DISUSUN OLEH:
NAMA : RETNA SARI
NIM : 2022207209142
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Stroke
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
2. Etiologi Stroke
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi
serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam
setelah trombosis. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan
thrombosis otak:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta
dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding
pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme lumen arteri menyempit dan
mengakibatkan berkurangnya aliran darah, oklusi mendadak pembuluh
darah karena terjadi trombosis yang merupakan tempat terbentuknya
thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus), dinding
arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
b. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah
hipertensi yang parah, cardiac pulmonary arrest dan cardiac output turun
akibat aritmia
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
3. Klasifikasi Stroke
Menurut Muttaqin (2008) stroke dapat dikasifikasi kan berdasarkan
a. Patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
1) Stroke hemoragi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
a) Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan
edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan
kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral
yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen,
thalamus, pons dan serebelum.
b) Perdarahan subaraknoid
Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi
dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya
arteri dan keluarnya keruang subaraknoid menyebabkan TIK
meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, dan
vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak
global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase,
gangguan hemisensorik, dll)
4. Manifestasi Klinis
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh
darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan
jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena
fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
Aneurisma
Hematoma Cerebral
Perfusi jaringan cerebral
Vasospasme arteri tdk adekuat
PTIK/Herniasi cerebral
Cerebral/ saraf cerebral
Iscemic/Infark
Penurunan penekanan
kesadaran saluran
pernafasan Defisit Neurologi
Hemisfer kiri
Hemisfer kanan
Area Grocca
Kerusakan fungsi N. VII dan N.
XII
Kerusakan komunikasi
verbal
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi
arteri.
b. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami
lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan
otak.
f. Pemeriksaan laboratorium
1) Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2) Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
3) Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
4) gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
5) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
7. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
a. Berhubungan dengan immobilisasiinfeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
b. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh
c. Berhubungan dengan kerusakan otak epilepsi dansakit kepala.
d. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
8. Penatalaksanaan Medis
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan,
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a) Inspeksi
Terdapat retraksi otot pernapasan, pernapasan lebih dari 20 x/menit,
kesulitan bernapas, sesak napas atau apnea kemungkinan
pernapasan cheynestoke.
b) Palpasi focal fremitus umumnya tidak seimbang antara kanan dan
kiri selama ada penumpukan sekret
c) Perkusi
Terdapat bunyi hipersonor jika terdapat sekret dalam lapang paru
d) Auskultasi
Terdapat suara napas tambahan ronkhi, wheezing jika pasien stroke
mengalami penurunan kesadaran
3) Circulation
a) Tekanan darah
Dapat ditemukan tekanan darah tinggi/hipertensi dengan tekanaan
darah >200 mmHg
b) Nadi
Frekuensi nadi dapat bervariasi
c) Suhu
Hipertermia
4) Disability
a) GCS/AVPU
Ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif kesadaran
yang menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale);
b) Respon membuka mata (eyes)
Nilai 4: Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh
d) Respon motorik
b. Pengkajian Skunder
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, diagnose medis.
2) Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara
pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping
gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-
obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes militus.
c. Pengumpulan data
a. Aktivitas/istirahat:
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya
rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF,
polisitemia.Dan hipertensi arterial.
c. Integritas Ego
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Perubahan kebiasaan BAB dan BAK, misalnya inkoontinentia urine,
anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus
menghilang.
e. Makanan/caitan:
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan,
dysfagia
f. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan
intrakranial.Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan
penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit.Hilangnya
daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan
kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
g. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada
otak/muka
h. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas,
wheezing, ronchi.
i. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan
persepsi dan orientasi tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan
mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu mengambil keputusan.
j. Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah
ke otak terhambat
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke
otak
c. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
f. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
g. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
h. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
8 Resiko Injury berhubungan Setelah dilakukan tindakan perawatan Environment Management (Manajemen
dengan penurunan tingkat selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak
kesadaran terjadi trauma pada pasien dengan kriteria lingkungan)
hasil:
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Risk Kontrol 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
Kriteria Hasil :
dan riwayat penyakit terdahulu pasien
1. Klien terbebas dari cedera 3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
2. Klien mampu menjelaskan (misalnya memindahkan perabotan)
cara/metode untukmencegah 4. Memasang side rail tempat tidur
injury/cedera 5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan
3. Klien mampu menjelaskan factor bersih
resiko dari lingkungan/perilaku 6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang
personal mudah dijangkau pasien.
