1. PENGUKURAN
Secara formal pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Tetapi, untuk mengukur pendengaran, penglihatan atau kepekaan
seseorang, maka akan jauh lebih kompleks karena tidak semua orang dapat memahaminya.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks, lagt apabila digunakan dalam mengukur
aspek psikologis seseorang seperti kecerdasan, kematangan atau kepribadian, karena
pengukuran ini menuntut keahlian dan latihan tertentu. Demikian juga halnya pengukuran
dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu
bukan peserta didik itu sendiri, Misalkan, seorang dosen dapat mengukur penguasaan peserta
didik dalam mata kuliah tertentu atau kemampuan dalam melakukan suatu keterampilan
tertentu yang telah dilatih
2. PENILAIAN
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengar menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrument tes atau
non tes. Penilaian di sin tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan
tentang apa, tetap lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa
jaul- suatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Dalam
1
penilaian pendidikan, patokan-patokan yang dipergunaka seharusnya bersumber pada
tujuan yang akan dicapai, baik tujuan jangl panjang maupun penjabarannya, sehingga
patokan-patokan tersebut menja konsep-konsep operasional dalam bentuk tujuan-tujuan
jangka pendek.
3. EVALUASI (EVALUATION)
Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dal Bahasa Inggris, yang
lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Sejumlah ahli mengemukakan pemahaman
evaluasi secara etimolo seperti Grounlund, Nurkancana, dan Raka Joni. Menurut Grounlu
(1976), "evaluation is a sistem atic process of determining the extent to w instructional
objectives are achieved by pupil". Di sisi lain, Nurkanca (1983) menyatakan bahwa evaluasi
dilakukan berkenaan dengan pro kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
Adam (1964), menjelaskan bahwa kita mengukur berbaga kemampuan anak didik. Bila
kita melangkah lebih jauh lagi dalan menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran
Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961), menjelaskan bahwa evaluasi
berhubungan dengan pengukuran penilaian penilaian Formal dan penilaian intuitif
mengenai kemajuan peserta didik
Arikunto (1990)lebih kepada proses terhadap sesuatu ukuran yang bersifat . proses
kualitas yang dengan satuan ukuran , sehingga dari dan tersebut, dapat bahwa
pengukuran dilakukan apabila penilaian
Penilaian merupakan suatu proses sistematis yang memainkan peran penting dalam
pengajaran yang efektif. Penilaian berawal dari identifikasi tujuan Dembelajaran
(learning goal) dan berakhir dengan penilaian (judgment) entang seberapa dalam tentang
tujuan itu telah tercapai. . Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur ang
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja performance) siswa atau
seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan embelajaran yang telah ditetapkan.
a) PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN KEGUNAANYA
Penilaian hasil belajar adalah belajar segala macam prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi unjuk (performance) siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru menilai siswa untuk hal-hal berikut
2
a) Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa
b) Memonitor kemajuan siswa
c) Menentukan keefektifan intertuaksional
Beberapa tujuan dan fungsi dari evaluasi hasil belajar sebagai berikut
a) Diagnostik: menentukan letak siswa dalam belajar, bisa terjadi pada bidang yang
dipelajari oleh siswa atau pada tertentu saja.
b) Seleksi: mana calon siswa yang dapat diterima di tertentu dan mana yang tidak
dapat . Seleksi dilakukan guna siswa yang syarat tertentu.
c) Kenaikan kelas: naik atau lulus siswa setelah suatu program tertentu
d) Penempatan: menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan /potensi mereka
Tes esai adalah butir soal yag mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes. Butir soal tipe uraian hanya terdiri dari
pertanyaan atau tugas (kadang- kadang juga harus disertai dengan beberapa
ketentu dalam menjawab soal tersebut), dan jawaban sepenuhnya harus
dipikirl oleh peserta tes. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan,
dan menyampaikan gagasannya dengan menggunakan kata-katanya send
Dengan pengertian ini maka akan segera kelihatan bahwa pemberian skor
terhadap jawaban soal tidak mungkin dilakukan secara objektif.
. Kelebihan tes esai
Tes esai dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar
yang kompleks. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepa pengukuran
kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berba uah pikiran dan sumber
informasi ke dalam suatu pola berpi ertentu, yang disertai dengan keterampilan
3
pemecahan masal ntegrasi buah pikiran itu membutuhkan dukungan
kemampuan un nengekspresikannya. Tes dapat sebagai suatu pertanyaan atau
tugas atau tugas yang untuk informasi tentang trait (atribut pendidikan) atau ,
karena setiap butir
Kelemahan tes esai
Reliabilitas rendah, artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten
ila tes yang sama atau tes yang paralel diuji ulang beberapa kali. Untuk
menyelesaikan tes esai dengan baik dosen dan mahasiswa harus menyediakan
Jaktu cukup banyak.
Penggunaan tes esai
Bila tujuan instruksional yang ingin dicapai dalah kemampuan
mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertuli nenguji kemampuan menulis
dengan baik, atau kemampuan bahas secara tertib, maka haruslah
menggunakan tes uraian. Bila dosen ingi memperoleh informasi yang tidak
tertulis secara langsung dalam soal sikap tetapi dapat disimpulkan dari
tulisan peserta tes, seperti sikap, nil au pendapat.
Klasifikasi tes esai
Tes uraian secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu aian bebas, tes
uraian terbuka dan tes uraian terbatas, tes uraian obje mbedaan kedua jenis tes
uraian ini adalah besarnya kebebasan y erikan kepada peserta tes untuk
mengorganisasikan, menulis nyatakan pikiran dan gagasannya.
1. Benar-benar (true false)
adalah butir soal yang terdiri atas pertanyaaan yang disertai jawaban,
yaitu menyatakan pertanyaan tersebut benar atau salah, atau memilih
satu dari dua alternatif .
a) Keunggulan butir soal tipe benar salah
Mudah dikonstruksi
Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan.
Mudah diskor
Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar
langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan
4
b) Kekurangan butir soal tipe benar salah
Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban.
Terlalu menekankan kepada ingatan.
Terlalu menekankan kepada ingatan.
Meminta respons peserta tes yang berbentk penilaian absolut
sedangkan dalam kenyataannya hasil belajar itu kebanyakan
bukanlah sesuat kebenaran absolut tanpa kondisi.
2. Menjodohkan (matching)
Kolom pertama adalah pokok soal atau stem atau biasa juga disebut premis. Kolom kedua
adalah kolom jawaban. Tugas peserta ujian ialah menjodohkan pernyataan di bawah
kolom premis dengan pernyataan-pernyataan yang ada di bawah kolom jawaban.
Dengan demikian, setiap nomor pernyataan di bawah kolom pertama adalah sebuah stem
butir soal yang alternatif jawabannya secara bersama terdapat di bawah kolom kedua.
a) Kelebihan dan Kelemahan tipe menjodohkan
Kelebihan
Baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan
tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.
Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal baik yang berhubungan
langsung maupun tidak secara langsung.
Mudah dikonstruksi sehingga dosen dalam waktu yang tidak terlalu lama
dapat mengkonstruksi sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu
pokok bahasan tertentu
Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diuji.
Mudah diskor.
Kekurangan
Terlalu mengandalkan pada pengujian aspek ingatan. Untuk dapat menghindarkan
kelemahan ini, maka konstruksi butir soal tipe ini
5
3 Prinsip kontruksi tipe menjodohkan
Butir soal tipe pilihan ganda dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur
segala tingkatan tujuan instruksional, mulai dari yang paling sederhana sampai
dengan yang paling kompleks.
Setiap perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh cakupan bidang studi.
ipe butir soal dapat dikonstruksi sehingga menuntut kemampuan peserta tes
untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.]
B. kekurangan butir soal pilihan ganda
Alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar non digunakan untuk mengukur
perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor, terutama yang tes terutama berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau
dikerjakan oleh peserta didik daripada apa yang akan diketahui dan dipahaminya. tetapi,
belum ada jaminan bahwa yang mereka miliki dalam kemampuan mental itu dapat
didemonstrasikan dalam tingkah lakunya. Karena itu, dibutuhkan beberapa alat ukur lain
yang dapat memeriksa kemampuan atau penampilan tentang apa yang telah diketahui dan
dimiliki dalam tindakan sehari-hari.
A. Bagan partisipasi (participation charts)
satu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu proses belajar mengajar ialah keikut
sertaan peserta didik secara sukarela dalam kegiatarı belajar mengajar. Ikut
sertaan tersebut selain merupakan salah satu usaha memudahkan peserta didik
untuk memahami konsep yang sedang dibicarakan dan meningkatkan daya tahan
ingatan untuk mengenai suatu isi pelajaran tertentu, juga dimaksudkan untuk
menjadikann proses belajar mengajar sebagai alat meningkatkan percaya diri,
harga diri dan lain-lain.
Rating scale adalah alat pengukuran non tes yang menggunakan suatu prosedur
terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi, yang
menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan yang lain.
D. Skala sikap
7
Untuk mengukur sikap, maka harus dikonstruksi skala sikap, dimulai dengan
menentukan dan mendefinisikan objek sikap yang akan diukur atau dengan kata
lain. Misalnya, sikap orang terhadap hukuman mati, bunuh diri atau kaum
fundamentalis, dan sebagainya. Setelah itu, dikumpulkan butir-butir pernyataan
tentang objek sikap tersebut
A. Penilaian formatif dan sumatif
tujuan utama dari penilaian sumatif adalah mengukur atau membuat
tingkatan prestasi siswa, penilaian sumatif atau tes hasil belajar juga
menyediakan informasi bagi pertimbangan keberhasilan dan keefektifan
suatu pembelajaran.
Penilaian formatif dengan maksud memantau sejauh manakah suatu
proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.
Biasanya diberikan secara periodik selama pembelajaran untuk
memantau kemajuan belajar siswa dan memperoleh balikan untuk
guru dan siswa penilaian sumatif dilakukan ruk mengetahui sejauh
manakah peserta didik dapat berpindah dari satu unit pembelajaran ke unit
berikutnya.
8
e. Penafsiran hasil tes membutuhkan pendefinisian perilaku yang
diukur secara jelas dan terbatas
9
H. Langkah kedelapan adalah menganalisis hasil uji coba.
I. Langkah terakhir adalah merevisi tes.
10
G. Penilaian alternative
11