Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pembimbing : Ns. Ibnu Abas, S.Kep, M.Kep.Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :
1. Intan Aulia (3720190034)
2. Siti Jubaedah (3920190041)
3. Megawati (3920190042)
4. M. Toha (3720190043)
5. M. Firman. M (3920190040)

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
nikmat dan taufiq-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas.
Alhamdulillah , makalah yang berjudul “Laporan Kasus Keperawatan
Komunitas” ini dapat terselesaikan, dengan harapan makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita didalam mempelajari mata kuliah keperawatan Komunitas
sehingga dapat memberi manfaat dan barokah serta terbantu dalam membuat
asuhan keperawatan komunitas.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapak Ns.
Ibnu Abas, S.Kep, M.Kep.Sp.Kep.Kom sebagai dosen pembimbing keperawatan
gerontik yang telah memberi bimbingan dan arahan pada kami sehingga
terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan sebaik mungkin, namun apabila
masih terdapat banyak kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini,
kami mohon saran serta kritikan dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun
praktis.

Jakarta, 19 Juli 2020


Hormat kami,

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas ................................... 3
B. Usia Dewasa Sebagai Kelompok Risiko .......................................... 3
C. Model Yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas ................... 4
D. Peran Perawat Komunitas Terkait Usia Dewasa .............................. 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN WILAYAH PRAKTIK
A. Pengkajian Windshield Di Wilayah Praktik..................................... 8
B. Hasil Screening Kuesioner .............................................................. 35
C. Analisa Data ..................................................................................... 46
D. Skoring ............................................................................................. 47
E. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 48
F. Rencana Keperawatan ...................................................................... 49
G. Catatan Keperawatan dan Catatan Perkembangan ........................... 51
LAMPIRAN

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Kuesioner


Lampiran II Proposal Musyawarah Masyarakat I (MMD I)
Lampiran III Proposal Musyawarah Masyarakat II (MMD II)
Lampiran IV Proposal Musyawarah Masyarakat III (MMD III)
Lampiran V Laporan Pendahuluan Implementasi Keperawatan
Lampiran VI Leaflet 1
Lampiran VII Leaflet 2
Lampiran VIII Dokumentasi penyuluhan kesehatan kepada warga di
jatikramat RT07/RW09
Lampiran IX Dokumentasi penyuluhan kesehatan kepada warga di
perumahan pondok cipta RT06/RW11
Lampiran X Dokumentasi Hasil Observasi Wilayah Praktik

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disuatu kawasan
tertentu, berada dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai/interes serta
kebutuhan tertentu pula. Konsep yang utama adalah konsep geografi
(kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2009, hlm: 99).
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan
berdasarkan kelompok khusus, salah satu kondisi kesehatan rentan terganggu
adalah kelompok dewasa. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah
meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa.
Hasil pengkajian didapatkan, berdasarkan hasil wawancara dan observasi
dari 5 wilayah yang mahasiswa kaji ditemukan kesadaran warga terhadap
perilaku menjaga kesehatan dan kedisiplinan dalam mematuhi protokol
kesehatan masih kurang. Sering ditemukan warga masih belum memakai
masker saat berada di luar rumah dan masih ada beberapa warga yang
berkumpul.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok di 5
wilayah tersebut, maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam
membantu menangani masalah tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
A. Tujuan
1. Tujuan umum .
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada
komunitas agregat usia dewasa pada wilayah masing-masing kelompok,
termasuk upaya pencegahan dan penanganannya melalui pendekatan
proses keperawatan komunitas.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialami
komunitas agregat usia dewasa.

1
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan analisa data terhadap
komunitas agregat usia dewasa.
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap
komunitas agregat usia dewasa.
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan terhadap
komunitas agregat usia dewasa.
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan terhadap
komunitas agregat usia dewasa.
f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan terhadap
komunitas agregat usia dewasa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu


lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut Kontjaraningrat
Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2009).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran
serta aktif masyarakat bersama tim kesehatan diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut
(Elisabeth, 2007).
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Salah satu agregat dikomunitas adalah
kelompok- kelompok dewasa yang tergolong kelompok beresiko terhadap
timbulnya masalah kesehatan, dan bisa dijadikan intervensi oleh perawat.

B. Usia Dewasa Sebagai Kelompok Risiko


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh
tantangan, penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja
dan membentuk keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi
penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi
mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua
mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan
berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan
mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.

3
Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat
urgent sesuai dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa
mereka memiliki pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan
tempat tinggalnya. Jumlah yang mendominasi di masyarakat juga menjadi
sebuah alasan yang tepat untuk menjadikan kelompok khusus usia
produktif mendapatkan perhatian lebih dalam asuhan keperawatan di
komunitas.

C. Model Yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada usia kelompok


dewasa menggunakan pendekatan Community As Partner Model . Klien
kelompok dewasa digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah,
demograpi, suku bangsa, nilai dan keyakinan, dengan 8 (delapan) sub
system yang saling mempengaruhi meliputi, lingkungan fisik pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi keamanan dan transportasi politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi ( Anderson, Mc
Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).
1) Pengkajian
a. Data inti komunitas (core inti)
1) Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur,
pengalaman sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2) Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3) Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4) Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan
penyebab kematian.
5) Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan
yang dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan
norma yang dianut.
b. Data Subsistem Komunitas
Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian
komunitas meliputi:

4
1) Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara,
kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam
pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.
2) Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok
dewasa melalui puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas
pelayanan kesehatan.
3) Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4) Transportasi dan keamanan
Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok
dewasa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya
rasa aman dan dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok
usia dewasa.
5) Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti
PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan
yang mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI.
Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran
peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan.
6) Komunikasi
a) Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
b) Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa
dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan

5
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kelompok dewasa.
7) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8) Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

D. Peran Perawat Komunitas Terkait Usia Dewasa


Peran perawat komunitas usia dewasa antara lain:
1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis
pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana
perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Focus utama upaya CHN adalah
pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan
dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan
populasi dengan penekanan pada keterbatasan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
2. Fungsi dan peran perawat CHN pada kelompok dewasa
Fungsi dan peran perawat perawat kesehatan komunitas antara lain :
a. Kolabolator
Perawat bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah kelompok dewasa. Seperti halnya perawat
melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama,
keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter, LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan
kelompok dewasa, menetapkan penyedia pelayanan untuk
kelompok dewasa.

6
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada
kelompok dewasa, menggunakan proses diagnostik untuk
mengindentifikasi potensial kasus penyakit dan resiko pada
kelompok dewasa
d. Case manager
Mengindentifikasi kebutuhan kelompok dewasa, merancang
rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kelompok
dewasa, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi
dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan
kelompok dewasa dimasyarakat dan diinstasi formal, memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak
pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu kelompok dewasa mengindentifikasi masalah dan solusi
alternatif serta membantu mengevaluasi efek solusi dan pemecahan
masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait kelompok dewasa, mengimplikasikan hasil
riset pada kelompok dewasa.
h. Care Giver
Mengkaji status kesehatan komunitas kelompok dewasa,
menetapkan diagnose keperawatan, merencanakan intervensi
keperawatan dan melaksanakan rencana tindakan serta
mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi kelompok dewasa,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus kelompok
dewasa terhadap pengambilan keputusan, mempersiapkan
kelompok dewasa untuk mandiri.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN WILAYAH PRAKTIK

A. Pengkajian Windshield Di Wilayah Praktik


1. Wilayah Pengasinan RT 04 RW 19, Kel. Pengasinan, Kec. Rawa Lumbu,
Kota. Bekasi
Kami telah melakukan observasi dan wawancara dengan Bapak ahmad
muhidin yang merupakan ketua RT 004 RW 019, Pengasinan Rawa Lumbu
Kota Bekasi pada tanggal 13 Juli 2020. Dari hasil wawancara kami dapatkan
informasi dan beberapa data warganya sebagai berikut.
a. Core (Kelompok Masyarakat yang Dibina)
1) Riwayat wilayah
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sukoco selaku ketua
RT 0004 didapatkan data bahwa dulunya RT 004 adalah perkebunan.
Semenjak bapak ahmad muhidin pindah ke wilayah dusun ini pada
tahun 1988, bapak ahmad menyatakan kira-kira dusun ini didirikan
pada tahun 1978, yang dulunya merupakan satu dusun besar dan
dibagi menjadi beberapa blok dan dipimpin oleh satu kepala dusun.
Belum pernah ada pemekaran wilayah, tetapi satu dusun ini dibagi
menjadi tiga wilayah RT, yaitu RT 001, RT 002, dan RT 003, RT
004. Sedangkan untuk usia penduduk yang paling tua adalah 98
tahun.
2) Demografi
Usia dari kelompok komunitas yang dibina adalah remaja dan
lansia baik laki-laki maupun perempuan, misalnya Karang Taruna
dan posyandu lansia. Tingkat pendidikan warga di wilayah RT 004
yaitu 50% adalah SMA dan sisanya 50% adalah TK, SD, SMP, serta
Perguruan Tinggi. Status pekerjaan sebagian besar penduduk di RT
004 adalah PNS, wirausaha dan pensiunan. Tingkat penghasilan
masyarakat di wilayah RT 004 yaitu penghasilan terendah kurang
dari Rp 600.000,00, penghasilan tertinggi di atas Rp 2.000.000,00,

8
serta rata-rata penghasilan penduduk berkisar di antara Rp
1.000.000,00 hingga Rp 2.000.000,00.
3) Statistik Vital
Dari data yang didapat, masalah kesehatan di RT 004 adalah
demam berdarah. Untuk jumlah angka prevalensi kejadian demam
berdarah di RT 004 ini tidak didapat datanya di tempat bapak
Sukoco selaku ketua RT 004, kader ibu PKK RW 19 maupun
posyandu setempat. Dalam dua tahun terakhir ini, angka kesakitan
tidak didapatkan datanya. Sedangkan untuk angka kematian di RT
004 dalam dua tahun terakhir ini sebanyak 8 orang yang meninggal
dunia. Data ini didapat dari pernyataan bapak ahmad selaku ketua
RT 004.
4) Nilai dan Kepercayaan
Latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku masyarakat di
RT 004 dari 10 sampel keluarga didapatkan 2 keluarga yang sangat
kental menganut budaya Betawi, seperti misalkan setelah melahirkan
harus meminum jamu-jamuan tradisional untuk mempercepat proses
penyembuhan dan untuk menghilangkan bau amis darah setelah
selesai melahirkan. Dalam hal diet saat melahirkan dalam keluarga
dilarang makan-makanan seperti ikan dan telur karena menurut
keluarga ini menyebabkan bau amis dan memperlambat proses
penyembuhan. Di wilayah ini terdapat sebuah tempat ibadah berupa
masjid yaitu masjid Al-Huda. Sedangkan fasilitas beribadah lain
seperti gereja terdapat di luar wilayah ini.
Keyakinan masyarakat RT 004 terhadap suatu penyakit yang
diderita dari 10 sampel keluarga didapatkan 1 sampel yang
mengatakan bahwa sakit yang kadang keluarganya derita adalah
bukan saja karena adanya penyebab agen penyakit namun juga
karena teguran dari Tuhan. Kepercayaan masyarakat RT 004 tentang
penyakit dan kesehatan dari 10 sampel penyakit didapatkan
semuanya berpendapat sama yaitu bahwa penyakit adalah suatu
agen yang menyebabkan orang mengalami sakit. Sedangkan

9
kesehatan adalah keadaan dimana seseorang berada pada rentang
normal yang harus dicapai. Dan saat sakit masyarakat RT 004 lebih
mengarah pada pengobatan modern yaitu ke pelayanan kesehatan.
b. Interaksi Sub Sistem
1) Lingkungan Fisik
a) Inspeksi
RW 19 tidak memiliki peta rawan masalah kesehatan tetapi
menurut bapak RT masalah kesehatan yang sering muncul adalah
penyakit DB. Tindakan yang dilakukan untuk menggurangi
penyebaran penyakit DB adalah dengan dilakukan fogging. Tidak
terdapat pasar pada wilayah RT 004 ini. Namun jika warga ingin
berbelanja sayuran biasanya pergi ke pasar Pengasinan yang
berjarak kira-kira 1 kilometer. Dari 10 warga yang kami
wawancarai didapatkan bahwa kebanyakan keluarga jarang pergi
bersama dan hanya menonton tv bersama di rumah.
Data winshield survey lingkungan adalah sebagai berikut:
(a) Tampakan umum
Saat kami berkeliling di sekitar RT 004, halaman di setiap
rumah terlihat bersih dan tertata rapi. Untuk jalan di RT 004
terlihat bersih dan hampir di setiap rumah warga terdapat
pagar dan di atasnya diberi tanaman yang ditaruh dalam pot.
Dan untuk pekrangannya, hampir setiap rumah warga
mempunyai pekarangan yang ditanami banyak pohon. Di RT
004 di setiap rumah warga banyak sekali ditanami pohon dan
bunga-bunga sehingga keadaan di lingkungan RT 004 terasa
nyaman dan sejuk. Di RT 004 tidak ada tanda-tanda seni
tetapi pada saat masuk gang terdapat gapura yang telah
selesai dibangun.
(b) Bahaya lingkungan
Di RT 004 tidak terdapat polusi karna disana banyak pohon
yang tumbuh subur sehingga suasana disana sangat sejuk dan

10
nyaman, udara pun sangat segar. Di RT 004 setiap sampah
dari rumah warga biasanya setiap pagi ada petugas khusus
untuk mengambil sampah dan dibuang di tempat
pembuangan sampah. Selain itu ada salah satu rumah warga
terdapat sampah-sampah daun kering yang hanya dikumpulan
dan dibiarkan agar menjadi pupuk kompos.
Di RT 004 tidak terdapat area bermain berbahaya, karena di
sini hanya berupa gang kecil. Di RT 004 penerangan jalan
terdapat di setiap sisi jalan sehingga jika malam hari jalan-
jalan di RT 004 selalu terang. Di RT 004 tidak terdapat
pemadam kebakaran. Lalu lintas di RT 004 sangat lancar,
karena lingkungan RT 004 berada di gang. Di RT 004 tidak
terdapat polisi,tetapi setiap malam ada bapak-bapak yang
bertugas untuk ronda malam.
(c) Stressor Lingkungan.
Di lingkungan RT ini tidak ada kegaduhan atau keramaian,
karena di dalam kawasan ini cukup tenang. Tidak
ditemukannya tanda-tanda yang menyebabkan criminal,
karena di dalam kawasan RT ini, terdapat pos kamling yang
masih aktif dan dari penyataan penduduk sekitar didapatkan
informasi bahwa setiap malam adanya warga yang patroli
keliling RT. Tidak ditemukannya tanda-tanda penyalahan
penggunaan obat terlarang, karena di dalam RT tersebut
banyak kegiatan-kegiatan positif yang diterapkan, seperti
RisMa (remaja Masjid), Karang Taruna dll. Tidak terdapat
tanda-tanda kemiskinan, karena dalam kawasan RT ini
banyak terdapat usaha-usaha warga, seperti warung makan,
catering, dan kos-kosan.
b) Tanda Vital
Kondisi iklim/cuaca di wilayah RT 004 ini panas, tapi
kondisinya sejuk dan nyaman karena banyak pohon besar dan
setiap rumah warga terdapat tanaman yang di tanam di pot dan

11
ditaruh di atas pagar sehingga membuat orang betah untuk
berlama-lama di sana.
Kondisi lingkungan dan rumah di wilayah RT 004 ini
lingkungannya bersih, tertata rapi dan di rumah setiap warga
terdapat tanaman yang ditanam di pot. Selain itu juga terdapat
banyak pohon yang membuat lingkungannya sejuk. Dan biasanya
jika ada sampah daun ditumpuk di tempat khusus dan dibiarkan
hingga menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk sampah plastic
biasanya sudah diambil oleh petugas khusus setiap harinya.
c) System Review
Dukungan sosial dari keluarga, kelompok maupun masyarakat
sekitarnya ditunjukkan dengan adanya kegiatan di masyarakat
seperti kerja bakti yang diadakan setiap bulan dan setiap
menyambut acara besar seperti Ramadhan, Maulud Nabi, Hari
Kemerdekaan dan lain-lain. Masyarakat biasanya sangat antusias
untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Observasi system social sudah dilakukan saat kunjungan
pertama yaitu tipe perkampungan yang merupakan bentuk
perumahan. Di lingkungan ini juga dapat dikatakan lingkungan
semi usaha karena didapatkan beberapa warga yang membuka
usaha seperti catering, warung kecil, warung makan, kos-kosan,
dan lainnya. Terdapat satu masjid yaitu masjid Al-Huda yang
sedang dalam tahap renovasi atau perbaikan untuk perbesaran
masjid. Sedangkan fasilitas beribadah lain seperti gereja terdapat
di luar wilayah RT 004.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu kader
posyandu di RT 004, diketahui pelayanan kesehatan dan social yang
diberikan adalah posyandu balita dan lansia. Dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan tersebut tidak dipungut biaya sama sekali dan
biasanya ada bantuan dana dari RT, RW dan kelurahan. Waktu

12
pelayanan kesehatan diadakan tanggal 18 setiap bulannya pada pukul
09.00 hingga 12.00 wib. Pemberian pelayanan atau tenaga kesehatan
di sini sebanyak 17 orang kader dari ibu-ibu PKK. Setiap dua bulan
sekali posyandu akan dikunjungi oleh 2 orang petugas dari
Puskesmas Pengasinan dan 2 calon dokter/koas.
Karakteristik dari pengguna pelayanan kesehatan dan social yaitu
ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita dan lansia di wilayah RW 19
dan sekitarnya. Kami tidak mendapatkan data tentang angka statistik
pengunjung posyandu karena kader posyandu di sini tidak
memilikinya. Namun berdasarkan dari hasil wawancara dengan
kader posyandu tersebut diketahui bahwa setiap bulannya terdapat
sekitar 60 balita dan 40 lansia yang datang ke posyandu.
Keadekuatan, aksesbilitas, dan penerimaan fasilitas oleh pengguna
pelayanan cukup baik. Masyarakat merasa puas dengan layanan yang
diberikan ditunjukkan dengan antusias para warga yang mengikuti
kegiatan posyandu. Sekitar 60 balita dari 65 balita dan 40 lansia dari
80 lansia di sini datang mengikuti kegiatan posyandu. Kegiatan
posyandu yang sering dilakukan seperti program penimbangan bayi
dan balita, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan antropometri,
pemberian makanan tambahan seperti nasi, sayur, buah, lauk,
pemberian vitamin A sebanyak 2 kali per tahun pada bulan Februari
dan Agustus, dan pemeriksaan TTV pada lansia.
3) Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 sampel keluarga
didapatkan sekitar 80% kepala keluarga sudah tidak bekerja dan 20%
sisa kepala keluarganya masih bekerja. Sedangkan untuk kategori
dari pekerjaan keluarga adalah PNS, pensiunan, wirausaha, swasta
dan lain-lain. Rata-rata pendapatan dari 10 sampel keluarga yang
kami wawancarai berada pada kisaran Rp 1.000.000,00 hingga Rp
2.000.000,00. Pengeluaran keluarga per bulan berbeda-beda
tergantung dari kebutuhan masing-masing keluarga yaitu kurang dari
Rp Rp 1.000.000,00 hingga Rp 2.000.000,00.

13
Rata-rata keluarga sudah mampu untuk menyediakan makanan
bergizi untuk anggota keluarganya, seperti adanya nasi, sayur ,
lauk-pauk dan buah-buahan pada setiap menu makanannya. Dari 10
sampel keluarga yang diwawancarai 7 keluarga di antaranya tidak
memiliki tabungan kesehatan untuk keluarganya dan sisanya
memiliki tabungan kesehatan serta asuransi atau jaminan kesehatan
seperti askes. Alokasi dana untuk kebutuhan pangan dari 10 sampel
keluarga tersebut rata-rata hingga 50% dari pendapatan.
4) Keamanan dan Transportasi
a) Keamanan
Untuk pelayanan polisi di RT 004 tidak ada tetapi setiap
ada pos ronda. Dan juga di RT 004 tidak ada hansip ataupun
satpam. Untuk jadwal ronda terlampir di belakang. Dari 10
sampel yang kami lihat sanitasinya cukup bagus karena di setiap
rumah terdapat selokan/parit yang selalu dibersihkan jika terdapat
sampah atau daun-daun kering yang menghalagi jalannya air. Jika
terdapat sampah plastik biasanya setiap pagi diambil oleh
petugas, sedangkan untuk sampah daun biasanya ditumpuk di
tempat tertentu dan dibiarkan sehigga menjadi pupuk kompos.
Untuk kebakaran di RT 004 tidak pernah terjadi.
Kualitas air di RT 004 dari 10 sampel rumah warga yang
kami ambil menunjukkan bahwa kualitas airnya bersih, bening
dan tidak berbau. Mayoritas warga RT 004 menggunakan sumur
gali dan jarak sumur gali dengan septictank cukup. Rata-rata
jaraknya lebih dari 10 meter. Keamanan makanan jajanan di RT
004 ini tidak pernah diteliti oleh dinas kesehatan, jadi warga di
RT 004 kurang mengerti tentang makanan yang berbahaya atau
tidak. Tetapi dari yang kami amati jajanan yang di jual di warung
kebanyakan dibungkus dan tidak terdapat pewarna makanan
buatan karena warnanya tidak mencolok.

14
b) Transportasi
Dari 10 sampel yang kami wawancarai jenis transportasi
yang digunakan oleh masyarakat umumnya adalah sepeda motor
dan mobil, tetapi ada juga yang masih menggunakan sepeda
angin. Berdasarkan dari hasil wawancara kepada 10 keluarga
didapatkan data bahwa minoritas dari mereka sangat jarang
menggunakan alat transportasi umum karena mayoritas warga
lebih suka menggunakan alat transporasi milik sendiri. Jika ingin
menggunakan alat transportasi umum warga harus berjalan kaki
menuju jalan Wates terlebih dahulu. Berdasarkan dari hasil
wawancara kepada 10 keluarga didapatkan data bahwa tidak ada
warga yang mengalami keterbatasan transportasi, hampir semua
warga RT 004 memiliki alat transportasi. Kondisi jalan di RT 004
sudah cukup bagus karena jalan di RT 03 telah diaspal dan tidak
ada jalan yang berlubang.
5) Politik dan Pemerintahan
Kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat, yaitu dengan bantuan dana
berupa uang yang diberi oleh kelurahan untuk melaksanakan
program-progam kesehatan seperti penyuluhan demam berdarah,
adanya fogging, pemeriksaan jentik nyamuk/pemberian abate dan
pertolongan pertama pada diare. Kegiatan program-program
tersebut, biasanya diadakan jika telah ditemukan kasusnya di
lingkungan sekitar RT 004.
Kemitraan yang yang dilakukan dalam menanggulangi masalah
kesehatan adalah dengan cara bekerja sama dengan pihak Puskesmas
Gamping dalam melakukan penyuluhan dan skrining pada
masyarakat, serta Dinas Kebersihan dalam pengambilan sampah
setiap harinya.

