Anda di halaman 1dari 48

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

Di susun oleh :

SRI LESTARI

21221010

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

I. Kehamilan
A. Konsep Dasar Kehamilan
Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki–laki
memasuki inti sel ovum dari perempuan (Chapman & Durham, 2010). Ovum yang
sudah dibuahi (dinamakan zigot) memerlukan waktu 6–8 hari untuk berjalan ke
dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba falopi dibantu oleh kerja peristaltik
tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan
cairan yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi
fertilisasi, zigot berkembang menjadi blastokist dan akan menanamkan dirinya
dalam endometrium. Implantasi/penanaman/ nidasi biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri (bagian atas badan uterus).

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seseorang wanita sebagai calon ibu,
karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi
kehidupanya (Manuaba, 2010).
B. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40 minggu)
dihitung dari hasil pertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu :
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan berat badan
sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
2. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan penambahan berat badan 4 ons
per minggu)
3. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat badan
keseluruhan 12 kg) (Manuaba, 2010).

C. Adaptasi Fisiologis Organ-Organ Tubuh Selama Kehamilan


Perubahan-perubahan dan adaptasi fisiologis organ-organ tubuh pada masa
kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Trimester I (0-12 minggu)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala yang
berasal dari janin dan plasenta.
a. Adanya human chorionic gonadotropic (HCG) dalam urine
b. Masalah gastrointestinal
 Mual dan muntah (4-6 minggu)
 Morning Sickness
 Anoreksia
 Saliva berlebihan
 Tidak tahan terhadap bau–bau tertentu
c. Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi
d. Perubahan janin
 Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
 pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
 Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
f. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih
sehingga didapatkan ibu sering buang air kecil
g. Kardiovaskuler
 Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus, posisi
jantung pada bagian kiri atas
 Kardiak output
- Denyut jantung meningkat
- Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
- Filtrasi ginjal meningkat
- transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
 Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volume 10 cc
 Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
 Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
j. Vagina
 Peningkatan vaskularisasi
 Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
k. Respirasi
 Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
 Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon
dioksida dari janin ke ibu
 Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuluskeletal
 Relaksasi persendian
 Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
 Perubahan postural
- Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
- Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong
kedepan
m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi, kloasma,
linianigra dan strie gravidalum.
2) Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Uterus
- uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
- dinding uterus tipis dan lunak
- fetus dapat di palpasi pada abdomen
- uterus jadi bentuk ovale
- Adanya kontraksi “braxton his”
b. Serviks
- terus memanjang
- Adanya mucous plag
- Sel otot hipertropi
- Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
- Sel otot hipertropi
- Mukosa tebal
- Adanya lorchea
- PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
- Duktus dan alveoli hipertropi
- areola dan putting membesar
- Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
- volume darah meluas
- Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
- Output meningkat 30-50 %
- stroke volume meningkat
- tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
- Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
f. Sistem respiratory
- Oksigen dalam darah meningkat
- Pernafasan lebih dalam
- volume darah stabil
- Kebutuhan oksigen meningkat
- Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak
nafas
g. Sistem Urinary
- Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
- udema fisiologis pada kandung kemih
- frekuensi berkemih menurun
- Dilatasi ginjal dan ureter
- Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
- Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
- Aliran plasma renal meningkat
- Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air
meningkat
h. Sistem muskuloskeletal
- Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
- Kram pada kaki
i. Sistem integumen
- Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
- adanya linianigra
- vaskuler adanya palmar eritema
- rambut menjadi lebih halus
- Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gigi: Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
- Esofagus dan gaster: Kapasitas lambung menurun, sekresi asam
hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun.
- Liver: Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan
globulin.
- Pankreas: Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada
sel-sel beta, Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus
gestasional.
- Intestinal: Pengosongan lambung meningkat, Absorbsi nutrien dan air
meningkat
k. Sistem endokrin
- Pituitary: Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon,
Prolaktin meningkat.
- Tiroid: Vaskularisasi meningkat, Meningkatnya T3 dan T4, BMR
meningkat.
- Paratiroid: Hiperplasia, sekresi hormon meningkat.
- Adrenal: Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat, Level
kortisol meningkat, Level aldesteron meningkat
l. Plasenta: Fungsi utuh dan komplek.
3) Trimester ketiga (28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu)
a. Sistem reproduksi
- Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
- Servik
Effousment, pengeluaran mukosa.
- Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
- Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
- COP meningkat 40 %
- volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
- HR meningkat 15 kali/menit
- Stroke volume meningkat
- Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung
c. Sistem pernafasan
- Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
- Iga-iga ekspansi
- Kebutuhan oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
- Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
- Frekwensi miksi meningkat
- Kosentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem musculoskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
- Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
- Rambut tipis dan rontok
- Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
- Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
- Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
- Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
h. Sistem endokrin
- Pituitary: Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
- Tiroid: BMR meningkat
i. Plasenta: Fungsi maksimal

D. PERUBAHAN FISIK PADA IBU HAMIL


Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu
hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal
kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut disertai
dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan
fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan
distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi
dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan
dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan
yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.

b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit
dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai
dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan
kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik yang
mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air
susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan sistem
alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama
kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin
dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan
rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama
kehamilan), pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat
atau dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai
terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari
payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada
kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.

c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat efek
stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah
puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen,
payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada
area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami
hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir.
Pengecualian terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar
tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan

d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti
kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan
gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal apabila
terjadinya tidak lebih dari trimester pertama

1. Perubahan Fisik pada Trimester I


a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning
sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya
akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan,
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik
maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi
juga dapat menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan
pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air

2. Perubahan Fisik pada Trimester II


a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk
ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan
jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan
gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah
melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari
pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut
chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk
kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit
ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.
Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit
muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan
jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3. Perubahan Fisik pada Trimester III


a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini
biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali
hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut
biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

E. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL


Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut trimester
adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c. Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.
f. Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin,
gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai
dapat diobservasi.
h. Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru

3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII


a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
III. KONSEP ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II (Pratami, 2016). Anemia adalah
penurunan kadar hemoglobin pada trimester pertama, kedua, dan ketiga yang
disebabkan berkurangnya cadangan zat besi yang dibutuhkan janin sehingga
membahayakan ibu dan janin (Wagiyo dan Putrono, 2016). Anemia secara praktis
didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau eritrosit dibawah batas normal.
Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11 g/dl atau
hematokrit kurang dari 33%.
B Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan komplikasi
akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam tubuh ibu. Salah satu
perubahan fisiologis yang terjadi adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah
yang terdiri atas cairan dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi
perdarahan dan trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi
dan hemostasis (Prawirohardjo, 2013). Pada proses hemodilusi volume darah akan
meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai
puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan
aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2013). Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah
merah sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi
hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai
dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih
berhubungan dengan defesiensi zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan
dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar
hemoglobin.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7
mg/hari. Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan (Prawirohardjo, 2013). Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan
meningkat yakni berkisar antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada
saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan
ini belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan latihan yang berat (Prawirohardjo, 2013). Selama kehamilan juga
sirkumferensia torak akan bertambah lebih kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diagfragma yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan
hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti sediakala
dalam minggu ke 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2013).
C Etiologi Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Jane Bain (2014), penyebab utama anemia kehamilan di negara maju adalah
defisiensi zat besi, yaitu hampir sepertiga kasus. Angka ini menjadi lebih tinggi di
negara berkembang. Penyebab utama defisiensi zat besi adalah :
1) intake tidak mencukupi,
2) malabsorbsi
3) hiperemesis gravidarum.
Menurut Saifuddin, 2002 dalam Wagiyo dan Putrono (2016), anemia ibu hamil pada
umumnya disebabkan oleh:
1) kurang gizi (malnutrisi)
2) kurang zat besi dalam diit
3) malabsobsi
4) perdarahan antepartum
5) kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu
6) haid, dan penyakit-penyakit kronik seperti TB paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain.
D. Tanda dan Gejala Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Lutfiatus (2016), tanda dan gejala ibu hamil yang mengalami anemia,
yaitu : 1) mudah lelah, lesu, dan sesak napas saat beraktivitas maupun istirahat
2) permukaan kulit dan wajah pucat
3) mudah pusing
4) mudah pingsan
5) kerja jantung meningkat sehingga denyutnya lebih cepat, bahkan dapat
berakibat gagal jantung jika kondisi jantung memburuk.
E. Dampak Anemia Dalam Kehamilan
Menurut Wiknjosastro, 2006 dalam Wagiyo dan Putrono (2016), anemia dalam
kehamilan memberikan pengaruh kurang baik pada ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan maupun saat masa nifas, dan masa selanjutnya. Berbagai masalah
dapat timbul akibat anemia, seperti :
1) abortus, partus prematurus
2) partus lama karena intertia uteri, perdarahan postpartum karena atonia uteri.
3) shock, infeksi, baik intrapartum maupun post partum
4) anemia yang sangat berat dengan hb kurang dari 4 g/100ml yang
menyebabkan dekompensasi kordis.
Sedangkan menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), dampak anemia kehamilan
bervariasi, yaitu :
1) gangguan kelangsungan kehamilan : abortus, partus immatur atau prematur
2) gangguan proses persalinan : inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis
3) gangguan pada masa nifas : sub involusi rahim, mudah terinfeksi, produksi
ASI rendah
4) gangguan pada janin : abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
perinatal
F. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu
hamil adalah bila Hb kurang dari 11 g/dl. Klasifikasi anemia ibu hamil di
Indonesia sangat bervariasi, yaitu :
a Hb 11 g/dl : normal
b Hb 9-10 g/dl : anemia ringan
c Hb 7-8 g/dl : anemia sedang
d Hb<7 g/dl : anemia berat
G. Jenis Anemia dalam Kehamilan
Menurut Pratami (2016), anemia dalam kehamilan dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, antara lain anemia defisiensi besi,
anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolotik (anemia sel
sabit).
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi (IDA, Iron Deficiency Anemia) merupakan kelainan
hematologi yang paling sering terjadi selama kehamilan. Adanya perubahan
fisiologis yang terjadi selama kehamilan memiliki peran serta dalam
meningkatkan resiko terjadinya IDA. Terdapat perubahan yang sangat menonjol
pada volume massa maternal dan peningkatan volume sel darah merah total dan
massa hemoglobin yang relatif rendah. Wanita yang memiliki riwayat status
nutrisi yang buruk, jarak kehamilan yang dekat, kehamilan kembar, atau
perdarahan pervaginam yang berlebihan dapa beresiko mengalami IDA selama
kehamilan. IDA dapat menyebabkan wanita hamil menjadi sangat rentan
terhadap infeksi dan komplikasi akibat kehilangan darah saat atau setelah
persalinan. Anemia kronis membatasi jumlah oksigen yang tersedia bagi
pertukaran janin, yang menempatkan klien beresiko tinggi mengalami aborsi dan
persalinan prematur. Kadar hemoglobin di bawah 10 g/dl atau hematokrit kurang
dari 30% pada wanita hamil pada umumnya menunjukkan adanya IDA, dan
evaluasi lebih jauh diindikasikan untuk menentukan penyebab terjadinya kondisi
tersebut (Reeder, 2014).
c Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik merupakan anemia dengan karakteristik sel darah
makrositik. Anemia megaloblastik dapat terjadi akibat defisiensi asam folat,
malnutrisi, infeksi kronis, atau defisiensi vitamin B12 (Pratami, 2016). Anemia
megaloblastik, dicirikan dengan adanya sel darah merah yang belum matang
yang gagal membelah sehingga sel darah merah tersebut makin lama makin
membesar dan jumlahnhya makin sedikit, jarang terjadi dibandingkan IDA, yang
terjadi pada kurang dari 3% wanita hamil. Gejala anemia dengan tipe ini
meliputi glositis, lidah sakit, dan anoreksia (Reeder, 2014).
d Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi karena adanya hipofungsi sumsum tulang belakang
dalam membentuk sel darah merah yang baru. Anemia hipoplastik primer atau
idiopatik masih belum diketahui penyebabnya dan sulit untuk ditangani. Anemia
hipoplastik sekunder dapat terjadi akibat adanya infeksi berat dan pajanan
terhadap racun kimiawi, rotgen, atau radiasi (Pratami, 2016).
e Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi akibat penghancuran sel darah merah yang lebih cepat
daripada pembentukannya. Gejala utama anemia hemolitik dapat berupa
perasaan lelah, lemah, atau anemia dengan gambaran darah yang abnormal
(Pratami, 2016).

H. Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan


Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain malnutrisi, kurang zat
besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang berlebihan, kehamilan, proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat
besi akibat infeksi kronis atau infeksi akut yang berulang, serta kondisi kronis
seoerti infeksi TB, malaria, atau cacing usus. Proses kekurangan zat besi sampai
menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan
cadangan besi. Lambat laun hal tersebut mempengaruhi kadar Hb dalam darah.
Didalam tubuh, sebagian zat besi dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi zat
besi dari makanan tidak cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap
zat besi dari makanan sangat rendah. Zat pangan dari hewani lebih tinggi
penyerapannya, yaitu 20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1- 6%. Bila
terjadi anemia, kerja jantung akan dipicu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen kesemua organ tubuh. Akibatnya penderita sering berdebar-debar dan
jantung lekas lelah. Gejala lainnya, lemas-lemas, cepat lelah, cepat letih, mata
sering berkunang-kunang, dan sering mengantuk. Wajah, selaput lendir kelopak
mata, bibir, dan kuku tampak pucat. Anemia sangat berat, dapat berakibat penderita
sesak napas, bahkan lemah jantung (Pratami, 2016). Wanita hamil cenderung
terkena anemia pada trimester ketiga. Karena, pada masa ini janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah
lahir (Sinsin, 2008). Menurut penelitian Azra & Rosha (2015), ibu hamil yang
mengalami anemia sebesar hampir 70 persen dan lebih banyak terjadi pada ibu
hamil trimester II dan III. Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi
hemodilusi atau pengenceran darah. Prawirohardjo (2013) menjelaskan, pada
kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritopoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih
besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. Volume darah mulai meningkat pada
trimester I, yang kemudian mengalami percepatan selama trimester II, dan untuk
selanjunya 15 melambat pada trimester III. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil
sekitar 11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi, Hb ibu hamil akan menjadi 9.5 – 10
gr%. Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi, dengan terjadinya
hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis. Pada proses hemodilusi
volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan
dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah
minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur
renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar
berupa plasma dan eritrosit (Prawirohardjo, 2013).
I. Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia
sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa
nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan abortus,
persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante
partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan
selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala
pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan
ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang retensi
plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat
timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan
perdarahan postpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung segera setelah
persalinan, resiko infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko
terjadinya infeksi payudara.
b. Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi
pada ibu hamil juga membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan
nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul
pada janin adalah :
1) resiko terjadinya kematian intra-uteri
2) resiko terjadinya abortus
3) berat badan lahir rendah
4) resiko terjadinya cacat bawaan
5) peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal
6) atau tingkat intiligensi bayi rendah.
J. ResponTubuh Ibu Hamil dengan Anemia
a. Respon tubuh secara fisik Menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), ibu hamil
yang menderita anemia respon tubuhnya seperti :
1) keadaan umum ibu hamil dengan anemia tampak pucat dan dan mengalami
keletihan.
2) Mata Konjungtiva ibu hamil dengan anemia tampak nemis, penglihatan
kabur, jaundice sklera dan perdarahan retina.
3) sistem Integumen kulit ibu hamil dengan anemia tampak pucat, joundice
(pada anemia hemolitik), kulit kering, kuku rapuh, clubbing finger.
4) sistem pernapasan pernafasan pada ibu hamil dengan anemia dapat
ditemukan dyspnea dan orthopnea.
5) sistem kardiovaskular ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan gejala
seperti takikardia, palpitasi, murmur, angina, hipotensi, kardiomegali, dan
gagal jantung.
6) sistem pencernaan pada ibu hamil dengan anemia ditemukan mukosa bibir
licin dan mengkilap, stomatitis, anoreksia, disfagia, nyeri abdomen,
hepatomegali, splenomegali.
7) sistem genitourinaria ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan riwayat
amnore dan menoragia sebelumnya, menurunnya fertilisasi, dan hematuria
(pada anemia hemolitik).
8) sistem muskuloskletal ibu hamil dengan anemia biasanya mengeluh nyeri
pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal.
9) sistem persarafan pada ibu hamil dengan anemia biasnya nyeri kepala,
bingung, neuropati perifer, prestasia, mental depresi, cemas, kesulitan kopping.
b. Respon tubuh secara psikologis
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya ibu
hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya dan janinnya
karena sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa menyebabkan abortus,
persalinan prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung
jika Hb kurang dari 6,0 g/dl.
K. Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh
pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan
memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan
tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang
selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan
masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami, 2016). WHO
merekomendasikan pemberian suplemen zat besi tambahan sekitar 2-3 mg/hari
kepada ibu hamil sehingga tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan
serta oksigen pada janin melalui plasenta (Kemenkes RI, 2015). Program
pemerintah dalam upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian
tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Sulistiyanti, 2015). Tablet Fe mulai
dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester II, karena pada trimester ini peningkatan
volume plasma darah yang signifikan. Selain itu, jika diberikan mulai pada
trimester I, maka akan membuat ibu hamil semakin mual dan muntah, melihat
dampak dari tablet Fe yang membuat ibu hamil mual. Tablet sebaiknya diminum
dengan air putih atau air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah
penyerapan zat besi. Teh, susu, dan kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan
tablet Fe, karena merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya
tablet Fe diminum pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual
yang akan timbul setelah ibu meminumnya (Ani, L.S, 2013).
b Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia adalah dengan
mengonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang
hamil, makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun
hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi
dengan baik. Selain itu pemberian vitamin adalah cara terbaik untuk memastikan
bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan
setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan
yang tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).
L. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1) Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis pada ibu hamil (anemia dalam
kehamilan).
2) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan.
3) Defisiensi pengetahuan ibu hamil tentang anemia berhubungan dengan kurang
sumber pengetahuan mengenai anemia.
) Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.
5) Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan.
6) Resiko cedera Janin berhubungan dengan malnutrisi pada ibu hamil.
7) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan cardiac output
8) Resiko shok berhubungan dengan peningkatan kerja jantung.
9) Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan gangguan transpor
oksigen (anemia).
10) Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
11) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
(NANDA, 2015-2017)

II. ANTENATAL CARE


A. Definisi
Antenatal care (ANC) adalah pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil.
Pelayanan dilakukan untuk mempersiapan persalinan dan kelahiran agar dapat
mencegah, mengatasi, dan mendeteksi masalah-masalah yang mungkin muncul
selama kehamilan. Masalah atau komplikasi yang terjadi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan meningkatkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
(Rachmawati et al., 2017)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelanyanan antenatal
yang ditetapkan (Tamaka et al., 2013)
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk
menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan kehamilan,
upaya koreksi terhadap
penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak, 2005).
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (Dokter
spesialis kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa
kehamilanya.

B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar
dapat memberikan ASI secara eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
dapat tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

C. MANFAAT ANTENATAL CARE

Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini,


Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkahlangkah dalam pertolongan
persalinanya (Manuaba, 2010).

D. JADWAL PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE


1. Trimester I dan II
a. Setiap bulan sekali
b. Diambil data tentang laboratorium
c. Pemeriksaan ultrasonagrafi
d. Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein 0,5 g/kg BB
(satu telur/hari).
e. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
2. Trimester III
a. Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
b. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
c. Diet empat sehat lima sempurna
d. Pemeriksaan ultrasonografi
e. Imunisasi tetanus II
f. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, kompikasi hamil
trimester ketiga
g. Rencana pengobatan
h. Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan
(Manuaba, 2010).

E. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL


Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal
“7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan
6. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria
7. Temu wicara/ (konseling) dalam rangka persiapan rujukan

F. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
 Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
 Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
 Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
 Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
 Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
 Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan
dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
 Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
 Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
 Riwayat hipertensi
 Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
 Nifas dan laktasi
 Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati,
bila mati umur berapa & penyebabnya
 Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
 Status perkawinan
 Riwayat KB
 Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
 Dukungan keluarga
 Pengambil keputusan dalam keluarga
 Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
 Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
 Beban kerja & kegiatan sehari-hari
 Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan

Menentukan Taksiran Persalinan


 Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
 Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a. Pemeriksaan umum
 Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
 Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
 Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan
pernapasan
 Oedema
 TB
 BB
 Reflek
 Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan
darah dan urine rutin
b. Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
 Kepala dan leher
 Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu
(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan
setelah usia kehamilan >28 minggu)
 Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea
alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum,
& bekas luka operasi
 Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
 Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
 Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
 Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 1998)
Leopold 1
 Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
 Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
 Konsistensi fundus
Leopold 2
 Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold 3
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk
atau masih goyang

Leopold 4
 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa
dan berapa jauh janin sudah mask pintu atas
panggul

Mengukur usia kehamilan dengan TFU:


TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung janin,
bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus

2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk
menentukan keadaan panggul

Pemeriksaan Antenatal Ulangan


Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan pemeriksaan
antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan antenatal pertama.
Kunjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi kompliaksi-komplikasi,
mempersiapkan kelahiran, dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik
yang terarah serta penyuluhan bagi ibu hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
 Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda bahaya,
keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-kekhawatiran lain
 Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk
mendeteksi kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin,
menghitung taksiran BB janin
 Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin,
pemeriksaan laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi

c. Diagnosa
Setelah dilakukan anamesa & pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan
diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
 Hamil atau tidak
 Primi atau multigravida
 Usia kehamilan
 Janin hidup atau mati
 Janin tunggal atau kembar
 Letak anak
 Anak intra atau extrauterin
 Keadaan jalan lahir
 Keadaan umum penderita

d. Prognosa
Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose. Prognosa
persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir spontan
atau sulit dan berbahaya.
e. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan. Berikan konseling
pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi, pemeriksaan
antenatal, tanda-tanda bahaya dan lainnya.

G. PATHWAY ANC
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi
Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


perub.psikologis, vascular
ketidakstabilan hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika urinaria
TD karena
Ansietas Perubahan Asam pembesaran
peran sebagai lambung Sakit kepala uterus
calon ibu meningkat
Nyeri Frekuensi
Gg proses Koping tidak Rasa BAK
keluarga efektif sebah/mual meningkat

Muntah Gangguan
eliminasi urin
Intake
makanan Kebersihan
menurun genital
menurun
Defisit nutrisi
Kelembaban
meningkat

Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Sist.endokrin Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi Krisis


situasional
Inotropik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke Proses
Hiperpegmintas vagina diafragma adaptasi
i Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
volume plasma Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Persiapan
Perub.body meningkat serviks meningkat paru tidak anggota baru
image meningkat Striae Lordosis maksimal dlam keluarga
TD meningkat gravidarum Peristaltic berlebihan
Perub.cardiac Rangsang menurun Pola nafas Ansietas
output Sakit kepala seksual Gangguan Nyeri tidak efektif Perub.peran
citra tubuh Pengosongan
Resiko cidera Nyeri Disfungsi lambung lambat
pada janin seksual
Kembung, mual,
muntah

Defisit Nutrisi
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan Primi:kurang
persendian paru pengetahuan
Urine output Vasokontriksi
Berat uterus Ekspansi menurun, pembuluh Ansietas
menigkat paru menurun volume plasma darah
meningkat,
Perub.pusat Pola nafas tekanan TD meningkat
gravitasi tubuh tidak efektif hidrostatik
menurun Hipertrofi
Menekan saraf ventrikel
sekitar Edema
ekstremitas Penurunan
Pelepasan cardiac output
mediator nyeri Hipervolemia
(prostaglandin, Resiko cidera
histamin) pada janin

Nyeri
I. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL
A. Pengkajian Antenatal
1. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut nadi dapat
meningkat 10 – 15 DPM. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope.
2. Varises
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trisemester
akhir)
3. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
4. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan
dan peningkatan berat jenis serta hemoroid
5. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
b. Penambahan berat badan : 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua
dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah berdarah
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
6. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks terlihat
setelah 28 minggu; nyeri punggung
7. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal Frekuensi pernapasan dapat
meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
8. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC),
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
d. Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
e. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
9. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi.
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada
10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawah kartilago
ensiform (pada 36 minggu).
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi, strial
gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Scodwick positif.
10. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
11. Penyuluhan/Pembelajaran
12. Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit).
b. Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya dilakukan
antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus pengkajian
dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

B. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2015).


Trisemester I
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makan, ketidakmampuan makan dan factor biologis.
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute normal, kehilangan volume cairan aktif penyimpangan yang mempengaruhi
asupan cairan.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang sumber
pengetahuan terhadap kehamilan.
4. Resiko cedera (janin) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah yang
abnormal.
Trisemester II
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (kehamilan)
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang sumber
pengetahuan terhadap kehamilan.
Trisemester III
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
2. Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah yang
abnormal
3. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada vesika
urinaria.
C. Rencana Keperawatan (NOC dan NIC, 2016).
Trisemester I
1. Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan, ketidakmampuan makan dan factor biologis.
Tujuan : Setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan tubuh akan
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
a. Pasien tidak lagi menunjukan bukti penurunan berat badan
b. Pasien dapat menghabiskan stengah atau seluruh porsi makan yang disediakan
c. Pasien mengatakan tidak mual dan muntah lagi bila makan
Intervensi dan rasional :
a. Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
Rasional : untuk mendapaykan pembacaan yang paling akurat
b. Pantau asupan dan haluaran pasien
Rasional : berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan.
c. Hidangkan makan dalam porsi kecil tapi sering ( dibagi menjadi 6 porsi untuk 6
kali makan )
Rasional : tidak terjadi distensi lambung
d. Hidangkan makanan dalam bentuk menarik dan masih hangat
Rasional : meningkatkan nafsu makan
e. Semua benda yang menimbulkan mual dan muntah disingkirkan
Rasional : mencegah mual.
f. Sebelum makan anjurkan pasien untuk berkumur-kumur.
Rasional : mencegah mual
g. Beri posisi duduk atatu setengah duduk saat makan.
Rasional : melonggarkan abdomen dari penekanan diagfragma bila posisi terlentang.
h. Auskultasi bising usus, kaji turgor.
Rasional : mengkaji efektifitas tindakan.
2. Diagnosa 2 : Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif, penyimpangan yang
mempengaruhi asupan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami
kekurangan volume cairan
Kriteria hasil : Pasien dapat mengkomsumsi volume cairan dengan jumlah yang
sesuai setiap hari
Intervensi dan rasional :
a. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa
b. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah pada trisemester pertama.
c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya ulkus,
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan
berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
3. Diagnosa 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
kurang sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien
meningkat.
Kriteria hasil :
a. Pasien mengkomunikasikan semua keperluan yang diketahui
b. Pasien menyatakan atau mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang telah
diajarkan
c. Pasien menyatakan maksud untuk melakukan perubahan yang diperlukan dari
professional kesehatan bila diperlukan.
Intervensi dan rasional :
a. Bangun hubungan saling percaya dan perhatian
Rasional : Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling percaya
b. Jelaskan proses penyakit, dorong pasien dan keluarga untuk bertanya.
Rasional : menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada
rencana pengobatan.
c. Ajarkan ketrampilan yang pasien masukan ke dalam gaya hidup sehari hari.
Biarkan pasien mendemonstrasikan kembali setiap ketrampilan yang baru.
Rasional : membantu mendapatkan rasa percaya.
d. Klarifikasi kesalah pahaman
Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran selanjutnya.
e. Perrtahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan.
4. Diagnosa 4 : Resiko cedera (janin) berhubungan dengan malnutrisi dan profil
darah yang abnormal
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan bayi tidak mengalami
cedera.
Kriteria hasil :
1. Pasien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
Intervensi dan rasional :
a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan
ibu, khususnya selama trisemester pertama.
b. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.
Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
c. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
d. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak janin
e. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui
mengalami infeksi Rubell
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan janin,
khususnya pada trisemester I
f. Anjurkan penghentian penggunaan tembaka
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta.
Trisemester II
1. Diagnosa 1 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan citra tubuh pasien tetap
dipertahankan.
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
Intervensi dan rasional
a. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efekefek yang
tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
b. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang terjadi
c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan
penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
2. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pola napas pasien
efektif.
Kriteria hasil :
a. Irama dan frekuensi napas dalam batas normal
b. Tidak ada retraksi dinding dada
c. Pasien mengatakan rasa nyaman setelah pola sesak berkurang atau hilang
Intervensi dan rasional :
a. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60 % klien
prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.
b. Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
kelebihan aktivitas.
c. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
d. Kaji Hemoglobin
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24- 32 mengencerkan
kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa
O2.
3. Diagnosa 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
kurang sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien
meningkat.
Kriteria hasil :
a. Pasien mengkomunikasikan semua keperluan yang diketahui
b. Pasien menyatakan atau mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang telah
diajarkan
c. Pasien menyatakan maksud untuk melakukan perubahan yang diperlukan dari
professional kesehatan bila diperlukan.
d. Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan
kesejahteraan.
Intervensi dan rasional :
a. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
b. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belummelihat
sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
c. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi
resiko tinggi.
d. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau
mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan
pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
Trisemester III
1. Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyaman pasien
terpenuhi
Kriteria hasil ;
a. Pasien menyatakan rasa nyaman dan segar
b. pasien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Intervensi dan rasional :
a. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan pasien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional : Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan,
anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormone pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih
2. Diagnosa 2 : Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah
yang abnormal
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan ibu tidak mengalami
cedera.
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko individu
yang potensial
Intervensi dan rasional :
a. Pantau tanda-tanda vital dan periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi natrium/air
secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp
b. Dapatkan kultur vagina
Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan ketidaknyamanan
berat pada klien
c. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
d. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada klien dan
janin
e. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetic
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III yang
berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan
ketoasidosis
3. Diagnosa 3 : Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengungkapkan
pemahamannya tentang perubahan yang terjadi dalam pola eliminasi urine.
Kriteria hasil :
a. Pasien mengungkapkan pemahaman tentang perubahan pola eliminasi BAK yang
terjadi
b. Pasien bisa menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi
Intervensi dan rasional :
a. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi berkemih.
b. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
oedema.
c. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan
aliran ke vena
d. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretic
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan regulator
ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup
peningkatan kesehatan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. ((Ika dan Saryono, 2010)).
E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai
alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung
terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan
Saryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
1. Masalah teratasi seluruhnya.
2. Masalah teratasi sebagian.
3. Masalah tidak teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.


Bandung: Elemen.
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Gloria M. B, at all, 2017. Nursing Intervention Classivication (NIC),Edisi Bahasa
Indonesia. Editor : Intisari Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan Asli
Dprogramkan dengan RFID
Ika, Saryono. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC: Jakarta.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Sue Moorhead, at all, 2017. Nursing Outcomes Classivication (NOC), Edisi Bahasa
Indonesia. Editor : Intisari Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan Asli
Dprogramkan dengan RFID
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan
(NANDA). Defenisi dan Klasifikasi, Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta:EGC

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. Diakses tanggal 18 Juni 2012. Pukul 18.37 WIB.

George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-


online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 17
November 2010. Pukul 18.14 WIB
Reeder, Sharon J, Martin, Leonide L & Koniak-Griffin, Deborah. (2014).
Keperawatan Mternitas : kesehatan wanita, bayi, & Keluarga. Jakarta. EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22463/4/Chapter
%20II.pdf.Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-
faktor yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil.
Majority, 7(November), 72–76.
Tamaka, C., Madianung, A., & Sambeka, J. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care Di Puskesmas Bahu
Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1),
113078.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk
Pendidikan Bidan. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 18 Juni 2012.
Pukul 18.31 WIB.

Manuaba. (2001).Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.


Jakarta: EGC.
NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
(Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGG
Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG
Prawirohardjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo. Jakarta : Pt. Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjdo
Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority,
7(November), 72–76.

Tamaka, C., Madianung, A., & Sambeka, J. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care Di Puskesmas Bahu
Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1),
113078

Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi
Baru Lahir Fisilogis dan Patologis. Yogyakarta : ANDI

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.X

Anda mungkin juga menyukai