sri.lestari.adittya@gmail.com
A. Definisi
Hyaline Membrane Disease adalah sebutan pada gangguan peru berat yang disebabkan oleh
kurangnya surfaktan di dalam paru-paru neonates (CHHS, 2015)
Respiratory Distress Syndrome adalah gangguan paru berat atau disfungsi respirasi pada neonates
dan umumnya terjadi karena berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturase paru
dan merupakan resiko tinggi terhadap timbulnya komplikasi respirasi dan adanya gangguan
neurologis jangka Panjang (Hockenberry, 2013)
Surfaktan adalah fosfolipid aktif permukaan yang disekresi oleh epitel alveoli (Hockenberry,
2015). Surfaktan berfungsi mengurangi tegangan permukaan cairan uang melapisi alveoli dan
jalan nafas, mengakibatkan pengembangan beragam dan terjaganya ekspansi paru pada tekanan
intraalveolar yang rendah.
B. Etiologi
Penyebab utama terjadinya RDN atau RDS adalah defesiensi atau kerusakan surfaktan. Faktor
penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu:
a. Premature (Usia gestasi dibawah 32 minggu)
b. Asfiksia perinatal
c. Maternal diabetes,
d. Bayi prematur yang lahir dengan operasi Caesar.
• Stadium 3 : Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru
terlihat lebih opaque dan bayangan jantung hamper tak terlihat, bronchogram udara lebih
luas
• Stadium 4 : Seluruh thorak sangat opaque (white lung) sehingga jantung tidak dapat dilihat
D. Manifestasi Klinis
a) Dispnoe Berat
b) Penurunan Compliance Paru
c) Pernapasan yang dangkal dan cepat pada mulanya yang menyebabkan alkalosis
respiratorik karena ( CO2 ) karbondioksida banyak terbang.
d) Peningkatan kecepatan penapasan
e) Nafasnya pendek dan ketika menghembuskan nafas terdengar suara ngorok
f) Kulit kehitaman akibat hipoksia
g) Retraksi antargia atau dada setiap kali bernapas
h) Napas cuping hidung
i) Takipnea ( > 60x/mnt)
E. PATOFISIOLOGI
Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang
disebut surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut
sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai
maksimum pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan
surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan
mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir ekspirasi. Kolaps paru ini akan
menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
Hipoksia akan menyebabkan terjadinya :
Oksigenasi jaringan menurun sehingga terjadi metabolisme anerobik dengan penimbunan
asam laktat dan asam organic lain yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolic.
Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolarisyang akan menyebabkan terjadinya
transudasi kedalam alveoli dan terbentuknya fibrin, selanjutnya fibrin dan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan membrane hialin.
Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya sirkulasi jantung, penurunan aliran
darah keparu dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan
terjadinya atelektasis. Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia
pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti
hipertensi, IUGR dan kehamilan kembar.
Secara singkat patofisiologinya dapat digambarkan sbb :
Atelektasis → hipoksemia →asidosis → transudasi → penurunan aliran darah paru →
hambatan pembentukan zat surfaktan → atelekstasis. Hal ini berlangsung terus sampai terjadi
penyembuhan atau kematian.
F. Komplikasi
c. Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif b.d ketidakmampuan paru, neurologis, vaskular, alveolar dan otot
Pertahankan fungsi pernapasan dan pantau jantung.
Observasi tanda vital setiap 30 menit : Observasi saturasi O2
Observasi warna kulit : sianosis
Atur posisi pasien agar pengembangan dada maksimal
Cek AGD setiap 15-20 menit perubahan konsentrasi O2 dan setelah terjadi perubahan
inspirasi dan ekspirasi
Kolaborasi pemberian NCPAP
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya nutrisi yang diserap
dan meningkatnya kebutuhan metabolik
Tujuan :Pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat: BB tidak turun > 10 %, Peningkatan BB 20-30
gr/hari Nilai albumin > 3,5, Intake kalori sebanding dengan jumlah kebutuhan tubuh
Intervensi Keperawatan :
Kaji kemampuan menghisap dan menelan klien
Berikan nutrisi sesuai kebutuhan BBLR 105-115 kKal/Kg/hari
Timbang BB tiap hari
Monitor intake cairan dan output
Pertahankan haluaran urin normal (1-3 ml/kg/jam)
Pantau nilai albumin dan elektrolit
Pasang selang nasogastrik atau orogastrik untuk dapat memasukkan makanan jika bayi
kelelahan dan reflex hisap dan menelan belum baik atau untuk mengevaluasi isi lambung
Berikan makanan sesuai dengan prosedur berikut
Elevasikan kepala bayi
Berikan ASI atau susu formula dengan prinsip gravitasi dengan ketinggian
Berikan Total Parenteral Nutrisi jika diindikasikan
5. Risiko gangguan ketidakseimbangan cairan
Tujuan : - Intake adequat.Turgor kulit elastis dan pengisian kapiler <2 detik
Intervensi :
Monitor intake cairan dan output .
Pertahankan haluaran urin normal (1-3 ml/kg/jam)
Monitir tanda – tanda dehidrasi : Turgor kulit elastis dan pengisian kapiler <2 detik.
Pantau nilai albumin dan elektrolit.
Pasang selang nasogastrik atau orogastrik untuk dapat memasukkan makanan jika bayi
kelelahan dan reflex hisap dan menelan belum baik atau untuk mengevaluasi isi lambung.
Lakukan oral hygiene sebelum pemberian minum.
Berikan makanan sesuai dengan prosedur berikut
o Elevasikan kepala bayi
o Berikan ASI dengan prinsip gravitasi dengan ketinggian .
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat ASI.
Ajarkan ibu cara memerah dan penyimpanan ASI
Motivasi ibu untuk selalu menyediakan ASI untuk bayinya.
Berikan terapi cairan sesuai program.
Ball, J. Bindler, R. & Cowen, K. 20. Principles of pediatric nursing caring for children. New
Jersey : Publishing as Pearson
Kelly, M.K. & Coliins, J. (2014). Nutrition in critical illness, an issue of critical nursing clinics.
Philadelphia: elseiver
Perry, Shannon., Hockenberr, Marilyn J., Lowdermilk, Deltra., Wilson, Olsivid.(2014). Maternal
Child Mursing Care fifth edition. Canada :Elsevier
Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi 1 Jakarta : CV Sagung Seto.