Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH PADA TN. D


DI YAYASAN DHIRA SUMAN TRITOHA KAB. SERANG

Disusun Oleh :
Rina Nurfitasari

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas luasnya
limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya proposal “Terapi Aktivitas Harga Diri
Rendah” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tidak lupa kami
panjatkan atas junjungan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, para
sahabatnya serta ummatnya yang senantiasa iltizam diatas kebenaran hingga akhir zaman.
Penulisan proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata
kuliah “KEPERAWATAN JIWA”. Dalam pembuatan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari beberapa pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan proposal ini penuh keterbatasan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif merupakan bagian yang
tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Allahumma Amin.

Rangkasbitung, September 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi
sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain,
pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang
dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk
berinteraksi dengan orang lain (Riyadi, 2009).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
serta keinginannya (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan perasaaan
yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting dan berharga (Struart, 2007). Pada pasien
dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga diri sulit menerima diri sendiri dan
menjalin hubungan personal dengan orang lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik
maka akan muncul harga diri rendah yang sangat kronis. Tanda-tanda HDR yang
ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri sendiri, menarik diri
dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga.
Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki prosentase 67% (Purwaningsih & Karlina,
2009).
Penatalaksanaan klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah dapat dilakukan
dengan Terapi Aktivitas kelompok stimulasi persepsi: harga diri rendah. Terapi Aktivitas
merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi, dalam
gejala yang sama, jenis kelamin sama, usia yang hampir sama, dan dalam waktu yang
bersamaan.
Terapi Aktivitas itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam
waktu yang sama. Manfaat Terapi Aktivitas yaitu agar pasien dapat belajar kembali
bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya
memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon
terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat berinteraksi dengan orang lain dan
dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain (Bayu, 2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal dirinya
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan masalah pribadinya
kepada orang lain
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Terapi Aktivitas (TAK) Stimulasi Persepsi


1. Definisi
Terapi Aktivitas merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama lalu bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist
atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Yosep, 2007).
Terapi Aktivitas adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Riyadi, 2009).
Terapi aktivitas adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
hubungan antar anggota (RISKESDAS, 2009).
Pengertian Terapi aktivitas stimulasi persepsi menurut Purwaningsih dan
Karlina (2009) adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami
kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses
berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif
Terapi Aktivitas stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas
sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok
2. Tujuan
Menurut Yosep (2007), Ada dua tujuan umum dari Terapi Aktivitas ini yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi:
a. Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi,
b. Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien),
c. Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu,
d. Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif,
e. Meningkatkan rasa dimiliki,
f. Meningkatkan rasa percaya diri,
g. Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi:
a. Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri,
b. Meningkatkan kemampuan empati,
c. Meningkatkan keterampilan sosial,
d. Meningkatkan pola penyelesaian masalah.

3. Aspek yang Perlu Diperhatikan


Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang
akan diberikan aktivitas adalah (Struart, 2007):
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat.
c. Aspek social
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal
dengan satu perawat lain ke satu klien lain.

B. Harga Diri Rendah


1. Definisi
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguanharga
diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lainyang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diriseseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memilikiharga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasisecara efektif untuk
berubah serta cenderung merasa aman. Individu yangmemiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif danmenganggap sebagai ancaman. (Keliat,
2011).
Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang dilikiki
seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran yang berharga
bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan patut
dipertimbangankan (Yusuf, 2015).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Riyadi, 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri (Yosep, 2007).

2. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.
Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang
obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat,
kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita
atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri
maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur
sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi
kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah
ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan
menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor
lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan
diakui oleh kelompoknya,

d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak,
contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami
depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-
pikiran negatif dan tidak berdaya.
3. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan dia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi
tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor
yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat,
misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan
berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor
pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:


a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.

4. Karakteristik dan perilaku yang ditampilkan


Menurut Yosep (2007), karakteristik dan perilaku yang ditampilkan dari harga
diri rendah yaitu:
a. Kesulitan menerima penguatan positif
b. Tidak berpartisipasi dalam terapi:
1) Menyatakan penyangkalan diri
2) Evaluasi diri sebagai tidak mampu mengatasi kejadian-kejadian.
3) Ragu-ragu mencoba situasi baru atau hal baru karena takut gagal.
4) Proyeksi kesalahan atau tanggung jawab untuk permasalahan.
5) Merasiaonalkan kegagalan personal.
6) Sangat sensitif terhadap sikap meremehkan atau kritikan.
7) Waham kebesaran.
c. Kurang kontak mata
d. Manipulasi seorang staf terhadap staf yang lain sebagai usaha untuk mencapai
hak-haknya yang khusus.
e. Ketidakmampuan membentuk hubungan personal yang dekat dan akrab.
f. Merendahkan orang lain sebagai usaha untuk meningkatkan perasaan dirinya
sendiri.

5. Rentang Respon

Keterangan:

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang


pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.

6. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012):

7. Diagnosis Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh
b. Kesiapan meningkatkan konsep diri
c. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
d. Ketidakefektifan performa peran
e. Gangguan identitas pribadi

8. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013):
a. Jangka pendek :
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-
obatan, kerja keras, menonton tv terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan,
politik.
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara: kompetisi olah raga kontes
popularitas.
4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara: penyalahgunaan
obat-obatan.
b. Jangka Panjang:
1) Menutup identitas: terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi
diri sendiri.
2) Identitas negatif: asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.

Mekanisme Pertahanan Ego:


Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah: fantasi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

9. Intervensi Harga diri rendah


Menurut (Yosep, 2011) yaitu:
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan harga diri rendah
2. Tujuan khusus
1) Klien mampu membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifiksi kemampuan yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
4) Klien dapat merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5) Klien dapat melakukan kegiatan
3. Intervensi
1) Bina hubungan terapeutik
2) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien
3) Beri kesempatan klien untuk mencoba
4) Setiap bertemu klien hindarkan penilaian agresif
5) Utamakan memberikan pujian realistic
6) Diskusikan dengan klien kegiatan yang masih bias digunakan
7) Rencanakan bersama
8) Beri reinforcement positif atas usaha klien
BAB III
PELAKSANAAN

A. Kriteria dan karakteristik


1. Kriteria klien
Klien gangguan harga diri rendah
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
B. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Sabtu, 21 September 2019
b. Jam : Pukul – WIB
c. Acara : 30 menit
 Fase Orientasi : 5 menit
 Fase Kerja : 15 menit
 Fase Terminasi : 10 menit
d. Tempat : Yayasan Dhira Suman Tritoha Serang
e. Sasaran : Tn.D

2. Metode dan media


a. Metode
 Diskusi tanya jawab.
 Persepsi stimulasi/ aktivitas yang disukai
b. Media
 Papan tulis / flipchart/ whiteboard
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan klien
3. Tim Terapis dan Uraian Tugas
a. Leader (Rina Nurfitasari)
 Membuka jalannya kegiatan
 Memperkenalkan diri
 Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
 Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
 Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
 Motivasi kelompok untuk aktif.
 Memberi reinforcement positif
 Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
b. Co. Leader
 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
 Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
 Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
 Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator
 Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
 Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
 Menjadi role model selama acara berlangsung
 Menyiapkan alat/ media
d. Observer
 Ikut serta sebagai anggota kelompok
 Mengawasi jalannya kegiatan
 Menilai setiap jalannya kegiatan
e. Dokumentasi
 Mendokumentasikan kegiatan
4. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk berhadapan dan berdampingan.
b. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan:
: Observer : Fasilitator

: Peserta : Leader

: Co Leader
TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Sesi I: Mengidentifikasi hal positif dari diri sendiri


a. Tujuan :
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Bulpoin sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran
e. Langkah langkah kegiatan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi, Bapak – ibu semuanya?”
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak – ibu pagi ini?”
c) Kontrak
“Bapak dan ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa STIKes Pertamedika Jakarta,
nama saya ........., hari ini akan melaksanakan TAK yaitu melatih hal positif pada
diri anda.
“Kita akan melaksanakan TAK ini selama 45 menit di ruang ini”
“Tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak dan ibu dapat bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak dan ibu sekalian”
“Jika bapak atau ibu ingin meninggalkan tempat ini, bapak atau ibu harus meminta
izin kepada saya, tetapi saya berharap bapak dan ibu mengikuti kegiatan ini dari
awal sampai selesai selama 45 menit kedepan.”

2. Tahap kerja
“Baiklah bapak dan ibu kegiatan ini kita mulai”
“Kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak dan ibu coba tuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan”
“Bagus sekali bapak dan ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan. dan sekarang kami
akan membagikan kertas yang kedua. di kertas yang kedua ini bapak dan ibu tuliskan hal
positif tentang bapak dan ibu miliki dan kemampuan yang bapak dan ibu miliki”
“Karena bapak dan ibu sudah selesai menulis hal positif yang bapak atau ibu miliki, mari
kita mulai untuk membacakan hal positif yang sudah bapak dan ibu tulis, dimulai dari
Bapak A yang ada dikiri saya, (bergantian searah jarum jam)
Terimakasih bapak dan ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak dan ibu
miliki, dan semua yang bapak dan ibu bacakan itu sangat bagus, tepuk tangan buat bapak
dan ibu semuanya”

3. Tahap terminasi
a) Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”
b) Tindak lanjut
“Mungkin dari bapak dan ibu masih banyak memiliki hal yang positif yang belum
ditulis, nanti setelah acara ini selesai bapak dan ibu boleh menulisnya. Jika ibu lagi
tidak ada kegiatan, coba bapak ibu baca hal positif pada diri anda agar bisa lebih
percaya diri lagi
c) Kontrak yang akan datang
“Bapak dan ibu sekalian tidak terasa ya sudah 45 menit kita disini, sesuai kesepakatan
kita,, acara TAK ini kita akhiri ya bapak ibu, disambung lagi pada acara TAK besok
jam 16.15 sore, diruangan ini juga, karena besok kita akan bersama-sama mencoba
melatih hal positif pada orang lain, bagaimana ibu,bapak.. apakah ibu bapak setuju?
Ya sudah kalau semua setuju, sekarang saya permisi dulu ya bapak ibu, selamat pagi.
Assalamualaikum.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK stimulasi persepsi:
harga diri rendah sesi I, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman
yang tidak menyenagkan dan aspek positif (kemampuan yang dimiliki). Formulir evaluasi
sebagai berikut:

Sesi 1
Stimulasi persepsi : harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

Menulis pengalaman yang tidak Menulis hal positif diri


No Nama klien
menyenangkan sendiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut tak pada kolom nama
2. Untuk tiap klien, beri nilai pada tiap kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x
jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi peraepsi harga diri rendah. Klien mampu
menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal positif
diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement
(pujian).
Sesi II: Menghargai hal positif orang lain
a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2. Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Bulpoin sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
2. Kertas sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. permainan
e. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingatkan kontrak kepada klien
2. Orientasi
a) Salam terapeutik :
Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya. Perkenalkan
nama saya ........, saya biasa dipanggil......, saya dari STIKes Pertamedika Jakarta
yang akan memimpin jalannya permainan sampai dengan selesai, dan tak lupa rekan
disamping kiri saya …, dst
b) Evaluasi/ validasi :
Bapak dan ibu semuanya, bagaimana perasaan bapak dan ibu saat ini?
c) Kontrak :
Bapak ibu semuanya, tau gak kenapa bapak ibu semuanya dikumpulkan disini?
Ya... pagi ini kita semua berkumpul disini untuk melakukan sebuah permainan
dengan tujuan :
1. Bapak dan ibu semua dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2. Bapak dan ibu semua dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Bapak dan ibu semua dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
Dan untuk aturan main dalam permainan ini adalah :
1. Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal sampai akhir
2. Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok, harus
meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3. Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit
Bagaimana apakah bapak mengerti?
Ya bagus kalau mengerti semuanya?
3. Kerja
Baik bapak dan ibu semuanya, disini saya akan membagikan sebuah kertas dan sebuah
bulpoin kepada anda semua!
Apakah semua sudah mendapatkan kertas dan bulpoin? Baik kalau sudah, pertama –
tama tolong bapak ibu bagi kertas tersebut menjadi 4 bagian....?
Gimana ibu bapak...Apakah sudah dibagi menjadi 4 bagian? baik kalau sudah coba
angkat dan tunjukan pada saya?
Iya bagus, sekarang tuliskan nama teman anda pada pojok kanan atas kertas yang sudah
dibagi menjadi 4 tadi, satu kertas hanya boleh satu nama? Apakah ibu dan bapak
mengerti?
Ya bagus,, sekarangkan ditiap kertas udah ada nama teman anda, selanjutnya coba anda
tuliskan hal-hal positif yang dimiliki oleh teman anda pada masing-masing kertas sesuai
namanya,, jadi misalnya kertas yang anda pegang bertuliskan reza havis berarti anda
tuliskan hal – hal positif pada kertas tersebut,, bagaimana apakah bapak dan ibu sudah
mengerti semuanya?? Bagus kalau sudah mengerti, tuliskan sebanyak mungkin ya
ibu..bapak??
bapak ibu semuanya,Apakah sudah selesai menulisnya?? Kalau sudah sekarang anda
serahkan kertas tersebut kepada teman anda sesuai nama yang ada pada kertas tersebut?
Apakah sudah diberikan semua? Ya baik sekarang coba bapak, ibu bacakan tulisan yang
ada dikertas yang saat ini anda pegang, ayo dimulai dari bapak reza yang ada dikiri saya
ini terlebih dahulu ya..., ayo bapak reza silakan dibaca tulisan dikertas yang bapak
pegang tersebut?
Ya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak reza…baik bapak setelah bapak membacanya,,
bagaimana perasaan bapak saat ini, ayo coba ungkapkan bapak,,, ?
Ya bagus sekali bapak, tepuk tangan yang meriah buat bapak reza,.. ayo selanjutnya ibu
ria
(terus berutan searah jarum jam membaca tulisan pada kertas yang dipegangnya dan
mengungkapkan perasaannya)
4. Terminasi
a) Evaluasi :
Bapak ibu semuanya, bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah mengikuti
permainan tadi? Apakah merasa lebih baik dari sebelumnya?
Iya bagus sekali, pada hari ini bapak dan ibu semua dapat mengikuti permainan ini
dengan bagus dan tertib sekali,, mari kita semua tepuk tangan untuk keberhasilan kita
semua dalam permainan kali ini?
b) Tindak lanjut :
Baik, kertas yang sekaran bapak ibu pegang, tolong disimpan ya jangan sampai
hilang. Jika sewaktu-waktu ibu dan bapak merasa rendah diri, bapak dan ibu baca
kertas tersebut.... bagaimana? Apakah bapak dan ibu mengerti? Iya bagus...?
c) Kontrak yang akan datang :
Baik untuk hari ini permainannya cukup sampai disini sulu ya, besok jam 08.00 wib
kita akan lakukan lagi permainan lagi tetapi dengan tujuan :
1. Mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Menetapkan tujuan hidup yang realistis.
bapak ibu Besok kita lakukan permainannya disini lagi ya? Apakah bapak dan ibu
setuju semuanya? Baik kalau memang setuju. Sampai ketemu besok ya ibu dan
bapak semuanya, saya mohon pamit dulu,, selamat pagi semuanya.....
asslamualaikum....?

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah sesi 2, kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal
positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2
Stimulasi persepsi : harga diri
Menghargai hal positif orang lain
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
2. Membagi kertas menjadi
sejumlah klien yang ikut
TAK
3. Menuliskan nama klien
lain di masing-masing
kertas
4. Menuliskan hal-hal
positif klien lain di
masing-masing kertas
5. Menyerahkan kertas yang
diisi ke teman sesuai
namanya
6. Membaca kertas yang
telah dibagikan
7. Mengungkapkan perasaan
setelah membaca hal-hal
positif diri

Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar hal positif
dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakan kegiatan positif
tersebut. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi persepsi: harga diri
rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien
melakukannya serta berikan pujian.

Sesi III: Menetapkan tujuan hidup yang realistis


a. Tujuan
1. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis.
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Klien berada di ruang yang tenang dan nyaman.
c. Alat
1. Bulpoin sebanyak klien yang ikut TAK
2. Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
e. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan :
a. Terapis menyiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingstkan kontrak dengan klien
2. Orientasi :
a) Salam terapeutik :
Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya. Apakah
masih ingat dengan saya? Perkenalkan nama saya ...., saya dari STIKes
Pertamedika Jakarta yang akan memimpin jalannya permainan sampai dengan
selesai, dan tak lupa rekan disamping kiri saya …, dst
b) Evaluasi/validasi :
Bagaimana perasaan bapak dan ibu semuanya hari ini? Merasa lebih sehat kan...?
c) Kontrak :
Baik bapak ibu semuanya, sesuai perjanjian kita kemaren. Hari ini kita akan
melukan sebuah permainan dengan tujuan
1. Mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Menetapkan tujuan hidup yang realistis.
Untuk aturan main dalam permainan kali ini sama dengan permainan
kemarin. Yaitu :
1) Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal sampai akhir
2) Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok, harus
meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3) Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit

3. Kerja
Baik pada permainan kali ini, terlebih dahulu saya akan membagikan selembar kertas
HVS dan satu buah bulpoin kepada bapak dan ibu semuanya?
Apakah bapak dan ibu semuanya sudah memegang selembar kertas HVS dan satu buah
spidol semuanya?
Ya.. bagus, bapak ibu sekalian,, disini terlebih dahulu saya akan menjelaskan
pentingnnya memiliki tujuan hidup. Bapak ibu semuanya, dalam hidup ini kita harus
memiliki tujuan hidup. Jika kita memiliki tujuan hidup maka kita akan tahu apa saja
yang akan dan harus kita lakukan selama hidup ini. Tanpa memiliki tujuan hidup, kita
hanya akan namapak seperti orang yang tidak tahu apa-apa, dan tidak tahu apa yang
harus kita lakukan dalam menjalani hidup ini. Oleh sebab itu,, memiliki tujuan hidup
adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup ini,, kita harus bersemangat dalam
mewujudkan tujuan hidup kita, dan kita harus optimis tujuan hidup kita bisa tercapai,
bagaimana ibu bapak semuanya,, apakah bapak dan ibu sudah mengerti akan
pentingnya tujuan hidup?
Baik kalau bapak ibu sudah mengerti, coba sekarang tuliskan tujuan hidup ibu dan
bapak pada selembar kertas yang telah saya bagikan,, tulis semua tujuan hidup yang
ada difikiran bapak dan ibu,,, boleh lebih dari satu kok..,,?
Apakah semuanya sudah selesai menulisnya? Baik kalau sudah sekarang coba bapak
ibu baca tujuan hidup yang sudah bapak ibu tuliskan pada selembar kertas tadi, baik
dimulai dari bapak A dulu yang ada disamping kiri saya ini? Ayo coba baca tujuan
hidup anda bapak A?
Iya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak A? Baik selanjutnya ibu X ayo coba bacakan
tujuan hidup anda? (begitu seterusnya berurutan searah jarum jam)
Baik sekarang coba bapak dan ibu semua lihat kembali tujuan hidup yang anda tuliskan
tadi? Coba bapak ibu amati, mana kira-kira yang tidak mungkin bisa anda capai, tolong
dicoret? Sisakan tujuan hidup yang menurut anda bisa anda capai (tujuan hidup yang
realistis)
Baik apakah bapak dan ibu sudah selesai dalam memilah tujuan hidup yang realistis?
Baik sekarang coba bapak ibu bacakan kembali, urut seperti tadi ya, ayo dimulai dari
bapak A dulu, silakan dibacakan tujuan hidup yang realistis yang sudah mas pilih-pilih
tadi?? Iya bagus sekali, kasih tepuk tangan buat bapak A?? Baik selanjutnya ibu X,,
silakan dibaca tujuan hidup yang realistis yang udah dipilih-pilih barusan. (begitu
seterusnya berurtan searah jarum jam)..

4. Terminasi
a) Evaluasi:
Bapak ibu semuanya, bagaimana perasaannya setelah melakukan permainan tadi?
Apakah bapak ibu merasa lebih senang dan bersemangat lagi dalam memcapai
tujuan hidup anda?
Iya, bagus,, tepuk tangan yang meriah buat diri anda dan kita semua, karena acara
pemainan ini telah belangsung dengan lancar,
b) Tindakan lanjut
Baik,, suatu saat nanti anda memiliki tujuan hidup yang lain yang mungkin bisa
anda capai,, silakan bapak ibu tulis lagi pada selembar kertas lagi,, simpan dan
baca setiap hari tujuan hidup anda yang sudah anda tuliskan, agar bapa ibu bisa
lebih semangat dan optimis untuk mencapai tujuan hidup anda

c) Kontrak yang akan datang:


Bapak ibu sekalaian cukup sampai disini ya pertemuan kita, tolong diingat-ingat
apa yang sudah saya ajarkan semuanya selama disini, percyalah kepada
kemampuan anda dan jadilah orang yang percya diri, semoga sukses ya bapak ibu
semuanya. saya pamit dulu, selamat pagi... asslamualaikum................

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah menetaapkan tujuan
hidup yang realistis. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3
Stimulasi persepsi : harga diri
Menetapkan tujuan hidup yang realistis
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Menyebutkan
pentingnya tujuan hidup
2. Menuliskan tujuan
hidup
3. Membacakan tujuan
hidup
4. Memilih tujuan hidup
yang relistis

Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang penetapan tujuan hidup yang realistis. Beri tanda
√ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu melakukan.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi: harga diri
rendah. Klien telah menetapkan tujuan hidup yang realistis. Anjurkan dan jadwalkan agar klien
melakukannya serta berikan pujian.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (basic course). Jakarta:
EGC.
Purwaningsih, W., & Karlina, I. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
RISKESDAS. (2009). Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil riset kesehatan dasa. Jakarta:
Depkes RI.
Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatn Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Struart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf, A. d. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course).
Jakarta: EGC
Mulyono, Andri,.2013. Asuhan Keperawatan dengan HArgaDiri Rendah diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/25936/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf Pada 12 Juni 2018
Halifah, Nur Eka,.2016. Bab II Tinjauan Teori diakses dari
http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH%20BAB%20II.pdf
pada 12 Juni 2018
Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-eliniasury-8333-2-babii.pdf
pada 12 Juni 2018
Saktian, Yusuf,.2018. Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial diakses dari
https://www.academia.edu/28333219/STRATEGI_PELAKSANAAN_ISOLASI_SOS
IAL_STRATEGI_PELAKSANAAN_1_SP_1_ISOLASI_SOSIAL pada 12 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai