LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
NURMA ANITA
2114901039
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
tidur objektif. Keluhan tidur adalah keluhan berulang mulai usia lansia dan
akan mempengaruhi lebih dari 30% dari populasi berusia diatas 65 tahun.
Sampai saat ini keluhan tidur pada lansia belum mendapat penanganan yang
gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lansia. Setiap tahun
gangguan tidur pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar 67% (Dinata,
2018).
1
3
yang serius. Prevalensi insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%
(Mui, 2019). Di Provinsi Aceh menurut jumlah gangguan tidur pada lansia
yaitu pada kelompok umur >65 tahun adalah 22% (Riskesdas, 2018).
Selain itu penyebab insomia pada lansia yaitu faktor psikologis seperti
terang, suhu yang ekstrem, kelembapan lingkungan dan tatanan yang tidak
berdampak pada pemulihan fungsi tidur dimana deprivasi tidur pada usia
terganggu dari kualitas tidur pada lansia secara keseluruhan sangat buruk.
lansia yang sering merasakan sakit kepala dipagi hari. Dampak yang lebih
diharapkan menjadi pilihan pertama untuk insomnia kronis pada pasien usia
lanjut. Adapun salah satu metode non farmakologis adalah sleep hygiene
yaitu melakukan aktivitas yang merupakan hobi dari usia lanjut, mengurangi
minum alkohol 2 jam sebelum tidur dan tidak makan daging terlalu banyak
optimal pada lansia yang tidak memiliki masalah tidur sebelumnya, ataupun
pada lansia yang beresiko atau sedang mengalami gangguan pola tidur.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial dan
2. Tujuan Khusus
insomnia.
insomnia.
dengan insomnia.
6
A dengan insomnia.
insomnia.
D. Manfaat Penulisan
Studi kasus ini bisa bermanfaat bagi fakultas dengan dijadikan bahan
2. Bagi Perawat
dengan insomnia.
4. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
menurun yang berakibat badan menjadi lebih lebih segar. Tidur adalah
suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
2017).
dipenuhi oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri
memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat berarti suatu
keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan
Hampir sepertiga dari waktu individu digunakan untuk tidur. Hal tersebut
8
2. Kualitas Tidur
tanda fisik meliputi ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak
mual dan pusing. Tanda psikologis meliputi menarik diri, apatis dan respon
menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang,
(Magfirah, 2019).
3. Fisiologi Tidur
terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur
pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di
visual, audiotori, nyeri dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari
4. Pola Tidur
minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM. Dewasa muda tidur 7-9
jam/hari, tahap REM 20%. Usia dewasa pertengahan tidur 7 jam/hari, tahap
REM 20%. Usia tua tidur 6 jam/hari, tahap REM 20-25%, tahap NREM IV
pasein kurang tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada pasien dengan
b. Lingkungan, pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan
menghambat tidurnya.
REM.
6. Tahap Tidur
menjadi tahapan REM dan NREM. Tidur NREM dapat dibagi kembali
sedang, serta denyut jantung dan frekuensi pernapasan yang lebih lambat
namun tetap ritmis. Saat individu menjalani tidur dari tahap 1 hingga tahap
sebagai berikut :
a. Tahap 1 sangat ringan. Respirasi mulai melambat dan otot mulai rileks.
Pada onset tidur, pola napas yang tidak teratur mungkin muncul seperti
sekali.
12
b. Tahap 2 masih merupakan tidur ringan. Gelombang otak pada tahap ini
sering kali memiliki pola menyatu dan voltase rendah, dengan letupan
amplitude besar yang disebut kompleks K. lebih dari 50% tidur terjadi
dan tekanan darah menurun. Konsumsi oksigen oleh jaringan otot dan
yang baru tejadi dan fokus saat itu dengan cerita tambahan.
7. Siklus Tidur
Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus
komplit biasanya berlangsung selama 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam
siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur
ketahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM pertama,
tidur biasanya mengalami empat sampai enam siklus tidur selama 7 sampai
tahap I tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM
(Kurniasari, 2019).
tidur. Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu
lelah dan meluangkan lebih sedikit waktu di tahap III dan IV tidur NREM.
tidur sangat lelah, siklus REM seringkali terjadi secara singkat misalnya, 5
menit sebagai ganti 20 menit selama bagian awal tidur. Sebelum tidur
berakhir, terjadi periode hampir terbangun, dan didominasi oleh tahap I dan
8. Fungsi Tidur
Efek tidur pada tubuh tidak dipahami secara penuh. Tidur memberi
pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur
normal diantara bagian sistem saraf. Tidur juga penting untuk sintesis
jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara
dan kuantitas tidur. Tiga macam insomia, yaitu : insomia inisial adalah
sistem saraf pusat yang mengatur tidur. Awitan gejala sering terjadi
e. Apnea tidur, adalah henti nafas secara periodic. Apnea tidur sering
(kurang) tidur.
1. Definisi
kualitas yang cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa segar
pada saat bangun tidur. Terdapat tiga tipe insomnia yaitu : sulit tertidur
(insomnia awal), sulit untuk tetap tertidur karena sering terbangun atau
tidur malam hari pada dewasa yang lebih tua, yang menyebabkan kantuk di
siang hari yang berlebihan. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tetap
tidur atau pun seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum
tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu
insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau
tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal
atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali. Untuk
(Ratna, 2019).
17
2. Penyebab Insomia
lain:
yang takut diserang atau dirampok, pada malam hari terbangun berkali-
b. Suhu udara : kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara
selimut dan bila suhu tinggi memakai pakaian tipis, insomnia ini sering
gunung yang lebih dari 3500 meter diatas permukaan air laut.
dan lain-lain.
18
3. Klasifikasi Insomia
jenis yaitu :
4. Tipe-Tipe Insomia
a. Tidak bisa masuk atau sulit masuk tidur yang disebut juga insomnia
b. Terbangun tengah malam beberapa kali, tipe insomnia ini dapat masuk
tidur dengan mudah, tetapi setelah 2-3 jam akan terbangun dan tertidur
kembali, kejadian ini dapat terjadi berulang kali. Tipe insomnia ini
c. Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini disebut juga insomnia
terminal, dimana pada tipe ini dapat tidur dengan mudah dan cukup
nyenyak, tetapi pada saat dini hari sudah terbangun dan tidak dapat
tidur lagi.
5. Komplikasi Insomia
sebagainya
d. Efek sosial : Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah
e. Kematian orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka
harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam.
arousal state yang terdapat pada insomnia. Selain itu, orang yang menderita
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang yang normal (Mutie,
2019).
tidur sebagai proses aktif dimana pada saat seseorang tidur otak akan
melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal aktivitas listrik melalui
semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak mendapatkan jumlah tidur yang
cukup maka kerja fungsi otak dalam hal menyimpan atau mengambil
pada tingkat yang lebih tinggi dapat terganggu dan tidak optimal. Efek fisik
imsomnia kurang jelas sampai saat ini. Sekarang diketahui bahwa sistem
6. Penatalaksanaan Insomia
spesifik, latih kebiasaan tidur yang baik, pertahankan waktu tidur yang
teratur, gunakan kamar tidur hanya untuk tidur. Jaga agar ruangan gelap,
tenang, dan dingin, kembangkan suatu ritual tidur sekitar satu jam sebelum
tidur, bangun pada waktu yang sama setiap pagi, olahraga yang teratur pada
siang hari, tetapi tidak dilakukan setelah makan malam, hindari aktivitas
hipnotik hanya untuk waktu yang terbatas, sebagian besar obat hipnotik
menjadi tidak efektif lagi setelah 2 minggu jika digunakan pada malam
hari.
22
7. Pencengahan Insomia
atau susu. Tripofan yang merupakan suatu asam amino dari protein yang
dicerna, dapat membantu agar mudah tidur. Usahakan agar selalu beranjak
tidur pada waktu yang sama. Hindari tidur diwaktu siang atau sore hari. 4)
Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak
1. Definisi
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
profesional.
tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab I pasal I ayat 2
kematian.
2. Klasifikasi Lansia
yaitu : Usia pertengahan (middle age), yaitu usia 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly), yaitu usia 60-74 , lanjut usia tua (old), yaitu usia 75-90 tahun
dan usia sangat tua (very old), yaitu usia >90 tahun.
b. Menurut Hurlock (1979) : lanjut Usia ( Early old age) ( usia 60-70
c. Menurut Burnsie (1979) : lanjut usia (Young old) (usia 60-69), usia
pertengahan (Midle age old) (70-79 tahun), lanjut usia tua (Old-old)
(usia 80-89), usia sangat tua (Very old-old) (usia > 90 tahun).
24
d. Menurut Bee (1996) : masa dewasa muda (usia 18-25 tahun), masa
dewasa awal (usia 25-40 tahun), masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun),
masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun) dan masa dewasa sangat lanjut
3. Karakteristik Lansia
antara lain : berusia lebih dari 60 tahun sesuai Pasal I Ayat (2) UU No.13
sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari
bervariasi,
bermacam-macam tipe lanjut usia. Tipe lanjut usia yang sering muncul
antara lain :
b. Tipe mandiri yaitu lansia yang senang mengganti kegiatan yang baru,
undangan.
25
c. Tipe tidak puas yaitu lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin,
d. Tipe pasrah, yaitu lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib
a. Tipe optimis yaitu tipe lansia yang santai dan periang, bisa
fleksibel.
c. Tipe ketergantungan yaitu tipe lansia yang selalu pasif, tidak terambisi,
e. Tipe militan dan serius yaitu lansia yang tidak mudah menyerah, serius,
f. Tipe pemarah dan frustasi : yaitu lansia pemarah, tidak sabar, mudah
g. Tipe bermusuh : yaitu lansia yang selalu menganggap orang lain yang
h. Tipe putus asa, memberi, dan menyalahkan diri sendiri : yaitu lansia
diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan, tetapi juga depresi,
memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa yang tidak
1. Pengkajian
perubahan pada : waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah
sehari-hari : apakah merasa segar saat bangun, apa yang terjadi jika
kurang tidur. Adakah alat bantu tidur, apa yang dilakukan pasien
tidak sesuai pola tidur pasien, pasien mengatakan tidak bisa tidur.
energi pasien, adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan
lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering
+ -
h. Instruments Pengkajian ADL dengan Indeks Barthel (IB) dan indeks Kats
2) Indeks Katz
Keterangan :
mampu.
Tabel 2.6
Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
No Aktivitas Mandiri Bergantung
Nilai (1) (Nilai 0)
1 Mandi (menggosok, membersihkan, dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan
menggunakannya
3 Memakan makanan yang telah disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri untuk
penampilan diri (menyisir rambut, mencuci
rambut, menggosok gigi, mencukur rambut)
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
7 Buang air kecil di kamar mandi
(membersihkan dan mengeringkan daerah
kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke
luar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan agama sesuai agama dan
kepercayaan yang dianut
11 Melakukan pekerjaan rumah seperti :
merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan membersihkan, dan
membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
kebutuhan keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpang dan
menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan sarana transfortasi umum
untuk berpergian
33
2. Diagnosa Keperawatan
insomia adalah :
b. Keletihan
e. Ansietas
f. Defisit pengetahuan
3. Intervensi keperawatan
adalah :
1) Hasil NOC
dipulihkan.
gangguan). Perasaan segar setelah tidur. Pola dan kualitas tidur. jumlah
3) Hasil NIC
4) Aktivitas Keperawatan
Kaji adanya gejala deprivasi tidur dan insomnia, seperti konfusi akut,
pada pola tidur. Tentukan pola tidur / aktivitas pasien. Pantau / catat
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
36
3. Anjurkan menghindari
makanan/ minuman yang
menganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis,
psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara non
farmakologis lainnya.
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/ minuman yang
menganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis,
psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara non
farmakologis lainnya.
Ganguan Rasa Nyaman Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
Definisi : Perasaan kurang tindakan Observasi
senang, lega dan sempurna keperawatan 3x24 1. Identifikasi penurunan tingkat
dalam dimensi fisik jam di harapkan energi ketidakmampuan
38
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia.
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipih
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal napas
dalam, perengangan atau
imajinasi terbimbing).
Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas
Defenisi : kondisi emosi dan tindakan
pengalaman subjektif individu keperawatan selama Observasi
terhadap objek yang tidak jelas 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi saat tigkat ansietas
dan spesifik akibat antisipasi pasien mampu berubah (misal kondisi,
39
4. Implementasi Keperawatan
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994 dalam potter & perry, 2011).
5. Evaluasi Keperawatan
apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
telah tercapai.
41
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasari. (2019). Geriatri : Ilmu Kesehatan Lanjut Usia (Edisi Ke-3). Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Kusuma, (2018). Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Pada Lanjut Usia. Studi Kasus.
Liyana, (2018). Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Pada Ibu H Dengan Insomnia
Di Panti Jompo Wedha. KTI. Stinkes Harapan Bangsa.
Nurhayati, (2018). Asuahan keperawatan pada lansia dengan gangguan pola tidur.
KTI. Stinkes Palangkaraya.
Padila. (2018). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI.
Perry dan Potter. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses,
Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Ratna., R, (2019). Tips Sehat dengan Pola Tidur Tepat dan Cerdas, Yogyakarta :
Buku Biru.
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
TIM Pokja SIKI DPP PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indonesia.