR, Andriolo BN, et al. Neuromuscular electrical stimulation
(NMES) for patellofemoral pain syndrome. Cochrane Database Syst Rev 2017;12:CD011289.
[PubMed: 29231243]
75. Bily W, Trimmel L, Modlin M, et al. Training Program and Additional Electric Muscle Stimulation
for Patellofemoral Pain Syndrome: A Pilot Study. Arch Phys Med Rehabil 2008;89:1230–6.
[PubMed: 18586125]
76. Snyder-Mackler L, Delitto A, Stralka SW, et al. Use of electrical stimulation to enhance recovery
of quadriceps femoris muscle force production in patients following anterior cruciate ligament
reconstruction. Phys Ther 1994;74:901–7. [PubMed: 8090841]
77. Kim KM, Croy T, Hertel J, et al. Effects of neuromuscular electrical stimulation after anterior
cruciate ligament reconstruction on quadriceps strength, function, and patient-oriented outcomes: a
systematic review. J Orthop Sports Phys Ther 2010;40:383–91. [PubMed: 20592480]
78. Snyder KR, Earl JE, O’Connor KM, et al. Resistance training is accompanied by increases in hip
strength and changes in lower extremity biomechanics during running. Clin Biomech (Bristol,
Avon) 2009;24:26–34.
Author Manuscript

79. Willy RW, Halsey L, Hayek A, et al. Patellofemoral joint and achilles tendon loads during
overground and treadmill running. J Orthop Sports Phys Ther 2016;46:664–72. [PubMed:
27170525]
80. Bowersock CD, Willy RW, DeVita P, et al. Reduced step length reduces knee joint contact forces
during running following anterior cruciate ligament reconstruction but does not alter inter-limb
asymmetry. Clin Biomech (Bristol, Avon) 2017;43:79–85.
81. Noehren B, Scholz J, Davis I. The effect of real-time gait retraining on hip kinematics, pain and
function in subjects with patellofemoral pain syndrome. Br J Sports Med 2011;45:691–6.
[PubMed: 20584755]
82. Teng H-L, Powers CM. Sagittal Plane Trunk Posture Influences Patellofemoral Joint Stress During
Running. J Orthop Sports Phys Ther 2014;44:785–92. [PubMed: 25155651]
83. Esculier JF, Dubois B, Bouyer LJ, et al. Footwear characteristics are related to running mechanics
in runners with patellofemoral pain. Gait Posture 2017;54:144–7. [PubMed: 28292715]
84. Agresta C, Brown A. Gait Retraining for Injured and Healthy Runners Using Augmented
Author Manuscript

Feedback: A Systematic Literature Review. J Orthop Sports Phys Ther 2015;45:576–84. [PubMed:
26158882]
85. Espí-López GV, Serra-Añó P, Vicent-Ferrando J, et al. Effectiveness of Inclusion of Dry Needling
in a Multimodal Therapy Program for Patellofemoral Pain: A Randomized Parallel-Group Trial. J
Orthop Sports Phys Ther 2017;47:392–401. [PubMed: 28504067]
86. Grindem H, Snyder-Mackler L, Moksnes H, et al. Simple decision rules can reduce reinjury risk by
84% after ACL reconstruction: the Delaware-Oslo ACL cohort study. Br J Sports Med
2016;50:804–8. [PubMed: 27162233]

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 16

87. Wellsandt E, Failla MJ, Snyder-Mackler L. Limb Symmetry Indexes Can Overestimate Knee
Function After Anterior Cruciate Ligament Injury. J Orthop Sports Phys Ther 2017;47:334–8.
Author Manuscript

[PubMed: 28355978]
88. Matthews M, Rathleff MS, Claus A, et al. Can we predict the outcome for people with
patellofemoral pain? A systematic review on prognostic factors and treatment effect modifiers. Br
J Sports Med 2017;51:1650–60. [PubMed: 27965435]
Author Manuscript
Author Manuscript
Author Manuscript

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 17
Author Manuscript
Author Manuscript
Author Manuscript

Figure 1.
Quadriceps strength may be evaluated isometrically using an electromechanical
dynamometer during with an electrical burst superimposition technique (32) to assess
muscle activation. Clinicians may evaluate the (most) involved limb first to determine the
angle of knee flexion that is pain-free or least provocative and subsequently evaluate the
contralateral limb at the same angle of knee flexion for comparison. Patellar taping may be
Author Manuscript

used to alleviate pain.

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Capin and Snyder-Mackler Page 18
Author Manuscript
Author Manuscript

Figure 2.
The patients stand on the involved limb on a 15-cm box (A) to begin the modified step test.
We document the angle at which the patient experiences pain and the patient’s numeric pain
rating both before (B) and after (C) applying patellar taping.
Author Manuscript
Author Manuscript

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript

Table 1

A thorough patient history should include the following questions

Questions Notes
Date of onset
Mechanism of injury (traumatic vs. atraumatic): If traumatic, consider and evaluate thoroughly for alternative diagnoses including
ligament sprain, meniscus tear, fracture, etc.
If atraumatic, sudden or gradual onset? What factors led to symptoms (i.e., any changes in activity level,
exercise, footwear, stress levels, sleep habits, diet or body mass)?
Capin and Snyder-Mackler

If traumatic, describe event in detail including presence of swelling and time to swelling onset
Chief complaint (location and quality of pain):
Exacerbating factors (e.g., stair descent, squatting)?
Alleviating factors (e.g., ice, heat, rest, stretching)?
Are other symptom(s) present? If true giving way episodes are present, consider ligament exam; if locking is present,
consider meniscus involvement
If yes, any giving way/buckling, locking/clicking/popping/crepitus, stiffness?
Diagnostic tests and imaging
Relevant past medical history (e.g., previous lower extremity injury, previous back pain with or without If history of back pain or unable to elicit symptoms during targeted knee evaluation,
radiculopathy) perform lumbar and spinal radiculopathy examination
Consider also the hip joint as a source of knee pain, particularly in the child (17,18) or
older adult
Has the patient received any prior treatment? If so, describe in detail
What are the patient’s occupational demands?
What recreational activities does the patient typically engage in? Are these activities limited? If so, how?
Describe footwear and orthotic use Examine footwear and orthotics for wear and irregularities
Goals for rehabilitation

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Page 19
Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript

Table 2

Clinicians should monitor knee effusion throughout rehabilitation using the reliable stroke test (20) (Effusion Grading Scale of the Knee Joint Based on
the Stroke Test)

Grade Test result


Zero No wave produced on down stroke
Trace Small wave on medial side with down stroke
Capin and Snyder-Mackler

1+ Larger bulge on medial side with down stroke


2+ Effusion spontaneously returns to medial side after upstroke (no down stroke necessary)
3+ So much fluid that it is not possible to move the effusion out of the medial aspect of the knee

Reprinted with permission from Sturgill LP, Snyder-Mackler L, Manal TJ, et al. Interrater reliability of a clinical scale to assess knee joint effusion. J Orthop Sports Phys Ther 2009;39:845–9. https://
doi.org/10.2519/jospt.2009.3143. ©Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy®.

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Page 20
Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript

Table 3

The soreness rules provide clinicians with a guideline to monitor symptoms and evaluate progression throughout rehabilitation (21,51) (Soreness rules)

Criterion Action
Soreness during warm-up that continues 2 days off, drop down 1 level
Soreness during warm-up that goes away Stay at level that led to soreness
Soreness during warm-up that goes away but redevelops during session 2 days off, drop down 1 level
Capin and Snyder-Mackler

Soreness the day after lifting (not muscle soreness) 1 day off, do not advance program to the next level
No soreness Advance 1 level per week or as instructed by healthcare professional

Reproduced with permission from Michael J. Axe, MD and Sage Publications, Inc. (51), available online: http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/03635465980260052301.

