OLEH : KELOMPOK 3
ASTRI WAHYUNI
NURHIDAYU
YESSI HAMIDAH
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas terbentuknya makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas yang diberikan kepada kami dengan judul teori yaitu KONSEP ADVERSE
EVENTS. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa
dalam Keperawatan.
Materi dalam makalah ini disampaikan dengan tersusun dan ilustrasi yang
jelas, dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh kita semua. Dalam materi yang disampaikan dimakalah ini,
Events.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua. Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengenali dan berespon terhadap Adverse events....................................
2.2 Penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien................
2.3 Peran kerja tim untuk keselamatan pasien
2.4 Peran pasien dan keluarga sebagai parner di pelayanan kesehatan untuk
mencegah terjadinya adverse events..........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada
kebijakan & prosedur yang berlaku.
7
3. Sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera disebut. Kejadian Tidak
Cedera, selanjutnya disingkat KTC
8
2.2 PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN
9
kesehatan (Mitchell,2008).
Womack, D. 2004, menjelaskan bahwa Institut of medicine di Amerika
menetapkan keselamatan pasien sebagai prioritas utama dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, telah ditetapkan kebijakan
nasional melalui tiga upaya antara lain :
a. Computerized Provider Order Entry ( CPOE ) : memasukan instruksi pemberian
obat pada pasien menggunakan komputer yang dilengkapi dengan software yang
dapat mendeteksi kesalahan.
b. Evidence base hospital refferal : pengiriman pasien yang memerlukan perawatan
kompleks ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.
c. ICU physician staffing ; menempatkan dokter yang mempunyai keahlian atau
sertifikat critical care di unit intensive care.
Berbagai upaya telah diusahakan untuk meningkatkan patient safety antara lain
adalah dengan:
(1) pengembangan sistem untuk identifikasi dan pelaporan risiko error atau
adverse event,
(2) penggunaan teknologi informasi,
(3) upaya perubahan kultur organisasi.
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi berikut dengan dokumentasi
Kerja Tim untuk keselamatan pasien sangatlah penting karena masing-masing
tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan
pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan yang
sama yaitu sebuah keselamatan untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini
dapat meningkatkan performa di berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem
pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memiliki kualifikasi
baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat mengurangi faktor kesalahan
manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan.
10
terulang
4. Dapat Meminimalisir Kesalahan
5. Pasien akan Dapat Berdiskusi dan Berkomunikasi dengan Baik untuk
dapat Menyampaikan Keinginannya
Peran serta keluarga sejak awal perawatan di rumah sakit akan meningkatkan
kemampuan keluarga merawat pasien di rumah sehingga memungkinkan pasien tidak
kambuh atau dapat dicegah. Fungsi keluarga merupakan salah satu faktor penting
dalam mendukung peningkatan kualitas hidup pasien penyakit kronis. Memiliki
kualitas hidup yang baik akan mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang dapat
memperburuk keadaan.
Keluarga adalah bagian dari tim pengobatan dan perawatan. Terutama di
Indonesia dengan kultur sosialnya tinggi serta keterbatasan jumlah perawat di rumah
sakit sehingga tugas merawat orang sakit yang dirawat di rumah sakit umumnya
dilakukan oleh keluarga yang menjaga. Para anggota keluarga menunggui secara
bergantian, bahkan sering menjaga bersama-sama. Sementara perawat di rumah sakit
yang seharusnya merawat orang sakit juga harus melakukan tugas dan
kewajibannya yang lain di bangsal perawatan. Jadi peran keluarga sangat penting
untuk memantau kebutuhan pasien dari laporan perawat atau jika perlu melakukan
komunikasi langsung.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/KKPRS (2008) mendefinisikan
bahwa keselamatan,(safety) adalah bebas dari harm/cedera yang tidak seharusnya
terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi
(penyakit,cedera/fisik/sosial/psikologis,cacat,kematian dan lain lain, terkait yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Keselamatan pasien di rumah sakit melibatkan partisipasi dari semua orang
yaitu petugas medis, pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga sering secara aktif
terlibat dalam keselamatan pasien bahkan dalam menghadapi penyakit.
Adapun peran keluarga sebagai partner pasien untuk mencegah terjadinya
11
bahaya.
1. Keluarga berperan secara aktif dalam menjaga keselamatan pasien di pelayanan
kesehatan yaitu memberikan informasi pasien yang benar, jelas, lengkap dan
jujur, mengetahui dan melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab pasien
maupun keluarga, keluarga dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk hal
yang tidak dimengerti, keluarga memahami dan menerima konsekuensi
pelayanan, keluarga harus dapat memperlihatkan sikap menghormati dan
tenggang rasa dalam proses bersama tim medis untuk mengelola pasien, serta
keluarga memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
2. Penerapan enam sasaran keselamatan pasien dan peran keluarga dalam menjaga
keselamatan pasien
a. Ketepatan identifikasi pasien
Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, gelisah, mengalami gangguan
penglihatan, pendengaran, gangguan proses berpikir dan lain sebagainya yang
tidak mampu melakukan identifikasi diri dengan benar maka peran keluarga
adalah memberikan data diri pasien sesuai dokumen data diri pasien, pasien dan
keluarga harus memahami fungsi gelang dan patuh menggunakan gelang
identitas tersebut selama rawat inap karna gelang tersebut dipakai oleh tim
kesehatan untuk memastikan kebenaran identitas dan factor resiko pasien saat
memberikan pelayanan, pasien dan keluarga kooeratif saat dilakukan verifikasi
identitas oleh petugas saat akan melakukan tindakan, memberikan obat,
mengambl prepart untuk pemeriksaan laboratorium dan sebagainya.
b. Peran keluarga dalam menjembatani komunikasi yang efektif antar pasien dan
tenaga medis yaitu
- menunjuk atau menetapkan anggota keluarga yang diberi kewenangan untuk
berkomunikasi dengan tenaga medis. Ini bertujuan untuk memastikan
komunikasi berlaksung efektif dan berkesinambungan, tidak mengalami
rantai komunikasi yang panjang dan kompleks yang berisiko menyebabkan
perubahan makna isi informasi.
- Memberikan informasi dan data terkait kondisi pasien kepada tenaga medis
dengan benar dan jelas
- Memberikan informasi kepada petugas medis bila ada kejadian tidak
diharapkan (KTD)
- Keluarga dapat meminta informasi yang diperlukan kepada tenaga medis
12
pergunakan sebelum datang ke rumah sakit
13
f. Keluarga berperan dalam mengurangi tingkat resiko pasien jatuh.
Setiap pasien memilki kemampuan dan keterbatasannya selama berada di
fasilitas kesehatan. Sehingga pasien sangatlah membutuhkan keluarga sebagai
pendamping. Sehingga rumah sakit mengambil tindakan untuk mengurangi
resiko pasien jatuh dengan melakukan pengkajian faktor-faktor yang dapat
menyebabkan jatuh seperti, penggunaan obat, gaya jalan dan keseimbangan,
alat bantu berjalan atau saat istirahat berbaring di tempat tidur.
Sehingga adapun peran keluarrga yaitu
- Memastikan penanda pasien beresiko jatuh berupa gelang kuning selalu
dipakai oleh pasien
- Pasien dan keluarga tidak boleh memindahkan atau melepas kartu kuning
yang dipasang petugas di dekat tempat tifur pasien atau di depan kamar
pasien karena kartu tersebut merupakan penanda untuk mewaspadai pasien
beresiko jatuh.
- Pasien dan keluarga harus memastikan diri untuk memahami informasi yang
diberikan oleh tenaga medis agar dapat mendukung pencegahan pasien jatuh.
Informasi yang perlu diketahui oleh pasien maupun keluarga adalah faktor
resiko jatuh yang teridentifikasi seperti obat yang digunakan, kesadaran
pasien, keseimbangan saat berjalan, tindakan pencegahan jatuh yang perlu
dilakukan, cara untuk meminta bantuan, cara menggunaka bel atau sarana
komunikasi di ruangan, cara mengatur pengamanan tempat tidur pasien,
penggunaan tali pengaman dan lain sebagainya.
Hal-hal di atas merupakan peran keluarga sebagai partner pasien untuk
mencegah kejadian tidak diharapkan dapat terjadi kepada pasien. Sangatlah
penting setiap keluarga memahami dengan baik peranannya dalam menjaga
keselamatan pasien
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan kesehatan yang
diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada tujuh standar pelayanan
pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik pasien dan keluarga,
keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode- metode
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf
tentang keselamatan pasien, dan komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien. Selain mengacu pada tujuh standar pelayanan tersebut,
keselamatan pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang
diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun
2009.
15
pasien harus dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga pelaksanaan program
tetap konsisten dan berkesinambungan.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan
benar sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin
keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan. Kesimpulan dan
Rekomendasi.
Penggunaan tekhnologi informasi telah terbukti memberi banyak manfaat
dalam meningkatkan keselamatan dan kualitas pelayanan keperawatan. Sistem Bar-
code dalam pemberian obat dan peralatan monitoring, merupakan bentuk- bentuk
pemanfaatan teknologi yang telah banyak digunakan.
Meskipun tekhnologi telah terbukti banyak memberi manfaat, namun dampak negatif
yang ditimbulkannya tidak boleh diabaikan. Teknologi tidak akan pernah bisa
menggantikan kemampuan manusia dalam hal touch, caring dan empati pada pasien.
Perawat sebagai salah satu pengguna tekhnologi dalam memberikan pelayanan
keperawatan, hendaknya dapat menggunakan teknologi tersebut dengan tepat tanpa
mengabaikan kedekatan, sentuhan dan rasa empati pada pasien. Pergunakanlah
teknhologi untuk menunjang pelayanan keperawatan dan bukan sebagai pengganti
perawat itu sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-pasien-
rumah-sakit/
ansharbonassilfa.wordpress.com/2010/08/20/patient-safety-di-rumah-sakit/
https://www.google.com/search?q=materi+tentang+patient+safety&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
a#q=risiko+atau+resiko&rls=org.mozilla:en-US:official
Departemen Kesehatan R.I. (2006). PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT (Patient Safety).
Hasan, A. B. P. (2006). Psikologi Perkembangan Islam. jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT DENGAN. (2011).
17