Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Asuhan Keperawatan Komunitas
Dosen Pengampu:
H.Yayat Hidayat, S.Kep., Ners, M.Kep.
Nandang Jamiat, S.Kp.,M.Kep,Ns.,Sp.Kep.Kom
.
Disusun oleh :
Citra Algiatie Subagja 402019010
Metode penelusuran jurnal ini berasal dari google scholar yang diakses pada tanggal
19 April 2020. Penulis mencari kata lansia, range of motion (ROM), skala nyeri,
rematik dan terdapat 72 jurnal. Kemudian di kriteria nya diambil dari tahun 2015
-2020.
V4 (validitas analisis) :
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok
kontrol, hasil analisa uji Wilcoxon Signed Rank
Test menunjukkan nilai p = 0,265 (p > 0.05), ini
berarti tingkat nyeri sebelum dan setelah
kegiatan sehari-hari tanpa melakukan latihan
fisik gerak sendi (ROM) tidak mengalami
perubahan secara signifikan. Berdasarkan hasil
analisa uji Mann Whitney Test diperoleh p =
0,000 (p < 0.05), ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok
kontrol dan perlakuan, dengan demikian
Hipotesa diterima, bahwa latihan fisik gerak
sendi (ROM) dapat menurunkan nyeri sendi
pada lanjut usia.
V5 (validitas eksterna) :
Latihan ROM adalah latihan yang
menggerakkan persendian seoptimal dan seluas
mungkin sesuai kemampuan seseorang yang
tidak menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang
digerakkan. Penelitian yang dilakukan oleh
Jenkins (2005) bahwa penurunan ROM
disebabkan oleh tidak adanya aktivitas dan
untuk mempertahankan kenormalan ROM.
Sendi dan otot harus digerakkan dengan
maksimum dan dilakukan secara teratur.
Latihan peregangan statik (static stretching)
pada usia dewasa juga dapat meningkatkan
fleksibilitas sendi.
V4 (validitas analisis) :
Analisa bivariat menggunakan uji Mann
Whitney Test diperoleh p = 0,000, menunjukan
bahwa terdapat pengaruh latihan gerak aktif
terhadap intensitas nyeri sebelum dan sesudah
intervensi. Latihan gerak aktif dapat
menurunkan intensitas nyeri pada lansia,
dimana terjadi penurunan itensitas nyeri
dengan rerata pre test 4.88 dan posttest 3.38,
nilai p<0.001.
V5 (validitas eksterna) :
Latihan ROM aktif merupakan latihan isotonik
yang mampu mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
serta dapat mencegah perburukan kapsul sendi,
ankilosis, dan kontraktur. Latihan rentang gerak
aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh
seseorang (pasien) dengan menggunakan energi
sendiri.Penelitian yang dilakulan oleh Ulliya
(2007) yang berjudul Pengaruh Latihan Range
Of Motion (ROM) Terhadap Fleksibilitas Sendi
Lutut pada Lansia. Hasil penelitian ini
didapatkan bahwa latihan ROM dapat
meningkatkan fleksibilitas sendi pada lansia
yang diukur menggunakan Katz Indek.
Jurnal V (Validity) I (Important) A (Applicability)
Pengaruh Latihan RangeV1 (Validitas Seleksi) Pengaruh latihan ROM terhadap Perawat diharapkan dapat
Of Motion (Rom)Penelitian ini merupakan jenis pre fleksibilitas sendi lanjut usia. menggunakan latihan Range
Terhadap Perubahaneksperimental dengan one-group pre-test ROM mampu (1) menjaga of Motion (ROM) sebagai
Skala Nyeri Pada Lansia
posttest design. kemampuan otot, (2) menjaga intervensi nonfarmakologi
Dengan Osteoartritis Di
Kriteria inklusi yaitu: Lansia yang didiagnosa
gerakan sendi, (3) melancarkan pada penyakit osteoartritis,
Posyandu Lansia Desa osteoartritis oleh dokter, Lansia dengan
Kalianget Timurosteoartritis yang mengalami nyeri bersedia
peredaran darah, (4) sehingga angka kesakitan
Kecamatan Kalianget
diteliti, Lansia yang kooperatif, Tidak menghindari kecacatan. lansia akibat nyeri
Kabupaten Sumenep mengkonsumsi obat penghilang rasa Latihan ROM meningkatkan osteoartritis berkurang
nyeri/analgesik sebelum latihan Range of aliran darah menuju kapsula bahkan teratasi tanpa ada efek
Penulis: Mujib Hannan Motion (ROM) dilakukan dan bersedia diteliti. sendi dan meningkatkan samping yang perlu
Kriteria eksklusi: Lansia dengan osteoartritis fleksibiltas persendian sehingga dikhawatirkan.
Jurnal Ilmu Kesehatan yang mengalami nyeri,tetapi tidak bersedia nyeri dapat berkurang bahkan Jurnal ROM untuk lansia ini
Vol.1 No.2 November diteliti, Lansia dengan osteoarthritis yang teratasi (Suratun, 2008). belum bisa dilakukan karena
2016 depresi berat.Tidak dicantumkan kriteria Latihan ROM merupakan tidak dijelaskan metode
eksklusi penelitian. kegiatan sederhana yang intervensi, Jadi, diharapkan
Sampel penelitian adalah Sebagian Lansia dapat mengembangkan kembali
mampu memberikan efek besar
Osteoartritis Dengan Nyeri Sendi Dari Populasi intervensi ROM pada lansia
Di Posyandu Desa Kalianget Timur Sebanyak
terhadap perubahan skala nyeri. dengan rematik.
64 Orang. Simple Random Sampling.
V2 (Validitas Informasi) :
Intervensi yang dilakukan selama satu minggu
dengan minimal 2 kali sehari.
Instrument dalam mengukur nyeri osteoartritis
pada responden menggunakan Pain Rating
Scale
V5 (validitas eksterna) :
Menurut Himpunan Reumatologi Indonesia
atau IRA (2009) penatalaksanaan
osteoartritis yakni terapi non farmakologi,
salah satunya yaitu terapi fisik seperti
latihan perbaikan lingkup pergerakan
persendian, kekuatan otot
(quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu
pergerakan sendi.
Merencanakan latihan ROM, perhatikan
umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital
dan lamanya tirah baring. Bagian tubuh
yang bisa diterapkan latihan ROM yaitu:
jari, leher, siku, lengan, bahu, tumit, kaki
serta pergelangan kaki. ROM bisa dilakukan
pada seluruh persendian. ROM wajib tepat
waktu misalnya sesudah mandi atau
perawatan rutin sudah dilakukan (Suratun,
2008).