Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMPONEN INTI KESELAMATAN PASIEN

( DASAR – DASAR KESELAMATAN PASIEN, MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN,


FAKTOR MANUSIA )

Dosen Pembimbing :

Siti Muthoharoh S,KM.,M.Kes

Oleh

1. Adiningsih Kurnia Wardani Mattarang (0118003)


2. Fanny Okte Novita Sari (0118015)
3. Kiki Aprilia Mardiani (0118021)
4. Putri Diah Ningtyas (0118032)
5. Shike Yolandyta Amelga Putri (0118038)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

STIKES DIAN HUSADA

KOTA MOJOKERTO

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
Dimana makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah filsafat dengan makalah yang
berjudul “KOMPONEN INTI KESELAMATAN PASIEN ( DASAR – DASAR
KESELAMATAN PASIEN, MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN, FAKTOR MANUSIA )

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman – teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran pembaca yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman.

Mojokerto, 8 September 2020

(Penulis)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINSI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat termasuk
ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan demikian
juga dengan obat baru. Keadaan tersebut berdampak terhadap pelayanan kesehatan,
dimana dimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah sederhana, sering kurang efektif
namun lebih aman. Pada saat ini pelayanan kesehatan sangatlah kompleks, lebih efektif
namun apabila pemberi pelayanan kurang hati-hati dapat berpotensi terjadinya kejadian
tidak diharapkan atau adverse event.
Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of
Trustees mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety)
merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur untuk medication safety  sebagai target utamanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Dasar dasar keselamatan dalam Komponen inti keselamatan Pasien?
2. Apa saja mutu dan keselamatan dalam Komponen inti keselamatan Pasien?
3. Faktor manusia dalam Komponen inti keselamatan Pasien?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa saja Dasar dasar keselamatan dalam Komponen inti
keselamatan Pasien.
2. Untuk mengetahui Apa saja mutu dan keselamatan dalam Komponen inti
keselamatan Pasien.
3. Untuk mengetahui Faktor manusia dalam Komponen inti keselamatan Pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan pasien koma, pelaporan dan
analisis accident, kemampuan belajar dari accident  dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko (Dep Kes RI, 2006).
Di lingkungan bangsal rumah sakit, keselamatan dijaga dengan
memperhatikan tiga hal. Pertama, dengan identifikasi pasien secara normal dan
pengenaan pita identifikasi yang tidak bisa dilepas. Informasi personal yang rinci
dan tercatat pada pita tersebut harus konsisten dengan semua dokumen. Kedua
kompilasi yang cermat pada semua kartu dan dokumen saat pasien masuk rumah
sakit, dalam masa perawatan, dan ketika pulang menjamin bahwa semua rencana
serta informasi adalah mutakhir dan keselamatan pasien tidak akan dirugikan
dengan hilangnya atau dobelnya informasi tersebut. Ketiga, pengalihan informasi
yang dilakukan dengan hati-hati antara pasien dan semua anggota tim medic serta
tim multi disiplin merupakan unsur yang esensial. Hal ini memungkinkan pasien
untuk memahami rencana asuhan keperawatannya dan juga memudahkan
berlangsungnya tindakan medis seaman mungkin.
B. Pentingnya Keselamatan Pasien
Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat
termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak
diketemukan demikian juga dengan obat baru. Keadaan tersebut berdampak
terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah
sederhana, sering kurang efektif namun lebih aman. Pada saat ini pelayanan
kesehatan sangatlah kompleks, lebih efektif namun apabila pemberi pelayanan
kurang hati-hati dapat berpotensi terjadinya kejadian tidak diharapkan atau
adverse event.
Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of
Trustees mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient
safety) merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga menetapkan capaian-
capaian peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target
utamanya
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi risiko, yaitu:
a. Kesalahan Medis (Medical Error)
Suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan)
atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu,
kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien.
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse Event
Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak
bertindak (ommision), dan bukan karena “underlying disease” atau
kondisi pasien (KKP-RS).
c. Nyaris Cedera (NC)/ Near Miss
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang
dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena :
1. Keberuntungan,  misalnya: pasien menerima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat.
2. Pencegahan, suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan,
tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat
diberikan.
3. Peringanan, suatu obat dengan over dosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya.(KKP-RS)
          Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse event
yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan,
tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita semua.
          Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha
mengurangi medical error  sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka
dikembangkan system Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.
C. Perspektif Keperawatan pada Keselamatan Pasien
 Perspektif Keperawatan Pada Patient Safety
Patient safety pada keperawatan merupakan upaya pencegahan
injuri pada pasien yang disebabkan langsung oleh pemberi pelayanan
kesehatan itu sendiri. Lebih dari 10 tahun terakhir, patient safety menjadi
prioritas utama dalam sistem pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan
termasuk perawat memiliki tanggung jawab terhadap pengobatan dan
perawatan pasien selama berada di rumah sakit termasuk patient safety.
Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga
yang terdiri dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedis non
perawatan dan tenaga non medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan
yang bekerja di rumah sakit, tenaga perawatan merupakan tenaga
terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama
dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai
peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Namun demikian, harus diakui bahwa peran
perawat dalam memberikan pelayanan yang bermutu masih membutuhkan
perhatian dari pihak manajemen. Salah satu indikator tentang pelayanan
kesehatan ini dilihat dari angka kematian pasien baik yang meninggal
kurang dari 48 jam maupun lebih dari 48 jam.
 Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
UU Tentang Kesehatan dan UU Tentang Rumah Sakit
1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
a. Pasal 53 (3) UU No.36/2000
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
b. Pasal 32n UU No.44/2009
“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
c. Pasal 58 UU No.36/2009
1)      “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”
2)       “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a. Pasal 29b UU No.44/2009
”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit.”
b. Pasal 46 UU No.44/200
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009
“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.”

3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit


Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau
keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian
pasien setelah adanya penjelasan medis yang kompresehensif. “

4. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana”
5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa,
dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang
tidak diharapkan.
3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

D. Sistem Perawatan Pasien pada Keselamatan Pasien
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY
Pelaksanaan “Patient safety” meliputi :
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for
Patient  Safety, 2 May 2007), yaitu
 Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medication names
 Pastikan identifikasi pasien
 Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
 Kendalikan cairan elektrolit pekat
 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
 Hindari salah kateter dan salah sambung slang
 Gunakan alat injeksi sekali pakai
 Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety
Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of
Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002),yaitu
 Hak pasien
Standarnya adalah Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
Kriterianya adalah sebagai berikut
a.    Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b.    Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan
c.    Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
yang jelas dan benar   kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD
 Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya
tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriterianya adalah: Keselamatan dalam pemberian pelayanan
dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam
proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan mekanisme
mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan
pasien & keluarga dapat:
a. Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

E. Mutu daan Keselamatan


F. Faktor Manusia
https://bkulpenprofil.blogspot.com/2014/11/konsep-dasar-keselamatan-pasien.html

Anda mungkin juga menyukai