Anda di halaman 1dari 10

20 | Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.

I (2017) 20-29

LOGOTERAPI (TEKHNIK PARADOXICAL INTENTION) TERHADAP


CITRA TUBUH (BODY IMAGE) PADA LANSIA
Umi Faridaha* , Dyion Punaki Prakoso b
a
Stikes Muhammadiyah Kudus, Program Keperawatan
umifaridah@stikesmuhkudus.ac.id
b
Stikes Muhammadiyah Kudus, Program Keperawatan
Dyionpunaki@gmail.com

Abstrak
Populasi lansia di dunia mengalami peningkatan sangat pesat. Sepanjang tahun 2000, populasi lansia
di dunia lebih dari 795.000 jiwa setiap bulan, dan diperkirakan lebih dari dua kali lipatnya pada tahun 2025.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 18 juta jiwa atau mencapai 9,6%. Pada
tahun 2015 diperkirakan jumlah lajut usia mencapai 24,5 juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2020
diperkirakan jumlah lanjut usia sekitar 28 juta jiwa (Sucipto, 2012). Logoterapi adalah suatu jenis
psikoterapi yang pertama kali dikembangkan Viktor Frankl pada tahun 1938 dengan mengedepankan
makna hidup. Makna hidup (the meaning of live) menurut Frankl merupakan motivasi utama manusia untuk
meraih taraf kehidupan yang bermakna. Frankl mengemukakan bahwa jika seseorang berhasil menemukan
dan memenuhi makna hidupnya, maka kehidupan akan menjadi lebih berarti dan berharga dan pada
akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan (Bastaman, 2007). Logoterapi telah dibuktikan dapat
meningkatkan harga diri, selain itu efektif untuk lansia dalam melatih makna hidup, meningkatkan harga
diri, dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas hariannya (Kyuang-Ah dkk, 2009). penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Logoterapi dengan Tekhnik Paradoxical Intention Terhadap Citra
Tubuh (Body Image) Pada Lansia.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian control group pre test- post test. Hasil: Berdasarkan data diatas dari uji statistic (Wilcoxon) pada
kelompok intervensi didapatkan p value 0,000 atau p<0,001 dan pada kelompok kontrol didapatkan p value
0,655. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh logoterapi dengan teknik paradoxical
intention terhadap citra tubuh lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Keywords : Logoterapi, Body Image, Lansia

Abstract
The elderly population in the world has increased very rapidly. Throughout 2000, the elderly
population in the world more than 795,000 lives each month, and is expected to more than double by 2025.
The number of senior citizens in Indonesia in 2010 reached 18 million or 9.6%. In 2015, an estimated
number of lajut age reached 24.5 million. While in 2020 estimated to number about 28 million elderly
people (Sucipto, 2012). Logotherapy is a type of psychotherapy that Viktor Frankl was first developed in
1938 by prioritizing the meaning of life. The meaning of life (the meaning of live) according to Frankl is
the main motivation of man to reach the level of a meaningful life. Frankl argues that if someone managed
to find and fulfill the meaning of life, then life will be more meaningful and valuable and will ultimately
lead to happiness (Bastaman, 2007). Logotherapy has been proven to increase self-esteem, but it is effective
for the elderly in training meaning of life, increase self-esteem, and increase self-reliance in daily activities
(Kyuang-Ah et al, 2009). This study aimed to determine the effect of logotherapy with Paradoxical
Intention Against Citra Engineering Body (Body Image) In the Elderly. Methods: The study design used in
this research is the design of the study control group pre test-post test. Based on the above data from the
statistical test (Wilcoxon) in the intervention group obtained p value of 0.000 or p <0.001 and the control
group was obtained p value of 0.655. From the results of this study concluded that there is influence of
logotherapy with paradoxical intention technique to image the body of the elderly in Elderly Social Services
Unit.
Keywords : logotherapy, Body Image, Elderly
Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29 | 21