4. Mampumemodifikasi gaya hidup 7. Membatasi pengunjung
untukmencegah injury 8. Memberikan penerangan yang cukup
5. Menggunakan fasilitas kesehatan 9. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
yang ada 10. Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Mampu mengenali perubahan 11. Memindahkan barang-barang yang dapat
status kesehatan membahayakan
12. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga
atau pengunjung adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. identitas pasien
Nama : Tn. T
Umur : 50 tn
Jenis kelamin : laki-laki
Status perkawinan : menikah
Pekerjaan : tani
Agama : islam
Pendidikan : SMP
Suku : jawa
Bahasa yg digunakan : indonesia/jawa
Alamat rumah : pagelaran
Sumber biaya : BPJS
Tgl masuk RS : 15-09-2022
Diagnosa medis : Stroke non hemoragik
b. Sunber informasi
Nama : Ny. E
Umur : 46 th
Jenis kelamin : Perempuan
Hub.dgn pasien : Istri
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Alamat : pagelaran
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk RS
Klien masuk RS umum tgl 15-09-2022 pukul 06.05 WIB, dengan keluhan
tidak sadarkan diri setelah bangun dari tidur, susah berkomunikasi dengan
keluarga sejak 2 hari yang lalu.
Hasil pemeriksaan fisik TD: 180/100 Mmhg, suhu 37,8c, nadi 89x/I respirasi
30x/mnt, GCS : 13 (E4 V3 M6 ) kemudian diberikan terapi infuse RL 20
tts/mnt , Oral amlodipin tab 1x 10 mg, captropil tab3x 25 mg, dilakukan
pememerikasaan laboratorium darah lengkap, kimia darah, ct scan kepala dan
thorak fhoto AP.
1. Psikososial
Klien menyatakan pasrah pada gusti Alloh di berikan ujian sakit klien
berharap berobat ke rumah sakit ini akan di berikan kesembuhan klien
menjadi sulit beraktifitas sehingga klien tampak tidak berdaya dan gelisah.
Keluarga klien merasa cemas akan kondisi klien.
2. Sosial
Orang terdekat kliuen adalah istri dan anak bungsunyajika ada masalah
klien selalu cerita dengan istri. Semua kluarga mendukung untuk
kesembuhan klien.
3. Spiritual
Agama klien adalah islam sebelum sakit klien sholat 5 waktudan
mengikuti kegiatan beragamaan dilingkungan rumahnya. Klien pasrah
pada alloh dengan kondisisnya saat ini klien berharap cepet di berikan
kesembuhan.
g. Lingkungan
Klien mengatakan yang merawat dan membersihkan rumahnya adalah anak
pertama klien. Kondisi rumahnya jauh dari jalan raya dan tidak ada bahaya
polusi. Lingkungan rumah klien banyak kebun milik warga.
2. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit : klien biasa BAB 1x/hari pada pagi hari, tidak ada
keluhan dengan sistem pencernaan.
Saat sakit : selama di rawat klien baru BAB 1 kali dengan warna
kuning, konsentasi lembek. Tidak ada keluhan saat BAB, klien tidak
menggunakan obat pencahar.
b. BAK
Sebelum sakit : klien BAK tidak tentu tergantung banyaknya minum,
rata-rata 2-5x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan waktu
BAK.
Saat sakit : klien tepasang kateter terdapat urine kurang lebih 500 cc
warna kuning jernih, tidak ada keluhan dengan BAK.
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 170/110 Mmhg
Nadi : 83x/mnt
Pernapasan : 24x/mnt
TB : 165 cm
BB : 62 kg
Suhu : 38c
2. Sistem pendengaran
Telinga normal,bentuk normal kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran
serumen, fungsi pendengaran masih baik.
3. Sistem wicara
Klien mengalami gangguan berbicara, sulit untuk di pahami oleh
keluarga dan perawat.
4. Sitem pernapasan
- Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri, klien tidak
menggunakan alat bantu pernapasan, RR 24x/mnt.
- Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri dada
- Perkusi : suara yang timbul saat perkusi pada daerah dada adalah sonor
- Auskultasi: bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
Nadi : 83x/mnt, irama teratur, tidak ada destensi vena jugularis,
temperature hangat, warna kulit kecoklatan, tidak ada edema pada
ekstermitas.
b. Sirkulasi jantung
HR: 82x/mnt, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak
ada nyeri dada.
6. Sistem persyarafan (neurologi)
Tingkat kesadaran : composmetis
GCS : 13 (E4 V3 M 6)
Syaraf-syaraf cranial :
- NI(alfaktorius) : sensai terhadap bau-bauan normao, klien dapat
mengidentifikasi bau minyak angin.
-NII : (optikus) : ketajaman penglihatan klienmulai berkurang, klien
tidak jelas lagi melihat benda-benda yang jauh.
NIII : (okulomotorius) : gerakan bola mata klien normal
-NIV (Trachlearis), NVI ( abdusen), NV (trigeninus): klien dapat
merasakan sensasi suhu pada wajah, reflek kornea normal, klien
mengalami kesulitan menelan.
-NVII ( Fasial) : gerakan wajah simetris, klien mampu membedakan
rasa gula dan garam 2/3 anterius lidah.
-NVIII ( vestebulokolear) : klien mampu mendengar detak jarum jam
pada jarak kurang lebih 10cm.
-NIX ( glossofaringeus) : klien mampu membedakan rasa gula dan
garam dibagian 1/3 posteriur lidah.
-NX ( Vagis) : klien mengalami kesulitan menelan (disfagia) suara
klien tidak serak, tetapi pelo.
-NXI ( aksesorius ) : tidak ada keluhan
- NXII ( hipoglosis) : klien mengalami ganguan berbicara.
Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial atau kaku
kuduk.
7. Sitem pencernaan
- Inspeksi: Mulut klien tercium bau yg tidak sedap, klien mengalami
kesulitan menelan, klien terpasang NGT, klien tidak mengalami
mual, muntah, nafsu makan klien baik, bibir klien sedikit kering,
tidak ada sianosis
- Palpasi : tidak perdapat hepatomegali, tidak terdapat nyeri tekan
pada perut bagian bawah.
- Perkusi : saat diperkusi terdengar bunyi timpani
- Auskultasi :terdengar bising usus 16x/mnt
8. Sistem imunologi
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
9. Sistem endokrin
Nafas klien berbau keton, tidak ada ganggren, tidak ada peningkatan
kadar gula darah.
4 4
4 4
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan diagnostic
- CT-Scan
Kesan: infrak serebri di extra bilateral
- Thorak photo
Kesan : pulmo tidak tampak capsula kelainan
b. Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap
HB 16,0 L:13-16,p:12-15
Leukosit 14,090 5-10 ribu sel/mm3
Basofil 0,3 0-1%
Eosinofil 0.6 1-3%
Hetrofil segmen 74,2 50-70%
Limposit 18,2 20-40%
Monosit 6,7 2-8%
Hematokrit 45,1 L:40-48,P:37-43%
Trombosit 265.0000 150-400 ribu sel/mm3
Ureum 16 10-50 mg/dl
Creatinin 0,6 0,6-1,1mg/dl
GDS 114 <200mg/dl
Elektrolit
Natrium 146 136-142 MEQ/L
Kalium 3,9 3,5-5,0 MGQ/L
Calcium 2,66 2,30-2,58 MGQ/L
Chhlorida 107 48-106 MEQ/L
5. PENATALAKSANAAN
a. penatalaksaan keperawatan
1) monitor TTV dan kondisi klien
2) ubah posisi klien setiap 2 jam
3) anjurkan klien untuk latihan gerak
4) beri informasi kepada klien tentang penyakitnya
b. penatalaksaan medis
1) infuse RL 20 tts/mnt
2) inj levofloxacin 2x1 flas
3) citicolin 2x500 mg
4) mekobalamin 3x1 amp
5) oral amlodipin 1x10 mg
6) parasetamol 3x500 mg
7) sukralfat syr 3x1 sdt
6. Data fokus
Data subyektif
-keluarga mengatakan klien tidak sadarkan diri saat bangun dari tidur
-keluarga mengatakan setelah tidak sadarkan diri klien sakit untuk
berkomunikasi
-keluarga mengatakan semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Data obyektif
- klien tampak gelisah
-GCS 13( E4 V3 M6)
-klien tampak lemah berbaring di tempat tidur
-aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat
-bicara klien pelo dan sulit untuk dipahami
-kelemahan otot 4 4
- 4 4
-kesadaran compostmetis
-klien sulit menggerakan tangan dan kakinya
- terjadi gangguan pada NX dan NXII
Data Masalah Etiologi
No
I DS : keluarga Perubahan perfusi Gangguan oblusif
mengatakan klien jaringan serebral
tidak sadarkan diri
saat bangun tidur
DO :