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Page 21
Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript Author Manuscript

Table 4

A running progression may facilitate gradual resumption of loading; progression should occur only in the absence of increased effusion or pain and on
nonconsecutive days (Running progression*)

Level Treadmill Track


Level 1 0.1-mi walk/0.1-mi jog, repeat 10 times Jog straights/walk curves (2 mi)
Level 2 Alternate 0.1-mi walk/0.2-mi jog (2 mi) Jog straights/jog 1 curve every other lap (2 mi)
Capin and Snyder-Mackler

Level 3 Alternate 0.1-mi walk/0.3-mi jog (2 mi) Jog straights/jog 1 curve every lap (2 mi)
Level 4 Alternate 0.1-mi walk/0.4-mi jog (2 mi) Jog 1.75 laps/walk curve (2 mi)
Level 5 Jog full 2 mi Jog all laps (2 mi)
Level 6 Increase workout to 2.5 mi Increase workout to 2.5 mi
Level 7 Increase workout to 3 mi Increase workout to 3 mi
Level 8 Alternate between running/jogging every 0.25 mi Increase speed on straights/jog curves

*
progress to the next level when the patient is able to perform activity for 2 mi without increased effusion or pain. Perform no more than 4 times in 1 week and no more frequently than every other day. Do
not progress more than 2 levels in a 7-day period. Conversion: 1 mi =1.6 km. Reproduced with permission from Tara Manal, PT, DPT, FAPTA, University of Delaware Physical Therapy Clinic.

Ann Jt. Author manuscript; available in PMC 2019 August 14.


Page 22
130

Bab 8. Analisis Jurnal


Implementasi Psikomotor
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Bagaimana analisis artikel implementasi
aspek psikomotor dalam terapi keluarga
selama masa social distancing COVID-19.
■■ Poin penting dalam analisis artikel
implementasi terapi aspek psikomotor
keluarga
■■ Apa tren terkini yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan terapi
keluarga.

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Cara pengembangan terapi keluarga
aspek psikomotor selama masa social
distancing COVID-19
■■ Pengaruh pre-post terapi keluarga aspek
psikomotor selama masa social distancing
COVID-19
■■ Tren di masyarakat yang mempengaruhi
perkembangan terapi keluarga.

He was as nervous as a cat in a room full of


rockers stiffly dressed in formal black uptight,
and afraid of moving quickly lest he break a
button or the mood from the organ music. She
was serene as if living a childhood dream
dressed in layers of white with a lilac bouquet
unable to conceal her contentment she remained
poised amid the quiet of assembled excitement.
Together they exchanged formal wedding vows,
homemade rings, and brief, expectant glances.
Then numbed, as if by Novocain, they slowly
greeted guests and themselves anew as they
whispered good-bye to innocence and hello to
the opening of a marriage.
Gladding, 2016
131

TELAAH JURNAL / ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

“The current management of patients with patellofemoral pain from the physical
therapist’s perspective”

FORMAT TELAAH JURNAL / ARTIKEL LAPORAN PENELITIAN

ITEM ASPEK YANG DIANALISIS ANALISIS HASIL


Abstrak Penjelasan Patellofemoral pain (PFP)
adalah diagnosis tentang
Gambaran lengkap campuran kondisi yang
biasanya Atraumatis dan
Tujuan penelitian menyebabkan nyeri lutut
peripatellar dan / atau
retropatellar. Tujuan dari
tinjauan ini adalah untuk
memberikan gambaran
tentang manajemen terapis
fisik, termasuk evaluasi dan
perawatan, pasien dengan
PFP. Riwayat menyeluruh
sangat penting untuk
mendiagnosis dan mengelola
PFP secara optimal;
anamnesis harus mencakup
tanggal timbulnya gejala,
mekanisme cedera dan / atau
kejadian sebelumnya, lokasi
dan kualitas rasa sakit,
memperburuk dan
mengurangi gejala, riwayat
medis masa lalu yang
relevan, tuntutan pekerjaan,
kegiatan rekreasi, alas kaki,
dan tujuan pasien.
Pemeriksaan fisik harus
mengidentifikasi gangguan
spesifik pasien, menilai
rentang gerak (ROM),
panjang otot, efusi, isometrik
yang ditolak, kekuatan,
keseimbangan dan kontrol
postural, tes khusus, kualitas
gerakan, palpasi, fungsi, dan
ukuran hasil yang dilaporkan
pasien. Penilaian obyektif
harus memandu pengobatan,
perkembangan, dan
132

pengambilan keputusan
klinis.
Desain penelitian Literatur Review
Variabel utama Nyeri patellofemoral (PFP)
dan Terapi Aktvitas Fisik
Jumlah sampel 88 artikel
Lokasi penelitian Tidak menggunakan
penelitian lapangan, teknik
yang digunakan adalah
tinjauan literatur
Hasil yang diperoleh Penilaian obyektif harus
memandu pengobatan,
perkembangan, dan
pengambilan keputusan
klinis. Program rehabilitasi
harus dirancang secara
individual, menangani
gangguan spesifik dan
keterbatasan fungsional
pasien dan mencapai tujuan
pasien. Terapi olahraga,
termasuk penguatan pinggul,
lutut, dan inti serta latihan
peregangan dan aerobik,
adalah pusat keberhasilan
manajemen PFP. Perawatan
gratis lainnya mungkin
termasuk mobilisasi sendi
patellofemoral dan
tibiofemoral, tapell
patellofemoral, pelatihan
neuromuskuler, dan pelatihan
ulang gaya berjalan.
Perkembangan intervensi
yang tepat harus
mempertimbangkan evaluasi
obyektif (misalnya, efusi,
aturan nyeri), peningkatan
pembebanan yang sistematis,
dan kronisitas gejala.
Meskipun perubahan jangka
pendek atau pengurangan
gerakan sering diperlukan
dalam kapasitas
perlindungan,
Saran Etiologi PFP sebagian besar
terkait dengan gerakan dan
pengobatan konservatif.
133

Dengan menggunakan
gerakan yang komprehensif
dapat mencapai keberhasilan
penurunan gejala PFP.
Jumlah kata: 100-150 kata Tidak, abstrak sejumlah285
kata
Ditulis paling awal setelah Urutan author yang ditulis
judul setelah judul
Pendahuluan Latar belakang masalah Nyeri patellofemoral (PFP)
sangat umum. Prevalensi
tahunan untuk PFP
mendekati 23% pada
populasi umum dan sekitar
29% di kalangan remaja,
dengan atlet wanita berada
pada risiko yang sangat
tinggi (1). Gejala persisten
adalah umum dan 57%
individu dengan PFP
melaporkan hasil yang tidak
menguntungkan lima hingga
delapan tahun setelah
diagnosis (3). Dengan
demikian, penting bagi
individu dengan PFP untuk
menerima rehabilitasi
optimal dengan tujuan
mencapai hasil positif jangka
pendek dan jangka panjang
dan mencegah transisi dari
episode akut sementara ke
masalah kronis berulang.
Pernyataan masalah PFP, atau nyeri lutut anterior,
adalah campuran kondisi
yang biasanya tidak
traumatis dan menyebabkan
nyeri lutut peripatellar dan /
atau retropatellar. Sejumlah
struktur di dalam dan di
sekitar sendi patellofemoral
dan tibiofemoral, seperti
sinovium atau bantalan
lemak infrapatellar
berkontribusi pada PFP (4).
Sementara berbagai faktor
mungkin juga berkontribusi
terhadap timbulnya gejala,
gangguan homeostasis
134

jaringan melalui cedera akut


atau kelebihan beban
berulang (yaitu, pemuatan
moderat frekuensi tinggi atau
kejadian pemuatan sangat
terisolasi) dapat melebihi
homeostasis jaringan, atau
fungsi sampul, untuk struktur
yang diberikan dan mengarah
ke patologi (osteomyelitis)
dan rasa sakit (7,8).
Tujuan penelitian Tujuan dari tinjauan ini
adalah untuk memberikan
gambaran tentang
manajemen terapis fisik,
termasuk evaluasi dan
perawatan, pasien dengan
PFP. Akhirnya, kami
menyajikan pendekatan
perawatan komprehensif
yang menarik dari berbagai
sumber yang teruji klinis.
Kerangka Konsep (kadang) Tidak mencantumkan
persetujuan konsep
Metodologi Rancangan Literatur Review
(Bahan dan Manfaat Menyajikan pendekatan
cara) perawatan komprehensif
yang menarik dari berbagai
sumber yang teruji klinis.
Variabel penelitian PEP dan Terapi Aktivitas
Fisik
Populasi dan sampel Menggunakan tinjauan studi
literatur
Lama penelitian Artikel yang digunakan sejak
1993 sampai 2018
Cara mengumpulkan data Tinjauan Pustaka pada 88
sumber artikel relevan
Uji coba kuesioner Tidak ada
Sumber data 88 artikel relevan mulai dari
tahun 1993 hingga 2018
Instrumen Lampiran: Riwayat Pasien,
Skor Efusi & Skor Stroke,
Guidline activity
Tenaga lapangan Tidak ada
Teknik Pengolahan Studi Literatur
Teknik analisis data Literatur Review
Hasil penelitian Nilai Tingkat Insiden -
Analisis statistik Tidak menggunakan uji
135

analisis statistik
Penyajian Penyajian paragraf
pembahasan disajikan dalam
poin-poin:
a. Gejala yang timbul
b. Pengalaman nyeri yang
kompleks
c. Evaluasi
d. Sejarah
e. Pemeriksaan klinis
f. ROM dan pengujian
kekuatan otot
g. Efusi
h. Isometrik
j. Kontrol keseimbangan dan
postural
k. Penilaian gerakan
l. Tes langkah
m. Rabaan
n. Pengujian fungsional
o. Perkembangan
pengobatan, dan
pengambilan keputusan
klinis
p. Pengobatan
q. Terapi olahraga:
penguatan, peregangan,
dan latihan aerobik
r. Mobilisasi
s. Rekaman patellofemoral
t. Stimulasi listrik
neuromuskuler (NMES)
u. Pelatihan neuromuskuler
v. Modifikasi aktivitas dan
w. pemuatan bertahap
x. Intervensi lain
y. Perkembangan dan
pemulangan yang tepat
Judul tabel Tabel 1. A thorough patient
history should include the
following questions
Tabel 2. Clinicians should
monitor knee effusion
throughout rehabilitation
using the reliable stroke test
(20) (Effusion Grading Scale
of the Knee Joint Based on
the Stroke Test)
136

Tabel 3. The soreness rules


provide clinicians with a
guideline to monitor
symptoms and evaluate
progression throughout
rehabilitation (21,51)
(Soreness rules)
Tabel 4. A running
progression may facilitate
gradual resumption of
loading; progression should
occur only in the absence of
increased effusion or pain
and on nonconsecutive days
(Running progression*)
Tinjauan hasil Menurut pernyataan
konsensus 2016 dari
International Patellofemoral
Pain Research Committee,
terapi aktifitas fisik adalah
"pengobatan pilihan" untuk
individu dengan PFP (9).
Terapi latihan harus
mencakup penguatan pinggul
dan lutut (9,27,62,63)
menggunakan latihan rantai
kinetik terbuka (tidak
menahan berat) dan tertutup
(menahan beban) (9,62).
Latihan rantai kinetik terbuka
meliputi peningkatan tungkai
lurus (progres dengan
menambahkan bobot
pergelangan kaki), penguatan
paha depan busur pendek,
ekstensi lutut, peningkatan
sisi pinggul lurus abduksi
panggul, dan kulit kerang.
Latihan rantai kinetik
tertutup termasuk duduk di
dinding (47), Pilihan yang
tepat dari latihan penguatan
rantai terbuka dan tertutup
harus mempertimbangkan
kekuatan kontak bersama
patellofemoral di setiap
mode. Steinkamp et al.
menemukan bahwa
137

perbandingan gaya kontak


gabungan patellofemoral
selama latihan kinetik rantai
tertutup (misalnya, berat
badan) dan latihan terbuka
(yaitu, 9 kg berbobot)
menghasilkan gaya kontak
patelofemoral yang relatif
lebih sedikit dalam kondisi
rantai kinetik tertutup dalam
kurang dari 48 ° fleksi lutut
dan gaya kontak
patellofemoral yang relatif
lebih sedikit dalam kondisi
rantai kinetik terbuka dalam
fleksi lutut lebih dari 48 °
(65).
Pembahsan Jumlah 35 poin bahasan
Uraian analisis temuan Gejala yang timbul
PFP, atau nyeri lutut anterior,
adalah campuran kondisi
yang biasanya tidak
traumatis dan menyebabkan
nyeri lutut peripatellar dan /
atau retropatellar.

Pengalaman rasa sakit


yang kompleks
Sepanjang manajemen PFP
yang sukses dan terutama
ketika gejala bersifat kronis,
spesialis rehabilitasi harus
menghargai kompleksitas
pengalaman nyeri (10).

Sejarah
Riwayat menyeluruh sangat
penting untuk diagnosis yang
tepat (14) dan mengelola
PFP secara optimal (15).

Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan fisik harus
memasukkan berbagai
tindakan termasuk ROM,
kekuatan otot, efusi,
resistensi isometrik,
kekuatan, keseimbangan dan
138

kontrol postural, penilaian


kualitas gerakan, tes khusus,
palpasi, evaluasi fungsional,
dan pasien melaporkan
evaluasinya

Treatment
Sangat penting untuk menilai
secara individual setiap
pasien untuk
mengidentifikasi dan
selanjutnya mengatasi
gangguannya, keterbatasan
fungsional, dan pembatasan
aktivitas. Manajemen PFP
harus terdiri dari pendekatan
individual (47), multi-modal
dengan terapi aktivitass fisik
sebagai ciri khas rencana
perawatan (9,16,26,59-61).

Appropriate progression
and discharge
Rehabilitasi harus progresif
dan berakar pada temuan
klinis objektif. Pemantauan
efusi dan nyeri harus terjadi
selama rehabilitasi dan
memandu perkembangan
kesehatan klien.
Perbedaan dengan temuan Didalam jurnal ini
sebelumnya disebutkan bawa temuan
penelitian konsisten dengan
literatur sebelumnya.
Generalisasi Metode literatur review bisa
menjadi panduan dalam
melakukan terapi akvitas dan
panduan evaluasi klien
Saran Pertama rehabilitasi yang
tepat mungkin sangat penting
untuk mengoptimalkan
fungsi untuk individu dengan
PFP. Sarannya terapi
aktivitas fisik, termasuk
penguatan dan peregangan
pinggul dan lutut, untuk
meningkatkan hasil jangka
pendek, menengah, dan
139

panjang pada individu


dengan PFP (9,16,26,27).
Rekomendasi Perkembangan intervensi
yang tepat harus
mempertimbangkan evaluasi
obyektif (misalnya, efusi,
skala nyeri), dan kronisitas
gejala. Meskipun perubahan
jangka pendek atau
pengurangan gerakan sering
diperlukan dalam kapasitas
perlindungan yang berubah
adalah karakteristik utama
dari nyeri kronis melalui
penekanan pada fungsi atas
gejala, paparan bertahap,
edukasi pasien, dan mungkin
rujukan. Kombinasi gerakan
terpadu dapat menjadi terapi
koaservatif bagi klien untuk
menyembuhkan gejala PFP
dengan patologis seperti
osteomyelitis
Ucapan terima Orang yang berjasa membantu JJ Capin: Foundation for
kasih Physical Therapy (Promotion
of Doctoral Studies Level I
Scholarship) dan the
University of Delaware
(Doctoral Fellowship
Award).
L Snyder-Mackler: National
Institutes of Health, NIAMS,
dan NIGMS.
Apendiks Penjelasan Apendiks Sendi patellofemoral; nyeri
patellofemoral (PFP);
rehabilitasi; terapi fisik
Referensi Urut pengutipan Menggunakan Vancouver
style
Nama dan judul 1. Smith BE, Selfe J,
Thacker D, et al. Incidence
and prevalence of
patellofemoral pain: a
systematic review and meta-
analysis. PLoS One
2018;13:e0190892.
[PubMed: 29324820]

Sampai artikel
140

88. Matthews M, Rathleff


MS, Claus A, et al. Can we
predict the outcome for
people with patellofemoral
pain? A systematic review on
prognostic factors and
treatment effect modifiers.
Br J Sports Med
2017;51:1650–60. [PubMed:
27965435]
Tahun dan halaman Bervariasi mulai tahun 1993
sampai 2018

DAFTAR PUSTAKA

Capin J.J., Snyder-Mackler L. 2018. The current management of patients with


patellofemoral pain from the physical therapist‟s perspective. Ann Jt. 2018 May;
3: doi:10.21037/aoj.2018.04.11.
141

Bab 9. Laporan Pendahuluan


Implementasi Keperawatan
Keluarga
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Laporan pendahuluan sebelum
penenrapan implementasi asuhan
keperawatan keluarga.
■■ Pengembangan laporan pendahuluan
dalam aspek kognitif, attitude, dan
psikomotor terapi keluarga.
■■ Sistematika model pendidikan kesehatan
dalam kaitannya dengan asuhan keperawatan
keluarga

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Media yang perlu dikembangkan dalam
model pendidikan kesehatan dalam terapi
keperawatan keluarga
■■ Bagaimana perubahan keluarga sebelum
dan sesudah pendidikan kesehatan

He gathered the facts around himself like an old


man collecting yellowed letters written in his
younger days but never really read or
understood. Carefully, as if words were made of
fragile fragments that might disintegrate into
dust, He opened his mind to sort through the
events of his manhood and fit the pieces
together as a whole.
Gladding, 2016
142

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keluarga merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap anggotanya (Allender, et al., 2013). Unit dasar ini sangat mempengaruhi
perkembangan seorang individu, sehingga dapat menjadi penentu keberhasilan
atau kegagalan hidup seseorang. Keluarga berfungsi sebagai variabel penengah
penting antara dan individu. Dalam masyarakat, keluarga melalui fungsi
perawatan kesehatan dan sosialisasi anggota baru berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan vital dan informasi kesehatan. Dengan demikian, tugas utama keluarga
adalah membantu meningkatkan kesejahteraan fisik, psikososial anggota selama
hidupnya (Friedman, et al., 2010).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 1 Juni 2020 didapatkan data
bahwa keluarga Tn. S merupakan keluarga inti dengan jenis keluarga tradisional
nuclear family. Pada keluarga ini, Tn. S merupakan kepala keluarga dengan
seorang istri yang memiliki 2 anak, dengan anak pertama berada pada usia dewasa
muda jadi dapat dikategorikan keluarga Tn. S berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan dewasa muda. Dari lima tugas perkembangan keluarga pada
tahap 6 perkembangan keluarga Tn. S dua tugas diantaranya sudah dapat
dilaksanakan, yaitu mempertahankan keintiman pasangan dan membantu anak
untuk mandiri di masyarakat. Dan tiga tugas perkembangan belum terlaksana
antara lain memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, membantu orang tua
memasuki masa tua, dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
Sesuai dengan teori diatas, didapatkan hasil pengkajian keluarga Tn. S
dengan tahap perkembangan keluarga VI dengan persiapan pelepasa anak dewasa
dan remaja. An. Gt mengatakan ingin menambah pengetahuan, dan keterampilan
dalam manajemen kesehatan terutama di masa Pandemi CODIV-19 dan
manajemen untuk ibunya Ny. S. Kemandirian keluarga yang telah pada tahap III
dan perawatan kesehatan yang utuh mendukung keluarga dapat meningkatkan
manajemen kesehatan keluarganya. Tn. S dan keluarga memiliki prinsip yang
dibuat bersama yaitu “Laksanakan yang baik berdasar perintah agama dan norma
143

keseharian serta tinggalkan yang buruk karena akan merugikan diri sendiri dan
orang lain”. Prinsip tersebut sengaja dibuat bersama sebagai aturan didalam
keluarga. Tn. S dan Ny. S tidak pernah membatasi seluruh anggota keluarga untuk
senantiasa meningkatkan manajemen kesehatan keluarga. Untuk itu, perlu adanya
kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan, hal ini perlu dilakukan karena
(Wolf, et al., 2020), jika manajemen kesehatan keluarga tidak optimal akan
menurunkan kinerja dan mengarah pada kesakitan keluarga.
Mahasiswa merumuskan masalah bersama keluarga ditemukan
permasalahan yang terdapat di keluarga Tn. S yaitu Kesiapan Meningkatkan
Manajemen Kesehatan Keluarga Tn. S. Hal ini dikarenakan Tn. S ada usaha untuk
memenuhi kesehatan istri dan anaknya walaupun belum maksimal pada masa
COVID-19 ini. Pada diagnosa ini akan menggunakan intervensi yang dapat
Meningkatkan Manajemen Kesehatan Keluarga yaitu Edukasi Kelompok
(Kognitif), Promosi Kesehatan (Attitude), Skrining Kesehatan (Psikomotor)
(PPNI, 2018) tanda gejalannya ini keluarga mengatakan ingin meningkatkan
manajemen penyakitnya termasuk pencegahan COVID-19 (PPNI, 2017).

2. Rencana Keperawatan
a. Diagnosis keperawatan keluarga (apabila belum ada masalah saja)
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga Tn. S dalam pencegahan
COVID-19 dan menghadapi New-Normal
b. Tujuan umum (kegiatan yang akan dilaksanakan)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 minggu diharapkan keluarga
Tn.S menunjukkan peningkatan manajemen kesehatan dalam keluarga Tn. S
Selama masa COVID-19.
c. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga Tn. S mampu:
1. Mengetahui COVID-19, New Normal, dan Osteomyelitis (Aspek Kognitif)
2. Bersikap patuh terhadap program prevensi COVID-19 meliputi: Cuci
Tangan, Mengenakan Masker, dan Etika Batuk (Aspek Attitude)
3. Mampu Mempraktikkan Cuci Tangan, Mengenakan Masker, dan Etika
144

Batuk, dan Terapi Aktifitas Fisik (Aspek Psikomotor)


3. Rancangan Kegiatan
a. Topik
Tugas kemandirian, perawatan kesehatan, dan kesejahteraan keluarga
pada masa pandemik COVID-19 serta menjelang New-Normal
difokuskan pada upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
dalam pencegahan wabah tersebut dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
new normal. Adapun intervensi yang diberikan untuk menyelesaikan
masalah pada keluarga Tn. S yaitu dengan:

1. Mengetahui COVID-19, New Normal, dan Osteomyelitis (Aspek


Kognitif)

2. Bersikap patuh terhadap program prevensi COVID-19 meliputi: Cuci


Tangan, Mengenakan Masker, dan Etika Batuk (Aspek Attitude)

3. Mampu Mempraktikkan Cuci Tangan, Mengenakan Masker, dan Etika


Batuk, dan Terapi Aktifitas Fisik (Aspek Psikomotor)
b. Metode
Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan demonstrasi.
Mahasiswa melakukan kontrak topik, waktu dan tempat, kemudian
memberikan pendidikan kesehatan dengan memenuhi kriteria kognitif,
attitude, dan psikomotor pada keluarga Tn. S. Adapun media yang
digunakan yaitu Poster, laptop berisi video pendkes, dan alat serta bahan
pendukung prakarya intervensi.

c. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan video

d. Waktu dan tempat


Topik 1 : Pendkes COVID-19
Hari/Tanggal : Senin, 15 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 2 : Pendkes Jaga Diri dan Upaya Germas Melawan COVID-
145