I. PENDAHULUAN Di dalam Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 13 tahun 1998 dijelaskan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
dibidang kesehatan dalam meningkatkan mencapai usia 60 tahun keatas.
kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-
rata usia harapan hidup bangsa Indonesia Menua atau menjadi tua adalah suatu
semakin meningkat. Keadaan ini keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
menyebabkan jumlah populasi lanjut usia manusia. Proses menua merupakan proses
semakin besar dan cenderung lebih pesat. Hal sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
ini akan memberikan konskwensi terhadap suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
perlindungan dan peningkatan pelayanan permulaan kehidupan. Menjadi tua
kesehatan yang diberikan kepada lansia baik merupakan prosesalamiah, yang berarti
dari segi kualitas maupun kuantitas (Nugroho, seseorang telah melalui tiga tahap
2006). Meningkatnya populasi lansia dan usia kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.
harapan hidup ini mengakibatkan semakin Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
besar tuntutan terhadap pelayanan kesehatan maupun psikologis (Nugroho, 2006).
yang holistik bagi lansia dalam menghadapi Semakin bertambahnya umur manusia,
proses penuaan (Depkes RI, 2014). terjadi proses penuaan secara degeneratif
Populasi lansia di dunia mengalami yang akan berdampak pada perubahan-
peningkatan sangat pesat. Sepanjang tahun perubahan pada diri manusia antara lain
2000, populasi lansia di dunia lebih dari perubahan fisik (seperti perubahan sistem
795.000 jiwa setiap bulan, dan diperkirakan indera, sistem integument, sistem reproduksi,
lebih dari dua kali lipatnya pada tahun perkemihan, metabolisme, hingga sistem
2025.Jumlah penduduk lansia di Indonesia syaraf), perubahan kognitif (seperti perubahan
pada tahun 2010 mencapai 18 juta jiwa atau daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan
mencapai 9,6%. Pada tahun 2015 masalah, dan pengambilan keputusan) dan
diperkirakan jumlah lajut usia mencapai 24,5 terjadi perubahan mental yang dipengaruhi
juta jiwa. Sedangkan pada tahun 2020 perubahan fisik, kesehatan, tingkat
diperkirakan jumlah lanjut usia sekitar 28 juta pendidikan, lingkungan, hilangnya kekuatan
jiwa (Sucipto, 2012).Pertumbuhan penduduk fisik, dan gangguan konsep diri (Azizah,
lanjut usia (Lansia) diprediksi akan meningkat 2011).
cepat dimasa datang terutama di Negara Perubahan-perubahan fisik diatas dapat
berkembang. Indonesia sebagai Negara menyebabkan hilangnya kekuatan dan
berkembang juga akan mengalami kenaikan ketegangan fisik lansia serta menimbulkan
jumlah penduduk lansia (Depkes RI, 2014). perasaan tidak berguna lagi yang akan
Jumlah penduduk lanjut usia 65 tahun mempengaruhi gambaran diri atau citra tubuh
keatas pada tahun 2014 berjumlah 252 juta lansia dimana citra tubuh merupakan sikap
jiwa (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Pada individu terhadap tubuhnya baik disadari atau
tahun 2010 usia harapan hidup lansia adalah tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
67 tahun, pada tahun 2020 diperkirakan usia sekarang mengenai ukuran dan bentuk tubuh,
harapan hidup lansia adalah 70,2 tahun fungsi, penampilan dan potensi tubuh, jika hal
(Menkokesra ; Ronawulan 2009). ini berlanjut maka akan berdampak pada
komponen konsep diri lainya yaitu
Di Jawa Tengah, kelompok lanjut usia 65 menyebabkan terjadinya perubahan
tahun keatas pada tahun 2012 sebanyak 7,40% penampilan peran, gangguan identitas
dari jumlah jiwa di Jawa Tengah atau personal, dan mengurangi harga diri.
sebanyak 2,29 juta jiwa dimana pada tahun (Suliswati, 2006).
2012 mengalami peningkatan dari tahun 2010
sebanyak 7,05%, dan tahun 2011 naik menjadi Perubahan fisik seperti bentuk dan ukuran
7,18% dari jumlah jiwa lanjut usia di Jawa tubuh, perubahan fungsi tubuh, dan
Tengah (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2014). menurunya aktifitas sosial akibat proses
22 | Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29
menua merupakan stressor utama yang berarti sakit-sakitan, lemah, membosankan,
menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh buruk rupa, bahkan julukkan negatif lainnya
(Standley & Beare, 2007). (Standley & Beare, 2007).
Seiring dengan bertambahnya usia, lansia Dampak dari menurunnya citra tubuh pada
mengalami perubahan dalam hidup mereka lanjut usia menyebabkan bergesernya peran
misalnya, hilangnya pekerjaan, pensiun, sosial dalam berinteraksi sosial di masyarakat
berubahnya peran sosial, merasa ditinggalkan maupun dikeluarga. Hal ini didukung oleh
dan jauh dari anak cucu, kehilangan pasangan sikap lansia yang cenderung egois dan enggan
suami atau istri, jika penyesuaian diri pada mendengarkan pendapat orang lain, sehingga
lansia dalam menghadapi perubahan dalam mengakibatkan lansia terasing secara sosial
kehidupannya lambat dan tidak mampu dan akhirnya merasa terisolir dan merasa tidak
menyesuaikan diri, hal ini akan menimbulkan berguna lagi karena tidak ada penyaluran
kondisi stress dan akan semakin emosional dari bersosialisasi. Keadaan ini
bertambahnya beban mental pada lansia, mengakibatkan interaksi sosial menurun baik
kondisi ini menyebabkan lansia jarang secara kualitas maupun kuantitas karena peran
bersosialisasi dan berinteraksi. Keadaan ini lansia yang digantikan kaum muda, dimana
cenderung berpotensi menimbulkan masalah keadaan ini terjadi sepanjang hidup dan tidak
kesehatan secara umum (fisik) maupun dapat dihindari (Standley & Beare, 2007).Rini
kesehatan jiwa secara khusus (Nugroho, Yuliana (2003) dalam penelitianya tentang
2008) gambaran citra tubuh pada lansia (usia 45-75
Lanjut usia akan mengalami banyak tahun) didapatkan hasil penelitian bahwa 62
orang berada pada kategori tinggi dengan
perubahan dan penurunan fungsi fisik dan
prosentase 77,5%.
psikologis hal ini akan menimbulkan berbagai
masalah pada lanjut usia yang akan Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan
mempengaruhi lanjut usia dalam menilai satu cara pembinaan kesehatan mental yang
dirinya sendiri dalam citra tubuhnya. Pada tepat dan efektif sehingga dapat mengatasi
lanjut usia akan muncul berbagai masalah permasalahan psikologis yang dialami lansia
baik yang bersifat umum maupun khusus. dalam menghadapi proses menua.
Penyebab timbulnya permasalahan pada
Pada lansia dengan masalah citra tubuh,
lanjut usia salah satunya adalah citra tubuh
terapi yang bisa diberikan adalah terapi
(body image) meliputi biologis (seperti psikososial, terapi interpersonal, dan
perubahan organ dan sel organ kulit keriput,
psikoterapi kelompok.Pada penelitian ini,
penglihatan kurang, jalan membungkuk, dan
penulis memilih dan menggunakan terapi
munculnya penyakit degeneratif), psikologis kelompok yaitu logoterapi sebagai salah satu
(meliputi pikun, penurunan daya ingat dan
psikoterapi untuk merubah citra tubuh pada
daya berfikir, dan penurunan intelegensi), lansia (Standley & Beare, 2007).
sosial (meliputi perubahan peran menjadi
kakek dan nenek),spiritual (meliputi Logoterapi adalah suatu jenis psikoterapi
perubahan semangat hidup akibat adanya yang pertama kali dikembangkan Viktor
penyakit degeneratif dan penurunan makna Frankl pada tahun 1938 dengan
hidup menuju kematian). Hal ini akan mengedepankan makna hidup.Makna hidup
mempengaruhi Citra tubuh pada lansia (the meaning of live) menurut Frankl
(Standley & Beare, 2007). merupakan motivasi utama manusia untuk
meraih taraf kehidupan yang bermakna.
Citra tubuh yang menurun akan Frankl mengemukakan bahwa jika seseorang
mempengaruhi pemikiran pada lanjut usia
berhasil menemukan dan memenuhi makna
dalam menilai dirinya baik itu penilaian diri
hidupnya, maka kehidupan akan menjadi
secara positif maupun negatif. Pada lansia lebih berarti dan berharga dan pada akhirnya
yang tinggal di panti memberikan stres
akan menimbulkan kebahagiaan (Bastaman,
tersendiri yang akan mempengarui, gambaran 2007).
diri yang negatif menggagap dirinya sudah tua,
Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29 | 23

