Anda di halaman 1dari 84

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN

MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENDEMI


COVID-19 DI DESA MANSALEAN
KECAMATAN LABOBO

SKRIPSI

MOH FADLILLAH
201501431

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan


Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi
Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo” dalam menghadapi pandemi
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes
Widya Nusantara Palu.

Palu, September 2020

MOH. FADLILLAH
NIM. 201501431

ii
ABSTRAK
MOH.FADLILLAH. Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat
dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 Tahun 2020. Dibimbing oleh Tigor H.
Situmorang dan Sringati.

Hasil pengamatan dan wawancara masyarakat kabupaten banggai laut khususnya


di Kecamatan Labobo Desa Mansalean dalam menghadapi pandemik covid 19.
Keadan masyarakat dalam menghadapi pandemik covid 19 sangat khuatir akan
tertularnya corona virus dikarenakan adanya pemudik dari daerah diluar
kabupaten banggai laut. Pemudik yang berasal dari kota banggai laut kebnyakan
bersatatus mahasiswa dan mahasiswi yang menuntut ilmu di luar kota banggai.
Ada beberapa pemudik yang berasal dari zona merah. Jumlah pasien yang
terinfeksi Covid 19 di desa Mansaelan ada 1 orang. Tujuan penilitian diketahuinya
Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan mengguanakan desain penelitian deskriptif dengan
metode Cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data diperoleh
saat ini juga. Populasi penelitian ini adalah semua masyarakat di Desa Mansaelan,
jumlah sampel dalam penelitian ini 53 0rang dengan menggunakan rumus slovin.
Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai 0,962 (p value > 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat Hubungan Pengetahuan dan
Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa
Mansalean Kecamatan Labobo Tahun 2020. Simpulan tidak terdapat Hubungan
Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi
Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Tahun 2020. Saran bagi petugas
di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean Berikan informasi lebih
intensif kepada masyarakat tentang covid 19 atau pendidikan kesehatan kepada
masyarakat ataupun kader-kader kesehatan tentang covid 19 dan pentingnya
perlindungan diri serta sosialisasi tentang adanya penularan penyakit covid 19.

Kata kunci : Pengetahuan, Tingkat Kecemasan Masyarakat, Pendemi Covid 19

iii
ABSTRACT
MOH.FADLILLAH. Correlation Of Knowledge And Anxiety Level Of Community
In Facing The Covid-19 Pandemic, 2020. Guided By TIGOR H. SITUMORANG
And SRINGATI.

Based on observation and interview toward community in Banggai Laut Regency


especially in Mansalean Village Of Labolo Subdistrict in facing the Covid 19
pandemic, they are too much worry that will be infected by corona virus because
of so many visitor come to Banggai Laut. The visitor who come to Banggai Laut
City are the students that have been studying in outside. And some of the visitor
come from the red zone area. Only 1 people have infected of covid 19 in
Masalean Village. The aims of research to obtain the correlation of knowledge
and anxiety level of community in facing the covid-19 pandemic. This research
used descriptive quantitative method and cross sectional design with incidental
data collected. The total of population is 53 people who stay in Mansalean
Village that collected by slovin formula. Based on chi square test found that p
value 0,962 (p value > 0,05). So, H0 accepted and Ha rejected, it means have no
correlation of knowledge and anxiety level of community in facing the covid-19
pandemic, 2020. Suggestion for staffs in Masalean Village of Labolo Subdistrict
should provide the intensive information regarding covid 19 or health education
to community and health cadres and need self protection way for infection of
covid 19.

Keyword : knowledge, anxiety level of community, covid 19 pandemic.

iv
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN
MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENDEMI
COVID-19 DI DESA MANSALEAN
KECAMATAN LABOBO

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi


Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

MOH FADLILLAH
201501431

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

v
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN


MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENDEMI
COVID-19 DI DESA MANSALEAN
KECAMATAN LABOBO

SKRIPSI

MOH FADLILLAH
201501431

Skripsi ini Telah Di Ujikan Tanggal, 03 Oktober 2020

Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes (..................................)


NIK. 20080901001

Sringati, S.Kep., Ns., M.P.H (..................................)


NIK. 20080902006

Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Stikes Widya Nusantara

Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes


NIK. 20080901001

vi
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tepat pada waktunya dengan judul
“Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo ” Shalawat dan Salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
jadikan teladan dalam aktifitas seharian kita.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan
dan arahan dari berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ayahanda Ghalib Dg. Parhani dan Ibunda Rosmini yang telah
melahirkan, mengasuh, membesarkan, mendidik dan memberikan doa restu serta
dukungan moril maupun materil kepada penulis. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Dr. Pesta Corry Sihotang, Dipl. Mw., S.KM., M.Kes, Selaku Ketua Yayasan
Stikes Widya Nusantara
1. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes. Selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu, sekaligus Pembimbing I yang setiap saat meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
Skripsi ini.
2. Hasnidar, S.Kep., Ns., M.Kep.Selaku Ketua Program Studi Ners
3. Juwita Meldasari Tebisi, S.Kep., Ns., M.Kes Penguji utama yang telah
bersedia meluangkan waktunya menguji dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan Skripsi.
4. Sringati, S.Kep., Ns., M.P.H Pembimbing II yang setiap saat meluangkan
waktunya untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Desa Mansaelan Kecamatan Labobo, yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

vii
6. Terimakasih kepada semua responden yang telah bersedia menjadi responden
dalam pengambilan penelitian yang peneliti telah laksanakan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan tugas akhir.
7. Bapak / Ibu Dosen dan seluruh staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis
mengikuti pendidikan.
8. Teristimewa teman-teman angkatan 2015 yang telah memberikan support
serta semangat dalam penyusunan skripsi ini
Kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, semoga
Allah SWT berkenan membalasnya dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua.

Palu, September 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ ii
ABSTRAK iii
ABSTRACK iv
HALAMAN JUDUL........................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
.......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.......................................................................... 1
B. RumusanMasalah..................................................................... 6
C. TujuanPenelitian...................................................................... 7
D. ManfaatPenelitian.................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan...................................... 6
B. Tinjauan Umum Tentang Covid 19......................................... 17
C. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat..................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian...................................................................... 50
B. Tempatdanwaktupenelitian...................................................... 50
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 50
D. Variabel Penelitian................................................................... 51
E. Definisi Operasional................................................................ 51
F. Instrumen Penelitian................................................................ 51
G. Teknik pengumpulan data........................................................ 52
H. Analisis Data............................................................................ 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................ 54
B. Pembahasan............................................................................. 55
BAB V SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan.................................................................................. 58
B. Saran........................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi responden Umur................................................................. 53


Tabel 4.2 Kecemasan......................................................................................... 54
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan
Labobo................................................................................................ 61

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Daftar Pustaka


Lampiran 2. Jadwal Penelitian
Lampiran 3.Permohonan pengambilandata awal
Lampiran 4.Surat balasan pengambilan data awal
Lampiran 5. Surat Permohonan Turun Penelitian
Lampiran 6. Permohonan menjadi Responden
Lampiran 7. Kuesioner
Lampiran 8. Permohonan Persetujuan Responden
Lampiran 9. Surat balasan Penelitian
Lampiran 10. Master Tabel
Lampiran 11. Hajil Olahan Data SPSS
Lampiran 12. Dokumentasi
Lampiran 13. Riwayat Hidup
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Proposal Skripsi

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid-19 atau Corona virus merupakan virus yang merupakan penyakit
mulai gejala ringan dan berat yang disebabkan oleh virus (COVID-19)
merupakan virus yang masih awam dikalangan masyarakat. Virus corona
merupakan virus yang penularannya melalui hewan ke manusia. Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Terdapat berbagai jenis virus
corona namun tidak semua dapat menyerang manusia. Pada kasus yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.1
World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa fenomena
terjadinya pneumonia karena penyebab yang belum diketahui menyerang
Kota Wuhan yang kini meresahkan manusia di seluruh dunia. Pandemi
semakin berat dengan laporan kematian yang banyak terjadi luar China.
WHO menetapkan COVID-19 Pada tanggal 30 Januari 2020, sebagai Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD)1. Pada tanggal 12 Februari
2020, WHO menetapkan resmi penyakit novel coronavirus yang terinfeksi
pada manusia dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). COVID-19
disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar
coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya
berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka
kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang
dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding
SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke
beberapa negara dibanding SARS.2

1
1
2

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan


sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah 51.857 kasus konfimasi di 25
negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). Rincian negara dan jumlah kasus
sebagai berikut: China 51.174 kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian,
Jepang (53 kasus, 1 Kematian dan 355 kasus di cruise ship Pelabuhan
Jepang), Nepal (1 kasus), Perancis (12 kasus), Australia (15 kasus), Malaysia
(22 kasus), Filipina (3 kasus, 1 kematian), Sri Lanka (1 kasus), Kanada (7
kasus), Jerman (16 kasus), Rusia (2 kasus), United Kingdom (9 kasus), Belgia
(1 kasus), Finlandia (1 kasus), Spanyol (2 kasus), Swedia (1 kasus), UEA (8
kasus), dan Mesir (1 Kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa
petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.
Indonesia merupakan salahsatu negara yang terkena dapampak
pandemik Covid 19 dan perkembangan penularanya yang sangat cepat di tiap
profensi di indonesia. Pada tanggal 2 Mare 2020 pertama kali ditemuka kasus
Covid 19. Kasus Covid 19 di indonesia merupakan kasus yang tertinggi di
Asia Tenggara berjumlah 1.528 kasus dan 136 kematian.

Provinsi Sulawesi tengah merupakan salasatu yang terdapak virus


corona. penyebaran kasus Covid 19 atau bisa disebut corona Virus terdapat
ratusan warga sulawesi tengah yang terinveksi virus corona. Dikutip dari
dinkes.sultengprov.go.id, sebanyak 35 orang berstatus PDP tengah menjalani
perawatan baik secara mandiri ataupun dirawat di rumah sakit.Yakni, 11 PDP
melakukan isolasi mandiri dan 14 PDP berada di bawah perawatan rumah
sakit.Berikut rincian 14 pasien dalam pengawasan (PDP) yang menjalani
perawatan di rumah sakit.
Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu daerah yang terdampak
pandemik penularan covid 19. Jumlah kasus covid 19 di Kabupaten Banggai
Laut terdapatOTG, Kasus Baru: 0,Kasus Lama: 17Selesai Masa: 0, Total TG:
17, Bukan Covid-19: 0. ODPKasus Baru: 0Kasus Lama: 1, Selesai Masa: 0.
Total ODP: 1, Bukan Covid-19: 10. PDPKasus Baru: 0, Kasus Lama: 0,
elesai Masa: 0, Total PDP: 0, Bukan Covid-19: 0. Positif 2 orang.Pengaruh

2
3

informasi dari media tentang bahayanya penyakit covid 19 di beberapa negara


dan di indonesia sangat cepat penularnya dan dapat mengakibatkan kematian.
Didalam kematian pasien yang ter inveksi covid 19 ini tidak ada capur tangan
dari keluarga pasien dan dilakukan secara standar prosedur sehingga
masyarakat khuatir akan tertularnya corana virus ini. Dalam menghadapi
pendemi ini masyarakat di Kabupaten Banggai laut sangat mencemaskan dan
menakutkan dalam menghadapi corona virus.Pemerintahan Kabupaten
Banggai Laut dalam menghadapi pandemik menyarankan jaga jarak,
mengguanakan masker, cucitangan dan karantina mandiri bagi pemudik di
daerah luar banggai untuk pencegahan penularan covid 19.
Dari hasil pengamatan dan wawancara masyarakat kabupaten banggai
laut khususnya di Kecamatan Labobo Desa Mansalean dalam menghadapi
pandemik covid 19. Keadan masyarakat dalam menghadapi pandemik covid
19 sangat khuatir akan tertularnya corona virus dikarenakan adanya pemudik
dari daerah diluar kabupaten banggai laut. Pemudik yang berasal dari kota
banggai laut kebnyakan bersatatus mahasiswa dan mahasiswi yang menuntut
ilmu di luar kota banggai. Ada beberapa pemudik yang berasal dari zona
merah. Pemudik yang dipulangkan ke daerah masing masing akan melakukan
karantina mandiri. Ada beberapa pemudik yang tadak melakukan karantina
mandiri dengan baik sehingga masyarakat cemas akan tertularnaya covid 19.
Tingkat kecemsan masyarakat di daerah Kecamatan labobo Desa Mansalean
diakibatkan adanya Pemudik dari luar daerah zona merah. Dilihat dari latar
belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat
dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan
Labobo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Tingkat
Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa
Mansalean Kecamatan Labobo.

3
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Dianalisisnya “Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo”.

2. Tujuan Khusus.
a. Diidentifikasinya Pengetahuan Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi
Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo
b. Diidentifikasinya Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo
c. Dianalisisnya Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai dasar pemikiran
dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan tentang
Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo.
2. Institusi
Hsil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan yang
positif terkait dengan Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo.
3. Masyarakat
Merupakan data dan informasi dari penelitian ini dimanfaatkan oleh
masyarakat desa mansalean untuk mengetahui tingkat kecemasan dalam
menghadapi pandami.

4
5

4. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah sebagai sebuah media pembelajaran dan
pengetahuan dalam melakukan penelitian untuk tingkat
mengetahuiHubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat
dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan
Labobo.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bisa dijadikan data dasar untuk peneliti selanjutnya untuk lebih
melengkapi penelitian terdahulu ini dengan meneliti lebih dalam mengenai
Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Pengetahuan


1. Pengertian
Pengetahuan adalah segala yang diketahui dengan memanfaatkan
pancaindera yang ada untuk mengidentifikasi objek yang difokuskan.
Yang dimaksud dengan pancaindera adalah indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.10
Pengetahuan atau ranah kognitif adalah subjek penting yang
mempengarui perilaku manusia (over behaviour) 10
2. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu dapat disebut sebagai sesutau yang telah didapatkan
kemudian tertanam dalam ingatan. Yang dimaksud pada domain ini
adalah kemampuan individu dalam menginterpretsikan kembali secara
jelas apa yang didapatkannya dan mampu menjelaskan secara
berulang. Hal yang dapat dilakukan agar dapat mengetahui apakah
seseorang masih mengetahui domain yang didapatkan yaitu dengan
cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
b. Memahami(comprehension)
Memahami merupakan kepiawaian seseorang dalam
menceritakan kembali secara spesifik tentang sesuatu yang tilah
didapatkan. Hal ini dapat diketahui ketika individu tersebut bisa
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

6
6
7

c. Aplikasi(application)
Aplikasi merupakan bentuk dari melakukan hal yang
didapatkan ketika dihadapkan pada situasi yang nyata. Aplikasi yang
dimaksud yaitu dapat berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan lain sebagainya.
d. Analisis(analysis)
Analisis yakni ketika ndividu mampu menjelaskan kembali
terhadap domain-domain yang diketahuinya secara spesifik. Hal ini
bisa dinilai ketika individu dapat mengolah kata kerja,
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis memfokuskan pada kemampuan seseorang dalam
menggabungkan objek lain dengan yang lainnya. contohnya,
menyusun, planning, meringkaskan, serta menyesuaikan dengan
materi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan dalam memberikan
penilaian yang jujur atas apa yang didapatkan. Dimana ketika menilai
didasari pada karakteristik yang telah ditetapkan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari
subjek penilitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau yang kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.11
3. Cara yang dapat dilakukan dalam mengukur pengetahuan seseorang bisa
dengan melakukan wawancara mengenai materi yang diterima, kemudian
dilakukan pengukuran dari subjek penilitian atau responden. Tingkat
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau yang kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.11Pengetahuan di Dalam
Domain Kognitif.

7
8

4. Pengukuran Pengetahuan
a. Baik jika responden dapat menjawab dengan benar 76%-100% dari
seluruh pertanyaan
b. Cukup jika responden dapat menjawab dengan benar-benar 56%-75%
dari seluruh pertanyaan.
c. Kurang jika responden kurang mampu menjawab dengan benar <56%
dari seluruh pertanyaan 11.
B. Tinjauan Teori Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Anxiety yang biasa dikenal dengan kecemasan, adalah sebuah
aspek yang melekat dalam diri individu. Kata dasar anxiety dalam bahasa
Indonesia Jerman adalah “angh” yang dalam bahasa Latin berhubungan
dengan kata “angustus, ango, angor, anxius, anxietas, angina”3. Kecemasan
adalah kondisi yang kurang menyenangkan sehingga membuat individu
menjadi tegang dan merasa khawatir terhadap sesuatu yang
memungkinkan seseorang waspada akan terjadinya hal yang mengancam
dirinya. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan perilaku dan respon-
respon fisiologis.3
Kecemasan merupakan rasa yang tidak nyaman terhadap suatu hal
yang tidak diketahui atau diketahui penyebabnya yang membuat
ketegangan otot serta individu merasa resah dan tidak tenang, perasaan
yang was-was untuk mengatasi bahaya. Dari pengertian yang telah
dikemukakan diatas maka dapat di artikan kecemasan sebagai stimulus
dari stressor baik fisiologis dan psikologis, rasa takut atau khawatir yang
tidak jelas. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik
secara fisik maupun psikologik seperti harga diri, gambaran diri atau
identitas diri.4
Kecemasan merupakan hal yang dialami individu yang bersifat
subyektif, ditandai dengan gejala sebagai perilaku sedang mengalami
“kesulitan “dan kesusahan yang penyebabnya belum dapat dipastikan.
Kecemasan merupakan petrasaan gelisah yang tidak jelas serta berkaitan

8
9

dengan perasan yang berkecamuk serta wujud dari ungkapan kekesalan


yang dirasakan. Ansietas adalah pengingat berarti sebagai mekanisme
pertahanan hidup seseorang.5
2. Etiologi
Terdapat faktor yang memiliki pengaruh terhadap kecesamaan yakni :
a. Faktor predisposisi yakni faktor dari bermacam-macam serta seberapa
banyak produktivitas individu untuk mengatasi stress :
1) Biologi
Ahli biologis mengungkapkan tentang ungkapan perasaan
menggunakan bagian dari dalam otak. Serta jenis biologi ini
menyatakan bahwa ada pengaruh hantaran saraf bisa menimbulkan
rasa cemas. Terdapat 3 jenis neurotransmiten yang berhubungan
dengan anatomi otak yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah
norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).5
2) Psikologis
Factor psikologis yang mempengaruhi kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan
superego. Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan
ansietas diantaranya adalah suatu tragedi yang membuat trauma baik
krisis perkembangan maupun situasional seperti terjadinya bencana,
masalah ketidakstabilan perasaan dalam diri ketika bisa diatasi dan
pemahaman pada diri yang bermasalah.
3) Sosial Budaya
Memiliki pengalaman masa laluadanya kecemasan berlebih dalam
keluarga yang berpengaruh terdapat perilaku seseorang ketika
berhadapan dengan masalah serta kemampuan dalam mengatasi
ansietas. Beberapa faktor yang berpengarus terhadap kecemasan
yakni sosial budaya, pemicu stress, serta lingkungan.

9
10

b. Faktor Pencetus
Stresor pencetus yang merupakan stimulant yang membuat
seseorang merasakan tantangan, ancaman, dalam kebutuhan pertahanan
diri. Faktor pencetus terbagi atas internal maupun eksternal yaitu :
1) Biologi ( fisik )
Masalah kesehatan yang terjadi adalah berupa penyakit yang
menyerang fisik maupun mengganggu kerja dari organ tubuh
sehingga produktifitas menjadi menurun. Ketika tubuh manusia
mengalami gangguan maka hal ini dapat mengganggu kegiatan serta
menurunnya kemampuan yang dapat dilakukan sehari-hari.5
2) Psikologis
Permasalahan dari luar yang bisa mempengaruhi keadaan psikologis
yang bisa mengakibatkan rasa cemas berlebih sehingga bisa
menimbulkan kematian, perceraian, pindah kerja sedangkan
permasalahan dari dalam yang memiliki hubungan dengan keadaan
psikologis yang mengakibatkan rasa cemas yaitu masalah terhadap
diri sendiri, keluarga, beradaptasi sebagai istri, suami atau sebagai
ibu baru.
3) Sosial Budaya
Keadaan social eonomi yang dimiliki individu memiliki peran
penting sebagai salah satu stressor. Individu yang memiliki ekonomi
baik maka tidak gampang untuk mengalami stress sedangakan
individu yang memiliki ekomomi kurang lebih rentang terkena
strees. Maka dapat disimpulkan bahwa social ekonomi memberikan
pengaruh terhadap stress yang akan memicu terjadinya cemas.
3. Tanda Dan Gejala
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh individu saat merasa cemas
secara umum antara lain adalah sebagai berikut:
a. Gejala psikologis : mengatakan merasa cemas atau khawatir, rasa
perasaan tidak tenang, takut akan fikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, gelisah, mudah terkejut.

10
11

b. Gangguan pola tidur, sering mimpi yang kurang mengenakkan.


c. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
d. Gejala somatik : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan pencernaan, tangan terasa dingin dan lembab dan
sebagainya. Kecemasan dapat dilihat secara langsung melalui
perubahan fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping untuk pertahanan diri. Ketika
individu merasakan kecemasa maka akan memperlihatkan reaksi antara
lain :
1) Respon fisiologis
a) Kardiovaskuler : palpitasi, hipertensi, hipotensi, bradikardi
b) Pernafasan : nafas cepat dan pendek, nafas dangkal dan terengah-
engah
c) Gastrointestinal : anoreksia, tidak nyaman pada perut, mual dan
diare
d) Neuromuskuler : tremor, gugup, gelisah, gangguan pola tidur dan
pusing.
e) Traktus urinarius : sering berkemih.
f) Kulit : keringat dingin, gatal, wajah kemerahan.6
2) Respon perilaku
Respon perilaku yang timbula yakni gelisah, tremor, ketegangan
fisik, reaksi terkejut, gugup, kurang koordinasi, menarik diri dari
hubungan interpersonal dan melarikan diri dari masalah.
3) Respon kognitif
Respon kognitif berupa tidak konsentrasi, daya ingat menurun,
hambatan berpikir, kesadaran diri meningkat, kesulitan dalam
memilih, kurangnya produktivitas diri, kehilangan kontroltidak
realistis, dan takut cedera atau kematian.
4) Respon afektif
Respon afektif berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,
was-was, gugup, mati rasa, rasa bersalah dan malu.

11
12

4. Macam Macam Keceasan


Keceman tergolong dalam 3 kategori, yakni kecemasan neurosis,
7
kecemasan moral dan kecemasan realistis. Antara lain:
1) Kecemasan neurosis (neurotic anxiety) merupakan respon ketika merasa
ada ancaman. Perasaan cemas tersebut berada pada ego, namun timbul
ketika terdapat dorongan id.
2) Kecemasan mora (moral anxiety) ketika terjadi masalah pada ego
dengan superego.
3) Kecemasan realistis
(realistic anxiety) merupakan rasa yang tidak enak dengan jelas ketika
merasakan akan terjadi ancaman.
Dilihat dari uraian diatas diatas maka kecemasan dikelompokkan
menjadi 3 jenis yaitu, kecemasan neurosis, kecemasan moral dan
kecemasan realistis.
5. Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan atau ansietas dapat dibagi atas :7
a. Cemas ringan
Cemas ringan muncul ketika individu merasakan tegang.
Pancaindera individu menjadi lebih peka. kecemasan ringan membuat
individu memiliki peningkatan terhadap produktivitasnya sehari-hari.
b. Cemas sedang
Pada cemas ini individu hanya focus pada objek yang penting.
Kepekaan system indera menurun. Memperkecil cakupan diri namun
masih mendengarkan tugas yang diberikan.
c. Cemas berat
Cemas berat dinilai ketika terjadi penurunan pada kepekaan
pancaindera dan persepsi. Shal ini bermanfaat dalam menurunkan rasa
cemas berlebih sehingga dapat menjalankan arahan dengan baik dan
tepat.

12
13

d. Panik
Panik biasanya diiringi dengan perasaan takut atau sedang
terancam. Gejala panik yaitu peningkatan aktifitas motorik, penurunan
kemampuan interpersonal, persepsi yang menyempit dan kehilangan
pemikiran rasional.
6. Faktor yang mempengaruhi
a. Umur
Semakin umur seseorang bertambah maka akan semakin
menjadikan dirinya dewasa namun tidak spesifik. Umur adalah sumber
penilain untuk menilai ke kondusifan dan produktifitas seseorang ketika
menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
b. Jenis Kelamin
Wanita dilaporkan lebih sering merasa cemas hal ini disebabkan
oleh perasaan sensitif terhadap emosi yang pada akhirnya peka juga
terhadap cemas.
c. Pendidikan
Pendidikan seseorang yang terbilang rendah memberikan
pengaruh terhadap bagaimana pola pikir dalam menyelesaikan suatu
permasalahan5.
7. Alat Ukur Kecemasan
a. Respon kecemasan
Respon kecemasan terbagi kedalam 4 jemis yaitu antara lain:5
1) Respon subjektif emosional, yakni perasaan emosional yang
dirasakan secara nyata contohnya takut atau sedang berada dalam
tekanan.
2) Respon kognitif adalah respon otak yang tidak mampu
menyelesaikan konflik.
3) Respon fisiologis berupa perubahan yang terjadi pada fisik seseorang
seperti meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, menegangnya
otot-otot, peningkatan intensitas bernafas, mual, mulut kering,
dehidrasi dan berkeringat.

