Anda di halaman 1dari 75

FG III

MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Bambang Julianto
2. Fitriah Afriani
3. Meriati EM Hutapea
4. Mila Charonika
5. Reza Zainal
6. Risma Isudawati
Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan dan Perawat Sebagai Leader

Penerapan Kepemimpinan dan Manajemen pada Setting Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat RS

Metode Penugasan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS

Outlines Peran dan Tugas Perawat dalam Manajemen Asuhan Keperawatan

Proses timbang terima per Shift dan Ronde Keperawatan de Ruang Rawat RS

Dokumentasi dalam Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS

Upaya Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan agar Sesuai dengan Kualitas Akreditasi
Secara Internasional/ JCI
Konsep Manajemen Asuhan
Keperawatan & Perawat Sebagai
Leader

Bambang Julianto
Pengertian Manajemen dan Leadership (Marquis, 2012)

• Proses memimpin dan mengarahkan


semua atau sebagian dari suatu
Manajemen organisasi melalui pembagian dan
manipulasi sumber daya

• Titik polarisasi untuk kerja sama


kelompok
Leadership • Seni memotivasi sekelompok orang
untuk bertindak mencapai tujuan
bersama
Perbedaan Manajer dan Pemimpin (Jones, 2007)

“Tidak semua manajer adalah pemimpin dan tidak semua pemimpin adalah
manajer“, maksudnya adalah bahwa seseorang individu yang tidak berada di posisi
manajemen, maka masih dapat menjadi seorang pemimpin baik pada suatu unit kerja,
institusi, komunitas, maupun profesi secara keseluruhan.

Seorang manajer secara umum dipandang sebagai ketentuan yang ada dalam organisasi
yang diwakilinya dan dapat dipengaruhi oleh pendapat orang lain, sedangkan seorang
pemimpin lebih bersifat individualistis dan tidak terikat dengan organisasi.
Five-Step Process Management (Jones, 2007)
Planning

Controlling Organizing

Coordinating Directing
Prinsip Manajemen Secara Umun (Nursalam, 2014)

• Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan

• Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada


ketidakpastian (uncertainty)

• Untuk memperoleh tujuan pengambilan keputusan dan mengurangi


ketidakpastian diperlukan data, informasi, dan proses pengendalian
Manajemen dalam Asuhan keperawatan (Jones, 2007)

Seorang manajer dalam pemberi pelayanan asuhan keperawatan, baik sebagai manajer
grup pengelolaan pasien, manajer klinis, manajer keperawatan, wakil atau pemimpinan
utama keperawatan menurut American Nurses Association, harus memenuhi tugas-
tugas, yaitu:

Decision
Team Builder Communicator Negotiator
Maker

Delegator Mentor
Perawat sebagai Leader (Jones, 2007)

Seorang perawat yang berperan sebagai pemimpin setidaknya memiliki enam


kompetensi yang harus dimiliki, yaitu

Membuat orang Optimis dan melihat


Menumbuhkan visi
mendukung visi atau semua kemungkinan
yang jelas
misi yang ada

Membimbing orang
lain dan mengucapkan Selaras untuk
Menciptakan budaya
“terima kasih”atas mendapatkan hasil
jujur
gagasan dan prestasi dan mencapai tujuan
mereka
PENERAPAN KEPEMIMPINAN
DAN MANAJEMEN PADA
SETTING PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUANG
RAWAT

Fitriah Afriani
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
 Kepemimpinan merupakan suatu proses interpersonal yang melibatkan pemberian motivasi
dan membimbing kepada orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
 Manajemen adalah suatu penyelesaian tugas yang dilakukan baik oleh diri sendiri atau dengan
mengarahkan pada orang lain.

Jadi, perbedaannya:
“Pemimpin berfokus pada orang, sedangkan manajer berorientasi pada tugas.”

(Delaune & Ladner, 2011)


Manajemen Keperawatan
 Manajemen keperawatan merupakan Tujuan Manajemen Keperawatan
suatu proses pekerjaan yang
dilakukan oleh anggota staf
keperawatan dalam memberikan 1. Mengarahkan seluruh kegiatan yang
asuhan, pengobatan, dan bantuan direncanakan
terhadap para pasien yang diatur 2. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial
sedemikian rupa dengan tujuan 3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
pelayanan dan asuhan keperawatan efisien dengan melibatkan seluruh komponen
dapat tercapai. (Gilies, 1989 dalam
yang ada
Kemenkes 2016)
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan
 Dalam memberikan pelayanan sehingga staf perawatan bekerja lebih efektif dan
keperawatan kepada pasien, perawat efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
menerapkan manajemen mengurangi penggandaan tenaga dan upaya
keperawatan dalam bentuk
manajemen asuhan keperawatan.
(Kemenkes, 2016)
Kepemimpinan dalam Keperawatan
Kepemimpinan dalam keperawatan memiliki tujuan yang bervariasi sebagai berikut:

1. Memperbaiki status kesehatan individu atau keluarga

2. Meningkatkan keefektifan dan tingkat kepuasan di antara tenaga professional

3. Memperbaiki sikap masyarakat dan dewan legislatif terhadap profesi keperawatan serta harapan
mereka terhadap profesi keperawatan

Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan y
ang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan
kepemimpinan dengan harapan seorang pemimpin keperawatan dapat
melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif
pada berbagai kegiatan.

(Kozier, 2010)
Penerapan Manajemen dan Kepemimpinan
pada setting pelayanan keperawatan di ruang
rawat
 Perencanaan (planning)
 Organizing
 Pengelolaan staf (staffing)
 Pengarahan (directing)
 Leading
 Coordinating
 Motivating
 Pengawasan (controlling)
(Rosyidi, 2013)
Perencanaan Organizing
(planning)
• Organisasi atau pengorganisasian merupakan
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan keseluruhan aktivitas manajemen dalam
pasien: gawat, transisi, dan persiapan pulang mengelompokkan orang-orang serta penetapan
dilakukan bersama ketua tim tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan terciptanya
 Mengatur dan mengendalikan asuhan aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan berhasil
keperawatan, termasuk kegiatan membimbing guna dalam mencapai tujuan yang telah
pelaksanaan asuhan keperawatan, ditentukan.
membimbing penerapan proses keperawatan
dan menilai asuhan keperawatan • Penerapan pengorganisasian di rumah sakit
sering dilakukan kepala perawat seperti membuat
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan rentang kendali, kepala ruangan membawahi dua
masalah, serta memberikan informasi kepada ketua tim, dan ketua tim membawahi 2-3
pasien atau keluarga yang baru masuk perawat, mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan: membuat proses dinas, mengatur
 Merencanakan strategi pelaksanaan
tenaga yang ada setiap hari, dan membuat rincian
keperawatan tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
(Nursalam, 2014).
Staffing
Directing
Directing atau commanding
• Komponen yang termasuk dalam
adalah fungsi manajemen yang
funggsi staffing adalah prinsip
rekrutment, seleksi, orientasi berhubungan dengan usaha
pegawai baru, penjadwalan tugas memberi bimbingan, saran,
dan klasifikasi pasien. perintah-perintah atau instruksi
• Staffing merupakan salah satu kepada bawahan dalam
fungsi manajemen berupa melaksanakan tugas masing-
penyusunan personalia pada suatu masing, agar tugas dapat
organisasi sejak dari merekrut dilaksanakan dengan baik dan
tenaga kerja, pengembangannya
sampai dengan usaha agar setiap benar-benar tertuju pada tujuan
tenaga petugas memberi daya guna yang telah ditetapkan semula.
maksimal kepada organisasi
Leading Coordinating
Leading meliputi lima macam kegiatan, yakni
• Coordinating atau mengkoordinasi merupakan
1. Mengambil keputusan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
pengertian antara manajer dan bawahan, jalan menghubungkan, menyatukan, dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
3. Memberi semangat, inspirasi, dan terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha
dorongan kepada bawahan supaya mencapai tujuan organisasi.
mereka bertindak,
• Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai
4. Memilih orang-orang yang menjadi tujuan itu, yaitu dengan memberi instruksi,
anggota kelompoknya, perintah, mengadakan pertemuan untuk
memberikan penjelasan, bimbingan atau
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap- nasihat, dan mengadakan coaching dan bila
sikap bawahan agar mereka terampil perlu memberi teguran
dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
• Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa
Motivating yang dikehendaki oleh atasan.

• Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan


ditujukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih
bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya
guna dan berhasil guna.

• Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi


sesuai dengan rencana yang telah disepakati, intruksi yang dikeluarkan serta
prinsip-prinsip yang ditetapkan yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terulang lagi.

• Pengawasan dapat dilakukan melalui komunikasi dengan mengawasi dan


Controlling berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ataupun melalui
pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, pengawasan tidak
langsung dengan mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
Metode Penugasan Dalam Manajemen
ASKEP di
Ruang Rawat

Risma Isudawati
Faktor yang mendukung dalam pemilihan Metode
penugasan dalam manajemen askep

1. Sumber Daya Manusia


2. Ketersediaan staf dan Keterampilan yang
dimiliki
3. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan
4. Tingkat kegawatan kasus pasien.
(Marquis & Huston, 2012)
Metode Penugasan

1. Total patient care atau case method nursing


2. Functional nursing.
3. Team Nursing
4. Modular nursing dan Model RN line.
5. Primary nursing.
6. Case management.
1. Total patient care atau case 1. method nursing
(Marquis & Huston, 2012).

• Perawat bertanggung jawab penuh dalam


pemenuhan kebutuhan pasien yang dikelola.
• Perawat memiliki otonomi penuh dan tanggung
jawab yang sangat besar.
• Metode ini banyak digunakan di rumah sakit dan di
Home Health Agencies.
• Kelemahan: keterampilan perawat masih kurang /
perawat kurang berpengalaman dalam memberikan
perawatan secara total ke pasien
2. Functional nursing
(Marquis & Huston, 2012)

• Perawat bekerja sesuai kemampuan pekerjaan/ keterampilan


yang dimiliki. Contoh: Perawat pemeriksa tekanan darah,
perawat linen, perawat memandikan, dan perawat medikasi.
• Keuntungan: lebih efisien (tugas selesai dengan cepat, perawat
sangat mengetahui tentang tanggung jawab pekerjaannya
tersebut).
• Kekurangan: Perawat merasa tidak terstimulasi peran dan tidak
memiliki pesaing sehingga dapat menyebabkan kepuasan kerja
yang rendah.
• Tidak memungkinkan digunakan oleh sarana kesehatan yang
jumlah perawatnya terbatas seperti di daerah-daerah terpencil.
• Boros biaya karena kebutuhan bagi banyak pemangku
keterampilan.
3. Team Nursing
• Staf berkolaborasi dalam memberikan pelayanan
• Staf perawat diberikan otonomi sebanyak
kepada sekelompok pasien di bawah arahan
seorang perawat Profesional. mungkin saat melakukan tugas sehingga
menciptakan kepuasan kerja yang tinggi.
• Sebagai pemimpin tim, Perawat bertanggung
• Kerugian: tidak cukup waktu dalam
jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan
semua pasien yang ditugaskan untuk tim untuk perencanaan dan komunikasi sehingga
merencanakan perawatan individu. menyebabkan kebingungan dalam tanggung
jawab, tingginya kesalahan, dan perawatan
• Tugas–tugas pemimpin tim: Membantu staf pasien berubah - ubah
memberikan perawatan pribadi langsung ke
• Kebutuhan komunikasi yang baik dan
pasien, mengajar, dan mengatur kegiatan pasien.
keterampilan koordinasi membuat tim pelaksana
• Komunikasi tim yang efektif menciptakan keperawatan sulit dan membutuhkan disiplin
perawatan yang komprehensif walaupun proporsi diri besar pada staf.
kebutuhan staf relatif tinggi.

(Marquis & Huston, 2012).


Metode penugasan team nursing
(Marquis & Huston, 2012).
4. Modular nursing & Model RN line
(Marquis & Huston, 2012)
• Konsep menggunakan mini-tim (dengan dua atau tiga anggota
dengan minimal satu RN).

• Pada Model RN Line Bertujuan: bahwa setiap perawat akan


melayani jumlah pasien yang sama, dan bahwa pasien di kamar
yang sama akan ditugaskan untuk satu perawat.

• Aplusan berlangsung di kamar pasien menggunakan standar SBAR


(situation/ background/ assessment/ recommendation).

• Keberadaan tim kecil seperti dalam keperawatan modular dan


Model RN Line dan mencoba untuk menetapkan staf untuk tim
yang sama sesering mungkin sehingga memungkinkan perawat
profesional lebih banyak waktu untuk perencanaan dan koordinasi
anggota tim.

• Waktu yang dibutuhkan untuk berkomunikasi berkurang, sehingga


waktu dapat digunakan untuk perawatan pasien langsung.
5. Primary nursing

• Menggunakan beberapa konsep total perawatan


pasien dan membawa perawat professional
kembali ke samping pasien untuk memberikan
perawatan.
• Terdapat tanggung jawab yang jelas dan otoritas
untuk pasien tertentu yang jelas dialokasikan untuk
perawat.
• Perawat primer bertanggung jawab 24 jam untuk
perencanaan perawatan dari satu atau lebih pasien
dari masuk atau awal hingga akhir pasien pulang/
meninggal.
6. Case management
• Sebuah proses kolaboratif yang berupa penilaian,
perencanaan, fasilitasi dan advokasi untuk pilihan dan
layanan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan individu
melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia
untuk mempromosikan hasil biaya kualitas yang efektif
(CMSA, 2008-2009 dalam Marquis & Huston, 2012).
• Perawat menangani setiap pasien secara individu,
mengidentifikasi biaya yang paling penyedia efektif,
perawatan, dan pengaturan perawatan (Marquis &
Huston, 2012).
Peran dan Tugas Perawat dalam
Manajemen Asuhan Keperawatan

Bambang Julianto
Mintzberg’s managerial roles (Robbins & Coulter, 2016)
Mintzberg’s managerial roles (Robbins & Judge, 2017)
Peran Interpersonal
Figurhead
• Berperan simbolik
• Melakukan sejumlah tugas rutin yang bersifat hukum atau sosial

Leader
• Bertanggung jawab atas motivasi dan arahan karyawan

Liaison
• Mempertahankan hubungan dengan orang lain (dunia luar) yang
memberikan bantuan dan informasi
Mintzberg’s managerial roles (Robbins & Judge, 2017)
Peran Informasi
Monitor
• Menerima berbagai informasi dan berfungsi sebagai pusat kendali informasi
internal dan eksternal organisasi

Dessiminator
• Mengirimkan informasi yang diterima dari orang lain ke anggota organisasi

Spokesperson
• Mengirimkan informasi kepada orang lain di luar organisasi tentang
rencana organisasi, kebijakan, tindakan, dan hasilnya
Mintzberg’s managerial roles (Robbins & Judge, 2017)
Peran Decisional
Entrepreneur
• Memulai dan membawa perubahan bagi organisasi dan lingkungannya

Disturbance Handler
• Bertanggung jawab atas tindakan korektif saat organisasi berhadapan dengan gangguan yang
tidak terduga

Resource Allocator
• Membuat atau menyetujui keputusan organisasi signifikan

Negotiator
• Mewakili organisasi untuk berbagai negosiasi umum yang dilakukan
Proses timbang terima per shift dan ronde
keperawatan

Reza Zainal
Timbang Terima Per – Shift
• Pertukaran informasi secara verbal yang dilakukan antara dua atau lebih penyedia
layanan kesehatan mengenai kondisi pasien, rencana perawatann pasien. Kegiatan
timbang tukar ini biasanya dilakukan sebelum perubahan shift ataupun ketika
pasien dipindahkan ke unit yang berbeda (Marquis dan Huston, 2012).
• timbang terima (handover) adalah suatu kegiatan pada setiap pergeseran staf
perawat saat pergantian sift berupa penerimaan laporan status pasien sebelum
memulai perawatan (Scovell,2010).
• Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima pasien ini harus (Nursalam, 2014). Transfer informasi dari satu jadwal jaga
(shift) ke jadwal jaga berikutnya untuk menjamin keefektifan dan keamanan
perawatan pasien (Scovell, 2010).
METODE OPERAN
Menurut Miller dan Sexton dalam Conwy (2008) terdapat empat jenis metode
dalam timbang terima keperawatan, yaitu :
• Bedside handover
• Taped recorded handover
• Written handover
• Verbal handover
Bedside handover

• Bertujuan untuk melibatkan pasien dalam perawatan mereka, tetapi terdapat


kekurangan yakni sulit menjaga kerahasiaan pasien.
• Pada samping tempat tidur, lingkungan yang kurang mendukung seperti tirai
yang tipis atau hal lainnya dapat menyebabkan kemungkinan pasien mendengar
perawat, maka diharapkan perawat tidak menyebutkan hal yang sensitif dan
hanya berikan informasi yang relevan untuk menjaga kemungkinan terdengar
dengan klien lainnya.
• Terkadang mengenai bedside handover ini hanya sebagai formalitas, apalagi
untuk perawat di ruang ICU yang mana klien sedang tidak sadarkan diri atau
hampir meninggal, padahal melibatkan klien dan berkomunikasi dengan klien
sangat diperlukan ketika klien dalam keadaan demikian.
Taped recorded handover
Taped handover dilakukan bertujuan untuk menghindari waktu yang
overlap.

Kekhawatiran mengenai konten dapat dibantah mengingat bahwa


taped handover menuntut perawat agar dapat memberikan informasi
yang relevan dan singkat ( Prouse, 1995) dalam Scovell (2010).
taped handover juga dapat mengurangi interupsi real-time dimana
ketika perawat perlu memberhentikan rekaman dengan suatu alasan,
aliran informasi dapat dengan mudah dilanjutkan lagi dilain waktu.
Namun menurut Kerr (2002) dalam Scovell (2010) taped handover
dapat mengurangi kekohesivan sosial antar perawat karena sedikitnya
interaksi tatap muka antar perawat.
Written handover
• menggunakan pendekatan yang lebih formal.
• Kekurangan: mengandalkan tulisan yang dapat dibaca (jelas dan dimengerti) atau
akses computer dan juga jumlah perawat yang menyediakan informasi dapat
membuat sulit untuk dikelola karena kurangnya kesempatan untuk mengklarifikasi.
• informasi akan mereka tulis dalam potongan kertas atau catatan kecil dan dibawa
sepanjang shift.
• Hardey et al (2000) dalam Scovell (2010) melaporkan bahwa perawat menggunakan
kode individu yang harus diselesaikan oleh perawat yang akan berjaga selanjutnya.
• Meskipun penggunaan kode ini dianggap baik untuk menjaga waktu, namun
menurut McKenna (1997) dalam Scovell (2010), hal ini dapat menimbulkan masalah
yaitu kurangnya informasi yang masuk akibat adanya kesalahpahaman yang
dilakukan oleh perawat jaga selanjutnya akibat salah menginterpretasikan kode
Verbal Handover

• Verbal handover dapat megakomodasi pengalaman dan kemampuan


peserta. Meissner et al (2007) dalam Scovell (2010) mencatat bahwa
perawat lebih mungkin untuk membahas aspek psikososial perawatan
selama laporan lisan. Namun lamanya proses verbal handover ini dapat
menjadi kelemahan, yakni antara 15 hingga 90 menit.
PROSES TIMBANG TERIMA

(Lyhne, Georgiou, Marks, Tariq, & Westbrook, 2017)


HOP I: Pengumpulan
Informasi oleh Perawat
• Sumber informasi:

staf yang terlibat langsung dalam


perawatan, staf yang tidak terlibat
langsung dalam perawatan (manajer dan
administrasi), staf pendukung (fisioterapis,
okupasi terapis, dan petugas rekreasi),
serta dokter dan apoteker.
• Cara mengumpulkan informasi:

komunikasi verbal (tatap mata langsung


atau face-to-face), telepon, email, pesan
singkat, dan faksimili. Selain itu, informasi
juga didapatkan melalui catatan berbasis
kertas (grafik, berkas, kalender, serta buku
komunikasi) dan catatan elektronik.
HOP II: Persiapan Lembar Pendahuluan Timbang
Terima
Lembar timbang
terima berisi:
• nomor kamar
• nama pasien
• nama dokter
• kebutuhan
perawatan pasien
HOP III: Pelaksanaan
Pertemuan Timbang Terima
• Perawat yang keluar bertemu dengan
perawat yang akan masuk, ruang tim
perawatan atau pos perawat.
• Perawat yang keluar menyampaikan
informasi mengenai pasien secara berurutan
kepada perawat yang akan masuk, sesuai
dengan yang tercantum pada lembar.
• Perawat baru akan menggunakan versi yang
baru dicetak dari lembar timbang terima
sebagai panduan visual dan perawat yang
keluar menggunakan lembar yang dicetak
oleh perawat sebelumnya.
• Staf yang baru masuk dapat menambahkan
informasi atau mengajukan pertanyaan
untuk klarifikasi.
RONDE KEPERAWATAN
• proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi
proses pembelajaran (Clement, 2011).
• prosedur dimana dua atau lebih perawat akan mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan (Berman &
Synder, 2010)
TUJUAN RONDE KEPERAWATAN
1. melihat kemampuan staf perawat dalam memanajemen pasien

2. mendukung pengembangan professional dan peluang Matron’s rounds


pertumbuhan

3. menumbuhkan cara berpikir secara kritis dan pemikiran tentang Nurse


tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien management
rounds
4. meningkatkan validitas data klien Tipe ronde
keperawatan
5. menilai kemampuan justifikasi
Patient comfort
6. meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja dan rounds
memodifikasi rencana perawatan

7. mendapatkan informasi yang akan membantu merencanakan


asuhan keperawatan Teaching rounds.

8. memberikan klien kesempatan untuk mendiskusikan perawatan


mereka, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diterima
klien
Matron’s rounds
• menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan,
menanyakan kondisi pasien sesuai dengan jadwal rondenya. Perawat melakukan pemeriksaan
terhadap standar pelayanan, kebersihan dan kerapian serta menilai penampilan dan kemajuan
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien

Nurse management rounds


• menurut Close & Castlide (2005) ronde ini merupakan ronde manajerial yang melihat pada
rencana pongobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Hal ini digunakan untuk
melihat priorotas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada
proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran dengan kepala perawat.
Patient comfort rounds
• menurut Close & Castlide (2005) ronde ini berfokus kepada kebutuhan utama yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi
semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.

Teaching rounds
• menurut Close & Castlide (2005) merupakan ronde yang dilakukan antara teacher
nurse dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjadi adanya proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat.
Dengan adanya pembelajaran langsung, perawat dan siswa perawat dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan kepada pasien.
Sumber : Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

Dokumentasi Asuhan keperawatan di


Rumah Sakit

Mila Charonika
Pengertian dokumentasi keperawatan
1. Dokumentasi keperawatan merupakan sebuah catatan dari riwayat
kesehatan klien, perubahan status kesehatan klien, tindakan keperawatan
atau pengobatan yang diberikan serta respon klien terhadap tindakan
tersebut (Kozier, 2012).
2. Suatu dokumen atau catatan yang berisi data tentang keadaan pasien
yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan akan tetapi juga dilihat dari
jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat
dalam memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010).
3. Dokumentasi merupakan bagian integral proses keperawatan, bukan
sesuatu yang berbeda dari metode problem solving. Dokumentasi proses
keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi terhadap klien (Nursalam, 2009).
4. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dimulai dari proses
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan
keperawatan dan evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun
manual serta dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat.
Dokumentasi • Data pribadi dan data demografi klien

• Izin pelaksanaan terapi dan prosedur


mengandung Informasi :
• Riwayat keperawatan

• Laporan pemeriksaan fisik dan diagnostic

• Diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan / rencana tim

• Rekaman terapi dan evaluasi asuhan keperawatan

• Riwayat medis

• Diagnosa medis

• Perintah terapiutik

• Catatan evaluasi medis dan tim kesehatan lain

• Edukasi kepada klien

• Ringkasan prosedur operasi

• Rencana dan ringkasan pemulangan klien


Tujuan dokumentasi keperawatan

Sebagai media
berkomunikasi dan Implikasi
memberikan kontinuitas Hukum
perawatan

Memberikan
peningkatan kualitas
Akuntabilitas
dan manajemen
resiko

(Yustiana Olfah dan Abdul Ghofur, 2016)


Manfaat dan Pentingnya
Dokumentasi Keperawatan
1. Kualitas pelayanan
2. Pendidikan dan penelitian
3. Jaminan mutu
4. Akreditasi
5. Keuangan
Gillies (1996) menyatakan bahwa
perawat memiliki tanggung
jawab profesional terhadap Assessment
segala tindakannya. Nursing diagnosa
Dokumentasi proses asuhan
keperawatan berguna untuk
memperkuat pola pencatatan Planning
dan sebagai petunjuk atau
pedoman praktik Implementation
pendokumentasian dalam
memberikan tindakan
keperawatan.
Evaluation
Proses Keperawatan
Dokumentasi
keperawatan
Prinsip Dokumentasi Keperawatan
• Dokumen merupakan suatu bagian integral dari pemberian asuhan keperawatan.
• Praktik dokumentasi bersifat konsisten.
• Tersedianya format dalam praktik dokumentasi.
• Dokumentasi hanya dibuat oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi
langsung klien.
• Dokumentasi harus dibuat sesegera mungkin.
• Catatan harus dibuat secara kronologis.
• Penulisan singkatan harus menggunakan istilah yang sudah berlaku umum dan seragam.
• Tuliskan tanggal, jam, tanda tangan, dan inisial penulis.
• Catatan harus akurat, benar, komplit, jelas, ringkas, dapat dibaca, dan ditulis dengan tinta.
• Dokumentasi adalah rahasia dan harus disimpan dengan benar
(Nursalam. 2011)
Kaidah Pendokumentasian

Factual  mengandung data objektif dan subjetik klien

acurate  dapat diukur

complete  lengkap, sesuai dan penting

Current  dokumentasi saat klien berlangsung

Organized  memudahkan untuk dibaca


Metode Pendokumentasian Keperawatan

• Metode Narasi
• Metode masalah berorentasi medical
record (POMR)
• Metode SOAP/IER
• Metode fosus charting
Metode Narasi
• Dokumentasi narasi adalah metode manual untuk
merekam asuhan keperawatan. Format dokumen
informasi spesifik untuk kondisi klien.
• Data dicatat dalam catatan kemajuan tanpa kerangka
pengorganisasian. Untuk mencari data yang
dibutuhkan, perlu memilah - milah informasi.
Problem-Oriented Medical Record
(POMR)
• Metode dokumentasi yang berfokus pada masalah sehingga
anggota tim kesehatan ikut berkontribusi untuk mengidentifikasi
masalah klien. Memiliki 4 pembagian
1. Database  hasil wawancara dan pengkajian yang dapat
dianalisis masalah-masalah dari aspek bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
2. Problem list
3. Care Plan  Setelah menemukan masalah maka mulai membuat
perencanaan perawatan berdasarkan intervensi dan hasil yang
diharapkan dan sesuai untuk klien.
4. Progress Note  dituliskan secara naratif. Memiliki format SOAP,
PIE, dan DAR
Potter et, al., (2006)
SOAP – SOAPIER

• Metode berorientasi dokumentasi


Focus Charting
adalah cara terstruktur catatan
pengembangan narasi ditulis oleh
semua tim kesehatan anggota, dengan • Perawat mengidentifikasi “focus”
menggunakan SOAP (subjektif, objektif, berdasarkan masalah klien atau
analisa dan planing). perilaku ditentukan selama penilaian.
• IER (intervensi, evaluasi dan revisi) : • Data subjektif yang mendukung focus
ketika intervensi didentifikasi dan disebutkan atau menggambarkan
berubah untuk memenuhi kebutuhan status klien pada saat peristiwa
klien. Evaluasi bagaimana hasil penting atau intervensi. Tindakan
perawatan di evaluasi. Revisi ketika selesai atau direncanakan intervensi
perubahan pada masalah asli berasal keperawatan berdasarkan penelitian
dari revisi intervensi, hasil garis perawat dan status klien.
perawatan atau waktu ini digunakan
untuk menunjukan perubahan
(Meiner, 1999).
Beberapa Pedoman Dokumentasi

• Dokumen dapat dipercaya jika : kontemporer, akurat jujur, dan


tepat guna.
• Obat.
• Selalu catat dengan prinsip 6 benar obat, termasuk jika obat tidak
diberikan, terjadi reaksi alergi, hingga penolakan diberikan obat berikut
alasannya.

• Komunikasi dengan dokter


• Menggunakan sistem TBAK (tulis-baca-konfirmasi ulang)

• dokumentasikan yang dikerjakan, kerjakan yang


didokumentasikan.
Tantangan Pendokumentasian Keperawatan
• Tantangan dalam mengukur asuhan keperawatan adalah waktu dan
tugas-tugas mendokumentasikan dalam seluruh catatan klinis serta
dokumentasi pengasuhan informal tidak tersedia (Bettgeel et al., 2012).

• Dokumentasi keperawatan dianggap beban. Banyaknya lembar format


yang harus diisi untuk mencatat data intervensi keperawatan pada
pasien membuat perawat terbebani. Kurangnya perawat yang ada
dalam suatu tatanan pelayanan kesehatan memungkinkan perawat
bekerja hanya berorientasi dalam tindakan saja. Tidak cukup waktu
untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada lembar
format dokumentasi keperawatan. Tidak adanya pengadaan lembar
format dokumentasi keperawatan oleh institusi. Tidak semua tindakan
diberikan pada pasien dapat di dokumentasikan dengan baik. Karna
lembar format yang ada tidak menyediakan tempat (kolom untuk
menuliskannya).
Upaya Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Dan
Manajemen Keperawatan
Agar Sesuai Dengan Kualitas Akreditasi Secara
Internasional /JCI

Meriati EM Hutapea
Fungsi Manajemen

Planning

Organizing

Staffing

Directing

Controlling
Karakteristik Manajer
Memiliki suatu posisi dalam organisasi formal

Memiliki kekuasaan resmi atas wewenang diposisi tersebut

Manajemen memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang spesifik

Meliputi kontrol; pengambilan keputusan; analisis keputusan dan hasil; memanipulasi orang, lingkungan,
uang, waktu, dan sumber daya; untuk mencapai tujuan oraganisasi

Memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas yang lebih formal dari pemimpin

Bersedia atau tidak bersedia, seorang manajer berhubungan langsung dengan


bawahannya

(Marquis & Huston, 2012)


DEFINISI AKREDITASI
Undang- • suatu pengakuan yang diberikan
undang RI oleh pemerintah kepada rumah
No.44 tahun sakit karena telah memenuhi
2009 standar yang ditentukan.
• pengakuan terhadap rumah sakit
Permenkes RI yang diberikan oleh lembaga
independen yang ditetapkan oleh
Nomor 12 tahun menteri setelah dinilai bahwa
2012 rumah sakit memenuhi standar
• proses
pelayanan yang suatu
dimana berlaku
lembaga, yang
Joint terpisah dan berbeda dari
organisasi pelayanan kesehatan
Commission biasanya non pemerintah,
International melakukan asessment terhadap
organisasi pelayanan kesehatan
TUJUAN AKREDITASI

Menurut Joint Comission Internasional


adalah untuk merangsang perbaikan terus
menerus, berkelanjutan dalam organisasi
kesehatan dengan menerapkan standar
konsensus internasional yang bertujuan
untuk keselamatan pasien dan sebagai data
pengukuran pendukung
MANFAAT AKREDITASI
• Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa organisasi itu menitik beratkan sasaran pada
keselamatan pasien dan kualitas perawat yang diberikan
• Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga karyawan merasa puas
• Bernegosiasi dengan sumberdaya pendanaan yang akan menanggung biaya perawatan berdasarkan
data kualita perawatan
• Mendengarkan pasien dan keluarga, menghormati hak-hak mereka dan melibatkan mereka sebagai
mitra dalam proses perawatan
• Menciptakan budaya mau belajar dari laporan-laporan kasus efek samping yang dicatat
berdasarkan waktu kejadian dan hal-hal lain terkait keselamatan
• Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerjasama untuk meraih kualitas dan
keselamatan pasien di segala tingkatan
Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan
Kepemimpinan dan Manajemen di Rumah Sakit

Pimpinan Pimpinan
Pimpinan rumah menetapkan proses memberikan
sakit berkolaborasi yang dijadikan bantuan teknologi Penyebaran Memberikan
dalam prioritas untuk dan dukungan informasi pelatihan kepada
melaksanakan dilakukan evaluasi lainnya untuk mengenai staf sesuai dengan
program dan kegiatan mendukung peningkatan mutu peran dalam
peningkatan mutu peningkatan mutu program dan keselamatan program yang
dan keselamatan dan keselamatan peningkatan mutu pasien kepada staf direncanakan
pasien pasien yang harus dan keselamatan
dilaksanakan pasien
Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan
Perawat

Langkah awal yang perlu dtempuh oleh


perawat professional adalah
Pengembangan ilmu keperawatan
mengembangkan sekolah Sarjana
Keperawatan serta profesi Ners.

Perubahan dan pengembangan perawat


masa depan. Menurut Nursalam (2002),
peran perawat di masa depan harus • Communication
berkembang seiring dengan • Activity
• Review
perkembangan IPTEK dan tuntutan
• Education
Nursalam,(2011) kebutuhan masyarakat.
Referensi
Joint Commission International. (2014). Joint Commission International Accreditation Standars for Hospitals (5th
ed.). Illinois, US: Joint Commission Resources.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2013). Pedoman Tata Laksana Survei Akreditasi Rumah Sakit (2nd ed.). Jakarta:
Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and
Application (7th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba
Medika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi RS (2012). Indonesia.

Undang Undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (2009). Indonesia.
Referensi
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and Application (7th ed.).
Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.

Nursalam, N., & Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan . Retrieved from http://ners.unair.ac.id/materikuliah/BUKU-
PENDKEPRAWATAN-2008.pdf

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi RS (2012). Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (2014). Indonesia.

Whitehead, D. K., Weiss, S. A., & Tappen, R. M. (2010). Essentials of Nursing Leadership and Management (5th ed.). Philadelphia: F.
A. Davis Company.

Yildiz, A., & Kaya, S. (2014). Perceptions of nurses on the impact of accreditation on quality of care: A survey in a hospital in Turkey.
Clinical Governance: An International Journal, 19(2), 69–82. https://doi.org/10.1108/CGIJ-07-2013-0021
Referensi
• Ashurst, A. (2000). Care documentation for the 21st century. Nursing and Residential Care, 2(11), 542-544.

• Berman, A., & Snyder, S. J. (2012). In Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice. Newyork: Pearson.

• Brenner, Z.R., Dimitroff, L. J., & Nichols, L.W. (2010). Documentation of nursing care behaviors. International
Journal for Human Caring, 14(4):7-13.

• Cheevakasemsook, A., Chapman, Y., Francis, K., & Davies, C. (2006). The study of nursing documentation
complexities. International Journal of Nursing Practice, 12, 366-374.

• College of Registered Nurses of British Columbia (CRNBC). (2012). Practice support: nursing documentation.
Vancouver, BC Canada: Author

• DeLaune, S. C., Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of Nursing. Ed 2nd. US: Thomson Learning.

• Gillies, Dee Ann. (1996). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi 2, alih bahasa oleh Sukmana
dkk, untuk kalangan terbatas

• Iyer, P.W. and N.H.Camp. 2005. Nursing Documentation. Alih Bahasa Vienty Firman. Edisi ke.3. Jakarta : EGC

• Nursalam. 2011. Proses Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika

• Olfah, Yustiana, & Abdul Ghofur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Dokumentasi Keperawatan. Pusdik
SDM Kesehatan Kemenkes RI.

• Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2013). Fundamentals Of Nursing 8th ed. Canada: ELSEVIER.

• Weiss, S., A & Tappen, R., M. (2015). Essentials of Nursing Leadership and Management 6th edition. United State of
America : F.A Davis Company
Daftar Pustaka
Berman, A., dan Synder, S.J. (2010). Kozier & Erb’s fundamentals of nursing : concepts, process, and practice.
USA : Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey

Clement, I. (2011). Management nursing services and education. 1st ed. India: Elsevier

Close, A. dan Castledine, G. (2005). Clinical rounds part 1: matrons’ rounds. British Journal of Nursing, 14(15),
816-817

Conwy and Debighshire NHS Trust. (2008). “Nursing Handover for Adult Patients Guidelines.”
http://www.wales.nhs.uk/sitesplus/documents/861/Additional%20Info%20048.pdf

Lyhne, S., Georgiou, A., Marks, A., Tariq, A., & Westbrook, J. I. (2017). Towards an understanding of the
information dynamics of the handover process in aged care settings — A prerequisite for the safe and
effective use of ICT. International Journal of Medical Informatics, 81(7), 452–460.
http://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2012.01.013.

Marquis dan Huston. (2012). Leadership roles and management functions in nursing : theory and application. 7
th ed. USA : Lippincott Williams & Wilkins

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika

Scovell S (2010) Role of the nurse-to-nurse handover in patient care. Nursing Standard. 24, 20, 35-39
http://journals.rcni.com/doi/pdfplus/10.7748/ns.24.20.35.s47

Anda mungkin juga menyukai