Disusun Oleh:
ASTRI WAHYUNI
A. Definisi
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau masa hemoglobin yangrendah sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto dan Warsidar, 2007).
Anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang
dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang persalinan, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat memiliki
cadangan zat besi yaitu 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester
pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. (Irianto, K. 2014).
Menurut Arief (2008), mengatakan bahwa proses kekurangan zat besi sampai menjadi
anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi.
Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama kelamaan timbul gejala anemia
disertai penurunan Hb.
B. Etiologi
3. Anemia Aplastik
Anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya
tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya oleh
kehamilan dan hanya membaik setela terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan atau
persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan
elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
4. Anemia Penyakit Sel Sabit Kehamilan.
Anemia ini terjadi pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia, perdarahan
antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang
responsif dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkat
frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan
kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi
darah profilaktin belum terbukti efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil
yang memuaskan.
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Proverawati 2011) tanda dan gejala anemia seperti:
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
E. Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain malnutrisi, kurang zat besi
dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang berlebihan, kehamilan, proses penghancuran
eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi akibat infeksi kronis
atau infeksi akut yang berulang, serta kondisi kronis seoerti infeksi TB, malaria, atau cacing
usus. Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya,
terjadi penurunan simpanan cadangan besi. Lambat laun hal tersebut mempengaruhi kadar Hb
dalam darah. Didalam tubuh, sebagian zat besi dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi
zat besi dari makanan tidak cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap zat
besi dari makanan sangat rendah. Zat pangan dari hewani lebih tinggi penyerapannya, yaitu
20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1- 6%. Bila terjadi anemia, kerja jantung akan
dipicu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen kesemua organ tubuh. Akibatnya
penderita sering berdebar-debar dan jantung lekas lelah. Gejala lainnya, lemas-lemas, cepat
lelah, cepat letih, mata sering berkunang-kunang, dan sering mengantuk. Wajah, selaput
lendir kelopak mata, bibir, dan kuku tampak pucat. Anemia sangat berat, dapat berakibat
penderita sesak napas, bahkan lemah jantung (Pratami, 2016).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga. Karena, pada masa ini
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
setelah lahir (Sinsin, 2008). Menurut penelitian Azra & Rosha (2015), ibu hamil yang
mengalami anemia sebesar hampir 70 persen dan lebih banyak terjadi pada ibu hamil
trimester II dan III. Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi hemodilusi atau
pengenceran darah. Prawirohardjo (2013) menjelaskan, pada kehamilan kebutuhan oksigen
lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritopoietin. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi.
Volume darah mulai meningkat pada trimester I, yang kemudian mengalami
percepatan selama trimester II, dan untuk selanjunya melambat pada trimester III. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi, Hb ibu hamil
akan menjadi 9.5 – 10 gr%. Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi, dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis. Pada proses hemodilusi
volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan
mencapai puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan
aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2013).
Status gizi ibu hamil dapat di lihat secara langsung melalui 4 penilaian
dalam bentuk variabel tertentu.Status gizi ibu hamil merupakan suatu keadaan gizi
ibu hamil akibat dari pemakaian dari penggunaan makanan yang di tentukan oleh
kualitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan ibu
hamil.
Status Gizi ibu hamil dipengaruhi oleh,keadaan sosial dan ekonomi ibu
sebelum hamil,keadaan kesehatan dan gizi ibu,jarak kelahiran jika yang di kandung
menyiapakan :
bukan lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan
selama hamil.
fisik dan mental yang baik dan memperoleh cukup energi untuk
menyusui serta merawat bayi kelak.
selama hidup.
2. Jarak Kehamilan
dalam waktu yang singkat akan menguras cadangan zat besi ibu (Manuaba,2005).
Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting
untuk memperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa
Salah satu penyebab anemia adalah jarak kehamilan yang pendek <2 tahun
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
merah ibu 500 mg Fe,terdapat dalam plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin 100
berikutnya (Manuaba,2010).
Keuntungan Pengaturan Jarak Kehamilan antara lain :
kesuburannya.
3. Umur Ibu
Umur ibu merupakan salah satu resiko terjadinya anemia gizi pada ibu
hamil. Faktor resiko umur ibu adalah ibu yang berumur kurang dari 20 dan lebih
dan angka kematian bayi yang lebih tinggi (Fraser dkk, 1995) yang dikutip
(Cunnigham, et. Al,2006). Usia menentukan besaran kalori serta zat gizi yang
diberikan (Arisman,2009). Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia
4. Umur Kehamilan
Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat selama hamil untuk memenuhi
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, untuk menggantikan kehilangan darah saat
persalinan (Syafiq,et.al,2007)
5. LILA
Ukuran lingkar lengan atas merupakan salah satu indikator untuk menilai
status gizi ibu. Lila pada ibu hamil bisa digunakan untuk menskrening risiko
kurang energi Kronis (KEK). Batasan seseorang WUS dinyatakan menderita KEK
6. Pendidikan
Banyak faktor sosial ekonomi yang sukar untuk menilai secara kuantitatif
dalam faktor ini dan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya
daya beli keluarga.Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh
pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu
hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.
Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu,
tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan
bakteri (Pratami, 2016).
WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi tambahan sekitar 2-3 mg/hari
kepada ibu hamil sehingga tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta
oksigen pada janin melalui plasenta (Kemenkes RI, 2015). Program pemerintah dalam upaya
penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilan (Sulistiyanti, 2015). Tablet Fe mulai dikonsumsi oleh ibu hamil pada
trimester II, karena pada trimester ini peningkatan volume plasma darah yang signifikan.
Selain itu, jika diberikan mulai pada trimester I, maka akan membuat ibu hamil semakin mual
dan muntah, melihat dampak dari tablet Fe yang membuat ibu hamil mual. Tablet sebaiknya
diminum dengan air putih atau air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah
penyerapan zat besi. Teh, susu, dan kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet Fe,
karena merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya tablet Fe diminum
pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu
meminumnya (Ani, L.S, 2013).19
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
mengonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil, makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga
pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Selain itu pemberian vitamin
adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, dan
pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara
mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).
H. Komplikasi
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu hamil
sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0
g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah
dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his,
gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama
hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga
yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat timbul adalah
resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi 16 selama masa
puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan
janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh
janin sehingga dapat timbul pada janin adalah :
1) Resiko terjadinya kematian intra-uteri,
2) Resiko terjadinya abortus,
3) Berat badan lahir rendah,
4) Resiko terjadinya cacat bawaan,
5) Peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal
6) Atau tingkat intiligensi bayi rendah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun,
pernapasan lambat.
1) Kepala
a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c. Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
2) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
C. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
D. Intervensi keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama/Intial : Ny “M”
Umur/JK : 26 th/Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : RT
Pendidikan : SMA
Alamat : Pasar baru
Penanggung Jawab
Nama : Tn “R”
Umur : 28 th
Hub Keluarga : Suami
Pekerjaan : Honorer
2. ALASAN MASUK
Mengeluh sering pusing, lelah, letih dan lesu
3. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche :13 th
Lama :± 7 hari
Sifat Darah : encer
Siklus : ± 28 hari
Ganti Pembalut : 3 x sehari
Teratur : teratur
Keluhan : disminorhea
4. RIWAYAT PERKAWINAN
Status Perkawinan : kawin
Lama : 2 th
Menikah ke 1
Usia Menikah Pertama kali 24
5. RIWAYAT OBSTETRI
Hamil Persalinan NIFAS
Kehamilan Persalinan
pertama 2010
bln
9. DATA PSIKOLOGIS
1. Data Biologis
Ny “M” mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karna Ny “M” takut
untuk terjadi masalah kepada kesehatan janinnya dan tidak mempunyai jaminan
kesehatan.