13
14

4) Respon perilaku berupa perilaku menghindar dari situasi tertentu


yang dapat menganggu dalam penyelesaian tugas.
b. Mengidentifikasi tinggi rendahnya rasa kecemasan dinilai dari gejala
yang ada. Pengukuran berat ringannya cemas dapat membantu dalam
mengatur strategi intervensi yang akan dilakukan. Alat ukur kecemasan
terdapat dalam beberapa versi :
1) TheState-Trait Inventory for Cognitive and Somatic Anxiety
(STICSA)
Alat ukur ini dikembangkan oleh Ree, Macleod, French dan
Locke (2001). STISCA merupakan alat ukur dirancang agar dapat
menganalisa gejala kognitif dan somatik dari tingkat kecemasan saat
ini dan secara umum. Merupakan format tiruan dari STAI’s dan
digunakan untuk mengetahui keadaan responden saat itu dan ciri dari
kecemasan itu sendiri. Terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengetahui
bagaimana responden “rasakan sekarang, pada waktu sekarang,
kejadian sekarang yang ia pun tidak tau bagaimana ia
merasakannya”. Menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 poin
dimulai dari 1 dengan tidak ada gejala sampai 4 atau banyak/sering
(Grӧs, et al., 2007). Skala ini digunakan pada orang dewasa muda
dan menengah, tetapi penelitian lebih lanjut banyak digunakan untuk
meneliti sifat psikometrik pada orang dewasa tua. Secara
keseluruhan, penelitian yang meneliti dengan menggunakan STAI
harus hati-hati disaat menilai kegelisahan pada orang dewasa tua.5
2) Hospital Anxiety Depression Scale (HADS)
HADS dikembangkan oleh Zigmond dan Saith (1983) memuat
36 pertanyaan mengenai ansietas dan telah diuji kembali validitas
dan reabilitasnya sebagai alat ukur kecemasan dan depresi oleh
Ioannis Michopoulos, et al., (2007) dengan hasil HADS valid dengan
koefisien α cronbach 0,884 (0,829 untuk cemas dan 0,840 untuk
depresi) serta stabil dengan test-retest intraclasscorrelation
coefficient 0,944.5

14
15

3) Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS)


ZSAS dikembangkan oleh Wiliam W. K. Zung (1971)
merupakan tekhnik menentukan tingkat kecemasan. Skala ini
dikhususkan untuk kecemasan umum serta cara dalam mengatasi
stress. Berisi 20 pertanyaan dengan 15 pertanyaan mengenai
peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan tentang penurunan
kecemasan.
4) Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
HARS dikemukakan oleh M. Hamilton pada tahun 1959 berisi
14 pertanyaan mengenai suasana hati, ketegangan, ketakutan,
insomnia, konsentrasri, depresi, tonus otot, sensori somatik, gejala
kardiovaskuler, gejala sistem respirasi, gejala sistem
gastrointestinal, gejala sistem genitourinaria, gejala otonom dan
perilaku. Tiap-tiap kelompok dalam 14 kategori ini tergolong
kedalam beberapa item pertanyaan. Kategori yang dihasilkan
adalah cemas ringan, sedang dan berat. Diperuntukkan untuk
populasi dewasa, remaja dan anak-anak.
5) Beck Anxiety Inventory (BAI)
BAI adalah kuesioner self-report digunakan dalam
pengukuran keparahan kecemasan dan membedakan antara
kecemasan dengan depresi. Memuat dari 21 pertanyaan dan
masing-masing pertanyaan ada empat poin menggunakan skala
likert dengan skor terendah 0 dan tertinggi 63. Menggunakan BAI
ini perlu dilakukan dengan penuh hati-hati karena ada 2 hal yang
harus diperhatikan yaitu potensi confound dengan gejala depresi
dan pertanyaan pada item untuk somatiknya tinggi yaitu terdapat
13 yang berhubungan dengan gejala somatik dari 21 pertanyaan.
(Therrien & Hunsley, 2012).
6) Geriatric Anxiety Inventory (GAI)
Berisi 20 pertanyaan bertujuan agar dapat menilai manifestasi
dari kecemasan yang menyerang orang dewasa yang lebih

15
16

tua/lansia. Maksimal 20, dengan skor tertinggi menunjukkan


tingkat kecemasan tinggi. GAI di fokuskan sebagai alat ukur
kecemasan pada lansia. Walaupun format ini membantu untuk
kalangan dewasa lebih tua, tetapi terdapat batasan kemampuan
penggunaan yang menunjukkan gradasi kecemasan saat menjawab
pertanyaan. Selain itu, 8 dari 20 pertanyaan di GAI lebih dominan
aspek kekwatiran yang memungkinkan akan membatasi
pengukuran aspek kunci kecemasan lain termasuk somatik dan
afektif.
7) Worry Scale
Skala kecemasan digunakan dalam menilai kekwatiran
dibidang kesehatan (17 item), keuangan (5 item), kondisi sosial (13
item), dengan skor berkisar antara 0-140 pada lansia. h. Geriatric
Anxiety Scale (GAS) Alat ukur dibuat agar dapat digunakan pada
orang dewasa yang lebih tua atau lansia (Segal, et al., 2010.,
dikutip dalam Yochim et al., 2011). Secara khusus GAS menilai
gejala kecemasan afektif, soamatik dan kognitif yang semuanya
yakni gejala kecemasan pada lansia. Memuat 30 pertanyaan yang
berfokus terhadap manifestasi yang dirasakan pada minggu lalu
hingga sekarang. Menggunakan skala likert dimana masing-masing
pertanyaan terdiri dari empat poin yaitu 0 (tidak sama sekali)
sampai 3 (sepanjang hari) (Segal, 2013). Dari berbagai alat ukur
kecemasan diatas 5.
B. Tinjauan Teori Tentang Covid 19
1. Pengertian
Corona virus adalah virus yang dapat mengkibatkan seseorang terkena
penyakit ringan hingga berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit
yang serius seperti MERS dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia
(zoonosis) dan penularan dari manusia kemanusiasangat terbatas. Untuk
2019-n CoV masih belum jelas bagaimana penularannya, diduga dari hewan

16
17

kemanusia karena kasus-kasus yang muncul di Wuhan semuanya


mempunyai riwayatkontak dengan pasar hewan Huanan
Terdapat dua jenis coronavirus yang dikenal sebagai penyebab
penyakit berat misalnya Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease
(COVID-19) merupakan virus yang belum dikenali sebelumnya pada
manusia. Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti
menginfeksi manusia (Aziza Listiana 2020).
Dilaporkan Pada Desember 2019, terjadi pneumonia misterius di
Wuhan, Provinsi Hubei. Yang mana penularan pada fenomena ini belum
jelas penyebabnya, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di
Wuhan.1 Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima
pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS).2 Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini
meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak
sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di
China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.5
2. Etiologi
Penegakan diagnose dari intervensi Perawatan Penyakit Virus Corona
2019 (yangdisusun Pemerintah China), penjelasan penyebab COVID-19
berasal pemahaman sifatisi kokimiadari saat ditemukannya COVID-19.
Berdasarkan penelitian lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut
menambahkan “coronavirus tidak dapat dinonaktifkan secara efektif
Homologi antaran CoV-2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika
dikulturin vitro, nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan
manusia setelah 96 jam, sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk
mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“, dan ”corona
virus sensitif terhadap sinar ultraviolet“. CoV merupakan virus RNA positif
berbentuk menyerupai mahkota saat di amati menggunakan mikroskop

17
18

elektron (corona merupakan nama latin penyebutan mahkota) sebab


memiliki lonjakan glikoprotein pada amplop.
Anggota kolonial virus merupakan penyebab timbulnya penyakit
pernapasan, enterik, liver, dan syaraf terhadap bergam jenis hewan,
termasuk unta, sapi, kucing, dan kelelawar. Ada beragam HcoV
diidentiikasi saat pertengahan 1960-an, namun yang lainnya diidentifikasi
saat milenium baru. Dalam istilah genetik, Chan et al. telah membuktikan
bahwa genom HCoV baru, yang diisolasi dari pasien kluster dengan
pneumonia atipikal. Setelah mengunjungi Wuhan diketahui memiliki 89%
identitas nukleotida dengan kelelawar SARS-seperti-CoVZXC21 dan 82%
dengan gen manusia SARS- CoV 11 . Untuk alasan ini, virus baru itu
bernama SARS-CoV-2. Genom RNA untai tunggal-nya mengandung 29891
nukleotida, yang mengkode 9860 asam amino.
Walaupun tidak diketahui secara pasti tempat bermulanya, analisis
genom memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2 adalah perubahan dari strain
yang ditemukan pada kelelawar. tetapi, potensi mamalia yang memperkuat,
perantara antara kelelawar dan manusia, belum diketahui. Karena mutasi
pada strain asli bisa secara langsung memicu virulensi terhadap manusia,
maka tidak dipastikan bahwa perantara ini ada.5
3. Patogenesisi Dan Patofisiologi
Corona virus sebagian besar menyerang hewan dan bersirkulasi di
hewan. Corona virus menimbulkan banyak penyakit pada hewan dan dapat
mengakibatkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing
dan ayam. Corona virus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk
kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East
respiratory syndrome (MERS).6
Corona virus hanya mampu berkembang dengan menggunakan sel
host-nya. Karna akan mati jika tidak berda di sel host. Ini adalah daur hidup
dari Corona virus yang memiliki sel host sesuai tropismenya. Pertama,
menempel pada bagian sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus5. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies

18
19

host-nya serta penentu tropisnya. Pada studi SARS-CoV protein S berikatan


dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting
enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring,
paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa,
hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel
arteri vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil masuk selanjutnya
translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan
transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari
kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis
virus.6
Infeksi yang baru menyerang akan menimbulkan peluruhan virus dari
respiratori sistem dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel
system pencernaan setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai
muncul penyakit sekitar 3-7 hari.6
4. Karakterristik epidemologi
Data yang disediakan oleh Dashboard Darurat Kesehatan WHO (per
03 Maret, 10.00 CET) telah dilaporkan total 87.137 kasus yang dikonirmasi
di seluruh dunia sejak awal epidemi. Dari jumlah tersebut, 2977 (3,42%)
telah berakibat kematian. Sekitar 92%(79.968) dari kasus yang dikonirmasi
dicatat di China, lokasi di mana hampir semuakematian juga dicatat (2.873,
96,5%). Dari catatan, kasus “dikonirmasi” yang dilaporkan antara 13
Februari 2020 dan 19 Februari 2020, termasuk pasien yang dikonirmasi
secara klinis dan yang didiagnosis secara klinis dari provinsi Hubei .4
Sumber paling mutakhir untuk epidemiologi pandemi yang muncul ini
dapat ditemukan di sumber-sumber berikut:
a. Badan Situasi WHO Novel Coronavirus (COVID-19)
b. Johns Hopkins Center for Science System and Engineering site untuk
Corona virus Global Cases COVID-19, yang menggunakan sumber
publik untuk melacak penyebaran epidemi.
Tahap perpindahan: pada tahap awal epidemi, masa terjangkitnya rata-
rata adalah 5,2hari; waktu penggandaan epidemi adalah 7,4 hari, yaitu,

19
20

jumlah orang yang terinfeksiberlipat ganda setiap 7,4 hari; interval kontinu
rata-rata (waktu interval rata-rata penularan dari satu orang ke orang lain)
adalah 7,5 hari; indeks regenerasi dasar (R0) diperkirakan 2.2-3.8, yang
berarti bahwa setiap pasien menginfeksi rata-rata 2,2-3,8 orang. Interval
rata-rata utama: untuk kasus ringan, interval rata-rata dari onset
kekunjungan rumah sakit awal adalah 5,8 hari, dan dari onset ke rawat inap
12,5 hari;untuk kasus yang parah, interval rata-rata dari onset ke rawat inap
adalah 7 hari dan dari onset hingga diagnosis 8 hari; untuk kasus kematian,
interval rata-rata dari onsetke diagnosis secara signiikan lebih lama (9 hari),
dan dari onset hingga kematianadalah 9,5 hari. Karakteristik Klinis.
5. Manifistasi Klinis
Corona virus menunjukkan manifest ringan, sedang atau berat.
manifestasi klinis yang paling sering yakni febris (suhu >380C), batuk dan
kesulitan bernapas. Juga bisa timbul gejala lain seperti sesak memberat,
kelelahan, nyeri otot, masalah pada pencernaan contohnya diare serta
manifest saluran napas lainnya. Sebagian pasien merasakan sesak dalam
satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,
seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksidan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada
beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan
demam. Sebagian besar klien dengan prognosis baik, sebagian kecil
mengalami keadaan kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang
dapat muncul jika terinfeksi.4
a. Tidak berkomplikasi
Keadaan ini adalah keadaany paling ringan. Manifestasi yang
timbul yakni febris, batuk, nyeri tenggorokan, sumbatan pada hidung,
lelah, sakit kepala, mialgia. Hal yang membutuhkan perhatian lebih
untuk klien lansia dan klien dengan gangguan kekebalan tubuh
presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Situasi sering terlihat
tidak adanya manifestasi komplikasi yakni kekurangan cairan, sepsis
atau napas pendek.

20
21

b. Pneumonia ringan
Manifestasi yang selalu terlihat yakni febris, batuk, dan sesak.
Tetapi bukan gejala pneumonia berat. anak-anak yang terkena
pneumonia rengan dapat dinilai dari batuk atau kesulitan bernapas
c. Pneumonia berat. Pada pasiendewasa:
1) Manifestasi yang timbul yakni demam atau curiga infeksi saluran
napas
2) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara
luar.
a) Penyakit ringan: bukan pneumonia dan pneumonia ringan;
diidentifikasi pada 81% kasus.
b) Penyakit berat: dispnea, frekuensi pernapasan ≥ 30 / menit,
saturasi oksigen darah (SpO2) ≤ 93%, rasio PaO2 / FiO2 [rasio
antara tekanan darah oksigen (tekanan parsial oksigen, PaO2)
dan persentase oksigen yang disuplai (fraksi oksigen
terinspirasikan.
c) Penyakit kritis: gagal pernapasan, syok septik, dan / atau
disfungsi organ multipel (MOD) atau kegagalan (MOF); ini
terjadi pada 5% kasus. 5
Kontaminasi terkuat yakni dari system repiratori dan kontak
langsung yang merupakan cara tercepat penularan, tetapi ada risiko
penularan fecaloral. Penularan aerosol, penularan dari ibu keanak dan
rute lainnya belum dikonirmasi. Transmisi tetesan pernapasan: Ini
adalah mode utama transmisi kontak langsung. Setelah sekitar satu
minggu tiba-tiba ada kondisi klinis yang memburuk dengan kegagalan
pernapasan dan MOD/MOF yang semakin memburuk. Sebagai
referensi, kriteria keparahan insuisiensi pernapasan dan kriteria
diagnostik sepsis dan syok septik dapat digunakan. Beberapa gejala
yang mungkin terjadi, antara lain:

21
22

a. Penyakit Sederhana (ringan)


Klien biasanya masuk dengan keluhan pada saluran pernapasan
bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan,
hidung tersumbat, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala penyakit
yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan
infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit
ditemukan.
b. Pneumonia Sedang
Manifestasi yang muncul berupa batuk dan sesak napas hadir tanpa
tanda-tanda pneumonia berat.
c. Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan,
takipnea (>30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara
kamar). Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena
bahkan dalam bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan
tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada anakanak Dalam deinisi ini,
diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis digunakan untuk
mengecualikan komplikasi.
d. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang
serius atau memburuknya gambaran pernapasan yang sudah
diidentiikasi 5.
6. Diagnosis
Ketika melakukan pengkajian manifestasi yang sering ditemui yaitu:
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau
sesak.
a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek /possible
1. Seseorang yangmengalami:
a) Febris (≥380C) atau riwayat demam
b) Batuk atau commond cool atau sakit tenggorokan
c) Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau

22
23

gambaran radiologis dan disertai minimal satu kondisi sebagai


berikut:
1) Pernah bepergian ke Tiongkok atau wilayah/ negara yang
terjangkit dalam 14 hari sebelum timbulgejala
2) Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasieninfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat
yang tidak diketahui penyebab / etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan riwayat bepergian atau tempattinggal.
2. Pasien ISPA dengan tingkat keparahan ringan sampai berat dan salah
satu berikut dalam 14 hari sebelum onsetgejala:
a) Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable
COVID-19,ATAU
b) Pernah terkontaminasi oleh hewan penular
c) bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus
terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yangterjangkit.
d) Pernah bepergian ke Wuhan dan memiliki demam (suhu ≥380C)
atau riwayat demam.
b. Orang dalamPemantauan
Individu yang sedang merasakan demam tanpa pneumonia yang memiliki
riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit, dan
tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
1) Pernah kontak langsung dengan pasien diagnosis COVID-19
2) Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit),
3) Pernah kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembanganpenyakit

23
24

c. Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi
inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta corona virus.6

d. Kasus terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.CDC
mendeinisikan yakni “kasus yang diawasi” serta “kasus yang
dikonirmasi”. Deinisi kasus yang diawasi merupakan individa yang telah
terkontaminasi epidemiologi. Sedangkan kasus yang dikonfirmasi,
spesimen saluran pernapasan, seperti dahak dan usap oral, harus
dikumpulkan dari kasus yang diamati untuk sekuensi seluruh genom dan
harus sangat homolog dengan coronavirus baru.6
Kementerian Kesehatan berdasarkan Buku Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease mengkategorikan kasus kedalam 2
kelompok, yakni pasien dalam pengawasan dan orang dalam
pemantauan. Orang dalam pemantauan yaitu individu yang merasakan
manifestasi seperti demam (≥38°C) atau pernah bepergian ke tempat
yang terkontaminasi dengan waktu 14 hari terakhir sebelum muncul
gejala dan tergolong dalam orang dalam pemantaua. Observasi yang
berkesinambungan dalam masa 14 hari. Pengiriman spesimen disertai
formulir pemeriksaan ODP/PDP. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan
positif maka pasien di rujuk ke RS rujukan. Sedangkan pasien dalam
pengawasan dideinisikan sebagai:
a. individu yang pernah bepergian ke tempat yang terjangkit 13 pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala COVID-19 dan sindividu
yang merasakan manifestasi seperti: demam (>38°C); batuk,
commond cold, dan radang tenggorokan, pneumonia ringan hingga
berat dilihat dari gejala klinis dan/atau gambaran radiologis; serta
pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala Dan tanda menjadi tidak jelas.

24
25

b. individu yang mengalami demam (>38°C) atau pernah merasa demam


atau ispa ringan sampai berat dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala, memiliki salah satu dari paparan berikut: riwayat kontak
dengan kasus konirmasi COVID-19, bekerja atau mengunjungi
fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konirmasi
COVID-19, memilki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei, pernah
kontak langsung dengan orang yang telah bepergian pada 14 hari
terakhir ke Provinsi Hubei.
7. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada
pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilangroundglass.
b. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas danbawah
1). System respirasi bagian atas dengan swab tenggorok (nasofaring
danorofaring)
2). System respirasi bagian bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, dengan
endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal
c. Bronkoskopi
d. Pungsi pleura sesuaikondisi
e. Pemeriksaan kimia darah
f. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas dan
darah26,27 Kultur darah untuk bakteri dilakukan, idealnya sebelum
terapi antibiotik.
g. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan
penularan).5
Hasil tes pemeriksaan negatif pada spesimen tunggal, terutama jika
spesimen berasal dari saluran pernapasan atas, belum tentu mengindikasikan
ketiadaan infeksi. Sehingga diperlukan pengambilan dan pengujian
specimen kembali. Spesimen saluran pernapasan bagian bawah (lower
respiratory tract) sangat direkomendasikan pada pasien dengan gejala klinis

25
26

yang parah atau progresif 12. Specimen klien diambil dengan tetap diawasi
dan orang dalam pemantauan diambil spesimen sebanyak dua kali berturut-
turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondisi perburukan. Pemerintah
AS memiliki tahap saat melakukan pemeriksaan sampel, antara lain:
a. Sampel uji dalam keadaan beku atau antara 2 - 8° C (35,6 - 46,4° F)
setiap saat saat dikirim ke laboratorium untuk diagnosis. Paparan suhu di
luar rentang itu memiliki bahaya terhadap sampel uji dan menghasilkan
hasil “false-negative”.Salah-negatif akan dapatiki implikasi berbahaya
dalam kontaminasi virus secara meluara, sebab seseorang tidak akan
melakukan isolasi diri karena merasa dirinya sehat..
b. Sampel melebihi 72 jam tidak dapat diterima, kecuali sampel dibekukan.
c. Sampel harus dikirim sebagai UN3373, Substansi Biologis, Kategori B.
d. Label tidak sesuai, terkontaminasi, rusak, atau dengan kebocoran yang
signifikan dalam perjalanan akan ditolak.
e. Dikumpulkan secara tidak benar, yaitu apusan dengan kalsium alginat
atau ujung kapas, apusan dengan poros kayu tidak dapat diterima.
f. Spesimen telah kontak dengan zat penghambat teknologi polymerase
chain reaction (PCR) termasuk heparin, hemoglobin, etanol, dan EDTA
akan ditolak.
g. Untuk memastikan sampel uji tidak menghasilkan negatif palsu, perlu
diperhatikan aturan pengiriman kit uji COVID-19 yang tertera di bawah
ini dari Pusat Kontrol Penyakit AS (CDC).
Sampel yang tidak mengikuti aturan pengiriman tidak akan diterima.
Sedangkan kemenkes memiliki berbagai cara pengambilan sampel sampai
dengan laboratorium, yaitu:
a. Sebelum mengambil spesimen, hal yang perlu diperhatikan adalah
universal precaution atau kewaspadaan universal agar tidak terjadi
terjadinya penularan penyakit dari pasien ke paramedis maupun
lingkungan sekitar.
b. Gunakan swab yang dibuat dari bahan dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik atau jenis locked swab (tangkai lebih lentur). Tidak melakukan

26
27

swab dengan kapas atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau
swab kapas dengan tangkai kayu, dicurigai terdapat substansi yang dapat
menghambat menginaktivasi virus dan dapat menghambat proses
pemeriksaan secara molekuler.
c. Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konirmasi, dengan serum
awal dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua
idealnya dikumpulkan 2-3 minggu kemudian.
d. Spesimen pasien dalam pengawasan,probabel atau dikonirmasi harus
dilakukant atalaksana sebagai UN3373, “Substansi Biologis, Kategori
B”, ketika akan diangkut/ditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau
investigasi.
e. Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam
pengawasan dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan dengan
menyertakan formulir pemeriksaanspesimen pasien dalam
pengawasan/orang dalam pemantauan.
f. Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam.
Spesimen dikirimdan ditujukan ke laboratorium pemeriksa COVID-19
sesuai dengan wilayah masing-masing.
g. Spesimen yang tiba dilaboratorium,akan segera diproses untuk dilakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam
pengawasan COVID-19 dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing.
h. Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium regional menunjukkan
hasil positif maka akan dilakukan konirmasi ulang oleh Laboratorium
Pusat Penyakit Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan
Teknologi Dasar Kesehatan.
Setelah melakukan pmeriksaan maka dikirim ke Badan Litbabangkes dan
Dirjen P2P cq. PHEOC yang akan dilanjutkan ke Emergency Operation
Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan.6

8. Tatalaksana Umum

27
28

a. karantina
Berdasarkan manifest yang ada, baik ringan maupun sedang.
b. Melakukan tindakan perefentif dan pengendalian infeksi (PPI)26
c. Melakukan foto dada agar dapat mengetahui progress penyakit
d. Pemenuhan oksigen
Memberikan terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress napas,
hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan
target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien
hamil
e. Kenali kegagalan napas karena kekurang oksigen dalam darah berat
f. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif dilakukan saat tidak ditemukan syok. Pasien
dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya. memantau
keseimbangan cairan dan elektrolit
g. Pemberian antibiotikempiris
h. Terapisimptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya
jika memang diperlukan.
i. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana
pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasilain.
j. Observasiketat
k. Pahami komorbidpasien
Hingga saat ini belum dapat dipastikan pengobatan yang efektif bagi
penderita COVID-19. Pada studi terhadap SARSCoV, gabungan opinavir
dan ritonavir memiliki manfaat klinis. Lopinavir dan ritonavir masih diteliti
tentang efektivitas dan keamanan pada infeksi COVID-19. Tatalaksana
yang belum teruji / terlisensi hanya boleh diberikan dalam situasi uji klinis
yang disetujui oleh komite etik atau melalui Monitored Emergency Use of
Unregistered Interventions Framework (MEURI), dengan pemantauan
ketat. Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia
COVID-19 ini (Yuliana, 2020).

28
29

9. Deteksi dini
CDC menyarankan untuk dilakukan identifikasi terhadapi kasus juga
cara pelaporan kasus sama di provinsi kecuali Hubei pada edisi kelima,
namun tetap dengan memperhatikan pasien bergejala ditempatkan di rumah
sakit rujukan dengan tujuan keselamatan. Standar untuk isolasi pada kasus
yang dicurigai berhubungan dengan “Penghapusan Standar Isolasi”.7
“Khusus untuk kasus yang dicurigai, deteksi dengan antigen cepat, Multiple
PCR asam nukleat dan metode lain harus diadopsi untuk memeriksa patogen
pernapasan umum”. Mengidentifikasi adanya klien dalam pengawasan,
orang dalam pemantauan, cara dalam melakukan skrining dan respons
sesuai perkembangan keadaan COVID-19 dunia yang dapat dipantau di
situs resmi WHO atau melalui situs lain:
a. Sumber lain dari pemerintah/ kementerian kesehatan dari negara
Terjangkit (dapat diakses di www.infeksiemerging.kemkes.go.id)
b. Sumber media cetak atau elektronik nasional untuk mewaspadai rumor
atau berita yang berkembang terkait dengan COVID-19 untuk mencegah
berita bohong atau HOAX.
10. Perawatan bagi penderita
CDC memberikan usul “tempat perawatan harus ditentukan sesuai
dengan tingkat keparahan penyakit“, ”setiap kasus yang dicurigai harus
dirawat di satu kamar“, serta “kasus kritis harus dimasukkan ke ICU
sesegera mungkin”. Saat melakukan pengobatan antivirus, belum ada
pengobatan antivirus yang memiliki efektifitas, namun inhalasi aerosol α-
interferon, lopinavir/ritonavir, dan ribavirin disarankan sebagai obat uji
coba. CDC menerangkan dengan jelas perawatan kasus beras dan kritis.
Memberikan terapi oksigen serta dukungan pernapasan yang tepat waktu,
terutama jika kondisinya tidak membaik atau bahkan memburuk setelah
“highlow terapi oksigen kateter hidung atau ventilasi mekanis non-invasif”
untuk jangka waktu singkat (1-2 jam).
Terdapat terapi untuk kasus-kasus berat dan kritis, CDC
menambahkan “terapi Plasma penyembuhan” pada edisi keenam dalam

29
30

terapii kasus yang berkembang cepat, berat, dan kasus kritis. Hingga
sekarang (Maret 2020) belum ditemukan antivirus yang efektif, namun
penelitian pengembangan vaksin telah dilakukan oleh berbagai lembaga.
Penelitian sebelumnya tentang SARS-CoV sedang digunakan karena
SARS-CoV-2 dan SARS-CoV keduanya menggunakan reseptor ACE2
untuk memasuki sel manusia 14 .
Terdapat 3 rancangan vaksin yaitu : strategi pertama, semua peneliti
bermaksud membuat antivirussecara keseluruhan. Strategi kedua, vaksin
sub-unit, dimaksudkan agar dapat menemukan antivirus yang membuat
sistem kekebalan tubuh sensitif terhadap sub-unit virus tertentu. Strategi
ketiga dengan vaksin asam nukleat (vaksin DNA atau RNA, teknik baru
untuk membuat vaksinasi). Vaksin eksperimental dari salah satu strategi
ini harus diuji untuk keamanan dan kemanjurannya 15 . Pada 16 Maret
2020, uji klinis pertama vaksin dimulai dengan empat sukarelawan di
Seattle. Vaksin ini mengandung kode genetik yang tidak berbahaya yang
disalin dari virus yang menyebabkan penyakit. Terdapat bukti sementara
untuk remdesivir pada Maret 2020 yakni yang menekan perkembangan
SARS-CoV-2secara invitro.
Chlo- roquine dan hydroxychloroquine memiliki efektifitas dalam
menekan perkembangan SARS-CoV-2 secara invitro, hydroxychloroquine
terbukti lebih kuat dibanding chloroquine dan dengan proil keamanan yang
lebih dapat ditoleransi 19 . Hasil awal percobaan memperlihatkan
klorokuin efektif juga aman sebagai terapi pneumonia terkait COVID-19,
“meningkatkan temuan pencitraan paru, mempromosikan konversi virus-
negatif, dan memperpendek perjalanan penyakit”. Departemen Sains dan
Teknologi Provinsi Guangdong dan Komisi Kesehatan dan Kesehatan
Provinsi Guangdong mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa
klorokuin fosfat “meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan dan
mempersingkat lamanya tinggal di rumah sakit pasien” dan
menyarankannya pada klien dengan diagnosa ringan, sedang dan kasus
parah pneumonia coronavirus baru 20. Pada 17 Maret, Badan Farmasi

30
31

Italia memasukkan klorokuin dan hidroksi klorokuin dalam daftar obat-


obatan dengan hasil awal yang positif untuk pengobatan COVID-19.
Implikasi preventif khusus saat masa penularan. Prosedur ini
disarankan dilakukan oleh operator ahli dengan penggunaan alat pelindung
diri (APD) seperti masker FFP3 atau N95, kacamata pelindung, jas hujan
lengan panjang sekali pakai, kaus kaki ganda sekali pakai, dan sarung
tangan. Jika memungkinkan, intubasi urutan cepat (RSI) harus dilakukan.
Preoksigenasi(100%O2 selama 5 menit) harus dilakukan melalui metode
continuous positive airway pressure (CPAP). Heat and moisture exchanger
(HME) harus diposisikan di antara masker dan sirkuit kipas atau antara
masker dan balon ventilasi. Ventilasi mekanis harus dengan volume tidal
yang lebih rendah (4 hingga 6 ml / kg berat badan yang diprediksi, PBW)
dan tekanan inspirasi yang lebih rendah, mencapai tekanan dataran tinggi
(Pplat) <28 hingga 30 cm H2O (Sofyan Safriza 2020).
11. Pencegahan Penularan Govid 19
Saat ini kontaminasi yang paling cepat terjadi adalah pernafasan dan
kontak langsung. Mereka yang memiliki resiko tinggi terkontaminasi yaitu
mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang
merawat pasien COVID-19 (Sofyan Safriza 2020). Langkah-langkah
pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:
a. Menjaga kebersihan tangan;
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
c. Melakukan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut
menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu, kemudian buanglah
tisu ke tempat sampah;
d. Menggunakan masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;
e. Menjaga jarak (minimal 1 m) dengan orang mengalami gejala
f. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Berkaitan dengan
Pelayanan Kesehatan.

31
32

Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di


tempat layanan kesehatan meliputi:
1) Melakukan tahap pencegahan standar bagi seluruh pasien.
Kewaspadaan standar harus diperhatikan pada seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan ketika melakukan pelayanan kesehatan yang
aman terhadap seluruh pasien untuk meminimalisir terjadinya infeksi
berkelanjutan. Kewaspadaan standar meliputi:
a) Kebersihan tangan dan pernapasan;
Penerapan 5 momen kebersihan tangan”, yakni: sebelum
menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau
aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah
bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang
tercemar. Kebersihan tangan mencakup:
(1) Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan
antiseptik berbasis alkohol;
(2) Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor;
(3) Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan
terutama ketika melepas APD.
b) Penggunaan APD sesuai risiko
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan
tangan akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada
perawatan rutin pasien, APD yang digunakan merujuk teknis
pengendalian Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak, droplet,
dan airborne. Jenis alat pelindung diri (APD) terkait COVID-
19.COVID-19 merupakan penyakit pernapasan berbeda dengan
pneyakit virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh.
c) Pengelolaan limbah yang aman Pengelolaan limbah medis sesuai
dengan prosedur rutin
d) Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan
perawatan pasien.membersihkan permukaan-permukaan

32
33

lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai desinfektan


yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%)
merupakan prosedur yang efektif dan memadai.
2) Penggunaan Masker
Penggunaan masker adalah efektif karena tujuan memakai
masker untuk memblokir mentransmisikan virus, daripada secara
langsung memblokir virus. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu
memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat
menghalangi sebagian besar virus yang membawa tetesan memasuki
saluran pernapasan.5
a. Pengendalian Atministatif
Aktivitas ini adalah yang utama dalam strategi PPI, yakni
penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam mencegah,
mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan kesehatan.
Pengendalian administratif dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan
meliputipenyediaan infrastruktur dan kegiatan PPI berkelanjutan,
pembekalan pengetahuan petugas kesehatan, mencegah kepadatan
pengunjung di ruang tunggu, menyediakan ruang tunggu khusus untuk
orang sakit dan penempatan pasien rawat inap, mengorganisir
pelayanan kesehatan agar persedian perbekalan digunakan dengan
benar.
Tahap ketika melakukan pengendalian administratif, yakni
identifikasi dini pasien dengan ISPA/ILI baik ringan maupun berat,
selanjutnya melakukan upaya preventif secara cepat dan tepat, serta
pelaksanaan pengendalian sumber infeksi. Agar dapat mengidenfitikasi
secara cepat kepada seluruh pasien ISPA digunakan triase klinis. Aspek
klinis dan epidemiologi pasien harus segera dievaluasi dan penyelidikan
harus dilengkapi dengan evaluasi laboratorium.
b. Pengendalian Lingkungan

33
34

Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan


kesehatan dasar dan di rumah tangga yang merawat pasien dengan
gejala ringan dan tidak membutuhkan perawatan di RS.
c. Alat Pelindung Diri
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan
membantumengurangi penyebaran infeksi. APD yang digunakan
merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi sesuai dengan
kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne.
d. Perawatan dirumah (Isolasi Diri) Orang dalam Pemantauan
Mengingat bukti saat ini yang masih sangat terbatas mengenai infeksi
2019-nCoV danpola penularannya maka dalam pengawasan CoV
dilakukan dan dipantau di rumah sakit. Dalam pemantauan diberikan
perawatan di rumah (isolasi diri) dengan tetap memperhatikan
kemungkinan terjadinya perburukan. Petugas melakukan pemantauan
kesehatan terkini melalui telepon namun idealnya dengan melakukan
kunjungan secara berkala (harian). Pasien diberikan edukasi untuk
menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) meliputi:
1) Menjaga kebersihan tangan, tidak menyentuh daerah wajah
2) Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20
detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas
sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat
menggunakan alkohol 70-80% handrub.
3) Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk.
4) Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat
ke fasyankes.
C. Tinjauan Teori Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat diambil dari kata bahasa Arab “syaraka” yaitu ikutserta,


berpartisipasi atau “musyaraka” artinya saling bergaul. Masyarakat adalah

34
35

sekumpulan manusia dengan beragam budaya sendiri dan bertempat


tinggal di daerah tertentu dan anggotanya memiliki pengalaman hidup
yang sama berdasarkan nilai-nilai yang dipedomani.
Pakar ahli ilmu sosial sepakat tidak ada definisi tunggal tentang
masyarakat dikarenakan sifat manusia selalu berubah dari waktu ke waktu.
Sehingga terdapat beberapa arti masyarakat menurut para ahli yaitu:.

1) Selo Soemardjan mendefinisikan masyarakat adalah orang-orang yang


hidup bersama yang membentuk budaya
2) Max Weber mengatakan bahwa masyarakat adalah struktur atau aksi
yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai- nilai yang
dominan pada warganya
3) Emile Durkheim mengartikan masyarakat sebagai kenyataan objektif individu
yang merupakan anggota-anggotanya.
Kehidupan sebuah masyarakat merupakan sebuah sistem sosial di mana
bagian-bagian yang ada di dalamnya saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya dan menjadikan bagian-bagian tersebut menjadi suatu kesatuan
yang terpadu. Ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah:
a. Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri dari dua
orang individu
b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukuplama
c. Menyadari kehidupan mereka merupakan satukesatuan
d. Merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan
2. Ciri-Ciri Masyarakat
Dari uraian diatas ditarik kesimpulan bahwa definisi dari
masyarakata yaitu :
a. Ada interaksi antara sesama anggotamasyarakat.
Terbentuknya hubungan atau ikatan social antar sesama individu
maupun secara kelompok. terdapat 2 syarat untuk munculnya interkasi :
1) Kontak Sosial,dan
2) Komunikasi.
b. Menempati wilayah dengan batas-batastertentu.

35
36

Adanya warga yang menetap pada satu kawasan tertentu sebagai


tempat menetap, baik dalam ruang lingkup yang kecil (RT/RW), desa,
kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan negara.
c. Saling tergantung satu dengan yanglainnya.
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu
saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
d. Memiliki adat istiadat/budayatertentu.
Adat istiadat dan budaya diciptakan untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata
cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat,
apakahitudalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian ataupun
sistem kekerabatan dan sebagainya.
e. Memiliki identitasbersama.
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat
dikenali oleh anggota masyarakat lainnya. Tanda pengenal kelompok
bisa berbentuk lambang-lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol
tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu, seperti : alat pertanian,
senjata tajam, kepercayaan dsb.
3. Tipe-Tipe Masyarakat
Menurut GILIN and GILIN, lembaga masyarakat dikelompokkan menjadi:
a. Berdasarkan Perkembanganya
1) CresiveInstitution
lembaga masyarakat yang paling Primer, yang secara tidak sengaja
tumbuh dari adat istiadat masyarakatnya.
contohnya: yang berkaitan dengan hak milik, perkawinan, agama
dsb.
2) Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang secara sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu. Misalnya : lembaga utang-piutang,
perdagangan, pertanian, pendidikan.

36
37

b. Berdasarkan Sistem Nilai Yang Diterimah Oleh Masyarakat


1) BasicInstitution
Lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, yakni keluarga dan
sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2) SubsidiaryInstitution
Lembaga yang ada di masyarakat namun hanya terlihat saat ada
aktivitas penting. Seperti: pembentukan panitia, pelantikan, dsb.
c. Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat
1) Approved / Social SanctionedInstitution
Seblembaga yang diinginkan dalam masyarakat. Contohnya:
Sekolah-sekolah, Koperasi tau Perusahaan dsb.
2) UnSanctionedInstitution
Lembaga masyarakat yang tidak diinginkan ada di masyarakat
Contohnya : kelompok penjahat, gelandangan dan pengemis,
kelompok tuna susila, dsb.
d. Berdasarkan Penyebabnya
1) GeneralInstitution
Lembaga masyarakat berfungsi berdasarkan persebaran, contoh
agama, karena dapat dikenal semua masyarakat dunia.
2) RestrictedInstitution
Lembaga masyarakat ydengan berbagai macam agama, contohnya
Budha banyak dianut oleh masyarakat Thailand, Vietnam ; Kristen-
Katolik banyak dianut masyarakat Itali, perancis dan Islam banyak
dianut masyarakat Arab, dsb.
e. Berdasarkan Fungsinya
1) OperativeInstitution
Lembaga masyarakat berfungsi dalam mewujudkan keinginan yang
ada di masyarakat, contoh, lembaga industri.
2) RegulativeInstitution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau

37
38

tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari lembaga itu
sendiri.
4. Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari Struktur Sosial dan Kebudayaannya, masyarakat Indonesia
dikelompokkan kedalam menjadi 3 (Tiga) yang memiliki Ciri-Ciri masing
sebagai berikut :
a. MasyarakatDesa.
Memiliki ciri-ciri diantaranya adalah :
1) Hubungan keluarga dan masyarakat yang erat berdasarkan adat
istiadat
2) Hubungan sebagai organisasisocial.
3) Mempercayai hal mistis.
4) Angka buta huruf relative masihtinggi.
5) Memiliki hokum tidak tertulis.
6) System ekonomi yang bertujuan pada pemenuhan
kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran
untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
7) Semangat gotong royong dalam bidang social dan ekonomisangat
kuat.
b. MasyarakatMadya
1) Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
tidak begitu kuat.
2) Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai semakin
terbuka terhadap pengaruh dari luar.
3) Timbul rasionalitas dalam berpikir sehinggakepercayaan-
kepercayaan terhadap kekuatan gaib mulaiberkurang.
4) Tingkat buta huruf mulaiberkurang.
5) Hukum tertulis mulai diberlakukan mendampingi hukum
tidaktertulis.
6) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga uang mulai semakin dominanpenggunaannya.

38
39

7) Gotong royong hanya dilakukan oleh kalangan keluarga dan


tetangga saja.
c. Masyarakat Modern
1) Hubungan social yang dilandasi kebutuhan pribadi.
2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam
suasana saling pengaruhmempengaruhi.
3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraanmasyarakat.
4) Tingkat pendidikan formal tinggi danmerata.
5) Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis utuh.
6) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan
atas penggunaan uang dan alat pembayaranlainnya.
5. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat
a. Meningkatnya keinginan masyarakat menerapkan hidup sehat.
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya promosi,
pencegahan, kuratif dan rehabilitative terutama untuk ibu dan anak..
c. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
social ekonomi.
d. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab
danpenyakit.
6. Indikator Masyarakat Sehat
Menurut WHO, beberapa indikator masyarakat sehat antara lain :
a. Indikator yang berhubungan dengan Status KesehatanMasyarakat.
1) IndikatorKomprehensif
a) Penurunan angka kematiankasar
b) Umur Harapan Hidup yang semakinmeningkat.
2) Indikator Spesifik
a) Penurunan angka kematian ibu dananak
b) Penurunan angka kematian karena penyakit menular.
c) Penurunan angkakelahiran.

39
40

b. Indikator PelayananKesehatan.
1) Rasio antara jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan yang
seimbang.
2) Distribusi tenaga kesehatan yangmerata.
3) Tersedianya informasi yang lengkap tentang
sarana dan fasilitas pelayanankesehatan.

7. Masalah Kesehatan Masyarakat Di Indonesia


a. Jenis Masalah
1) Tingginya angka pertumbuhanpenduduk.
2) Tingginya angka kematian ibu dananak
3) Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakitmenular
4) Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit
tidakmenular
5) Masalah kesehatan lingkungan:
a) Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belummemadai.
b) Sarana air bersih dan fasilitas kesehatann yang belummerata.
c) Pembinaan program peningkatan kesehatan lingkunganbelum
b. PenyebabMasalah
1) Faktor sosialekonomi
a) Tingkat pendidikan yang masihrendah
b) Tingkat penghasilan yangrendah
c) Kurangnya Kesadaran pemeliharaankesehatan
2) Gaya hidup dan perilakumasyarakat
a) Banyak kebiasaan masyarakat yang merugukankesehatan
b) Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatankesehatan
3) System pelayanankesehatan
a) Cakupan pelayanan kesehatan yang belummenyeluruh
b) Upaya pelayanan kesehatan yang sebagaian besar masih
berorientasi pada pelayanankuratif.
8. Dinamika Masyarakat

40
41

Manusia selalu memiliki rasa untuk hidup berkelompok akibat dari


keadaan lingkungan yang selalu berubah atau dinamis. Perubahan-
perubahan tersebut memaksa manusiamemakai akal, kreativitas, perasaan
serta daya tahannya untuk menghadapinya seperti dalam kondisi suhu
udara dingin membutuhkan jaket yang dibuat di tukang jahit, dalam
kondisi lapar seseorang pergi ke warung untuk mencari makan, dan
lainsebagainya
a. Penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme media
dalam menyampaikan pesan-pesan ataupun gagasan(pemikiran)
b. Modal, antara lain sumber daya manusia ataupun modalfinancial
c. Teknologi, suatu unsur dan sekaligus faktor yang cepat berubah
sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan
d. Ideologi atau agama, keyakinan agama atau ideologi tertentu
berpengaruh terhadap porses perubahansosial
e. Birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintahan
tertentu dalam membangunkekuasaannya
9. Masyarakat Sebagai Tempat Sosial
Masyarakat memiliki aturan yang mengikat perilaku mereka sehari-
hari. Norma dan nilai pada suatu masyarakat bentuknyaberupatradisi
yang turun temurun dan bahkan kadang dalam bentuk yang tidak tertulis.
Dibawah ini penjelasan norma dari beberapa ahli:
a. Soerjono Soekamto, sosialisasi adalah tahapan ketika masyarakat
beradaptasi dengan norma yang berlaku.
b. Bruce J.Cohen, mengartikan sosialisi adalah tahap dimana manusia
belajar mengenai kehidupan, sebagai individu maupun sebagai
anggota kelompok melalui. Dalam pelaksanaannya, sosialisasi dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1) Sosialisasi represif (repressive socialization) adalah sosialisasi yang
di dalamnya terdapat sanksi jika pihak-pihak yang tersosialisasi
seperti anak atau masyarakat melakukan pelangaran.
2) Sosialisasi partisipatif (participative socialization) adalah sosialisasi

41
42

yang berupa rangsangan tertentu agar pihak yang tersosialisasi mau


melakukan suatu tindakan, rangsangan tersebut misalnya berupa
hadiah (rewards).6

42
43

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penititian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif dengan metode Cross sectional dimana data yang dikumpulkan
sesaat atau data diperoleh saat ini juga. Dalam desain ini peneliti menekan
waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel
dependen hanya satu kali pada satu saat, dimana penelitian ini memiliki
tujuan untuk mengambarkanHubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Banggai Laut Kecamatan Labobo
Desa Mansalean.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 – 30 September 2020.

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah Subjek (misalnya Manusia , Masyarakat dan Klien)
yang memenuhi kreteria yang ditetapkan.8 Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang berada di desa Mansalean yang
menghadapi pandemi covid 19 berjumlah 114. Rentang umur masyarakat
20 tahun sampai 40 tahun
2. Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian mulai dari sampling. Sementara
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

43
43
44

mewakili populasi yang ada.8 Sampel dalam penelitian ini adalah seluru
masyarakat yangberada di kecamatan Labobo desa manslean dengan
keseluruhan 53 masyarakatdengan menggunakan rumus slovin.

N
n=
N . d 2 +1
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
D = Tingkat kesalahan
144
n=
144. 0,1 x 0,1+1
144
n=
2,14
n = 53,27 (53 orang)
a. Kreteria
1) Kreteria Inklusi
a) Responden yang cemas dalam menghadapi pandemi penularan
covid 19
b) Responden yang bersedia diteliti
2) Kreteria eksklusi
a) Masyarakat yang berdomisisli diluar area Desa Mansalean
3. Sampling
Teknik pengambilan sampling menggunakan metode cluser
sampling. Rumus pengambilan sampel yaitu :
populasi
Samling= total sampel
total populasi

Sampling yang didapatkan dari tiap masyarakat di Desa Mansalean yaitu :


41
Umur 40 tahun : x 53=19,06( 19 orang)
144

43
Umur 30 tahun : x 53=19,99(20 orang)
144

44
45

30
Umur 40 tahun : x 53=13,94 (14 orang)
144

D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini akan diketahui Analisis tingkat kecemasan
(Anxienty) masyarak didesam Mansalen Kecamatan Labobo dalam
menghadapi pandemi penularan Covid 19 terdiri dari Variabel.Variabel
merupakan prilaku atau karakteristik yang memberikan nilai terhadap sesuatu
(manusia, benda , dan lain lain). 8Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat
kecemasan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional ini adalah karakteristik yang akan diteliti dari suatu
definiskan tersebut. Karakteristik yang akan diteliti atapun yang akan diukur
adalah kunci definisi operasional. Dapat juga diteliti artinya dapat
memungkinkan untuk peneliti dilakukanya observasi atau mengukur secara
cermat terhadap objek yang dikemudian dapat diulangi oleh orang lain.
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah segala
sesuatu yang diketahui dan di pahami oleh masyarakat tentang
menghadapi Pendemi Covid 19.
Alat ukur :Kuisioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : a. Baik jika responden dapat menjawab dengan benar
76%-100% dari seluruh pertanyaan
b. Cukup jika responden dapat menjawab dengan
benar-benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan.
c. Kurang bila responden kurang mampu menjawab
dengan benar <56% dari seluruh pertanyaan

45
46

2. Kecemasan
Kecemasan pada penelitian ini menggunakan pengukuran Hamilton
rating scaler for anxiety (HARS) untuk mengetahui tingkat kecemasan
pada masyarakat di Kecamatan Labobo Desa Mansalean.
Alat Ukur : Kuisioner
Cara Ukur : Pengisian kuisioner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur :a. 14-20 Kecemasan ringan
b. 28-41 Kecemasan berat
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan
data daam penelitian. Tahap penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi
variabe-variabelmenetapkan subyek penelitian. Mengidentifikasi kasus
,memilih subyek sebagai kontrol. Melakukan pengukuran retrospektif untuk
melihat faktor risiko dan melakukan analisis dengan membandingkan
proporsi antara variabel-variabel obyek penelitian dengan variabel-variabel
kontrol.9
Kuesioner Pengetahuan dikutip dari penelitian Safitry (2019) yang telah
diuji validitas dan reabilitas dan telah dimodifikasi. Kuesioner diisi
responden dengan bimbingan peneliti. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan
yang berkaitan denganPengetahuan. Lembar kuesioner ini terdiri dari masing-
masing 10 pertanyaan, dengan jawaban pilihan “ya”, dan “tidak”, jika
responden menjawab ya diberi nilai 1 dan jika responden menjawab tidak
diberi nilai 0.
Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi tingkat
kecemasan sebagai instrumen penelitian dikutip dari penelitian Safitry (2019)
yang telah diuji validitas dan reabilitas. Kuesioner disusun berdasarkan
tujuan yang akan dicapai peneliti dan lembar observasi tingkat kecemasan
yang menggunakan skala kecemasan yang sudah ada serta lembar observasi
skala kecemasan yang sudah ada.

Hasil penilaian total skor :

46
47

14-20 : Kecemasan ringan


28-41 : Kecemasan berat
G. Teknik Pengumpulan Data
Dta primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada masyarakat
di Kecamatan Labobo Desa Mansalean. Data sekunder diperoleh dari
masyarakat yang berada di lokasi di Desa Mansalean Kecamatan Labobo.

1. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh melalui responden pada


penelitian data primer yang digunakan, yaitu dengan cara wawancara dan
observasi. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini mulanya
dengan membuat surat pengantar dari pihak kampus untuk disampaikan ke
Desa Mansalean dan kemudian peneliti akan melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden dengan memberikan informed consent
terlebih dahulu.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang telah tersedia dari
hasil pengumpulan data untuk keperluan tertentu, Dalam penelitian ini
data sekunder diambil dari Desa Mansalean.

H. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sebgai berikut:
1. Analisa Univariat
Analisis univariat adalah jenis analisis agar dapat menganalisis tiap-
tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan suatu distribusi
frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel. 14Analisis ini dapat
mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel. Rumus yang
gunakan untuk menghitung frekuens tiap-tiap variabel adalah :
f
p= x 100%
n
Keterangan :

47
48

p : Persentase jawaban responden


f : Frekuensi
n : Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat, adalah analisis yang dipakai agar dapat menjawab
hipotesis. Analisis bivariat digunakan agar dapat mengetahui kemaknaan
hubungan variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji
statistik yaitu chi-square.
Peneliti menggunakan uji chi-square dengan alasan agar dapat melihat
adanya hubungan antara variabel yang akan diteliti dengan menggunakan
taraf signifikan (α = 0,05). α 0,05 merupakan batas maksimal tertinggi
kesalahan yang dijadikan patokan oleh peneliti. Kaidah keputusan analisis
datanya, yaitu apa bila p-value ≥ 0,05, maka H0 diterima artinya tidak ada
hubungan sebaliknya apabila p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak artinya ada
hubungan.13
Adapun rumus chi-square, yaitu:
( f 0−fe)
x ²= Ʃ
fe

Keterangan:
x²= Nilai Chi-square
f0= Frekuensi Observasi atau Pengamatan
fe= Frekuensi Ekspetasi atau Harapan

Syarat uji chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected


lebih kecil dari lima maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji chi
square tidak terpenuhi, digunakan uji alternative, alternatif uji chi-square
bergantung pada jenis tabel.
a. Untuk tabel 2x2, alternatif uji chi-square adalah uji fisher’s
b. Untuk tabel 2xk atau Bx2 dimana B dan K adalah data kategori
nominal lebih dari dua kategori, alternatif chi-squareadalah

48
49

penyerderhanaan sel. Jika penyederhanaan sel tidak logis, terpaksa kita


menggunajakan uji chi-square.
Untuk tabel 2xk atau Bx2, dimana B dan K adalah data kategorik
dengan kategorik lebih dari 2, alternatif chi-square adalah uji mann-
whitney atau penyederhanaan sel.

49
50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilitian
1. Karakteristik Umum Responden
Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Mansalean
Kecamatan Labobodapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Mansalean


Kecamatan LaboboTahun 2020

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)


25-35 tahun 9 17,0
36-40 tahun 44 83,0
Jumlah 53 100
Sumber: Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukan sebagian besar responden


umur 36-40 tahun sebanyak 44 responden (83,0%) dan umur 25-35 tahun
berjumlah 9 orang (17,0%).
2. Analisis Univariat
a. Pengetahuan
Distribusi Pengetahuan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo.

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Masyarakat dalam Menghadapi


Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan
Labobo Tahun 2020

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase %


Baik 6 11,3
Cukup 32 60,4
Kurang 15 28,3
Jumlah 53 100
Sumber: Data primer 2020

50
50
51

Berdasarkan tabel 4.2 dari 53 responden, sebagian besar


responden dengan pengetahuan cukup 32 responden (60%) dan paling
sedikit dengan pengetahuan baik 6 responden (11,3%).
b. Kecemasan
Distribusi Tingkat Kecemasan (Anxiety) Masyarakat Di Desa
Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean dalam Menghadapi
Pandemik Penularan Covid 19dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Kecemasan (Anxiety) Masyarakat Di


Desa Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean
Dalam Menghadapi Pandemik Penularan Covid 19Tahun
2020

Kecemasan Frekuensi (f) Persentase %


Cemas ringan 46 86,8
Cemas berat 7 13,2
Jumlah 53 100
Sumber: Data primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 dari 53 responden, sebagian besar


responden dengan rasa cemas ringan berjumlah 46 responden (86,8%)
dan cemas berat berjumlah 7 responden (13,2%).

51
52

3. Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo
Tahun 2020.

Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat


dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo Tahun 2020.
Kecemasan
Pengetahuan Ringan Berat N P.value
n % n %
Kurang 5 9.4 1 1,9 6
Cukup 28 52,8 4 7,5 32
0,962
Baik 13 24,5 2 3,8 15
Jumlah 46 86,8 7 13,2 53
Sumber: Data Primer 2020

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 6 responden pengetahuan


kurang dengan kecemasan ringan berjumlah 5 responden, berat 1
resoibdeb sedangkan 32 responden pengetahuan cukup cemas ringan 28
responden, dan berat 4 responden dan 15 responden pengetahuan baik
dengan cemas ringan 13 responden dan cemas berat 2 responden.
Berdasarkan hasil uji Chi square : 0,962 (p value> 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat Hubungan
Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Tahun 2020.
B. Pembahasan
Hasil pengololaan data yang di lakukan dari hasil penilitian tentang
Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo
Tahun 2020.

52
53

1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil analisis univariat dari 53 responden, sebagian
besar responden dengan pengetahuan cukup 32 responden (60%) dan
paling sedikit dengan pengetahuan baik 6 responden (11,3%).
Menurut asumsi peneliti sebagian besar responden dengan cukup 32
responden (60%) hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat sudah
menerima informasi kesehatan dari tenaga kesehatan di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo selain itu melihat juga dari media yang ada, karena
setiap media meliput tentang bahaya Covid 19.
Covid-19 atau Corona virus merupakan virus yang merupakan
penyakit mulai gejala ringan dan bert yang disebabkan oleh virus.
(COVID-19) merupakan virus yang belum dikenali sebelumnya pada
manusia. Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina (Aziza
Listiana 2020).
2. Kecemasan
Berdasarkan hasil analisis univariat dari 53 responden, sebagian
besar responden dengan rasa cemas ringan berjumlah 32 responden
(60,4%) dan tidak cemas berjumlah 14 responden (26,4%), cemas sedang
berjumlah 5 responden (9,4%) dan cemas berat berjumlah 2 responden
(3,8%).
Menurut asumsi peneliti sebagian besar rasa cemas ringan
berjumlah 32 responden hal ini dikarenakan, walaupun berita tentang
Covid-19 sudah tersebar, akan tetapi di Desa Mansalean Kecamatan
Labobo belum terdapat kasus pasien yang terdeteksi covid-19 sehingga
sebagian masyarakat masih dengan rasa cemas yang ringan. Adapun
sebagian responden merasa cemassedang dan berat hal ini dikarenakan di

53
54

Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu daerah yang terdampak


pandemik penularan covid 19. Jumlah kasus covid 19 di Kabupaten
Banggai Laut terdapatOTG, Kasus Baru: 0,Kasus Lama: 17Selesai Masa:
0, Total TG: 17, Bukan Covid-19: 0. ODPKasus Baru: 0Kasus Lama: 1,
Selesai Masa: 0.Total ODP: 1, Bukan Covid-19: 10. PDPKasus Baru: 0,
Kasus Lama: 0, elesai Masa: 0, Total PDP: 0, Bukan Covid-19: 0. Positif
2 orang.Pengaruh informasi dari media tentang bahayanya penyakit covid
19 di beberapa negara dan di indonesia sangat cepat penularnya dan dapat
mengakibatkan kematian.
Didalam kematian pasien yang ter inveksi covid 19 ini tidak ada
capur tangan dari keluarga pasien dan dilakukan secara standar prosedur
sehingga masyarakat khuatir akan tertularnya corana virus ini. Dalam
menghadapi pendemi ini masyarakat di Kabupaten Banggai laut sangat
mencemaskan dan menakutkan dalam menghadapi corona
virus.Pemerintahan Kabupaten Banggai Laut dalam menghadapi
pandemik menyarankan jaga jarak, mengguanakan masker, cucitangan
dan karantina mandiri bagi pemudik di daerah luar banggai untuk
pencegahan penularan covid 19.
3. Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam
Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo
Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 6 responden
pengetahuan kurang dengan kecemasan ringan berjumlah 5 responden,
berat 1 resoibdeb sedangkan 32 responden pengetahuan cukup cemas
ringan 28 responden, dan berat 4 responden dan 15 responden
pengetahuan baik dengan cemas ringan 13 responden dan cemas berat 2
responden.
Berdasarkan hasil uji chi square: 0,962(p value> 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat Hubungan
Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Masyarakat dalam Menghadapi
Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Tahun 2020.

54
55

Menurut asumsi penelitimenunjukkan bahwa sebagian besar


responden dengan rasa cemas ringan hal ini dikarenakan walaupun cara
untuk menghindari agar tidak terkena covid-19 dengan memakai alat
perlindungan diri, akan tetapi rasa cemas pada masyarakat Desa
Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean masih ada karena mereka
berfikir masih adanya terdapat kasus covid-19 di Kabupaten Luwuk
Banggai, hal ini sangat menimbulkan kecemasan kepada masyarakat di
Desa Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean.
Sedangkan pada sebagian responden didapatkan dengan kecemasan
sedang dan berat hal ini dikarenakan dalam masa pandemi Covid-19 ini,
masyarakat merasa tertekan dan khawatir sehingga kecemasan meningkat
dalam menjalankan tugas karena ketersediaan alat pelindung diri, dengan
kurangnya ketersediaan alat pelindung diri lengkap menurut protokol
WHO, tenaga kesehatan cenderung memiliki gangguan kecemasan
dibandingkan dengan alat pelindung diri sesuai kebutuhan. Sehingga
faktor ketersediaan alat pelindung diri memiliki hubungan terhadap
kecemasan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19.
Fasilitas alat pelindung diri kurang memadai bagi tenaga perawat
yang bekerja dilingkungan kesehatan fisik akut, mereka merupakan
kelompok yang sangat rentan terinfeksi Covid-19 karena berada di garda
terdepan penaganan kasus, oleh karena itu mereka harus dibekali alat
pelindung diri lengkap sesuai protokol dari WHO sehingga kecemasan
yang dialami berkurang (Maben & Bridges, 2020). Penelitian lain dari
Kanada menyatakan bahwa 3 fungsi alat pelindung diri yakni untuk
tetesan dan tindakan pencegahan kontak, untuk tindakan pencegahan
melalui udara, tetesan, dan kontak umum, serta untuk mereka yang
melakukan atau membantu dengan prosedur medis penghasil aerosol
berisiko tinggi (Lockhart et al., 2020).
Penularan dari manusia ke manusia terjadi terutama melalui kontak
langsung atau droplets (Heymann, 2020; Zhu et al., 2020) (Shereen,
Khan, Kazmi, Bashir, & Siddique, 2020). Risiko penularan yang lebih

55
56

tinggi adalah sekitar 1 meter (sekitar 3 kaki) dari orang yang terinfeksi
(Repici et al., 2020). Jarak maksimum untuk menghindari virus tersebut
sekitar 2 meter dari pasien atau penderita (Razai, Doerholt, Ladhani, &
Oakeshott, 2020) . Sehingga tenaga kesehatan yang melakukan
pemeriksaan terhadap pasien covid-19 diharuskan mengunakan alat
pelindung diri yang lengkap, agar terhindar dari paparan virus Covid-19
(WHO, 2020). Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker
medis, kacamata atau pelindung wajah, dan baju pelindung, serta prosedur
khusus, respirator (misalnya N95 atau standar FFP2 atau setara) dan
celemek (WHO, 2020).
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan
akan membantumengurangi penyebaran infeksi. APD yang digunakan
sesuai dengan Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi terhadap
kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne. Perawatan dirumah (Isolasi
Diri) Orang dalam Pemantauan nengingat bukti saat ini yang masih sangat
terbatas mengenai infeksi 2019-nCoV danpola penularannya maka dalam
pengawasan CoV dilakukan dan dipantau di rumah sakit. Dalam
pemantauan diberikan perawatan di rumah (isolasi diri) dengan tetap
memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan. Petugas melakukan
pemantauan kesehatan terkini melalui telepon namun idealnya dengan
melakukan kunjungan secara berkala (harian). Pasien diberikan edukasi
untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat

56
57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan
1. Sebagian besar responden dengan pengetahuan cukup 32 responden (60%)
dan paling sedikit dengan pengetahuan baik 6 responden (11,3%).
2. Sebagian besar responden dengan rasa cemas ringan berjumlah 46
responden (86,8%) dan cemas berat berjumlah 7 responden (13,2%).
3. Tidak terdapat Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 di Desa Mansalean
Kecamatan Labobo Tahun 2020.

B. Saran
1. Bagi di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Desa Mansalean
Saran bagi petugas di Desa Mansalean Kecamatan Labobo Desa
Mansalean Berikan informasi lebih intensif kepada masyarakat tentang
covid 19 atau pendidikan kesehatan kepada masyarakat ataupun kader-
kader kesehatan tentang covid 19 dan pentingnya perlindungan diri serta
sosialisasi tentang adanya penularan penyakit covid 19.
2. Bagi Pendidikan STIKes Widya Nusantara
Saran bagi STIKes Widya Nusantaraagar dapat melengkapi bahan
bacaan atau buku di Perpustakaan STIKes Widya Nusantara tentang
penularan penyakit covid 19 Pada masyarakat agar dapat menambah
literature-literatur yang terbaru.
3. Bagi Masyarakat
Saran bagi masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang covid
19 serta pentingnya perlindungan diri dan sosialisasi tentang adanya
penularan penyakit covid 19 serta tidak perlu cemas dan tetap menjaga
keluarga dengan perlindungan diri yang maksimal.

57
57
58

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiman dan Riyanto. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap


dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika, 2014.
2. Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Singapore: Elsevier.
3. Cheng, Q., Liang, M., Li, Y., He, L., Guo, J., Fei, D., Zhang, Z. (2020).
Correspondence Mental health care for medical staff in China during the
COVID-19. Lancet, 7, 15–26. https:// doi.org/10.1016/S2215-
0366(20)30078-X
4. WHO. (2020a). Coronavirus disease 2019 (COVID-19)Situation Report –67.
5. WHO. (2020b). The World Health Organization declared the coronavirus
outbreak a Global Public Health Emergency. Retrieved from
https://www.worldometers.info/coronavirus/
6. PDPI. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia 2019 n-CoV. Jakarta:
PDPI.
7. Wu, Y., Chen, C., & Chan, Y. (2020). The outbreak of COVID-19 : An
overview. Journal of the Chinese Medical Association, 83(3), 217–220.
https://doi.org/10.1097/JCMA. 0000000000000270
8. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2014.
9. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Penerbit Alfabeta, 2017.
10. Wawan A,M Dewi, ,Cetakan 2011. Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Manusia. Yokyakarta: Nuha Medika
11. Suryabrata Sumadi,2015. Etakan Kedua puluh Lima 2015. Metode Penelitian.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
12. Nursalam 2015. Metode Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2016.

58
59

59
1

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Januari februari maret April mei juni juli agustus september oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Kkn
3 Acc Judul Dari
Pembimbing
4 Pengambilan Data Awal
5 Penyusunan Proposal Dan
Bimbingan
6 Ujian Proposal
7 Perbaikan Proposal
8 Penelitian
9 Pengolahan Data Dan
Bimbingan
10 Ujian Hasil Penelitian
11 Perbaikan Skripsi

1
1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Kepada Yth :
Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Studi Ners
STIKes Widya Nusatara Palu :
Nama : Moh. Fadlillah
NIM : 201501431
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan
Dan Tingkat Kecemasan Masyarakat Dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 Di
Desa Mansalean Kecamatan Labobo”. Agar terlaksananya penelitian ini saya
memohon izin kepada bapak/ibu dapat berpartisipasi untuk menjadi responden
dalam penelitin ini dengan cara mengisi kuesioner dan menandatangi lembar
persetujuan responden. Saya menjamin kerahasiaan informasi dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Demikianlah permohonan ini saya buat, atas partisipasinya dan perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

(Moh. Fadlillah)

1
2

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN


MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENDEMI
COVID-19 DI DESA MANSALEAN
KECAMATAN LABOBO

A. Identitas repsonden
No. responden :
Nama / Inisial :
Alamat :
Umur :

B. Kuesioner Pengetahuan

Pilihan
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Covid-19 atau Corona virus merupakan virus yang
merupakan penyakit mulai gejala ringan dan bert yang
disebabkan oleh virus.
2 Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit ringan sampaiberat
3- Tidak perlu memakai masker jika kita sudah jauh dari
orang-orang
4 Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami
gejala gangguan pernapasan.
5 pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker;
6 Tujuan penggunaan alat pelindung diri adalah melindungi
kulit dan selaput membrane mukosa dari cairan tubuh,
sekres, ekskreta kulit yang tidak utuh dan lendir
7 Alat pelindung diri yang digunakjan untuk mencegah
percikan lender adalah masker
8 Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer
jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan

2
3

sabun jika tangan terlihat kotor;


9 Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

10 Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung


dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu
buanglah tisu ke tempat sampah;
(Sumber : Coronavirus disease, 2019).

C. Kuesioner Kecemasan
1. Perasaan Cemas
Cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
2. Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Gemetar
Gelisah
3. Kekuatan
Terhadap gelap
Terhadap orang asing
Bila ditinggal sendiri
Terhadap kerumunan orang banyak
Terhadap keramaian lalu lintas
4. Gangguan Tidur
Sukar tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Bangun dengan lesu
Mimpi buruk
5. Gangguan kesadaran

3
4

Sukar berkonsenstrasi
Daya ingat buruk
6. Perasaan tertekan
Hilangnya minat
Sedih
Kurangnya kesenangan
7. Otot-otot
Nyeri pada otot
Keditan otot
Gerakan gigi
8. Gejala sensorik
Tinitus
Penglihatan kabur
Muka merah / pucat
9. Gejala kardiovaskular
Nyeri dada
Denyut nadi meningkat
10. Gejala pernafasan
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
11. Gejala gastrointestinal
Sulit menelan
Gangguan pencernaan
12. Gangguan urogenital
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
13. Gangguan Otonom / Vegetatif
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Pusing / sakit kepala
14. Perilaku sewaktu wawancara
Gelisah

4
5

Tidak tenang
Jari tremor / gemetar
Mengkerutkan dahi
(Sumber : Safitry 2019)

Teknik Pengisian Skore :


- Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali
- Skor 1 : 1 dari gejala yang ada
- Skor 2 : separuh dari gejala yang ada
- Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada
- Skor 4 : semua gejala ada
Keterangan
Hasil penilaian total skor :
Kurang dari 14 : Tidak ada kecemasan
14-20 : Kecemasan ringan
21-27 : Kecemasan sedang
28-41 : Kecemasan berat

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Usia :

5
6

Pendidikan :
Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :
Nama : Moh. Fadlillah
Nim : 201501431
Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan
Masyarakat Dalam Menghadapi Pendemi Covid-19 Di
Desa Mansalean Kecamatan Labobo.
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian
ini, saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya serta identitas
dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya.
Demikian pernyataan ini saya tanda tangani tanpa adanya suatu paksaan.

Responden

(..................................)

6
1

MASTER DATA

Pengetahuan
No Nama Umur Skor Jml % Ket Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ny. I 30 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 ba i k 3
2 Ny. N 27 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 60 cu k u p 2
3 Ny.Y 28 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 70 cu k u p 2
4 Ny.S 40 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80 ba i k 3
5 Tn .M 28 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5 50 k u ra n g 1
6 Tn .E 40 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 ba i k 3
7 Ny.G 30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 ba i k 3
8 Ny.S 40 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 cu k u p 2
9 Ny.A 38 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 ba i k 3
10 Tn .A 41 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 ba i k 3
11 Ny.S 36 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 ba i k 3
12 Ny. A 18 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60 cu k u p 2
13 Tn .A 30 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 ba i k 3
14 Ny.M 44 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 ba i k 3
15 Ny.A 43 2 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 70 cu k u p 2
16 Ny.S 42 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 cu k u p 2
17 Ny.R 35 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 ba i k 3
18 Tn .M 42 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 ba i k 3
19 Ny.M 42 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 cu k u p 2
20 Ny.D 20 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 cu k u p 2
21 Tn .W 40 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70 cu k u p 2
22 Ny. A 41 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70 cu k u p 2
23 Ny. A 39 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70 cu k u p 2
24 Ny. F 41 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 60 cu k u p 2
25 Ny. R 40 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 k u ra n g 1
0 Ny. V 40 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 cu k u p 2
27 Tn .F 40 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60 cu k u p 2
28 Ny. M 41 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 ba i k 3
29 Ny.A 45 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70 cu k u p 2
30 Ny. A 39 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70 cu k u p 2
31 Ny. F 41 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 ba i k 3
32 Ny. R 40 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 cu k u p 2
33 Ny. V 40 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 cu k u p 2
34 Ny. F 40 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 k u ra n g 1
35 Ny. M 41 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 70 cu k u p 2
36 Ny.A 45 2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 cu k u p 2
37 Ny. A 39 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 5 50 k u ra n g 1
38 Ny. F 41 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 60 cu k u p 2
39 Tn .R 40 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80 ba i k 3
40 Tn .F 40 2 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 60 cu k u p 2
41 Tn .A 40 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 cu k u p 2
42 Tn .M 41 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 cu k u p 2
43 Tn .A 45 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 cu k u p 2
44 Ny. A 39 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 cu k u p 2
45 Tn .F 41 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 ba i k 3
46 Ny. R 42 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50 k u ra n g 1
47 Ny. V 40 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 cu k u p 2
48 Ny. F 41 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70 cu k u p 2
49 Ny. M 40 2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5 50 k u ra n g 1
50 Ny.I 41 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 60 cu k u p 2
51 Tn .A 40 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70 cu k u p 2
52 Tn .I 40 2 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60 cu k u p 2
53 Tn .A 43 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 cu k u p 2

Ket :
Um ur : Pengetahuan
1 = 25-30 tahun Perem puan 1 = Kurang Baik
2 = 31-50 tahun Laki-laki 2 = Cukup
3= baik
1
1

Kecemasan
No Nama Umur Skor Jm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Ny. I 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
2 Ny. N 27 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 8
3 Ny.Y 28 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9
4 Ny.S 40 2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 7
5 Tn .M 28 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 7
6 Tn .E 40 2 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 9
7 Ny.G 30 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8 Ny.S 40 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 9
9 Ny.A 38 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
10 Tn .A 41 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
11 Ny.S 36 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Ny. A 18 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
13 Tn .A 30 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
14 Ny.M 44 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
15 Ny.A 43 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 9
16 Ny.S 42 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
17 Ny.R 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
18 Tn .M 42 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
19 Ny.M 42 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8
20 Ny.D 20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
21 Tn .W 40 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
22 Ny. A 41 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1
23 Ny. A 39 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
24 Ny. F 41 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 9
25 Ny. R 40 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
0 Ny. V 40 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
27 Tn .F 40 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
28 Ny. M 41 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
29 Ny.A 45 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
30 Ny. A 39 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
31 Ny. F 41 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
32 Ny. R 40 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
33 Ny. V 40 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
34 Ny. F 40 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
35 Ny. M 41 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
36 Ny.A 45 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
37 Ny. A 39 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
38 Ny. F 41 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
39 Tn .R 40 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 Tn .F 40 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
41 Tn .A 40 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
42 Tn .M 41 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 Tn .A 45 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
44 Ny. A 39 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
45 Tn .F 41 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
46 Ny. R 42 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
47 Ny. V 40 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
48 Ny. F 41 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
49 Ny. M 40 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
50 Ny.I 41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
51 Tn .A 40 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
52 Tn .I 40 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
53 Tn .A 43 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2

Ket :
Umur : Kec emasan :
1 = 25-35 tahun 1 = Cem as ringan
2 = 36-45 tahun 2 = c emas berat

Hasil Data SPSS

Frequency Table

1
2

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 25-35 tahun 9 17.0 17.0 17.0

36-40 tahun 44 83.0 83.0 100.0

Total 53 100.0 100.0

Kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cemas ringan 46 86.8 86.8 86.8

Cemas berat 7 13.2 13.2 100.0

Total 53 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 6 11.3 11.3 11.3

Cukup 32 60.4 60.4 71.7

Baik 15 28.3 28.3 100.0

Total 53 100.0 100.0

Croosstab
pengetahuan * kecemasan Crosstabulation

2
3

kecemasan

Cemas ringan Cemas berat Total

Pengetahuan kurang Count 5 1 6

Expected Count 5.2 .8 6.0

% within pengetahuan 83.3% 16.7% 100.0%

% within kecemasan 10.9% 14.3% 11.3%

% of Total 9.4% 1.9% 11.3%

cukup Count 28 4 32

Expected Count 27.8 4.2 32.0

% within pengetahuan 87.5% 12.5% 100.0%

% within kecemasan 60.9% 57.1% 60.4%

% of Total 52.8% 7.5% 60.4%

baik Count 13 2 15

Expected Count 13.0 2.0 15.0

% within pengetahuan 86.7% 13.3% 100.0%

% within kecemasan 28.3% 28.6% 28.3%

% of Total 24.5% 3.8% 28.3%

Total Count 46 7 53

Expected Count 46.0 7.0 53.0

% within pengetahuan 86.8% 13.2% 100.0%

3
4

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 86.8% 13.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)

Pearson Chi-Square .077a 2 .962

Likelihood Ratio .073 2 .964

Linear-by-Linear Association .016 1 .900

N of Valid Cases 53

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .79.

4
5

DOKUMENTASI

Gambar 1 memberikan kuesioner pada responden

5
6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Mansalean pada tanggal 08 Agustus 1994 dari


ayah H. Asmara Lajura S.pd dan ibu Hj. Yasma Daali S.pd. Penulis adalah Anak
kedua dari empat bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri Dua
Banggai dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk di STIKes Nani
Hasanuddin Makassar dan penulis pindah ke Palu pada tahun 2018 untuk
melanjutkan Program Ilmu Keperawatan di STIKes Widya Nusantara Palu.

Anda mungkin juga menyukai