-Klien tampak
gelisah,
-kesadaran
Composmetis GCS
13(E4V3M6)
-Hasil CT-SCAN
kepala infark serebri
di capsula extra
bilateral
II DS : keluarga Kerusakan Kerusakan Neuro-
mengatakan setelah komunikasi Maskuler (N.X
tidak sadarkan diri Verbal DAN N.XII)
klien sulit untuk
berkomunikasi
DO:
-bicara pasien pelo
dan sulit untuk
dipahami
-terjadigangguan pada
N.X dan N.XII
III DS : keluarga Gangguan mobilitas Kelemahan fisik
mengatakan semua fisik
aktifitas klien di bantu
oleh keluarga dan
perawat
DO:
-klien tampak lemah
terbaring di tempat
tidur
-aktifitas klien
dibantu oleh perawat
dan keluarga
-klien sulit
menggerakan tangan
dan kakinya
-kekuatan otot
4 4
4 4
B. Diagnosa Keperawatan sesuai dengan prioritas
a. perubahan perfusi jaringan serebral b.d gangguan oblusif
b. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan fisik
c. Kerusakan komunikasi verbal b.d kerusakan neuromuskuler (N.X dan N.XII)
4 4
4 4
3 16/9/20 Kerusakan Setelah 1.berikan 1.memenuhi
22 komunikasi dilakukan metode kebutuhan
verbal b.d asuhan alternatif komunikasi
kerusakan keperawatan komunikasi dengan
neuromuskul selama 3x24 moral dengan kemampuan
er ditandai jam bahasa isyarat klien
dengan : diharapakan 2.kaji tipe dan 2.membantu
masalah dapat derajat memberikan
DS:keluarga teratasi dengan disfungsi daerah dan
mengatakan kriteria hasil : 3.pertahankan derajat
setelah tidak -terciptanya kesalahan kerusakan
sadarkan diri suatu dalam serebral
klien sulit komunikasi komunikasi 3.membantu
untuk dimana 4.merubah pasien
berkomunik kemunikasi klien untuk mengkomunika
asi klien dapat mengikuti sikan
dipenuhi perintah yang ucapannya
DO: -klien mampu diberikan 4.melakukan
-bicara klien merespon 5.antisipasi pemeriksaan
pelo dan setiap setiap adanya
sulit untuk berkomunikasi kebutuhan kerusakan
dipahami secara verbal saat sensorik
dan isyarat berkomunikas 5.mengatasi
i rasa putus asa
6.hargai dan
kemampuan ketergantungan
klien dalam pada orang lain
berkomunikas 6.memberi
i semangat
7.anjurkan kepada klien
kepada agar lebih
keluarga sering
untuk tetap melakukan
berkomunikas komunikasi
i dengan klien 7.meningkatkan
8.kolaborasi komunikasi
dengan yang efektif
fisioterapi 8.melatih klien
untuk latihan berbicara serta
dalam mandiri dengan
berkomunikas baik dan benar
i secara
perlahan
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. T
DX MEDIS : Stroke non hemoragik
Ruang : RPD Pria
No. RM : 01.12.34
2.mengantisipasi setiap
kebutuhan saat klien
berkomunikasi
H:jika pembicaraan klien sulit di
mengerti, keluarga dan perawat
mengguankan isyarat
II
1.menganjurkan pada keluarga S: klien mengatakan masihl emas
untuk melatih gerakan pada O: klien sudah bisa menggerakan
tangan dan kaki klien extremitas nya tetapi klien masih
R: Keluarga paham penjelasan lemas
dari perawat -klien tampak lebih nyaman
H: Klien sudah bisa dengan posisi miring kiri
menggerakan tangan dan kaki A: masalah teratasi sebagian
nya tetapi klien masih lemas P: Anjurkan klien untuk terus
melatih gerakan pada
2.merubah posisiklien 2-3 jam extremitasnya
H: posisi klien miring kiri, klien
tampak lebih nyaman
III
1.mengevaluasi kemajuan klien S:klien mengatakan senang
H: Klien sudah bisa berbicara kondisinya membaik
dan bisa dipahami O:
R: Klien mengatakan senang -Pembicaraan klien sudah bisa
kondisinya membaik dimengerti
-klien tampak lebih segar
2.mengajarkan klien untuk -pelo (-)
banyak istirahat dan latihan A: masalah teratasi
makan makanan lunak P:Hentikan intervensi
H: klien paham dengan anjuran
perawat
R: klien tampak lebih segar