15
6) Komunikasi
Berdasarkan hasil dari wawancara kepada 10 sampel keluarga,
didapatkan data bahwa 10 keluarga menggunakan televisi, 8 dari 10
keluarga berlangganan koran dan 2 dari 10 keluarga masih memiliki
radio. Dari 10 keluarga tersebut didapatkan 10 keluarga mengikuti
arisan bapak-bapak dan 8 keluarga yang mengikuti pengajian bapak-
bapak setiap minggu malam. Sedangkan terdapat 10 keluarga yang
mengikuti arisan ibu-ibu dan pengajian pada hari minggu sore.
Menurut kader posyandu terdekat sebelum diadakannya kegiatan
posyandu, kader biasanya melakukan konsultasi terlebih dahulu
dengan tenaga kesehatan dari puskesmas Gamping mengenai
kegiatan apa yang akan dilakukan seperti program penimbangan bayi
dan balita, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan antropometri,
pemberian makanan tambahan seperti nasi, sayur, buah, lauk,
pemberian vitamin A 2 kali per tahun pada bulan februari dan
agustus, dan pemeriksaan TTV pada lansia.
7) Pendidikan
Presentase keluarga yang buta huruf menurut pernyataan dari
bapak Sukoco selaku ketua RT 004 sangat rendah sekali
kemungkinan presentasenya adalah 0,6%. Hal ini dinyatakan karena
dalam 69 warga di RT ini hanya 1-2 orang yang masih mengalami
buta huruf. Fasilitas pendidikan atau informasi yang ada di wilayah
RT 004 yang dapat dimanfaatkan oleh warga yaitu koran dinding
yang ditempelkan di depan pos ronda. Selain koran dinding,
pengumuman penting juga ditempelkan pada papan pengumuman di
depan poskamling. Tidak terdapat fasilitas perpustakaan di wilayah
RT 004 ini.
8) Rekreasi
Dari 10 keluarga yang kami lakukan observasi di lingkungan RT
0004, keseluruhan warga tidak melakukan makan bersama di luar
rumah. Kesepuluh keluarga hanya melakukan makan bersama di
rumah. Jenis makanan yang dimakan keluarga saat makan bersama

16
adalah nasi sayur dengan lauk ikan, telur, tahu/tempe dan terkadang
ayam/daging. Dari 10 keluaga yang telah dilakukan obervasi
keseluruhan keluarga melakukan nonton tv bersama atau sekedar
berkumpul sambil bersenda gurau. Di lingkungan ke 10 keluarga ini
tidak terdapat arena bermain/area rekreasi, jadi untuk mengisi waktu
kosong keluarga hanya menghabiskan waktu dengan memanfaatkan
nonton TV bersama untuk menikmati waktu senggang atau hanya
berkumpul dan bersenda gurau dengan anggota keluarga masing-
masing.
2. Wilayah RT 07 RW 09 Jatikramat, Kec.Jati Asih, Kota Bekasi.
Kami telah melakukan observasi dan wawancara dengan Bapak Jangkung
yang merupakan ketua RT 07 RW 09 Jatikramat, Kec.Jati Asih, Kota Bekasi
pada tanggal 13 Juli 2020. Dari hasil wawancara kami dapatkan informasi
dan beberapa data warganya sebagai berikut.
a. Core (Kelompok Masyarakat yang Dibina)
1) Riwayat wilayah
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jangkung selaku ketua
RT 07 didapatkan data bahwa nama daerah jatikramat ini memiliki
asal usul dari adanya makam keramat yang dulunya sering di
kunjungi para peziarah dari berbagai daerah dan daerah ini yang
awalnya dipenuhi dengan pohon jati yang lebat. Makam keramat
tersebut adalah makam dari seorang yang bernama mbah Kandong,
yang menurut legenda adalah tokoh penyebar Islam didaerah Bekasi.
2) Demografi
Usia dari kelompok komunitas yang dibina adalah remaja, yaitu
remaja masjid. Tingkat pendidikan warga di wilayah RT 07 yaitu
60% adalah SMA dan sisanya 40% adalah TK, SD, SMP, serta
Perguruan Tinggi. Status pekerjaan sebagian besar penduduk di RT
07 adalah PNS, wirausaha dan pensiunan. Tingkat penghasilan
masyarakat di wilayah RT 07 yaitu penghasilan terendah kurang dari
Rp 500.000,00, penghasilan tertinggi di atas Rp 10.000.000,00, serta
rata-rata penghasilan penduduk berkisar di antara Rp 3.000.000,00.

17
3) Statistik Vital
Dari data yang didapat, masalah kesehatan di RT 07 adalah demam
berdarah dan typus . Untuk jumlah angka prevalensi kejadian demam
berdarah di RT 07 ini tidak didapat datanya di tempat bapak
Jangkung selaku ketua RT 07 atau pun kader ibu PKK maupun
posyandu setempat. Dalam dua tahun terakhir ini, angka kesakitan
tidak didapatkan datanya. Sedangkan untuk angka kematian di RT
07 dalam dua tahun terakhir ini sebanyak 12 orang yang meninggal
dunia. Data ini didapat dari pernyataan bapak Jangkung selaku ketua
RT 07.
4) Nilai dan Kepercayaan
Latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku masyarakat di
RT 07 dari 10 sampel warga didapatkan seluruh warga tidak
memiliki kepercayaan khusus yang berasal dari wilayah asal nya
yang mempengaruhi perilaku.
Kepercayaan masyarakat RT 07 tentang penyakit dan kesehatan
dari 10 sampel warga didapatkan semuanya berpendapat sama yaitu,
bahwa penyakit adalah suatu musibah karena kurangnya menjaga
kesehatan diri, sedangkan kesehatan adalah keadaan dimana
seseorang sehat jasmani dan rohani. Dan saat sakit masyarakat RT
07 lebih mengarah pada pengobatan modern yaitu ke pelayanan
kesehatan.
b. Interaksi Sub Sistem
1) Lingkungan Fisik
c) Inspeksi
RT 07 tidak memiliki peta rawan masalah kesehatan tetapi
menurut bapak RT masalah kesehatan yang sering muncul adalah
penyakit DBD dan typus. Tindakan yang dilakukan untuk
menggurangi penyebaran penyakit DBD adalah dengan dilakukan
fogging. Tidak terdapat pasar pada wilayah RT 07 ini. Namun

18
jika warga ingin berbelanja sudah terdapat pusat pembelanjaan
seperti alfamart, superindo, indomaret..
Data winshield survey lingkungan adalah sebagai berikut:
(a) Tampakan umum
Saat kami berkeliling di sekitar RT 07, halaman di setiap
rumah terlihat bersih dan tertata rapi. Untuk jalan di RT 07
terlihat bersih dan hampir di setiap rumah warga terdapat
pagar dan di atasnya diberi tanaman yang ditaruh dalam pot.
Dan untuk pekrangannya, hampir setiap rumah warga
mempunyai pekarangan yang ditanami banyak pohon. Di RT
07 di setiap rumah warga banyak sekali ditanami pohon dan
bunga-bunga sehingga keadaan di lingkungan RT 07 terasa
nyaman dan sejuk.
(b) Bahaya lingkungan
Di RT 07 tidak terdapat polusi karna disana banyak pohon
yang tumbuh subur sehingga suasana disana sangat sejuk dan
nyaman, udara pun sangat segar. Di RT 07 setiap sampah dari
rumah warga biasanya setiap pagi ada petugas khusus untuk
mengambil sampah dan dibuang di tempat pembuangan
sampah. Selain itu ada salah satu rumah warga terdapat
sampah-sampah daun kering yang hanya dikumpulan dan
dibiarkan agar menjadi pupuk kompos.
Di RT 07 tidak terdapat area bermain berbahaya, karena di
sini hanya berupa gang kecil. Di RT 07 penerangan jalan
terdapat di setiap sisi jalan. Lalu lintas di RT 07 sangat
lancar, karena lingkungan RT 07 berada di gang. Di RT 004
tidak terdapat polisi,tetapi setiap malam ada bapak-bapak
yang bertugas untuk ronda malam dan terdapat pos satpam.
(c) Stressor Lingkungan.
Di lingkungan RT ini tidak ada kegaduhan atau keramaian,
karena di dalam kawasan ini cukup tenang. Tidak

19
ditemukannya tanda-tanda yang menyebabkan criminal,
karena di dalam kawasan RT ini, terdapat pos satpam yang
masih aktif dan dari penyataan penduduk sekitar didapatkan
informasi bahwa setiap malam adanya warga yang patroli
keliling RT. Menurut pak Jankung sebagai ketua RT 07, tidak
ditemukannya tanda-tanda penyalahan penggunaan obat
terlarang atau pun warga yang pernah memliki riwayat
pemakai obat terlarang.
d) Tanda Vital
Kondisi iklim/cuaca di wilayah RT 07 ini panas, tapi
kondisinya sejuk dan nyaman karena banyak pohon besar dan
setiap rumah warga terdapat tanaman yang di tanam di pot dan
ditaruh di atas pagar sehingga membuat orang betah untuk
berlama-lama di sana.
Kondisi lingkungan dan rumah di wilayah RT 07 ini
lingkungannya bersih, tertata rapi dan di rumah setiap warga
terdapat tanaman yang ditanam di pot. Selain itu juga terdapat
banyak pohon yang membuat lingkungannya sejuk. Dan biasanya
jika ada sampah daun ditumpuk di tempat khusus dan dibiarkan
hingga menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk sampah plastic
biasanya sudah diambil oleh petugas khusus setiap harinya.
e) System Review
Dukungan sosial dari keluarga, kelompok maupun
masyarakat sekitarnya ditunjukkan dengan adanya kegiatan di
masyarakat seperti kerja bakti yang diadakan setiap bulan dan
setiap menyambut acara besar seperti Ramadhan, Maulud Nabi,
Hari Kemerdekaan dan lain-lain. Masyarakat biasanya sangat
antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Observasi system social sudah dilakukan saat kunjungan
pertama yaitu tipe perkampungan yang merupakan bentuk
perumahan. Di lingkungan ini juga dapat dikatakan lingkungan

20
semi usaha karena didapatkan beberapa warga yang membuka
usaha seperti warung kelontong, warung makan, bengkel dan
lainnya. Terdapat satu masjid yaitu masjid Al-Muhajirrin yang
biasa digunakan untuk warga RT 07 melakukan sholat
berjama’ah. Sedangkan fasilitas beribadah lain seperti gereja tidak
ada di wilayah RT 07.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Dari hasil wawancara dengan ketua RT 07, di wilayah ini terdapat
ibu-ibu yang tergabung dalam mengelola posyandu balita, namun
tidak ada data yang memuat jumlah balita yang datang ke posyandu
tersebut. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tersebut tidak
dipungut biaya sama sekali dan biasanya ada bantuan dana dari RT,
RW dan kelurahan.
Karakteristik dari pengguna pelayanan kesehatan dan social yaitu
ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita di wilayah RW 09 dan
sekitarnya. Kami tidak mendapatkan data tentang angka statistik
pengunjung posyandu karena kader posyandu di sini tidak
memilikinya. Namun berdasarkan dari hasil wawancara dengan
kader posyandu tersebut diketahui bahwa setiap bulannya terdapat
sekitar 60 balita yang datang ke posyandu. Keadekuatan,
aksesbilitas, dan penerimaan fasilitas oleh pengguna pelayanan
cukup baik. Masyarakat merasa puas dengan layanan yang diberikan
ditunjukkan dengan antusias para warga yang mengikuti kegiatan
posyandu.
3) Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 sampel keluarga
didapatkan sekitar 80% kepala keluarga bekerja sebagai wirausah
dan 20% sisa kepala keluarganya bekerja sebagai pegawai.. Rata-rata
pendapatan dari 10 sampel keluarga yang kami wawancarai berada
pada kisaran Rp 2.000.000,00 hingga Rp 5.000.000,00. Pengeluaran
keluarga per bulan berbeda-beda tergantung dari kebutuhan masing-
masing keluarga yaitu kurang dari Rp Rp 1.000.000,00 hingga Rp

21
2.000.000,00. Rata-rata keluarga sudah mampu untuk menyediakan
makanan bergizi untuk anggota keluarganya, seperti adanya nasi,
sayur , lauk-pauk dan buah-buahan pada setiap menu makanannya..
4) Keamanan dan Transportasi
a) Keamanan
Untuk pelayanan polisi di RT 07 tidak ada tetapi selalu ada
warga yang berjaga di pos satpam atau balai yang dijadikan pos
keamanan keliling. Dari 10 sampel yang kami lihat sanitasinya
cukup bagus karena di setiap rumah terdapat selokan/parit yang
selalu dibersihkan jika terdapat sampah atau daun-daun kering
yang menghalagi jalannya air. Untuk kebakaran di RT 07 tidak
pernah terjadi selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun terakhir.
Kualitas air di RT 07 dari 10 sampel rumah warga yang
kami ambil menunjukkan bahwa kualitas airnya bersih, bening
dan tidak berbau. Keamanan makanan jajanan di RT 07 ini tidak
pernah diteliti oleh dinas kesehatan, jadi warga di RT 07 kurang
mengerti tentang makanan yang berbahaya atau tidak. Tetapi dari
yang kami amati jajanan yang di jual di warung kebanyakan
dibungkus dan tidak terdapat pewarna makanan buatan karena
warnanya tidak mencolok.
b) Transportasi
Dari 10 sampel yang kami wawancarai jenis transportasi
yang digunakan oleh masyarakat umumnya adalah sepeda motor
dan mobil, tetapi ada juga yang masih menggunakan angkutan
umum. Berdasarkan dari hasil wawancara kepada 10 warga
didapatkan data bahwa tidak ada warga yang mengalami
keterbatasan transportasi, hampir semua warga RT 07 memiliki
alat transportasi. Kondisi jalan di RT 07 sudah cukup bagus
karena jalan telah diaspal dan tidak ada jalan yang berlubang.

22
5) Politik dan Pemerintahan
Kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat, yaitu dengan bantuan dana
berupa uang yang diberi oleh kelurahan untuk melaksanakan
program-progam kesehatan seperti penyuluhan demam berdarah,
adanya fogging, pemeriksaan jentik nyamuk. Kegiatan program-
program tersebut, biasanya diadakan jika telah ditemukan kasusnya
di lingkungan sekitar RT 07.
6) Komunikasi
Berdasarkan hasil dari wawancara kepada 10 sampel warga,
didapatkan data bahwa 10 warga menggunakan televisi, smart phone
dan 2 dari 10 keluarga masih berlangganan koran. Dari 10 warga
tersebut didapatkan 3 keluarga mengikuti arisan ibu-ibu dan
mengikuti setiap minggu malam.
7) Pendidikan
Presentase keluarga yang buta huruf menurut pernyataan dari
bapak Jangkuk selaku ketua RT 07 sangat rendah sekali. Hal ini
dinyatakan karena dalam 133 warga di RT ini hanya 3-5 orang yang
masih mengalami buta huruf. Fasilitas pendidikan atau informasi
yang ada di wilayah RT 07 yang dapat dimanfaatkan oleh warga
yaitu koran dinding yang ditempelkan di depan pos ronda. Selain
koran dinding, pengumuman penting juga disiarkan melalui pengeras
suara masjid.
8) Rekreasi
Terdapat taman dan lapangan di daerah RT 07 Jatikramat.
Letaknya tidak jauh dari tempat tinggal warga-warga RT 07
Jatikramat, berada di lingkup perumahan Jatikramat Indah Estate.
Kondisi lapangan di wilayah tersebut cukup baik, terdapat 2 ring
basket. Biasanya warga sering datang pada waktu pagi hari.

23
3. Wilayah Rt 01 Rw 13 Kel. Jati Rangga, Kec.Jati Sampurna, Kota Bekasi
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah RT 01 RW 13 Kelurahan
Jatirangga Kecamatan Jati Sampurna didapatkan melalui wawancara dengan
penduduk setempat, tokoh masyarakat, dan observasi lingkungan.
a. CORE
1) Sejarah
Jatirangga merupakan suatu salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi dan berada di Provinsi Jawa
Barat. Pemberian nama “Jatirangga” bukan tanpa makna melainkan
mengandung sebuah makna yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Menurut sejarah dan cerita para sesepuh dan tokoh masyarakat
berasal dari kata “Jati” diambil dari POHON JATI yang mempunyai
arti kuat (kekuatan sejati) karena pohon jati tersebut dapat tumbuh
dalam waktu yang lama, dan kayunya dapat dimanfaatkan untuk apa
saja. Kata “Rangga” diambil dari nama leluhur (orang
berpengaruh/sakti) diwilayah ini yang bernama PANGERAN
RANGGA. Hal ini bertujuan untuk mengenang ketokohan beliau.
(Sumber: Bapak Oman selaku sesepuh dan Ketua RW 13, 2020)
2) Demografi dan penduduk
Dari data yang didapatkan jumlah penduduk di RT 01 RW 13
Kelurahan Jatirangga Kecamatan Jati Sampurna sebanyak 89orang.
Namun, belum diketahui data mengenai jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin dan usia. Suku yang ada di RW 13 yaitu kebanyakan
suku Betawi, Jawa, Sunda. Suhu udara di RT 01 RW 13 yaitu 25 -
33⁰C. Kondisi geografis berdasarkan ketinggian tanah dari permukaan
laut adalah 48 m.
Tipe keluarga di RT 01 RW 13 pada umumnya adalah tipe
extended family, dimana dalam satu rumah bisa terdiri dari beberapa
keluarga. Aktivitas masyarakat pada pagi hari tampak ramai,
umumnya masyarakat pergi bekerja, berdagang, dan, anak-anak pergi
ke sekolah, ibu-ibu yang berkumpul di kedai dan warung-warung,
serta anak-anak kecil yang belum sekolah yang bermain di halaman.

24
Sedangkan pada sore hari keadaan RT 01 RW 13 tampak tidak begitu
ramai, beberapa pemuda berkumpul di warung-warung, anak-anak
bermain di sekitar rumah mereka, orang tua berkumpul mengawasi
anak mereka yang sedang bermain. Pada malam hari RT 01 RW 13
tampak sepi, hanya tampak beberapa laki-laki muda yang berkumpul
di warung, bernyanyi dan merokok serta beberapa bapak-bapak yang
berkumpul di teras rumah. Berdasarkan wawancara dengan penduduk
setempat, tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh warga
setempat karena lebih banyak warga menyukai tinggal di dalam rumah
untuk istirahat setelah lelah beraktivitas selama seharian, hanya
terlihat beberapa remaja berkumpul di warung dan dekat pos ronda.
Analisa dari hasil winshield survey di atas, tampak kegiatan pemuda
belum terorganisir dengan baik.
3) Ras dan etnik
Penduduk di RT 01 RW 13 terdiri dari 45% bersuku Betawi, 35%
bersuku Jawa, 15% bersuku Sunda, 5% suku lainnya. Menurut Pak
Imun selaku Ketua RT 01 mereka hidup dengan kebiasaan dan budaya
yang berlaku dan saling menghargai. Di daerah ini biasanya tempat
khusus untuk perkumpulan masyarakat untuk rapat atau musyawarah
adalah di rumah tokoh yang dituakan. Namun masyarakat di RT 01
RW 13 jarang melakukan kegiatan kemasyarakatan. Analisa dari latar
belakang daerah dan budaya selaras menciptakan suatu kehidupan
yang cenderung harmoni. Tapi bila tidak diikat dengan suatu
kebersamaan juga dapat memicu terjadinya perpecahan atau
perselisihan yang disertai isolasi sosial yang tentunya akan
mengganggu keharmonisan warga.
4) Nilai, Agama, dan Kepercayaan
Masyarakat RT 01 RW 13 98% beragama Islam dan2% beragama
Nasrani.Aktivitas beribadah masyarakat yang beragama islam terlihat
ketika warga melaksanakan sholat berjamaah di Mesjid/Musholla,
sedangkan warga yang beragama Nasrani melaksanakan ibadah ke
Gereja yang terletak di Komplek Perumahan TNI AL. Selain itu di RT

25
01 juga terdapat kegiatan majlis ta’lim dan pengajian yang
dilaksanakan 1 kali dalam semingu yang dilaksanakan setiap hari
Jum’at yang dilakukan secara bergantian di salah satu rumah warga
atau Masjid As-Sya’Adah yang terdapat di sekitar RT.01. Untuk kaum
ibu-ibu juga terdapat pengajian khusus ibu-ibu yang dilaksanakan
pada setiap hari sabtu siang, yang dilaksanakan secara bergantian di
rumah warga RT 01. Setiap sore anak-anak mengikuti kegiatan TPA
yang dilakukan di Masjid AS-Sya’Adah.terdapat kegiatan TPA. Pada
RT01 tidak terdapat gereja dan rumah ibadah lainnya. Orang asli
Jatirangga memiliki kebiasaan membangun rumah selalu menghadap
ke utara dan mandi pada tanggal 1 Syuro secara bersama-sama
anggota famili yang lain di sumur tua yang di keramatkan oleh
sesepuh desa dan di turunkan secara turunkan temurun. Hal ini
bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa dan untuk menolak bala.
Analisa dari data tersebut, yaitu dengan adanya tempat ibadah yang
jaraknya tidak jauh dari rumah penduduk, maka sangat
memungkinkan penduduk untuk beribadah dan belajar mengaji anak-
anak di TPA. Penduduk asli memiliki adat istiadat yang tetap lestari
hingga sekarang dan warga pendatang menghargai dan menghormati
adat istiadat penduduk asli Kelurahan Jatirangga. Sejauh ini, menurut
ketua RT setempat, tidak ada masalah dalam kehidupan beragamadan
bermasyarakat.
b. Delapan Sub Sistem
1) Lingkungan Fisik
Di RT 01 RW 13 Kelurahan Jatirangga Kecamatan Jati Sampurna ini
memiliki batas wilayah:
Utara : Desa Sumur Binong
Barat : RT 01 RW 12
Timur : Komp. Polri Ciangsana
Selatan : Jalan Raya Komp. AL Ciangsana
Sebagian besar rumah di RT 01 bersifat permanen, Jarak rumah-
rumah di RT 01 sebagian besar berdekatan.Kondisi lingkungan

26
rumah secara umum pada dasarnya cukup bersih. Sumber air bersih
berasal dari sumur sendiri dan sumur Bor. Sanitasi lingkungan
terlihat kurang bersih, masih banyak warga yang mengalirkan air
pembuangan rumah tangga ke dalam got, tempat pembuangan
sampah sebagian warga sudah dikelola secara baik dengan
membayar restribusi sampah sehingga akan diangkut oleh petugas
kebersihan 3 kali seminggu, namun banyak juga masyarakat yang
masih memilih untuk membakar sampah di depan rumah. Di RT01
setiap rumah sudah memiliki sumur dan MCK masing-masing.
Analisa dari data tersebut, yaitu perumahan yang berkonstruksi baik
dan bangunan yang utuh menjamin sirkulasi udara dan pencahayaan
yang baik sehingga terhindar dari penyakit infeksi. Halaman rumah
yang sempit dan tidak dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman
obat sehingga keluarga tidak memiliki tanaman obat
keluarga.Masyarakat masih ada yang membakar sampah, membuang
sampah dan limbah rumah tangga sembarangan.
2) Kesehatan dan Pelayanan Sosial
Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di RT 01 adalah
Posyandu balita dan Klinik praktek bidan. RT01 tidak memiliki
posyandu lansia. Posyandu balita dilakukan 1 kali sebulan pada hari
Rabu minggu ke 3 dimana petugas kesehatan dari Puskesmas
langsung datang ke RT 01 . Di RT 01 juga belum ada POKJAKES
(Kelompok Kerja Kesehatan).Di Kelurahan Jati Ranggahanya
terdapat satu buah Posyandu Lansia yang diadakan satu kali sebulan.
Pada saat pandemi covid-19 warga saat beraktivitas menggunakan
masker tetapi ada juga warga yang tidak memakai masker dengan
alasan takdir seseorang berada di tangan Tuhan.
Analisa dari data tersebut, yaitu membiasakan hidup sehat dan
sadar akan kondisi kesehatan saat pandemi sangat membantu dalam
menekan angka penyebaran virus Corona dan dapat meningkatkan
angka kesehatan bagi masyarakat. Adanya beberapa warga yang
berpikiran bahwa takdir seseorang beradadi tangan Tuhan dan

27
kurang sadarnya warga dalam memakai masker saat beraktivitas di
luar rumah dapat menyebabkan peningkatan penyebaran virus
Corona, walaupun kelurahan Jatirangga sudah dinyatakan slah satu
zona hijau di daerah Bekasi Kota.
3) Ekonomi
Tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar (60%) menengah ke
bawah. Pada umumnya masyarakat bekerja sebagai pegawai, swasta
dan pedagang. Ada juga beberapa masyarakat yang bekerja sebagai
wiraswasta, buruh bangunan, tukang rongsok, beternak dan
berdagang keliling. Analisa dari data tersebut, yaitu terlihat tingkat
ekonomi masyarakat sebagian besar adalah menengah ke bawah.
4) Transpor dan Keamanan
Sarana transportasi yang digunakan masyarakat untuk keluar
masuk lokasi RT 01 adalah kendaraan roda 2 ataupun roda 4.
Masyarakat umumnya memiliki kendaraan pribadi roda 2, dan
beberapa yang memiliki kendaraan roda 4. Dan sebagai transportasi
umum, masyarakat menggunakan fasilitas angkot dengan kendaraan
roda dua (ojek).
Secara umum kondisi jalan di wilayah ini lancar karena konstruksi
jalan sudah terbuat dari cor dan aspal, Luas jalan relatif sempit, dan
terdapat juga beberapa jalan setapak yang hanya bisa dilewati oleh
kendaraan roda dua. Kondisi ini membuat kendaraan yang melewati
jalan tersebut tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Dampak
positifnya adalah memudahkan akses menuju pelayanan kesehatan
yang berjarak ± 6 km. Salah satu dampak negatifnya adalah
menyulitkan penanganan diwaktu-waktu yang darurat misalnya saat
terjadinya kebakaran, gempa dsb.
Analisa dari data tersebut, yaitu dengan lancarnya arus transportasi
bisa memudahkan penduduk untuk berhubungan, kemudian mudah
mendapatkan akses pelayanan kesehatan atau keamanan seperti
penanggulangan kebakaran. Namun karena pengaruh kondisi jalan
menuju RT 01 banyak sempit, maka hal ini merupakan kendala

28
dalam lalu lintas dan juga bisa menyebabkan rawan kecelakaan
terutama bagi anak – anak.
5) Politik dan Pemerintahan
Ketua RT 01 di RW 13 dipilih secara langsung oleh masyarakat
dengan menyebarkan kertas suara dan dikumpulkan oleh panitia
pemilihan ketua RT. Di RT 01 terdapat organisasi pemuda namun
organisasi ini nyaris tidak memiliki kegiatan. Hanya setiap ada acara
17 Agustusan dan Idul Adha organisasi baru di bentuk itupun hanya
melibatkan sanak famili dari keluarga RT 01. Selain itu tidak ada
organisasi yang aktif di masyarakat RT 01. Apabila musim
pemilihan umum maupun pemilihan legislatif hanya beberapa
gambar poster yang terpampang, itupun apabila ada dari pemuda asli
Jatirangga yang mengikuti pemilihan atau menjadi anggota dewan.
Analisa dari data tersebut, yaitu segala kebijakan yang diambil oleh
ketua RT 01 disepakati oleh warga melalui musyawarah bersama
masyarakat, sehingga memudahkan proses pengumpulan namun
organisasi wilayah belum berjalan secara optimal
6) Komunikasi
Pada umumnya masyarakat di daerah ini mengunakan bahasa
Indonesia dan sunda Biasanya komunikasi antar warga dilakukan
pada sore hari karena pada pagi dan siang hari warga sibuk dengan
urusannya masing-masing. Komunikasi antar warga berjalan dengan
baik. Sebagian besar penduduk di RT01 sudah memiliki TV atau
radio. Hal ini tampak dari adanya antena televisi di tiap – tiap rumah
yang ada di RT01. Selain itu, sebagai sarana penyampaian informasi
seperti ada berita duka, perkumpulan diumumkan di Mesjid atau
Mushalla, atau pun informasi dari kelurahan biasanya langsung
disampaikan ke Ketua RT hingga informasi sampai pada masyarakat.
Informasi mengenai Posyandu dan imunisasi biasanya langsung
disampaikan oleh kader. Selain itu, warga biasanya berkumpul di
warung untuk bercerita dan berbagi informasi. Warga menggunakan
handphone sebagai sarana komunikasi.

29
Analisa dari data tersebut, yaitu tersedianya sumber informasi yang
lengkap bisa memudahkan penduduk memperoleh informasi
khususnya informasi mengenai kesehatan. Namun kesadaran dari
penduduk mengenai pentingnya kesehatan harus lebih ditingkatkan
terlebih pada kesehatan lingkungan.
7) Pendidikan
Di RT01 terdapat sekolah formal seperti TK, SDsehingga anak-
anak bersekolah di TK dan SD dengan berjalan kakikarena jaraknya
tidak jauh. Namun SMP dan SMA jaraknya cukup jauh dari RT 01.
Di RT 01 terdapat sebuah Mesjid (As-Sya’adah) sehingga bagi
warga yang beragama islam beribadah di mesjid atau pun mushalla
dan diadakan TPA bagi anak – anak setiap sore hari. Analisa dari
data tersebut, yaitu sarana pendidikan yang relative dekat menjadi
pendukung bagi anak-anak usia sekolah untuk melanjutkan
pendidikan.
8) Rekreasi
Setelah pulang kerja, sebagian besar penduduk menghabiskan
waktunya di rumah bersama keluarga dengan bercerita atau
menonton TV. Dan sebagian kecil bapak - bapak berkumpul, duduk
– duduk dan bercerita- cerita pada sore atau malam hari di warung-
warung dan teras rumah. Setiap sore beberapa pemuda berkumpul di
warung untuk bercerita-cerita dan bermain. Setiap hari libur atau ada
event di RT 01 selalu mengadakan Nobar (Nonton Bareng) melalui
layar proyektor baik itu acara sepak bola maupun memutar film-
film, sehingga dapat mempersatukan warga RT 01 khususnya.Tetapi
pada saat pandemi covid-19 masyarakat lebih sering melakukan
aktivitas atau rekreasi di rumah masing-masing.
Analisa dari data tersebut, yaitu menonton TV dan bermain saat
libur/ sore hari menandakan hal positif dimana anak dapat mengatur
waktu bermain dengan kegiatan sekolah serta belajar.

30
4. Wilayah RT 05 RW 02 Kp mede, Kecamatan Bekasi jaya, Kota Bekasi
Kami telah melakukan observasi dan wawancara di wilayah RT 05 RW 02
Kp mede, Kecamatan Bekasi jaya, Kota Bekasi pada tanggal 13 Juli 2020.
Dari hasil wawancara kami dapatkan informasi dan beberapa data warganya
sebagai berikut.
a. Pengkajian Inti Komunitas
1) Riwayat
Riwayat wilayah RT 5, RW 2 Kp Mede kelurahan Bekasi Jaya
dahulu merupakan area persawahan dan banyak pohon jambu mede.
Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah. Usia penduduk yang paling
tua di wilayah tersebut 90 tahun.
2) Demografi
Di RT ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40%
berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di
RT 05 adalah SLTA. Pekerjaan warga RT 5 70% adalah karyawan
suasta. Sedangkan sisanya PNS dan pedagang. Tingkat
penghasilannya bervariasi mulai dari 2,5-5 juta perbulan. Status
ekonomi menengah.
3) Statistik Vital
Masalah kesehatan yang terjadi di RT 05 adalah demam berdarah,
hipertensi dan stroke. Selain kasus penyakit demam berdarah dan
sebagainya yang telah disebutkan di atas terjadi juga seperti gatal-
gatal di tangan dan kaki yang biasa dialami oleh anak anak yang
sering main di sawah. Dalam 2 tahun terakhir di RT 05 terjadi kasus
demam berdarah namun sejauh ini tidak sampai menyebabkan
kematian.
4) Nilai dan Kepercayaan
Mayoritas warga berasal dari suku Betawi dan Jawa dan beragama
Islam. Ada beberapa orang pendatang yang berasal dari suku dan
agama lain, keristen. Terdapat masjid di RT tersebut. Masyarakat
jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter

31
praktek ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli
obat cina di toko obat.
b. Pengkajian Sub Sistem
1) Lingkungan Fisik
a) Inspeksi
- Di RT 05 tidak terdapat peta rawan masalah
- Tidak terdapat pasar
- Tidak terdapat tempat rekreasi
b) Tanda Vital
- Kondisi iklim tropis
c) Kondisi lingkungan bersih. Lokasi berdekatan dengan sawah.
d) System Review
- Di RT 05 tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada
warganya namun kerja bakti akan diadakan saat lingkungan
terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat.
- Ada kegiatan pengajian rutin dan PKK yang di adakan
setiap hari rabu.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a) Pelayanan yang di akses oleh warga RT 05 adalah praktik bidan,
dan praktik dokter.
b) Jika sakit rata-rata penduduk RT 05 datang langsung ke dokter
atau puskesmas.
c) Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah
atau terjangkau untuk warga.
d) Waktu pelayanan praktik dokterpagi : pukul 07.30 sampai 16.30.
Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau
ada kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera.
e) Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
f) Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita
dan lansia
g) Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
h) Askes ke puskesmas kurang lebih 1 km dari RT 05.

32
i) Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh
puskesmas dan swadaya masyarakat.
3) Ekonomi
a) Pekerjaan penduduk 70% karyawan suasta, PNS dan pedagang.
Pendapatan keluarga rata-rata Rp 2,5 s/d 5 jt
b) Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga
mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
c) Masyarakat di RT05 mampu menyediakan makanan yang
bergizi baik dari segi pengetahuan dan maupun keuangan.
d) Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan
berupa asuransi kesehatan, dan BPJS
4) Keamanan
a) Lingkungan aman
b) Air di RT 05 berasal dari air tanah dan kondisi air jernih.
c) Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda
motor, mobil, dan angkutan umum.
d) Kondisi jalan raya bagus,
5) Politik dan pemerintahan
a) Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan
penyuluhan kesehatan
b) Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas
tetapi penyuluhan dilakukan hanya jika terjadi kasus.
c) Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
6) Komunikasi
a) Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran,
telepon dan ponsel.
b) Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 05.
c) Media komunikasi di masyarakat dengan PKK dan pengajian.
d) Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT
05.

33
7) Pendidikan
a) Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
b) Terdapat fasilitas pendidikan di RT 05.
c) Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
8) Rekreasi
Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 05 sehingga warga
harus pergi jauh untuk mendapatkan hiburan.

34
B. Hasil Screening Kuesioner
Berdasarkan hasil pemeriksaan pengetahuan dan sikap yang dilakukan
pada tanggal 13 Juli 2020 di masing-masing wilayah anggota kelompok dengan
jumlah responden 50 orang, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Data Demografi
a. Usia
Usia yang ditemukan saat dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :

100%
90%
80%
70%
60%
50% usia dewasa
40% usia pertengahan
30%
20%
10%
0%
25-44 45-59
tahun tahun

Berdasarkan diagram batang di atas diketahui bahwa seluruh responden


adalah usia dewasa, dengan persentase sebanyak 100% .
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden saat dilakukan pemeriksaan adalah sebagai
berikut :

60%

50%

40%

30% perempuan
laki-laki
20%

10%

0%
Perempuan Laki-laki

35
Berdasarkan diagram batang di atas diketahui bahwa mayoritas responden
adalah perempuan, dengan persentase sebanyak 58% dan responden laki-
laki sebanyak 42%.

c. Pendidikan Terakhir
Pendidikan responden saat dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :

70%
60%
50% Tidak Sekolah
40% SD
30% SMP
20%
SMA
10%
PT
0%
Tidak SD SMP SMA PT
Sekolah

Berdasarkan diagram batang di atas, diketahu bahwa mayoritas pendidikan


terakhir responden adalah SMA dengan persentase sebanyak 66 % dan
tidak ada responden yang tidak bersekolah, dan hasil lainnya ditemukan
yaitu, SD sebanyak 2%, SMP sebanyak 12% dan PT sebanyak 20%.

d. Pekerjaan
Pekerjaan responden saat dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :

40%
35%
30% Pensiunan
25% PNS
20%
Wiraswasta
15%
Karyawan
10%
5% IRT
0%
IRT Karyawan Wiraswasta PNS Pensiunan

Berdasarkan diagram batang diatas diketahui bahwa pekerjaan responden


adalah IRT sebanyak 36%, karyawan sebanyak 36%, wiraswasta sebanyak

36
24%, PNS sebanyak 1% dan pensiunan sebanyak 1%, Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah sebagai
ibu rumah tangga (IRT) dan karyawan.

e. Penyakit Yang Diderita Saat ini


Penyakit yang diderita responden saat ini saat dilakukan pemeriksaan
adalah sebagai berikut :

45%
40%
35%
30%
25% Tidak Ada Penyakit
20%
Hipertensi
15%
10% Diabetes
5%
0%
Tidak Ada Hipertensi Diabetes
Penyakit

Berdasarkan diagram batang di atas, diketahui bahwa mayoritas responden


tidak ada penyakit yaitu sebanyak 44%, sedangkan yang menderita
penyakit hipertensi sebanyak 8% dan sebanyak 4% menderita penyakit
diabetes.
f. Tinggal Serumah
Pendamping yang tinggal serumah dengan responden saat dilakukan
pemeriksaan adalah sebagai berikut :

80%
70%
60%
50%
Keluarga
40%
Saudara
30%
Sendiri
20%
10%
0%
Keluarga Saudara Sendiri

37
Berdasarkan diagram batang di atas diketahui bahwa mayoritas responden
tinggal bersama keluarga (istri,suami,anak) sebanyak 80%, dan responden
lainnya tinggal dengan saudara (kakak/adik/sepupu/bibi) sebanyak 14%
serta responden yang tingggal sendiri sebanyak 6%.

2. Pengetahuan Tentang Covid-19


Pengetahuan responden tentang Covid-19 adalah sebagai berikut :

60%
50%
40%
30% Baik

20% Tidak baik


10%
0%
Baik Tidak Baik

Berdasarkan diagram batang di atas diketahui bahwa pengetahuan


responden tentang Covid-19 didapatkan 56 % responden memiliki
pengetahuan baik dan 44% responden memiliki pengetahuan tidak baik.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden secara
umum baik.

3. Sikap Tentang Covid-19


Sikap responden terhadap Covid-19 adalah sebagai berikut :

54%

52%

50%

48% Baik

46% Tidak Baik

44%

42%
Baik Tidak Baik

38
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa sikap terhadap
virus Covid-19 pada responden didapatkan 54% sikap baik dan 46% sikap
tidak baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mayoritas sikap
responden terhadap Covid-19 adalah tidak baik.

4. Hasil Evaluasi Pewawancara


a. Kebiasaan cuci tangan
Hasil evaluasi pewawancara terhadap kebiasaan cuci tangan responden
adalah sebagai berikut :

70%

60%

50%

40%
YA
30%
TIDAK
20%

10%

0%
YA TIDAK

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa kebiasaan cuci


tangan responden didapatkan 62% menjawab sudah membiasakan diri
melakukan cuci tangan menggunakan sabun atau hands sanitizer dan 38%
responden lainnya menjawab tidak membiasakan diri untuk melakukan
cuci tangan menggunakan sabun atau hands sanitizer.

39
b. Langkah-langkah cuci tangan yang benar
Hasil evaluasi pewawancara terhadap pengetahuan responden tentang
langkah cuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :

100%
90%
80%
70%
60%
50% Mengetahui
40%
30% Tidak mengetahui
20%
10%
0%
Mengetahui Tidak
mengetahui

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa kebiasaan cuci


tangan responden didapatkan 100% atau seluruh responden menjawab
tidak mengethui 6 langkah cuci tangan yang benar.

c. Memakai masker
Hasil evaluasi pewawancara terhadap responden yang memakai masker
adalah sebagai berikut :

50%
45%
40%
35%
30%
25% Pakai
20% Tidak pakai
15%
10%
5%
0%
Pakai Tidak pakai

40
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa 50%
responden telah memakai masker saat dilakukan wawancara, sedangkan
50% responden lainnya tidak memakai masker saat wawancara.

d. Pemakaian masker yang benar


Hasil evaluasi pewawancara terhadap pemakaian masker yang diterapkan
oleh responden adalah sebagai berikut :

70%
60%
50%
40%
Benar
30%
Tidak benar
20%
10%
0%
Benar Tidak benar

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa pemakaian


masker oleh responden, sebanyak 68% responden tidak benar dalam
memakai masker (seperti diletakkan dibawah dagu/tidak menutup bagian
hidung) dan 32% responden lainnya benar dalam memakai masker.

e. Menjaga jarak (Social Distancing)


Hasil evaluasi pewawancara terhadap kepatuhan dalam menjaga jarak
dalam beraktivitas pada responden adalah sebagai berikut :

80%
70%
60%
50%
40% Patuh
30% Tidak patuh
20%
10%
0%
Patuh Tidak patuh

41
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa kepatuhan
dalam menjaga jarak dalam beraktivitas pada responden, sebanyak 74%
responden patuh dalam menjaga jarak/telah melakukan social distancing
dan sebanyak 26% responden lainnya tidak patuh dalam menjaga
jarak/social distancing.

f. Pengetahuan dalam menjaga imunitas


Hasil evaluasi pewawancara terhadap pengetahuan dalam menjaga
imunitas pada responden adalah sebagai berikut :

100%
90%
80%
70%
60%
50% Mengetahui
40%
30% Tidak mengetahui
20%
10%
0%
Mengetahui Tidak
mengetahui

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan


dalam menjaga imunitas pada responden, sebanyak 100% atau seluruh
responden sudah mengetahui bagaimana cara menjaga imunitas tubuh.
Jawaban responden tentang cara menjaga imunitas tubuh, seperti
berolahraga, mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin.

42
g. Cara bersin yang benar
Hasil evaluasi pewawancara tentang cara bersin yang benar terhadap
responden adalah sebagai berikut :

90%
80%
70%
60%
50%
40% Mengetahui
30% Tidak mengetahui
20%
10%
0%
Mengetahui Tidak
mengetahui

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa pengetahuan


dalam melakukan bersin dengan cara yang benar pada responden,
sebanyak 84% tidak mengetahui cara bersin yang benar, dan sebanyak
16% responden lainnya sudah mengetahui cara bersin yang benar.

h. Sikap optimis di tengah pandemic Covid-19


Hasil evaluasi pewawancara terhadap sikap optimis ditengah pandemic
covid-19 pada responden adalah sebagai berikut :

90%
80%
70%
60%
50%
40% Optimis
30% Tidak optimis
20%
10%
0%
Optimis Tidak
optimis

43
Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa optimistic
responden ditengah kondisi pandemic covid-19, sebanyak 84% tetap
optimis, dan sebanyak 16% responden lainnya tidak optimis dalam kondisi
pandemic covid-19 ini.

i. Bekerja setiap hari


Hasil evaluasi pewawancara tentang kebiasaan responden yang berpergian
keluar rumah untuk bekerja setiap hari adalah sebagai berikut :

60%

50%

40%

30% IYA
TIDAK
20%

10%

0%
IYA TIDAK

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 56%


responden melakukan aktifitas keluar rumah untuk bekerja setiap hari, dan
sebanyak 44% responden lainnya tidak berpergian keluar rumah untuk
bekerja.

44
j. Berpergian selain bekerja atau memenuhi kebutuhan pokok
Hasil evaluasi pewawancara tentang kebiasaan responden untuk
berpergian keluar rumah selain urusan pekerjaan/memenuhi kebutuhan
pokok adalah sebagai berikut :

90%
80%
70%
60%
50%
IYA
40%
TIDAK
30%
20%
10%
0%
IYA TIDAK

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa responden,


sebanyak 86% tidak melakukan aktifitas keluar rumah selain untuk
bekerja/memenuhi kebutuhan pokok, dan sebanyak 14% responden
lainnya masih berpergian keluar rumah selain untuk bekerja/memenuhi
kebutuhan pokok.

45
C. Analisa Data

NO DATA MASALAH
1. Data Primer:
1. Kuesinoer
 44% responden memiliki pengetahuan tidak baik
2. Data objektif (hasil observasi):
 100% atau seluruh responden menjawab tidak mengethui 6
langkah cuci tangan yang benar Defisit Pengetahuan
 84% responden tidak mengetahui cara bersin yang benar warga: tentang langkah
Data sekunder: cuci tangan dan cara
B. 1. Pengkajian Windshield Di Wilayah Praktik bersin yang benar
C. (Kesehatan dan Pelayanan Sosial)
 Adanya beberapa warga yang berpikiran bahwa takdir
seseorang beradadi tangan Tuhan dan kurang sadarnya warga
dalam memakai masker saat beraktivitas di luar rumah
2. Data Primer:
1. Kuesinoer
 46% responden sikap tidak baik
 8% responden menderita hipertensi dan 4% responden Perilaku Kesehatan
menderita penyakit diabetes Cenderung Beresiko
2. Data objektif (hasil observasi): Terhadap Penyebaran
 50% responden tidak memakai masker saat wawancara. Covid-19 Pada Warga
 68% responden tidak benar dalam memakai masker binaan
 56% responden melakukan aktifitas keluar rumah untuk
bekerja setiap hari
 14% responden masih berpergian keluar rumah selain untuk
bekerja/memenuhi kebutuhan pokok.
 84% responden tidak mengetahui cara bersin yang benar
 100% atau seluruh responden menjawab tidak mengethui 6
langkah cuci tangan yang benar
3. Data sekunder:
1. Pengkajian Windshield Di Wilayah Praktik Kesiapan Peningkatan
 Berdasarkan sumber dari warga dan ketua RT dari masing- Koping Komunitas
masing wilayah yang telah diobservasi mahasiswa, Terhadap Penyakit
didapatkan masalah kesehatan yang sering muncul adalah Deman Berdarah Pada
demam berdarah. Warga Binaan
 Tindakan yang dilakukan warga pada wilayah tersebut untuk
menggurangi penyebaran penyakit demam berdarah adalah
dengan dilakukan fogging.

46
4. Data sekunder:
D. 1. Pengkajian Windshield Di Wilayah Praktik Resiko terjadinya
penyakit infeksi
 Halaman rumah di wilayah di RW 13 kelurahan Jati Rangga
(seperti ISPA dan
yang sempit dan tidak dapat dimanfaatkan untuk menanam diare)
tanaman obat sehingga keluarga tidak memiliki tanaman Pada masyarakat di
obat keluarga. Masyarakat masih ada yang membakar RW 13 kelurahan Jati
Rangga
sampah, membuang sampah dan limbah rumah tangga
sembarangan.

D. Skoring

Diagnosa Keperawatan
No. A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Komunitas
1. Perilaku Kesehatan Cenderung 5 5 4 4 4 4 4 2 3 3 3 41 1
Beresiko Terhadap Penyebaran
Covid-19 Pada Warga binaan.
2. Defisit Pengetahuan warga; 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 39 2
tentang langkah cuci tangan
dan cara bersin yang benar.

3. Kesiapan Peningkatan Koping 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 34 3


Komunitas Terhadap Penyakit
Deman Berdarah Pada Warga
Binaan
4. Resiko terjadinya penyakit 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 32 4
infeksi (seperti ISPA dan diare)
Pada masyarakat di RW 13
kelurahan Jati Rangga

 Keterangan pembobotan:

1. Sangat rendah A : Risiko terjadi G : Tempat


2. Rendah B : Risiko keparahan H : Waktu
3. Cukup C: Potensial untuk pendidikan kesehatan I : Dana
4. Tinggi D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
5. Sangat tinggi E : Kemungkinan diatasi K : Sumber daya
F: sesuai dengan program pemerintah

47
E. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Terhadap Penyebaran Covid-19
Pada Warga binaan.
2. Defisit Pengetahuan warga; tentang langkah cuci tangan dan cara bersin yang
benar.
3. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas Terhadap Penyakit Deman
Berdarah Pada Warga Binaan
4. Resiko terjadinya penyakit infeksi (seperti ISPA dan diare) Pada masyarakat
di RW 13 kelurahan Jati Rangga

48
F. Rencana Keperawatan

Dx.
Keperawatan Tujuan Rencana Sasaran Evaluasi Tempat PJ
Perilaku Umum Khusus kegiatan Kriteria Standar
Kesehatan Setelah 1. Pengetahuan 1. Membuat Menigkatnya 1. 70% warga
Cenderung dilakukan warga terkait penyuluhan 10 Warga pengetahuan mampu Wilayah Mahasiswa
Beresiko tindakan pengertian kesehatan binaan warga terkait menyebutkan praktik
Terhadap keperawatan, perilaku pada warga pada pengertian, perilaku mahasiswa
Penyebaran perilaku kesehatan tentang wilayah manfaat, dan kesehatan
Covid-19 Pada kesehatan yang dapat perilaku praktik perilaku yang dapat
Warga binaan cenderung berisiko kesehatan mahasiswa kesehatan beresiko
beresiko terhadap cenderung yang dapat terhadap
terhadap penyebaran beresiko beresiko penyebaran
penyebaran Covid-19 terhadap terhadap Covid-19
Covid-19 pada meningkat penyebaran penyebaran 2. 75% warga
warga binaan 2. Pengetahuan Covid-19 Covid-19 mampu
teratasi warga tentang 2. Demonstrasi mempraktekan
manfaat cara memakai cara memakai

49
menjaga masker yang masker yang
kesehatan benar benar
meningkat 3. Demonstrasi 3. 75% warga
3. Pengetahuan etika batuk mampu
warga tentang 4. Demonstrasi 6 mempraktekan
perilaku yang langkah cuci etika batuk
berisiko pada tangan yang 4. 75% warga
penyebaran benar mampu
Covid-19 5. Bagikan mempraktekan
meningkat leaflet tentang 6 langkah cuci
perilaku untuk tangan yang
menjaga benar
kesehatan
terhadap
penyebaran
Covid-19

50
G. Catatan Keperawatan dan Catatan Perkembangan
Diagnosa Tujuan Khusus Tanggal Tempat PJ Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Perilaku Kesehatan 1. Pengetahuan warga 25 Juli Rumah Intan 1. Mengadakan  Evaluasi struktur :
2020 warga Aulia a. Kontrak dan
Cenderung terkait pengertian penyuluhan
Jatikramat kesepakatan penyuluhan
Beresiko Terhadap perilaku kesehatan RT 07/RW kesehatan pada dilakukan dua hari
09 sebelum pelaksanaan
Penyebaran Covid- yang dapat berisiko warga tentang
kepada warga binaan
19 Pada Warga terhadap perilaku b. Persiapan tempat dan
perlengkapan dilakukan
binaan penyebaran Covid- kesehatan
2 hari sebelum
19 meningkat cenderung pelaksanaan kepada
warga binaan
2. Pengetahuan warga beresiko
c. Informasi penyuluhan
tentang manfaat terhadap disampaikan 2 hari
sebelum pelaksanaan
menjaga kesehatan penyebaran
kepada warga binaan
meningkat Covid-19
3. Pengetahuan warga 2. Melakukan  Evaluasi proses
tentang perilaku a. Peserta yang hadir
demonstrasi cara sebanyak 7 orang dan
yang berisiko pada
penyebaran Covid- memakai masker mengikuti kegiatan dari
19 meningkat awal sampai akhir
yang benar b. Peserta antusias dan
3. Melakukan aktif mengikuti kegiatan
c. Peserta memberikan

51
demonstrasi etika respon terhadap
pertanyaan yang
batuk
diberikan oleh
4. Melakukan mahasiswa
demonstrasi 6
 Evaluasi Hasil
langkah cuci a. 6 dari 7 Warga (86%)
mampu menyebutkan
tangan yang
perilaku kesehatan yang
benar dapat beresiko terhadap
penyebaran Covid-19
5. Membagikan
b. Seluruh warga (100%)
leaflet tentang mampu mempraktekan
cara memakai masker
perilaku untuk
yang benar
menjaga c. Seluruh warga (100%)
mampu mempraktekan
kesehatan
etika batuk
terhadap d. Seluruh warga (100%)
warga mampu
penyebaran
mempraktekan 6
Covid-19 langkah cuci tangan
yang benar

52
Lampiran I
No. Responden :

LEMBAR KUESIONER
PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA LANSIA TENTANG
COVID-19

INSTRUKSI
1. Bacalah pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti.
2. Pilihlah salah satu jawaban Anda dengan cara memberi tanda check list (√)
pada tempat ([ ]) yang tersedia sesuai dengan jawaban yang saudara pilih.
3. Setiap nomor hanya boleh diisi dengan satu jawaban yang jujur.
4. Harap mengisi seluruh jawaban yang ada dalam kuesioner ini, pastikan
tidak ada yang dilewati.

A. DATA DEMOGRAFI
Tempat pengambilan data :
1. Nama (Inisial) : .........................
2. Umur : ............... tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Laki-Laki
4. Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah Tamat SD
Tamat SMP Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
5. Status Perkawinan : Menikah Tidak Menikah
Janda/Duda
6. Pekerjaan : Pensiunan Wiraswasta IRT
Karyawan PNS Yang lain:
7. Penyakit Saat Ini : Jantung Diabetes Hipertensi
(boleh diisi lebih dari satu) Paru-paru Stroke Yang lain:
Tidak menderita penyakit apapun
8. Tinggal Serumah : Suami/istri Anak
Saudara(kakak/adik/sepupu/bibi) Sendiri
Yang lain:
B. PENGETAHUAN TENTANG COVID-19
Petunjuk:
a. Bacalah dengan teliti dan berikan pendapat terhadap pernyataan aspek berikut
ini yang sesuai menurut bapak/ibu dengan memberi tanda () pada pilihan
yang tersedia.
b. Bila salah mengisi dapat dicoret (x) atau dihapus kemudian diganti sesuai
dengan pendapat bapak/ibu.
Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
Gejala utama Covid-19 adalah demam, sesak napas dan batuk
1.
kering
Untuk mencegah infeksi Covid-19, sebaiknya semua orang harus
2.
menghindari pergi ke tempat-tempat ramai
Semua orang (tanpa batasan usia) yang memiliki kontak dengan

3. seseorang yang terinfeksi virus Covid-19 harus segera diisolasi di


tempat yang tepat
Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet (percikan pada saat

4. bersin) dan sentuhan pada material (benda-benda) yang


terkontaminasi dengan pembawa virus
Masyarakat lanjut usia (Lansia) dan anak-anak berisiko tinggi
5.
terinfeksi virus Covid-19
Meningkatkan imunitas tubuh adalah salah satu cara mencegah
6.
virus Covid-19
Semua masyarakat kecuali seseorang yang berusia lanjut (lansia)

7. tidak perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi


virus Covid-19, karena hanya lansia yang rentan terkena virus
Tidak semua orang yang terjangkit Covid-19 bisa menjadi kasus
yang parah. Hanya mereka yang berusia lanjut dan memiliki
8.
penyakit kronis yang akan lebih beresiko menjadi kasus yang
parah
Menerapkan hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan
9.
dengan air bersih dan sabun, berolah raga, mengkonsumsi
makanan bergizi perlu dilakukan oleh masyarakat untuk
mencegah penyebaran Covid-19
Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk Covid-19,
tetapi bila orang yang terinfeksi segera mendapatkan pengobatan
10.
pada saat gejala awal, maka mampu membantu sebagian besar
pasien pulih dari infeksi

C. SIKAP TENTANG COVID-19


Petunjuk:
a. Bacalah dengan teliti dan berikan pendapat terhadap pernyataan aspek berikut
ini yang sesuai menurut bapak/ibu dengan memberi tanda () pada pilihan
yang tersedia.
b. Bila salah mengisi dapat dicoret (x) atau dihapus kemudian diganti sesuai
dengan pendapat bapak/ibu.

Jawaban

No Pertanyaan Tidak
Setuju
Setuju
Agar terhindar dari penularan Covid-19, sebaiknya menahan diri
1.
untuk pergi ke tempat-tempat ramai
Agar terhindar dari penularan Covid-19, sebaiknya sering
2.
melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Aktivitas ibadah dan keagamaan seperti (pengajian, sholat jumat,

3. misa, kebaktian) di masjid maupun gereja sebaiknya tidak


dilakukan sampai dengan kondisi dinyatakan aman
Himbauan untuk menggunakan masker jika harus beraktivitas di

4. luar rumah wajib dilaksanakan, untuk mengurangi resiko tertular


Covid-19 dari lingkungan
Himbauan untuk selalu mengganti pakaian dan membersihkan

5. badan segera setelah berpergian wajib dilaksanakan, untuk


mengurangi resiko tertular Covid-19 dari lingkungan
Himbauan untuk menjaga jarak kurang lebih 1 meter pada saat

6. harus berpergian wajib dilaksanakan, untuk mengurangi resiko


tertular Covid-19 dari lingkungan
Agar terhindar dari penularan Covid-19, sebaiknya tidak saling
7.
salaman/bersentuhan bila bertemu dengan keluarga/teman
Mengkonsumsi sayur, buah, vitamin dan tidur cukup, dianjurkan
8.
untuk lansia dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh
Meskipun menghentikan/mengurangi aktivitas di luar rumah, kita

9. semua harus tetap berolah raga secara rutin untuk menjaga


kebugaran tubuh
Jika merasakan gejala (demam, batuk, pilek) sebaiknya segera

10. mengkonsultasikan kepada pihak yang kompeten menangani


kesehatan, misalnya puskesmas
Lampiran II
PROPOSAL
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD I)

I. Latar Belakang
Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem
diantaranya keluarga, sistem sosial yang saling berinteraksi enterelasi dan
enterdependensi komunitas. Sedangkan, keluarga merupakan sistem
komunitas yang terbuka dan terjadi hubungan timbal balik antara keluarga
dan komunitas. Keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat
atau komunitas dimana mempunyai permasalahan kesehatan yang perlu
diperhatikan secara khusus.
Peningkatan status kesehatan masyrakat merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam asuhan keperawatan komunitas agar komunitas tersebut dapat
meningkatkan produktivitasnya sehingga harapan hidup atau kesejahteraan
meningkat. Dalam rangka mengaplikasikan praktek kesehatan diperlukan
pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat
prospektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan epiodemiolog serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan yaitu lingkungan pelayanan kesehatan perilaku kesehatan
manusia dan genetik.
Oleh karena itu dengan diadakannya MMD I mahasiswa dan masyarakat
dapat membina hubungan baik dalam memecahkan masalah (problem
solving) dan memilih masalah yang dianggap penting dan perlu ditangani
bersama yang ada pada warga masyarakat yang nantinya diharapkan
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memperkenalkan diri dan mensosialisasikan program praktik
mahasiswa yang akan dilakukan diwilayah tujuan.
b. Tujuan Khusus
1. masyarakat dan mahasiswa dapat mengenal satu sama lain
2. masyarakat dapat memahami program kerja yang akan
dilakukan dan berperan serta pada program yang direncanakan
tersebut

III. Nama Kegiatan


“Musyawarah Masyarakat Desa I” (MMD I)

IV. Metode Kegiatan


Ceramah dan Diskusi

V. Media Kegiatan
Lembar Balik dan Leaflet.

VI. Tempat Kegiatan


Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juli 2020
Waktu : 14.00 - selesai
Tempat : Ruang RW. 11 Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi
Barat, Bekasi Kota dan Rumah warga Jatikramat RT
07/RW 09, Bekasi

VII. Sasaran
Perangkat dan tokoh masyarakat di Perumahan Pondok Cipta RW.11 Kel.
Bintara dan perumahan jatikramat RT07/RW09:
1. Kepala Desa
2. Ketua RW
3. Ketua RT.
4. Para Kader Perumahan
5. Warga di Perumahan Pondok Cipta RT. 06 RW. 11 dan perumahan
jatikramat RT07/RW09
VIII. Susunan Acara
No. Jam Acara Kegiatan Keterangan
1 14.00-14.10 Pembukaan Mahasiswa
2 14.10-14.20 Sambutan Ketua Pelaksana Mahasiswa
3 14.20-14.30 Sambutan Dosen Ibnu Abas
Pembimbing
4 14.30-14.40 Sambutan Kepala Desa Kepala Desa di
wilayah praktik
mahasiswa
5 14.40-14.50 Sambutan Ketua RW Ketua RW di
wilayah praktik
mahasiswa
6 14.50-15.00 Sambutan Ketua RT Ketua RT di
wilayah praktik
mahasiswa
7 15.00-15.10 Pembacaan rencana Mahasiswa
program praktik mahasiswa
Profesi Ners Universitas
Islam As-Syafi’iyah
8 15.10-15.20 Diskusi Mahasiswa
9 15.20-15.30 Penutup Mahasiswa
10 15.30-15.35 Do’a Mahasiswa

XI. Penutup
Demikian proposal MMD I yang kami ajukan, demi kelancaran kegiatan
tersebut partisipasi dan kerjasamanya dalam kegiatan ini, atas kerja samanya
kami samaikan terima kasih.
Lampiran III
PROPOSAL
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD II)

I. Latar Belakang
Berdasarkan hasil survey, didapatkan beberapa masalah kesehatan di
wilayah praktik mahasiswa. Untuk mendapatkan data yang lebih valid
diperlukan format pengkajian komunitas yang disusun dalam bentuk
kuesioner, format wawancara dan observasi yang merupakan alat bantu
dalam mengkaji ancaman kesehatan masyarakat diwilayah praktik
mahasiswa. Sebagai tindak lanjut dari format pengkajian keperawatan
komunitas tersebut, telah dilakukan pengumpulan data di masyarakat
kemudian di analisa. Dari hasil analisa tersebut akan dipersentasikan hasil
pengkajian data-data yang bermasalah pada masyarakat untuk dicarikan
solusinya. Adapun tujuan dari persentase ini adalah untuk menentukan
bersama-sama masyarakat rencana tindakan yang akan dilaksanakan oleh
masyarakat sendiri bersama Mahasiswa, yang disesuaikan dengan sumber
daya dan kemampuan masyarakat di wilayah praktik mahasiswa.

II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diadakan MMD II (Musyawarah Mufakat Desa II) di
harapkan mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui masalah
kesehatan yang ada serta menyusun rencana kegiatan berdasarkan
prioritas masalah sebagai usaha untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut.
b. Tujuan Khusus
1. masyarakt mengetahui data kesehatan komunitas yang telah
dikumpulkan
2. Masyarakat dan mahasiswa dapat bekerja sama melakukan
perencanaan dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang
terjadi
III. Nama Kegiatan
“Musyawarah Masyarakat Desa II” (MMD II)

IV. Metode Kegiatan


Ceramah dan Diskusi

V. Media Kegiatan
Lembar Balik dan Leaflet.

VI. Tempat Kegiatan


Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Juli 2020
Waktu : 14.00 - selesai
Tempat : Ruang RW. 11 Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi
Barat, Bekasi Kota dan Rumah warga Jatikramat RT
07/RW 09, Bekasi
VII. Sasaran
Perangkat dan tokoh masyarakat di Perumahan Pondok Cipta RW.11 Kel.
Bintara dan perumahan jatikramat RT07/RW09:
1. Kepala Desa
2. Ketua RW
3. Ketua RT.
4. Para Kader Perumahan
5. Warga di Perumahan Pondok Cipta RT. 06 RW. 11 dan perumahan
jatikramat RT07/RW09

X. Susunan Acara

No. Jam Acara Kegiatan Keterangan


1 14.00-14.10 Pembukaan Mahasiswa
2 14.10-14.25 Penyajian tabulasi dan analisa Mahasiswa
data
3 14.25-14.40 Penentuan prioritas masalah Mahasiswa
kesehatan
4 14.40-14.55 Penyampaian rencana Mahasiswa
keperawatan kepada masyarakat
5 14.55-15.25 Diskusi Mahasiswa
6 15.25-15.35 Penutup Mahasiswa
7 15.35-15.40 Do’a Mahasiswa

XI. Penutup
Demikian proposal MMD II yang kami ajukan, demi kelancaran kegiatan
tersebut partisipasi dan kerjasamanya dalam kegiatan ini, atas kerja samanya
kami samaikan terima kasih.
Lampiran IV
PROPOSAL
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD III)

I. Latar Belakang
Setelah pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa Kedua (MMD II) telah
dilaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati
bersama dalam memecahkan masalah kesehatan di wilayah praktik
mahasiswa, yaitu penyuluhan tentang Perilaku Kesehatan Cenderung
Beresiko Terhadap Penyebaran Covid-19 Pada Warga binaan.
Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan Musyawarah Masyarakat Desa
Ketiga (MMD III). Adapun pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa Ketiga (MMD III) merupakan evaluasi hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.

II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Masyarakat di wilayah praktik mahasiswa dapat memperoleh
gambaran tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa.
b. Tujuan Khusus
1. Setelah dilakukan MMD III peserta atau masyarakat di wilayah
praktik mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui cara
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada masa pandemic
covid-19 ini.
2. Masyarakat diwilayah praktik mahasiswa mampu mengerti dan
mengetahui tentang masalah-masalah kesehatan yang dapat
terjadi di masa pandemic covid-19, jika tidak disiplin dengan
protokol kesehatan.

III. Nama Kegiatan


“Musyawarah Masyarakat Desa III” (MMD III)
IV. Metode Kegiatan
Ceramah dan Diskusi

V. Media Kegiatan
Lembar Balik dan Leaflet.

VI. Tempat Kegiatan


Hari/Tanggal : Kamis, 23 Juli 2020
Waktu : 14.00 - selesai
Tempat : Ruang RW. 11 Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi
Barat, Bekasi Kota dan Rumah warga Jatikramat RT
07/RW 09, Bekasi
VII. Sasaran
Perangkat dan tokoh masyarakat di Perumahan Pondok Cipta RW.11 Kel.
Bintara dan perumahan jatikramat RT07/RW09:
1. Kepala Desa
2. Ketua RW
3. Ketua RT.
4. Para Kader Perumahan
5. Warga di Perumahan Pondok Cipta RT. 06 RW. 11 dan perumahan
jatikramat RT07/RW09

VIII. Susunan Acara


(terlampir)

IX. Penutup
Demikian proposal MMD III yang kami ajukan, demi kelancaran kegiatan
tersebut partisipasi dan kerjasamanya dalam kegiatan ini, atas kerja samanya
kami sampaikan terima kasih.

.
No. Jam Acara Kegiatan Keterangan
14.00-14.10 Pembukaan Mahasiswa
14.10-14.20 Sambutan Ketua Pelaksana Mahasiswa
14.20-14.30 Sambutan Dosen Pembimbing Ibnu Abas
14.30-14.40 Sambutan Kepala Desa Kepala Desa di
wilayah praktik
mahasiswa
14.40-14.50 Sambutan Ketua RW Ketua RW di
wilayah praktik
mahasiswa
14.50-15.00 Sambutan Ketua RT Ketua RT di
wilayah praktik
mahasiswa
15.00-15.10 Evaluasi kegiatan MMD: Mahasiswa
1. Saran untuk dilakukan
penyuluhan kesehatan tentang
Perilaku Kesehatan Cenderung
Beresiko Terhadap Penyebaran
Covid-19 secara luas dengan
protokol keseatan, agar dapat
dilihat oleh lebih banyak
masyarakat
2. Saran untuk di berlakukannya
protap kesehatan untuk
mencegah covid-19 di wilayah
sekitar, seperti menyediakan
sabun cuci tangan dan air bersih
di sudut gang, pemasangan
poster yang berisikan perilaku
pencegahan penyebaran covid-
19 di sekitar wilayah.
15.10-15.20 Diskusi Mahasiswa
15.20-15.30 Penutup/ Undur Diri Mahasiswa
15.30-15.35 Do’a Mahasiswa
Lampiran V

LAPORAN PENDAHULUAN
Implementasi Keperawatan: Penyuluhan Perilaku Kesehatan
Cenderung Beresiko Terhadap Penyebaran Covid-19
Pada Warga Binaan Di Wilayah Praktik Mahasiswa

A. Latar Belakang

Penyuluhan merupakan serangkaian kegiatan komunikasi dengan


menggunakan media dalam memberikan bantuan terhadap pengembangan
potensi, yaitu fisik, emosi, sosial, sikap dan pengetahuan semaksimal
mungkin sebagai upaya untuk meningkatkan atau memelihara kesehatan.
Penyuluhan tentang mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
etika batuk dan cara pemakaian masker yang benar diberikan kepada
warga sebagai upaya memberikan pemahaman tentang pentingnya
menjaga perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih pada
saat tengah mewabahnya penyebaran virus Covid-19 seperti kondisi saat
ini.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
yang lebih dikenal dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan
salah satu indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Cuci
Tangan Pakai Sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara
ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular, tak terkecuali virus
Covid-19 ini. Banyak pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini
sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat
dilakukan oleh mayoritas masyarakat, begitu pula dengan perilaku dalam
mencegah virus Covid-19 lainnya yang tidak boleh dilupakan, seperti
memakai masker dan penerapan etika batuk.
Sebagai upaya pencegahan virus Corona atau Covid-19, mahasiswa
melakukan penyuluhan tentang tata cara cuci tangan, etika batuk dan cara
pemakaian masker yang benar di wilayah praktik mahasiswa. Seperti yang
kita ketahui bersama, akhir-akhir ini masalah tentang Virus Covid-19
menjadi hal yang sangat menakutkan. Mengingat hal tersebut, maka
mahasiswa memiliki inisiatif untuk melakukan penyuluhan perilaku
kesehatan cenderung beresiko terhadap penyebaran Covid-19 kepada
warga yang berada dalam wilayah praktik keperawatan komunitas yang
sudah dilakukan pengkajian sebelumnya oleh mahasiswa.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perilaku kesehatan
cenderung beresiko terhadap penyebaran Covid-19, diharapkan warga
dapat menerapkan perilaku kesehatan yang sesuai dengan protokol
kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perilaku kesehatan
cenderung beresiko terhadap penyebaran Covid-19, warga mampu:
a. Menyebutkan perilaku kesehatan yang dapat beresiko terhadap
penyebaran Covid-19
b. Menjelaskan manfaat menjaga perilaku kesehatan untuk dapat
mencegah penyebaran Covid-19
c. Meredemonstrasikan cara memakai masker yang benar
d. Meredemonstrasikan etika batuk
e. Meredemonstrasikan 6 langkah cuci tangan yang benar
C. Metode
Metode yang digunakan adalah pendidikan kesehatan, demonstrasi dan
tanya jawab
D. Media
1. Handsinitizer, masker kain dan tissue
2. Leaflet
3. Lembar balik
E. Waktu dan tempat
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 April 2020
Tempat : Wilayah praktik mahasiswa
F. Persiapan
1. Lingkungan : diatur sehingga memudahkan pada saat dilakukan latihan
2. Mahasiswa mempersiapkan media dan materi yang digunakan dalam
demonstrasi
3. Pelaksanaan:
No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 Menit
- Mengucapkan salam, memulai dengan cara
yang baik
- Menanyakan keadaan warga hari ini
- Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
2 Fase Kerja 20 menit
- Menjelaskan pengertian perilaku kesehatan
yang dapat beresiko terhadap penyebaran
Covid-19
- Menjelaskan perilaku kesehatan yang dapat
beresiko terhadap penyebaran Covid-19
- Menjelaskan manfaat menjaga perilaku
kesehatan untuk dapat mencegah penyebaran
Covid-19
- Meredemonstrasikan cara memakai masker
yang benar
- Meredemonstrasikan etika batuk
- Meredemonstrasikan 6 langkah cuci tangan
yang benar
3 Fase Terminasi 5 Menit
- Menyimpulkan hasil
- Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini dan
membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
- Mengucapkan salam penutup
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Adanya kontrak dan kesepakatan dengan warga binaan
b. Adanya persiapan yang baik terkait tempat dan perlengkapan
lainnya.
c. Adanya publikasi dan informasi yang disampaikan kepada warga
binaan di wiliyah praktik mahasiswa
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan
c. Peserta memberikan respon berupa pertanyaan dan masukan
3. Hasil
a. Warga mampu menyebutkan perilaku kesehatan yang dapat
beresiko terhadap penyebaran Covid-19
b. Warga mampu mempraktekan cara memakai masker yang benar
c. Warga mampu mempraktekan etika batuk
d. Warga mampu mempraktekan 6 langkah cuci tangan yang benar
Lampiran VI
Leaflet 1
Lampiran VII
Leaflet 2
Lampiran VIII
Dokumentasi penyuluhan kesehatan kepada warga di jatikramat RT07/RW09
Lampiran IX
Dokumentasi penyuluhan kesehatan kepada warga di perumahan pondok cipta
RT06/RW11 Kel.Bintara, Bekasi utara
Lampiran X
Dokumentasi Hasil Observasi Wilayah Praktik
 Keadaan lingkungan RT 07 Jatikramat

 Sekolah/pelayanan pendidikan di wilayah RT 07 Jatikramat


 Layanan Kesehatan dan Sosial

→Klinik
(samping toko fotocopy)
 Ekonomi warga RT 07 Jatikramat


 Keberadaan industry/PT

Industri Kayu Taxi Blue Bird

 Pusat Pembelanjaan

 Rekreasi
 Keadaan lingkungan RT 01 RW 13 Kelurahan Jatirangga Kecamatan
Jati Sampurna

 Ekonomi
 Pendidikan

 Sumber Air Bersih

 Jumlah Tempat Pembuangan Limbah


 Tempat Pembuangan Tinja

 Tempat Pembuangan
Sampah

Anda mungkin juga menyukai