Anda di halaman 1dari 10

KASUS MAR

An.R, usia 8 bulan, perempuan, klien dibawa oleh orangtua untuk pembuatan lubang anus
sesuai dengan instruksi dokter bedah sebelumnya. Operasi PSARP akan dilakukan besok.
Kondisi saat ini BAB lancar, flatus ada, mual muntah tidak ada, produksi stoma lancar,
kembung tidak ada. Saat dilakukan pengkajian, klien tampak lemas, suhu tubuh 36,9 celsius,
Nadi 110 x/ mnt, Respirasi 30 x/mnt.orang tua klien tapak scemas menghadapi operasi
anaknya,. Orang tua tampak bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan kepada anaknya.
Anak tampak rewel, tidak mau lepas dari gendongan ibunya. Klien BAB spontan sejak lahir
namun tidak dari lubang anus melainkan dari lubang vagina (menurut persepsi orang tua saat itu). Klien
lalu dirujuk ke RSCM dan terdiagnosis Atresia ani fistel rectovestibular. Klien dilakukan kolostomi
sigmoid pada tanggal usia 3 bulan. Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu, spontan, ditolong oleh
bidan, dengan BBL 3000 gr, PBL 48 cm, langsung menangis. Selama hamil ibu tidak mengalami
masalah serius.

Terapi : Parasetamol 3x150 mg (k/p), Cefotaxime 2x500 mg, IVFD KaEN3B 1000 cc +KCl 25 meq,
Ventolin : Bisolvon : NaCl = 1:1:1 (2x 1cc). Pemeriksaan Penunjang : DPL: Hb: 9,8 gr/dl ; Ht 27,9
% Leukosit : 15.000 gr/dl ; Trombosit 45.000 ; LED 40 mm : Elektrolit: K: 2,56 meq/dl,

Pengkajian fisik pasca PSARP: Abdomen sebelah kiri terdapat kolostomi dengan produksi
feses lancar, terdapat kemerahan pada area sekitar anus. Paska operasi tampak luka jahitan di
anus. Ibu memfiksasi posisi an.R dengan membedong bagian pinggang kebawah dengan kain
gendongan. BB 6,8 kg, TB 64 cm, klien tampak rewel dan gelisah, selalu menangis ketika ada
perawat yang datang untuk melakukan tindakan. Skala nyeri (FLACC Scale) 5. Makan
bubur/tim habis ½ porsi. Paska operasi minum bertahap. Kesadaran compos mentis, suhu
380C, frekuensi nadi 115 x/mnt, RR 36 x/mnt, mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis, bising
usus normal, akral hangat, CRT <2 dtk, suara napas ronchi, terdengar batuk sesekali, tidak
terdapat nafas cuping hidung dan retraksi.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien An. R (8 Bulan) Dengan Penyakit Malformasi
Anorektal

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Nama : An. R

Umur : 8 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Tidak dapat terkaji

Pendidikan : Tidak dapat terkaji

Pekerjaan : Tidak dapat terkaji

Suku/Bangsa : Tidak dapat terkaji

Status Marital : Tidak dapat terkaji

Alamat : Tidak dapat terkaji

Tanggal Masuk RS : Tidak dapat terkaji

Tanggal Pengkajian : Tidak dapat terkaji

No.Medrec : Tidak dapat terkaji

Diagnosa Medis : MALFORMASI ANOREKTAL

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Orangtua klien

Umur : Tidak dapat terkaji


Agama : Tidak dapat terkaji

Pekerjaan : Tidak dapat terkaji

Hubungan dg Klien : Tidak dapat terkaji

Alamat : Tidak dapat terkaji

2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Orangtua klien mengatakan klien menjadi rewel
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Anak menjadi rewel dan gelisah paska operasi PSARP, skala nyeri (FLACC Scale)
4.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien BAB spontan sejak lahir namun tidak dari lubang anus melainkan dari lubang
vagina. Klien lalu dirujuk ke RSCM dan terdiagnosis atresia ani fistel
rectovestibular. Klien dilakukan kolostomi sigmoid pada tanggal usia 3 bulan.
Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu, spontan, ditolong oleh bidan, dengan
BBL 3000 gr, PBL 48cm, langsung menangis. Selama hamil ibu tidak mengalami
masalah serius.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak dapat dikaji
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Antropometri : BB : 6,8 kg
TB : 64 cm

Tanda-tanda Vital : TD : Tidak dapat terkaji


Nadi : 115x/menit
Respirasi : 36x/menit (30-60)
Suhu : 370C

b) Sistem Tubuh
a. Sistem Pencernaan
Kondisi saat ini BAB lancar, flatus ada, mual muntah tidak ada, produksi stoma
lancar, kembung tidak ada. Abdomen sebelah kiri terdapat kolostomi dengan
produksi feses lancar, dan terawat baik. Paska operasi tampak luka jahitan di
anus. BB 6,8 kg, TB 64 cm. Makan bubur/tim habis 1 porsi. Paska operasi
minum bertahap. Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis, bising usus normal.
b. Sistem Integumen
Abdomen sebelah kiri terdapat kolostomi, Paska operasi anak menjadi rewel dan
gelisah skala nyeri (FLACC Scale) 4.
c. Sistem Pernapasan
Suara napas ronchi, terdengar batuk sesekali
4. Data Penunjang
a) Data Laboratorium

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 9,8 g/dl 10-16 g/dl

Hematokrit 27,9 % 33-38 %

LED 40 mm <10mm

Elektrolit : Kalium 2,56 mEq/l 3,6-5,8 mEq/l

b) Pemeriksaan Penunjang : DPL : Hb : 9,8 gr/dl ; Ht 27,9 % ; LED 40mm : Elektrolit:


K : 2,56 meq/dl
c) Terapi : Parasetamol 3x150 mg (k/p), Cefotaxime 2x500 mg, IVFD KaEN3B
1000cc + KCl 25 meq, Ventolin : Bisolvon : NaCl =1:1:1 (2x 1cc)
B. Analisa Data
No. Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds : - Terlampir di Bagan Nyeri Akut
Do : Patofisiologi halaman
- Paska operasi anak
menjadi rewel dan
gelisah skala nyeri
(FLACC Scale) 4
- S: 370C
- R : 36x/mnt
- N : 115x/mnt
- Diberikan Parasetamol
3x150 mg (k/p)
2. Ds : - Terlampir di Bagan Resiko infeksi
Patofisiologi halaman
Do :
- Pasca operasi tampak
luka operasi di anus
- LED : 40
- Hb : 9,8
- Ht : 27,9
- Cefotaxime 2 x 500 mg
3. Ds : Terlampir di Bagan Ketidakefektifan
Patofisiologi halaman
Do : bersihan jalan nafas
- Suara napas ronchi,
terdengar batuk sesekali
- RR : 36x/mnt
- Terapi : Ventolin :
Bisolvon : NaCl 1:1:1
(2x 1cc)
4. Ds : - Terlampir di Bagan Ketidakseimbangan
Patofisiologi halaman
Do : nutrisi kurang dari
- BB 6,8 kg kebutuhan
- TB 64 cm
- Hemoglobin 9,8 g/dl
- Hematokrit 27,9 %

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut barhubungan dengan trauma saraf jaringan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunuan hemoglobin
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret berlebih

D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria
No. Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan Hasil (NOC)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji intensitas 1. Menentukan
berhubungan tindakan keperawatan nyeri rencana
dengan trauma selama 2x24 jam Nyeri 2. Ukur tanda- intervensi
saraf jaringan akut teratasi dengan tanda vital 3x24 sesuai derajat
kriteria hasil : jam nyeri klien
- Intensitas nyeri 3. Kaji penyebab 2. Dapat
berkurang ditandai ketidaknyamana mengindikasik
dengan bayi tidak n lain selain an rasa sakit
rewel prosedur operasi akut dan
- Skala nyeri 4. Lakukan ketidaknyama
berkurang menjadi 2 perubahan posisi nan
(FLACC Scale) tidur klien yang 3. Ketidaknyama
- nyaman nan mungkin
5. Gunakan terapi diperburuk
musik, murotal, dengan
dan bacaan Al- penusukan
Qur’an untuk infus
mengurangi 4. Mungkin
nyeri klien mengurangi
sakit dan
6. Kolaborasi meningkatkan
pemberian sirkulasi
analgetik IV 5. Terapi tersebut
dapat
mendistraksi
dan
menurunkan
nyeri
6. Analgetik IV
akan dengan
segera
mencapai
pusat rasa
sakit,
menimbulkan
penghilangan
yang lebih
efektif dengan
obat dosis
kecil
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda- 1. Suhu malam
berhubungan tindakan keperawatan tanda vital, hari
dengan prosedur selama 2x24 jam Resiko perhatikan memuncak
pembedahan infeksi teratasi, dengan peningkatan yang kembali
kriteria hasil : suhu ke normal
- Tanda-tanda vital 2. Observasi pada pagi hari
dalam batas normal keadaan luka adalah
(tidak ada terhadap tanda- karakteristik
peningkatan serta tanda infeksi infeksi
penurunan TTV) 3. Pertahankan 2. Perkembanga
- Tidak tampak tanda- teknik aseptik n infeksi
tanda infeksi pada dalam perawatan memperlamba
luka operasi luka
4. Lakukan t pemulihan
perawatan luka luka
sesuai indikasi 3. Melindungi
5. Kolaborasi klien dari
pemberian kontaminasi
antibiotic sesuai silang selama
indikasi penggantian
6. Pertahankan balutan luka
personal hygiene 4. Menjaga luka
tetap bersih
yang tidak
terkontaminas
i infeksi dari
luar
5. Diberikan
secara
profilaktis
untuk
mencegah
infeksi
6. Salahsatu
pencegahan
infeksi yang
berulang-
ulang
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 5. Auskultasi 1. Menandakan
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan suara napas, adanya
berhubungan selama 2x24 jam catat adanya akumulasi
dengan Ketidakefektifan ronchi yang sekret atau
penumpukan secret bersihan jalan nafas berkelanjutan pemberihan
berlebih teratasi, dengan kriteria 6. Berikan jalan napas
hasil : oksigen
- Bunyi napas bersih tambahan yang
- Menunjukkan dilembabkan yang tidak
perilaku perbaikan jika diperlukan efektif
jalan napas 7. Lanjutkan 2. Memudahkan
misalnya, batuk pemberian gerakkan
efektif dan nebulizer secret dan
mengeluarkan sekret 8. Lakukan pembersihan
fisioterapi dada paru,
menurunkan
resiko
komplikasi
pernapasan
4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Pemberian 1.
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan nutrisi secara 2.
kebutuhan tubuh selama 2x24 jam parenteral 3.
berhubungan Ketidakseimbangan 2. Berikan
dengan penurunan nutrisi kurang dari istirahat yang
hemoglobin kebutuhan tubuh adekuat
teratasi, dengan kriteria 3. Pantau berat
hasil : badan secara
- Orangtua mampu periodik
mengidentifikasi
jenis nutrisi yang di
berikan dengan
tujuan akan
peningkatan berat
badan serta proses
penyembuhan luka
post operasi
- Terbebas dari tanda-
tanda malnutrisi

Anda mungkin juga menyukai