2. Data Spiritual
Ny “M” mengatakan sering mengikuti pengajian dan sholat 5 waktu
3. Data Sosial Ekonomi
Hubungan dengan Anggota Keluarga : baik
Hunungan dengan Tetangga : baik
Pendapatan per bulan : ≤ Rp.750. 000
a. Kepala Rambut
Bersih dan tidak ketombe
Tidak rontok
b. Wajah
Tampak ada closma gravidarum
Tidak edema
c. Mata
Simetris kiri/kanan
Konjungtiva : Pucat
Reflek cahaya : + (Positif)
Sklera : tidak ikterik
Udema Palpera : negatif (-)
d. Hidung
Simetris Kiri/kanan
Pernafasan Cuping hidung : tidak ada
e. Mulut dan Gigi
Tidak Sianosis
Mukosa Mulut dan bibir lembeb tampak tidak ada caries
f. Telinga
Tampak Simetris kiri/kanan
Sejajar Kontus Mata
Tampak Bersih
g. Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid
h. Payudara
Simetris kiri/kanan
Areola Mammae Hiperpigmentasi
Papila Menonjol
Tidak Teraba pembengkakan
i. Jantung
I : tidak ada tampak iktus kordis
P : iktus kordis teraba
P : Perkusi jantung terdengar normal
A : irama jantung teratur
j. Paru-paru
I : pergerakkan dinding dada tampak simetris kiri/kanan
P : Fermitus raba sama
P : Suara ketok sonor, tidak ada erdup/suara tambahan
A : terdengar Vesikuler saat paru-paru auskultasi normal
k. Abdomen
Leopold I : ballotement
Leopold II :ballotement
Leopold III :ballotement
Leopold IV :belum dilakukan
l. Genitalia
Tidak ada verises
m. Ekstremitas
Tidak ada varises dan udema
12. DATA PENUNJANG
HB : 9,4 gr%
B. INTERVENSI DATA
N Diagnosa Tujuan
Intervensi Rasional
O Keperawatan Kriteria Hasil
1. Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji TTV 1. TTV pasien
Intoleransi Pasien Mampu menoleransi pasien dalam batas
aktivitas aktivitas yang bisa dilakukan 2. Kaji normal
berhubungan penyebab 2. Pasien mengerti
dengan Kriteria Hasil: keletihan penyebab dari
hipoksia sel a. Menyadari keterbatasan 3. Pantau keletihan
dan jaringan energi asupan nutrisi 3. Pasien akan
b. Menyeimbangkan pasien mengontrol
Ds: aktivitas dan istirahat 4. Ajarkan asupan nutrisinya
Pasien c. Mengatur jadwal aktivitas rentang 4. Pasien akan
Mengatakan untuk menghemat energi penganturan mencoba
lemah, aktivitas mengantur
mudah Lelah manajemen aktivitas
waktu untuk 5. Pasien merasa
Do: mencengah nyaman dan
Pasien kelelahan senang dengan
terlihat lesu 5. Bantu pasien bantuan
dan untuk bagaimana
konjungtiva mengidentifi mengantur
anemis kasi aktivitas aktivitas oleh
Hb 9,4gr% pasien tenaga kesehatan
2. Diagnosa: Tujuan : 1. Kaji TTV 1. TTV dalam
Gangguan Status sirkulasi normal pasien batas normal
perfusi 2. Kaji 2. Pasien paham
jaringan Kriteria Hasil : sirkulasi ke dengan kajian
berhubungan a. Tekanan sistole dan jaringan yang diberikan]
dengan diastole dalam rentang perifer 3. Pasien akan
menurunan yang diharapkan 3. Berikan diet melakukan diet
kadar b. Menunjukkan kosentrasi tinggi Fe tinggi tablet fe
hemoglobin yang baik 4. Informasika 4. Pasien akan
dalam darah c. Tingkat kesadaran baik n pasien mengantur pola
untuk tidur
Do: istirahat
Konjungtiva yang cukup
pasien
nampak
anemis
HB : 9,4gr%
3. Diagnosa : Tujuan: 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifikas
Perubahan Kebutuhan nutrisi terpebuhi nutrisi, i defisiensi,
nutrisi termasuk mengawas
kurang dari Kriteria Hasil : makanan masukan kalori
kebutuhan a. Menunjukkan yang disukai atau kualitas
tubuh peningkatan/mempertaha 2. Observasi kekurangan
berhubungan nkan BB dengan nilai dan catat konsumsi
dengan Lab. Normal masukan makanan
kegagalan b. Tidak mengalami tanda makanan 2. Memudahkan
untuk mal nutrisi pasien intervensi
mencerna c. Menunjukkan perilaku, 3. Timbang 3. Mengawasi
atau ketidak perubahan pola hidup berat badan penurunan BB
mampuan untuk meningkatkan atau setiap hari 4. Menurunkan
mencerna mempertahankan BB Berikan kelemahan,
makanan / yang sesuai meningkatkan
absorpsi makan pemasukan
nutrisi yang nutrisi
diperlukan sedikit
untuk
pembentuka dengan
n sel darah
merah frekuensi
NO
NO TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DIAGNOSA
1. 03- Intoleransi 13.00 1. Mengkaji S:
07- aktivitas wib kemampuan Pasien
2018 berhubungan untuk melakukan memamparkan
dengan tugas kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengobservasi biasa dilakukan
dan jaringan dan mengawasi TTV
TTV pada pasien TD:90/70 mmhg
3. Mengkaji
kehilangan N:80 x/i
gangguan
keseimbangan S :36,5 oC
gaya jalan,
kelemahann otot P : 20x/i
4. Memposisikan
pasien dengan Pasien bissa
tepat dan nyaman, berjalan secara
memberikan normal
lingkungan yang
tenang dan O:
menganjurkan Pasien tampak masih
pasien istirahat pusing, lelah dan letih
dengan tenang.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Gangguan 1. Melakukan
perfusi jaringan pemeriksaan HB S:
berhubungan 2. Meningkatkan Pasien mau
dengan cuci tangan yang melakukan
menurunan baik oleh pasien pemeriksaan HB
kadar 3. Memantau suhu Pasien akan
hemoglobin catat adanya mencuci tangan
dalam darah mengigil dan dengan cara yang
takikardi dengan telah diajarkan
atau tanpa demam Dengan adanya
4. Memberikan proses inflamasi
tablet Fe untuk infeksi
meningkatkan membutuhkan
kadar hemoglobin evaluasi/pengobata
5. Memberitahu cara n
minum tablet Fe Pasien mau
yang benar dan menerima tablet Fe
tepat yaitu 1 x 1 Pasien akan
sehari sebelum meminum tablet Fe
tidur dengan air sesuai yang di
putih/jus anjurkan.
jeruk,jambu biji
jangan dengan
susu atau kopi O:
karna dapat HB : 9,4 gr%
mengurangi Pasien anemia sedang
absorbsi tablet Fe
tersebut. A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan
2. 04- Intoleransi 13.0 wib 1. Menevaluasi S:
07- aktivitas kemampuan Pasien selalu
2018 berhubungan untuk melakukan melakukan
dengan tugas kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengevaluasi biasa dilakukan
dan jaringan TTV pada pasien TTV
3. Mengevaluasi TD:90/70 mmhg
kehilangan
gangguan N:82 x/i
keseimbangan
gaya jalan, S :36,5 oC
kelemahann otot
4. Mengevaluasi P : 22x/i
posisi pasien
dengan tepat dan Pasien bisa
nyaman, mengatur posisi
memberikan yang nyaman dan
lingkungan yang istirahat yang
tenang dan cukup.
menganjurkan
pasien istirahat O:
dengan tenang. Pasien tampak masih
pusing, lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Gangguan 1. Mengevaluasi
perfusi jaringan apakah pasien S:
berhubungan cuci tangan yang Pasien mematuhi
dengan baik. dan mencuci
menurunan 2. Memantau suhu tangan dengan cara
kadar catat adanya yang telah
hemoglobin mengigil dan diajarkan
dalam darah takikardi dengan Dengan adanya
atau tanpa demam proses inflamasi
3. Mengevaluasi infeksi
konsumsi tablet membutuhkan
Fe evaluasi/pengobata
n
Pasien telah
meminum tablet Fe
sebelum tidur
dengan air putih
O:
BAB pasien berwarna
Hitam
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Perubahan S:
nutrisi kurang Pasien dapat
dari kebutuhan 1. Mengobservasi memberikan
tubuh dan mengevaluasi penjelasan apa aja
berhubungan dan catat yang telah ia
dengan masukan konsumsi seharian
kegagalan makanan pasien Tidak terjadi
untuk 2. Menimbang berat penurunan BB
mencerna atau badan pasien Pasien telah
ketidak 3. Mengevaluasi menerapkan pola
mampuan cara pemberian makan tersebut
mencerna makanan dengan Gejala hiperemisi
makanan / cara sedikit tapi gravidarum dapat
absorpsi nutrisi sering merujukkan efek
yang 4. Mengobservasi anemia
diperlukan dan catat kejadian
untuk mual dan muntah O:
pembentukan status gejala Pasien sering mual dan
sel darah merah lainnya yang muntah
berhubungan Pasien masih lelah dan
dengan anemia letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan
3. 05- Intoleransi 15.00wib 1. Menevaluasi S:
07- aktivitas kemampuan Pasien selalu
2018 berhubungan untuk melakukan melakukan
dengan tugas. kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengevaluasi biasa dilakukan
dan jaringan TTV pada pasien TTV
3. Mengevaluasi TD:100/70
kehilangan
gangguan mmhg
keseimbangan
gaya jalan, N:83 x/i
kelemahann otot
4. Mengevaluasi S :36,5 oC
posisi pasien
dengan tepat dan P : 21x/i
nyaman,
memberikan Pasien bisa
lingkungan yang mengatur posisi
tenang dan yang nyaman dan
menganjurkan istirahat yang
pasien istirahat cukup.
dengan tenang.
O:
Pasien sudah kelihatan
baik
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan dipertahankan
Gangguan 1. Mengevaluasi
perfusi jaringan apakah pasien S:
berhubungan cuci tangan yang Pasien mematuhi
dengan baik. dan mencuci
menurunan 2. Memantau suhu tangan dengan cara
kadar catat adanya yang telah
hemoglobin mengigil dan diajarkan
dalam darah takikardi dengan Dengan adanya
atau tanpa demam proses inflamasi
3. Mengevaluasi infeksi
konsumsi tablet membutuhkan
Fe evaluasi/pengobata
4. Menjelaskan n
salah satu efek Pasien telah
samping Fe yaitu meminum tablet Fe
warna BAB sebelum tidur
warna hitam dengan air putih
karna pengaruh Pasien mengerti
dari obat tsb. dan paham
O:
Pasien sudah kelihatan
baik
A : masalah sudah
teratasi
P : intervensi
dipertahankan
Perubahan S:
nutrisi kurang Pasien dapat
dari kebutuhan 1. Mengobservasi memberikan
tubuh dan mengevaluasi penjelasan apa aja
berhubungan dan catat yang telah ia
dengan masukan konsumsi seharian
kegagalan makanan pasien Tidak terjadi
untuk 2. Menimbang berat penurunan BB
mencerna atau badan pasien Pasien telah
ketidak 3. Mengevaluasi menerapkan pola
mampuan cara pemberian makan tersebut
mencerna makanan dengan Gejala hiperemisi
makanan / cara sedikit tapi gravidarum dapat
absorpsi nutrisi sering merujukkan efek
yang 4. Mengobservasi anemia
diperlukan dan catat kejadian
untuk mual dan muntah O:
pembentukan status gejala Pasien sudah merasa
sel darah merah lainnya yang lelah, letih dan mual
berhubungan muntah sudah
dengan anemia berkurang
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dipertahankan