Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI TERHADAP PROSES

PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RUANG


DEWI KUNTI RSUD KOTA SEMARANG
Elisa
Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

Operasi dan trauma merupakan stres fisiologik yang berakibat hipermetabolisme. Penatalaksanaan
nutrisi adalah prioritas untuk mengurangi kehilangan gizi selama periode hipermetabolisme dan untuk
mempromosikan perbaikan selama masa penyembuhan. Selama masa ini luka mempunyai prioritas utama
akan kebutuhan kalori, asam amino dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk penyembuhan, kekurangan
nilai gizi akan mengganggu penyembuhan luka.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang telah dirawat 3 hari setelah menjalani
operasi Sectio Caesaria di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang dengan jumlah sampel 30 orang.
tehnik sampel dilakukan dengan tehnik sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel.
Hasil penelitian diketahui status gizi berdasarkan IMT nilai tertinggi adalah IMT normal sebanyak
25 orang (83,3%), hasil proses penyembuhan luka yang baik yaitu sebanyak 29 orang (96,7%).
Berdasarkan hasil uji Pearson Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi ibu
terhadap proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria di ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
dengan nilai r = 0,292 dan nilai p value 0,017, dimana ada hubungan sedang dengan nilai r = 0,234.
Saran bagi perawat yang memberikan pelayanan keperawatan ibu atau maternitas untuk lebih
meningkatkan perannya sebagai edukator dalam memberikan penyuluhan atau konseling pada ibu yang
akan hamil atau melahirkan untuk menjaga status gizi pada kategori normal dengan mengkonsumsi zat-
zat gizi seimbang.

Kata Kunci : status gizi, proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria

20 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 20 -26


PENDAHULUAN Berbagai kondisi penyakit mengakibatkan
Pelayanan keperawatan bidang kesehatan perubahan yang mengakibatkan
modern mencakup berbagai macam aspek, keseimbangan nitrogen negative (bila
diantaranya pertolongan persalinan yang haluaran nitrogen melebihi masukan
salah satunya adalah sectio saecaria. Di nitrogen). Bila kondisi ini ditambah lagi
negara-negara maju ukuran keberhasilan dengan anoreksia (kehilangan nafsu
pelayanan kesehatan modern tercermin dari makan), dapat menyebabkan malnutrisi.
penurunan angka kematian maternal, Telah diketahui bahwa malnutrisi dapat
sampai batas angka terendah yang dapat mempengaruhi kesembuhan luka,
dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi menaikkan kepekaan terhadap infeksi dan
setempat serta waktu. Dewasa ini cara menyumbang peningkatan insidensi
persalinan ini jauh lebih aman dari pada komplikasi, pemondokan yang lebih lama,
dahulu cara ini merupakan tehnik operasi dan rawat baring yang lebih lama.
yang lebih sempurna. Dalam hubungan ini
perlu diingat bahwa seorang ibu yang telah Sering kali pengukuran antropometrik dan
mengalami pembedahan itu merupakan biokimis serta data gizi dapat memberikan
seorang yang mempunyai parut dalam informasi yang lebih baik mengenai status
uterus, dan tiap kehamilan serta persalinan nutrisi pasien disbanding pemeriksaan
berikut memerlukan pengawasan yang klinis karena pemeriksaan klinis tidak
cermat (Wiknyosastro, 2005). mampu mendeteksi defisiensi subklinis
kecuali defisiensinya sudah sangat besar
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas sehingga tanda-tanda klinisnya sudah jelas.
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah angka Masukan makanan yang rendah selama
kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun waktu yang panjang dapat menyebabkan
2007 berjumlah 650 (116,3 %) per lahir tanda dan gejala yang jelas dan khas
hidup. Kematian tersebut disebabkan (Smeltzer dan Bare, 2001).
karena beberapa hal yaitu: perdarahan
berjumlah 187 (0,28 %), infeksi berjumlah Operasi dan trauma merupakan stres
60 (0,09 %), eklamsi berjumlah 143 (0,22 fisiologik yang berakibat hipermetabolisme.
%), dan lain-lain 260 (0,4 %). Penatalaksanaan nutrisi adalah prioritas
untuk mengurangi kehilangan gizi selama
Sebagian wanita menjadi cemas mengenai periode hipermetabolisme dan untuk
komposisi makanan mereka setelah mempromosikan perbaikan selama masa
menjalani operasi saecar, tetapi sebenarnya penyembuhan. Periode awal dari
hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan penyembuhan luka sekitar 5-15 hari untuk
jauh lebih penting untuk rileks dan operasi kecil dan lebih dari sebulan untuk
berkonsentrasi agar kondisi menjadi lebih operasi besar atau luka bakar. Selama masa
baik.(Mundy. G, 2005). ini luka mempunyai prioritas utama akan
Status nutrisi sering tercermin dalam kebutuhan kalori, asam amino dan zat gizi
penampilan seseorang. Meskipun tanda lainnya yang diperlukan untuk
klinis yang paling jelas mengenai nutrisi penyembuhan, kekurangan nilai gizi akan
yang bertambah adalah berat tubuh yang mengganggu penyembuhan luka (Mary.C,
normal sesuai tinggi tubuh, kerangka tubuh 1997).
dan usianya, namun jaringan lain juga dapat
berperan sebagai indikator status nutrisi Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
umum dan masukan nutrisi tertentu yang penyembuhan luka, akan tetapi pelaksanaan
memadai. Kecukupan masukan makanan luka sangat cermat merupakan bagian
harus memperhatikan kuantitas dan kualitas paling penting dalam mengendalikan
makanan dan dan juga frekuensi dimana terjadinya komplikasi pada luka post
makanan tertentu harus dimakan agar dapat operasi. Salah satu komplikasi yang sering
diketahui masukan makanan yang baru ditemukan dirumah sakit adalah infeksi.
maupun yang dahulu. Infeksi luka operasi merupakan infeksi
nosokomial yang dapat disebabkan oleh

Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 21
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
beberapa faktor antara lain mengabaikan Caesaria di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota
konsumsi protein yang kurang karena Semarang yang berjumlah 30 orang.
ketidaktahuan atau mingkin kepercayaan Metode pengambilan sampel dalam
dimasyarakat tentang konsumsi protein penelitian ini adalah total sampling atau
akan menghambat proses penyembuhan sampel jenuh, dimana semua populasi
luka. Jika infeksi terjadi maka secara dijadikan sampel (Sugiyono, 2005). Kriteria
otomatis akan memperlambat proses inklusi penelitian yaitu : (1) Bersedia
penyembuhan luka dan berdampak pada menjadi responden, (2) Sedang dalam
morbiditas dan mortalitas yang akan keadaan sehat dan tidak terganggu jiwanya
mempengaruhi lama dan biaya perawatan (3) Ibu post patum yang telah dirawat 3 hari
(Smeltzer dan Bare, 2001). setelah operasi Sectio Caesaria.
Tanpa adanya asupan makanan yang
bergizi dan banyak mengandung protein Metode Pengumpulan Data yang digunakan
proses penyembuhan luka akan lama dan adalah data primer yang diperoleh secara
pemondokan juga akan lebih lama, langsung pada saat penelitian dengan
sebaliknya apabila asupan makanan sesuai menggunakan Antropometri. Yang
diit yang diberikan maka akan dimasukkan dalam kuesioner identitas dan
mempercepat proses penyembuhan luka lembar observasi untuk penyembuhan luka
post Sectio Caesaria tersebut. Namun post Sectio Caesaria. Dan data sekunder
demikian, pada kenyataannya di lapangan diperoleh dari penelitian sebelumnya dan
status gizi ibu yang menjalani post Sectio rekam medis RSUD Kota Semarang.
Caesaria cenderung menyisakan makanan Alat pengumpulan data dilakukan dengan
yang mengandung protein. Sebagaimana kuesoner, yaitu peneliti mengumpulkan
hasil pengamatan dan wawancara yang data formal pada responden untuk
dilakukan diruang Dewi Kunti RSUD Kota menjawab pertanyaan pada lembar
Semarang pada tanggal 21 Maret 2008 kuesioner yaitu identitas responden.
didapatkan bahwa dari 5 pasien 3 pasien Kuesioner dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
diantaranya lebih suka mengkonsumsi (1)Kuesioner yang berisi pertanyaan untuk
makanan yang tidak mengandung protein mendapatkan data identitas pasien
karena beranggapan akan menghambat mengenai nama pasien, alamat pasien, umur
proses penyembuhan lukanya. pasien, tanggal operasi, TB, BB (2) Alat
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, pengumpulan data dilakukan dengan
peneliti berkeinginan untuk mengetahui lembar observasi, yaitu peneliti yang
bagaimanakah hubungan antara status gizi dibantu asisten mengobservasi proses
ibu terhadap proses penyembuhan luka post penyembuhan luka ketika dilakukan ganti
Sectio Caesaria di RSUD Kota Semarang. balut yang dimulai pada hari ke 3 setelah
operasi sectio caesaria diruang Dewi Kunti
METODELOGI RSUD Kota Semarang, lembar observasi
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pilihan jawaban ya: 1, tidak: 0.
deskriptif korelasi dengan rancangan
pendekatan cross sectional yaitu jenis Analisis Data dengan Analisis Univariat
penelitian yang menekankan pada untuk menganalisis variable variable yang
pengukuran data variabel independent dan ada secara deskriptif dengan menghitung
dependent hanya sekali dalam sesaat distribusi frekuensi berbentuk tabel yang
(Nurusssalam, 2003). meliputi status gizi ibu terhadap pada
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu proses penyembuhan luka dan data pribadi
Post partum yang telah dirawat 3 hari responden. Analisis bivariat untuk
setelah menjalani operasi sebanyak 30 mendapatkan gambaran hubungan antara
orang pada tanggal 1-15 Maret 2008 yang variabel bebas (status gizi) dan variabel
menjalani Sectio Caecaria di ruang Dewi dependent yaitu penyembuhan luka post
Kunti RSUD Kota Semarang. Sampel Sectio Caesaria. Sebelum dilakukan analisa
dalam penelitian ini adalah semua ibu post data, dianalisa mengunakan uji Kolmogorof
partum yang telah menjalani operasi Sectio Smirnov. Hasil diketahui data berdistribusi

22 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 20 -26


normal, maka digunakan uji Pearson Variabel Mean SD Min- 95%
Product Moment dengan nilai p value Median Mak CI
<0,05. Pengujian menggunakan tingkat Penyembuhan 7.30 1.208 4-9 6.85-
kepercayaan 95% dengan menggunakan luka sectio 7.00 7.75
program komputer. caesaria

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa


HASIL PENELITIAN hasil analisis didapatkan nilai rata-rata
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) penyembuhan luka Sectio Caesaria
Tabel 4.1. Distribusi Responden responden di ruang Dewi Kunti RSUD
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh di Ruang Kota Semarang adalah 7.30, median dengan
Dewi Kunti RSUD Kota Semarang pada nilai 7.00. Pada standar deviasi (SD)
bulan Oktober 2008(n : 30 orang) dengan nilai yaitu 1.208.

Variabel Mean SD Min- 95% 4. Hubungan Status Gizi Terhadap


Median Mak CI Proses Penyembuhan Luka Post
Indeks 23.06 3.575 18 21.73- Sectio Caesaria
Massa 22.22 34 24.40
Tubuh Tabel 4.3. Hasil uji Pearson Product
Moment Hubungan Status Gizi Terhadap
Proses penyembuhan Luka Post Sectio
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa
Caesaria di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota
hasil analisis didapatkan nilai rata-rata
Semarang Tahun 2008 (N:30)
indeks massa tubuh (IMT) responden di
ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
adalah 23.06, median dengan nilai 22.22. Variabel Correlation p
Pada standar deviasi (SD) dengan nilai (r)
yaitu 3.575.
2. Status Gizi Status gizi 0.234 0,027
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Penyembuhan luka
Berdasarkan Status Gizi Ibu di Ruang Dewi Sectio Caesaria
Kunti RSUD Kota Semarang pada bulan
Oktober 2008(n : 30 orang) Berdasarkan hasil uji hubungan antara
status gizi dengan penyembuhan luka
StatusGizi Frekuensi Persentase Sectio Caesaria di RSUD Kota Semarang
(n) (%) menunjukkan hasil dengan nilai r 0,234 dan
Kurus Ringan 1 3,3 p 0,027 < (0,05), maka dapat
Normal 25 83,3 disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Gemuk Berat 4 13,3 signifikan antara status gizi dengan
Total 89 100 penyembuhan luka Sectio Caesaria di
RSUD Kota Semarang, dimana ada
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa hubungan yang sedang dengan nilai r
distribusi frekuensi berdasarkan status gizi 0,234.
ibu di ruang Dewi Kunti RSUD Kota
Semarang didapatkan hasil bahwa status PEMBAHASAN
gizi tertinggi tergolong normal sebanyak 1. Status Gizi
25 orang (83,3%). Berdasarkan hasil pengukuran berat
3. Penyembuhan Luka Post Sectio badan dan tinggi badan, dalam indeks
Caesaria antropometri yang melibatkan berat badan
Tabel 4.2. Distribusi Responden dan tinggi badan salah satunya adalah
Berdasarkan Penyembuhan Post Luka pengukuran melalui IMT. Status gizi
Sectio Caesaria di Ruang Dewi Kunti seseorang dikatakan normal bila IMT nya
RSUD Kota Semarang pada bulan Oktober 18,5 25,0, gemuk 27,0 dengan batas
2008(N : 30 orang) minimum ini dikatakan sebagai under

Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 23
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
weight atau kekurusan dan berat badan (Semeltzer dan Bare, 2001). Keadaan ini
yang berada diatas batas maksimum perlu diperhatikan oleh perawat dan juga
dinyatakan sebagai over weight atau ibu post partum koordinasi dan konsultasi
kegemukkan. Dari hasil pengukuran bahwa antara keduannya diperlukan untuk
responden yang mempunyai IMT Normal memperbaiki keadaan gizi di rumah. Perlu
sebanyak 25 orang (83.3%), dan terendah ditekankan tentang pola makan, apa yang
kurus ringan sebanyak 1 orang (3,3%) dan dimakan gizi sekarang menentukan
nilai rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) bagaimana luka sembuh dengan baik atau
responden di ruang Dewi Kunti RSUD tidak baik. (Mary, C, 1997).
Kota Semarang adalah 23.06.
2. Proses Penyembuhan Luka
Status gizi merupakan salah satu faktor Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
yang berpengaruh langsung terhadap bahwa jumlah responden mempunyai
keadaan kesehatan seseorang, dimana proses penyembuhan luka yang baik yaitu
dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang sebanyak 30 orang (100%), dengan nilai
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, baik rata-rata penyembuhan luka post Sectio
kualitas maupun kuantitasnya. Apabila Caesaria responden di ruang Dewi Kunti
makanan tidak cukup mengandung zat zat RSUD Kota Semarang dengan nilai rata-
gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini rata adalah 7.30.
berlangsung lama akan mempengaruhi
proses penyembuhan luka dan menaikkan Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu
kepekaaan terhadap infeksi dan keadaan gizi. Pengaruh gizi kurang
menyumbang peningkatan insiden terhadap proses penyembuhan luka akan
komplikasi dan akan mengakibatkan menyebabkan perawatan yang lebih lama.
perawatan yang lebih lama (Smeltzer dan Banyak faktor yang mempengaruhi
Bare, 2001). pemyembuhan luka, akan tetapi
pelaksanaan luka sangat cermat merupakan
Status gizi baik atau status gizi optimal bagian paling penting dalam
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat mengendalikan terjadinya komplikasi pada
gizi yang digunakan secara efisiensi luka post operasi.
sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan Salah satu komplikasi yang sering
kerja dan kesehatan secara umum pada ditemukan di rumah sakit adalah infeksi.
tingkat setinggi mungkin. Status gizi Infeksi luka operasi merupakan infeksi
kurang, terjadi bila tubuh mengalami nosokomial yang dapat disebabkan oleh
kekurangan satu atau lebih zat zat gizi beberapa faktor antara lain mengabaikan
esensial secara terus menerus dalam waktu konsumsi protein yang kurang karena
yang lama. Kekurangan gizi terutama kurang pengetahuan atau mungkin
protein sangat berpengaruh terhadap proses kepercayaan dimasyarakat tentang
penyembuhan luka. Pentingnya zat gizi konsumsi protein akan menghambat proses
untuk mengatur berbagai fungsi tubuh kita, penyembuhan luka. Jika infeksi terjadi
seperti fungsi kekebalan, reproduksi. maka secara otomatis akan memperlambat
Apabila tubuh kita kekurangan zat gizi proses penyembuhan luka dan berdampak
dapat terjadi berbagai gangguan seperti pada morbiditas dan mortalitas yang akan
kemampuan bekerja kurang, penyembuhan mempengaruhi lama dan biaya perawatan
luka, kesakitan sampai kematian sama (Smeltzer dan Bare, 2001).
halnya dengan penyembuhan luka Sectio
Caesaria (Almatsier.S, 2001). 3. Hubungan Status Gizi Terhadap
Proses Penyembuhan Luka Sectio
Keadaan ibu dengan luka post Sectio Caesaria
Caesaria yang mempunyai gizi kurang akan Berdasarkan hasil penelitian tentang
menimbulkan infeksi sehingga hubungan antara status gizi terhadap proses
penyembuhan luka akan berlangsung lama penyembuhan luka Sectio Caesaria

24 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 20 -26


menunjukkan hasil dengan nilai r = 0,234 Sectio Caesaria dengan lebih
dan p value 0,027 < (0,05), maka dapat memperhatikan makanan sesuai kebutuhan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara karena dengan asupan nutrisi yang cukup
status gizi dengan penyembuhan luka sesuai dengan kondisi berpengaruh pada
Sectio Caesaria di RSUD Kota Semarang, status gizi, yang pada akhirnya mendukung
dimana ada hubungan yang sedang dengan proses penyembuhan luka Sectio Caesaria.
nilai r = 0,234. Beberapa tips selama proses penyembuhan
berlangsung yaitu dengan lebih banyak
Proses penyembuhan luka dapat mengkonsumsi makanan berprotein tinggi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain guna mengganti sel-sel kulit mati, banyak
adalah usia pasien, keadaan gizi, besar/ minum air putih, cukup istirahat. Adapun
lebar luka, kebersihan luka termasuk kegiatan fisik responden selama
adanya infeksi. Hal ini sesuai dengan penyembuhan luka berlangsung dengan
pendapat Karakata dan Bachsinar (1996) melakukan mobilisasi bertahap hingga
yang mengatakan bahwa faktor faktor dapat beraktivitas seperti biasa, dimana
yang mempengaruhi penyembuhan luka cepat semakin bagus, melakukan perawatan
dapat berasal dari faktor lokal seperti diri, serta mengkontrol secara teratur untuk
besar/lebar luka, lokalisasi luka, kebersihan evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
luka dan infeksi, ataupun berasal dari faktor kondisi tubuh. Dan minum obat sesuai
umum yang meliputi usia pasien, keadaan anjuran dokter (Anonim, 2007).
gizi dan penyakit penyerta. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Tyasmono (2002) Proses nutrisi dibutuhkan oleh tubuh
yang mengatakan bahwa adanya faktor manusia dimana tubuh membutuhkan
yang dapat mempengaruhi atau asupan makanan secara kontinue. Selama
memperlambat proses penyembuhan luka. pencernaan cukup banyak zat gizi yang
Faktor-faktor tersebut dapat dibagi ke diabsorbsi untuk memenuhi kebutuhan
dalam faktor yang ada hubungannya dengan energi tubuh sesuai kebutuhan. Tubuh kita
pasien (intrinsik), seperti kondisi yang mengubah zat gizi yang berlebihan yang
kurang mendukung yang dapat diambil selama makan dalam bentuk bahan
menyebabkan lingkungan sekitar yang bakar cadangan. Untuk kebutuhan zat gizi
buruk bagi penyembuhan luka serta faktor pada orang normal, ibu hamil dan
faktor dari luar (ekstrinsik) seperti melahirkan mempunyai kebutuhan yang
pengelolaan luka yang kurang tepat dan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
efek efek terapi lainnya yang tidak kondisi dan aktifitas yang dialami.
menguntungkan. Perencanaan gizi setelah melahirkan akan
membantu dalam proses penyembuhan luka
Status nutrisi sering tercermin dalam post Sectio Caesaria dengan memehuhi
penampilan seseorang. Meskipun tanda kebutuhan terutama tinggi protein yang
klinis yang paling jelas mengenai nutrisi dapat membantu dalam pembentukan sel
yang naik adalah berat tubuh yang normal mati pada luka post Sectio Caesaria.
sesuai tinggi tubuh, kerangka tubuh dan
usianya, namun jaringan lainpun juga dapat Dari hasil kenyataan dilapangan maka dapat
berperan sebagai indikator status nutrisi disimpulkan bahwa tanpa adanya asupan
umum dan masukan nutrisi tertentu yang makanan yang bergizi dan banyak
memadai. Kecukupan masukan makanan mengandung protein proses penyembuhan
harus memperhatikan kuantitas dan kualitas luka akan lama dan pemondokan juga akan
makanan dan dan juga frekuensi dimana lebih lama, sebaliknya apabila asupan
makanan tertentu harus dimakan agar dapat makanan sesuai diit yang diberikan maka
diketahui masukan makanan yang baru akan mempercepat proses penyembuhan
maupun yang dahulu (Supariasa, 2002). luka Sectio Caesaria tersebut. Hasil
penemuan di lapangan diketahui bahwa
Secara umum untuk mempercepat proses status gizi ibu post partum yang menjalani
penyembuhan luka dan pemulihan kondisi Sectio Caesaria selama perawatan

Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesaria 25
di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang
Elisa
berlangsung cenderung memililiki asupan Michael, Brudenell (1996) Diabetes pada
yang kurang dilihat dari masih adanya sisa kehamilan (Diabetic pregnancy).
makanan selama proses perawatan Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
berlangsung. Hal ini dimungkin karena Moya,Morison (2003)Manajemen Luka,
pada saat dirawat responden merasakan Alih bahasa Tyasmono. A.F. Jakarta :
nyeri selama proses penyembuhan luka EGC
berlangsung serta lingkungan yang tidak Mundy (2005) Pemulihan Pasca Operasi
nyaman, sehingga menyebabkan Caesar, Alih bahasa Ariavita
menurunnya nafsu makan pada responden. Purnamasari.Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, S.(2002). Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Rineka Cipta.
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Nurusalam. (2003). Konsep Dan Penerapan
Utama. Metodologi Penelitian Ilmu
Anonim, S.(2001). Tips Kesehatan.1. keperawatan, Edisi 1. Jakarta :
Jakarta.http://health..com/2007/kesehat Salemba Medika
an-html, diperoleh tanggal 20 0ktober Oswari, E (2005) Bedah dan
2008 Perawatannya. Jakarta: FKUI
Arikunto, S.(2005). Prosedur penelitian Smeltzer & Bare, (2001). Buku Ajar
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : medikal Bedah Brunner dan Suddart
PT. Rineka Cipta. Alih Bahasa Monica Ester ed. 8.
Bobak, (2004). Buku Ajar keperawatan Jakarta: EGC
maternitas ed-4 :Jakarta EGC. Sugiyono. (1999). Statistik untuk
Brunner dan Suddart, (2001) Buku Ajar penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.
keperawatan Medikal Bedah ed-8. . (2005). Statistik untuk penelitian.
Jakarta: EGC. Bandung: CV.Alfabeta.
Burke, k. (2001) Fundamental Of nursing: Supariaya, I Dewa Nyoman (2001)
Concepts, Prosess, and Practise. Penilaian Status Gizi . Jakarta :EGC
Cunningham, Gary (2005) Obstetri Wiknyosastro, H (2005) ed.Ke -7 Ilmu
Williams,ed. 21, vol 1. Jakarta : EGC. Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina
Craven, R. F & Hirnle, C.J. (2000). Pustaka
Fundamental Of Nursing :Human
Health And Function, Philadelpia :
Lippincott.
Departemen Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat FKM UI.(2008). Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta :PT
Persada Grafindo Persada
Dinkes. (2007). Profil Kesehatan Provinsi
Jawa tengah 2007 diperoleh juli 2008-
10-17
Hidayat.AA.(2003). Riset Keperawatan
Dan Tehnik Penulisan Ilmiah edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Karakata Sumiardi dan Bahcsinar Bob,
(1996) Bedah Minor, Hipokrates:
Jakarta.
Mary .C (1997) Buku Pedoman Terapi Diet
dan Nutrisi Alih Bahasa, Liniyanti
D.Oswari; editor, Melfiawati S. ed 2.
Jakarta: Hipokrates.

26 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 20 -26

Anda mungkin juga menyukai