Tugas ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas prastase keperawatan jiwa
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, dimana atas rahmat dan
jiwa ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. K Usia 34 Tahun
namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan
Penulis menyadari tugas ini belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika
penulisannya maka dari pada itu penulis berterimakasih apabila ada kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata semoga Laporan ini dapat
i
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................1
C. Sistematika Penulisan...................................................................................2
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan.................................................................................................38
B. Saran............................................................................................................38
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan
menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi
kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)
(Maramis, 1994 dalam Suryani, 2004). Gangguan jiwa jenis ini dapat
terjadi mulai sekitar masa remaja dan kebanyakan penderitanya
adalah berjenis kelamin laki-laki dan menjadi sakit pada usia antara
15-35 tahun, sedangkan pada perempuan kebanyakan penampakan
gejala antara usia 25-35 tahun (Kaplan, dkk, 1991). Gangguan
kejiwaan skizofrenia ini sering menyebabkan kegagalan individu
dalam mencapai berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
hidup yang menyebabkan penderita menjadi beban keluarga dan
masyarakat (Chandra, 2004).
B. Tujuan
1
2
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. K Usia 34 Tahun
Dengan Diagnosa Medis Schizophrenia.
3
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Tn. K Usia 34 Tahun Dengan Diagnosa Medis
Schizophrenia.
b. Menyusun diagnosa keperawatan pada Tn. K Usia 34 Tahun Dengan Diagnosa
Medis Schizophrenia.
c. Membuat rencana asuhan keperawatan pada Tn. K Usia 34 Tahun Dengan
Diagnosa Medis Schizophrenia.
d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Tn. K Usia 34 Tahun Dengan
Diagnosa Medis Schizophrenia.
e. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada Tn. K
Usia 34 Tahun Dengan Diagnosa Medis Schizophrenia.
C. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan laporan hasil asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Tn. K Usia 34 Tahun Dengan Diagnosa Medis Schizophrenia”
kami membagi dalam dalam IV BAB, yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang asuhan keperawatan, tujuan asuhan
keperawatan dan metode penyusunan.
BAB II. TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori mengenai skizofreni seperti definisi, etiologi,
fase-fase, tipe-tipe, manifestasi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan, dan terapi.
BAB III. TINJAUAN KASUS
Bab ini membahasa tentang pengkajian dan asuhan keperawatan pada pada Tn. K
Usia 34 Tahun Dengan Diagnosa Medis Schizophrenia.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4
Bab ini membahas kesimpulan yang telah didapatkan dalam teori dan
asuhan keperawatan pada Tn. K kemudian memberi saran dengan hasil yang
telah didapatkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Skizofrenia berasal dari dua kata “skizo” yang berarti retak atau pecah
(split), dan ”frenia” yang berarti jiwa. Dengan demikian seseorang yang
menderita gangguan jiwa skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan
atau keretakan kepribadian (splitting of personality) (Hawari, 2001).
B. Etiologi
Etiologi skizofrenia terdiri dari : faktor-faktor biologik,
psikososial dan genetik.
1. Faktor-faktor biologik
a. Neurokimiawi otak
5
6
1) Hipotesis dopamin
7
1) Teori psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan skizofrenia berasal
dari perkembangan yang terfiksasi. Fiksasi ini
mengakibatkan defek pada perkembangan ego dan
defek-defek ini memberikan kontribusi terhadap
gejala-gejala skizofrenia.
2) Dinamika keluarga
Sejumlah pasien skizofrenia berasal dari keluarga-
keluarga yang disfungsi. Perilaku keluarga patologis
dapat meningkatkan stres emosional yang
merupakan hal yang rentan pada pasien skizofrenia
untuk mengatasinya. Dinamika keluarga tersebut
berupa double bind communication, schisms and
skewed family, pseudomutual dan pseudohostile
families, dan emosi yang diekspresikan secara tinggi.
c. Faktor genetik
Terdapat kontribusi genetik pada sebagian atau
mungkin semua bentuk skizofrenia, dan proporsi yang
tinggi dari variasi dalam kecenderungan skizofrenia
sehubungan dengan efek genetik. Risiko menderita
skizofrenia sebesar 1% pada populasi umum jika tidak
ada keluarga yang terlibat. Bila salah satu orang tua
menderita skizofrenia maka insidens untuk menderita
skizofrenia sebesar 12%. Insidens skizofrenia pada
kembar dizigotik jika salah satu menderita skizofrenia
sebesar 12%, pada kembar monozigotik sebesar 47%.
Jika kedua orang tua menderita skizofrenia insidensnya
sebesar 40%.
11
C. Fase - Fase
1. Fase Prodromal
a. Kemunduran dalam waktu lama (6 sampai 12 bulan)
dalam tingkat fungsi perawatan diri, sosial, waktu luang,
pekerjaan, atau akademik.
b. Timbul gejala positif dan negatif.
c. Periode kebingungan pada klien dan keluarga.
2. Fase Aktif
a. Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya
hospitalisasi.
b. Pengenalan pemberian obat dan modalitas terapeutik
lainnya.
c. Perawatan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat
klien belajar untuk hidup denganpenyakit yang
memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku.
3. Fase Residual
a. Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala.
b. Penguraian dan penguatan gejala.
c. Adaptasi.
D. Tipe-tipe
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis
berdasarkan gejala utama antara lain :
1. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama
berupa kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan
halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
2. Skizofrenia Hebefrenia
12
b. Pemeriksaan psikometri
2. Pemeriksaan lain juga diperlukan
Darah rutin, fungsi hepar, faal ginjal, enzim hepar, EKG, CT-Scan, EEG.
G. Pengobatan
1. Obat antispikotik memberi intervensi farmakologis untuk menangani gejala
skizoprenia akut dan kronik dengan meredakan agitasi psikomotor, agresi,
kegelisahan, dan insomnia.
2. Obat-obatan antispikotik dapat menurunkan halusinasi, waham, dan
gangguan pikiran setelah kadar terapeutik dalam darah tercapai.
3. Pengobatan menurunkan perilaku kacau dan dekstruktif (gejala positif) dna
memfasilitasi intervensi terapeutik lain yang mengatasi gangguan rasa diri
dan kurangnya hubungan dengan orang lain (gejala negatif). Obat-obatan
antispikotik yang tidak khas, klozapin (clorazile) dan risperidon (risperdal),
menawarkan beberapa perbaikan gejala positif maupun negatif. Oleh karena
itu, kombinasi psikoterapi dan terapi obat di rekomendasikan.
4. Monitor efek samping ekstrapiramidal pada klien karena pengobatan dengan
menggunakan antipsikotik dapat memblok reseptor dopamine pasca sinap di
otak. Blokade reseptor ini dapat menyebabkan pseudoparkinsonnisme dan
efek ekstrapiramidal lain, seperti diskinesia tardif. Untuk mengontrol efek
samping ini, banyak klien mendapatkan obat-obat anti parkinson.
H. Terapi
1. Terapi lingkungan (Milie Therapy)
a. Berikan lingkungan yang aman, terstruktur dan terasa seperti di
masyarakat
b. Tingkatkan uji realitas
c. Monitor jumlah stimulus
d. Munculkan kesempatan komunikasi
e. Sediakan aktivitas therapy yang akan mengalihkan klien dari keasyikan
dengan halusinasi dan paranoid atau pemikiran waham
f. Dukung kemampuan mengambil keputusan
g. Tingkatkan pengontrolan terhadap sikap agresi dan rangsang-rangsang
yang tidak dapat diterima
2. Terapi perilaku
a. Fokuskan pada konsekuensi perilaku disfungsional dan cara untuk
mengubahnya.
b. Ajarkan keterampilan sosial, aktivitas kehidupan sehari-hari, dan
keterampilan berkomunikasi
c. Gunakan sistem tanda penghargaan untuk menguatkan perilaku yang
diinginkan dengan memberi penghargaan kepada mereka berupa hak-
hak khusus
3. Terapi kelompok
a. Fokuskan pada keterampilan sehari-hari
b. Ajarkan cara-cara mengelola stresor lingkungan dan interpersonal
c. Bantu klien mengembangkan rasa diri yang positif
d. Berinteraksi yang bersifat mendukung dan bersifat langsung dengan
orang lain. Klien dapat belajar mendengar, bertanya, dan memberi
umpan baik yang sesuai
e. Sediakan tempat untuk mengekspresikan perasaan dan membicarakan
atau menyelesaikan masalah
19
PEMBAHASAN KASUS
A. Skenario Kasus
Seorang laki-laki Tn. K (34 tahun), lulusan S1, belum menikah, pertama kali
diantar oleh keluarganya ke RS Jiwa dengan alasan klien suka marah-marah dan
melempar barang. Menurut diagnose medis, Tn. K mengalami Schizoprenia.
Hasil wawancara pasien mengatakan dirinya setiap malam selalu di datangi oleh
kakeknya yang sudah meninggal, klien mengatakan mempunyai ilmu suci yang
mampu menyembuhkan orang. Klien tampak menggunakan ikat kepala dengan
sarung bantal, tercium bau, gigi tampak kuning. Saat wawancara klien terlihat
bicaranya inkoheren, flight of idea, cenderung mendominasi pembicaraan, nada
bicara tinggi, terlihat tangan di silangkan. Tatapan mata kosong. Klien mengatakan
saat ini sedang di RS untuk membantu menyembuhkan pasien.
Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam bulan yang lalu, dan
Semenjak itu klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungannya dan mudah
tersinggung.. Saat sekolah SD klien sering di bully oleh teman-temannya.
- Haloperidol 3x1 5 mg
- Chlorpromazin 1 x ½ 100mg
- Trihexilfenidil 3x1
21
22
RUANG RAWAT : -
TANGGAL DIRAWAT : -
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Inisial : Tn.K (L) Tanggal Pengkajian :
12 februari 2020
Umur : 34 tahun RM No. :
123456
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam
Status Marital : Belum menikah
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Informan)
Nama : Tn.N
Umur : 40 tahun
Hubungan dengan klien : Kaka kandung
23
2. Alasan Masuk
Keluhan Utama :
Klien suka marah-marah dan melempar barang. Hasil wawancara pasien
mengatakan dirinya setiap malam selalu di datangi oleh kakeknya yang sudah
meninggal, klien mengatakan mempunyai ilmu suci yang mampu menyembuhkan
orang. Klien tampak menggunakan ikat kepala dengan sarung bantal, tercium bau,
gigi tampak kuning. Saat wawancara klien terlihat bicaranya inkoheren, flight of
idea, cenderung mendominasi pembicaraan, nada bicara tinggi, terlihat tangan di
silangkan. Tatapan mata kosong.
SMRS:
Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam bulan yang lalu dan
semenjak itu klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungannya dan mudah
tersinggung. Saat sekolah SD klien sering di bully oleh teman-temannya.
Alasannya : -
b. Presipitasi
Masalah Keperawatan : -
Gejala :-
Riwayat Pengobatan :-
Masalah keperawatan :-
a. Kehilangan :-
6. Pemeriksaan Fisik
25
Sistem kardiovaskuler :-
Sistem respirasi :-
Sistem urogenital :-
Sistem reproduksi :-
Sistem persarafan : -
Sistem musculoskeletal :-
26
Sistem haemopoitik : -
Sistem endokrin :-
Sistem penginderaan :-
Jelaskan, segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem tubuh
klien termasuk perilaku: Defisit perawatan diri
7. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
Tidak terkaji
2) Identitas diri
Klien seorang laki-laki Tn. K (34 tahun), lulusan S1 dan belum bekerja
3) Ideal diri
Tidak terkaji
4) Harga diri
Klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungannya
b. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti: Tidak terkaji
27
C. Spiritual
a. Penampilan
√ Tidak rapi √ Penggunaan pakaian
tidak sesuai
b. Pembicaraan
√ Cepat - Gelisah - Apatis
c. Aktivitas motorik
- Lesu - Tegang - Gelisah
d. Suasana hati:
- Sedih - Ketakuta - Putus
n asa
29
e. Afek
- Dat - Tump - Labi - Sesu - Tida
ar ul l ai k
Sesu
ai
- Sesuai
g. Persepsi
- Auditori - Taktil - Ilusi
(suara) (sentuhan
)
- Olfakori
(penciuma
n)
h. Proses berfikir
- Sirkumtan - Tangensi - Kehilang √
sial al an Inkohere
asosiasi sn
i. Isi Pikir
- Obsesi - Fobia - Hipokondri
31
Waham: - Sesuai
j. Tingkat kesadaran
- Mudah beralih - tidak mampu
berkonsentrasi
√ Allert
Masalah Keperawatan: -
k. Memori
Gangguan daya ingat
- jangka - jangka
panjang pendek
i ai
m. Kemampuan penilaian
Masalah keperawatan: -
a. Makan
b. BAB/BAK
c. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan Total
Jelaskan : melibatkan keluarga dalam perawatan diri
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
d. Berpakaian/Berhias
Bantuan minimal
Bantuan Total
Jelaskan : melibatkan keluarga dalam perawatan diri
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
34
e. Istirahat tidur
f. Penggunaan obat
Bantuan minimal
Bantuan Total
Jelaskan : Diberikan terpai Haloperidol 3x1 5 mg, Chlorpromazin 1 x ½ 100mg,
Trihexilfenidil 3x1
Masalah Keperawatan : -
g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjut
Ya Tidak
Perawatan pendukung
Ya Tidak
Jelaskan : Tidak terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak terkaji
Mencuci pakaian
Ya Tidak
Pengaturan keuangan
Ya Tidak
Jelaskan : Tidak terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak terkaji
Ya Tidak
Transportasi
Ya Tidak
Lain lain
Ya Tidak
Jelaskan: Tidak terkaji
Lainnya .......................................
....
Jelaskan: melempar barang, nada bicara tinggi, terlihat tangan di silangkan
Lainnya: .....................................
.............
Masalah Keperawatan: Tidak terkaji
Terapi Modalitas:
Farmakologi
- Haloperidol 3x1 5 mg
- Chlorpromazin 1 x ½ 100mg
- Trihexilfenidil 3x1
↓
Gejala positif
↓
Ketidakmampuan
menghadapi stressor
↓
Koping individu tidak efektif
↓
Gg berfikir
↓
Keyakinan yang berlawanan
dengan kenyataan (waham
kebesaran)
↓
Waham
DS: Skizofrenia Resiko perilaku kekerasan
- Keluarga klien ↓
mengatakan klien suka Neuro GABA-ergik hilang
marah-marah dan ↓
melempar barang Hiperaktivitas Dopaminergik
- Keluarga mengatakan ↓
saat SD klien sering Sistem Mesolimbik
dibully oleh teman- ↓
temannya Gejala positif
DO: ↓
- Klien terlihat bicara Ketidakmampuan
inkoheren menghadapi stressor
- Klien tampak flight of ↓
idea Koping individu tidak efektif
- Cenderung mendominasi ↓
pembicaraan Koping destruktif
- Nada bicara tinggi ↓
- Terlihat tangan Respon maladaptif
disilangkan ↓
- Tatapan mata kosong Resiko perilaku kekerasan
- Mendapatkan terapi
haloperidol 5 mg 3x1
DS: Skizofrenia Defisit perawatan diri
- ↓
DO: Neuro GABA-ergik hilang
- Tercium bau ↓
- Gigi tampak kuning Hiperaktivitas Dopaminergik
- Tampak menggunakan ↓
ikat kepala dengan Sistem Mesolimbik
sarung bantal ↓
Gejala positif
39
↓
Ketidakmampuan
menghadapi stressor
↓
Koping individu tidak efektif
↓
Respon maladaptif
↓
Penurunan motivasi dalam
pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
↓
Defisit perawatan diri
DS: Skizofrenia Isolasi sosial
- Keluarga klien ↓
mengatakan klien gagal Neuro GABA-ergik hilang
ujian CPNS 6 bulan yang ↓
lalu Hiperaktivitas Dopaminergik
- Keluarga klien ↓
mengatakan Klien tidak Sistem Mesolimbik
mau berinteraksi dengan ↓
lingkungannya dan Gejala positif
mudah tersinggung ↓
DO: Ketidakmampuan
- menghadapi stressor
↓
Koping individu tidak efektif
↓
Penurunan motivasi dalam
kemampuan dalam
berhubungan sosial
↓
Isolasi sosial
C. Intervensi Keperawatan
N
DIANOSA
o
KEPERAWATA TUJUAN INTERVENSI
d
N
x
1 Resiko Perilaku Pasien mampu : SP.1
kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab dan 1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala
tanda perilaku kekerasan serta akibat perilaku kekerasan
2. Menyebutkan jenis perilaku 2. Latih cara fisik 1
kekerasan yang pernah Tarik napas dalam
dilakukan 3. Masukan dalam jadwal harian pasien
3. Menyebutkan akibat dari perilaku SP.2
kekerasan yang dilakukan 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1)
4. Menyebutkan cara mengontrol 2. Latik cara fisik 2
perilaku kekerasan Pukul kasur/ bantal
5. Mengontrol perilaku 3. Masukan dalam jadwal harian pasien
kekerasannya secara : SP.3
a. Fisik 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1 & 2)
b. Social/ Verbal 2. Latih secara social/ verbal
c. Spiritual Menolak dengan baik
d. Terapi Psikofarmaka (patah Meminta dengan baik
obat) Mengungkapkan dengan baik
3. Masukan dalam jadwal harian pasien
SP.4
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1, 2 & 3)
2. Latih secara spiritual :
Berdoa
Sholat
3. Masukan dalam jadwal harian pasien
42
SP.4
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1, 2 & 3)
2. Latih kegiatan agar halusinasi tidak
muncul, dengan tahapan:
jelaskan pentingnya aktivitas teratur untuk
mengatasi halusinasi
4 Isolasi sosial Pasien mampu : SP.1
1. Menyadari penyebab isolasi 1. Identifikasi penyebab
social a. Siapa yang satu rumah dengan
2. Berinteraksi dengan orang lain pasien?
b. Siapa yang dekat dengan pasien? Apa
sebabnya?
c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien?
Apa sebabnya?
2. Tanyakan keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain
a. Tanyakan pendapat pasien tentang
kebiasaan berinteraksi dengan orang
lain
b. Tanyakan apa yang menyebabkan
pasien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain
c. Diskusikan keuntungan bila pasien
memiliki banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka
d. Diskusikan kerugian bila pasien hanya
mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
e. Jelaskan pengaruh isolasi social
terhadap kesehatan fisik pasien
3. Latih berkenalan
a. Jelaskan kepada klien cara berinteraksi
45
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan
menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi
kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)
(Maramis, 1994 dalam Suryani, 2004).
Gangguan kejiwaan skizofrenia ini sering menyebabkan
kegagalan individu dalam mencapai berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk hidup yang menyebabkan penderita menjadi
beban keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan pengkajian yang sudah terdapat di dalam kasus
mengangkat 5 diagnosa yaitu resiko perilaku kekerasan, gangguan
proses fikir waham, gangguan persepsi sensori halusinasi, isolasi
sosial, dan defisit perawan diri. Perencaan berdasarkan satuan
asuhan keperawatan dari setiap diagnose keperawatan tersebut.
B. Saran
Diharapkan para tenaga kesehatan baik yang di bidang
pendidikan maupun dilapangan secara langsung mampu
melakukan dan menerapkan proses keperawatan pada klien
skizofrenia sesuai dengan disiplin ilmu teori maupun praktik klinik
secara komprehensif dan berdasarkan evidence base.
Diharapkan para tenaga kesehatan dimanapun dan kapanpun
selalu bisa menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan
48
49
Carlson, R, Neil. 2015. Fisiologi Perilaku. Edisi Kesebelas. Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal 211.
Copel, Carman, Linda. 2007. Kesehatan Jiwa & Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Jaya, P. (2012). Dinamika Pola Pikir Orang Jawa di tengah Arus Modernisasi.
Humaniora. Vol. 24. No 2. 133-140.
Yosep, Iyus. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika
Aditama.
Videbeck, L, Sheila. 2016. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta: EGC. Hal 348.
51