Logoterapi telah dibuktikan dapat Data primer dalam penelitian ini diperoleh
meningkatkan harga diri, selain itu logoterapi langsung melalui hasil wawancara langsung
juga efektif untuk lansia dalam melatih makna terhadap responden yang sudah dilakukan
hidup, meningkatkan harga diri, dan peneliti pada lansia di Panti Sosial Pelayanan
meningkatkan kemandirian dalam aktivitas Lanjut Usia Kabupaten Rembang dengan
hariannya (Kyuang-Ah dkk, 2009). menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data.
Survey pendahuluan yang telah dilakukan
peneliti pada tanggal 11 Desember 2015 Dalam penelitian ini data sekunder dalam
terhadap 10 Lansia di Unit Pelayanan Sosial penelitian ini diperoleh dari hasil data
Lanjut Usia Margo Mukti Rembang dokumentasi di Unit Pelayanan Sosial Lanjut
Kabupaten Rembang dengan hasil observasi Usia Margo Mukti Kabupaten Rembang.
dan wawancara bahwa 10 (100%) lansia
Populasi pada penelitian ini adalah Lansia
mempunyai citra tubuh yang kurang. Para di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia di
lansia mengatakan dirinya mengalami Margo Mukti Rembang sebanyak 70 lansia
perubahan-perubahan fisik, merasa malu
dengan penampilannya yang sudah agak Sampel penelitian merupakan sebagian
bungkuk, kulit keriput, rambut sudah beruban. yang diambil dari keseluruhan objek yang
sekarang merasa tidak kuat jalan jauh karena diteliti dan dianggap mewakili seluruh
kelelahan dan kekuatan fisiknya menurun. populasi, sedangkan sampel dalam penelitian
Oleh karena itu, lansia perlu untuk ini adalah lansia di Unit Pelayanan Sosial
mempersiapkan diri dalam menghadapi hari Lanjut Usia Margo Mukti Kabupaten
tua dengan menerima perubahan dalam Rembang yang memenuhi kriteria inklusi dan
dirinya sesuai dengan proses menua dan ekslusi.
memahami bahwa proses menua itu pasti Dalam penelitian ini, analisa bivariat
terjadi.(Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia menggunakan uji statistic non parametik
Margo Mukti Rembang, 2015) wilcoxon.
Berdasarkan penelitian terkait yang Uji wilcoxon digunakan untuk
ditemukan oleh peneliti Desy Cahyaningtyas menganalisis hasil-hasil pengamatan yang
tentang pengaruh logoterapi dengan teknik berpasangan dari dua data apakah berbeda
paradoxical intention terhadap citra tubuh atau tidak.Uji Wilcoxon ini digunakan untuk
(body image) klien HIV/AIDS di kelompok data yang bertipe nominal dan ordinal.
Dukungan Sebaya (KDS) Kasih Kabupaten
Kudus didapatkan hasil ada pengaruh III. HASIL DAN PEMBAHASAN
logoterapi terhadap citra tubuh klien dengan A. Hasil
HIV/AIDS.
Tabel. 1
Berdasarkan latar belakang diatas, maka Tabel Distribusi Frekuensi Responden
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Berdasarkan Umur Lansia di Unit Pelayanan
dengan judul “Pengaruh Logoterapi dengan Sosial Lanjut Usia Margo Mukti Rembang Tahun
Teknik Paradoxical Intention Terhadap Citra 2016 (N=40)
Sumber : Data Primer, 2016
Tubuh (Body Image) Pada Lansia di Unit
Pelayanan Sosial Margo Mukti Rembang Prosentase
No Umur Frekuensi
Tahun 2016. (%)
1 61-65 tahun 17 42,5
II. METODE PENELITIAN
2 66-70 tahun 7 17,5
Desain penelitian yang digunakan dalam 3 71-75 tahun 8 20,0
penelitian ini adalah desain penelitian Non 4 >76 tahun 8 20,0
equivalent control group pre test- post test. TOTAL 40 100,0
Karena pada desain ini bertujuan
mengidentifikasi hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan dua kelompok subyek.
24 | Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29
Berdasarkan tabel di atas dapat (17,5%), umur 71-75 tahun dengan jumlah 8
disimpulkan bahwa sebagian besar umur responden (20,0%). Dan umur >76 tahun
lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia dengan jumlah 8 responden (20,0%).
Margo Mukti Rembang adalah 61-65 tahun
dengan jumlah 17 responden (42,5%), umur
66-70 tahun dengan jumlah 7 responden

