Anda di halaman 1dari 56

SURAT KEPUTUSAN

TEMU KARYA DESA I TAHUN 2016

NOMOR :

TENTANG

ANGGARAN DASAR

KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI,

Menimbang :

1.    Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 94 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


Tentang Desa, maka perlu dibentuk Karang Taruna sebagai wadah pemberdayaan
generasi muda dalam Usaha Kesejahteraan Sosial;

2.    Bahwa Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang
diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana
tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

3.    Bahwa untuk melaksanakan amanat Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia


Nomor 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, maka diperlukan
adanya acuan untuk melaksanakan seluruh Program Kerja Karang Taruna DHARMA
BHAKTI Desa GIRIMUKTI;

4.    Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2 dan 3,


maka perlu menetapkan Anggaran Dasar Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa
GIRIMUKTI;

Mengingat :

1.        Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


2.        Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);

3.        Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5430);

4.        Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan


Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

5.        Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

6.        Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna;

7.        Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang


Pemberdayaan Karang Taruna;

8.        Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan


Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan di Kabupaten Cianjur;

9.        Hasil-hasil Temu Karya Nasional Karang Taruna ke VI;

10.    Surat Keputusan Kepala Desa GIRIMUKTI Nomor                                    tentang


Pengukuhan Pengurus Majelis Pertimbangan Pengurus dan Pengurus Karang Taruna
Masa Bakti 2016-2019; 
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PEMBINA,

MAJELIS PERTIMBANGAN KARANG TARUNA

Dan

KETUA KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : ANGGARAN DASAR KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA


GIRIMUKTI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar ini, yang dimaksud dengan :

1.        Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama
generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak dibidang usaha
kesejahteraan sosial;

2.        Anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga Karang Taruna adalah setiap
anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 45 (empat
puluh lima) tahun yang berada di desa;

3.        Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah berhimpun mantan


pengurus Karang Taruna dan tokoh masyarakat lain yang berfungsi memberikan
nasehat, mengarahkan, saran dan/atau pertimbangan demi kemajuan Karang Taruna;

4.        Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

5.        Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan


sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya;

6.        Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan


berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, penguatan sosial, dan perlindungan sosial.

BAB II

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

Nama Lembaga ini adalah Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

Pasal 3

Pasal 4

Karang Taruna DHARMA BHAKTI berkedudukan di Desa GIRIMUKTI, Kecamatan


Rogojampi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Timur.

BAB III

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 5

Karang Taruna DHARMA BHAKTI berasaskan :


1.        Pancasila sebagai landasan ideologis;

2.        UUD 1945 sebagai landasan hukum;

Pasal 6

Karang Taruna DHARMA BHAKTI bertujuan untuk :

1.        Mewadahi setiap pemuda Desa GIRIMUKTI yang peduli dalam penanganan


permasalahan sosial, serta mempererat tali silaturrahmi antar sesama generasi muda
dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan Kesejahteraan Sosial bagi generasi
muda dan menyiapkan kader yang beriman, bermoral, kreatif, mandiri dan
bertanggungjawab untuk siap mengabdi kepada masyarakatnya dan menjadi calon-
calon pemimpin di masa datang;

2.        Memberi arah, bimbingan, pendampingan dan advokasi kepada generasi muda


penyandang masalah sosial dalam rangka penghargaan usaha-usaha Kesejahteraan
Sosial;

3.        Menumbuhkan potensi keberagaman bakat, keterampilan, kewirausahaan dan


pengetahuan hingga penyelesaian masalah yang signifikan untuk mendukung upaya
pemberdayaan masyarakat dalam kerangka implementasi otonomi daerah dan
peningkatan ekonomi kerakyatan;

4.        Ikut andil dalam usaha menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan melestarikan


kearifan lokal dan potensi Desa GIRIMUKTI pada umumnya dan generasi muda Desa
GIRIMUKTI pada khususnya;

5.        Mendorong setiap warganya dan warga masyrakat pada umumnya untuk mampu
menjaga dan melestarikan toleransi dalam kehidupan kemasyarakatan dan
keberagamaan serta menjadi perekat persatuan dalam perbedaan dan keberagaman
yang tinggi;

6.        Membina kerjasama strategis dan saling menguntungkan dengan Pemerintah, Sektor


Swasta, Organisasi Sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat, para praktisi
pengembangan masyarakat, Cendekiawan, dam mitra kepemudaan lainnya, guna
kemajuan dalam kemandirian dan independensi organisasinya dan cita-cita
kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan gerakannya.
BAB IV

SIFAT, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 7

Karang Taruna DHARMA BHAKTI adalah organisasi sosial generasi muda yang
bersifat keswadayaan, kebersamaan, dan berdiri sendiri serta merupakan salah satu
pilar partisipasi masyarakat di bidang kesejahteraan sosial.

Pasal 8

Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki tugas pokok secara bersama-sama dengan
Pemerintah Desa, Pemerintah di tingkat atasnya dan masyarakat lainnya
menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan kesejahteraan sosial.

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Karang


Taruna DHARMA BHAKTI mempunyai fungsi :

1.        Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda;

2.        Menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan sosial,


jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda;

3.        Meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;

4.        Menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial


setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

5.        Menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan

6.        Memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika dan


tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB V
KEORGANISASIAN, KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN

Bagian Pertama

Keorganisasian

Pasal 10

1.        Keorganisasian Karang Taruna DHARMA BHAKTI berada di Desa GIRIMUKTI yang


diselenggarakan secara otonom oleh Warga Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Secara Keorganisasian, Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki kedudukan yang


sama dengan Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Desa GIRIMUKTI, seperti
LPMD, PKK, RT/RW dan LINMAS serta memiliki fungsi sebagai mitra Pemerintah Desa
GIRIMUKTI dalam usaha kesejahteraan sosial generasi muda;

4.        Secara Keorganisasian, Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki Struktur


Organisasi dengan Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab masing-masing, berturut-
turut sebagai berikut: Dewan Pembina, Majelis Pertimbangan Karang Taruna, Pengurus
Harian, Bagian-Bagian Unit Teknis dan Warga Karang Taruna;

5.        Pengaturan lebih lanjut mengenai Kelembagaan dan Keorganisasian Karang Taruna


DHARMA BHAKTI, akan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna
DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI.

Bagian Kedua

Keanggotaan

Pasal 11

1.        Keanggotaan Karang Taruna DHARMA BHAKTI menganut sistim stelsel pasif, yang
berarti seluruh generasi muda di Desa GIRIMUKTI yang berusia 13 tahun sampai 45
tahun, selanjutnya disebut sebagai warga Karang Taruna;

2.        Setiap generasi muda Desa GIRIMUKTI dalam kedudukannya sebagai warga Karang
Taruna DHARMA BHAKTI mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa
membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan
sosial, pendirian politik dan agama;
3.        Pengaturan lebih lanjut mengenai Keanggotaan Karang Taruna DHARMA BHAKTI,
akan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI
Desa GIRIMUKTI.

Bagian Ketiga

Kepengurusan

Pasal 12

1.        Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dipilih secara musyawarah dan mufakat
oleh Warga Karang Taruna DHARMA BHAKTI dalam Temu Karya Desa;

2.        Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI sekurang-kurangnya harus memenuhi


syarat sebagai berikut :

a.    Warga Desa GIRIMUKTI;

b.    Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c.    Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945;

d.    Berkelakuan baik dan sehat jasmani dan rohani;

e.    Memiliki i’tikad baik dan siap mengabdi untuk membangun Desa GIRIMUKTI;

f.     Berusia sekurang-kurangnya 20 Tahun dan sebanyak-banyaknya 40 Tahun.

3.        Kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI dipilih, ditetapkan, dan disahkan


dalam Temu Karya Desa Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan dikukuhkan oleh
Kepala Desa GIRIMUKTI, dengan masa bakti 3 (tiga) tahun;

4.        Pengaturan lebih lanjut mengenai Kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI,


akan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI
Desa GIRIMUKTI.

BAB VI

LEMBAGA-LEMBAGA LAIN

Pasal 13
Karang Taruna DHARMA BHAKTI dapat membentuk wadah penghimpun mantan
pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan tokoh masyarakat lain yang berjasa
dan bermanfaat bagi kemajuan Karang Taruna.

Pasal 14

Karang Taruna DHARMA BHAKTI dapat membentuk Unit Teknis sesuai kebutuhan
pengembangan organisasi yang bertanggung jawab kepada pengurus Karang Taruna
yang membentuknya.

BAB VII

MEKANISME KERJA

Pasal 15

Karang Taruna bersifat otonom, sosial, terbuka, dan berskala lokal;

Pasal 16

1.        Hubungan kerja antara Karang Taruna DHARMA BHAKTI dengan Kepala Desa
GIRIMUKTI bersifat pembinaan, dikarenakan Kepala Desa GIRIMUKTI selaku Pembina
Umum Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Hubungan kerja antara Karang Taruna DHARMA BHAKTI dengan Kepala Urusan
Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa GIRIMUKTI bersifat pembinaan, dikarenakan
Kaur Kesra selaku Pembina Fungsional Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

3.        Hubungan kerja antara Karang Taruna DHARMA BHAKTI dengan Lembaga


Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) GIRIMUKTI bersifat pembinaan, dikarenakan
LPMD selaku Pembina Teknis Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

4.        Hubungan kerja antara Karang Taruna DHARMA BHAKTI


dengan Instansi/Lembaga/Organisasi lainnya bersifat kemitraan.
BAB VIII

PEMBINA KARANG TARUNA

Pasal 17

1.        Pembina Karang Taruna DHARMA BHAKTI meliputi :

a.         Pembina Utama, dijabat oleh Presiden Republik Indonesia;

b.         Pembina Umum, dijabat oleh Kepala Desa GIRIMUKTI;

c.         Pembina Fungsional, dijabat oleh Kaur Kesra Desa GIRIMUKTI; dan

d.         Pembina Teknis, dijabat oleh Ketua LPMD GIRIMUKTI.

