Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah kami boleh menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
Makalah dengan judul ” Teori Dorothea Orem” dibuat guna meningkatkan pengetahuan Model
Teori Keperawatan. Kami menyadari makalah ini tidak sempurna, oleh sebab itu kami memohon
maaf dan siap menerima kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini .
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini, semoga bermanfaat.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
3.2 Saran................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan
yang efisien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis,
dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada
setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses
keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan
kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi
klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan
yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps
of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi
kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person’s unit (keluarga, kelompok dan
komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang
meliputi :
2
Berdasarkan latar belakang adapun rumusan masalah yaitu “ Bagaimanakah Teori Konsep
Keperawatan Berdasarkan Teori Florence Nightingale dan Model Dorothea Orem?”.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep Florence Nightingale dan Dorothea
Orem dalam memahami konsep teori keperawatan dan teori self care sehingga bisa lebih
mengerti terhadap pasian dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup seseorang daripada mengkaji fisik atau tubuhnya.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan
semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil
kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan
meliputi:
1) Kebersihan,
2) Minuman,
3) Nutrisi,
4) Kelembaban,
5) Jalan udara,
6) Saluran air.
Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai
melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses
perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan
untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu, Nightingale sangat menekankan
bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga
komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan
keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik,
sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk
memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk
membantu wanita menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan
komunitas yang pada dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit.
5
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
a. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan
prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang
harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh
karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
c. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya,
jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien
secara efisien.
d. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan
kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).
6
Menurut Orem (2001), perawatan merupakan fokus khusus pada manusia yang
membedakan keperawatan dari pelayanan masyarakat lainnya. Dari sudut pandang ini, peran
keperawatan dalam masyarakat untuk memampukan individu dalam mengembangkan dan
melatih kemampuan perawatan diri mereka agar mereka dapat memenuhi kebutuhan
perawatan yang berkualitas dan memadahi pada diri mereka sendiri. Menurut teori ini,
individu yang mempunyai kebutuhan perawatan diri melebihi kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut disebut defisit perawatan diri dan mengindikasikan bahwa orang tersebut
membutuhkan keperawatan.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdaarkan tindakan atas keampuan. Self Care
didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman
dalam tindakan. Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang
terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan dalam
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality.
7
2.5 Tingkat Kebutuhan Selfcare
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera. Klien
membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang
seimbang.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien
sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara
lain menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan,
kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan
pada mata berakibat mata kabur.
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit
akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan
dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik (perubahan
pada indera perasa), kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat)
dan hemiparesis (kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami
penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan
pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan
Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran
perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat
dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.
8
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.Tujuan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
2) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri.
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga Aspek social : hubungan keluarga
dengan masyarakat disekitarnya.
b. Aspek procedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
Aspek tekhnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori model konsep Florence nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit,
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Model dan
konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktek keperawatan, sehingga
dikembangkan secara luas dengan tindakan yang hanya memberikan kebersihan
lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan
pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merwat orang
yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam
proses penyembuhan penyakit. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, social pasien sembuh.
10
Dengan mempelajari Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai
makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri
pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan
diberikan. Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980). Ada tiga macam teory self
care .serta Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga
diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.
3.2 Saran
Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya terutama dalam praktik keperawatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kapukonline.com/2012/02/konsepkeperawatandorotheaeorem.html
BIK_Vol_2_No_2_9_Abi_Muhlisin.pdf
12