R (38 TAHUN)
DENGAN FEBRIS DI RUANG .................
RUMAH SAKIT ..............
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada PBL Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing: ....................
Oleh:
...............................
NPM...............................
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : Senin, 10 Maret 2018 (12.35 WIB)
Tanggal pengkajian : Senin, 10 Maret 2018 (13.30 WIB)
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
No. Rekam Medis : 366710
Tempat, Tanggal lahir : 10 Maret 1978
Umur : 38 tahun
Ruang Rawat Inap : Ruang .............. (kamar no.415)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Janda
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
Alamat : .................
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas I
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Pekerjaan : Swasta
Suku : Sunda
Hubungan dengan Klien : Anak
Bahasa : Sunda, Indonesia
Alamat : ....................
No.Telpon :-
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke poliklinik penyakit dalam RS ............ diantar oleh
keluarganya pada tanggal 10 Maret 2018. Klien datang dengan kesadaran
penuh GCS E4M6V5. Klien mengatakan mengalami demam sejak 7 hari
terakhir selain itu klien juga mengalami mual dan nyeri perut tetapi tidak
ingin muntah. Klien mengatakan memang sering tidur malam karena
begadang membuat bunga dan klien sering makan terlambat. Sebelum ke
poliklinik, klien berobat ke puskesmas pada tanggal 10 Maret 2018 dan klien
dirujuk ke rumah sakit. Klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit
tentara Wiratamtama karena klien terkena typhoid pada tahun 2015 dan
terkena demam berdarah pada tahun 2014. Klien juga mengatakan pernah
dirawat di RSUP ............karena perdarahan pada saat melahirkan, tetapi klien
lupa pada tahun berapa.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah klien 110/64 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 38,20C, RR 20 x/menit dan
SpO2 98%. Ny. R dilakukan pemeriksaan EKG dan dipasang infus RL 20
tpm. Klien mengatakan badannya terasa panas dan perutnya terasa nyeri.
Klien mendapatkan terapi berupa infus RL 20 tpm, injeksi ceftriaxone 2gr/24
jam, omeprazole oral 1 tab/24 jam, domperidone oral 1 tab/8 jam,
paracetamol oral 1 tab/8 jam. Diagnosa medis klien adalah Febris.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien didapatkan hasil
klien tampak lemah, konjungtiva tidak anemis, klien mengeluhkan nyeri di
bagian perut. Pengkajian nyeri yang didapatkan adalah P : klien mengatakan
nyeri yang dirasakannya tiba-tiba, Q : klien mengatakan nyeri seperti
diremas-remas, R : klien mengatakan nyerinya di bagian abdomen, S : klien
mengatakan skala nyeri 4, T : klien mengatakan nyeri yang dirasakannya
hilang timbul. Klien juga mengeluh badan terasa panas, suhu 38,2 0C, akral
teraba hangat, kulit tampak kemerahan. Klien juga mengeluh mual dan malas
makan karena mual. Nafsu makan klien turun dari yang sebelumnya selalu
menghabiskan 1 porsi makanan menjadi hanya setengah porsi makanan.
Pada tanggal 10 Maret 2018 dilakukan pemeriksaan darah lengkap,
imunologi, serologi dan kimia klinik. Hasil dari pemeriksaan darah lengkap
adalah Hb normal 14 g/dl, leukosit normal 6100/mm3 dan LED normal 28%.
Hasil dari pemeriksaan imunologi adalah igM Salmonella 2 (negatif). Hasil
dari pemeriksaan serologi adalah dengue blood IgM dan IgG semuanya
negatif. Hasil dari pemeriksaan kimia klinik adalah glukosa sewaktu normal
92 mg/dL, SGOT normal 19 U/L dan SGPT normal 18 U/L.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas didapatkan diagnosa keperawatan
pertama yaitu hipertermi berhubungan dengan infeksi penyakit, tujuan dan
kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan suhu tubuh klien dapat normal dengan rentang 36,5-37,5, akral
teraba hangat, tidak ada kemerahan dan klien mengatakan tidak ada demam.
Intervensi yang diberikan kepada klien adalah
Berdasarkan hasil pengakajian diatas didapatkan diagnosa keperawatan
pertama yaitu Hipertermi berhubungan dengan infeksi bakteri penyakit.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan suhu
dalam rentang normal dengan kriteria hasil suhu 36,5-37,5, akral hangat,
tidak ada tanda kemerahan, klien mengatkan tidak demam, nadi dan RR
dalam rentang normal (60-100 x/menit dan 16 – 24 x/menit). Intervensi yang
diberikan Fever Treatment yaitu monitoring TTV, monitor warna dan suhu
kulit, kolaborasi pemberian obat antipiretik, anjurkan menggunakan pakaian
tipis, anjurkan melakukan kompres air hangat.
Diagnosa keperawatan selanjutnya adalah mual. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan mual klien dapat
berkurang dengan kriteria hasil klien mengatakan tidak mual, klien
mengatakan tidak muntah, klien dapat mengidentifikasi faktor yang
menyebabkan mual. Intervensi yang diberikan adalah lakukan pengkajian rasa
mual (frekuensi, durasi, faktor penyebab mual), evaluasi efek mual terhadap
nafsu makan klien, anjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan
hangat, kolaborasi pemberian terapi farmakologi.
Diagnosa keperawatan selanjutnya adalah nyeri akut berhubungan
dengan agens cedera biologis (infeksi penyakit). Diharapkan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan skala nyeri
klien turun dari 4 menjadi 1, menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang, klien dapat mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi.
Intervensi yang diberikan adalah melakukan pengkajian nyeri dengan
PQRST, observasi reaksi non verbal dari nyeri, berikan terapi farmakologi
sesuai program, memonitor TTV dan mengajarkan teknik nonfarmakologi
relaksasi napas dalam dan distraksi. Kemudian perawat mengevaluasi
tindakan yang diberikan kepada klien.
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Klien datang ke poliklinik pada pagi hari dengan keluhan demam
sudah 7 hari, selain itu klien juga mengalami mual dan nyeri perut tetapi
tidak ingin muntah. Klien disarankan untuk mondok di ruang .......... pada
pukul 12.45 WIB, klien datang dengan keadaan umum baik dan
composmentis. Klien diantar oleh keluarganya. Klien ditempatkan di
kamar nomor 319 oleh perawat ruangan jaga pagi. Perawat mengantarkan
klien ke ruangan dan memberikan orientasi kepada keluarga.
Mobilitas 3 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
Sumber: Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta:
Deepublish.
Kesimpulan:
d. Safety surgery
Di rumah sakit RS Muhammadiyah terdapat cheklis keselamatan
bedah atau instrumen yang dilakukan apabila pasien akan dilakukan
tindakan bedah. Pada Ny. E tidak dilakukan karena tidak dilakukan
tindakan bedah.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di RS Muhammadiyah adalah
dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya
adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat
dilakukan dengan air mengalir + sabun atau menggunakan handsrub.
Cuci tangan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit tetapi juga diharapkan dilakukan oleh klien dan keluarga klien.
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: 6-3- Tgl: 7- Tgl: 8- Tgl: 9-3- Tgl : 10-3-
2017 3-2017 3-2017 2017 2017
Riwayat jatuh Jatuh satu 25 - - - - -
: tidak kali atau
termasuk lebih dalam
kecelakaan kurun waktu
kerja atau 6 bulan
rekreasional
Status mental Agitasi / 15 - - - - -
konvulsi
Dimensia 15 - - - - -
Gaya berjalan Terganggu 20 - - - - -
Lemah 10 - - - --
Normal 0 V V V V V
Alat bantu Benda 30 - - - - -
jalan sekitar, kursi,
dinding, dll
Kruk, 15 - - - - -
tongkat,
tripot, dll
Kondisi Diagnosa 15 - - - - -
medis sekunder
Pasien 20 V V V V V
terpasang
infus
Skor total 20 20 20 20 20
RR RR RR RR RR
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 – 24
Ya Tidak
Perawatan minimal : √
dilakukan sendiri
setiap shift
stabil
pengobatan
Perawatan parsial : √
sekali
Perawatan total : √
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
Berdasarkan klasifikasi pasien menurut douglas, klien termasuk
pasien dengan kategori minimal
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20