2.        Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembina Karang Taruna DHARMA BHAKTI, akan
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

BAB IX

PROGRAM KERJA

Pasal 18

Karang Taruna DHARMA BHAKTI bertanggung jawab untuk menetapkan program kerja
berdasarkan mekanisme, potensi, sumber, kemampuan dan kebutuhan Karang Taruna
DHARMA BHAKTI.

Pasal 19

1.        Program Kerja Karang Taruna DHARMA BHAKTI terdiri dari pembinaan dan
pengembangan generasi muda, penguatan organisasi, peningkatan usaha
kesejahteraan sosial, usaha ekonomi produktif, rekreasi olahraga dan kesenian,
kemitraan dan lain-lain sesuai kebutuhan;

2.        Program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sebagai hasil
musyawarah/mufakat berdasarkan rencana jangka pendek, menengah dan panjang;

3.        Untuk melaksanakan program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
Karang Taruna DHARMA BHAKTI dapat membentuk Unit Teknis.
BAB X

TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

Pasal 20

1.        Penyelenggaraan Program Karang Taruna menjadi tanggung jawab dan wewenang


Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

2.        Tanggung jawab dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Menteri Sosial, Gubernur, dan Bupati/Walikota;

3.        Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab dan Wewenang, akan ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

BAB XI

BENTUK–BENTUK FORUM PERTEMUAN

Pasal 21

1.        Bentuk–bentuk forum pertemuan dalam Karang Taruna DHARMA BHAKTI terdiri dari:

a.      Temu Karya;

b.      Rapat Kerja;

c.       Rapat Pimpinan;

d.      Rapat Pengurus Pleno;

e.      Rapat Pengurus Harian;

f.        Rapat Konsultasi;
2.        Ketentuan mengenai mekanisme forum pertemuan tersebut di atas, selanjutnya diatur
dalam Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

BAB XII

FORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 22

1.        Forum–forum pertemuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 di atas, akan sah


apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta (Pengurus);

2.        Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat


dan apabila hal itu ternyata tidak memungkinkan dicapai, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak;

BAB XIII

PENGUKUHAN DAN PELANTIKAN

Pasal 23

1.        Pengukuhan Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dilakukan oleh Kepala Desa
GIRIMUKTI dengan Keputusan Kepala Desa GIRIMUKTI;

2.        Pelantikan Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dilakukan oleh Kepala Desa
GIRIMUKTI.

  
BAB XIV

KEUANGAN

Pasal 24

Keuangan Karang Taruna DHARMA BHAKTI dapat diperoleh dari :


a.         Iuran Warga Karang Taruna;

b.         Usaha sendiri yang diperoleh secara sah;

c.         Bantuan Masyarakat yang tidak mengikat;

d.    Bantuan/Subsidi dari Pemerintah Desa, Kabupaten, Provinsi dan Pusat; dan

e.    Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-udangan


yang berlaku.

Pasal 25

Pengelolaan keuangan Karang Taruna DHARMA BHAKTI wajib dilakukan secara


transparan, efektif, efisien dan akuntabel.

BAB XV

IDENTITAS DAN LAMBANG

Pasal 26

1.        Karang Taruna wajib memiliki identitas lambang bendera, panji, dan lagu mars serta
hymne;

2.        Identitas Karang Taruna DHARMA BHAKTI terdiri atas bendera, pakaian dinas, topi
dan atribut Karang Taruna;

3.        Ketentuan lebih lanjut mengenai Identitas Karang Taruna DHARMA BHAKTI, diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

BAB XVI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 27
Perubahan Anggaran Dasar Karang Taruna DHARMA BHAKTI hanya dapat dilakukan
dalam Temu Karya Desa Karang Taruna DHARMA BHAKTI, setelah memperoleh
persetujuan sekurang–kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta (pengurus)
yang hadir, kemudian diusulkan untuk disahkan oleh Ketua Umum Karang Taruna
DHARMA BHAKTI.

BAB XVII

ATURAN PERALIHAN

Pasal 28

Peraturan–peraturan dan yang ada, tetap berlaku selama belum diadakan perubahan
dan keberadaannya tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Karang Taruna
DHARMA BHAKTI ini.

BAB XVIII

PENUTUP
Pasal 29

1.        Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Anggaran Dasar Karang Taruna DHARMA BHAKTI ini, mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : GIRIMUKTI


Pada Tanggal  : Juli 2016

KETUA,

Dede Muhammad Isnaeni, S.Pd.I

SURAT KEPUTUSAN

TEMU KARYA DESA I TAHUN 2016

NOMOR :

TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI,


Menimbang :

1.        Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 94 Undang-Undang Nomor 6 Tahun


2014 Tentang Desa, maka perlu dibentuk Karang Taruna sebagai wadah
pemberdayaan generasi muda dalam Usaha Kesejahteraan Sosial;

2.        Bahwa Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang
diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana
tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

3.        Bahwa untuk melaksanakan amanat Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia


Nomor 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, maka diperlukan
adanya acuan untuk melaksanakan seluruh Program Kerja Karang Taruna DHARMA
BHAKTI Desa GIRIMUKTI;

4.        Bahwa untuk menjabarkan, memperjelas dan melaksanakan Anggaran Dasar Karang


Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI, perlu untuk membuat dan menetapkan
Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI;

5.        Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, 3 dan 4,


maka perlu menetapkan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI
Desa GIRIMUKTI;

Mengingat :

1.        Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

2.        Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);

3.        Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5430);

4.        Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan


Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

5.        Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
6.        Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2010 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna;

7.        Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang


Pemberdayaan Karang Taruna;

8.        Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan


Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan di Kabupaten Cianjur;

9.        Hasil-hasil Temu Karya Nasional Karang Taruna ke VI;

10.    Surat Keputusan Kepala Desa GIRIMUKTI Nomor                                     tentang


Pengukuhan Pengurus Majelis Pertimbangan Pengurus dan Pengurus Karang Taruna
Masa Bakti 2016-2019;

11.    Anggaran Dasar Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI; 

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PEMBINA,

MAJELIS PERTIMBANGAN PENGURUS

Dan

KETUA KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI DESA GIRIMUKTI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : ANGGARAN RUMAH TANGGA KARANG TARUNA DHARMA


BHAKTI DESA GIRIMUKTI

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1
Anggota Karang Taruna DHARMA BHAKTI terdiri dari Anggota Aktif dan Pasif

Pasal 2

1.        Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader, berusia 13 s/d 45 tahun karena
potensi, bakat, dan produktivitasnya untuk mendukung pengembangan organisasi
Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan program-programnya;

2.        Anggota Pasif adalah  keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (Keanggotaan


Otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda Desa GIRIMUKTI yang berusia 13 s/d 45
tahun.

Pasal 3

Kriteria Keanggotaan

1.        Anggota Aktif adalah generasi muda di Desa GIRIMUKTI yang telah mengikuti secara
aktif sekurang-kurangnya 6 (Enam) Bulan berturut-turut kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Anggota Pasif adalah generasi muda di Desa GIRIMUKTI yang menjadi kelompok
sasaran khusus dalam pengembangan program-program Karang Taruna DHARMA
BHAKTI.

Pasal 4

Kewajiban dan Hak Anggota

1.        Setiap Anggota Karang Taruna DHARMA BHAKTI mengemban kewajiban :

a.    Mematuhi Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA
BHAKTI serta ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;

b.    Membayar Iuran (jika disepakati bersama);

c.    Menjaga nama baik Karang Taruna DHARMA BHAKTI; dan


d.    Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

2.        Setiap Anggota Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki hak:

a.    Mendapatkan pelayanan yang sama dalam rangka penyelenggaraan progran-program


organisasi;

b.    Menyampaikan pendapat, pertanyaan, kritik dan saran baik secara lisan maupun
tertulis kepada Pengurus;

c.     Untuk menjadi Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI bagi setiap Anggota Aktif
yang memenuhi persyaratan tertentu;

d.    Memilih dan dipilih bagi setiap Anggota Aktif sesuai dengan mekanisme organisasi;
dan

e.    Memperoleh fasilitas keanggotaan.

Pasal 5

Pemberhentian Keanggotaan

1.        Status Keanggotaan Karang Taruna DHARMA BHAKTI, dapat sewaktu-waktu berhenti


karena :

a.      Meninggal dunia;

b.      Atas permintaan sendiri, untuk Anggota Aktif;

c.       Diberhentikan sementara, untuk Anggota Aktif; dan

d.      Diberhentikan, untuk Anggota Aktif.

2.        Pemberhentian dan Pemberhentian Sementara keanggotaan aktif diatur


mekanismenya secara terpisah.

BAB II

KEPENGURUSAN

Pasal 6
1.        Kepengurusan dibentuk melalui Temu Karya Desa Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Untuk menjamin dayaguna dan hasilguna dengan sebaik-baiknya, kepengurusan


Karang Taruna DHARMA BHAKTI dibagi menjadi Pengurus Harian dan Pengurus
Pleno;

3.        Pengurus Pleno adalah semua pengurus yang secara definitif dikukuhkan dalam Temu
Karya Desa Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

4.        Pengurus Harian adalah pengurus yang hanya terdiri dari unsur Ketua, Para Wakil
Ketua, Para Sekretaris dan Bendahara.

Pasal 7

Kriteria Calon Pengurus

1.        Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI, seseorang
harus memmenuhi kriteria sebagai berikut :

a.      Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b.      Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;

c.       Berdomisili di Desa GIRIMUKTI yang dibuktikan dengan identitas resmi;

d.      Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;

e.    Bertanggung jawab, berkelakuan baik, dan mampu bekerja dengan timnya maupun
dengan berbagai pihak;

f.     Mau dan siap untuk mengabdi dalam membangun Desa GIRIMUKTI;

g.    Berusia minimal 20 tahun dan maksimal 40 tahun;

h.    Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta mengetahui ke- Karang


Taruna-an;

i.      Peduli terhadap kesejahteraan sosial generasi muda di lingkungan masyarakatnya;

j.      Pernah duduk sebagai pengurus Karang Taruna minimal 2 (Dua) tingkat dibawahnya;

k.    Berpendidikan minimal SMP/sederajat;


2.        Secara rinci dan spesifik, kriteria calon pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI
dapat dirumuskan dan ditetapkan dalam Temu Karya Desa sebagai forum tertinggi.

Pasal 8

Pembentukan Kepengurusan

1.        Pembentukan Kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI dilakukan dalam


Temu Karya Desa apabila :

a.      Pengurus sebelumnya telah habis masa jabatan/bhaktinya;

b.    Dalam masa jabatan/bhakti berjalan, tetapi dalam kurun waktu selama-lamanya 2


(Dua) tahun tidak menunjukkan keaktifan sejak pembentukannya dalam Temu Karya;

c.       Terjadi pemekaran suatu wilayah baru.

2.        Untuk ketentuan dalam butir b dan c ayat (1) diatas, maka pengurus satu tingkat di
atasnya berkewajiban memfasilitasi dengan terlebih dahulu membentuk caretaker
kepengurusan;

3.        Untuk ketentuan dalam butir a ayat (1) di atas, pengurus satu tingkat di atasnya
berkewajiban memfasilitasi dengan terlebih dahulu membentuk caretaker apabila masa
jabatan/bhakti kepengurusan telah habis namun belum juga dilakukan Temu Karya;

4.        Tata cara pembentukan dan pemilihan pengurus, diatur tersendiri dalam ketentuan lain
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Rumah Tangga Karang
Taruna DHARMA BHAKTI ini;

5.        Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI yang sudah dibentuk, kemudian


direkomendasikan oleh forum Temu Karya Desa untuk disahkan dengan Surat
keputusan Pengurus satu tingkat di atasnya dan dapat dilantik oleh Pembina Umum
(Kepala Desa GIRIMUKTI);

6.        Uraian/pembagian tugas dan tata cara pengukuhan kepengurusan selanjutnya


ditetapkan dalam peraturan organisasi tersendiri yang tidak terpisahkan dari Anggaran
Rumah Tangga Karang DHARMA BHAKTI ini.

Pasal 9

Janji Pengurus
Setelah diangkat dan disahkan, pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI
mengucapkan janji sebagai berikut : 

“Demi Allah / Demi Sang Hyang Widhi, saya berjanji:

1. Akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya sebagai pengurus Karang Taruna
DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya;
2. Taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna
DHARMA BHAKTI serta ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;
3. Setia dan teguh pada amanah Temu Karya Desa;
4. Memegang teguh janji jabatan dan bersedia mempertanggung jawabkan jabatan
saya tersebut secara moral maupun organisasional.”

Pasal 10

Masa Jabatan dan Jumlah Pengurus

1.        Masa Jabatan/bakti kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI dijabat selama 3


(Tiga) Tahun;

2.        Jumlah kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI pada dasarnya diatur dalam
Temu Karya Desa, akan tetapi ada batasan minimalnya, yaitu sejumlah 35 (Tiga Puluh
Lima) Orang.

Pasal 11

Kewajiban dan Hak Pengurus

1.        Setiap Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI mengemban kewajiban :

a.    Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA
BHAKTI dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;

b.    Menjaga nama baik Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI;

c.    Membayar Iuran Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI (Jika disepakati


bersama);

d.    Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna DHARMA BHAKTI;


dan

e.    Menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan jabatan atau bidangnya masing-masing.
2.        Setiap Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki hak :

a.    Mendapatkan perlakuan yang sama dalam manajemen profesional organisasi;

b.    Mendapatkan fasilitas yang sama baik berupa identitas, seragam maupun kesempatan;

c.    Menyampaikan pendapat, pertanyaan, tanggapan, kritik dan saran dalam TKS dan
RPP;

d.    Mempunyai hak suara dalam TKS dan RPP;

Pasal 12

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus

1.        Ketua

a.      Tugas

1)        Memimpin rapat–rapat pengururs pleno dan pengurus harian;

2)        Mewakili organisasi untuk membuat persetujuan/kesepakatan dengan pihak lain


setelah mendapatkan kesepakatan dalam RPP;

3)        Mewakili organisasi untuk menghadiri acara/upacara kenegaraan tertentu atau agenda


strategis lainnya;

4)        Bersama-sama Sekretaris menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan


sikap dan kebijakan organisasi, baik bersifat ke dalam maupun ke luar;

5)        Bersama-sama Sekretaris dan Bendahara merancang agenda mengupayakan


pencarian dan penggalian sumber dana bagi aktifitas operasional dan program
organisasi;

6)        Memelihara keutuhan dan kekompakan seluruh pengurus organisasi;

7)        Memberikan pokok-pokok pikiran yang merupakan strategi dan kebijakan Karang


Taruna DHARMA BHAKTI dalam rangka pelaksanaan program kerja maupun dalam
menyikapi reformasi di seluruh tatanan kehidupan demi pencapaian cita-cita dan tujuan
organisasi;

8)        Mengoptimalkan fungsi dan peran Ketua Harian agar tercapainya efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi;
9)        Dalam kondisi darurat, Ketua berhak mengambil kebijakan sesuai Anggaran Dasar.

b.      Wewenang

Membuat dan mengesahkan seluruh keputusan–keputusan dan kebijakan-kebijakan


organisasi yang bersifat strategis (politis) melalui kesepakatan dalam forum rapat
Pengurus Pleno (RPP).

c.       Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan penyelenggaraan organisasi dan program kerjanya dan


mempertanggungjawabkan secara internal kepada RPP dan forum TKS pada akhir
masa baktinya.

2.        Wakil Ketua

a.      Tugas

1)        Mengkoordinasikan dan mewakili kepentingan organisasi di seluruh Seksi dalam


pengurusan;

2)        Mewakili Ketua apabila berhalangan untuk setiap aktifitas dalam roda organisasi;

3)        Merumuskan segala kebijakan di seluruh Seksi dalam pengurusan;

4)        Mengawasi seluruh penyelenggaraan program kegiatan di seluruh Seksi dalam


pengurusan.

b.      Wewenang

Membuat dan mengesahkan seluruh keputusan dan kebijakan organisasi di Seluruh


Seksi dalam pengurusan.

c.       Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan program kerja di


Seluruh Seksi dalam pengurusan dan mempertanggungjawabkan kepada Ketua.

3.        Sekretaris

a.      Tugas

1)   Bersama Ketua menandatangani surat masuk dan keluar pengurus;


2)   Bersama Ketua dan Bendahara merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator
keuangan di tubuh pengurus;

3)   Membuat surat menyurat perlengkapan karang taruna;

4)   Bertanggungjawab untuk setiap aktifitas di bidang administrasi dan tata kerja


organisasi;

5)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang administrasi dan


tata kerja organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;

6)   Mengawasi seluruh penyelenggaraan aktifitas organisasi di bidang administrasi dan


tata kerja dan menghadiri rapat-rapat pleno dan rapat pengurus harian;

7)   Memfasilitasi kebutuhan jaringan kerja internal organisasi antar Seksi;

8)   Menjaga dan memelihara soliditas kepengurusan melalui konsolidasi internal dan


menejemen konflik yang representative;

9)   Membuat risalah dalam setiap pertemuan / rapat-rapat organisasi baik RPP maupun
rapat pengurus harian (RPH);

10)              Mengusulkan dan memfasilitasi kebutuhan organisasi dalam pengadaan


akomodasi, logistik dan travel organisasi.

b.      Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama ketua


dalam bidang administrasi dan penyelenggaraan roda organisasi.

c.       Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan roda organisasi bidang administrasi dan


tata kerja organisasi dan mempertanggung jawabkan kepada ketua.