19
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 3 : Pendkes Agar Anak Terhindar dari COVID-19
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 4 : Pendkes dan Simulasi Etika Batuk
Hari/Tanggal : Jumat, 19 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 5 : Pendkes dan Simulasi Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air
Mengalir
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 6 : Pendkes dan Simulasi Cara Memakai Masker
Hari/Tanggal : Senin, 22 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 7 : Pendkes New-Normal
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
Topik 8 : Pendkes Osteomyelitis dan Simulasi Terapi Aktivitas
Fisik
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Juni 2020
Jam : 18.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. S
146

Topik 1 : Pendkes COVID-19


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Berikan evaluasi
7. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 2 : Pendkes Jaga Diri dan Upaya Germas Melawan COVID-19


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
147

dimengerti
6. Berikan evaluasi
7. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 3 : Pendkes Agar Anak Terhindar dari COVID-19


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Berikan evaluasi
7. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
148

3. Melakukan diskusi bersama


4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 4 : Pendkes dan Simulasi Etika Batuk


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Ajarkan simulasi batuk efektif
7. Berikan evaluasi
8. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 5 : Pendkes dan Simulasi Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir
No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
149

keluarga dengan urutan yang


logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Simulasi cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir
7. Berikan evaluasi
8. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 6 : Pendkes dan Simulasi Cara Memakai Masker


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Simulasi cara memakai masker
7. Berikan evaluasi
8. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
150

2. Melakukan tanya jawab


3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

Topik 7 : Pendkes New-Normal


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Berikan evaluasi
7. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
151

Topik 8 : Pendkes Osteomyelitis dan Simulasi Terapi Aktivitas Fisik


No Peran Nama Uraian Tugas
1. Fasilitator Grysha Viofananda 1. Lakukan identifikasi terkait
A. K. A., S.Kep pengetahuan klien dan
keluarga
2. Mulai pembelajaran ketika
klien sudah siap
3. Berikan informasi tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga dengan urutan yang
logis dan tepat
4. Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti
5. Jelaskan kata-kata yang sulit
dimengerti
6. Berikan evaluasi
7. Jawab pertanyaan klien
2. Caregiver Tn. S 1. Mendengarkan tentang
Keluarga identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan
3. Peserta Anggota keluarga 1. Mendengarkan tentang
identitas diri tiap anggota
keluarga
2. Melakukan tanya jawab
3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang
diberikan

e. Setting tempat
Keterangan :
: Keluarga

: Pemateri

: Laptop

f. Pengorganisasian (waktu, kelompok, tempat)


Nama
No Peran Uraian Tugas
Mahasiswa
1. Fasilitator Grysha 1. Identifikasi pengetahuan klien mengenai konsep
Viofananda, dasar penyakit
152

S.Kep 2. Jelaskan mengenai konsep dasar penyakit


3. Berikan reinforcement positif
4. Beritahukan topik pertemuan selanjutnya
2. Peserta Tn. S, Ny. 1. Mendengarkan materi yang sudah dijelaskan
S, dan An. 2. Melakukan tanya jawab
Gt 3. Melakukan diskusi bersama
4. Menerima informasi yang diberikan

4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi stuktur
Materi yang akan disampaikan telah siap disampaikan pada Tn. S sekeluarga.
Tempat yang akan digunakan untuk terapi 3 aspek yakni rumah Tn. S sendiri.
Persiapan mahasiswa telah dilakukan meliputi: leaflet, laptop, kuesioner, dan
alat lainnya. Persiapan pasien telah dilakukan meliputi: pasien telah diedukasi
saat penetapan rencana kegiatan untuk melakukan terapi. Persiapan perawat:
mahasiswa telah mengkaji rekam medis keluarga

b. Evaluasi proses
Proses terapi 3 aspek pada keluarga Tn. S berjalan dengan lancar mulai dari
awal hingga akhir terapi sesuai dengan yang diharapkan. Keluarga seluruhnya
kooperatif selama dilakukan terapi 3 aspek. Tujuan umum dan tujuan khusus
tercapai setelah terapi 3 aspek tercapai.

c. Evaluasi hasil
Menjelaskan topik seputar COVID-19 dan New Normal, dapat mempraktikan
langkah prevensi COVID-19 dan melakukan terapi aktivitas fisik sesuai dosis
yang dianjurkan. Kuesioner final pasien post terapi mengalami peningkatan
sesudah terapi 3 aspek
153

Lampiran 1. Berita Acara

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

BERITA ACARA
Pada hari ini, ______ tanggal ___ Bulan Juni tahun 2020 jam 18.00 s/d 19.00
WIB bertempat di rumah Tn. S Lingkungan Gladakan Kebonsari Kabupaten
Jember Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan
_____________________________ oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Fakulltas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh
3 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, Juni 2020

Penanggung Jawab Mata Kuliah/Pembimbing


PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom.,Ph.D.


NIP. 197612192002122003
154

Lampiran 2. Daftar Hadir

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan ____________________________________ oleh Mahasiswa Program


Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada
hari ini, ___________Juni tahun 2020 jam 18.00 s/d 19.00 WIB bertempat di
rumah Ny. S Lingkungan Gladakan Kebonsari Kabupaten Jember Provinsi Jawa
Timur dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. Tn. S 1.
2. Ny. S 2.
3. An. Gt 3.
4. 4.

Jember, Juni 2020

Penanggung Jawab Mata Kuliah/Pembimbing


PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom.,Ph.D.


NIP. 197612192002122003
155

Lampiran 3: Materi 3 Aspek (Kognitif, Attitude, dan Psikomotor)

1. Konsep COVID-19
WHO telah menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
sebuah pandemi. Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin
meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan peningkatan jumlah
kasus dan/atau jumlah kematian. Mencermati penyebaran dan penularan COVID-
19 di Indonesia yang semakin memprihatinkan, Pemerintah melalui Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 telah menetapkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia yang wajib
dilakukan upaya penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Upaya Saat Melakukan Karantina / Isolasi Mandiri:
1. Tinggal di rumah, dan jangan keluar rumah.
2. Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya jika
memungkinkan, upayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota
keluarga lain.
3. Gunakan selalu masker selama masa karantina/isolasi mandiri.
4. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau
kesulitan bernapas.
5. Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dan
perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung) dan linen/seprai.
6. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi
makanan bergizi melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir serta keringkan, lakukan etika batuk/bersin.
7. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
8. Jaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan.
9. Jika timbul gejala atau mengalami perburukan segera laporkan pada petugas
kesehatan di tempat kerja dan menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat (Kemenkes, 2020; Huang, et al, 2020; Rothan & Byrareddy, 2020;
Susilo, dkk. 2020).

2. Konsep New Normal


New normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19
156

dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah


mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal
dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional. Indikator
New Normal Saat Pandemi Corona berdasarkan keterangan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Bappenas sebagai berikut:
1. Tidak menambah penularan atau memperluas penularan atau semaksimalnya
mengurangi penularan.
2. Menggunakan indikator sistem kesehatan yakni seberapa tinggi adaptasi dan
kapasitas dari sistem kesehatan bisa merespons untuk pelayanan COVID-19.
3. Surveilans yakni cara menguji seseorang atau sekelompok kerumunan apakah
dia berpotensi memiliki COVID-19 atau tidak sehingga dilakukan tes masif.
Dengan 3 indikator tersebut, Pemerintah akan menempatkan sebuah
daerah itu siap atau tidak dan WHO mensyaratkan minimalnya akan penularan
atau peningkatan angka masiff prevalensi terjadinya Covid19 di suatu RT/RW
minimalis dalam waktu 14 hari (Kemenkes, 2020).

3. Konsep Osteomyelitis
Definisi: Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Berasal dari kata osteon
(tulang) dan myelo (sum-sum tulang) dan dikombinasi dengan itis (inflamasi)
untuk menggambarkan kondisi klinis dimana tulang terinfeksi oleh
mikroorganisme. Osteomielitis kronis didefinisikan sebagai osteomielitis dengan
gejala lebih dari 1 bulan.
Etiologi: Penyebab tersering osteomielitistermasuk patah tulang terbuka,
penyebaran bakteri secara hematogen, dan prosedur pembedahan orthopaedi yang
mengalami komplikasi infeksi. Organisme utama penyebab infeksi adalah
Staphylococcus aureus, organisme ini ditemukan baik sendiri maupun kombinasi
dengan patogen yang lain pada 65% hingga70% pasien.
Patofisiologi: Terdapat tiga mekanisme dasar terjadinya osteomielitis.
1. Osteomielitis hematogen biasanya terjadi pada tulang panjang anak-anak,
jarang pada orang dewasa, kecuali bila melibatkan tulang belakang.
2. Osteomielitisdari insufisiensi vaskuler sering terjadi pada diabetes melitus.
157

3. Contiguous osteomielitis paling sering terjadi setelah terjadicedera pada


ekstremitas.
Infected non union dan osteomielitis post trauma disebabkan oleh karena
kontaminasi mikroba setelah suatu patah tulang terbuka atau pembedahan pada
patah tulang tertutup (American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS).
2013; Eid & Berbari, 2012; Pricillia et al, 2017; Jorger et al. 2010; Walter et al,
2012).

4. Konsep Cuci Tangan


Pengertian: Menurut WHO cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau
Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol). Tangan tenaga pemberi layanan
kesehatan seperti perawat merupakan sarana yang paling lazim dalam penularan
infeksi nosokomial, untuk itu salah satu tujuan primer cuci tanganadalah
mencegah terjadinya infeksi nosokomial serta mengurangi transmisi
mikroorganisme.
Tujuan: a) menghilangkanmikroorganisme yang ada di tangan, b) mencegah
infeksi silang (cross infection), c) menjaga kondisi steril, d) melindungi diri dan
pasien dari infeksi, e) memberikan perasaan segar dan bersih
Indikasi: Five moments (lima waktu) cuci tangan: terlampir di poster
5. Konsep Masker
1. Tujuan: penggunaan masker: dasar dan alasan penggunaan masker harus jelas
– apakah masker digunakan sebagai pengendalian sumber infeksi (digunakan oleh
orang yang terinfeksi) atau pencegahan COVID-19 (digunakan oleh orang sehat)
2. Hal yang perlu diperhatikan:
1. Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan
hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antara wajah dan
masker
2. Hindari menyentuh masker saat digunakan
3. Lepas masker dengan teknik yang benar: jangan menyentuh bagian depan
masker, melainkan lepaskan masker dari belakang
4. Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang terpakai,
158

bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol atau sabun
dan air mengalir jika tangan terlihat kotor
5. Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru yang
bersih dan kering
6. Jangan gunakan kembali masker sekali pakai
7. Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas
(WHO, 2020).

6. Konsep Etika Batuk


Tujuan Etika Batuk: Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui
udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.
Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke
orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui
media udara pernafasan disebut air borne disease.
Yang dibutuhkan: Tissue, Sabun dan air, Gel pembersih tangan, Masker
Etika Batuk / Bersin:
Langkah 1 Tutup hidung dan mulut anda dengan tisu saat bersin atau batuk,
apabila tidak ada tutup hidung dan mulut anda dengan lengan anda dan bukan
dengan telapak tangan
Langkah 2 Buanglah tissue setelah digunakan ke tempat sampah
Langkah 3 Cuci tangan anda segera dengan air mengalir dan sabun atau
bersihkan tangan anda dengan hand rub berbasis alkohol.
Langkah 4 Gunakan masker yang menutup hidung (UNPAD, 2020)

7. Konsep Terapi Aktivitas


Pengertian Terapi Aktivitas Fisik merupakan metode peningkatan
kekuatan otot dan kepadatan tulang pada perawatan medis,
dan rehabilitasi setelah adanya cedera/trauma (Katharine et
al, 2011). Terapi Aktivitas Fisik berupa serangkaian gerak
fisik untuk penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup,
mengelola penyakit, menunda atau meniadakan komplikasi
(Anwer & Alghadir, 2014;Bennell, et al, 2019; Ciesla, et al,
2011.); bersifat komplementer yang teridiri dari terapi
159

Manual Muscle Test (MMT), Lower-Upper Range of


Motion (ROM), Penentuan Step Score, Thrust
Lombopelvic, Caudalhip, inferio-superior patellar
manipulation, Repetitive ambulatory minimum &
maximum excersice yang telah terbukti peranannya
(Copanitsanou et al, 2019; Eid & Berbari, 2012; Lowry, et
al, 2008; Capin & Snyder, 2019).
Tujuan 1. Meningkatkan kekuatan otot pada trauma fraktur
2. Mengurangi gejala infeksi pada osteomyelitis
3. Meningkatkan kualitas hidup
3. Mengelola kekuatan fisik
4. Menunda atau meniadakan komplikasi
5. Memperbaiki pasokan oksigen dan metabolisme
6. Membangun kekuatan fisik dan daya tahan
7. Menurunkan lemak
8. Meningkatkan kondisi otot dan sendi
9. Melatih gerakan pasif dan aktif anggota tubuh (Smeltzer,
S., & Bare. 2013.Pricillia, et al, 2017 Lindquis et al, 2018;
American Academy of Orthopaedic Surgeons [AAOS],
2013)
Indikasi 1. Pasien osteomyelitis kronis dan akut
2. Pasien yang bebatnya telah dilepas.
3. Pasien post op membutuhkan minimum ambulasi
(Katharine et al, 2011; Walter et al, 2012)
Kontraindikasi 1. Pasien onset trauma krepitus fraktur < 1 x 24 jam
2. Pasien dengan kontraktur dan kekakuan otot
3. Pasien tetanus (dapat menimbulkan ruptur facies, dan
artikulatio)
(Katharine et al, 2011; Walter et al, 2012)
160

Lampiran 4: Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan Implementasi Kognitif pada Keluarga Tn. S untuk


meningkatkan pengetahuan tentang COVID-19, New Normal, Osteomyelitis di
Gladakan Kebonsari Jember oleh Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Keluarga
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Implementasi Attitude pada Keluarga Tn. S untuk


meningkatkan kepatuhan program prevensi COVID-19: Cuci tangan, Masker, dan
Etika Batuk di Gladakan Kebonsari Jember oleh Mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Keluarga Fakultas Keperawatan Universitas Jember
161

Gambar 3. Kegiatan Implementasi Psikomotor pada Keluarga Tn. S untuk


meningkatkan manajemen osteomyelitis dan prevensi COVID-19 di Gladakan
Kebonsari Jember oleh Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Keluarga Fakultas
Keperawatan Universitas Jember
162

DAFTAR PUSTAKA

Allender, J. A., C. Rector, dan K. D. Warner. 2013. Community & Public Health
Nursing Promoting the Public’s Health. Edisi 8. China: Wolters Kluwer.
American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS). 2013. Treatment of
Osteoarthritis of The Knee. American Academy of Orthopaedic Surgeons
Board of Directors. 2 Edition.
Eid AJ, Berbari EF. 2012. Osteomyelitis: a review of pathophysiology, diagnostic
modalities and therapeutic options. J Med Liban. 2012;60(1):51-60.
Friedman, M., Bowden, V., dan Jones, E. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, Teori dan Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. 2020. Clinical features of
patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet.
2020;395(10223):497-506.
Jorger L.S et al. 2010. Osteomyelitis: A Current Challenge. BrazilianJournal of
InfectiousDiseases. 14:310-315
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja
Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha
Pada Situasi Pandemi
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Pricillia, L., Karen M., Bauldoff., Gerene., Gubrud, & Paula. 2017. Medical
Surgical Nursing. Melbourne: Pearson.
Rothan HA, Byrareddy SN. 2020. The epidemiology and pathogenesis of
coronavirus disease (COVID-19) outbreak. J Autoimmun. 2020;
published online March 3. DOI: 10.1016/j.jaut.2020.102433.
Susilo, A., C. M. Rumende, C. W. Pitoyo, W. D. Santoso, M. Yulianti, R. Sinto,
G. Singh, L. Nainggolan, E. J. Nelwan, L. Khie, A. Widhani, E. Wijaya,
B. Wicaksana, M. Maksum, F. Annisa, O. M. Jasirwan, E. Yunihastuti,
T. Penanganan, I. New, R. D. Pinere, dan R. Cipto. 2020. Coronavirus
disease 2019 : tinjauan literatur terkini coronavirus disease 2019 : review
of current literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 7(1):45–67.
Universitas Diponegoro. 2020. Aritkel Website Fakultas Kesehatan Masyarkat
Universitas Dipongoro. [website] https://fkm.undip.ac.id/new-site/berita-
header.html?view=434&language=id
Walter G, Kemmerer M, Kappler C, Hoffmann R. 2012. Treatment algorithms
forchronic osteomyelitis. Dtsch Arztebl Int.2012;109(14):257–64
World Health Organization (WHO). 2020. Anjuran mengenai penggunaan
masker dalam konteks COVID-19 Panduan sementara 6 April 2020.
[website] https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-penggunaan-masker-
dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=8a209b04_2
163

Bab 10. Link E-Book Free


Keperawatan Keluarga / Family
Health Nursing
Dalam tinjauan bab ini, Anda akan belajar
tentang:
■■ Cara akses E-book free Keperawatan
Keluarga / Family Health Nursing
■■ Referensi yang koheren dengan
penyusunan asuhan keperawatan keluarga
agar sistematis
■■ Apa tren terkini dalam E-book
Keperawatan Keluarga / Family Health
Nursing

Saat Anda membaca, pertimbangkan


■■ Penemuan referensi yang lebih up-to-
date dan relevan dengan topik
Keperawatan Keluarga / Family Health
Nursing
■■ Tren referensi asuhan keperawatan
keluarga baik di akademik dan area
komunitas

They trade insults and accusations like children


afraid to be vulnerable and scared not to be.
Underneath all the words and bravado is a
backlog of bitter emotion dormant so long that
like dry kindling it burst into flames when
sparked. Through the dark and heated fights
points are made that leave a mark. In the early
morning, she cries silently into black coffee
grown cold with age while he sits behind a
mahogany desk and experiences the loneliness
of depression.
Gladding, 2016
164

L
ink E-Book Free Keperawatan Keluarga / Family Health Nursing

1. Widagdo, W., Kholifah, S. 2016. Modul Buku Ajar Cetak


Keperawatan: Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: PPSDM
Kemenkes RI

https://tinyurl.com/y9tzff73

2. Susanto, T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Apliasi Teori


pada Praktik Asuhan Keperawatan keluarga. Jakarta:Trans Info Media

https://tinyurl.com/y89m2om9

3. Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Buku Keperawatan Keluarga ”Konsep


Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu. ISBN
978-979-756-833-7

https://tinyurl.com/yde6byjx

4. Joanna Rowe Kaakinen, Deborah Padgett Coehlo, Rose Steele, Aaron


Tabacco, Shirley May Harmon Hanson. 2014. Family Health Care
Nursing: Theory, Practice, and Research: F.A. Davis Company. ISBN:
080363921X,9780803639218

https://tinyurl.com/yb3vzxu3

5. Neal-Boylan, Leslie. 2011. Clinical Case Studies for the Family Nurse
Practitioner. Case studies in nursing Wiley-Blackwell.

https://tinyurl.com/y89t6wtf

6. Janice Humphreys & Jacquelyn C. Campbell (Editors). 2010. Family


Violence and Nursing Practice, Second Edition. Springer Publishing
Company. ISBN: 0826118283,9780826118288

https://tinyurl.com/y727tncg

7. Blair, Sampson Lee; McCormick, Jennifer Higgins. 2014. Family


relationships and familial responses to health issues. Contemporary
perspectives on family research Volume 8A. Emerald. ISBN:
9781784410148,1784410144,9781784410155,1784410152

https://tinyurl.com/ycezx8rh

8. Kidd, Michael; Salah, Hassan. 2019. Family Practice in the Eastern


Mediterranean Region: Primary Health Care for Universal Health
Coverage. WONCA Family Medicine Ser Publisher: Chapman and
Hall/CRC. ISBN: 9781000065459,1000065456
165

https://tinyurl.com/y7g8z663

9. Dr. H.K. Bakhru. 2013. The Complete Handbook of Nature Cure (5th
Edition): Comprehensive Family Guide to Health the Nature Way: Jaico
Publishing House. ISBN: 8172242298,978-8172242299

https://tinyurl.com/y73exrqj

10. Nachole Johnson. 2017. Pharmacology Mnemonics for the Family


Nurse Practitioner : CreateSpace IPPI. SBN 13: 9781548378165

https://tinyurl.com/y8dxyprm

11. Maria T. Codina Leik. 2017. Family Nurse Practitioner Certification


Intensive Review: Fast Facts and Practice Questions. Third edition.
Springer Publishing Company. ISBN 10:0826134297

https://tinyurl.com/y8df2qq6

12. Lorraine M. Wright, Maureen Leahey. 2009. Nurses and Families: A


Guide to Family Assessment and Intervention - 5th edition. ISBN 10:
0803621302

https://tinyurl.com/y9wesoe7

13. Ball, Jane . 2009. Child health nursing : partnering with families.
Edition: 2nd. Pearson / Prentice Hall. ISBN 10:0135153816

https://tinyurl.com/yaxcqw79

14. Anne Neufeld, Margaret Harrison. 2009. Nursing and Family


Caregiving: Social Support and Nonsupport. Edition: 1. ISBN 10:
0826111297

https://tinyurl.com/y8shtqkw

15. Braine, Mary E., Wray, Julie. 2016. Supporting families & carers: a
nursing perspective. CRC Press/Taylor & Francis Group. ISBN 13: 978-
1-4987-0672-8

https://tinyurl.com/yaozq954

16. Barrett, P., Hale, B., & Butler, M. 2014. Family Care and Social
Capital: Transitions in Informal Care. doi:10.1007/978-94-007-6872-7

https://tinyurl.com/ycbrerlg
166

E pilogue

Sebuah pengalaman unik bagi penulis dalam menulis buku


ini yang disatu sisi sebagai tuntutan profesional. Penulis berupaya
untuk mendukomentasikan asuhan keperawatan keluarga seideal
mungkin agar menjadi panduan yang bisa dipahami oleh pembaca.
Di sisi lain, sebagai kebutuhan bersifat pribadi. Tidak mungkin untuk
menulis tentang asuhan keperawatan pada keluarga tanpa
mempertimbangkan aspek keluarga Anda sendiri. Sederhananya,
penulis kagum dengan semua yang terjadi di lapangan dan mungkin
itu karena karakteristik keluarga yang berbeda satu dengan lainnya.
Apapun kegiatan, terapi, dan hasil review penelitian dalam domain
ini bisa bermanfaat dalam implementasi asuhan keperawatan
keluarga. Ketika penulis mulai menulis tentang keluarganya, penulis
memikirkan tugas itu akan menarik dan menyenangkan. Selama
prosesnya dokumnetasi ini mendapat bimbingan dari dosen
pembimbing dan reviewer , dan selain itu penulis juga bertanya
tentang proses asuhan kepada keluarga sebagai pertimbangan dari
informan utama. Dengan menulis buku ini telah membuat penulis
berpikir sebagai awalan dalam contoh dokumentasi asuhan
keperawatan keluarga karena keluarga sangat menarik, mereka
membentuk kita dan kita pada gilirannya membentuk mereka. Sistem
keluarga menggerakkan kita dan pada gilirannya kita yang
menggerakkannya. Penulis menerima segala bentuk saran kritik
konstruktive bagi buku ini, dan berharap yang terbaik untuk para
pembaca atas apa yang telah diperolehnya melalui buku ini.

Grysha Viofananda A. K. A., S.Kep


Universitas Jember,
29 Juni 2020
167

D AFTAR PUSTAKA

Allender, J. A., C. Rector, dan K. D. Capin, J. J. dan L. Snyder-mackler.


Warner. 2013. Community & 2019. The current management
Public Health Nursing of patients with patellofemoral
Promoting the Public’s Health. pain from the physical
Edisi 8. China: Wolters therapist‟s perspective. Ann Jt.
Kluwer. May 2018(I):36–43.

Alzoubi, H., N. Alnawaiseh, A. Lubad, Copanitsanou, P., V. A. Kechagias, P.


A. Aqel, dan H. Al. 2020. Galanis, T. B. Grivas, dan P.
COVID-19-Knowledge , Wilson. 2019. Translation and
Attitude And Practice Among validation of the greek version
Medical And Non-Medical of the “asepsis” scoring
University Students. J. Pure method for orthopaedic wound
Appl. Microbiol. infections. International
14(March):17–24. Journal of Orthopaedic and
Trauma Nursing. 25(1):13–36.
American Academy of Orthopaedic
Surgeons (AAOS). 2013. Eid AJ, Berbari EF. 2012.
Treatment of Osteoarthritis of Osteomyelitis: a review of
The Knee. American Academy pathophysiology, diagnostic
of Orthopaedic Surgeons Board modalities and therapeutic
of Directors. 2 Edition. options. J Med Liban.
2012;60(1):51-60.
Bennell, K. L., B. Physio, C. J.
Marshall, F. Dobson, B. Friedman, M., Bowden, V., dan Jones,
Physio, J. Kasza, B. S. Hons, E. 2010. Buku Ajar
C. Lonsdale, R. S. Hinman, Keperawatan Keluarga: Riset,
dan B. Hons. 2019. Does a Teori dan Praktik. Edisi 5.
web-based exercise Jakarta: EGC.
programming system improve
home exercise adherence for Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J,
people with musculoskeletal Hu Y, et al. 2020. Clinical
conditions ? Apjmr. features of patients infected
98(10):850–858. with 2019 novel coronavirus in
Wuhan, China. Lancet.
BKKBN. 2013. Indikator dan Kriteria 2020;395(10223):497-506.
Keluarga. [Internet]
http://www.bkkbnjatim. Jorger L.S et al. 2010. Osteomyelitis: A
go.id/bkkbn- Current Challenge.
jatim/html/indikasi.htm BrazilianJournal of
(diakses pada tanggal 23 Juni InfectiousDiseases. 14:310-315
2020).
168

Kavanagh, D. J., P. O. Halloran, V. Diagnostik. Edisi 1 Cetakan III


Manicavasagar, O. Piatkowska, Revisi. Jakarta: DPP PPNI.
C. Tennant, dan A. Rosen.
2006. The Family Attitude PPNI. 2017. Standar Diagnosis
Scale : Reliability And Validity Keperawatan Indonesia:
Of A New Scale For Definisi Dan Indikator
Measuring The Emotional Diagnostik. Edisi 1 Cetakan III
Climate Of Families. Revisi. Jakarta: DPP PPNI.
Psychiatry Research.
70(3):175–185. PPNI. 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia:
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Definisi dan Tindakan
Indonesia Nomor Keperawatan. Edisi 1 Cetakan
Hk.01.07/Menkes/328/2020 II. Jakarta: DPP PPNI.
Tentang Panduan Pencegahan
Dan Pengendalian Corona PPNI. 2018. Standar Intervensi
Virus Disease 2019 (Covid-19) Keperawatan Indonesia:
Di Tempat Kerja Perkantoran Definisi dan Tindakan
Dan Industri Dalam Keperawatan. Edisi 1 Cetakan
Mendukung Keberlangsungan II. Jakarta: DPP PPNI.
Usaha Pada Situasi Pandemi
PPNI. 2019. Standar Luaran
Kertapati, Y. 2019. Tugas Kesehatan Keperawatan Indonesia:
Keluarga Dan Tingkat Definisi dan Kriteria Hasil
Kemandirian Keluarga Di Keperawatan. Edisi 1 Cetakan
Wilayah Pesisir Kota II. Jakarta: DPP PPNI.
Surabaya. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Stikes Hang Pricillia, L., Karen M., Bauldoff.,
Tuah Surabaya. 14(August):0– Gerene., Gubrud, & Paula.
10. 2017. Medical Surgical
Nursing. Melbourne: Pearson.
Lowry, C. D., Joshua A. Cleland, dan
K. Dylike. 2008. Management Puspita, D., Suparti, dan Y. Wulandari.
of patients with patellofemoral 2014. Klasifikasi Tingkat
pain syndrome using a Keluarga Sejahtera dengan
multimodal approach: a case Menggunakan Metode Regresi
series. JOSPT. 38(11):691– Logistik Ordinal dan Fuzzy K-
702. Nearest Neighbor (Studi Kasus
Kabupaten Temanggung Tahun
Moss-morris, R., J. Weinman, dan K. J. 2013). Jurnal Gaussian.
Petrie. 2002. The Revised 3(2013):645–653.
Illness Perception
Questionnaire ( IPQ-R). Rothan HA, Byrareddy SN. 2020. The
Psychology and Health. epidemiology and pathogenesis
17(1):1–16. of coronavirus disease
(COVID-19) outbreak. J
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Autoimmun. 2020; published
Keperawatan Indonesia: online March 3. DOI:
Definisi Dan Indikator 10.1016/j.jaut.2020.102433.
169

Susilo, A., C. M. Rumende, C. W. Health. 17(1729):1–12.


Pitoyo, W. D. Santoso, M.
Yulianti, R. Sinto, G. Singh, L. Wolf, M. S., M. Serper, L. Opsasnick,
Nainggolan, E. J. Nelwan, L. R. M. O. Conor, dan L. M.
Khie, A. Widhani, E. Wijaya, Curtis. 2020. Awareness ,
B. Wicaksana, M. Maksum, F. attitudes , and actions related to
Annisa, O. M. Jasirwan, E. covid-19 among adults with
Yunihastuti, T. Penanganan, I. chronic conditions at the onset
New, R. D. Pinere, dan R. of the u . s . outbreak. Annals
Cipto. 2020. Coronavirus of Internal Medicine. 7(32):19–
disease 2019 : tinjauan literatur 29.
terkini coronavirus disease
2019 : review of current World Health Organization (WHO).
literatures. Jurnal Penyakit 2020. Anjuran mengenai
Dalam Indonesia. 7(1):45–67. penggunaan masker dalam
konteks COVID-19 Panduan
Taghrir, M. H., R. Borazjani, dan R. sementara 6 April 2020.
Shiraly. 2020. COVID-19 and [website]
iranian medical students; a https://www.who.int/docs/defa
survey on their related- ult-
knowledge, preventive source/searo/indonesia/covid19
behaviors and risk perception. /anjuran-mengenai-
Academy of Medical Sciences penggunaan-masker-dalam-
of the I.R. Iran. 23(4):249–254. konteks-covid-
19.pdf?sfvrsn=8a209b04_2
Universitas Diponegoro. 2020. Aritkel
Website Fakultas Kesehatan
Masyarkat Universitas
Dipongoro. [website]
https://fkm.undip.ac.id/new-
site/berita-
header.html?view=434&langua
ge=id

Walter G, Kemmerer M, Kappler C,


Hoffmann R. 2012. Treatment
algorithms forchronic
osteomyelitis. Dtsch Arztebl
Int.2012;109(14):257–64

Wang, C., R. Pan, X. Wan, Y. Tan, L.


Xu, C. S. Ho, dan R. C. Ho.
2019. Immediate psychological
responses and associated
factors during the initial stage
of the 2019 coronavirus disease
(covid-19) epidemic among the
general population in china.
Int. J. Environ. Res. Public
170

© Jember, 13 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai