Anda di halaman 1dari 10

TELAAH JURNAL

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

I. DESKRIPSI UMUM:

No .Item

1. Judul Jurnal :
 Pengaruh madu terhadap kualitas tidur pada lansia

2. Penulis Jurnal :
 Surya Ferdian, Tori Rihiantoro, Ririn Sri

1. Nama Jurnal/dipublikasikan oleh :

 Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015

2. Penelaah/ review Jurnal :


- Hadi Fauzi

3. Sistematika penulisan :
- Abstrak, pendahuluan, metode dan analisa, hasil dan pembahasan, kesimpulan
dan saran serta daftar pustaka (lengkap).
- Font menggunakan Times New Noman dengan ukuran 12 kata asing di cetak
miring, tata cara penulisan sudah baik dan rapi
- Penulisan judul penelitian ini menggunakan Bahasa Inggris. Judul menarik,
cukup jelas, akurat, tidak ambigu, komprehensif dan dapat
menggambarkan apa yang akan diteliti.
- Abstrak pada jurnal tersebut sudah cukup padat, jelas, dan mudah dimengerti.
Cara penulisan abstrak juga sudah benar secara sistematis mulai dari latar
belakang, tujuan, metode penelitian, hasil, kesimpulan dan kata kunci semua
sudah tercantum didalamnya dan mencantumkan kata kunci.

4. Referensi Daftar Pustaka :


- Referensi dalam jurnal ini menggunakan buku dan jurnal penelitian terdahulu
dengan referensi tertua tahun 1988 dan referensi terbaru tahun 2015.

1
II. DESKRIPSI CONTENT :
1. PENDAHULUAN
1. Apa Masalah Penelitian ?
 Lansia sebagian besar berisiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat
berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan
perubahan pola tidur. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang
berusia 65 tahun atau lebih yang yang tinggal di rumah dan 66% orang
yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang. Gangguan tidur
mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan dengan angka mortalitas
yang lebih tinggi.

2. Seberapa besar masalah tersebut?


 Gangguan tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
dihadapi oleh lansia. Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak
diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang
mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut:
insomnia; gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur atau ketika terjaga
di tengah malam; atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.

3. Dampak masalah jika tidak diatasi ?


 Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan-gangguan
antara lain, seperti: kecenderungan lebih rentan terhadap penyakit,
pelupa, konfusi, disorientasi serta menurunnya kemampuan
berkonsentrasi dan membuat keputusan. Selain itu kemandirian lansia
juga berkurang yang ditandai dengan menurunnya partisipasi dalam
aktivitas harian. Hal ini tentu berdampak buruk terhadap kualitas hidup
lansia. Oleh karena itu masalah kualitas tidur pada lansia harus segera
ditangani

4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi ?


 Tidak ada kesenjangan yang terjadi dalam penelitian ini

2
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan
peneliti?

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu terhadap


kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah dilakukannya pemberian
madu di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung
Selatan Provinsi Lampung Tahun 2015.

2. METHODE
A. Desain Penelitian
1. Desain penelitian apa yang digunakan ?

- Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan


desain quasi experimental one group pre-post test design tanpa adanya
kelompok kontrol

Untuk Desain Eksperimen :


a. Apakah menggunakan kelompok control untuk menentuksn efektifitas
suatu intervensi ?
 Tidak. Peneliti akan melakukan perlakuan kepada responden dengan
pemberian madu kepada lansia dan selanjutnya diukur kualitas tidur
sebelum dan sesudah pemberian madu tersebut.

b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?


 Tidak. Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
dari penelitian.

c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah


dilakukan randomisasi sederhana, blok, stratifikasi ? siapa yang
melakukan randomisasi ?
 Penelitian ini tidak menggunakan teknik randomisasi untuk memilih
sampel.

3
d. Jika ternyata pada data dasar ( base line ) terdapat perbedaan
karakteristik/variable perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistic dengan stratifikasi atau uji
multivariate?
 Tidak. Peneliti menggunakan uji statistik bivariat untuk pengolahan data
pada penelitian ini

e. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam


memberikan perlakuan pada responden ?
 Tidak ada karena penelitian langsung memberikan tindakan terhadap
sampel yang telah ditentukan. Namun sebelumnya pasien dimintai
perstujuan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti
menjelaskan prosedur dan tujuan dari penelitian ini. Jika pasien persedia
maka pasien menjadi responden dalam penelitian ini.

f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan


blinding saat mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar
sample atau peneliti tidak mengetahui kedalam kelompok mana sample
dimasukkan (eksperimen atau control ). Hal ini menunjukkan upaya
peneliti meningkatan validitas informasi.
- Tidak. Peneliti tidak menggunakan metode blinding.

B. Populasi dan Sample


1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau ?

 Populasi dalam penelitian ini adalah 107 Lansia yang berada di UPTD
PSLU Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung

2. Siapa sample penelitian ? apa kriteria inklusi dan eksklusi sample ?


 Adapun kriteria responden selama 7 hari proses penelitian ini
adalah: berusia 60-80 tahun, bersedia menjadi responden,
mengalami gangguan tidur (insomnia), tidak mengalami sakit berat,
tidak mengalami gangguan mental, tidak mengkonsumsi obat tidur,

4
tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mempengaruhi tidur
dan tidak mengalami nyeri, depresi, cemas berat.

3. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sample dari


populasi target ?
 Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu peneliti memilih
responden sesuai dengan kriteria inklusi

4. Berapa jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ? metode ataus


rumus apa yang digunakan untuk menentukkan jumlah sample ?
 sampel penelitian sebanyak 30 responden yang ditentukan dengan
teknik purposive sampling

C. Pengukuran atau pengumpulan data


1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian
 Variabel yang diukur yaitu pengaruh keefektifan VCO dan

2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


 Pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar kuisioner

3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data ?


 Pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar kuisioner
Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) yang telah dimodifikasi tatanan
bahasanya supaya dapat dimengerti dengan mudah oleh para lansia yang
akan menjadi responden mengingat kemampuan kognitif lansia yang
telah menurun akibat penuaan serta peneliti mengubah beberapa
komponen pertanyaan yang terkandung didalamnya.

4. Bagaimana validitas dan realibitas alat ukur/ instrumen yang digunakan ?


apakah peneliti menguji validitas dan reliabilitas alat ukur ? jika dilakukan
apa metode yang digunakan untu menguji validitas dan realibitas alat ukur
dan bagaimana hasilnya ?

5
 PSQI teruji valid dengan sensitivitas 89,6% dan spesifitas 86,5% ( kappa
= 0,75, p < 0,001).

5. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data ? apakah


dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran ?
 Pengukuran dilakukan oleh peneliti

D. Analisa Data
1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisi
data ?
 Data yang terkumpul dengan instrumen PSQI (Smyth, 2007) selanjutnya
akan diolah dan dilakukan analisis statistik secara univariat dan bivariat.
Analisis univariat dilakukan untuk mencari nilai rata-rata, standar
deviasi, nilai minimum dan maksimum skor nilai kualitas tidur lansia.
Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mendapatkan perbedaan
rata-rata kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah pemberian madu
dengan menggunakan uji T dependen.

2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode


intention to treat atau on treatment analysis ?
 Peneliti tidak menggunakan pengobatan khusus kepada sampel.

3. Program atau softhware statistic apa yang digunakan peneliti untuk


menganalisis data ?
 Analisis data dilakukan menggunakan softhware SPSS.

6
3. HASIL PENELITIAN
A. Alur penelitian dan data base line
1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
mengikuti penelitian sampai selesai, drop out loss of follow up ?
 Penelitian ini dilakukan di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar,
Lampung Selatan selama 14 hari yaitu pada tanggal 23 April - 07 Mei
2015. Jumlah responden yang bersedia mengikuti penelitian adalah 20
responden. Hal ini tidak sesuai yang diharapkan peneliti yaitu berjumlah
30 responden karena banyak lansia yang masuk dalam kriteria
responden tidak mau menjadi responden dikarenakan tidak

2. Bagaimana karakteristik responden dan baselibe data ?


 Dari 20 reponden diperoleh gambaran karakteristik responden dimana
jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki (65%), sebagian
besar responden (55%) berumur ≥ 70 tahun, 70% latar belakang
pendidikannya tidak bersekolah dan 90% lansia telah tinggal > dari 1
tahun.

3. Pada penelitian eksperimen apakah variable prancu (counfounding variable


) dalam data base line tersebar seimbang pada stiap kelompok ? jika tidak
seimbang apa dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable prancu ?
 Jurnal tidak menjelaskan adanya keterlibatan variabel perancu dalam
penelitian ini

B. Hasil penelitian
1. Apa hasil utama dari penelitian ? jika peneliti melakukan uji hipotisis,
apakan hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak
secara statistic) ? apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis ?
 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur sebelum
dilakukannya pemberian madu mencapai nilai rata-rata kualitas tidur
11.55 dan standar deviasi 2.62. Pada kualitas tidur setelah diberikan
madu didapatkan perubahan nilai rata-rata kualitas tidur 10.75 dan

7
standar deviasi 2.82. Nilai perbedaan rata-rata kualitas tidur sebelum
dan sesudah diberikan madu adalah 0.8. Hasil uji T-Dependen
didapatkan nilai p-value = 0,002, berarti pvalue ≤ (0.05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kualitas tidur sebelum


diberikan madu dan sesudah diberikan madu.

C. Diskusi (discuss)

1. Bagaimana interprestasi penelitian terhadap hasil penelitian ? Apakah


peneliti membuat interprestasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal
yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan teor terkini? Catatan :
meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, namun suatu
penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional
secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti

 Peneliti membuat interprestasi yang jelas dan rasional tentang


penelitiannya dimana peneliti mengambil atau membuat penelitian
sesuai dengan teori yang telah ada. Serta peneliti membuat
penjelasan tentang penelitiannya dikaitkan dengan teori dan jurnal
penelitian terdahulu.

2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan


penelitian-penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevasi?

 Peneliti selalu mengaitkan hasil penelitiannya dengan teori yang ada


sehingga hasil penelitiannya pun bisa terbukti secara ilmiah maupun
teori. Penelitian sebagai evidenced based practice dalam pemecahan
permasalahan terutama pada gangguan tidur pada lansia. pengaruh
madu terhadap kualitas tidur pada lansia di UPTD PSLU Tresna
Werdha Natar, Lampung Selatan. Perbedaan ini terjadi karena
setelah diberikan intervensi terjadi penurunan skor kualitas tidur
atau perbaikan kualitas tidur. Madu merupakan salah satu terapi non
medis yang dapat memperbaiki kualitas tidur lansia.

8
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan serta
terhadap pemecahan masalah?

 Peneliti menjelaskan makna dan relevansi hasil penelitiannya


dengan baik dan jelas, dimana peneliti selalu menekankan bahwa
penelitiannya sangat berguna bagi klien/pasien. Peneliti
menjelaskan fungsi dan mekanisme yang terjadi pada penelitiannya.
Proses yang dapat membantu intervensi serta hal-hal yang dapat
membuat bias dalam penelitian.

4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitia?

 Pemberian madu untuk mengatasi gangguan tidur merupakan


pengobatan gratis, tanpa efek samping seperti pengobatan
farmakologis, dibandingkan penggunaan obat tidur secara terus
menerus pada lansia yang dapat menimbulkan efek toksisitas yang
tinggi. Toksisitas ini meningkat karena adanya penurunan aliran
darah dan motilitas gastrointestinal. Penurunan fungsi ginjal pada
lansia yang diperburuk dengan konsumsi obat-obatan secara terus
menerus akan menyebabkan gagal ginjal. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya peningkatan angka mortalitas pada lansia,
dengan demikian diperlukan terapi non farmakologis yang efektif
dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur lansia

5. Bagaimana applicability hasil penelitian menerut peneliti? Apakah hasil


penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau
dari aspek fasilitas,pembiayaan,sumber daya manusia,dan aspek legal?

 Metode ini sederhana, dapat diaplikasikan rutin. Pemberian madu


untuk mengatasi gangguan tidur merupakan pengobatan gratis, tanpa
efek samping seperti pengobatan farmakologis, dibandingkan
penggunaan obat tidur secara terus menerus pada lansia yang dapat
menimbulkan efek toksisitas yang tinggi.

9
6. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian?
Apakah kelemahan ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

 Kelemahan dalam penelitian ini adalah dimana jumlah sampel yang


ditentukan tidak sesuai dengan hasil. Jumlah responden yang
bersedia mengikuti penelitian adalah 20 responden. Hal ini tidak
sesuai yang diharapkan peneliti yaitu berjumlah 30 responden.

6. Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada setting praktik klinik


lainnya?

 Berdasarkan hasil penelitian madu dapat dimasukkan ke dalam


program unit rehabilitasi sebagai salah satu cara yang dapat
diterapkan dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
Pemberian terapi dapat dilakukan pada saat 1 jam menjelang tidur
malam tetapi diharapkan bagi lansia yang meminum madu agar
menggosok giginya supaya tidak menderita sakit gigi.

10

Anda mungkin juga menyukai