Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

Oleh:

TINA MAHARANI

NIM: 21121072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

I. Laporan Pendahuluan
A. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang lahir selama satu jam pertama kelahiran bayi
sampai usia 4 minggu. Bayi Baru Lahir normal memiliki berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan dan lahir langsung menangis (Donna, 2014).
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan
organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012).

B. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Karakteristik
Adapun karakteristik pada bayi baru lahir normal adalah :
1. Berat badan 2500 – 4000 gr
2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm
3. LIDA 30 – 38 cm 
4. LIKA 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun
-120x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian menurun kira-
kira 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi vernix caseosa.
8. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Genetalia: Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora.
Laki-laki : Testis sudah turun
10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
12. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan
bayi akan menggenggam.
13. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.

D. Patofisiologi
Adaptasi Fisiologi Bayi Bru Lahir (BBL)
1. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akiba adanya
tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peingkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya
surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen
tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolapps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonates biasanya
pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat setelah
kelahiran yaitu 30-60x/menit.
2. Sistem Kardiovaskuler
Didalam Rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke
vena kava inferior melalui ductus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang
miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian pari-pari akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah ductus
venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatica menjadi
ligamen.
3. Sistem Hematopoesis
Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari orang dewasa. Kadar sel
darah merah dan leukosit berada namun kadar trombosit relatif sama.
(Lowdermilk, 2013).
a. Sel Darah Merah dan Hemoglobin
Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan hemoglobin (hemoglobin janin
bersifat dominan) lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali
pusat pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14
hingga 24 g/dl (rata-rata17 g/dl). Hematrokit berkisar dari 44 % hingga 64 %
(rata-rata 55%).
Sel darah merah juga ikut meningkat berkisar dari 4,8 hingga 7,1 juta/mm3 (rata-
rata 5,14 juta/mm3). Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini akan menurun dan
mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/dl dan 4,2 hingga 5,2 juta/mm 3 secara
berurutan. Kadar darah ini dipengaruhi oleh klem tali pusat yang tertunda, yang
akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin, sel darah dan hematocrit.
b. Leukosit
Leukosit dengan hitung sel darah putih (SDP) sekitar 18.000 sel/mm3 (berkisar
antara 9.000 hingga 30.000 sel/mm3) normal saat lahir. Jumlah leukosit
meningkat hingga 23.000 sampai 24.000 sel/mm3 selama hari pertama setelah
lahir. Leukosit awal yang tinggi pada bayi baru lahir akan menurun cepat,
kadar11.500 sel/mm3 umumnya dipertahankan selama periode neonatus.
c. Trombosit
Trombosit berkisar antara 200.000 hingga 300.000 sel/mm 3 dan sama nilainya
pada bayi baru lahir dan orang dewasa. Kadar factor II,VII, IX dan X yang
ditemukan dihati, menurun selama beberapa hari pertama kehidupan, karena
bayi baru lahir tidak dapat menyintesis vitamin K. namun, kecenderungan
pendarahaan pada bayi baru lahir tidak biasa terjadi, dan jika difisiensi vitamin
K tidak terhebat, pembentukan bekuan darah darah cukup untuk mencegah
perdarahaan.
d. Golongan Darah Golongan darah bayi ditentukan secara genetik dan dibentuk
pada awal kehidupan janin. Namun, selama periode neonatus, kekuatan
aglutinogen yang terdapat pada membrane sel darah merah meningkat perlahan.
Sampel darah tali pusat dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah
bayi dan status resusnya.
4. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menela air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonikum (zat yan berwarna hitam kehijauan).
Mekonikum merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
5. Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, menverna, memetabolisme dan
mengabsorsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak. Pada bayi
baru lahir denga hidrasi yang adekuat membran mukosa mulutnya lembab dan
berwarna merah muda. Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran
cernanya. Bising usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir. Kapasitas
lambung bervariasi dari 30 hingga 50 ml tergantung pada ukuran bayi. Beberapa
factor, seperti waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis dan suhu
makanan, serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung.
Waktu ini bervariasi dari 1 sampai 24 jam.
Pencernaan dan absorsi nutrient berlangsung di usus halus. Kemampuan bayi baru
lahir untuk mencerna karbohidrat, lemak, dan protein diatur oleh beberapa enzim
tertentu. Kebanyakan enzim ini telah berfungsi saat bayi lahir terkecuali enzim
amylase. Bayi baru lahir yang normal biasanya mampu mencerna karbohidrat
sederhana dan protein, tetapi terbatas dalam mencerna lemak. Tinja , saat lahir usus
bagian bawah berisi meconium. Meconium dibentuk selama kehidupan janin dari
cairan amonion dan konstituennya, sekresi usu (meliputi bilirubin), dan sel-sel
(yang luruh dari mukosa). Meconium berwarna hitam yang dikeluarkan biasanya
steril, namum dalam beberapa jam, semua meconium yang dikeluarkan
mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang sehat mengeluarkan meconium
12 hingga 24 jam pertama kehidupan, dan hamper semua bayi.
6. Sistem Termogenik
Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat regulasi panas merupakan
hal terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah
mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi
baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang
yang sempit. Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan
berbahaya bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas
(thermogenesis) sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan
terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada
bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya. (Lowdermilk,2013).
Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang terjadi pada bayi baru
lahir. Thermogenesis tanpa menggigil terjadi terutama oleh metaolisme lemak
coklat yang khas pada bayi baru lahir, dan juga oleh peningkatan aktivitas
metabolic di otak, jantung, dan hati, lemak cokelat terletak di cadang lemak
superfisial pada daerah interskapula dan aksila, juga pada cadangan lemak dalam
pada pintu masuk toraks, sepanjang kolumna veterba dan sekitar ginjal. Lemak
coklat memliki suplai pembuluhn darah dan saraf yang lebih kaya dibandingkan
dengan lemak biasa. Panas yang di produksi oleh akativitas metabolic lemak dalam
lemak cokelat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi
panas sebesar 100%. Cadangan lemak cokelat, umumnya terdapat hingga beberapa
minggu setelah lahir, dan habis dengan cepat akibatdingin, Jumlahcadangan lemak
coklat meningkat seiring dengan usia kehamilan. Bayi baru lahir matur memiliki
cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan bayi premature.
7. Sistem Renal
Fungsi ginjal bayi baru lahir mirip dengan fungsi ginjal pada orang dewasa.
Biasanya pada bayi saat lahir terdapat sejumlah kecil urine dalam kandung kemih,
tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Dan
biasanya bayi baru lahir akan sering berkemih setelah periode ini. Berkemih 6 –
10x, dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup.
Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 – 60 ml/kgBB/hari.
8. Sistem Hepatika
Hati dan kandung kemih dibentu pada minggu keempat gestasi. Pada bayi baru
lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm dibawah batas iga kanan keraena hati
membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. Hati bayi memainkan
peranan penting dalam penyimpanan besi, memetabolisme karbohidrat, konjugasi
bilirubin dan koagulasi (Lowdermilk, 2013).
9. Sistem Imun
Sistem imun pada bayi baru lahir mormal terhadap sel yang memberikan imunitas
pada bayi telah terbentuk sejak awal kehidupan janin namun, sel-sel ini tidak aktif
selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, setelah lahir. Selama 3 bulan
pertama kelahiran, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang
didapat dari ibu; namun, status izi tergantung pada pajajan ibu sebelumnya
terhadap antigen dan respons immunoloinya. Immunoglobulin A (IgA) yang
memproteksi membrane menghilang dari saluran pernapasan dan saluran keih, dan
bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran cerna. Bayi mulai
menyintesis IgG, dan sekitar 40% dari kadar pada orang dewasa dicapai pada usia
1 tahun.
10. Sejumlah besar IgM diproduksi saat lahir, dan kadar dewasa dicapai pada usia 9
bulan. Produksi IgA, IgD, dan IgE lebih bertahap, da kadar maksimal belum
dicapai hingga masa kanak-kanak awal. Bayi yang disusui menerima imunitas aktif
yang banyak melalui kolostrum dan ASI (Lowdermilk,2013).
11. Sistem Integumen
Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan (merah daging) beberapa jam setelah
lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal. Kulit sering terlihat
berbercak, terutama di daerah sekitar ekstermitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit
sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianosis disebabkan oleh ketidakstabilan
vasomotor, statis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini bersifat
normal, bersifat sementara, dan bertahan selama tujuh sampai sepuluh hari,
terutama bila terpajan dengan udara dingin (Lowdermilk,2013).
12. Sistem Reproduksi
a. Wanita
Pada bayi baru lahir cukup bulan labia mayora dan labia minora menurupi
vestibulum.
b. Pria
Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada. Testis turun ke
skrotum pada 90% bayi baru lahir normal.
c. Pembengkakan payudara
Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir
disebabkan oleh peningkat estrogen selama masa hamil.
13. Sistem Neuromuskuler
Aktivitas motoric yang spontan dapat dilihat dalam tremor sementara pada mulut
dan dagu khususnya selama menangis dan pada ekstermitas khususnya lengan dan
tangan. Tremor ini adalah normal dan dapat dilihat segera pada setiap bayi.
gerakan tonik dan klinik yang mencolok serta kedutan otot wajah merupakan tanda
konvulsi (kejang). Kontrol neuromuskuler pada bayi meskipun maasih sangat
terbatas dapat ditemukan jika bayi wajahnya ditempatkan pada tempat yang rendah
diatas permukaan yang kuat, mereka akan memutar kepala kesamping untuk
mempertahankan aliran udara. Mereka mampertahankan posisi kepala sejajar
dengan tubuh jika merka mengangkat tubuh dengan bantuan tangan. Berbagai
reflex membantu meningkatkan keselamatan mereka dan pamasukan makanan
yang mencukupi (Lowdermilk, 2013).
Refleks-refleks yang biasa ditemukan pada neonatus yang normal adalah:
a. Refleks Morro
Dapat diperoleh dengan memukul permukaan yang rata yang ada di dekatnya
dimana dia terbaring dengan posisi terlentang. Atau dengan cara memberi
isyarat kepada bayi, dengan satu teriakan kencang atau gerakan yang mendadak.
Respon bayi baru lahir berupa menghentikan tangan dan kaki kearah keluar,
sedangkan lurut flexi. Tangan kemudian akan kembali kea rah dada seperti
posisi bayi dalam pelukan, jari-jari nampak terpisah membentuk huruf C, dan
bayi mungkin menangis.
b. Refleks tonik leher (Tonikneck)
Didapatkan dengan cara menstimulus bayi dengan sebuah objek, atau dengan
suara pemeriksa. Respon bayi berupa gerakan memutar kepala ke kanan dank e
kiri sesuai dari arah mana rangsangan diberikan.
c. Refleks menyusui
1) Refleks mencari (rooting)
Dapat dilihat saat pergerakan kepala, mulut dan lidah bayi kearah sentuhan
disudut mulut atau pipi. refleks ini biasanya menghilang pada usia 7 bulan.
Didapat saat sisi mulut/pipi bayi baru lahir atau saat dagunya disentuh.
Sebagai respon, bayi akan menoleh ke samping untuk mencari sumber objek.
2) Refleks menghisap (sucking)
Merupakan penghisapan secara kuat jari tangan atau putting susu ketika
dimasukan kedalam mulut, dan bayi akan membuka mulutnya untuk
menghisap.
3) Refleks menelan(swallowing)
Menelan secara tepat cairan yang dimasukan kedalam mulut. Refleks
inidapat diobservasi dengan mudah selama makan. Cairan harus ditelan
dengan mudah, tanpa kesedak, batuk, atau muntah.

d. Refleks melangkah (stapping)


Jika bayi diberidirikan dengan memegang badannya dibawah kedua lengannya
sedemikian rupa sehingga kedua kakinya menyentuh permukaan yang keras,
maka ia akan mengangkat mula-mula tungkai yang satu dan kemudia tungkai
lainnya seperti gerakan mencoba berjalan atau melangkah. Refleks ini biasanya
menghilang setelah 48jam.
e. Refleks Startle
Reaksi emosional berupa hentakan da gerakan seperti mengejang pada lengan
dan tangan, kemudian sering diikuti dengan tangis (JNPK-KR, 2007)
f. Refleks Babinski
Refleks Babinski atau hiperektensi jari kaki, terjadi ketika bagian lateral dari
telapak kaki bayi digores dari tumit keatas dan menyilang pada kaki. Refleks ini
biasanya menghilang setelah berusia 1 tahun.
1) Refleks palmargraps
Didapatkan dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah
objek atau dengan jari pemeriksa. Respon bayi berupa menggenggam dan
memegang erat sehingga dapat diangkat sebentar dari tempat tidur.
2) Refleks plantargraps
Yaitu menggenggam telapak kaki, ditempatkan jari pemeriksa pada pangkal
jari kaki.
14. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran
tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk
kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir lutut saling
berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat
agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.
Ekstremitas harus simetris, terdapat kukujari tangan dan kaki, garis-garis telapak
tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
E. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflex mata (seperti mengedip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukan gangguan asfiksia bermakna
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%sampai 61%
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanyakompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yangmenunjukkan kondisi hemolitik
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari
H. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segerasesudah lahir,
adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segerasetelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segeramembersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkanhidung, rongga
mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yangdibungkus kassa steril
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayidengan
kain
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atausesudah
plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali
pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masihterjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawatdengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor.
Sebelummemotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik,
untukmencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru
lahirnormal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi
barulahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya
oplitalmicneonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi
baru
lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mataeritromi
sin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
matakarena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudahmelukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum: nama (bayi, nyonya) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal
lahir, nomor identifikasi
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah
untukmengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalahkesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga
dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam
pertama sesudah lahir meliputi:
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

II. ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal: Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan
2) Obstetrik: Parity, periode. Kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal: Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM, jantung)
4) Intra partum event:
a) Usia gestasi: Lebih dari 34 minggu sampai 42 mingu
b) Lama dan karakteristik persalinan: Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam
c) Kondisi ibu: Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi
d) Keadaan yang mengindefikasi fetal disstres HR lebih dari 120-14x/menit
c. Pengkajian fisik
1) Eksternal: Perhatikan warna, bercak warna, kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambal
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit
2) Dada: Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk
menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada
a) Abdomen: Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat
b) Neurologis: periksa tonus otot dan reaksi reflex
d. Pemeriksaan penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari-hari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekuensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140x/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100x/menit
(tidur) sampai 180x/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayiadalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolic rata-rata 42, tekanan darah berbeds dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi
sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
Menangis dan bergerak biasana menyebabka peningkatan tekanan darah
sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 oC-37 oC. Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama padatelapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisidengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama
didaerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan kelengkapan ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Reflex
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi:
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yangmengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tanganterbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangandirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberireaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akanmenoleh kepalanya
ke sisi yang disentuh itu mencari putingsusu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Meconium adalah feses bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Meconium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis
35cm.Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm.
Panjang badan normal 48-50 cm
11) Seksualitas
Genetalia wanita; Labia vagina agak kemerahan atauedema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada.
Genetalia pria; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D. 0001) berhubungan dengan obstrukti
jalan nafas
b. Risiko hipotermia (D.0029) berhubungan dengan suhu lingkungan renadah
c. Menyusui tidak efektif (D.0140) berhubungan dengan reflex menghisap bayi

3. Intervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstrukti jalan nafas
Tujuan:
Setelehan dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan jalan
nafas paten dengan kriteria hasil:
SLKI (L.01001)
1) Produksi sputum menurun
2) Frekuensi nafas membaik
3) Tidak ada suara nafas tambahan
Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas
SIKI (I.01011)
1) Monitor jalan nafas (frekuensi dan kedalaman)
Rasional: untuk mencegah terjadinya hipoksisa dan untuk mengetahui
keadekuatan pola nafas
2) Monitor bunyi nafas tambahan
Rasional: untuk mengetahui adanya sumbatan pada jalan nafas
3) Posisikan semi fowler atau fowler
Rasional: untuk memaksimalkan ventilasi
4) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Rasional: untuk mengeluarkan sekret
b. Risiko hipotermia berhubungan dengan suhu lingkungan rendah
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatann selama 2x24 jam diharapkan suhu
bayi tetap dalam rentang normal dengan kriteria hasil:
SLKI (L.14134)
1) Suhu dalam batas normal
Intervensi keperawatan: regulasi temperature
SIKI (I.14578)
1) Monitor suhu bayi (36,5 oC-37,5 oC)
Rasional: untuk mengetahui suhu tubuh bayi karena suhu tubuh bayi baru
lahir mudah mengalami penurunan
2) Monitor frekuensi nafas dan nadi
Rasional: untuk mengetahui TTV bayi
3) Tingkatkan asupan cairan
Rasional: agar tidak terjadi dehidrasi
4) Bedong bayi segera setelah lahir
Rasional: untuk menjaga tubuh bayi tetap hangat
5) Gunakan topi bayi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
Rasional: untuk mencegah bayi kehilangan panas
6) Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
Untuk menstabilkan suhu tubuh bayi
7) Jelaskan cara pencegahan hipotermia karena terpapar udara dingin
Rasional: untuk mengedukasikan pencegahan terjadinya hipotermia
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan reflex menghisap bayi
Tujuan:
Setelah dilakikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan status
menyusi bayi membaik dengan kriteria hasil:
SLKI (L.03029)
1) Perlekatan bayi pada ibu membaik
2) Kemampuan ibu memposisikanbayi dengan benar meningkat
3) Miksi pada bayi leboh dari 8x/24 jam
4) BB bayi meningkat
5) Intake bayi meningkat
Intervensi keperawatan: pendampingan proses menyusui
SIKI (I.03130)
1) Monitor kemampuan bayi menyusu
Rasional: untuk mengetahui kemampuan bayi menghisap ASI
2) Monitor BB bayi
Rasional: untuk mengetahui perubahan BB pada bayi
3) Damping ibu selama kegiatan menyusui berlangsung
Rasional: agar ibu lebih percaya diri dan termotivasi
4) Damping ibu dalam memposisikan bayi dengan benar untuk menyusui
pertama kali
Rasional: untuk membantu ibu dalam mempraktekan posisi menyusui yang
benar
5) Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu
Rasional: untuk mengetahui byi siap menyusu
6) Ajarkan ibu posisi menyusui
Rasional: posisi menyusui yang benar dapat mempengaruhi bayi dalam
menghisap ASI
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jansen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.


Jakarta: EGC.
Dewi, Sunarsih. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Dewi, Vivian, & Sunarsih. (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
NANDA. (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal danNeonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wati, Denis Indah Krisna, dkk. n,d. Asuhan Keperawatan Pada Klien Bayi Baru
Lahir Dengan Masalah Resiko Infeksi Tali Pusat. Malang.

Anda mungkin juga menyukai