CA MAMAE
DISUSUN OLEH :
ADRIANT SASTRA WIJAYA
A. Definisi
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, maka sel-sel
kanker bisa bermetastase pada bagian-bagian tubuh yang lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain
itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru, hati kulit dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
Ca Mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat
berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya. (Kemenkes, 2017)
Ca Mamae biasanya terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan,
sebelum gejala berkembang, atau setelah wanita memperhatikan benjolan.
Sebagian besar massa terlihat saat terjadi benjolan di payudara dimana
awalnya bersifat jinak dan terus berkembang dan menyebar sehingga tidak
terkendali. Analisi mikroskopis payudara diperlukan untuk diagnosis definitis
dan untuk mengetahui tingkat penyebaran (in situ atau invasif) dan ciri jenis
penyakitnya. Analisis mikroskopis jaringan didapat melalui biopsi jarum atau
bedah. Biopsi didasarkan pada klinis pasien individu faktor, ketersediaan
perangkat biopsi, dan sumber daya tertentu (American Cancer Soxiety,
2015).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari Ca Mamae antara lain :
1. Usia
Sekitar 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan
pada wanita berusia 75 tahun
2. Pernah Ca Mamae
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif
memiliki resiko tertinggi menderita Ca Mamae. Setelah payudara yang
terkena diangkat, maka resiko terjadinya karsinoma pada payudara yang
sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun
3. Riwayat keluarga menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita Ca Mamae
4. Faktor genetic dan hormonal
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan terjadinya
kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita
memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita
kanker payudara sangat besar
5. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause
setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau
belum pernah hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko Ca
Mamae. Resiko menderita Ca Mamae adalah 2-4 kali lebih besar pada
wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun
6. Pemakaian pil KB atau terapi sulih esterogen
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya Ca mammae, yang
tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum
diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun
tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko Ca mammae dan resikonya
meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
7. Obesitas pasca menopause
Obesitas sebagai faktor resiko Ca mammae masih diperdebatkan.
Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko Ca
mammae kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang
obes.
8. Pemakaian alkohol
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko
terjadinya Ca mammae.
9. Bahan kimia
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk
industry lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
10. DES (dietstilbestrol)
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki
resiko tinggi menderita Ca Mamae
11. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada
masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
12. Faktor resiko lainnya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker Rahim, ovarium dan
kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa
meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae (Buku Saku Dokter, 2014).
C. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara
lain obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel
payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara. Karsinoma mamae
berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi di sistem duktal, mula-
mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel
ini akan berlanjut menjadi carcinoma insitu dan menginvasi stroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carcinoma
mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe
dan aliran darah (Indonesian Cancer Foundation, 2012)
Ca Mamae tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang
dekat maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe
aksilaris dan terjadi benjola, dari sel epidermis penting mnejadi invasi timbul
krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal
(Mansjoer, 2000).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan Ca mamae adalah
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
putting susu, mengkerut seperti jeruk perut dan adanya ulkus pada
payudara
d. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada rasa sakit
g. Ada pembengkakan di daerah lengan
h. Adanya rasa nyeri atau sakit di daerah payudara
i. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
j. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
E. Penatalaksaan Farmakologi dan Non Farmakologi
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Obat kemo yang paling umum digunakan untuk Ca mammae dini
meliputi antrasiklin (seperti doxorubicin/Adriamycin dan
epirubicin/Ellence) dan taxanes (seperti paclitaxel/Taxol dan
docetaxel/Taxotere). Ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat-
obatan tertentu lainnya, seperti fluorouracil (5-FU), siklofosfamid
(Cytoxan), dan carboplatin.Wanita yang memiliki gen HER2 dapat
diberikan trastuzumab (Herceptin) dengan salah satu taxanes. Pertuzumab
(Perjeta) juga dapat dikombinasikan dengan trastuzumab dan docetaxel
untuk kanker HER2 positif. Banyak obat kemoterapi yang berguna dalam
mengobati wanita dengan Ca mammae stadium lanjut, seperti:
1) Docetaxel
2) Paclitaxel
3) Agen Platinum (cisplatin, carboplatin)
4) Vinorelbine (Navelbine)
5) Capecitabine (Xeloda)
6) Liposomal doxorubicin (Doxil)
7) Gemcitabine (Gemzar)
8) Mitoxantrone
9) Ixabepilone (Ixempra)
10) Albumin-terikat paclitaxel (menangkap-paclitaxel atau Abraxane)
11) Eribulin (Halaven)(Samiadi, 2017).
2. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Terapi pada Ca mammae harus didahului dengan diagnosa yang
lengkap dan akurat ( termasuk penetapan stadium ). Diagnosa dan terapi
pada Ca mammae haruslah dilakukan dengan pendekatan humanis dan
komprehensif. Terapi pada Ca mammae sangat ditentukan luasnya
penyakit atau stadium dan ekspresi dari agen biomolekuler atau
biomolekuler-signaling. Terapi pada Ca mammae selain mempunyai efek
terapi yang diharapkan, juga mempunyai beberapa efek yang tak
diinginkan (adverse effect), sehingga sebelum memberikan terapi haruslah
dipertimbangkan untung ruginya dan harus dikomunikasikan dengan
pasien dan keluarga. Selain itu juga harus dipertimbangkan mengenai
faktor usia, co-morbid, evidence-based, cost effective, dan kapan
menghentikan seri pengobatan sistemik termasuk end of life isssues.
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk
pengobatan Ca mammae. Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut :
a. Terapi atas masalah lokal dan regional : Mastektomi, breast
conserving surgery, diseksi aksila dan terapi terhadap rekurensi
lokal/regional.
b. Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal : Ovariektomi,
Adrenalektomi, dsb.
c. Terapi terhadap tumor residif dan metastase.
d.Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik atas terapi lokal
atau regional dapat dilakukan pada saat bersamaan setelah
beberapa waktu
Jenis pembedahan pada Ca mammae:
1. Mastektomi
a. Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM)
MRM adalah tindakan pengangkatan tumor payudara dan seluruh
payudara termasuk kompleks puting-areola, disertai diseksi
kelenjar getah bening aksilaris level I sampai II secara en bloc.
Indikasi: Ca mammae stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila diperlukan
pada stadium IIIb, dapat dilakukan setelah terapi neoajuvan untuk
pengecilan tumor. (Kemenkes, 2017)
b. Mastektomi Radikal Klasik (Classic Radical Mastectomy)
Peningkatan
konsistensi mamae Nyeri akut hipoksia
Bakteri
Ukuran mamae
patogen
abnormal
Resiko
Mamae infeksi
asimetrik
Gangguan
Citra tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur (usia lebih dari 50 tahun beresiko terkena Ca
mamae), jenis kelamin (jenis kelamin perempuan sangat beresiko terkena
Ca mammae dibandingkan dengan laki-laki), agama, pendidikan, alamat,
No. RM, pekerjaan, status perkawinan (wanita yang belum menikah
memiliki resiko untuk terkena Ca Mamae) tanggal MRS, tanggal
pengkajian, dan sumber informasi.
2. Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa Medik : Ca Mamae
b. Keluhan Utama :
a. Terasa nyeri dan adanya benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
1) Biasanya klien timbul benjolan pada payudara dan benjolan ini
makin lama makin mengeras
2) Terasa nyeri pada payudara jika benjolan semakin membesar
3) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
d. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
seperti penyakit payudara jinak, hyperplasisa tipikal, dan pernah
mengalami sakit bagian dada sehingga mendapatkan terapi
penyinaran
2) Alergi (obat, makanan, plester,dll)
Tidak ada
3) Imunisasi
Imunisasi lengkap
4) Kebiasaan/pola hidup/life style
Kebiasaan makan tinggi lemak
5) Obat-obat yang digunakan
Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita Ca mammae.
Adanya keluarga yang mengalami ca adanya keluarga yang
mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium dan kanker serviks
f. Genogram :
Ibunya menderita ca mamae, maka resiko besar untuk anak
perempuannya menderita ca mamae
3. Pengkajian Keperawatan
a. Persepsi Kesehatan & Pemeliharaan Kesehatan
Biasanya klien menganggap benjolan di payudara adalah hal yang
biasa dan tidak perlu untuk dibawa ke dokter
b. Pola Nutrisi/metabolic
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pemenuhan nutrisi karena
klien susah makan dan akibatnya klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Adanya penurunan berat badan
c. Pola Eliminasi
BAB dan BAK klien lebih sedikit dari biasanya karena klien sulit
makan
d. Pola Aktivitas & Latihan (saat sebelum sakit dan saat di RS)
Adanya gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena
adanya rasa nyeri pada payudara
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
5. Pemeriksaan penunjang
a) Biopsi payudara (jarum atau eksisi)
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan
berguna untuk klasifikasi histologi pentahapan, dan selaksi terapi
yang tepat.
b) Foto thoraks
Foto thorak dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
c) CT scan dan MRI
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit
payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil,
payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi
d) Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras;
hasil komplemen dari
e) Mammografi.
Mammografi Mammografi memperlihatkan struktur internal
payudara, dapat untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor
yang terjadi pada tahap awal.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Ca Mamae antara
lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya infiltrasi tumor
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasi ditandai dengan peningkatan
ketegangan, gemetar dan gelisah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ke jaringan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan perubahan pada bentuk tubuh
karena proses penyakit
C. Intervensi
D. Evaluasi
American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016.
Atlanta: American Cancer Society
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher., Joanne M. Dochterman., cheryl
M. Wagner. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). 6th
Edition. Singapore: Mosby, Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah,
Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Interventions
Classification (NIC). Edisi Ke-6. Indonesia: CV Mocomedia.
Erik, T. (2005). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta:
Gramedia.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan Penatalaksanaan Kanker
Payudara. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Kesehatan RI:
Jakarta
Modern Cancer Hospital Guangzhou. (2015). Diagnosis Kanker Payudara.
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/breast-
cancer-diagnosis/. [diakses tanggal 3 September 2019].
Moorhead, Sue., Marion Johnson., Meridean L. Maas., Elizabeth Swanson.
2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th Edition.
Singapore: Mosby, Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah,
Intansari., Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Edisi Ke-5. Indonesia: CV Mocomedia.
Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Kosep
Klinis Proses-Proses Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidayat, R dan De Jong W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC.
Syaiffudin. (2010). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi
Untuk Keperawatan & Kebidanan, Ed. 4. Jakarta : EGC.