Tabel. 2
Tabel Distribusi Frekuensi berdasarkan pengaruh Citra tubuh (body image) sebelum dan sesudah dilakukan
logoterapi dengan teknik paradoxical intention pada lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Margo
Mukti Kabupaten Rembang.
Frekuensi

Variabel Citra Tubuh <Mean Citra =Mean Citra >Mean Citra Total p Value Uji
(Body Image) Tubuh Tubuh Tubuh Positif (%) Wilcoxon
Negatif (%) Positif (%) (%)

Pre 20
13 (65%) 4 (20%) 3 (15%)
intervensi (100%)
Kelompok
0.000
Intervensi
Post 20
5 (25%) 2 (10%) 13 (65%)
intervensi (100%)
Pre 20
3 (15%) 11 (55%) 6 (30%)
Kelompok Kontrol (100%)
0.655
Kontrol Post 20
4 (20%) 8 (40%) 8 (40%)
Kontrol (100%)

Dari kesimpulan diatas menurut tabel. 2 dilakukan pos tes menjadi 4 (20%) responden,
bahwa citra tubuh (body image) pada sama dengan (=) mean saat dilakukan pre tes
kelompok Pre Intervensi kurang dari (<) mean sebanyak 11 (55%) responden dan setelah
sebelum dilakukan logoterapi paradoxical dilakukan pre tes menjadi 8 (40%) responden,
intention sebanyak 13 (65%) responden dan walaupun mengalami penurunan namun
setelah dilakukan logoterapi paradoxical masih mempunyai citra tubuh yang positif,
intention sangat menurun menjadi 5 (25%) sedangkan lebih dari (>)mean pada saat
responden, sama dengan (=) mean sebelum dilakukan pre tes sebanyak 6 (30%) responden
dilakukan logoterapi paradoxical intention dan setelah dilakukan post tes mengalami
sebanyak 4 (20%) responden dan setelah sedikit peningkatan menjadi 8 (40%)
dilakukan logoterapi paradoxical intention responden.
menjadi 2 (10%) responden, walaupun
Berdasarkan data diatas dari uji statistic
mengalami penurunan namun masih
(Wilcoxon) pada kelompok intervensi
mempunyai citra tubuh yang positif, didapatkan p value 0,000 atau p<0,001 dan
sedangkan lebih dari (>)mean sebelum
pada kelompok kontrol didapatkan p value
dilakukan logoterapi paradoxical intention
0,655, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
sebanyak 3 (15%) responden dan setelah diterima dan Ho ditolak yang artinya ada
dilakukan logoterapi paradoxical intention
pengaruh logoterapi dengan teknik
mengalami banyak peningkatan menjadi 13
paradoxical intention terhadap citra tubuh
(15%) responden.
lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Pada kelompok kontrol yang tidak Margo Mukti Kabupaten Rembang Tahun
diberikan logoterapi paradoxical intention 2016.
dalam pre tes kelompok kontrol didapatkan
citra tubuh (body image) kurang dari (<) mean
sebanyak 3 (15%) responden dan setelah
Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29 | 25

B. Pembahasan terhadap diri) didasarkan pada dua fakta.


Penelitian ini bertujuan untuk Pertama rasa takut tidak menyebabkan
menganalisisapakah ada pengaruh logoterapi terjadinya hal yang ditakutkan, kedua,
dengan Teknik Paradoxical Intention terhadap keinginan yang berlebihan bias membuat
Citra Tubuh (Body Image) pada Lansia di keinginan tersebut tidak bias terlaksana.
Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Margo Astraoglu menjelaskan Paradoxical Intention
Mukti Kabupaten Rembang. Logoterapi sebagai salah satu tekhnik yang telah
merupakan salah satu dari berbagai macam dijelaskan dan dikembangkan oleh Frankl,
terapi non farmakologis, namun logoterapi itu dimana pada awalnya termasuk ke dalam
sendiri berasal dari kata “logos” yang berarti konteks logoterapi. Tekhnik ini dapat
dalam bahasa Yunani adalah makna didefinisikan sebagai suatu intervensi yang
(meaning) dan juga rohani (spirituality), diakukan oleh terapis kepada klien dalam
sedangkan terapi adalah penyembuhan atau mendorong atau memecahkan masalah
pengobatan. Jadi logoterapi adalah motivasi (Saimun, 2007)
utama manusia guna meraih taraf kehidupan Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
bermakna (the meaning life) yang pengaruh logoterapi dengan tekhnik
didambakanya.logoterapi juga mengajarkan paradoxical intention tergadap citra tubuh
bahwa manusia harus dipandang sebagai (body image) pada lansia di Unit Pelayanan
kesatuan raga-jiwa-rohani yang tak Sosial Lanjut Usia Margo Mukti Rembang.
terpisahkan. Logoterapi memusatkan Pada responden sebelum dilakukan logoterapi
perhatian pada kualitas – kualitas insane, terlebih dahulu diberikan angket kuisioner
seperti hasrat untuk hidup bermakna, hati dengan hasil banyak klien yang mengalami
nurani, kreatifitas, rasa humor, dan citra tubuh negatif.Namun setelah dilakukan
memanfaatkan kualitas-kualitas itu dalam logoterapi klien mulai sedikit demi sedikit
terapi dan pengembangan kesehatan mental dapat menerima citra tubuhnya citra tubuh
(Bastaman 2007) positif.Dilihat dari hasil angket kuisioer yang
Teknik paradoxical intention pada terjadi peningkatan citra tubuh (body image)
dasarnya memanfaatkan kemampuan walaupun tidak begitu banyak. Dalam
mengambil jarak (self detachment) dan logoterapi terdapat empat sesi yang dapat
kemampuan mengambil sikap (to take a stand) mempengaruhi peningkatan citra tubuh (body
terhadap kondisi diri sendiri dan image) pada lansia (Data Primer 2016)
lingkungan.Tekhnik ini juga memanfaatkan Sesi pertama untuk mengidentifikasi
salah satu kualitas khas manusia lainya yaitu kejadian dan masalah klien untuk
humor (sense of humor), khususnya humor meningkatkan citra tubuhnya.Pada sesi ini
terhadap diri sendiri. Dalam penerapanya terapis dank lien sangat berperan penting
tekhnik ini membantu pasien untuk menyadari dalam komunikasi yang baik sehingga
pola keluhanya, mengambil jarak atas menimbulkan rasa kepercayaan klien dengan
keluhanya itu serta menanggapinya secara terapis begitupun sebaliknya.Lansia
humoris.Pemanfaatan rasa humor ini cenderung tertutup dengan orang tidak
diharapkan dapat membantu pasien untuk dikenalnya apalagi menceritakan hal masalah
tidak lagi memandang gangguan-gangguanya yang sedang dialaminya.Oleh karena itu,
sebagai sesuatu yang berat mencekam, tetapi terapis harus menggunakan komunikasi
berubah menjadi sesuatu yang ringan dan terapeutik untuk melakukan pendekatan
bahkan lucu. Pada tekhnik ini lansia di dorong komunikasi kepada lansia agar lansia mau
untuk tidak memikirkan hal-hal yang menceritakan semua masalah yang dialami
membuatnya takut akan tetapi lansia di lansia, namun terapis tidak boleh
dorong untuk menghargai citra tubuhnya. memaksakan klien untuk menceritakan semua
(Bastaman, 2007) masalahnya. Ada beberapa klien yang sudah
Teknik logoterapi yang lazim dikenal mampu menceritakan semua masalahnya dan
dengan Paradoxical Intention (perlawanan sudah mampu melakukan bersosialisasi ini
26 | Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29
berarti dapat disimpulkan dari sebagian klien Pada sesi kedua terapis berperan dalam
sudah mampu menerima citra tubuhnya memberikan kenyamanan pada klien dengan
namun belum mampu untuk meningkatkan memperhatikan dan mendengarkan semua
kembali citra memberikan kepercayaan yang dikatakan klien, dari beberapa klien pasti
terhadap terapis karena tidak mudah lansia memiliki masalah yang berbeda-beda, dengan
mau terbuka dengan orang yang belum demikian terjalin antara klien saling bertukar
mereka kenal bahkan orang asing bagi mereka. cerita dari masing-masing klien dengan begitu
Dalam sesi ini, terapis memberikan ruang dapat ditarik kesimpulan apa masalah yang
untuk sesama klien saling bertukar pikiran banyak di keluhkan dari semua klien salah
dengan masalah yang dialami masing-masing satunya adalah perubahan pada citra tubuhnya.
klien sehingga terjalin komunikasi dan Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang
bertukar pendapat antar sesama klien karena dilakukan oleh Dessy (2014) dengan meminta
masing-masing klien mengalami masalah klien untuk dapat mensugesti dirinya sendiri
yang berbeda-beda, dengan cara ini klien agar dapat meningkatkan citra tubuh (body
sudah mampu mandiri untuk meningkatkan image) dengan cara memikirkan banyak orang
citra tubuhnya dibandingkan sebelum yang menyayanginya sehingga mampu
dilakukan terapi banyak klien yang masih meningkatkan kepercayaan diri terhadap
tertutup sehingga dapat menyebabkan tekanan tubuhnya secara perlahan akan timbul rasa
psikologis bagi klien (Data Primer 2016). berharga karena masih ada orang yang
Pada sesi pertama ini, komponen citra menyayanginya. Pada sesi ini komponen citra
tubuh pada evaluasi penampilan dan orientasi
tubuh orientasi penampilan yang mengalami
penampilan berpengaruh dalam perubahan
perubahan. Karena setelah peneliti membina
citra tubuhnya.
hubungan saling percaya antara peneliti dan
lansia, lansia yang awalnya merasa citra Pada sesi ketiga semua masalah dilakukan
tubuhnya negatif dengan selalu menarik diri, Logoterapi Tekhnik Paradoxical Intention.
merasa malu dan tidak mau berkomunikasi Dengan tekhnik paradoxical intention klien
dengan orang lain menjadi meningkat dan diminta untuk memikirkan suatu hal yang
bersedia berkomunikasi dengan orang lain. menurutnya menyenangkan, hal yang
bertetangan dengan masalah yang sedang
Pada sesi kedua mengidentifikasi reaksi
dan cara mengatasi masalah (Bastaman, 2009) klien alami. Terapis mengajarkan kepada
klien untuk menjauhi pandangan klien supaya
terjadi penolakan dan menghindari bagian
menghindari semua obyek yang ditakuti dan
tubuh yang tidak disukainya dari
pandanganya itulah cara klien menghadapi dicemaskan ataupun menjadikan hal yang
dibenci menjadi hal yang paling disukai.Hal
masalahnya pada gangguan citra tubuhnya
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
saat terjadi perubahan bentuk tubuh akibat
proses menua. Dengan respon tersebut akan oleh Yuliana (2013) bahwa klien diminta
untuk menghindari kaca, bahkan klien harus
terjadi perubahan perilaku yaitu menarik diri
diajarkan berfikir mempunyai anggapan
dan susah bersosialisasi serta dapat memicu
penyakit body image disturbance yaitu bahwa tubuhnya itu tidak memiliki masalah
yang serius karena proses menua dan terjadi
penyakit mental yang dipicu oleh kecemasan
perubahan seperti awalnya kulitnya lembap
yang berlebihan pada individu terhadap
penampilan fisik citra tubuhnya. Dalam hal ini sekarang menjadi keriput dan kering, klien
diminta untuk menjaga kebersihan tubuh atau
studi menyatakan bahwa perempuan lebih
personal hygiene karena menjadi kulit keriput
banyak merasakan kecemasan terhadap citra
tubuhnya dari pda laki-laki. Sebagian besar adalah hal yang wajar dan lumrah adanya, dan
klien harus berusaha untuk bisa tidak banyak
perempuan membandingkan tubuhnya dengan
fikiran yang dapat mengganggu psikologis
visual tubuh ideal yang terbentuk di
masyarakat. Bentuk tubuh yang dianggap maupun gangguan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari termasuk makan, namun juga tidak
ideal berubah-ubah sesuai dengan budaya di
masyarakat. bisa dipugkiri bahwa manusia pasti memiliki
masalah yang harus dipikirkan tetapi
Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29 | 27

tergantung dari individu masing-masing untuk diterima yang berarti ada pengaruh logoterapi
mengatasi masalah kearah yang lebih positif. dengan tekhnik paradoxical intention terhadap
Jadi inti pada sesi ketiga ini klien mampu citra tubuh (body image) pada lansia di Unit
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Margo Mukti
merubah pola pikir yang negatif terhadap
Rembang tahun 2016
dirinya dan merubahnya ke dalam realita yang
positif. Selalu memberikan motivasi kepada Hasil tersebut di dukung oleh penelitian
klien agar klien dapat memotivasi dirinya yang telah dilakukan oleh Wanda Asa Dinda
sendiri bahwa individu dengan penampilan (2014) dengan judul “Pengaruh Logoterapi
fisik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya Terhadap Peningkatan Respon Adaptif
walaupun sudah terjadi perubahan fisik citra Spiritual Pada Klien HIV/AIDS (ODHA) di
tubuh akibat proses menua. Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Kasih
Kabupaten Kudus tahun 2014” menunjukan
Pada sesi keempat, yaitu sesi Makna hidup
setelah menggunakan logoterapi teknik hasil bahwa setelah diberikan logoterapi
didapatkan hasil p value = 0,001 (p value
tekhnik paradoxical intention.Pada sesi ini
<0,05) yang berarti ada pengaruh logoterapi
terapis mengajarkan pemberian terapi
pemaknaan hidup, jadi setiap masalah yang terhadap peningkatan respon adaptif spiritual
klien HIV-AIDS (ODHA) di Kelompok
dihadapi oleh klien memiliki makna
Dukungan Sebaya (KDS) Kasih Kabupaten
tertentu.Klien yang tidak menerima citra
Kudus
tubuhnya dibalik kekuranganya terdapat
kelebihan yang dimiliki seperti dari yang IV. KESIMPULAN
sering sakit gigi dan perubahan seperti keriput
Ada pengaruh logoterapi dengan Teknik
pada kulit agar selalu meningkatkan personal
Paradoxical Intention terhadap Citra Tubuh
hygiene dan oral hygiene supaya tidak sakit
(Body Image) pada Lansia di Unit Pelayanan
gigi dan kulitnya bersih dan sehat. Dengan
Sosial Lanjut Usia Margo Mukti Kabupaten
begitu akan menjadi semangat dalam
Rembang. Logoterapi merupakan salah satu
menjalani hidup dan mampu bersosialisasi
dari berbagai macam terapi non farmakologis.
dengan lingkungan.Penelitian terkait Makna
Tekhnik paradoxical intention pada dasarnya
hidup dilakukan oleh Annis (2014) bahwa
memanfaatkan kemampuan mengambil jarak
makna hidup lansia yang dilakukan logoterapi
(self detachment) dan kemampuan mengambil
mengalami peningkatan makna hidup yang
sikap (to take a stand) terhadap kondisi diri
bermakna dibanding dengan lansia yang
sendiri dan lingkungan.Tekhnik ini juga
diberikan psikoedukasi keluarga.Penelitian
memanfaatkan salah satu kualitas khas
terkait lainnya dilakukan oleh Dessy (2014)
manusia lainya yaitu humor (sense of humor),
menjelaskan bahwa dengan mendiskusikan
khususnya humor terhadap diri sendiri.
bersama anggota kelompok untuk
mengevaluasi masalah citra tubuh mampu DAFTAR PUSTAKA
menyelesaikan masalah yang belum Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian dan
terselesaikan dalam menemukan makna hidup. Teknik Analisa Data.Jakarta:Salemba
Pada penelitian ini diperoleh hasil analisa medika
uji wilcoxon untuk citra tubuh sebelum dan Arikunto, S. (2006) . Prosedur Penelitian
sesudah diberikan logoterapi pada kelompok Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
kontrol diperoleh nilap p = 0.,655 dan pada Rineka Cipta
kelompok intervensi di dapat p value 0.000
Azizah,Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan
(<α(0,005)). Hal ini menunjukan bahwa
Lanjut Usia.Edisi 1. Graha Ilmu.
terdapat perubahan yang signifikan pada hasil
Yogyakarta
penelitian ini dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh logoterapi dengan Azwar Syaifudin.2012.Penyusuna Skala
tekhnik paradoxical intention terhadap Psikologi Edisi 2.Yogyakarta:Pustaka
peningkatan citra tubuh (body image). Pelajar
Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha
28 | Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29
Bastman.H.D. (2007). Logoterapi : Psikologis Proses, dan Praktik edisi 7 Volume 1.
Alih Bahasa : Wijaya Kusuma.Edisi 11. Jakarta: EGC
Jakarta: Kitra Aksara Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian.
Caplin (2011) Kamus Lengkap Psikologi . Kediri: Universitas Nusantara PGRI
Jakarta : Raja Grafindo Persada. Larsen R & Lubkin. (2009). Konsep Diri :
Cash & Purzinsky. (2005). Hubuungan Body Image.Jakarta Pustaka
Interpersonal upaya Untuk Menekankan Lynda Juall. (2006). Gangguan Citra Tubuh
Emosional Seseorang._ Keadaan Seseorang beresiko pada
Depkes RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar Penerapan Diri._
Tahun 2013.Jakarta:Laporan Nasional Mashall H. (2010). Logoterapi: pemaknaan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. hidup._
(2014). Profil Kesehatan Jawa Tengah Maryam, R Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia
Tahun 2013 Lanjut dan Perawatanya. Jakarta:
(www.dinkesjatengprov.go.iddokumen/2 Salemba Medika
013) diakses pada tanggal 14 Desember
2015 Meiner,
S.E.&Luecknotte,A.G.2006.Gerontologi
Ebersole dan Hess. (2010). Geriatric Nursing c Nursing.Philladelpia:Mosby
and Healthy Aging Keperawatan
Geriatrik dan Kesehatan lansia dalam Mubarak. W.H. (2006). Pengantar
Azizah L. Keperawatan Lanjut Keperawatan Komunitas 2 Jakarta:
Usia.Jogjakarta:Grha Ilmu Sagung Seto
Erickson. (2011). Notoatmodjo,S.2006.Metodologi Penelitian.
Teorikepribadian .Jakarta:Salemba Jakarta: PT Rineka Cipta
Medika Nugroho,H.A, (2006).Hubungan Antara
Fauzi, L. S. (2008, Mei 18). Sebuah Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan
Keluarga dengan Respon Psikososial
Pendekatan Untuk Hidup Bermakna.
Retrieved November 25, 2013, from Lansia di Kelurahan Kembangan Kodya
Logoterapi :http://luthfis.wordpress.com/ Semarang Jawa Tengah.Jakarta: FIK UI
Tesis Magister Ilmu Keperawatan
2008/05/11/logoterapi-sebuah-
pendekatan-untuk-hidup-bermakna/ Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik dan
Fieldman (2008) Citra Tubuh gambaran Geriatrik.Edisi 3.Jakarta:EGC
mental yang meliputi beberapa Nugroho (2010). Keperawatan Gerontik dan
komponen.. Jakarta : Rineka Cipta Gerontik.Jakarta:EGC
Hardywinoto. (2009). Panduan Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
Gerontologi.Jakarta:Pustaka Utama Metodologi Penelitian Ilmu
Haryanto. (2010). Sebuah pengantar psikologi Keperawatan : Pedoman Skripsi, tesis
(Belajarpsikologi.com) diakses pada dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
tanggal 3 Januari 2016 Jakarta : Salemba Medika
Hopwood a (2011) Acrc psychological Papilia, Old S, Feldman R.D. (2008).
Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Medicine Group, Stanley House, Christie
Hospital NHS Trust, Wilmslow Road, Kencana Prenada Media Grup
Withington,body image scale for use with Potter,P.A,Perry, A.G. (2010). Buku Ajar
cancer patients Fundamental Keperawatan:Jakarta.
Kelliat Budi Anna. (2006). Proses Salemba Medika
Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Saimun (2007). Buku Ajar Keperawatan
Jakarta: EGC Gerontik. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara dkk. (2010). Buku Ajar Saryono (2010). Konsep dasar Keperawatan
Fundamental Keperawatan: Konsep, Gerontik. Jakarta: EGC
Umi Faridaha, Dyion Punaki Prakoso / Indonesia Jurnal Perawat. Vol.2 No.I (2017) 20-29 | 29

Setiawan (2011) Metodologi Penelitian. Thalib, Bachri Syamsul. (2010). Psikologi


Jakarta. Nuha Medika. Pendidikan Berbasis Analisa Emperis
Setiowati Wahyu Erni. (2011). Analisa Aplikatif. Jakarta: Kencana
Konsep Diri Pada Lanjut Usia Yang di Mubarak. W.H. (2006). Pengantar
Rawat di Panti Wredha D ARMA BAKTI Keperawatan Komunitas 2 Jakarta:
SURAKARTA.2012 Sagung Seto
Silalahi, Uber. (2010). Metode Penelitian Nugroho. (2006). Hubungan Antara
Sosial.Bandung:Pustaka Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan
Sutedjo (2009) Konsep Diri Asuhan Keluarga dengan Respon Psikososial
Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC Lansia di Kelurahan Kembangan Kodya
Semarang Jawa Tengah.Jakarta: FIK UI
Stanley,M.& Beare, P.G. (2006). Buku Ajar Tesis Magister Ilmu Keperawatan
Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta.EGC Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik dan
Geriatrik.Edisi 3.Jakarta:EGC
Stuart,G.WB Sundeen.S.J. (2007). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Alih Bahasa : Siyanto. (2009). Aplikasi Metodologi
Achir Yanis Hamid. Jakarta:EGC Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : Nuha
Medika
Sucipto (2012) Penerimaan Diri
Kebermaknaan Hidup.Yogyakarta: Ronawulan, E. (2009). Gangguan Masalah
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Mental Pada
Buana Jurnal Online Psikologi Lansia(http://yastroki.or.id/read.php?id=
237) diakses pada tanggal 12 Desember
Sugiyono. (2010). Metode 2015
Penelitian.Bandeng:Alfabeta
Stanley,M.& Beare, P.G. (2006). Buku Ajar
Suprapto, U. h. (2013) Konseling Logoterapi Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Untuk Meningkatkan Kebermaknaan Jakarta.EGC
Hidup Lansia (www.e-
jurnal.umm.ac.id/indeks.php/jspp/artc
diakses pada tanggal 18 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai