Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Fasilitator

Ninik Murtiyani,S.KM.,S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh

Ade Fatika Pratama (0118002)


Ellsa Aviana (0118014)
Ivo Pramaysella (0118020)
Miftakhul Jannah (0118024)
Nuraida Dwi Cipta (0118029)
Werdini Sapitri (0118043)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai fotocopy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi atau daftar pustaka, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Kamis, 16 Maret 2021

Tanda Tangan
Nama NIM
Mahasiswa
Ade Fatika Pratama 0118002
Ellsa Aviana 0118014
Ivo Pramaysella 0118020
Miftakhul Jannah 0118024
Nuraida Dwi Cipta 0118029
Werdini Sapitri 0118043

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Masalah yang Lazim di Indonesia (Askep Keluarga Salah Satu
Anggota Keluarga dengan Hipertensi)” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata
kuliah Keperawatan Keluarga 1. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca
mampu memahami dengan baik tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah yang
Lazim di Indonesia (Askep Keluarga Salah Satu Anggota Keluarga dengan Hipertensi).
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan dari
ibu Ninik Murtiyani,S.KM.,S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku fasilitator dalam materi yang dibahas
pada makalah ini. Dan tidak lupa anggota kelompok yang ikut serta dalam penyelesaian makalah
ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan pengetahuan
serta perkembangan wawasan yang cukup bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga
berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.

Mojokerto, 16 Maret 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan..........................................................................................................................2
Kata Pengantar.................................................................................................................................3
Daftar Isi..........................................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi.................................................................................................................................7
2. Anatomi ..............................................................................................................................8
3. Patofisiologi.........................................................................................................................9
4. Etiologi ................................................................................................................................9
5. Manifestasi Klinis..............................................................................................................10
6. Penatalaksanaan.................................................................................................................11
7. Komplikasi.........................................................................................................................13
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian..........................................................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................19
3. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................20
4. Implementasi Keperawatan....................................................................................................
5. Evaluasi Keperawatan............................................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup
seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang
lebih besar jika tidak di tanggulangi sejak dini. Rata rata prevelansi hipertensi di indonesia
sekitar 8,3 % , sedangkan  prevelansi penduduk di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu
sekitar 14,2 % dan 15% mayoritas hipertensi (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di
ketahui penyebabnya ), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder (akibat suatu penyakit).
Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan secara farmakologis maupun
nonfarmakologis, prevelansi hipertensi tidak menunjukan adanya penurunan secara
bermakna terutama untuk hipertensi esensial ( Riyaadina et al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent killer ( pembunuh
diam-diam ), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun tahun tanpa
menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan dapat
membawa kematian. 70%  penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa apa sehingga
tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke
dokter, namun terjadi setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et al ,
2008 )
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi ?
2. Bagaimana anatomi dari hipertensi ?
3. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
4. Apa etiologi hipertensi ?
5. Apa manifestasi klinis hipertensi ?
6. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ?
7. Apa saja komplikasi pada hipertensi ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota hipertensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi.
2. Untuk mengetahui anatomi hipertensi
3. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
4. Untuk mengetahui etiologi hipertensi.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertensi.

5
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi.
7. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota
hipertensi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular. Apabila
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal
jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal
keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
Secara klinis derajat hipertensi menurut Rahardjo ( 2000 ) dapat dikelompokkan sesuai
dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure“ (JNC VI) sebagai berikut :

No. Kategori Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120-129 80-84


3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140-159 90-99


Grade 2 (sedang) 160-170 100-109

Grade 3 (berat) 180-209 100-119


Grade 4 (sangat berat) >210 >120

7
2. Anatomi

Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang mendorong sejumlah
volume darah dengan tekanan yang tinggi agar darah sampai keseluruh organ tubuh melalui
pembuluh darah. Tekanan darah merupakan salah satu parameter, hemodinamik yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Hemodinamik adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah, aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau  pertukaran O2 di
jaringan tubuh. Tingginya tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompakan ke
jantung (curah) dan diameter darah (resitensi perifer). Mekanisme bagian mana hipertensi
menimbulkan kelumpuhan atau kematian  berkaitan langsung dengan pengaruhnya pada
jantung dan pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah sistolik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah
dari ventrikel kiri akibatnya bahan jantung terlampau dan terjadi dilatasi dan  payah jantung.
Jantung semakin terancam oleh semakin pecahnya oleroklerosis koroner, sehingga suplai
oksigen miokardium berkurang dan kebutuhan miokardium akan oksigen meningkat akibat
hipertropi ventrikel dan beban kerja  jantung meningkat sehingga menyebabkan anging atau
infrak miokardium. Bilik kiri atau ventrikel kiri jantung merupakan pelabuhan terakhir bagi
darah yang kaya oksigen, sebelum meninggalkan jantung. Ventrikel kiri jantung akan
memompa darah ke seluruh tubuh untuk mengalirkan oksigen, dengan sebelumnya melewati
katup jantung yang dinamakan aorta. Ketika beban ventrikel kiri bertambah, misalnya akibat
hipertensi atau penyempitan katup aorta, otot ventrikel kiri jantung akan bekerja lebih keras.
Kondisi ini mengakibatkan otot bilik kiri jantung menebal dan ukuran bilik jantung akan
membesar. Hipertrofi ventrikel kiri atau left ventricular hypertrophy (LVH) juga akan
menyebabkan jaringan otot jantung menjadi tidak elastis. Hal ini menyebabkan penurunan
fungsi jantung dalam memompa darah, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu.
8
3. Patofisiologi

4. Etiologi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai
dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi Esensial (hipertensi primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer terdapat pada lebih
dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-

9
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
- Faktor keturunan : Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
- Ciri perseorangan : Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkaat), jenis kelamin (laki-laki
lebih tinggi dari perempuan).
- Kebiasaan : Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alchol, minum
obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
b. Hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau
berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
faktor penyebab.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada:
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigensi, memingkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
5. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan,tapi beberapa
mengeluh sakit kepala, pusing, lemah, sesak nafas, kelelahan,kesadaran menurun, gelisah,
mual, muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan mental.
a. Riwayat penyakit
- Riwayat hipertensi
- Riwayat penyakit jantung
- Riwayat penyakit serabrovaskuler

10
- Riwayat penyakit ginjal
- Riwayat penyakit diabetes
- Riwayat kehamilan
- Riwayat minum dan obat-obatan
b. Pemeriksaan fisik
- Berat badan dan tinggi badan
- Mata : Retina dan pupil
- Leher : JUP dan bising
- Paru : Pernafasan (irama, freluensi, jenis suara nafas)Suara nafas tambahan ; ronchi
- Jantung :
o Tekanan darah diukur minimal 2x dengan tenggang waktu 2 menit dalam posisi
berbaring atau duduk dan berdiri sekurangnya setelah 2menit
o Pengukuran sebaikanya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jikanilainya berbeda
maka nilai tertinggi yang diambil
o Denyut nadi
o Suara jantung
o Bising jantung
- Abdomen : Bising dan periltastik
- Aekstremitas : Refleks dan oedema
c. Pemeriksaan penunjang
a) EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya
penyakit jantung koroner atau aritmia
b) Laboratorium
- Fungsi ginjal : urine lengkap (urinalisis) ureum, (reatinin, BUN dan asamurat serta
darah lengkap lainnya)
- Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar
6. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas dengan
minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah bisa dipertahankan sistol
150 mmHg dan diastol 90 mmHg.
a. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup
Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan merupakan langkah
awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol/hari, berarti

11
tidak menambahkan garam pada waktu makan. Akan sulit dilaksanakan karena akan
mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien
secara drastis.
Pada beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh dapat
mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas fisik yang
teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti merokok, minum
alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, alkohol
diketahui dapat meningkatkan tekanan darah sehingga menghindari alkohol berarti
menghindari kemungkinan mendapat hipertensi.
Relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf
autonom dengan kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan darah.
b. Penatalaksanaan farmakologi atau pengobatan hipertensi
Keputusan untuk mulai memberikan obat anti hipertensi berdasarkan beberapa faktor
seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan
terdapatnya manifetasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain. Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan
darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai
139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat obatan. (Smeltzer,2001).
Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :
c) Diuretik
Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan pengeluaran
natrium (garam)melalui air seni tersebut. Obatgolongan diuretik yang biasanya lazim
diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakit “gout” dan kadar gula pada
DM sedikit meningkat.
d) Beta bloker
Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap jantung dan
pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah, , tangan dan kaki
terasa dingin. Yang termasuk obat beta bloker yaitu asebutolol, alprenolol,
proponalol, timolol, pindolol dll.
e) Antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara mengurangi jumlah kalsium yang masuk ke
sel otot dinding pembulu darahdan jantung serta mengurangi ketegangan otot.
Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah turun. Efek samping

12
adlah sakit kepla, muka merah dan pembengkaan pergelangan kaki, golongan obat
ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin.
f) Penghambat enzim konvensi angiotensin (angiotensin converting enzyme inhibitor
atau ACE inhibitor).
ACE inhibitor menghambat subtansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas
menyempitkan arteri kecil. Efek sampingnya terjadi penurunan tekanan darah yang
drastis, gangguan pengecapan dan batuk yang menggeitik. Contoh obatnya losartan,
valsartan, captopril dan irbesartan
g) Vasodilator
Bekerja melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari vasodilator sedikit
meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan pembengkakan pergelangan kaki.
Yang termasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil,
diazosid, dan sodium nitroprusid.
h) Golongan penghambat simpatetik
Penghambat aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak sperti pada
pemberian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer seperi reserpin dan
guenetidine.
7. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari hipertensi yang mungkin muncul
× Efek pada jantung kongenstif, stroke dan angina pekoris
× Gagal jantung
× Kerusakan pembuluh darah otak berupa pecahnya pembuluh darah stroke dan kerusakan
dinding pembuluh darah
× Gagal ginjal
× Kerusakan pada mata yang menyebabkan gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga

13
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat mulai lahir hingga saat ini,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian- kejadian
atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian, kematian,
kehilangan). Didapatkan salah satu anggota keluarga memiliki penyakit hipertensi.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri. Biasanya salah satu anggota keluarga menderita
penyakit hipertensi.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah
meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar
tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar
matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi
bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis
septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang
digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ).
c. Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi
teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan
rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan (bahaya-bahaya yang
mengancam) dan pembuangan sampah.

14
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan tentang :
a) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas
( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri,
agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan,
lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi )
b) Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial
rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
c) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum
lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
d) Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
e) Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
mengakses fasilitas yang ada.
f) Insiden kejahatan di sekitar lingkungan
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interaksi
dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok
masyarakatnya.
4) Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan
konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah informal (jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga
dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan) dan formal (hubungan keluarga dengan pihak
yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain
yang terkait, ada tidaknya fasilitas pendukung pada masyarakat terutama yang
berhubungan dengan kesehatan).
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.

15
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut
oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga
yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
Pada kasus ini, biasanya ditemukan adanya ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi,
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi,
ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi penyakit hipertensi, ketidakmampuan keluarga
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan
hipertensi.
d. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan
keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
i) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.

16
j) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi fungsional yang digunakan bila menghadapi permasalah
7) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

17
Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. DS : Manajemen Kesehatan
k) Mengungkapkan tidak Keluarga Tidak Efektif
memahami masalah kesehatan
yang diderita
l) Mengungkapkan kesulitan
menjalankan perawatan yang
ditetapkan
DO :
m) Gejala penyakit anggota
semakin memberat
n) Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan
tidak tepat
o) Gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor risiko
2. DS : Ketidakmampuan Koping
p) Merasa diabaikan Keluarga
q) Terlalu khawatir dengan
anggota keluarga
r)Merasa tertekan
DO :
s)Tidak memenuhi kebutuhan
anggota keluarga
t) Tidak toleran
u) Mengabaikan anggota keluarga
v) Mengabaikan
perawatan/pengobatan anggota
keluarga
w) Perilaku bermusuhan
x) Perilaku sehat terganggu
y) Ketergantungan anggota
keluarga meningkat
3. DS : Penurunan Koping

18
z) Klien mengeluh/khawatir Keluarga
tentang respon orang terdekat
pada masalah kesehatan
aa) Orang terdekat menyatakan
kurang terpapar informasi tentang
upaya mengatasi masalah klien
DO :
bb) Orang terdekat menarik diri
dari klien
cc) Terbatasnya komunikasi orang
terdekat dengan klien
dd) Bantuan yang dilakukan orang
terdekat menunjukkan hasil yang
tidak memuaskan
ee) Orang terdekat berperilaku
protektif yang tidak sesuai dengan
kemampuan/kem andirian klien

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.1105)
b. Ketidakmampuan Koping Keluarga (D.0090)
c. Penurunan Koping Keluarga (D.0097)
Yang menjadi penyebab dari masalah keperawatan yang muncul pada askep keluarga
ini adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota
keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
3. Intervensi Keperawatan
19
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Manajemen Kesehatan Setelah dilakukan intervensi Dukungan pengambilan
Keluarga Tidak keperawatan manajemen keputusan
Efektif (D.1105) kesehatan keluarga Observasi:
meningkat dengan kriteria - Identifikasi
hasil: presepsi mengenal
- Kemampuan masalah dan
menjelaskan informasi yang
masalah kesehatan memicu konflik
yang di alami Terapeutik:
meningkat - Diskusi kelebihan
- Aktivitas keluarga dan kekurangan
mengatasi masalah dari setiap solusi
kesehatan tepat - Motivasi
meningkat mengungkapkan
- Tindakan untuk tujuan
mengurangi faktor keperawatan yang
risiko meningkat diharapkan
- Verbalisasi - Fasilitas
kesulitan hubungan antara
menjalankan pasien, keluarga,
perawatan yang dan tenaga
ditetapkan kesehatan laiinya
menurun Edukasi:
- Gejala penyakit - Informasi
anggota keluarga alternatif solusi
(L.12105) secara jelas
- Berikan informasi
yang diminta
pasien
Kolaborasi:
- Kolaborasi
dengan tenaga
kesehatan lain
dalam
menfasilitasi
20
pengambilan
keputusan.
(1.09265)
2 Ketidakmampuan Setelah dilakukan intervensi Dukungan koping keluarga
Koping Keluarga keperawatan status koping Observasi:
(D.0090) keluarga membaik dengan - Identifikasi
kriteria hasil : respons emosional
- Kepuasan terhadap kondisi
terhadap perilaku saat ini
bantuan anggota - Identifikasi beban
keluarga prognosis secara
meningkat psikologis
- Kemampuan Terapeutik:
memenuhi - Dengarkan
kebutuhan anggota masalah,
keluarga menurun perasaan, dan
- Komitmen pada pernyataan
perawatan/pengob keluarga
atan menurun - Fasilitas
- Komunikasi antara pengungkapan
keluarga perasaan antara
meningkat pasien dan
- Perilaku sehat keluarga atau
membaik antar keluarga
(L.09088) - Hargai dan
dukung
mekanisme
koping adiptif
yang digunakan
Edukasi:
- Informasi
kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan
fasilitas
perawatan
21
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi:
- Rujuk unruk
terapi keluarga,
jika perlu
(1.09260)
3 Penurunan Koping Setelah dilakukan intervensi Dukungan koping keluarga
Keluarga (D.0097) keperawatan status koping Observasi:
keluarga membaik dengan - Identifikasi
kriteria hasil : respons emosional
- Kepuasan terhadap kondisi
terhadap perilaku saat ini
bantuan anggota - Identifikasi beban
keluarga prognosis secara
meningkat psikologis
- Kemampuan Terapeutik:
memenuhi - Dengarkan
kebutuhan anggota masalah,
keluarga menurun perasaan, dan
- Komitmen pada pernyataan
perawatan/pengob keluarga
atan menurun - Fasilitas
- Komunikasi antara pengungkapan
keluarga perasaan antara
meningkat pasien dan
- Perilaku menolak keluarga atau
perawatan antar keluarga
menurun - Fasilitas anggota
- Ketergantungan keluarga dalam
pada anggota mengidentifikasi
keluarga lain dan
menurun menyelesaikan
- Perilaku sehat konflik nilai
membaik - Hargai dan
(L.09088) dukung
22
mekanisme
koping adiptif
yang digunakan
Edukasi:
- Informasi
kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan
fasilitas
perawatan
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi:
- Rujuk unruk
terapi keluarga,
jika perlu
(1.09260)

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan perencanaan atau intervensi keperawatan yang sesuai standart operasional yang
ada. Yang mana tindakan ini berkaitan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat.
5. Evaluasi
Penilaian akhir dari asuhan keperawatan terutama pada intervensi dan implementasi
keperawatan. Hal yang di evaluasi sesuai dengan format SOAP (Subjektif, Objektif,
Assassment, dan Planning)

23
BAB III
A. Kesimpulan
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95
mmHg. (Nasrin, 2003 ). Hipertensi didefiniskan oleh Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai degan derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi
maligna.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul
adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur
sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota
keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
B. Saran
Sebaiknya, para perawat mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Hipertensi. Serta dapat menguasai dan menerapkan intervensi yang ada. Dan terus
mengembangkan dalam tindakan nyata pada kehidupan dimasyarakat, seperti pada tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dan para keluarga juga dapat
membantu perawat dalam kesembuhan pasien.
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan pembelajaran
bagi ilmu keperawatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2015/01/patofisiologi-dan-pathway-
hipertensi.html
Diakses pada : April 2021

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2077/1/KTI%20IBU%20LISMA.pdf
Diakses pada : Mei 2021

PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta

PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).Jakarta

PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai