KASUS
Ny. K berusia 47 tahun, tanggal lahir: 31 Januari 1969. Alamat klien: Jl. Kebon
Jeruk XVI No. 200 RT.006 RW.008 Jakarta Barat. Klien seorang istri dengan 2
orang anak.Klien beragama Islam. Klien datang ke IGD pada tanggal 25 April
2016 pada jam 10.30 dengan keluhan sesak nafas setiap melakukan aktivitas,
disertai batuk sejak seminggu yang lalu. Batuk disertai produksi sputum berwarna
putih kental namun sulit keluar. Klien mengatakan nyeri pada bagian dada pada
saat batuk.Klien mengakui adik perempuannya menderita TB Paru dan meninggal
2 tahun yang lalu.
Pengkajian di IGD di dapatkan Keadaan Umum: klien tampak sesak nafas,
Kesadaran: Compos Mentis, dengan GCS 15 (E4V5M6). Hasil observasi TTV:
TD: 120/70 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 38.4oC, P: 28 x/mnt, dengan suara nafas
Ronchi. Klien terpasang O2 nasal kanul 4 lt/mnt.Klien terpasang IVFD RL 10
tts/menitDari hasil pengkajian pasien dinyatakan TB Paru. Untuk penanganan
lebih lanjut pasien dikonsulkan ke dokter spesialis paru dan dilanjutkan dirawat.
Pasien dipindahkan ke Ruang Melati pada jam 14.00.
Untuk mendapatkan gambaran tentang perjalanan kesehatan Ny. K dengan TB
Paru maka dilakukan pengkajian dengan 11 Pola Gordon pada tanggal 25 April
2016 pada jam 15.30.
1. Pola persepsi manajemen kesehatan
Kesehatan menurut klien dan keluargasangat penting, ini terlihat pada saat
Ny. Kdirumah merasa sesak nafas dan batuk-batuk, keluarga membawa Ny. K
ke Klinik Dokter, namun saat 3 hari pengobatan tidak mengalami perubahan,
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAK 6-7 x/hari, BAB 1 x/hari dengan
konsistensi lembek, tidak ada keluhan, diare dan konstipasi disangkal.Setelah
sakit klien mengatakan BAK sehari 6-7 x/hari, belum BAB sejak dirawat (1
hari).
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan
4. Pola Istirahat - Tidur
Sebelum masuk RS klien mengatakantidur malam selama 6-7 jam, tidak
ada keluhan sulit tidur. Di rumah sakit tidur siang 2 jam, tidur malam 7-8
jam. Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
5. Pola aktivitas latihan
Sebelum sakit aktivitas klien sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, siang hari klien duduk santai sambil nonton TV.klien tidak mengalami
keluhan saat beraktivitas, pola aktifitas klien baik.
Saat pengkajian klien tampak lemah.Klien tampak batuk dan mengatakan
nyeri pada bagian dada pada saat batuk.TTV: TD: 120/70 mmHg, N: 88
x/mnt, S: 38.4oC, P: 28 x/mnt, dengan suara nafas Ronchi.Klien terpasang O2
nasal kanul 4 lt/mnt.Selama beberapa hari perawatan, keluhan sesak klien
berkurang dan memakai oksigen jika sesak datang sehingga klien dapat
melakukan ADL sendiri dengan ditemani keluarga tanpa sesak beberapa saat.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas, Intoleransi
aktifitas akfifitas.
tidak dapat beraktifitas dirumah. Klien sedih karena tidak dapat berkumpul
dengan keluarganya
Masalah keperawatan : ketidakberdayaan
9. Pola seksualitas - reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, seorang istri dan mempunyai 2 orang
anak, klien menggunakan alat kontrasepsi Spiral, tidak ada keluhan pada
sistem reproduksinya.
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan
10. Pola Koping - Toleransi stress
Sebelum dirumah sakit pasien mengatakan bila ada masalah akan selalu minta
pertolongan kepada suami dan keluarga.Saat sakit klien berusaha menerima,
pasrah dan sabar menjalani perawatan.Klien selalu mendapat dukungan dari
suami, anak-anak dan keluarganya.
Masalah keperawatan: Tidak ditemukan
11. Pola Nilai Dan Kepercayaan
Klien beragama Islam, menjalankan sholat lima waktu, sekali sekali
mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya. Klien berasal dari suku sunda
dan tidak ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan. Klien
menganggap sakit yang diderita karena kuman. Klien mengatakan berdoa
untuk meminta kesembuhan.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
keperawatan
tersebut
ditindak
lanjuti
dengan
Tiga
masalah
keperawatan
yang
menjadi
prioritas
adalah
mekanisme
pertahanan
sistem pernafasan,
10
11
kebutuhan metabolik.
Menurut Nanda (2015) orang yang terinfeksi aktif TBC dilakukan pemeriksaan
droplet, basil tuberculosis memasuki salurn pernapasan (mycibacterium
tuberculosis) yang menembus mekanisme pertahanan sistem pernapasan lalu
berkolonisasi di saluran napas bawah, mengaktifasi respon imum menyebabkan
inflamasi yang memicu pembentukan serotonin, merangsang melanocoritin di
hipotalamus lalu terjadi anoreksia yang memnyebabkan asupan nutrisi kurang lalu
mengalami penurunan berat badan.
Tindakan keperawatan secara mandiri yang dilakukan untuk mengatasi masalah
Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh yaitumengkaji adanya alergi
makanan, mengkaji adanya penurunan berat badan dan gula darah, memonitor
mual dan muntah, memonitor intake nutrisi,mengatur posisi semi fowler atau
fowler pada saat makan, memonitor lingkungan pada saat makan, memastikan diet
yang dimakan mengandung tinggi protein dan tinggi kalori.
12
Menurut Smeltzer (2002) alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap
suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan
gejala yang spesifik pula. Menurut Burhan (2010) penurunan berat badan
merupakan salah satu gejala dari TB Paru, jika mengena gejala ini perlu tindakan
cepat dalam menanganinya, jika tidak ingin menjalar pada tubuh yang lain,
penurunan berat badan karena kurang asupan nutrisi. Pemberian posisi fowler
pada saat makan diharapkan mencegah tersendak dan sesak nafas. Kebutuhan
nutrisi dan kebersihan makan merupakan salah satu cara mencegah tuberkulosis
yang bisa dilakukan, sayur dan buah untuk dikonsusmsi dalam jumlah yang cukup
banyak untuk mencegah infeksi pada paru-paru (Burhan, 2010).
Tindakan kolaboratif yang dilakukan adalah konsul dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan protein yang dibutuhkan pasien. Pemasangan
IVFD RL 10 tetes/ menit, 8 mg Ondansentron IV.
Menurut Nanda (2015) Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya
guna memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta
memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal. Menurut
MIMS (2015) ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati mual dan muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi,
radioterapi atau operasi. Mual dan muntah disebabkan oleh senyawa alami tubuh
yang bernama serotonin. Ondansetron akan menghambat serotonin bereaksi pada
receptor 5HT3 sehingga membuat kita tidak mual dan berhenti muntah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka evaluasi: Ny. K mengatakan nafsu
makan meningkat, mual dan muntah tidak ada, klien pada posisi semi fowler,
13
14
15
MIMS
(2015)
Obat
Parasetamol
memiliki
nama
lain
16
KESIMPULAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi akibat mycobacterium tuberculosis yang
dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru dengan gejala yang sangat
bervariasi (Junaidi, 2010).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dari tanggal 25 April 28 April 2016,
perkembangan klien selama 4 hari perawatan cukup baik. Dengan kondisi terakhir
klien batuk dan sesak sudah berkurang, produksi sputum sudah berkurang,
keadaan umum baik, klien pada posisi semi fowler, suara nafas vesikular, klien
sudah tidak menggunakan terapi oksigen, nafsu makan meningkat, mual dan
muntah tidak ada, klien tampak menghabiskan porsi makanan, TD: 120/80
mmHg, N: 82x/mnt, S: 36,2oC, P: 22 x/mnt. Seluruh diagnosa keperawatan
tersebut dapat diatasi dengan baik dan klien diizinkan pulang. Perawat
memberikan Penkes tentang perawatan TB meliputi : Gizi, cara minum obat dan
etika batuk.
Setelah penulis melakukan tindakan Asuhan Keperawatan kepada Ny. K selama 4
hari perawatan, penulis dapat menilai bahwa fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan keluarga Ny. K sudah baik, keluarga mengetahui keadaan kesehatan Ny.
K, dan keluarga ikut terlibat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Selain itu,
penulis menyarankan kepada klien dan keluarga untuk wajib mengkonsumsi OAT
agar mengalahkan penyakit dan mengurangi keluhan-keluhan klien selama ini.
OAT juga berfungsi untuk mencegah berulangnya keluhan. Dukungan keluarga
sangat penting dalam proses pengobatan klien. Serta mengikuti kelompok OAT
yang ada di Puskesmas.
17
REFLEKSI DIRI
Mata ajar Comprehensive Health Assesment ini sangatlah memberi manfaat
kepada penulis, terutama dalam hal melakukan Asuhan Keperawatan kepada klien
yang menderita Tuberculosis Paru. Selama masa perawatan keluarga sering
bertanya terutama ibu pasien tentang kondisi klien dan tampak antusias ketika
penulis melakukan penkes tentang cara perawatannya, penulis senang karena
keluarga ingin mencegah terjadinya penularan TB Paru. Keluarga juga berjanji
selalu mengingatkan pasien untuk mengkonsumsi OAT secara teratur. Beberapa
hal yang dirasakan penulis terkait dengan perawatan klien TB paru yang belum
sesuai dengan teori yang didapat diantaranya klien tidak diperiksakan sputum
BTA. Berdasarkan literatur
yang
penulis
ketahui
sebaiknya
dilakukan
18
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Agus. (2014). Hindari Kompres Dingin saat Demam. Online
http://health.kompas.com/read/2014/07/07/071433023/Hindari.Kompres.Di
ngin.saat.Demam diunduh pada tanggal 5 Juni 2016.
Burhan, Erlina. (2010). Tuberkulosis. http://tuberkulosis.org/ diunduh pada
tanggal 20 Juni 2016.
Fredy, Felix C. (2014). Antipiretik. Online www.kerjanya.net/faq/5481antipiretik.html diunduh pada tanggal 5 Juni 2016.
Junaidi, Iskandar. (2010). Penyakit Paru dan Saluran Pernapasan. Jakarta: Buana
Ilmu Populer.
Kementerian Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
NANDA. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
MIMS. (2015). Referensi Obat, Informasi Ringkas Produk Obat Volume 16.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Purwanda, F., Fibriawan, Y., Sasmito, Widiyanti. (2012). Tuberculosis Counter
(TC) as the eqquipment to measure the level of TB in sputum. Indonesian
journal or tropical and infectious disease.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Tambayong, J. (2008). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
WHO. (2014). http://www.tbindonesia.or.id/epidemiologi-tb-indonesia/ diunduh
pada tanggal 20 Juni 2016.
Yohmi, Elizabeth. (2009). 8 Pertanyaan Seputar Demam. Online
https://pranaindonesia.wordpress.com/2009/01/11/8-pertanyaan-seputardemam/ diunduh pada tanggal 5 Juni 2016.