Anda di halaman 1dari 40

Asuhan Keperawatan Komunitas

Masyarakat Kelurahan Serpong RW 08


Kecamatan Serpong Provinsi Banten

Kelompok 4

Adrianti Komalasari

Bayu Rubianto

Chintya Claudia

Khairil Fauzi

Mila Nurali

Nurul Aida

Nuryati

Rita Mustikawati

Siti Puspitasari

Tirzalolla

Ubaydillah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kelompok, sehingga dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Masyarakat kelurahan Serpong RW 08
Kecamatan Serpong Provinsi Banten”. Laporan ini diajukan untuk memenuhi nilai stase
keperawatan komunitas.
Dalam kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu hingga penulisan laporan ini selesai, khususnya kepada Dosen
pembimbing stase keperawatan komunitas dan teman-teman mahasiswa yang telah
membantu hingga laporan ini dapat selesai.
Kelompok sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna meningkatkan kemampuan penulis di masa mendatang.

Tangerang Selatan, Maret 2018

Kelompok 4

i
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang ......................................................................................................
B.Tujuan penulisan....................................................................................................
C.Manfaat .................................................................................................................
D.Sistematika penulisan ...........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
A.Perawatan Kesehatan Komunitas...........................................................................
B.Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas...............................................................
C.Sasaran...................................................................................................................
D.Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas..............................................................
E.Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas............................................................
F.Prinsip Dasar ..........................................................................................................
G.Metode ..................................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A.Pengkajian ............................................................................................................
B.Analisa data ..........................................................................................................
C.Diagnosa keperawatan komunitas ........................................................................
D.Prioritas Masalah ..................................................................................................
E.Perencanaan ..........................................................................................................
F.Pelaksanaan ............................................................................................................
G.Evaluasi..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok social yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan


perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitative secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan


masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam
memecahkan masalah kesehatan. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat
terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002).

Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah keperawatan


yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena masalah kesehatan secara
umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya manusia dan jam praktek maka masalah
dibatasi dalam lingkup masalah keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas kali
ini kelompok memfokuskan masalah di bidang kesehatan. Selain itu, selama proses
belajar praktek keperawatan komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan
risiko dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses


keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik lapangan mata stase keperawatan komunitas ini
mahasiswa/I mampu melaksanakan dan membuat asuhan keperawatan komunitas
mulai dari pengkajian sampai evaluasi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian dan turun langsung dilapangan
dengan keluarga dan masyarakat sekitar
b. Mahasiswa/i mampu mendapatkan pengalaman nyata dilapangan dengan
melakukan komunikasi dan observasi langsung
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RW 08
d. Mahasiswa mampu menganalisa masalah kesehatan yang ada di RW 08
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan (plan of action) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan yang ada di RW 08
f. Melakukan kegiatan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengetahui masalah
kesehatan yang ada di RW 08
g. Mengevaluasi hasil kegiatan dan selanjutnya menyusun rencana tindak lanjut
terhadap hal-hal yang diperlukan dalam masyarakat yang ada di RW 08
h. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil kegiatan selama prkatek keperawatan
komunitas di RW 08

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khusunya dalam
pengembangan di RW 08 dan penggerakkan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajemen
keperawatan komunitas.
b. Mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat sehari-hari.
c. Memperoleh kenangan yang tak terlupakan dan menjadi media pendewasaan
karakteristik dan budi pekerti mahasiswa sebagai bekal bekerja.

2. Bagi Masyarakat
1. Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut:
a. Bab 1 membahas pendahuluan yang meliputi: latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika.

2
b. Bab 2 membahas tentang penerapan asuhan keperawatan komunitas, meliputi
pengkajian, analisa data, penentuan masalah keperawatan, perencanaan kegiatan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
c. Bab 3 Kesimpulan dan Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
3
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem.
Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari
tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem
tubuh.
Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.

2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan
asuhan keperawatan.

4
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.

C. Sasaran
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan karena ketidak - mampuan merawat dirinya sendiri oleh karena suatu
hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainya dan
kelurga yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka di sini peran
perawat komunitas adalah membantu individu agar dapatmemenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yangdi alami, keterbatasan
pengetahuannya dan kekurangannya kemampuan menujukemandirian.

b. Keluarga
Keluarga merupak unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumahtangga
karena ikatan darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antar keluarga satu
dengan yang lainya saling bergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan
berpengaruh terhadap anggota yang lainya dan keluarga yang ada di
sekitarnya.Dari permasalahan tersebut di atas maka keluarga merupakan fokus
pelayanankesehatan yang strategis:
1. Keluarga sebagai lembaga yang perlu di perhitungkan
2. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruhanggota keluarga
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan kepeutusan dalam perawatan
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha – usaha
kesehatan masyarakat

c. Kelompok Khusus

5
Yang di maksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan. Kegiatan yang terrganisasi yang sangatrawan
terhadap masalah kesehatan antara lain:
1)Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, dan lansia.
2)Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerluhkan kesehatan, anatara
lain : kasus penyakit kelamin, tuberkulosis, aids, kusta dll

D. Ruang lingkup keperawatan komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.

2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

3. Upaya Kuratif

6
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

4. Upaya Rahabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.

5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti
Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti

E. Kegiatan praktek keperawatan komunitas


1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus
melalui home care.
2. Penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi
4. Bimbingan
5. Melaksanakan rujukan

7
6. Penemuan kasus
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral

F. Prinsip dasar
1. Keluarga adalah unit utama
2. Sasaran ; Individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.
4. Penekanan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan
dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama di masyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku
hidupsehat masyarakat.
9. Tujuan ; meningkatkan fungsi kehidupan ; meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin.
10. Bekerja secara team.
11. Kegiatan ; meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakatyang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasienyang baru kembali dari rumah sakit.
12. Home visite sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai
unit pelayanan.

G. Metode
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain Windshield
survery, informant interview, observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD).
1. Windshield survery Windshield survery dilakukan dengan berjalan-jalan di
lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran tentang kondisi dan situasi
yang terjadi di komunitas, lingkungan sekitar komunitas, kehidupan komunitas,
dan karakteristik penduduk yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.
2. Informant Interview

8
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan
dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk
melakukan pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner, pedoman
wawancara, dan pedoman observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan
agar masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak
yang lama dengan komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar
persetujuan (informed consent) komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap
jempol akan melakukan tindakan yang membutuhkan persetujuan komonitas.
Informed consent juga mencantumkan jaminan kerahasian terhadap isi
persetujuan dan dapat yang telah disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key
informant atau tokoh yang menguasai program.
3. Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan berapa lama
observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan
di observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan format observasi
yang sudah disiapkan terlebih dahulu, kemudian catat semua yang terjadi, dengan
tambahan penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh
menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di komunitas.
Observasi dilakukan terhadap kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan,
dan proses pemecahan masalah di komunitas.
4. Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
satu topic melaui proses diskusi kelompok, berdasarkan pengalaman subjektif
kelompok sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu FGD bertujuan
mengumpulkan data mengenai persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan
yang dan tidak mencari consensus serta tidak mengambil keputusan menganai
tindaka yang harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12 orang dan harus
homogen, dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar
belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status perkawinan, dsb). Lama
diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman dan
nyaman sehingga menjamin narasumber berbicara terbuka dan wajar
FGD menggunakan diskusi yang terfokus sehingga membutuhkan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka, fasilitator, moderato,
notulen, dan observer. Fasilitator dapat menggunakan prtunjuk diskusi agar

9
diskusi terfokus. Peran fasilitator menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok,
mendorong peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan
baik, fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan, dan kurangnya
partisipasi.
Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat merangkap
pencatat (observer dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi,
waktu diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta, tingkat partisipasi
peserta, gangguan selama proses diskusi, pendapat peserta apa yang membuat
peserta menolak menjawab atau membaut peserta tertawa, kesimpulan diskusi ,
dan sebagainya. Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus
mendapat izin dari responden terlebih dahulu.
Sebelum membuat instrument pengkajian keperawatan komunitas seperti
kuisioner, pedoman wawancara, pedomanobservasi, atau windshield survey, kisi-
kisi instrument pengkajian sebaiknya dibuat terlebih dahulu, agar data yang akan
ditanyakan dan dikaji kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu
yang digunakan lebih efektif dan efisian

H. Tahap - tahap dalam melakukan askep komunitas


1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan.
a) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
b) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak
menimbulkan stress.
c) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan.
d) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.

10
e) System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
f) Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR
sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi
tersebut.
g) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara
lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.

2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data


Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas
dimana terdiri dari: Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik
lingkungan.

3. Perencanaan (intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan
tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai
dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan

11
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri
dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
a. Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b. Melakukan pengkajian
c. Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
d. Melatih kader
e. Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
b. Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
c. Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
d. Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan
atau komunitas bila stressor dari lingkungan
e. Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b.Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.

12
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan,
yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b.Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu
pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga,
Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan
kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, baik individu,
keluarga, dan kelompok dapat ditentukan. Data yang didapatkan dari Di RW 08 sebagai
berikut :
1. Data Lingkungan Fisik
a. Kondisi perumahan

Dari hasil diatas didapatkan tipe perumahan 94,4% dengan tipe permanen, semi
permanen 1,90% dan tidak permanen 3,70%.

Dari hasil diatas didapatkan status kepemilikan rumah 84,0% milik sendiri, sewa
16,0%, numpang 0%.

14
Dari hasil diatas didapatkan jenis lantai 94,4% keramik, semen 5,60%, papan 0%,
tanah 0%.

Dari hasil diatas didapatkan hampir semua sistem ventilasi rumah ada 96,3%,
tidak ada 3,70%.

Dari hasil data diatas didapatkan sistem pencahayaan rumah siang hari 80,8%
pencahayaan terang, kurang terang 15,50%, gelap 3,70%.

15
Dari hasil data diatas didapatkan jarak rumah dengan tetanggan 85,0% dekat,
15,0% bersatu, 0% terpisah.

Dari hasil data diatas didapatkan halaman disekitar rumah 61,1% ada halaman ,
38,90% tidak ada.

16
Dari hasil data diatas didapatkan 85,0% tidak dimanfaatkan, 11,0% mempunyai
kandang, 4% mempunyai kebun, dan 0% tidak mempunyai kolam.

Dari hasil data diatas didapatkan jenis bahan bakar rumah 100% mayoritas
menggunakan Gas.

b. Sumber Air Bersih

17
Dari data diatas didapatkan hasil 75,10% memakai air PAM, 16,70% memakai air
sumur, 8,20% memakai air mineral, dan 1,2% memakai air sungai

Dari data diatas didapatkan hasil keseluruhan sistem pengolahan air penduduk
Rw 08 94,1% di masak , dan 5,90% tidak dimasak

18
Dari data diatas didapatkan hasil sumber air untuk mandi dan mencuci di RW 08
sebanyak 82% menggunakan PAM, 18,0% menggunakan air sumur, dan tidak ada
yang menggunakan air sungai

Dari data diatas didapatkan hasil jarak sumber air dengan septic tank sebanyak
62,1% < 10 meter, dan 37,90% > 10 meter

19
Dari data diatas didapatkan hasil tempat penampungan air sementara sebanyak
60,9 % menggunakan bak, 33,80% menggunakan ember, 5,30% menggunakan
gentong

Dari data diatas didapatkan hasil kondisi tempat penampungan air sebanyak 83,5
% tidak tertutup, dan 16,50% tertutup

20
Dari data diatas didapatkan hasil hampir semua 94,4% kondisi air tidak
berasa/berbau/berwarna dan hanya 6% berasa/berwarna/berbau

c. Sistem Pembuangan Sampah

Dari data diatas didapatkan hasil menunjukkan bahwa sistem pembuangan


sampah menggunakan tempat pembuangan umum sebanyak 98,1%, 1,90%
dibakar, dan hanya 1,4% disembarang tempat

21
Dari data diatas didapatkan hasil hampir keseluruhan tempat pembuangan sampah
96,0% sementara ada, dan hanya 3,60% tidak ada

Dari data diatas didapatkan hasil kondisi tempat pembuangan sampah sementara
67,9% terbuka dan 32,10% tertutup

22
Dari data diatas didapatkan hasil jarak penampungan sampah dengan rumah
54,1% > 5 meter dan 45,90% < 5 meter

d. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga

Dari data diatas didapatkan hasil bahwa seluruhnya kebiasaan keluarga buang air
besar pada tabel sistem pembuangan kotoran rumah tangga sebanyak 100%
menggunakan WC,

23
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa seluruhnya jenis jamban yang digunakan
sebanyak 100% menggunakan leher angsa (wc jongkok/duduk)

Dari data diatas didapatkan hasil bahwa sistem pembuangan air limbah 73,4%
ke Got, 26,60% resapan dan tidak ada yang disembarang tempat

e. Hewan Peliharaan

24
Dari data diatas didapatkan hasil menunjukkan bahwa 76,7 % tidak memiliki
hewan ternak dan 23,30% memiliki hewan ternak

Dari data diatas didapatkan hasil menunjukkan 83,2% mayoritas letak kandang
berada di luar rumah dan 15,0% berada didalam rumah

25
Dari data diatas didapatkan hasil yang mempunyai kandang 100% seluruhnya
kondisi kandang terawat.

2. Kondisi kesehatan umum


a. Pelayanan Kesehatan

Dari data diatas didapatkan hasil menunjukkan bahwa tempat berobat keluarga
sebanyak 68,0% pergi ke puskesmas, 18,70% ke bidan, 9,60% ke dokter praktek
swasta, 3,70% ke lain-lain

26
Dari data diatas didapatkan hasil semua kebiasaan masyarakat sebelum berobat
51,2% membeli obat bebas,44% tidak ada yang membeli obat bebs, dan hanya
5% yang membeli jamu

Dari data diatas didapatkan hasil 64% yang menggunakan sumber pendanaan
umum,sumber pendanaan kesehatan keluarga menggunakan BPJS 25%, yang
menggunakan askes 9%, dan hanya 2% yang menggunakan dana sehat

27
Dari data diatas didapatkan hasil serta penyakit yang sering di derita keluarga 6
bulan terakhir sebanyak 19,1% mengalami hipertensi.

b. Ibu hamil dan menyusui

Dari data diatas didapatkan hasil sebanyak 91% tidak ada anggota keluarga yang
hamil dan hanya 9% yang hamil

sebanyak 90,1% jumlah ibu yang tidak menyusui, sebanyak 56,0% tidak memakai
kontrasepsi
c. Balita

28
Dilihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa hasil tabel balita pada
penduduk Rw 08 sebanyak 63,4% tidak memiliki balita dan jika ada balita dalam
keluarga tersebut mereka semua selalu mengikuti posyandu dan hampir semua
masyarakatnya mengikuti imunisasi yaitu sebanyak 100%, memiliki KMS
sebanyak 100% tetapi masyarakat dengan mengikuti imunisasi memilki hasil
penimbangan balita diatas garis normal sebanyak 100%.
d. Remaja

Diihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa seluruh remaja penduduk


Rw 08 memiliki kegiatan sebanyak 53,2% remaja diluar dengan bidang olahraga.
e. Lansia

Dilihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa hampir setengah penduduk


Rw 08 mekanisme sebanyak 59,8% memiliki keluhan hipertensi pada fisiknya dan
hampir setengahnya lansia yang dengan penanganan penyakit lansia sebanyak
88,7% di sarana kesehatan .

B. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
29
1.  36,9 % lansia ada keluhan hipertensi Usia serta kurangnya Risiko terjadinya
 Jenis penyakit yang diderita lansia pengetahuan dalam penyakit Hipertensi di
59,8% mengalami hipertensi penanganan penyakit RW. 08 serpong
 Penanganan penyakit lansia 11,3%
hipertensi
diobati sendiri
 Kebiasaan keluarga sebelum berobat
51,2% beli obat bebas
2.  36,9 % lansia ada keluhan Kurangnya informasi, Risiko peningkatan
 Jenis penyakit yang diderita lansia edukasi mengenai angka kejadian
83,6% mengalami reumatik penyakit rheumatik. Rheumatik di RW. 08
 Jenis lantai 94,4% menggunakan
Serpong
keramik

C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadinya penyakit Hipertensi serpong berhubungan dengan Usia serta
kurangnya pengetahuan dalam penanganan penyakit hipertensi di RW. 08 syarat
kesehatan ditandai dengan:
a. 36,9 % lansia ada keluhan
b. Jenis penyakit yang diderita lansia 59,8% mengalami hipertensi
c. Penanganan penyakit lansia 11,3% diobati sendiri
d. Kebiasaan keluarga sebelum berobat 51,2% beli obat bebas
2. Risiko peningkatan angka kejadian Rheumatik berhubungan Kurangnya informasi,
edukasi mengenai penyakit rheumatik di RW 08 syarat kesehatan ditandai dengan :
a. 36,9 % lansia ada keluhan
b. Jenis penyakit yang diderita lansia 83,6% mengalami reumatik
c. Jenis lantai 94,4% menggunakan keramik

D. Prioritas Masalah

Kriteria Penapisan

30
4 : Tinggi
3 : Cukup
reumatik
Diagnosa

hipertensi

2 : Rendah
Komunitas

Diagnosa 2
Diagnosa 1
keperawatan

4
5

5 : Sangat Tinggi
Sesuai dengan peran perawat komunitas

1 : Sangat Rendah
5
5

Keterangan pembobotan :
Jumlah yang beresiko

4
5
Besarnya resiko

5
5
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

3
4

31
Minat Masyarakat

5
5

Kemungkian untuk diatasi


3
5

Sesuai dengan program pemerintah


5
5

Sumber daya tempat


5
3

Suber daya waktu


2
5

Sumber daya dana


3
3

Sumper daya peralatan


2
5

Sumber daya orang


46
55

Jumlah skore
E. Perencanaan
Rencana Waktu/tempat Penangggung Sumber
NO Masalah Keperawatan Tujuan Sasaran
Tindakan pelaksanaan Jawab Dana
1 Risiko peningkatan Tujuan Umum : 1. Mengadakan 1. Tgl : 25 Andriati Masyarakat, Mahasiswa
angka kejadian Menurunnya angka penyuluhan Maret 2018 Komalasari keluarga,
Rheumatik di RW. 08 penyakit tentang individu,
Serpong berhubungan Rheumatik di RW. Rheumatik. Ibu Yoyoh kelompok.
2. Latihan
dengan kurangnya 08 Serpong Khusus
pergerakan/
informasi, edukasi Tujuan Khusus : lansia di
senam.
mengenai penyakit 1. Masyarakat RW. RW. 08
rheumatik. 08 Serpong, Serpong
mengenal
tentang penyakit
rheumatik,
penyebab, tanda
dan gejala,
pencegahanserta
penanganannya.
2. Masyarakat RW.
08 Serpong,
mampu

32
memodifikasi
makanan yang
sesuai untuk
mencegah
penyakit
rheumatik
2 Risiko terjadinya Tujuan Umum : 1. Pemasanagan Tgl 25 Maret Cyntya Masyarakat, Mahasiswa
penyakit Hipertensi di Kasus Hipertensi di poster tentang 2018 Claudia keluarga,
RW. 08 serpong RW. 08 Serpong, Hipertensi dan individu,
Tujuan Khusus : Mengadakan Ibu Kokom kelompok
1. Masyarakat RW. penyuluhan khusus,
08 Serpong, tentang lansia, di
mengerti tentang hipertensi RW. 08
penyakit 2. Kerja sama Serpong
hipertensi, dengan
penyebab, tanda masyarakat
dan gejala, dalam simulasi
pencegahan serta pembuatan jus
penanganannya. timun
2. Masyarakat RW.
08 simulasi
pembuatan jus
33
timun

34
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut : Masalah keperawatan komunitas yang muncul di Rw 08
Kecamatan Serpong antara lain adalah Risiko terjadinya penyakit Hipertensi serpong
berhubungan dengan Usia serta kurangnya pengetahuan dalam penanganan penyakit
hipertensi di RW. 08 , Risiko peningkatan angka kejadian Rheumatik berhubungan
Kurangnya informasi, edukasi mengenai penyakit rheumatik di RW 08.
Rencana yang akan dilakukan adalah Memberikan penyuluhan tentang
penanganan penyakit hipertensi dan rheumatik dengan melakukan pengobatan alternative
dan senam lansia, Motivasi masyarakat melalui kader atau tokoh masyarakat untuk lebih
perduli pada kesehatan, Mengajarkan cara mengurangi resiko terjadinya penyakit
hipertensi dan rheumatik.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk Peran serta dari
masyarakat, Ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat dan pengurus RT–RW perlu ditingkatkan
terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain Ibu, bapak serta lansia mengikuti kegiatan
senam lansia dan serta memberikan penyuluhan dalam menurunkan hipertensi.
Serta untuk institusi, kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah
dilaksanakan di Rw 08 Kecamatan Serpong perlu ditindak lanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang telah
dicapai serta menindak lanjuti hal-hal yang belum tercapai.

35
DAFTAR PUSTAKA

Naomi. E. Ervin (2002), Advanced Community Helth Nursing Practice: Population-Focused


Care, New Jersey: Pearson Education Inc

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Salemba Medika


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai