Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MINGGU KEDUA SOAL DI RUANG 26 P

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gadar Kritis

OLEH

EVRILIA DWI ASTUTI


NIM 19650125

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
JAWABAN YANG SALAH 1 YANG BENAR 9

SOAL RUANG 26 P

1. Seorang pasien dengan status asmatikus telah dikaji oleh perawat dan didapatkan bahwa
awalnya terdapat suara wheezing disertai peningkatan RR akan tetapi beberapa menit
kemudian suara wheezing menghilang, tidak ada gerakan dinding dada, pasien tampak sesak
hingga sianosis dan bradikardi. Hilangnya suara wheezing pada kasus ini disebabkan karena:
a. Pembengkakan saluran nafas telah hilang
b. Pasien sudah tidak mengalami asma
c. Adanya obstruksi saluran nafas total
d. Adaptasi saluran nafas telah tercapai
e. Saluran nafas telah terbuka

Jawaban : C

Pembahasan :
Pasien mengalami obstruksi saluran nafas total hal tersebut ditandai dengan suara wheezing
yang tiba-tiba menghilang, tidak ada gerakan dinding dada dikarenakan tida adanya proses
pertukaran gas sehingga kompensasi dari hal tersebut pasienmengalami sesak hingga munil
tanda-tanda sianosis dan bradikardi

2.
2. Seorang laki-laki 50 tahun mendapatkan advis dari dokter untuk dipasang ventilator melalui
ETT. Hasil pengkajian menunjukkan tidak ada usaha bernafas (trigger) sama sekali dari
pasien. Mode ventilator yang tepat untuk pasien tersebut adalah:
a. Assisted Mode (AM)
b. Controlled Mechanical Ventilation (CMV)
c. Intermitten Mandatory Ventilator (IMV)
d. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
e. Positive End Expiratory Pressure (PEEP)

Jawaban : A
Pembahasan :
1) Mode Control.Pada mode ventilator ini kontrol mesin secara terus menerus membantu
pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah
sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan
ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa
menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat
menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa
terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat
dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah:
CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten
Positive Pressure Ventilation)
2) Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory
Ventilation.Pada mode ventilator ini memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan
nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi
yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa
terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir
mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron
dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan
tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.
3) Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport.Mode ini diberikan pada
pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal
volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai
kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara
pernafasan tidak diberikan.
4) CPAP : Continous Positive Air Pressure.Pada mode ventilator ini mesin hanya memberikan
tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan
pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan
sebelum pasien dilepas dari ventilator.

3. Seorang klien berusia 34 tahun dirawat di Ruang 26 P dengan diagnosis awal TB paru. Hasil
pengkajian menunjukkan nafas sesak dengan RR 30 x/menit. Batuk dengan dahak kental dan
sulit keluar, nyeri telan, candidiasis oral. Karena hal ini klien dilakukan pemeriksaan HIV dan
ternyata hasilnya +. Karena klien mengalami penurunan kesadaran maka kondisi ini
diberitahukan kepada keluarganya yaitu istrinya. Perawat tidak menyampaikan kondisi pasien
kepada teman dan keluarga pasien yang lain. Prinsip etik yang diterapkan perawat ini adalah:
a. Fidelity
b. Veracity
c. Otonomi
d. Beneficience
e. Confidentiality

Jawaban : E

Pembahasan :
Prinsip etik yang diterapkan oleh perawat adalah prinsip Confidentiality.
PrinsipConfidentiality adalah prinsip yang menjaga informasi tentang klien. Kecuali dengan
persetujuan dan keluarga serta menggunakan inform consent.

4. Seorang klien menderita PPOK mengalami sesak nafas, , klien tampak kelelahan, ronki di
bagianmedialdanbasalbarukanan,batukdengandahaksulitkeluar,RR30x/menit,SaO2
96%,pasiensaatinimendapatterapioksigen6lpm.Apaintervensikeperawatanutamapada kasus ini:
a. Berikan oksigen 10 lpm
b. Lakukan fisioterapi dada
c. Posisiskan semifowler
d. Ajarkan batuk efektif
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator

Jawaban : B

Pembahasan :
PPOK merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara di saluran
nafas, gejala klinis yang sering terjadi adalah peningkatan sputum karena proses inflamasi.
Sputum yang sulit dikeluarkan menyebabkan terjadinya sesak nafas, sehingga masalah
keperawatan utama pada pasien diatas adalah ketidak efektifan kebersihan jalan nafas.
Fisioterapi dada yang terdiri dari :postural drainage,clapping,dan vibration, merupakan
tindakan untuk meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara sehingga sekret dapat
bergerak mencegah terkumpulnya sekret dan mempercepat pengeluaran sekret. Pemberian
oksigen 10 lpm belum diperlukan karena nilai saturasi oksigen normal. Pemberian
bronkodilator dapat dilakukan sebagai intervensi kolaboratif. Memberikan posisi semifowler
hanya meningkatkan ekspansi paru dan menurunkan keluhan sesak pada pasien. Batuk efektif
kurang tepat dilakukan pada pasien yang mengalami kelelahan karena tidak dapat
menggunakan otot abdomen dalam memberikan tekanan pada saat batuk efektif. Pilihan paling
tepat dan efektif melakukan fisioterapi dada.

5. Seorang klien dengan pneumonia dirawat dengan kondisi sesak nafas, RR 28 x/mnt, nadi 100
x/mnt, tampak retraksi dada dan penggunaan otot pernafasan, hasil pemeriksaan AGD
menunjukkanpH7,2,PaCO249mmHg,PaO285mmHg,HCO3 22mEq/L,saturasi oksigen 97%.
Apa yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Asidosis metabolic terkompensasi
b. Alkalosis respiratorik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis metabolic
e. Asidosis metabolic

Jawaban C

Pembahasan :
Pada kasus diatas untuk melakukan interprestasi nilai AGD langkah yang harus diingat yaitu :
Langkah 1 klasifikasi Ph, nilai normal Ph : 7,35-7,45 dalam soal nilai ph 7,30 (menurun)
menandakan asidemia. Langkah 2 nilai PaCO2 dengan nilai normal: 35-45 mmHg, dalam
soal nilai PaCO2 49 mmHg (meningkat) menandakan adanya asidosis respiratorik. Langkah 3
nilai HCO3- dengan nilai normal, apabila menurun menandakan adanya asidosis metabolik.
Langkah 4 tentukan adanya kompensasi dengan melihat dua komponen yaitu PaCO2 dan
HCO3-, apabila keduanya abnormal (atau hampir abnormal) pada arah yang berlawanan
maka terdapat kompensasi. Apabila nilai salah satu komponen abnormal, dan komponen
lainnya normal maka tidak terdapat kompensasi.
Jawaban B dan D bukan pilihan karena pH di bawah 7,35. Nilai PaCO2 pada soal mengalami
peningkatan sehingga termasuk dalam respiratorik.

6. Seorang klien mengalami sesak nafas, TD 130/80 mmHg, RR 28 x/mnt, hasil X ray torak
menunjukkan adanya pleuritis dextra. Perawat sedang melakukan pemeriksaan fisik
auskultasi dada. Apa kemungkinan hasil pemeriksaan perawat tersebut?
a. Ronki
b. Vesikuler
c. Wheezing
d. Bronkial
e. Friction rub

Jawaban :E

Pembahasan :
Pleuritis adalah peradangan pada area pleura. Friction rub terjadi karena adanya gesekan antar
lapisan pleura bagian dalam dan luar yang meradang. Friction rubakan terdengar saat proses
respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi. Vesikuler dan bronchial merupakan suara
napas normal, wheezing terjadi karena udara melewati jalan nafas yang menyempit/
tersumbat. Ronkhi terjadi karena adanya obstruksi atau sekret di jalan nafas yang banyak,
ronkhi biasanya hilang saat di batukkan.

7. Seorang klien dirawat di ruang 26 P dengan diagnosis TB Paru .klien tampak sesak nafas,
cemas,batukberdahak,adanyaretraksidindingdada,pH7,47,PaCO232mmHg,PaO290mmHg,R
R27x/mnt,SaO292%,HCO322mEq/dL,BE+3.Apamasalahkeperawatan utama klien ini?
a. Hipertermia
b. Keletihan
c. Kerusakan pertukaran gas
d. Ketidakefektifan pola nafas
e. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Jawaban : C

Pembahasan :
Pasien dengan TB paru secara patofisiologi gangguan beruba infeksi micyobacterium
tuberculosis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada area paru. Kerusakan tersebut
menyebabkan terhambatnya perpindahan gas (O2 dan CO2) di alveolus dengan kapiler
pulmonal. Kegagalan pertukaran gas menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa tubuh
dimana c02 dalam darah akan menurun. Pilihan jawaban A dan B tidak menjadi prioritas
masalah, pilihan jawaban E tidak didukung data yang tepat, pilihan jawaban D secara konsep
terjadi pada pasien tb dan di dukung data yang lengkap.

8. Seorang klien mengalami pneumonia tampak sesak, suara nafas ronki kanan kiri, ireguler,
terlihat penggunaan otot bantu nafas. Perawat sudah melakukan tindakan nebulisasi
menggunakan ekspektoran namun sekretnya masih sulit dikeluarkan. Klien terpasang O2 3
lpm. Apakah tindakan selanjutnya?
a. Mengatur posisi semi fowler
b. Melakukan fisioterapi dada
c. Melakukan auskultasi paru
d. Menganjurkan batuk efektif
e. Menganjurkan Tarik nafas dalam

Jawaban : B

Pembahasan :
Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang ditandai dengan demam,
sesak, batuk dan produksi sputum yang berlebihan menyebabkan sulit untuk menjaga
kepatenan jalan napas. Fisioterapi dada merupakan salah rangkaian tindakan keperawatan
yang terdiri atas postural drainage,clapping, dan vibration, merupakan tindakan untuk
meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara sehingga sekret dapat bergerak
mencegah terkumpulnya sekret dan mempercepat pengeluaran sekret. Kata kunci pada kasus
adalah sudah dilakukan tindakan nebulisasi, namun sekretnya masih dikeluarkan, sehingga
tindakan selanjutkan yang tepat adalah melakukan fisioterapi dada.
9.SeorangklienterpasangchesttubeyangdisambungkandenganWSDdengansystem2botol.Saatpasien
bergerak,tiba-tibaselangtertarikdanmenyebabkanbotoltersebutpecah.Apa tindakan awal yang
harus dilakukan perawat?
a. Sambungkan kembali ke botol yang utuh
b. Klem selang yang dekat dada
c. Lepaskan selang dari dada
d. Bersihkan pecahan botol
e. Ganti dengan botol baru

Jawaban : B

Pembahasan :
Pemasangan WSD dengan sistem 2 botol efektif pada pasien efusi pleura atau
hydropneumothorax. Botol pertama sebagai penampung drainage dan botol kedua bekerja
sebagai water seal. Botol kedua berfungsi untuk menghindari udara masuk ke dalam pleura
kembali sehingga tekanan intra pleura dalam kondisi stabi. Tindakan yang harus segera
dilakukan untuk menghindari perubahan tekanan intra pleural akibat masuknya udara atmosfir
kedalam pleura maka segera klem selang atau (chest tube) yang dekat dengan dada. Tindakan
yang lainya dalam pilihan diatas akan menimbulkan resiko darurat peningkatan tekanan
intrapleural atau colabs paru akibat perubahan tekanan masuknya udara atmosfer kedalam
rongga pleura. Pilihan jawaban yang lain merupakakn bukan tindakan aman dan tepat karena
memungkinkan udara dapat masuk kedalam pleura kembali.
10. Seorang klien berusia 80 tahun mengalami odema paru akibat gagal jantung. Pasien
mengatakan telah siap meninggal dan menolak untuk dilakukan tindakan apapun. Tiba-tiba
kondisi pasien menurun dan mengalami henti jantung. Perawat tetap melakukan RJP.
Manakah prinsip etik yang dilanggar perawat pada kasus ini?
a. Justice
b. Fidelity
c. Otonomi
d. Beneficience
e. Non maleficience

Jawaban C

Pembahasan : Pasien mempunyai hak untuk mengelola dan memutuskan tindakan yang boleh
dan tidak boleh dilakukan terhadap dirinya sepanjang perawat telah menjelaskan dengan benar
dan proporsional. Namun keputusan tetap di tangan pasien atau keluarga. Pada kasus ini
perawat melakukan tindakan RJP padahal pasien sudah nyaman dengan tidak dilaukan apapun
dan itu telah menjadi pilihanya. Maka perawat telah mengabaikan hak dan otonomi pasien.
Fidelity adalah menepati janji dan komitmen terhadap orang lain. Beneficience adalah
melakukan hal – hal yang baik untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

AHA. 2015. Cardiopulmonary resuccitation Guidelines.

Black and Hawk. 2009. Medical Surgical Nursing, clinical management for positive outcom, 8 th
edition. Singapore:Elsevier

Curtis, K., Ramsden, C., & Friendship, J., (Eds).(2007). Emergency and trauma nursing.
Philadelphia: Mosby.

NANDA International. 2018. Nursing Diagnosis : Definitions and Classification. New York :
Thieme Publisher.

Anda mungkin juga menyukai