ABSTRAK
Operasi dan trauma merupakan stres fisiologik yang berakibat hipermetabolisme. Penatalaksanaan
nutrisi adalah prioritas untuk mengurangi kehilangan gizi selama periode hipermetabolisme dan untuk
mempromosikan perbaikan selama masa penyembuhan. Selama masa ini luka mempunyai prioritas utama
akan kebutuhan kalori, asam amino dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk penyembuhan, kekurangan
nilai gizi akan mengganggu penyembuhan luka.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang telah dirawat 3 hari setelah menjalani
operasi Sectio Caesaria di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang dengan jumlah sampel 30 orang.
tehnik sampel dilakukan dengan tehnik sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel.
Hasil penelitian diketahui status gizi berdasarkan IMT nilai tertinggi adalah IMT normal sebanyak
25 orang (83,3%), hasil proses penyembuhan luka yang baik yaitu sebanyak 29 orang (96,7%).
Berdasarkan hasil uji Pearson Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu
terhadap proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria di ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
dengan nilai r = 0,292 dan nilai p value 0,017, dimana ada hubungan sedang dengan nilai r = 0,234.
Saran bagi perawat yang memberikan pelayanan keperawatan ibu atau maternitas untuk lebih
meningkatkan perannya sebagai edukator dalam memberikan penyuluhan atau konseling pada ibu yang
akan hamil atau melahirkan untuk menjaga status gizi pada kategori normal dengan mengkonsumsi zat-
zat gizi seimbang.
Kata Kunci : status gizi, proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria
Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 21
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
beberapa faktor antara lain mengabaikan Caesaria di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota
konsumsi protein yang kurang karena Semarang yang berjumlah 30 orang.
ketidaktahuan atau mingkin kepercayaan Metode pengambilan sampel dalam
dimasyarakat tentang konsumsi protein penelitian ini adalah total sampling atau
akan menghambat proses penyembuhan sampel jenuh, dimana semua populasi
luka. Jika infeksi terjadi maka secara dijadikan sampel (Sugiyono, 2005). Kriteria
otomatis akan memperlambat proses inklusi penelitian yaitu : (1) Bersedia
penyembuhan luka dan berdampak pada menjadi responden, (2) Sedang dalam
morbiditas dan mortalitas yang akan keadaan sehat dan tidak terganggu jiwanya
mempengaruhi lama dan biaya perawatan (3) Ibu post patum yang telah dirawat 3 hari
(Smeltzer dan Bare, 2001). setelah operasi Sectio Caesaria.
Tanpa adanya asupan makanan yang
bergizi dan banyak mengandung protein Metode Pengumpulan Data yang digunakan
proses penyembuhan luka akan lama dan adalah data primer yang diperoleh secara
pemondokan juga akan lebih lama, langsung pada saat penelitian dengan
sebaliknya apabila asupan makanan sesuai menggunakan Antropometri. Yang
diit yang diberikan maka akan dimasukkan dalam kuesioner identitas dan
mempercepat proses penyembuhan luka lembar observasi untuk penyembuhan luka
post Sectio Caesaria tersebut. Namun post Sectio Caesaria. Dan data sekunder
demikian, pada kenyataannya di lapangan diperoleh dari penelitian sebelumnya dan
status gizi ibu yang menjalani post Sectio rekam medis RSUD Kota Semarang.
Caesaria cenderung menyisakan makanan Alat pengumpulan data dilakukan dengan
yang mengandung protein. Sebagaimana kuesoner, yaitu peneliti mengumpulkan
hasil pengamatan dan wawancara yang data formal pada responden untuk
dilakukan diruang Dewi Kunti RSUD Kota menjawab pertanyaan pada lembar
Semarang pada tanggal 21 Maret 2008 kuesioner yaitu identitas responden.
didapatkan bahwa dari 5 pasien 3 pasien Kuesioner dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
diantaranya lebih suka mengkonsumsi (1)Kuesioner yang berisi pertanyaan untuk
makanan yang tidak mengandung protein mendapatkan data identitas pasien
karena beranggapan akan menghambat mengenai nama pasien, alamat pasien, umur
proses penyembuhan lukanya. pasien, tanggal operasi, TB, BB (2) Alat
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, pengumpulan data dilakukan dengan
peneliti berkeinginan untuk mengetahui lembar observasi, yaitu peneliti yang
bagaimanakah hubungan antara status gizi dibantu asisten mengobservasi proses
ibu terhadap proses penyembuhan luka post penyembuhan luka ketika dilakukan ganti
Sectio Caesaria di RSUD Kota Semarang. balut yang dimulai pada hari ke 3 setelah
operasi sectio caesaria diruang Dewi Kunti
METODELOGI RSUD Kota Semarang, lembar observasi
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pilihan jawaban ya: 1, tidak: 0.
deskriptif korelasi dengan rancangan
pendekatan cross sectional yaitu jenis Analisis Data dengan Analisis Univariat
penelitian yang menekankan pada untuk menganalisis variable variable yang
pengukuran data variabel independent dan ada secara deskriptif dengan menghitung
dependent hanya sekali dalam sesaat distribusi frekuensi berbentuk tabel yang
(Nurusssalam, 2003). meliputi status gizi ibu terhadap pada
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu proses penyembuhan luka dan data pribadi
Post partum yang telah dirawat 3 hari responden. Analisis bivariat untuk
setelah menjalani operasi sebanyak 30 mendapatkan gambaran hubungan antara
orang pada tanggal 1-15 Maret 2008 yang variabel bebas (status gizi) dan variabel
menjalani Sectio Caecaria di ruang Dewi dependent yaitu penyembuhan luka post
Kunti RSUD Kota Semarang. Sampel Sectio Caesaria. Sebelum dilakukan analisa
dalam penelitian ini adalah semua ibu post data, dianalisa mengunakan uji Kolmogorof
partum yang telah menjalani operasi Sectio Smirnov. Hasil diketahui data berdistribusi
Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 23
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
weight atau kekurusan dan berat badan (Semeltzer dan Bare, 2001). Keadaan ini
yang berada diatas batas maksimum perlu diperhatikan oleh perawat dan juga
dinyatakan sebagai over weight atau ibu post partum koordinasi dan konsultasi
kegemukkan. Dari hasil pengukuran bahwa antara keduannya diperlukan untuk
responden yang mempunyai IMT Normal memperbaiki keadaan gizi di rumah. Perlu
sebanyak 25 orang (83.3%), dan terendah ditekankan tentang pola makan, apa yang
kurus ringan sebanyak 1 orang (3,3%) dan dimakan gizi sekarang menentukan
nilai rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) bagaimana luka sembuh dengan baik atau
responden di ruang Dewi Kunti RSUD tidak baik. (Mary, C, 1997).
Kota Semarang adalah 23.06.
2. Proses Penyembuhan Luka
Status gizi merupakan salah satu faktor Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
yang berpengaruh langsung terhadap bahwa jumlah responden mempunyai
keadaan kesehatan seseorang, dimana proses penyembuhan luka yang baik yaitu
dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang sebanyak 30 orang (100%), dengan nilai
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, baik rata-rata penyembuhan luka post Sectio
kualitas maupun kuantitasnya. Apabila Caesaria responden di ruang Dewi Kunti
makanan tidak cukup mengandung zat zat RSUD Kota Semarang dengan nilai rata-
gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini rata adalah 7.30.
berlangsung lama akan mempengaruhi
proses penyembuhan luka dan menaikkan Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu
kepekaaan terhadap infeksi dan keadaan gizi. Pengaruh gizi kurang
menyumbang peningkatan insiden terhadap proses penyembuhan luka akan
komplikasi dan akan mengakibatkan menyebabkan perawatan yang lebih lama.
perawatan yang lebih lama (Smeltzer dan Banyak faktor yang mempengaruhi
Bare, 2001). pemyembuhan luka, akan tetapi
pelaksanaan luka sangat cermat merupakan
Status gizi baik atau status gizi optimal bagian paling penting dalam
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat mengendalikan terjadinya komplikasi pada
gizi yang digunakan secara efisiensi luka post operasi.
sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan Salah satu komplikasi yang sering
kerja dan kesehatan secara umum pada ditemukan di rumah sakit adalah infeksi.
tingkat setinggi mungkin. Status gizi Infeksi luka operasi merupakan infeksi
kurang, terjadi bila tubuh mengalami nosokomial yang dapat disebabkan oleh
kekurangan satu atau lebih zat zat gizi beberapa faktor antara lain mengabaikan
esensial secara terus menerus dalam waktu konsumsi protein yang kurang karena
yang lama. Kekurangan gizi terutama kurang pengetahuan atau mungkin
protein sangat berpengaruh terhadap proses kepercayaan dimasyarakat tentang
penyembuhan luka. Pentingnya zat gizi konsumsi protein akan menghambat proses
untuk mengatur berbagai fungsi tubuh kita, penyembuhan luka. Jika infeksi terjadi
seperti fungsi kekebalan, reproduksi. maka secara otomatis akan memperlambat
Apabila tubuh kita kekurangan zat gizi proses penyembuhan luka dan berdampak
dapat terjadi berbagai gangguan seperti pada morbiditas dan mortalitas yang akan
kemampuan bekerja kurang, penyembuhan mempengaruhi lama dan biaya perawatan
luka, kesakitan sampai kematian sama (Smeltzer dan Bare, 2001).
halnya dengan penyembuhan luka Sectio
Caesaria (Almatsier.S, 2001). 3. Hubungan Status Gizi Terhadap
Proses Penyembuhan Luka Sectio
Keadaan ibu dengan luka post Sectio Caesaria
Caesaria yang mempunyai gizi kurang akan Berdasarkan hasil penelitian tentang
menimbulkan infeksi sehingga hubungan antara status gizi terhadap proses
penyembuhan luka akan berlangsung lama penyembuhan luka Sectio Caesaria
Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 25
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
berlangsung cenderung memililiki asupan Michael, Brudenell (1996) Diabetes pada
yang kurang dilihat dari masih adanya sisa kehamilan (Diabetic pregnancy).
makanan selama proses perawatan Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
berlangsung. Hal ini dimungkin karena Moya,Morison (2003)Manajemen Luka,
pada saat dirawat responden merasakan Alih bahasa Tyasmono. A.F. Jakarta :
nyeri selama proses penyembuhan luka EGC
berlangsung serta lingkungan yang tidak Mundy (2005) Pemulihan Pasca Operasi
nyaman, sehingga menyebabkan Caesar, Alih bahasa Ariavita
menurunnya nafsu makan pada responden. Purnamasari.Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, S.(2002). Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Rineka Cipta.
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Nurusalam. (2003). Konsep Dan Penerapan
Utama. Metodologi Penelitian Ilmu
Anonim, S.(2001). Tips Kesehatan.1. keperawatan, Edisi 1. Jakarta :
Jakarta.http://health..com/2007/kesehat Salemba Medika
an-html, diperoleh tanggal 20 0ktober Oswari, E (2005) Bedah dan
2008 Perawatannya. Jakarta: FKUI
Arikunto, S.(2005). Prosedur penelitian Smeltzer & Bare, (2001). Buku Ajar
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : medikal Bedah Brunner dan Suddart
PT. Rineka Cipta. Alih Bahasa Monica Ester ed. 8.
Bobak, (2004). Buku Ajar keperawatan Jakarta: EGC
maternitas ed-4 :Jakarta EGC. Sugiyono. (1999). Statistik untuk
Brunner dan Suddart, (2001) Buku Ajar penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.
keperawatan Medikal Bedah ed-8. . (2005). Statistik untuk penelitian.
Jakarta: EGC. Bandung: CV.Alfabeta.
Burke, k. (2001) Fundamental Of nursing: Supariaya, I Dewa Nyoman (2001)
Concepts, Prosess, and Practise. Penilaian Status Gizi . Jakarta :EGC
Cunningham, Gary (2005) Obstetri Wiknyosastro, H (2005) ed.Ke -7 Ilmu
Williams,ed. 21, vol 1. Jakarta : EGC. Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina
Craven, R. F & Hirnle, C.J. (2000). Pustaka
Fundamental Of Nursing :Human
Health And Function, Philadelpia :
Lippincott.
Departemen Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI.(2008). Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta :PT
Persada Grafindo Persada
Dinkes. (2007). Profil Kesehatan Provinsi
Jawa tengah 2007 diperoleh juli 2008-
10-17
Hidayat.AA.(2003). Riset Keperawatan
Dan Tehnik Penulisan Ilmiah edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Karakata Sumiardi dan Bahcsinar Bob,
(1996) Bedah Minor, Hipokrates:
Jakarta.
Mary .C (1997) Buku Pedoman Terapi Diet
dan Nutrisi Alih Bahasa, Liniyanti
D.Oswari; editor, Melfiawati S. ed 2.
Jakarta: Hipokrates.