Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

Disusun Oleh:

ASTRI WAHYUNI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


TANJUNGPINANG
2020

KONSEP DASAR TEORITIS

A. Definisi

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau masa hemoglobin yangrendah sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto dan Warsidar, 2007).
Anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang
dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang persalinan, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat memiliki
cadangan zat besi yaitu 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11g/dl pada trimester
pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. (Irianto, K. 2014).
Menurut Arief (2008), mengatakan bahwa proses kekurangan zat besi sampai menjadi
anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi.
Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama kelamaan timbul gejala anemia
disertai penurunan Hb.

B. Etiologi

Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016) penyebab


anemia dalam kehamilan adalah :
a. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
b. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
c. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan
tentang pola makan yang benar
d. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka
e. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
f. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
g. Hamil saat masih remaja
C. Klasifikasi
Klasifikasi anemia dalam kehamilan Menurut Prawirohardjo (2010), yaitu:
1. Defisiensi Besi.
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan dengan
asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoienis,
kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat mencapai
900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali kehamilan dengan
cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi.
Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan suplemen besi dan asam folat.
WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur menganjukan dosis 100 mg
besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan
prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3 minggu
postpartum.
2. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan Kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena
transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal, hal ini
terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya nemia hemolitik. Kadar
estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya memiliki efek
penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat seringa terjadi pada kehamilan
sebagai penyebab utama anemia megabolik pada kehamilan. Anemia tipe megabolik karena
defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi.
Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik
yang khas untuk anemia jenis ini. Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan
anomali kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects).
Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih,
alat gerak, dan organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat
secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat
dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat
sedikitnya 400 ug folat perhari.

3. Anemia Aplastik
Anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya
tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya oleh
kehamilan dan hanya membaik setela terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan atau
persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan
elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
4. Anemia Penyakit Sel Sabit Kehamilan.
Anemia ini terjadi pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia, perdarahan
antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang
responsif dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkat
frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan
kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi
darah profilaktin belum terbukti efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil
yang memuaskan.
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Proverawati 2011) tanda dan gejala anemia seperti:
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
E. Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain malnutrisi, kurang zat besi
dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang berlebihan, kehamilan, proses penghancuran
eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi akibat infeksi kronis
atau infeksi akut yang berulang, serta kondisi kronis seoerti infeksi TB, malaria, atau cacing
usus. Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya,
terjadi penurunan simpanan cadangan besi. Lambat laun hal tersebut mempengaruhi kadar Hb
dalam darah. Didalam tubuh, sebagian zat besi dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi
zat besi dari makanan tidak cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap zat
besi dari makanan sangat rendah. Zat pangan dari hewani lebih tinggi penyerapannya, yaitu
20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1- 6%. Bila terjadi anemia, kerja jantung akan
dipicu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen kesemua organ tubuh. Akibatnya
penderita sering berdebar-debar dan jantung lekas lelah. Gejala lainnya, lemas-lemas, cepat
lelah, cepat letih, mata sering berkunang-kunang, dan sering mengantuk. Wajah, selaput
lendir kelopak mata, bibir, dan kuku tampak pucat. Anemia sangat berat, dapat berakibat
penderita sesak napas, bahkan lemah jantung (Pratami, 2016).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga. Karena, pada masa ini
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
setelah lahir (Sinsin, 2008). Menurut penelitian Azra & Rosha (2015), ibu hamil yang
mengalami anemia sebesar hampir 70 persen dan lebih banyak terjadi pada ibu hamil
trimester II dan III. Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi hemodilusi atau
pengenceran darah. Prawirohardjo (2013) menjelaskan, pada kehamilan kebutuhan oksigen
lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritopoietin. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi.
Volume darah mulai meningkat pada trimester I, yang kemudian mengalami
percepatan selama trimester II, dan untuk selanjunya melambat pada trimester III. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi, Hb ibu hamil
akan menjadi 9.5 – 10 gr%. Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi, dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis. Pada proses hemodilusi
volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan
mencapai puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan
aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2013).

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Anemia pada Kehamilan


Menurut Manuaba (2005).ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil,antara lain:

1. Status Gizi ibu hamil

Status gizi ibu hamil dapat di lihat secara langsung melalui 4 penilaian

antara lain:antropometri,klinis,biokimia,dan biofisik.Status gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu,atau perwujudan dari nutrisi

dalam bentuk variabel tertentu.Status gizi ibu hamil merupakan suatu keadaan gizi

ibu hamil akibat dari pemakaian dari penggunaan makanan yang di tentukan oleh

kualitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan ibu

hamil.

Status Gizi ibu hamil dipengaruhi oleh,keadaan sosial dan ekonomi ibu

sebelum hamil,keadaan kesehatan dan gizi ibu,jarak kelahiran jika yang di kandung

bukan anak yang pertama,paritas,usia kehamilan (Arisman,2007).

Penataan Gizi Ibu Hamil

Menurut Arisman,2007.Penataan gizi pada ibu hamil bertujuan untuk

menyiapakan :

1. Cukup kalori,protein yang bernilai biologi tinggi,vitamin,mineral dan

cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu,janin serta plasenta.

2. Makanan dan kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh

bukan lemak.

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan

selama hamil.

4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu untuk memperoleh

dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani

kehamilan dengan aman dan berhasil,melahirkan bayi dengan potensi

fisik dan mental yang baik dan memperoleh cukup energi untuk
menyusui serta merawat bayi kelak.

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang

tidak di inginkan,seperti mual dan muntah.

6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi

selama kehamilan (Diabetes kehamilan)

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk untuk mengembangkan

kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya

selama hidup.

2. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah jarak jarak antara kehamilan sekarang dengan

kelahiran sebelumnya.Jarak kehamilan sebaiknya antara 2 sampai 4 tahun (Ridwan

A.Mahuddin,2004).Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang pendek akan

mempercepat terjadinya anemia pada kehamilan,karena kehamilan yang berulang

dalam waktu yang singkat akan menguras cadangan zat besi ibu (Manuaba,2005).

Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting

untuk memperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa

harus menghabiskan cadangan zat besinya (Amiruddin,2007).

Salah satu penyebab anemia adalah jarak kehamilan yang pendek <2 tahun

yang disebabkan dalam kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan

plasenta,kebutuhan tersebut sekitar 900 mg Fe dengan uraian : meningkat sel darah

merah ibu 500 mg Fe,terdapat dalam plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin 100

mg fe.jika persendian cadangan Fe minimal,maka setiap kehamilan akan menguras

persendian Fe dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan

berikutnya (Manuaba,2010).
Keuntungan Pengaturan Jarak Kehamilan antara lain :

1. Angka kematian bayi turun sebesar 24%

2. Kematian anak berusi di bawah lima tahun (BALITA) akan

mengalami penurunan sebesar 35%

3. Membantu perempuan memelihara kesehatan dan fertilitas atau

kesuburannya.

4. Meningkatkan derajat kesehatan kualitas hidup

3. Umur Ibu

Umur ibu merupakan salah satu resiko terjadinya anemia gizi pada ibu

hamil. Faktor resiko umur ibu adalah ibu yang berumur kurang dari 20 dan lebih

dari 35 tahun (Depkes RI,2009). Dikedua ujung masa reproduksi,usia ibu

mempengaruhi hasil akhir kehamilan.

Remaja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anemia, dan beresiko

lebih tinggi memiliki janin yang pertumbuhannya terhambat, persalinan, prematur,

dan angka kematian bayi yang lebih tinggi (Fraser dkk, 1995) yang dikutip

(Cunnigham, et. Al,2006). Usia menentukan besaran kalori serta zat gizi yang

diberikan (Arisman,2009). Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia

selama kehamilan jika hamil saat masih remaja (Proverawati,2011).

4. Umur Kehamilan

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan ibu akan Fe yang digunakan untuk peningkatan volume darah,

menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, untuk menggantikan kehilangan darah saat

persalinan (Syafiq,et.al,2007)

5. LILA

Ukuran lingkar lengan atas merupakan salah satu indikator untuk menilai
status gizi ibu. Lila pada ibu hamil bisa digunakan untuk menskrening risiko

terjadinya BBLR. Sedangkan pada WUS untuk memberikan gambaran risiko

kurang energi Kronis (KEK). Batasan seseorang WUS dinyatakan menderita KEK

jika ukuran LILA <23,5 cm (Depkes RI,2009).

6. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah gejala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu,kelompok,masyarakat sehingga merekan

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

7. Tingkat Sosial Ekonomi

Banyak faktor sosial ekonomi yang sukar untuk menilai secara kuantitatif

khususnya pendapatan dan kepemilikan,karena masyarakat enggan untuk

membicarakan kepada orang yang tidak dikenal.Tingkat pendidikan juga termasuk

dalam faktor ini dan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya

pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat

meningkatkan daya beli makanan.Faktor yang berperan dalam menentukan status

kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi,dalam hal ini adalah

daya beli keluarga.Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain

tergantung pada besar kecilnya pendapat keluarga,harga makanan itu sendiri,serta

tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan (Syafiq,2007).Ekonomi

adalah segala sesuatu mengenai penyelidikan tentang pendapatkan dan pengeluaran

keluarga.Faktor yang paling menentukan kualitas makanan.Tingkat pendapatan

keluarga dapat dilihat dari pengeluaran (Moehji,2002).

G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh
pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu
hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.
Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu,
tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan
bakteri (Pratami, 2016).
WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi tambahan sekitar 2-3 mg/hari
kepada ibu hamil sehingga tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta
oksigen pada janin melalui plasenta (Kemenkes RI, 2015). Program pemerintah dalam upaya
penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilan (Sulistiyanti, 2015). Tablet Fe mulai dikonsumsi oleh ibu hamil pada
trimester II, karena pada trimester ini peningkatan volume plasma darah yang signifikan.
Selain itu, jika diberikan mulai pada trimester I, maka akan membuat ibu hamil semakin mual
dan muntah, melihat dampak dari tablet Fe yang membuat ibu hamil mual. Tablet sebaiknya
diminum dengan air putih atau air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah
penyerapan zat besi. Teh, susu, dan kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet Fe,
karena merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya tablet Fe diminum
pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu
meminumnya (Ani, L.S, 2013).19
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
mengonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil, makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga
pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Selain itu pemberian vitamin
adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, dan
pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara
mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).

H. Komplikasi
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu hamil
sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0
g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah
dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his,
gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama
hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga
yang retensi plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat timbul adalah
resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi 16 selama masa
puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan
janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh
janin sehingga dapat timbul pada janin adalah :
1) Resiko terjadinya kematian intra-uteri,
2) Resiko terjadinya abortus,
3) Berat badan lahir rendah,
4) Resiko terjadinya cacat bawaan,
5) Peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal
6) Atau tingkat intiligensi bayi rendah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata
berkunang-kunang
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang
terjadi. Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa
mengeluhkan pusing, lelah, dll.

b. Riwayat kesehatan dahulu


Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan,
dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat
memungkinkan terjadinya anemia
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan
yang berdekatan
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan
Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisis
seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe
b. Pola aktivitas/istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudahkelelahan,
keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak
5) Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun,
pernapasan lambat.
1) Kepala
a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,

b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c. Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
2) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin

6. Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan


labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga
kurang dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl
Hematokrit : <37% (normal 37-41%)
Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/mm3)
Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)

C. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam
kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
D. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC N


Risiko perdarahan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pencegahan perdaraha
berhubungan dengan pasien mampu mengatasi resiko 1. Monitor tanda dan ge
kurang pengetahuan kehilangan darah dengan kriteria hasil : 2. Lindungi pasien d
tentang kewaspadaan 1. Tidak ada kehilangan darah yang menyebabkan perdara
perdarahan terlihat 3. Hindari mengangkat
2. Tidak ada distensi abdomen 4. Instruksikan pasien
Defenisi : 3. Tidak ada perdarahan pervaginam makanan yang kaya v
Rentan mengalami 4. Tidak ada penurunan tekanan darah 5. Cegah konstipasi (mi
penurunan volume darah, sistolik meningkatkan as
yang dapat mengganggu 5. Tidak ada penurunan tekanan darah mengkonsumsi pelun
kesehatan. diastolik 6. Instruksikan pasien
6. Tidak ada kehilangan panas tubuh memonitor tanda-t
7. Tidak ada penurunan Hemoglobin mengambil tindakan
(Hb) perdarahan (misal
8. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) perawat)
7. Instruksikan pasien
memonitor tanda pe
tindakan yang tepat
(misalnya, lapor kepa
Intoleran aktivitas NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Piningkatan Latihan
berhubungan dengan pasien mampu menunjukkan toleransi 1. Gali hambatan indivi
ketidakseimbangan terhadap aktivitas dengan kriteria hasil : (seperti, senam hami
antara suplai dan 1. Frekuennsi nadi saat beraktivitas 2. Dukung ungkapan pe
kebutuhan oksigen tidak terganggu (80-100 kali/menit) atau kebutuhan untuk
Defenisi : 2. Tekanan darah sistolik dalam 3. Dukung individu
Ketidakcakupan energi beraktivitas tidak terganggu (110- melanjutkan latihan
psikologis atau fisiologis 140 mmHg) 4. Lakukan latihan
untuk mempertahankan 3. Tekanan darah diastolik dalam diperlukan
atau menyelesaikan beraktivitas tidak terganggu (75-85 5. Libatkan keluarga/o
aktivitas kehidupan mmHg) perawatan dalam
sehari-hari yang harus 4. Frekuensi pernapasan ketika meningkatkan progra
atau yang ingin dilakukan beraktivitas tidak terganggu (12-20 6. Instruksikan individu
kali/menit) dan intensitas pro
Batasan Karakteristik diinginkan
1) Ketidaknyamanan 7. Monitor respon ind
setelah beraktivitas latihan
2) Keletihan 8. Sediakan umpan bali
3) Respon tekanan darah dilakukan individu
abnormal terhadap
aktivitas
Ketidakseimbangan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari pasien mampu 1) Tentukan jumlah kal
kebutuhan tubuh menunjukkan keseimbangan dibutuhkan untuk me
berhubungan dengan nutrisi tidak terganggu dengan kriteria 2) Monitor kalori dan as
kurang asupan makanan hasil : 3) Monitor kecendrunga
1. Nafsu Makan : dan kenaikan berat b
Definisi: Indikator : 4) Berikan arahan bila d
Asupan nutrisi tidak a. Keinginan untuk makan tidak
cukup untuk memenuhi terganggu Monitor Nutrisi
kebutuhan metabolik. b. Rangsangan untuk makan tidak 1) Timbang berat badan
Batasan Karakteristik: terganggu 2) Monitor kecendrunga
a) Bising usus hiperaktif 2. Status Nutrisi : Asupan makanan & berat badan
b) Cepat kenyang cairan 3) Identifikasi pertumbu
setelah makan Indikator : 4) Monitor tugor kulit d
a. Asupan makanan secara oral tidak
c) Kurang informasi terganggu 5) Monitor adanya mua
d) Kurang minat pada b. Asupan cairan secara oral tidak 6) Monitor adanya (war
makanan terganggu jaringan konjungtiva
e) Membran mukosa 7) Lakukan pemeriksaa
pucat
f) Nyeri andomen
g) Penurunan berat
badan dengan asupan
makanan adekuat
Mual berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen mual :
dengan rasa pasien mampu mengontrol mual & 1. Dorong pasien untu
makan/minuman yang muntah, dibuktikan kriteria hasil : diri terhadap mual
tidak enak 1. Mampu mengenali onset muntah 2. Dorong pasien untuk
2. Mampu mengenali pencetus stimulus mual sendiri
Defenisi (muntah) 3. Kurangi atau hilan
Suatu fenomena subjektif 3. Mampu menghindari bau yang tidak bersifat personal
tentang rasa tidak nyaman menyenangkan meningkatkan mua
pada bagian belakang 4. Melaporkan mual, muntah-muntah, kelelahan, dan kurang
tenggorok atau lambung, dan muntah yang terkontrol 4. Lakukan penilaian
yang dapat atau tidak termasuk frekuensi, d
dapat mengakibatkan dan faktor-faktor pen
muntah 5. Dorong penggunaan
sebelum mual
Batasan karakteristik 6. Monitor asupan mak
1. Keengganan terhadap gizi dan kalori
makanan 7. Timbang berat badan
2. Mual 8. Monitor efek dari
3. Rasa asam didalam keseluruhan
mulut 9. Tingkatkan istirahat
4. Sensasi muntah untuk pengurangan m
Keletihan berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Energi :
dengan kelesuan pasien mampu mengurangi tingkat 1. Tentukan jenis dan b
fisiologis (anemia dalam kelelahan dengan kriteria hasil : dibutuhkan untuk m
kehamilan) 1. Tidak terjadi kelelahan 2. Bantu pasien un
2. Tidak ada kelesuan aktivitas yang akan d
Defenisi : 3. Tidak ada kehilangan selera makan 3. Anjurkan tidur siang
keletihan terus- menerus 4. Tidak ada penurunan motivasi 4. Bantu pasien untu
dan penurunan kapasitas 5. Tidak ada sakit kepala istirahat
untuk kerja fisik dan 6. Tidak terjadi nyeri otot 5. Instruksikan pasie
mental pada tingkat yang 7. Kuliatas tidur tidak terganggu dengan pasien men
lazim 8. Kualitas istirahat tidak terganggu. yang mungkin munc
Batasan Karakteristik : mungkin nanti akan
1. Gangguan konsentrasi 6. Monitor intake/a
2. Kelelahan mengetahui sumber
3. Kurang energi
4. Mengantuk Manajemen Nutrisi
5. Peningkatan kebutuhan 1) Tentukan jumlah kal
istirahat dibutuhkan untuk me
6. Peningkatan keluhan 2) Monitor kalori dan as
fisik 3) Monitor kecendrunga
7. Tidak mampu dan kenaikan berat b
mempertahankan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
Risiko infeksi NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, a. Kontrol infeksi
berhubungan dengan pasien mampu mengontrol infeksi , 1) Cuci tangan seti
penurunan hemoglobin dengan kriteria hasil : tindakan keperaw
1) Mampu mengidentifikasi faktor 2) Tingkatkan intak
Definisi: risiko infeksi 3) Monitor tanda d
Rentan mengalami invasi 2) Mengetahui konsekuensi terkait dan lokal
dan multiplikasi infeksi 4) Inspeksi kulit
organisme 3) Mampu mengidentifikasi tanda dan terhadap kemerahan, pa
patogenik yang dapat gejalah infeksi 5) Monitor adanya
mengganggu kesehatan. 4) Mempu menunjukan mencuci tangan 6) Dorong masukan
untuk pencegahan infeksi 7) Dorong istirahat
5) Tidak ada kemerahan 8) Ajarkan pasien d
6) Tidak ada demam gejala infeksi
7) Tidak ada hipotermia
8) Tidak ada kestabilan suhu
9) Tidak ada kehilangan nafsu makan
10) Tidak ada malaise
Definisi :Perasaan tidak NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Terapi Relaksasi :
nyaman atau kekhawatiran pasien menunjukkan tanda-tanda vital 1. Tentukan apakah a
yang samar disertai respon dalam rentang normal dengan kriteria dimasa lalu yang sud
autonom (sumber sering hasil : 2. Berikan deskripsi
kai tidak spesifik) 1. Suhu tubuh dalam rentang normal relaksasi yang dipilih
perasaan takut yang 2. Tingkat pernapasan dalam rentang 3. Ciptakan lingkungan
disebabkan oleh antisipasi normal distraksi dengan lam
terhadap bahaya. Perasaan 3. Tekanan darah sistolik dalam rentang lingkungan yang nya
ini merupakan isyarat normal 4. Dapatkan perilaku
kewaspadaan yang 4. Tekanan darah diastolik dalam terjadinya relaksasi,
memperingatkan bahaya rentang normal menguap, pernapasa
yang akan terjadi dan 5. Kedalaman inspirasi dalam rentang yang menyenangkan
memampukan individu normal 5. Minta klien untuk
melakukan tindakan untuk sensasi yang terjadi
menghadapi ancaman 6. Tunjukan dan prakte
pasien
7. Evaluasi dan dokume
terapi relaksasi
Batasan Karakteristik
Perilaku
1. Penurunan
produktivitas
2. Mengekspresikan
kekhawatiran akibat
perubahan dalam
peristiwa hidup
3. Gelisah
4. Kontak mata buruk
Fisiologis
1. Peningkatan keringat
2. Gemetar/tremor
3. Suara bergetar
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama/Intial : Ny “M”
Umur/JK : 26 th/Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : RT
Pendidikan : SMA
Alamat : Pasar baru