4.        Bendahara 

a.      Tugas

1)   Mewakili Ketua terutama untuk setiap aktivitas di bidang pengelolahan kekayaan dan
keuangan organisasi;

2)   Bersama Ketua dan Sekretaris merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator
keuangan di tubuh pengurus;
3)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang pengelolahan
kekayaan dan keuangan organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;

4)   Memimpin rapat-rapat organisasi dibidang pengolahan kekayaan dan keuangan


organisasi, menghadiri rapat-rapat pleno dan rapat pengurus harian;

5)   Memfasilitasi kebutuhan pembiayaan program kerja dan roda organisasi;

6)   Mencari terobosan relasi dan donatur;

7)   Membuat RAPBO (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Organisasi).

b.      Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama Ketua


dalam hal keuangan dan kekayaan organisasi.

c.       Tanggung Jawab

Mengordinasikan seluruh aktivitas pengolahan keuangan dan kekayaan organisasi dan


mempertanggungjawabkan kepada ketua.

5.        Seksi Pendidikan dan Pelatihan

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan visi dan misi
organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP,

3)   Mendata dan menginventarisir aktifitas pendidikan dan pelatihan yang sudah ada untuk
diteliti, dikaji dan dikembangkan;

4)   Mendata dan mengusulkan sumber daya manusia (kader) potensial yang diproyeksikan
untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain yang memungkinkan


untuk pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan pengurus organisasi sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama.

b.    Wewenang
Menyelenggarakan segala aktifilas yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan mulai
dari perencanaan hingga pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktifitas program


kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Pendidikan dan Pelatihan
serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua I.

6.        Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial dalam
berbagai Pelayanan Sosial kepada para PMKS sesuai dengan visi dan misi organisasi,
untuk menjadi kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktifitas Usaha usaha Kesejahteraan Sosial dalam


berbagai Pelayanan Sosial kepada para PMKS yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji
menjadi bahan pengembangan lebih lanjut;

4)   Menyelenggarakan akfifitas bimbingan, asuhan, konseling dan pendampingan dalam


rangka pemberdayaan para PMKS melalui aktifitas Pelayanan Sosial tertentu baik
secara temporer maupun rutin melalui lembaga lembaga binaan/panti maupun lembaga
lembaga masyarakat yang bersitat koordinatif;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan


aktifitas Usaha usaha Kesejahteran Sosial dalam berbagai Pelayanan Sosial terpadu
kepada para PMKS;

6)   Menyelenggarakan aktivitas Pengembangan Usaha usaha Kesejahteraan Sosial dalam


berbagai bentuk seperti santunan dalam momentum tertentu secara berkala;

7)   Menyelenggarakan gerakan aksesibilitas bagi PMKS terutama para penyandang cacat


untuk memperoleh kesempatan dan hak yang sama sehingga dapat hidup setara
dengan masyarakat pada umumnya.

b.    Kewenangan
Menyelenggarakan segala aktifitas Usaha Kesejahteraan Sosial yang terkait dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi Karang Taruna dalam Pelayanan Sosial kepada para
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mulai dari perencanaan hingga
pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktifitas program


kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial
dalam berbagai Pelayanan Sosial kepada para PMKS serta mempertanggung
jawabkannya kepada Wakil Ketua II.

7.        Seksi Kelompok Usaha Bersama

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Kelompok Usaha Bersama sesuai
dengan visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktivitas Kelompok Usaha Bersama yang sudah ada
untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih lanjut;

4)   Menyelenggarakan aktivitas bimbingan, konseling usaha dan pendampingan dalam


rangka Pengembangan Kelompok Usaha Bersama melalui aktivitas edukasi dan
advokasi baik secara temporer maupun rutin;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk Pengembangan


Kelompok Usaha Bersama baik yang bersifat khusus bagi Warga Karang Taruna
maupun bagi masyarakat pada umumnya;

6)   Menyelenggarakan aktifitas gerakan masyarakat dalam Kelompok Usaha Bersama.

b.    Kewenangan

Menyelenggarakan segala aktifitas Pengembangan Ekonomi yang terkait dengan


Kelompok Usaha Bersama Karang Taruna dari perencanaan hingga pelaporan.

c.     Tanggung Jawab
Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas
program kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Kelompok Usaha
Bersama serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua II.

8.        Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental
sesuai dengan visi dan misi organisasi, untuk kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktivitas Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan


Pembinaan Mental yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan
pengembangan lebih lanjut;

4)   Menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan dalarn rangka pemberdayaan


remaja/pemuda melalui aktifitas Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental baik secara
temporer maupun rutin melalui lembaga lembaga kajian keagamaan, perkumpulan
keagamaan remaja, yang bersifat koordinatif;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan


aktifitas Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental baik yang
bersifat khusus bagi WKT maupun bagi masyarakat pada umumnya;

6)   Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar keagamaan secara berkala.

b.    Kewenangan

Menyelenggarakan segala aktivitas pengembangan sumber daya manusia yang terkait


dengan Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental mulai dari
perencanaan hingga pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas


program kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Kerohanian dan
Pembinaan Mental serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua I.

9.        Seksi Olah Raga dan Seni Budaya


a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Olahraga dan Seni Budaya sesuai
dengan visi dan misi organisasi, untuk menjadi kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktifitas Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni


Budaya yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih
lanjut;

4)   Menyelenggarakan aktifitas bimbingan, asuhan, konseling dan pendampingan dalam


rangka pemberdayaan remaja/pemuda melalui aktifitas Seksi Olahraga dan Seni
Budaya baik secara temporer maupun rutin melalui klub-klub dan sanggar-sanggar seni
budaya;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan


aktifitas Seksi Olahraga dan Seni Budaya baik yang bersifat khusus bagi WKT maupun
bagi masyarakat pada umumnya;

6)   Menyelenggarakan kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Budaya secara berkala.

b.    Wewenang

Menyelenggarakan segala aktifitas pengembangan sumber daya manusia yang terkait


dengan Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni Budaya mulai dari perencanaan
hingga pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan akfifitas program


kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi Biro Pengembangan Kegiatan Olahraga
dan Seni Budaya serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua I.

10.    Seksi Lingkungan Hidup dan Pariwisata

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan
sesuai visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;
2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap
tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktifitas pemeliharaan dan pengembangan Lingkungan


Hidup dan Kepariwisataan yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan
pengembangan lebih lanjut;

4)   Menyelenggarakan aktifitas bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat dalam


rangka memelihara, mengembangkan dan memberdayakan Lingkungan Hidup dan
Kepariwisataan melalui aktifitas sosialisasi, edukasi dan advokasi baik secara temporer
maupun rutin;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan


aktifitas pemeliharaan dan pemberdayaan Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan baik
yang bersifat khusus bagi WKT maupun bagi masyarakat pada umumnya;

6)   Menyelenggarakan aktifitas gerakan masyarakat dalam Seksi Lingkungan Hidup dan


Kepariwisataan.

b.    Wewenang

Menyelenggarakan segala aktifitas produktif yang terkait dengan Pemeliharaan dan


Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan mulai dari perencanaan hingga
pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan akfifitas program


kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Lingkungan Hidup dan
Kepariwisataan serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua II.

11.    Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan

a.    Tugas

1)   Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan


mekanisme pelaksanaan program kerja Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
Kemitraan sesuai visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;

2)   Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap


tahunnya untuk disetujui oleh forum RPP;

3)   Mendata dan menginventarisir aktifitas Hubungan Masyarakat dan Kerjasama


Kemitraan yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih
lanjut;
4)   Menyelenggarakan aktifitas publikatif dan promotif dalam rangka memperkenalkan
organisasi dengan berbagai program dan perspektifnya hingga mampu membentuk
opini publik yang menguntungkan organisasi;

5)   Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan


aktifitas Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan baik yang bersifat khusus
bagi Warga Karang Taruna maupun bagi masyarakat pada umumnya, baik rutin
maupun temporer;

6)   Bertindak selaku juru bicara organisasi yang berwenang menjembatani kepentingan


organisasi dengan pihak pers dan masyarakat;

7)   Menyelenggarakan aktifitas gerakan masyarakat dalam bagian komunikasi.

b.    Wewenang

Menyelenggarakan segala aktifitas organisasi yang terkait dengan pelaksanaan fungsi


Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan mulai dari tingkat perencanaan
hingga pelaporan.

c.     Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktifitas program


kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Seksi Hubungan Masyarakat dan
Kerjasama Kemitraan serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua II.

Pasal 13

Pemberhentian Pengurus dan Penggantian Antar Waktu (PAW)

1.        Seorang Pengurus dinyatakan berhenti jika :

a.    Meninggal Dunia;

b.    Karena habis masa baktinya;

c.     Mengundurkan diri atas kemauan sendiri;

d.    Diberhentikan untuk sementara waktu (non-aktif) dikarenakan kasus-kasus pidana


tertentu yang melibatkannya, untuk kepentingan nama baik organisasi, yang jika
ternyata tidak terbukti bersalah, maka namanya dapat direhabilitasi dan diberikan
haknya untuk menjadi pengurus kembali;
e.    Diberhentikan dengan hormat apabila selama kurun waktu sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan dalam masa bakti berjalan, setelah dilakukan evaluasi dan diberikan
teguran sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali berturut-turut, nyata-nyata tidak dapat
menunjukkan kaektifan dan kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai pengurus;

f.      Diberhentikan dengan hormat apabila setelah diberikan peringatan tertulis nyata-nyata


terbukti melakukan pelanggaran etika dan prosedur berorganisasi yang membuat nama
baik organisasi menjadi tercemar dan mengancam keberlangsungan roda organisasi;

g.    Diberhentikan karena keterlibatannya dalam kasus-kasus pidana yang merusak nama


baik organisasi dan dirinya sendiri yang nyata-nyata telah terbukti didepan pengadilan,
dalam masa bakti berjalan;

2.        Apabila seseorang telah dinyatakan berhenti sebagai pengurus, maka Rapat Pengurus
Pleno (RPP) berwenang mencarikan penggantinya selama masa bakti berjalan
(Penggantian Antar Waktu/PAW) dengan cara:

a.    Meminta penggantinya kepada pihak yang merekomendasikannya;

b.    Mengusulkan seseorang kepada pihak yang merekomendasikannya dan kepada RPP;

c.     Mensahkan penggantinya yang telah disetujui melalui keputusan RPP.

Pasal 14

Evaluasi Kepengurusan

1.        Pada dasarnya tingkat keaktifan dan pelanggaran (etika dan prosedur) keorganisasian
bagi pengurus diukur berdasarkan kriteria apabila dalam kurun waktu sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan :

a.    Tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai pengurus yang ketentuannya


sebagaimana tertuang dalam pasal berikut di bawah ini;

b.    Tidak dapat menunjukkan kesungguhannya sebagai pengurus dalam menghadiri rapat,


kegiatan organisasi lainnya, berkomunikasi, maupun dalam memberikan kontribusi,
sebagaimana surat pernyataan kesediaan yang ditanda tangani pengurus yang
bersangkutan;

2.        Evaluasi kepengurusan untuk menentukan perlunya PAW atau tidak dilakukan


sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali disetiap tingkatan  oleh Pengurus Harian
untuk kemudian dipertanggung-jawabkan dalam forum RPP;
3.        Evaluasi kepengurusan secara keseluruhan selain meliputi PAW juga menyangkut
pemutasian (pemindahan) pengurus dari posisi sebelumnya ke posisi lain yang
dianggap tepat sesuai dengan prinsip posisi yang tepat untuk orang yang tepat;

4.        Evaluasi kepengurusan tidak membenarkan penambahan jumlah pengurus yang


merupakan hasil sidang formatur yang disahkan oleh Sidang Pleno di masing-masing
tingkatannya.

Pasal 15

Kewajiban dan Hak Pengurus

3.        Setiap Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI mengemban kewajiban :

f.     Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA
BHAKTI dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya;

g.    Menjaga nama baik Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI;

h.    Membayar Iuran Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI (Jika disepakati


bersama);

i.      Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna DHARMA BHAKTI;


dan

j.      Menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan jabatan atau bidangnya masing-masing.

4.        Setiap Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI memiliki hak :

e.    Mendapatkan perlakuan yang sama dalam manajemen profesional organisasi;

f.     Mendapatkan fasilitas yang sama baik berupa identitas, seragam maupun kesempatan;

g.    Menyampaikan pendapat, pertanyaan, tanggapan, kritik dan saran dalam TKS dan
RPP;

h.    Mempunyai hak suara dalam TKS dan RPP;

BAB III

PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 16

Ketua

1.        Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI dipimpin oleh seorang Ketua;

2.        Ketua Umum yang bersangkutan dapat dipilih kembali untuk dua kali masa jabatan
(periode) berturut-turut;

3.        Tata cara pemilihan Ketua diatur tersendiri dalam ketentuan lain yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA
BHAKTI ini.

Pasal 17

Kriteria Calon Ketua

1.        Secara Umum, seorang Calon Ketua Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa
GIRIMUKTI harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a.      Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b.      Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;

c.       Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat;

d.      Berdomisili di Desa GIRIMUKTI yang dibuktikan dengan identitas resmi;

e.      Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;

f.     Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan timnya maupun
dengan berbagai pihak;

g.    Peduli terhadap permasalahan generasi muda, sosial dan kemasyarakatan umumnya;

h.    Memiliki i’tikad baik dan siap mengabdi untuk membesarkan Karang Taruna DHARMA
BHAKTI dan membangun Desa GIRIMUKTI;

i.      Memiliki kemampuan untuk memimpin;

j.      Berusia sekurang-kurangnya 20 tahun dan sebanyak-banyaknya 40 tahun;


k.    Mengetahui dan memahami Karang Taruna dan keorganisasian pada umumnya;

l.      Memiliki kemampuan mengembangkan hubungan secara lebih aktif dengan pihak lain;

m. Sekurang-kurangnya pernah menjadi pengurus Karang Taruna;

n.    Tidak sedang tersangkut perkara melanggar hukum dengan ancaman hukuman pidana
lebih dari 5 (lima) tahun;

2.        Secara rinci dan spesifik, kriteria Calon Ketua dapat dirumuskan dan ditetapkan dalam
Temu Karya Desa.

Pasal 18

Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu Ketua

1.        Ketua Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI dinyatakan berhenti jika :

a.      Meninggal Dunia;

b.    Karena habis masa baktinya dan disahkan (demisioner) dalam forum Temu Karya
Desa setelah menyampaikan pertanggung jawabannya;

c.    Meletakkan jabatan (mengundurkan diri) karena satu dan lain hal yang tidak
memungkinkan untuk menjabat lagi;

d.    Diberhentikan untuk sementara (non-aktif) oleh RPP karena keterlibatannya dalam


kasus-kasus pidana yang mengancam baik dirinya maupun organisasi, yang mana bila
nyata-nyata tidak terbukti dapat direhabilitasi namanya dan diperkenankan kembali
menjabat sebagai Ketua;

e.    Diberhentikan oleh RPP jika ternyata yang bersangkutan terbukti bersalah di depan
pengadilan dalam kasus pidana yang merusak nama baik organisasi dan dirinya
sendiri;

f.     Diberhentikan dengan hormat oleh RPP Diperluas (yang mengundang pimpinan


Karang Taruna satu tingkat dibawahnya) jika ternyata dalam kurun waktu sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun tidak dapat menunjukkan keaktifan dan tanggung jawabnya
sehingga kepengurusan/organisasi tidak berjalan sebagaimana amanat Temu Karya
Desa;

2.        Untuk kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a, c, e, dan f pasal ini, apabila
terjadi dalam masa bakti berjalan, maka RPP dan RPP Diperluas untuk soal butir f
mengeluarkan keputusan untuk menunjuk atau memberikan mandat kepada seorang
Pelaksana Ketua yang bertugas mempersiapkan pelaksanaan Temu Karya Luar Biasa
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak penunjukannya;

3.        Untuk kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir d pasal ini, apabila terjadi
dalam masa bakti berjalan, maka RPP mengeluarkan keputusan untuk menunjuk atau
memberi mandat kepada seorang Pejabat Sementara (Pjs) Ketua hingga Ketua yang
bersangkutan memperoleh keputusan hukum tetap;

4.        Apabila ternyata Ketua yang bersangkutan nyata-nyata terbukti bersalah dengan


dikeluarkannya keputusan hukum tetap oleh pihak yang berwenang, maka status Pjs
bagi seseorang  yang ditunjuk dapat ditingkatkan menjadi Pelaksana Ketua yang
bertugas mempersiapkan pelaksanaan Temu Karya Luar Biasa selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sejak penunjukannya;

5.        Penunjukan Pejabat Sementara dan Pelaksana Ketua harus memperhatikan dan


memprioritaskan keberadaan unsur Ketua dalam kepengurusan Karang Taruna yang
bersangkutan;

6.        Keputusan RPP mengenai penunjukan Pejabat Sementara dan Pelaksana Ketua


sebagaimana dimaksud ayat  (2) dan ayat (3) pasal ini harus disampaikan kepada
seluruh Pengurus Karang Taruna di tingkat bawahnya.

BAB IV

STRUKTUR DAN KUALIFIKASI ORGANISASI

Pasal 19

Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI memiliki kepengurusan dengan


struktur sebagai berikut :

1.      Ketua;

2.      Wakil Ketua 1;

3.      Wakil Ketua 2;

4.      Wakil Ketua 3;

5.      Wakil Ketua 4;

6.      Sekretrais 1;
7.      Sekretaris 2;

8.      Bendahara;

9.      Bidang Pendidikan dan Pelatihan;

10.  Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial;

11.  Bidang Kelompok Usaha Bersama;

12.  Bidang Kerohanian dan Pembinaan Mental;

13.  Bidang Olahraga dan Seni Budaya;

14.  Bidang Lingkungan Hidup dan Pariwisata;

15.  Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan.

Pasal 20

Kualifikasi Organisasi

1.        Untuk kepentingan dan kemajuan organisasi, khususnya di tingkat desa, Karang


Taruna memiliki mekanisme penilaian untuk menetapkan kualifikasi (status) tertentu
bagi Karang Taruna sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuannya;

2.        Penilaian dan penetapan kualifikasi pada dasarnya dilakukan dengan pengukuran


terhadap kepengurusan, tingkat partisipasi, program kerja, administrasi organisasi,
keanggotaan, dan keuangan organisasinya;

3.        Berdasarkan kriteria penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka
ditetapkan Karang Taruna di desa dengan kualifikasi sebagai berikut :

a.    Karang Taruna Pasif;

b.    Karang Taruna Aktif;

c.     Karang Taruna Aktif dan Kreatif;

d.    Karang Taruna Aktif, Kreatif, dan Mandiri.

Pasal 21
1.        Penilaian dan penetapan kualifikasi Karang Taruna diselenggarakan oleh pengurus
Karang Taruna di tingkat kecamatan hingga tingkat nasional, yang mekanismenya
disusun dalam ketentuan organisasi secara tersendiri;

2.        Penilaian dan penetapan kualifikasi Karang Taruna berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga)
tahun, untuk kemudian dilakukan penilaian dan penetapan kembali;

3.        Unsur-unsur yang melakukan penilaian terdiri dari pengurus Karang Taruna yang
bersangkutan, Pembina Fungsional, Pembina Wilayah, Pakar Pengembangan
Masyarakat, Organisasi Masyarakat, LSM, dan unsur masyarakat langsung melalui
mekanisme polling.

BAB V

MAJELIS PERTIMBANGAN KARANG TARUNA (MPKT)

Pasal 22

Pengertian

Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) adalah wadah penghimpun mantan


pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan tokoh masyarakat lain yang berjasa
dan bermanfaat bagi kemajuan Karang Taruna DHARMA BHAKTI, yang tidak memiliki
hubungan struktural dengan kepengurusan Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

Pasal 23

Fungsi

MPKT memiliki fungsi :

1.        Menampung aspirasi para alumni/mantan pengurus/aktivis  Karang Taruna DHARMA


BHAKTI yang sudah tidak memiliki hak untuk menjadi pengurus karena persyaratan
usia dan karena ketidaksediaannya menjadi pengurus;

2.        Menjadi lembaga konsultasi bagi Karang Taruna DHARMA BHAKTI dalam


menyelenggarakan aktivitas organisasi terutama melalui mekanisme Rapat Konsultasi;
3.        Memberikan pertimbangan-pertimbangan strategis bagi Karang Taruna DHARMA
BHAKTI dalam setiap kebijakan dan pengambilan keputusan yang bersifat politis dan
strategis;

4.        Membangun dan memberikan akses (kemudahan) bagi Karang Taruna DHARMA


BHAKTI dalam mengembangkan aktivitas program dan tatanan kelembagaannya;

5.        Memberikan dukungan moral dan material bagi Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

6.        Mengakomodir kepakaran dan kompetensi seseorang agar dapat dikembangkan dan


disumbangkan bagi kemajuan Karang Taruna DHARMA BHAKTI.

Pasal 24

1.        Karang Taruna DHARMA BHAKTI dapat membentuk MPKT pada Temu Karya Desa
sebagai forum tertinggi yang kemudian dikukuhkan oleh forum tersebut;

2.        MPKT dipimpin oleh seorang  Ketua merangkap anggota, beberapa orang Wakil Ketua
(sesuai kebutuhan) merangkap anggota, seorang sekretaris dan beberapa orang Wakil
Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap anggota, dan para anggota yang jumlahnya
ditentukan sesuai dengan jumlah mantan aktivis Karang Taruna DHARMA BHAKTI
ditambah beberapa tokoh yang dianggap layak, apabila memungkinkan.

BAB VI

UNIT TEKNIS KARANG TARUNA (UTKT)

Pasal 25

1.        Karang Taruna dapat membentuk Unit Teknis sesuai dengan kebutuhan


pengembangan organisasi dan program-programnya;

2.        Unit Teknis dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan


Karang Taruna dan pembentukannya harus melalui mekanisme pengambilan
keputusan dalam forum yang representatif dan sesuai kapasitasnya untuk itu;

3.        Unit Teknis disahkan dan dilantik oleh Karang Taruna yang membentuknya dan harus
berkoordinasi  serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Karang Taruna yang
membentuknya.
BAB VII

BENTUK – BENTUK FORUM PERTEMUAN

Pasal 26

Temu Karya Desa

1.        Temu Karya Desa (TKS) merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi Karang
Taruna DHARMA BHAKTI dan diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;

2.        Dalam hal-hal tertentu, berdasarkan usulan Pengurus Karang Taruna DHARMA


BHAKTI dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
Pengurus, maka dapat diselenggarakan Temu Karya Desa Luar Biasa (TKSLB).

Pasal 27

Temu karya Desa berwenang untuk :

1.        Membahas dan menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Karang Taruna


DHARMA BHAKTI;

2.        Menetapkan program kerja untuk periode berikutnya;

3.        Menyepakati paket usulan di bidang program kerja maupun keorganisasian yang akan
dibawa dan diajukan pada Temu Karya Daerah/Temu Karya Nasional ditingkat yang
lebih tinggi;

4.        Memilih dan mengangkat Ketua serta menyusun dan menetapkan Pengurus Karang
Taruna DHARMA BHAKTI;

5.        Membahas dan memutuskan agenda strategis lainnya, apabila diperlukan.

Pasal 28

Rapat Kerja
1.        Rapat Kerja (Raker) adalah forum yang dilaksanakan oleh Karang Taruna DHARMA
BHAKTI dalam rangka  menjabarkan lebih lanjut hasil Temu Karya Desa;

2.        Raker dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode untuk


menjabarkan hasil-hasil Temu Karya Desa menjadi lebih operasional dan bersifat teknis
administratif dalam bidang kebijakan, perencanaan, dan strategi;

3.        Raker dihadiri oleh pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan pengurus satu
tingkat dibawahnya sebagai utusan serta pengurus satu tingkat diatasnya  dan MPKT
tingkat yang bersangkutan sebagai peninjau.

Pasal 29

Raker memiliki kewenangan untuk :

1.        Memutuskan peraturan dan prosedur administratif maupun prosedur operasional


organisasi;

2.        Memutuskan program-program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang


secara lebih teknis yang menjadi amanat Temu Karya Desa;

3.        Membicarakan hal-hal teknis dan administratif lain yang dianggap perlu.

Pasal 30

Rapat Pimpinan

1.        Rapat Pimpinan (Rapim) adalah forum yang dapat dilaksanakan oleh Karang Taruna
DHARMA BHAKTI dalam rangka memutuskan agenda-agenda strategis yang bersifat
mendesak dan memerlukan penyelesaian segera, baik internal maupun eksternal;

2.        Rapim dilaksanakan atas inisiatif dan panggilan dari pengurus Karang Taruna
DHARMA BHAKTI atau atas usulan lebih dari setengah pimpinan pengurus Karang
Taruna satu tingkat dibawahnya;

3.        Rapim dihadiri oleh pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dan ketua pengurus
satu tingkat di bawahnya;

Pasal 31

Rapim memiliki kewenangan untuk :


1.        Memutuskan sikap organisasi secara kelembagaan baik  yang bersifat internal maupun
eksternal dalam rangka merespon suatu permasalahan yang bersifat strategis;

2.        Membicarakan agenda strategis yang menjadi rekomendasi dan bahan bagi


pembahasan keputusan pada forum Temu Karya Desa dan Raker berikutnya.

Pasal 32

Rapat Konsultasi

1.        Rapat Konsultasi (Rakon) adalah forum yang dilaksanakan bersama para mitra kerja
dalam rangka memantapkan program-program kerja dan mengkonsolidasikan kinerja
organisasi;

2.        Rakon dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali dan dikaitkan dengan pelaksanaan
Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) dalam rangka memperingati hari ulang tahun
Karang Taruna pada tanggal 26 September;

3.        Rakon membahas hal-hal yang bersifat strategis dan priorotas dalam kurun waktu
setahun;

4.        Rakon dihadiri oleh pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI, pengurus satu tingkat
diatasnya, pengurus satu tingkat dibawahnya, MPKT, dan para mitra baik instansi
pemerintah, maupun sektor kemasyarakatan lainnya.

Pasal 33

Rapat Pengurus Pleno

1.        Rapat Pengurus Pleno (RPP) adalah forum yang dilaksanakan oleh pengurus Karang
Taruna DHARMA BHAKTI secara periodik;

2.        RPP untuk Pengurus Karang Taruna DHARMA BHAKTI dilaksanakan sekurang-


kurangnya 1 (satu) bulan sekali;

3.        RPP membahas evaluasi hasil kerja pengurus dan hal-hal lain sesuai dengan
kebutuhan;

4.        Untuk kebutuhan tertentu, RPP dapat bersifat diperluas dalam arti mengundang
Pimpinan Karang Taruna satu tingkat dibawahnya dan unsur lain yang memiliki kaitan
dengan pembahasan agendanya.
Pasal 34

Rapat Pengurus Harian

1.        Rapat Pengurus Harian (RPH) adalah forum yang dilaksanakan oleh pengurus Karang
Taruna DHARMA BHAKTI yang lebih bersifat teknis kebijakan dan operasionalisasinya;

2.        RPH sekurang-kurangnya dilaksanakan 2 (dua) Minggu sekali;

3.        RPH membahas materi yang akan diputuskan dalam RPP dan membahas langkah dan
tindak lanjut keputusan RPP;

4.        Untuk kebutuhan tertentu, RPH dapat dilaksanakan dan juga dapat bersifat diperluas
dalam arti mengundang pimpinan bagian dan/atau unsur lain yang memiliki kaitan
dengan pembahasan agendanya.

BAB VIII

MEKANISME KERJA ORGANISASI

Pasal 35

Hubungan Organisasi Antar Tingkatan

1.        Karang Taruna memiliki struktur organisasi antar tingkatan yang bersifat vertikal
berjenjang;

2.        Karang Taruna tingkat Nasional dibentuk oleh Karang Taruna tingkat Provinsi, tingkat
Provinsi dibentuk oleh tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kabupaten/Kota dibentuk oleh
tingkat Kecamatan, tingkat Kecamatan dibentuk oleh tingkat Desa/Kelurahan, tingkat
Desa/Kelurahan dibentuk oleh warga Karang Taruna setempat.

Pasal 36

Mekanisme pembentukan Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat


(2) memungkinkan pembagian tugas dan kewenangan organisasi sebagai berikut :
1.        Karang Taruna yang dibentuk memiliki kewenangan :

a.    koordinatif untuk kepentingan menggerakkan roda organisasi dan penyelenggaran


program;

b.    Konsolidasi struktural dan konsolidasi fungsional untuk kepentingan membangun


tatanan organisasi menjadi lebih representatif dan diakui;

c.    Legitimasi terhadap organisasi yang membentuknya dalam bentuk pengesahan dan


pelantikan kepengurusan;

d.    Otonomi untuk mengatur urusan/tatanan internal dan menjalankan program yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam Temu Karya.

2.        Karang Taruna yang membentuk memiliki kewenangan :

a.    Melakukan kontrol terhadap kepengurusan dan pelaksanaan dari Karang Taruna yang
dibentuknya;

b.    Menilai dan merekomendasikan kelayakan kepengurusan dan program yang dijalankan


Karang Taruna yang dibentuknya;

c.     Mengusulkan perubahan kepengurusan dan tata kerja karena sebab tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan baik dalam bentuk PAW maupun dalam bentuk Temu
Karya Luar Biasa;

d.    Otonomi untuk urusan/tatanan internal dan menjalankan program, yang dapat


dipertanggungjawabkan dalam Temu Karya.

Pasal 37

1.        Karang Taruna ditingkat Kabupaten/Kota dapat mengajukan usul kepada Karang


Taruna tingkat Nasional maupun Provinsi , berupa:

a.    Usulan perubahan Pedoman dasar dan Pedoman Rumah Tangga dan beberapa
peraturan organisasi lainnya;

b.    Usulan pergantian pengurus dengan pertimbangan-pertimbangan yang dapat


dipertanggungjawabkan;

c.     Usulan penyelenggaraan programnya menjadi skala atau agenda nasional.

2.        Karang Taruna di tingkat lain yang jauh lebih rendah dapat pula mengajukan usul
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini tetapi tetap melalui Karang Taruna
setingkat diatasnya, yang mekanismenya kemudian diatur secara tersendiri;
3.        Karang Taruna tingkat Nasional dapat meminta kepada Karang Taruna
Kabupaten/Kota melalui tingkat Provinsi, berupa:

a.    Kader yang diproyeksikan menjadi panitia tertentu, baik untuk kepentingan


pengembangan organisasi maupun untuk penyelenggaraan program ditingkat nasional,
ketentuan tentang ini selanjutnya akan diatur tersendiri;

b.    Kesediaan menjalankan program tertentu melalui pertimbangan dalam RPP dan


koordinasi dengan tingkat provinsi yang bersangkutan;

c.     Bahan data yang akan dipergunakan bagi  kepentingan pengembangan organisasi


maupun pelaksanaan program baik dalam bentuk data mentah, data setengah jadi
maupun data yang siap pakai dalam bidang SDM, kesejahteraan sosial, ekonomi, dan
bidang lain yang memungkinkan;

4.        Karang Taruna tingkat Nasional dapat pula mengajukan permintaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) Pasal ini kepada tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan jika
memungkinkan, dengan menggunakan fungsi koordinatifnya kepada tingkatan yang
ada dibawahnya secara berjenjang;

5.        Karang Taruna pada tingkat lain mulai dari Provinsi hingga Desa/Kelurahan dapat
mengajukan permintaan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini
melalui fungsi koordinatifnya kepada tingkatan yang ada dibawahnya.

Pasal 38

Hubungan Antar Organisasi Setingkat

1.        Karang Taruna pada satu tingkatan (setingkat) dapat melakukan kerjasama dalam hal :

a.    Pengembangan Karang Taruna;

b.    Penyelengaraan program bersama;

c.     Penyelengaraan aktivitas studi banding;

d.    Menjembatani kepentingan Karang Taruna ditingkat bawahnya.

2.        Dalam hal  antar 2 (dua) atau lebih Karang Taruna tingkat Provinsi akan melakukan
kerjasama maka wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Karang Taruna tingkat
Nasional, demikian pula jika kerjasama dilakukan pada tingkatan dibawahnya secara
derivatif;
3.        Mekanisme seperti tersebut dalam ayat (2) Pasal ini berlaku pula untuk kerjasama
yang dilakukan pada semua tingkatan;

4.        Pemberitahuan melakukan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini
bertujuan untuk pengagendaan program kegiatan ditingkat Nasional dan untuk
kepentingan koordinasi Karang Taruna tingkat Nasional;

5.        Pada prinsipnya dokumen kerjasama merupakan kewenangan dan tanggungjawab


pihak-pihak yang mengadakan kerjasama.

Pasal 39

Hubungan dengan Organisasi/Lembaga Lain

1.        Pada prinsipnya, hubungan Karang Taruna ditingkat manapun dengan organisasi atau
lembaga lain diluar organisasi dapat dilaksanakan sepanjang merupakan hubungan
kerjasama yang bersifat kemitraan yang saling menguntungkan;

2.        Hubungan dngan Instansi Sosial merupakan hubungan kemitraan dalam kerangka


menjalankan program kesejahteraan sosial secara terpadu, terarah, dan
berkesinambungan yang dilandasi oleh kerjasama yang menguntungkan lembaga
kedua belah pihak dan terutama oleh kepentingan memajukan kesejahteraan
masyarakat;

3.        Hubungan dengan pemerintah merupakan hubungan kemitraan yang selain dalam


kerangka menjalankan program-program kerja Karang Taruna juga dalam rangka
mengembangkan Karang Taruna, yang dalam kapasitas tersebut, Pemerintah dapat
berposisi sebagai salah satu unsur penasehat (Pembina).

Pasal 40

1.        Hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain diluar Pemerintah dibangun dalam
kerangka menjalankan dan mengembangkan program-program Karang Taruna dengan
tetap memperhatikan prinsip saling menguntungkan, profesional visi dan misi serta
relevansi;

2.        Keputusan melakukan kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) Pasal ini harus diambil dan disepakati dalam RPP;

3.        Hubungan kerjasama kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus
dilandasi oleh rasa saling pengertian yang tinggi, bukti, dan dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan serta kesepakatan bersama untuk menanggulangi setiap
permasalahan dan akibat yang timbul sesuai dengan Hak dan Kewajiban masing-
masing pihak.

BAB IX

IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 41

Lambang

1.        Lambang Karang Taruna DHARMA BHAKTI mengandung unsur-unsur :

a.    Sekuntum bunga Teratai yang mulai mekar yang melambangkan insan remaja yang
dijiwai semangat kemasyarakatan (sosial);

b.    Empat helai daun bunga dibagian bawah melambangkan keempat fungsi Karang
Taruna;

c.     Dua helai pita yang terpampang dibagian atas dan bawah. Pita dibagian atas terdapat
tulisan “ADITYA KARYA MAHATVA YODHA” (“ADITYA” berarti cerdas dan penuh
pengetahuan; “KARYA” berarti pekerjaan; “MAHATVA” berarti terhormat dan berbudi
luhur; dan “YODHA” berarti pejuang atau patriot). Jadi secara keseluruhan berarti
Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan, dan terampil. Pita dibagian bawah
bertuliskan “KARANG TARUNA” (“KARANG” berarti pekarangan, halaman, atau
tempat; “TARUNA” berarti remaja; jadi, “KARANG TARUNA” berarti tempat atau wadah
pengembangan remaja Indonesia;

d.    Sebuah lingkaran dngan bunga Teratai mekar dengan tujuh helai daun bunga sebagai
latar belakang, yang melambangkan Tujuh Unsur Kepribadian yang harus dimiliki warga
Karang Taruna :

1)   Taat                        : Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2)   Tanggap      : Penuh perhatian dan peka terhadap masalah;

3)   Tanggon      : Kuat daya tahan fisik dan mental;

4)   Tandas        : Tegas, pasti, tidak ragu, dan teguh pendirian;

5)   Tangkas      : Sigap, gesit, cepat bergerak dan dinamis;

6)   Terampil     : Mampu berkreasi dan berkarya praktis;

7)   Tulus           : Sederhana, ikhlas, rela memberi, dan jujur;

e.    Lingkaran mengandung arti sebagai  lambang ketahanan nasional yang berfungsi


sebagai tameng/perisai. Bungan mekar yang berdaun lima helai melambangkan
lingkaran kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila;

f.      Bendera Merah Putih yang menjadi latar mengandung arti Nasionalisme;

g.    Lingkaran yang terdiri dari simbol Rantai, Gerigi Mesin serta Padi dan Kapas
mengandung arti sebagai berikut :

1)   Rantai                     : Persatuan dan Kesatuan

2)   Gerigi Mesin           : Wirausaha dan Kemandirian

3)   Padi dan Kapas       : Kemakmuran dan Kesejahteraan

h.    Arti warna yang terdapat pada lambang sebagai berikut :

1)   Putih           : Kesucian, tidak bercela, dan tidak bernoda;

2)   Merah         : Keberanian, sabar, tenang, dapat mengendalikan diri dan tekad pantang
mundur;
3)   Kuning         : Keagungan dan keluhuran budi pekerti;

i.      Tulisan KARANG TARUNA DHARMA BHAKTI mengandung arti :

1)   KARANG      : Pekarangan; tempat; wadah

2)   TARUNA      : Remaja; pemuda

3)   WIDYA        : Benar; bakti

4)   KARYA         : Kerja

j.    Pita merah dengan tulisan DESA GIRIMUKTI ROGOJAMPI CIANJUR menandakan


kedudukan Karang Taruna DHARMA BHAKTI yang berada di Desa GIRIMUKTI,
Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Cianjur.

2.        Secara keseluruhan, lambang Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI


berarti tekad insan remaja (Warga Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa GIRIMUKTI)
untuk mengembangkan dirinya menjadi patriot pejuang yang berkpribadian, cerdas, dan
terampil agar mampu dan secara aktif dalam pembangunan untuk menciptakan
masyarakat yang bersatu, adil, mandiri, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Pasal 42

Bendera

Bentuk, ukuran dan penggunaan bendera Karang Taruna DHARMA BHAKTI Desa
GIRIMUKTI diatur sebagai berikut :

1.        Bendera berbentuk persegi panjang dengan perbandingan 3:2. Ditengah-tengah


bendera terdapat lambang Karang Taruna DHARMA BHAKTI dengan ukuran garis
tengah sepertiga dari ukuran panjang. Dibawah lambang terdapat tulisan “KARANG
TARUNA” dengan warna kuning emas;

2.        Warna dasar adalah biru benhur dengan pinggiran berwarna kuning emas yang
melingkari warna dasar tanpa rumbai-rumbai;

3.        Digunakan pada saat kegiatan Karang Taruna berlangsung baik didalam maupun
diluar ruangan.

Pasal 43

Panji
Bentuk dan penggunaan panji Karang Taruna DHARMA BHAKTI diatur sebagai berikut:

1.        Warna dasar kuning;

2.        Panjang 180 cm dan lebar 120 cm, ditengah-tengahnya terdapat lambang Karang
Taruna DHARMA BHAKTI yang bergaris tengah 60 cm;

3.        Di ketiga sisinya (yang tidak melekat pada tiang) diberi rumbai warna kuning emas
dengan panjang 6 cm;

4.        Panji diikatkan pada tiang dengan tiga buah tali pengikat, tinggi tiang 3 meter
berbentuk bulat dan bergaris tengah 4 cm;

5.        Pada puncak tiang panji diberi kepala tiang (mustika) berbentuk Teratai yang mulai
mekar dengan tinggi 20 cm, bergaris tengah 10 cm dan terbuat dari logam;

6.        Penggunaan panji:

a.      Dibedakan dengan bendera Karang Taruna;

b.    Diletakkan berdampingan dengan bendera nasional pada setiap kegiatan dalam ruang
tertutup (rapat, seminar, upacara, dan sebagainya);

c.    Penataan disesuaikan dengan ruangan yang dipergunakan. Apabila diletakkan di


mimbar, maka bendera nasional terletak disebelah kanan dan panji Karang Taruna
disebelah kiri, dilihat dari posisi pembaca.

Pasal 44

Mars dan Hymne

Penggunaan Mars dan Hymne Karang Taruna diatur sebagai berikut:

1.        Mars dan Hymne dinyanyikan dalam keadaan bediri dengan sikap hormat, pada setiap
acara upacara resmi dan kebesaran yang diselenggarakan oleh Karang Taruna;

2.        Maksud dan tujuan Mars :

a.    Membangkitkan semangat juang Warga Karang Taruna dalam mengemban tugas di


bidang pembangunan kesejahteraan sosial;

b.    Memupuk rasa solidaritas antarsesama Warga Karang Taruna;


c.    Membangkitkan semangat cinta tanah air dan tekad untuk berjuang dan mengabdi
demi kepentingan masyarakat dan bangsa.

3.        Maksud dan tujuan Hymne :

a.      Membangun kekuatan, kesetiaan Warganya kepada Karang Taruna;

b.      Membangkitkan darma bhakti Warga Karang Taruna yang lebih khidmat;

c.    Memantapkan perenungan-perenungan terhadap tugs pokok dan fungsi  Karang


Taruna.

4.        Bentuk Mars dan Hymne secara lengkap sesuai dengan naskah sebagaiman terlampir
pada Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna ini.

Pasal 45

Seragam Resmi

Seragam resmi  Karang Taruna  adalah seragam yang dipergunakan untuk kegiatan-


kegiatan seremonial, baik dalam bentuk upacara kenegaraan, peringatan hari besar
nasional, pertemuan atau forum-forum resmi organisasi seperti Temu Karya dan Raker
maupun dalam bentuk-bentuk penyelenggaraan forum-forum ilmiah.

Pasal 46

Seragam resmi Karang Taruna terdiri dari :

1.        Kemeja lengan panjang berwarna putih, dengan tambahan kelengkapan dasi;

2.        Jas  Karang Taruna  dengan warna dasar biru dongker, yang betuliskan nama


KARANG TARUNA pada dada sebelah kiri, nama pemakai pada dada sebelah kanan,
dan mengenakan lambang Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kiri, serta nama
tingkatan Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kanan;

3.        Celana panjang wama biru dongker;

4.        Sepatu hitam dengan tambahan kelengkapan kaus kaki.

Pasal 47

Seragam Operasional
Seragam operasional  Karang Taruna  adalah seragam yang dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang bersifat lapangan/operasional terutama dalam pelaksanaan
program-program kegiatan di masyarakat.

Pasal 48

Seragam Operasional Karang Taruna terdiri :

1.        Kemeja lengan pendek dengan warna bebas;

2.        Jaket lengan pendek berwarna biru benhur, terdapat lidah pada kedua pundaknya,
bertuliskan nama KARANG TARUNA pada dada sebelah kiri, nama pemakai pada dada
sebelah kanan, dan mengenakan lambang Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kiri,
serta nama tingkatan Karang Taruna pada sisi bahu sebelah kanan;

3.        Celana panjang bahan (bukan jeans) dengan warna bebas;

4.        Sepatu warna bebas ditambah kelengkapan kaus kaki;

5.        Topi Karang Taruna berwarna biru dongker dengan lambang Karang Taruna
didepannya, nama Karang Taruna disamping kiri dan pemakai disamping kanan.

Pasal 49

Seragam Tambahan

Seragam tambahan adalah seragam di luar ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal
43, 44, 45, dan 46 Bab ini, yang merupakan kelengkapan dari seragam operasional
untuk  menunjukkan adanya identitas kegiatan tertentu seragam panitia/peserta
kegiatan tersebut.

Pasal 50

Seragam tambahan dimaksud adalah terdiri dari :

1.        Kaus berkerah dengan ketentuan :

a.      Warna dasar biru;

b.      Memiliki saku di dada sebelah kiri;


c.       Pada saku atau diatas saku terdapat lambang Karang Taruna;

d.    Terdapat tulisan nama dan panitia kegiatan yang disesuaikan penempatannya;

e.    Topi Karang Taruna berwarna biru benhur dengan lambang didepannya;

f.     Variasi lain ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan kepantasan;

g.    Celana panjang dan sepatu bebas.

2.        Kaus tidak berkerah dengan ketentuan :

a.      Warna dasar biru benhur;

b.      Terdapat lambang Karang Taruna pada dada sebelah kiri;

c.       Terdapat tulisan nama kegiatan di bagian yang disepakati;

d.      Variasi lain ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan kepantasan;

e.      Topi Karang Taruna berwarna biru benhur dengan lambang di depannya;

f.        Celana panjang dan sepatu bebas.

3.        Seragam tambahan lain dapat ditetapkan dalam bentuk seragarn loreng dan rompi
untuk kepentingan gugus tugas tertentu, yang pengaturannya lebih lanjut ditetapkan
dalam ketentuan tersendiri.

BAB X

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 51

Perubahan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna DHARMA BHAKTI hanya dapat
dilakukan dalam Temu Karya Desa Karang Taruna DHARMA BHAKTI, setelah
memperoleh persetujuan sekurang–kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta
(pengurus) yang hadir, kemudian diusulkan untuk disahkan oleh Ketua Karang Taruna
DHARMA BHAKTI.
BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 52

1.        Segala sesuatu yang dalam Anggaran Rumah Tangga ini menimbulkan perbedaan
penafsiran, dimusyawarahkan dalam Rapat Pleno;

2.        Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur
dalam Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 53

1.        Anggaran Rumah Tangga DHARMA BHAKTI ini merupakan bagian tak terpisahkan
dari Anggaran Dasar Karang Taruna DHARMA BHAKTI;

2.        Anggaran Rumah Tangga DHARMA BHAKTI ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di              : GIRIMUKTI

Pada Tanggal              : 16 Nopember 2015

KETUA,
LUKMAN HADI

Anda mungkin juga menyukai