Anda di halaman 1dari 14

ASPEK ETIK DAN ISU

DALAM KEPERAWATAN
BENCANA
Veenema (2012) menyebutkan aspek dan isu
etik dalam keperawatan bencana
1.Pencatatan dan
Pelaporan 2.Informasi 3.Karantina,
Penyakit. Isolasi, dan Civil
Kesehatan. Commitment.
4.Vaksinasi

5.Treatment 7.Professional Licensing


for Disease
6.Screening (Lisensi Profesional).
(Pengobatan & Testing.
Penyakit).

10.Penyedia layanan yang


8. Alokasi Sumberdaya (Resource Allocation) memadai (Provision of
9.Professional Adequate Care)
Liabelity
Pencatatan dan Pelaporan Penyakit
Negara mempunyai kewenangan untuk meminta health care
provider (penyedia layanan kesehatan) untuk melaporkan
kasus-kasus penyakit yang ada.
Meskipun laporan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan
pribadi pasien. Masing-masing negara membutuhkan laporan
tentang kasus-kasus penyakit yang berbeda, tergantung pada
siapa yang membutuhkan laporan tersebut.
Hampir semua negara membutuhkan laporan tentang kasus-
kasus penyakit baru dalam 24 jam, atau penyakit yang timbul
lebih dari 24 jam
Informasi Kesehatan
akan muncul
“isu tentang privasi dan kerahasiaan”
Kongres HIPAA (Health Insurance Portability and Accontability)
memberi kewenangan kepada Departement of Health Human Services
(DHHS)

Secara etik kerahasiaan klien harus tetap dijaga,dimana perawat


mempunyai kewajiban etika untuk melindungi pasien dan menjaga
kerahasian pasien yang dirawat
Model State Emergency Health Power Art (MSEHPA)
menjaga isu kerahasiaan data individu dalam dua cara yaitu:
a.Menjagainformasi kesehatan seseorang yang sedang
diperiksa di pelayanan kesehatan, sedang dalam pengobatan,
vaksinasi, isolasi, program karantina, atau upaya yang
dilakukan oleh pelayanan kesehatan masyarakat serta selama
dalam pelayanan emergency care.
b. Hanya pihak yang akan melakukan pelayanan kesehatan dan
penelitian epidemiologi atau untuk menginvestigasi
penyebab transmisi dapatakses untuk mendapatkan informasi
ini
MSEHPA juga membatasi dalam memberikan keterangan terkait
dengan kerahasiaan klien. Umumnya informasi kesehatan tidak bisa
diberikan tanpa sepengetahuan individu yang bersangkutan. Namun
demikian ada 5 (lima ) pengecualian, yaitu:
a.Keterangan langsung untuk individu yang bersangkutan.
b.Keterangan untuk pihak keluarga atau yang mewakili keluarga.
c.Keterangan untuk lembaga atau otoritas yang berkaitan dengan
hukum.
d.Keterangan untuk pengadilan atau untuk pusat layanan kesehatan.
e.Keterangan untuk mengidentifikasi penyebab kematian.
Karantina, Isolasi, dan Civil Commitment
a.Karantina: berasal dari undang-undang maritim dan praktik, dan
merupakan keharusan untuk isolasi orang atau barang (biasanya 40
hari), bila orang atau barang tersebut dicurigai mengandung
penyakit infeksi.
b.Isolasi: Penempatan orang atau barang yang diketahui mengandung
penyakit dalam waktu tertentu sehingga penyakit tidak menyebar.
c.Civil Commitmetn: Berhubungan dengan gangguan system
kesehatan mental dan membahayakan dirinya dan orang lain. Dapat
dibayangkan dalam keadaan krisis
dalam keadaan bencana, kebutuhan untuk memberi perlindungan
bisa bertentangan dengan kebutuhan
vaksinasi

vaksinasi tetap harus diberikan


walaupunorang tersebut menolak

Pengecualian bagi mereka untuk tidak


menjalani vaksinasi dengan alasan agama
dan alasan penyakit kronis tertentu yang
punya reaksi negatif terhadap vaksinasi
Treatment for Disease (Pengobatan
Penyakit)
Karantina, wajib/tidak
Isolasi, dan boleh
Civil Commitment. menolak
Screening & Testing
Screening dan testing merupakan upaya
pelayanan kesehatan publik yang berbeda. Testing
biasanya mengacu pada prosedur medis untuk
memeriksa apakah seseorang mempunyai suatu
penyakit tertentu.
Screening melakukan deteksi dini dengan
memeriksa semua anggota dari suatu populasi
untuk menemukan adanya suatu penyakit
Professional Licensing (Lisensi Profesional)
“Register Professional Nurse”

STR
(Surat Tanda
Registrasi)
di INDONESIA “ UU NO 38 TH 2014 TTG KEPERAWATAN “
Pasal 18 ayat 1
“Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR”
Alokasi Sumberdaya (Resource Allocation)
memerlukan banyak sumberdaya.
Tantangannya adalah bagaimana mengalokasi sumberdaya tersebut.

distribution
justice !!!
Professional Liabelity

“ Malpractice
“civil liability”
Liabelity”
Pasal 35 UU No 38 Th 2014
Penyedia layanan yang memadai
(Provision of Adequate Care)

Anda mungkin juga menyukai