Penanggung Jawab
Nama : Tn “R”
Umur : 28 th
Hub Keluarga : Suami
Pekerjaan : Honorer

2. ALASAN MASUK
Mengeluh sering pusing, lelah, letih dan lesu

3. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche :13 th
Lama :± 7 hari
Sifat Darah : encer
Siklus : ± 28 hari
Ganti Pembalut : 3 x sehari
Teratur : teratur
Keluhan : disminorhea

4. RIWAYAT PERKAWINAN
Status Perkawinan : kawin
Lama : 2 th
Menikah ke 1
Usia Menikah Pertama kali 24

5. RIWAYAT OBSTETRI
Hamil Persalinan NIFAS

Tgl Lama Jenis Penolong Mslh JK BB/TB Lakt Mslh

Kehamilan Persalinan

12- 37-38 normal bidan - Laki- 3000g/48 baik -


Hamil 04- minggu laki cm

pertama 2010

6. RIWAYAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN


No Jenis Pasang Lepas

Kontrasepsi TGL oleh Tempat Keluhan TGL oleh Tempat Alasan

1 Suntik 3 - bidan Pusk - - - - -

bln

7. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


HPHT :12-05-2018
TP :19-02-2019

8. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Hipertensi : tidak ada
Diabetes :tidak ada
Asma :tidak ada
Ginjal :tidak ada

9. DATA PSIKOLOGIS
1. Data Biologis
Ny “M” mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karna Ny “M” takut
untuk terjadi masalah kepada kesehatan janinnya dan tidak mempunyai jaminan
kesehatan.
2. Data Spiritual
Ny “M” mengatakan sering mengikuti pengajian dan sholat 5 waktu
3. Data Sosial Ekonomi
Hubungan dengan Anggota Keluarga : baik
Hunungan dengan Tetangga : baik
Pendapatan per bulan : ≤ Rp.750. 000

10. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN

Sebelum hamil Saat hamil


a.Nutrisi
makan
Frekuensi : 2x sehari 3x sehari
Jenis : nasi+lauk+sayur Nasi+lauk+sayur+buah
Porsi :1 piring 1 piring
Pantangan :tidak ada tidak ada
Keluhan :tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi :±4 liter ±4 liter
Jenis :air putih,kopi,susu air putih, susu dan teh
Porsi :sering sering
Pantangan :tidak ada kopi
Keluhan :tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi :1 x sehari 1 x sehari
Warna :kuning kuning
Konsistensi :lembek lembek
Keluhan :tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi :3-4 x sehari 4-5 x sehari
Warna :kuning kuning
Konsistensi :cair cair
Keluhan :tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur Siang :
Lama :- 2 jam
Keluhan :tidak ada tidak ada
Tidur Malam :
Lama :8 jam 8 jam
Keluhan :tidak ada tidak ada
d. Personal
Hygiene
Mandi :2x sehari 2xsehari
Ganti Pakaian :2x sehari 2x sehari
Gosok gigi :2x sehari 2x sehari
keramas :3x seminggu 3x seminggu

11. PEMERIKSAAN FISIK


Kesadaran : compometis
BB/TB :85 kg/ 152 cm
TTV
TD :90/70 mmhg
Suhu :36,5 oC
Pernafasan :22 x/i
Nadi :80 x/i

a. Kepala Rambut
Bersih dan tidak ketombe
Tidak rontok
b. Wajah
Tampak ada closma gravidarum
Tidak edema
c. Mata
Simetris kiri/kanan
Konjungtiva : Pucat
Reflek cahaya : + (Positif)
Sklera : tidak ikterik
Udema Palpera : negatif (-)
d. Hidung
Simetris Kiri/kanan
Pernafasan Cuping hidung : tidak ada
e. Mulut dan Gigi
Tidak Sianosis
Mukosa Mulut dan bibir lembeb tampak tidak ada caries
f. Telinga
Tampak Simetris kiri/kanan
Sejajar Kontus Mata
Tampak Bersih
g. Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid
h. Payudara
Simetris kiri/kanan
Areola Mammae Hiperpigmentasi
Papila Menonjol
Tidak Teraba pembengkakan
i. Jantung
I : tidak ada tampak iktus kordis
P : iktus kordis teraba
P : Perkusi jantung terdengar normal
A : irama jantung teratur
j. Paru-paru
I : pergerakkan dinding dada tampak simetris kiri/kanan
P : Fermitus raba sama
P : Suara ketok sonor, tidak ada erdup/suara tambahan
A : terdengar Vesikuler saat paru-paru auskultasi normal
k. Abdomen
Leopold I : ballotement
Leopold II :ballotement
Leopold III :ballotement
Leopold IV :belum dilakukan
l. Genitalia
Tidak ada verises
m. Ekstremitas
Tidak ada varises dan udema
12. DATA PENUNJANG
HB : 9,4 gr%
B. INTERVENSI DATA

N Diagnosa Tujuan
Intervensi Rasional
O Keperawatan Kriteria Hasil
1. Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji TTV 1. TTV pasien
Intoleransi Pasien Mampu menoleransi pasien dalam batas
aktivitas aktivitas yang bisa dilakukan 2. Kaji normal
berhubungan penyebab 2. Pasien mengerti
dengan Kriteria Hasil: keletihan penyebab dari
hipoksia sel a. Menyadari keterbatasan 3. Pantau keletihan
dan jaringan energi asupan nutrisi 3. Pasien akan
b. Menyeimbangkan pasien mengontrol
Ds: aktivitas dan istirahat 4. Ajarkan asupan nutrisinya
Pasien c. Mengatur jadwal aktivitas rentang 4. Pasien akan
Mengatakan untuk menghemat energi penganturan mencoba
lemah, aktivitas mengantur
mudah Lelah manajemen aktivitas
waktu untuk 5. Pasien merasa
Do: mencengah nyaman dan
Pasien kelelahan senang dengan
terlihat lesu 5. Bantu pasien bantuan
dan untuk bagaimana
konjungtiva mengidentifi mengantur
anemis kasi aktivitas aktivitas oleh
Hb 9,4gr% pasien tenaga kesehatan
2. Diagnosa: Tujuan : 1. Kaji TTV 1. TTV dalam
Gangguan Status sirkulasi normal pasien batas normal
perfusi 2. Kaji 2. Pasien paham
jaringan Kriteria Hasil : sirkulasi ke dengan kajian
berhubungan a. Tekanan sistole dan jaringan yang diberikan]
dengan diastole dalam rentang perifer 3. Pasien akan
menurunan yang diharapkan 3. Berikan diet melakukan diet
kadar b. Menunjukkan kosentrasi tinggi Fe tinggi tablet fe
hemoglobin yang baik 4. Informasika 4. Pasien akan
dalam darah c. Tingkat kesadaran baik n pasien mengantur pola
untuk tidur
Do: istirahat
Konjungtiva yang cukup
pasien
nampak
anemis
HB : 9,4gr%
3. Diagnosa : Tujuan: 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifikas
Perubahan Kebutuhan nutrisi terpebuhi nutrisi, i defisiensi,
nutrisi termasuk mengawas
kurang dari Kriteria Hasil : makanan masukan kalori
kebutuhan a. Menunjukkan yang disukai atau kualitas
tubuh peningkatan/mempertaha 2. Observasi kekurangan
berhubungan nkan BB dengan nilai dan catat konsumsi
dengan Lab. Normal masukan makanan
kegagalan b. Tidak mengalami tanda makanan 2. Memudahkan
untuk mal nutrisi pasien intervensi
mencerna c. Menunjukkan perilaku, 3. Timbang 3. Mengawasi
atau ketidak perubahan pola hidup berat badan penurunan BB
mampuan untuk meningkatkan atau setiap hari 4. Menurunkan
mencerna mempertahankan BB Berikan kelemahan,
makanan / yang sesuai meningkatkan
absorpsi makan pemasukan
nutrisi yang nutrisi
diperlukan sedikit
untuk
pembentuka dengan
n sel darah
merah frekuensi

Ds: sering atau


Pasien
mengatakan makan
belum
makan diantara
lemas,
mengeluh waktu
mual
makan.
Do:
Pasien
tampak mual
dan muntah,
lemas, muka
pucat,
konjungtiva
anemis
C. IMPLEMENTASI

NO
NO TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DIAGNOSA
1. 03- Intoleransi 13.00 1. Mengkaji S:
07- aktivitas wib kemampuan  Pasien
2018 berhubungan untuk melakukan memamparkan
dengan tugas kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengobservasi biasa dilakukan
dan jaringan dan mengawasi  TTV
TTV pada pasien TD:90/70 mmhg
3. Mengkaji
kehilangan N:80 x/i
gangguan
keseimbangan S :36,5 oC
gaya jalan,
kelemahann otot P : 20x/i
4. Memposisikan
pasien dengan  Pasien bissa
tepat dan nyaman, berjalan secara
memberikan normal
lingkungan yang
tenang dan O:
menganjurkan Pasien tampak masih
pasien istirahat pusing, lelah dan letih
dengan tenang.
A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Gangguan 1. Melakukan
perfusi jaringan pemeriksaan HB S:
berhubungan 2. Meningkatkan  Pasien mau
dengan cuci tangan yang melakukan
menurunan baik oleh pasien pemeriksaan HB
kadar 3. Memantau suhu  Pasien akan
hemoglobin catat adanya mencuci tangan
dalam darah mengigil dan dengan cara yang
takikardi dengan telah diajarkan
atau tanpa demam  Dengan adanya
4. Memberikan proses inflamasi
tablet Fe untuk infeksi
meningkatkan membutuhkan
kadar hemoglobin evaluasi/pengobata
5. Memberitahu cara n
minum tablet Fe  Pasien mau
yang benar dan menerima tablet Fe
tepat yaitu 1 x 1  Pasien akan
sehari sebelum meminum tablet Fe
tidur dengan air sesuai yang di
putih/jus anjurkan.
jeruk,jambu biji
jangan dengan
susu atau kopi O:
karna dapat HB : 9,4 gr%
mengurangi Pasien anemia sedang
absorbsi tablet Fe
tersebut. A : masalah belum
teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Perubahan 1. Mengkaji riwayat S:


nutrisi kurang nutrisi kesukaan  Mengidentifikasi
dari kebutuhan 2. Mengobservasi defisiensi
tubuh dan catat  Mengawasi
berhubungan masukan penurunan BB
dengan makanan pasien  Makan sedikit
kegagalan 3. Menimbang berat dapat menurunkan
untuk badan pasien kelemahan dan
mencerna atau 4. Memberikan meningkatkan
ketidak makan sedikit tapi pemasukan juga
mampuan sering mencengah
mencerna 5. Mengobservasi distensi gester
makanan / dan catat kejadian  Gejala hiperemisi
absorpsi nutrisi mual dan muntah gravidarum dapat
yang status gejala merujukkan efek
diperlukan lainnya yang anemia
untuk berhubungan
pembentukan dengan anemia O:
sel darah merah Pasien sering mual dan
muntah
Pasien masih lelah dan
letih

A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi lanjutan
2. 04- Intoleransi 13.0 wib 1. Menevaluasi S:
07- aktivitas kemampuan  Pasien selalu
2018 berhubungan untuk melakukan melakukan
dengan tugas kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengevaluasi biasa dilakukan
dan jaringan TTV pada pasien  TTV
3. Mengevaluasi TD:90/70 mmhg
kehilangan
gangguan N:82 x/i
keseimbangan
gaya jalan, S :36,5 oC
kelemahann otot
4. Mengevaluasi P : 22x/i
posisi pasien
dengan tepat dan  Pasien bisa
nyaman, mengatur posisi
memberikan yang nyaman dan
lingkungan yang istirahat yang
tenang dan cukup.
menganjurkan
pasien istirahat O:
dengan tenang. Pasien tampak masih
pusing, lelah dan letih

A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Gangguan 1. Mengevaluasi
perfusi jaringan apakah pasien S:
berhubungan cuci tangan yang  Pasien mematuhi
dengan baik. dan mencuci
menurunan 2. Memantau suhu tangan dengan cara
kadar catat adanya yang telah
hemoglobin mengigil dan diajarkan
dalam darah takikardi dengan  Dengan adanya
atau tanpa demam proses inflamasi
3. Mengevaluasi infeksi
konsumsi tablet membutuhkan
Fe evaluasi/pengobata
n
 Pasien telah
meminum tablet Fe
sebelum tidur
dengan air putih

O:
BAB pasien berwarna
Hitam

A : masalah belum
teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Perubahan S:
nutrisi kurang  Pasien dapat
dari kebutuhan 1. Mengobservasi memberikan
tubuh dan mengevaluasi penjelasan apa aja
berhubungan dan catat yang telah ia
dengan masukan konsumsi seharian
kegagalan makanan pasien  Tidak terjadi
untuk 2. Menimbang berat penurunan BB
mencerna atau badan pasien  Pasien telah
ketidak 3. Mengevaluasi menerapkan pola
mampuan cara pemberian makan tersebut
mencerna makanan dengan  Gejala hiperemisi
makanan / cara sedikit tapi gravidarum dapat
absorpsi nutrisi sering merujukkan efek
yang 4. Mengobservasi anemia
diperlukan dan catat kejadian
untuk mual dan muntah O:
pembentukan status gejala Pasien sering mual dan
sel darah merah lainnya yang muntah
berhubungan Pasien masih lelah dan
dengan anemia letih

A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi lanjutan
3. 05- Intoleransi 15.00wib 1. Menevaluasi S:
07- aktivitas kemampuan  Pasien selalu
2018 berhubungan untuk melakukan melakukan
dengan tugas. kegiatan yang
hipoksia sel 2. Mengevaluasi biasa dilakukan
dan jaringan TTV pada pasien  TTV
3. Mengevaluasi TD:100/70
kehilangan
gangguan mmhg
keseimbangan
gaya jalan, N:83 x/i
kelemahann otot
4. Mengevaluasi S :36,5 oC
posisi pasien
dengan tepat dan P : 21x/i
nyaman,
memberikan  Pasien bisa
lingkungan yang mengatur posisi
tenang dan yang nyaman dan
menganjurkan istirahat yang
pasien istirahat cukup.
dengan tenang.
O:
Pasien sudah kelihatan
baik

A:
Masalah teratasi

P:
Lanjutkan dipertahankan
Gangguan 1. Mengevaluasi
perfusi jaringan apakah pasien S:
berhubungan cuci tangan yang  Pasien mematuhi
dengan baik. dan mencuci
menurunan 2. Memantau suhu tangan dengan cara
kadar catat adanya yang telah
hemoglobin mengigil dan diajarkan
dalam darah takikardi dengan  Dengan adanya
atau tanpa demam proses inflamasi
3. Mengevaluasi infeksi
konsumsi tablet membutuhkan
Fe evaluasi/pengobata
4. Menjelaskan n
salah satu efek  Pasien telah
samping Fe yaitu meminum tablet Fe
warna BAB sebelum tidur
warna hitam dengan air putih
karna pengaruh  Pasien mengerti
dari obat tsb. dan paham

O:
Pasien sudah kelihatan
baik

A : masalah sudah
teratasi

P : intervensi
dipertahankan

Perubahan S:
nutrisi kurang  Pasien dapat
dari kebutuhan 1. Mengobservasi memberikan
tubuh dan mengevaluasi penjelasan apa aja
berhubungan dan catat yang telah ia
dengan masukan konsumsi seharian
kegagalan makanan pasien  Tidak terjadi
untuk 2. Menimbang berat penurunan BB
mencerna atau badan pasien  Pasien telah
ketidak 3. Mengevaluasi menerapkan pola
mampuan cara pemberian makan tersebut
mencerna makanan dengan  Gejala hiperemisi
makanan / cara sedikit tapi gravidarum dapat
absorpsi nutrisi sering merujukkan efek
yang 4. Mengobservasi anemia
diperlukan dan catat kejadian
untuk mual dan muntah O:
pembentukan status gejala Pasien sudah merasa
sel darah merah lainnya yang lelah, letih dan mual
berhubungan muntah sudah
dengan anemia berkurang
A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi
dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai