Anda di halaman 1dari 17

BLADDER

TRAINING
Oleh
TEGUH PURWANTO
Anatomi dan Fisiologi Kandung Kemih
Proses Berkemih
• Berkemih merupakan proses pengeluaran urine dari dalam
tubuh. Berkemih terjadi ketika sfingter uretra internal dan
eksternal pada dasar kandung kemih berlaksasi.
• Ketika kandung kemih berkontraksi, sfingter internal
membuka. Pada proses selanjutnya, informasi sensorik
mengenai peregangan kandung kemih berjalan dari korda
spinalis kebatang otak dan korteks serebrum sehingga
seseorang dapat merasakan keingian berkemih.
• Neuron- neuron desendens dapat menghambat atau
merangsang refleks spinal yang mengosongkan kandung
kemih. Jaras desendens ini menghambat pengeluaran
urine dengan menimbulkan kontraksi pada otot – otot
rangka dipanggul.
Konsep Bladder Training
• Defenisi
Bladder training adalah salah satu upaya untuk
mengembalikan fungsi kandung kencing yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik (Potter dan Perry, 2005).
• Terdapat tiga macam metode bladder training,
yaitu kegel exercises (latihan pengencangan atau
penguatan otot-otot dasar panggul), Delay
urination (menunda berkemih), dan scheduled
bathroom trips (jadwal berkemih) Suhariyanto
(2008).
• Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk
meningkatkan jumlah waktu pengosongan
kandung kemih, secara nyaman tanpa adanya
urgensi, atau inkontinensia atau kebocoran.
Bladder training juga bisa untuk melatih
kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau
menstimulasi pengeluaran air kemih
(potter&perry, 2005)
Indikasi
• Pasien yang mengalami retensi urin.
• Pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama
sehingga fungsi sfingter kandung kemih terganggu.
• Pasien yang menderita inkontinensia urin
(inkontinensia urin stres, inkontinensia urin urge, atau
kombinasi keduanya).
• Klien yang pemasangan kateter dengan cukup lama
• Klien yang akan dilakukan pelepasan dower kateter
• Klien yang mengalami inkontenesia urin
• Klien post operasi
• Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
Kontra Indikasi

• Sistitis (infeksi kandung kemih yang paling sering


disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra) berat.
• Pielonefritis (inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim
ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh
bakteri).
• Gangguan atau kelainan pada uretra.
• Hidronefrosis (pembengkakan ginjal yang terjadi
sebagai akibat akumulasi urin di saluran kemih bagian
atas).
• Vesicourethral reflux.
• Batu traktus urinarius (Maulida, 2011).
• Gagal ginjal
Alat dan Bahan

• Jam

• Klem

• Air minum dalam tempatnya

• Obat deuretik jika diperlukan


Prosedure Kerja
• Persiapan pasien
• Sampaikan salam
• Jelaskan tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan
Pelaksanaan

1. Kegel exercise
• Minta kllien untuk mengAmbil posisi duduk atau berdiri
• Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di
sekitar anus
• Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan
kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan
sampai hitungan ke empat
• Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara
keseluruhan
• Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3
bulan
• Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi
(lutut di tekuk) kepada klien
2. Delay urination

• Instruksikan klien untuk berkonsentrasi


pada otot panggul
• Minta klien berupaya menghentikan
aliran urine selama berkemih kemudian
memulainya kembali.
• Praktikan setiap kali berkemih
3. Scheduled bathroom trips
• Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada
bangun tidur, setiap 2-3 jam sepanjang siang dan sore
hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
• Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit
sebelum waktu jadwal untuk berkemih.
• Beritahu klien untuk menahan berkemih dan
memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya
tidak dapat di tahan.
• Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam
rentang waktu yang telah ditentukan 2-3 jam sekali
• 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang
telah ditentukan, mintalah klien untuk memulai
berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
Prosedur kerja dalam melakukan bladder training
menurut Suharyanto (2008) yaitu

• Lakukan cuci tangan.


• Mengucapkan salam.
• Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.
• Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup
ruangan atau tirai ruangan.
• Atur posisi pasien yaitu dengan posisi dorsal
recumbent
• Pakai sarung tangan disposibel
• Lakukan pengukuran volume urin pada kantong urin.
• Kosongkan kantong urin.
Lanjutan…

• Klem selang kateter sesuai dengan program selama


1 jam yang memungkinkan kandung kemih terisi
urin dan otot destrusor berkontraksi, supaya
meningkatkan volume urin residual.
• Anjurkan klien minum (200-250 cc).
• Tanyakan pada klien apakah terasa ingin berkemih
setelah 1 jam.
• Buka klem dan biarkan urin mengalir keluar.
• Lihat kemampuan berkemih klien
• Lepaskan sarung tangan dan merapikan semua
peralatan.
LINK VIDEO
• https://streamable.com/1wedds

Anda mungkin juga menyukai