Anda di halaman 1dari 28

Ciri dan Tujuan

Penilaian
Pembelajaran Biologi
(Instrument Evaluasi)

Iwan Ridwan Yusup, M.Pd.


ISI PEMBAHASAN

01 02 CIRI DAN
DEFINISI TUJUAN

JENIS DEFINISI TES


03 PENILAIAN 04
ISI PEMBAHASAN

05 JENIS TES DAN 06 INSTRUMENT


CONTOHNYA NON-TES

KEKURANGAN
JENIS
DAN
07 INSTRTUMENT 08
KELEBIHAN
NON-TES
INSTRUMENTS
EVALUASI
INSTRUMENT EVALUASI

Secara etimologi, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris


“Evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan
kata instrumen menurut KBBI memiliki arti “alat yang dipakai
untuk mengerjakan sesuatu”. Lebih jelasnya seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (1987) bahwa instrumen merupakan
alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
bekerja atau tidaknya sesuatu.
CIRI-CIRI INSTRUMENT EVALUASI
dari Robb (1992)

Untuk menyaring dan mengidentifikasi


1 anak didik.
Untuk membuat keputusan tentang
2 penempatan anak

Untuk merancang individualisasi


3 pendidikan.

4 Untuk memonitor kemajuan anak secara


individu.

Untuk mengevaluasi keefektifan program.


“tujuan menggunakan variasi jenis instrumen penilaian tersebut
ialah untuk mendapatkan gambaran yang faktual mengenai
kompetensi siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber data
yang akurat dan valid dalam pengambilan keputusan dalam dunia
pendidikan .”

— Farida, 2017
JENIS PENILAIAN

Penilaian tertulis Penilaian lisan


Penilaian dengan menggunakan teknik pengukuran Penilaian dengan menggunakan teknik
berupa tes tertulis. Dalam pengukuran yang dilaksanakan melalui
penilaian ini peserta tes memberi jawaban secara komunikasi langsung (tatap muka) antara siswa
tertulis, antara lain berupa bentuk tes dengan pendidik. Pertanyaan dan
yang jawabannya pilihan atau isian jawaban diberikan secara lisan.

Penilain kinerja Penilaian proyek


Penilaian ini menggunakan teknik pengukuran yang Penilaian terhadap tugas yang diberikan kepada siswa
meminta siswa melakukan dalam kurun waktu tertentu. Siswa dapat melakukan
tindakan atau menampilkan keterampilan tertentu pengamatan melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan
berdasarkan tugas-tugas (task) yang diberikan. Penilaian analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
kinerja dapat dilakukan melalui teknik observasi terhadap proyek dilaksanakan dengan tahap persiapan,
kinerja pelaksanaan, dan hasil akhirnya.
siswa.
Penilaian (produk) Penilaian Penilaian
hasil karya berportofolio sikap
Penilaian yang meminta siswa Penilaian yang digunakan terhadap kumpulan Penilaian terhadap sikap siswa selama
menghasilkan suatu hasil karya. dokumen dan karya-karya siswa dalam proses pembelajaran, maupun sesudah
Penilaian produk dilakukan terhadap bidang tertentu yang diorganisasikan untuk pembelajaran. Penilaian sikap dapat
persiapan, pelaksanaan dan proses mengetahui minat, perkembangan prestasi, menggunakan teknik pengukuran
pembuatan, serta produk yang dan kreativitas siswa. Bentuk ini cocok untuk melalui alat ukur berupa format
dihasilkan. mengetahui perkembangan unjuk kerja observasi sikap, inventori, dan angket
(kinerja) dari masing-masing siswa. atau kuesioner
Penilaian diri Jurnal harian Penilaian teman
(self assessment) Berbentuk catatan pendidik selama proses (peer assessment)
pembelajaran, yang berisi informasi hasil
Teknik penilaian dengan cara pengamatan terhadap kekuatan dan Penilaian teman (peer assessment)
meminta siswa untuk menilai dirinya kelemahan siswa, yang berkaitan dengan Teknik penilaian dengan cara meminta
sendiri kinerja siswa mengemukakan kelebihan dan
mengenai berbagai hal. Dalam ataupun sikap dan perilaku siswa yang kekurangan temannya dalam berbagai hal
penilaian diri, setiap siswa harus dipaparkan secara deskriptif secara jujur. Penilaian antar teman dapat
mengemukakan
digunakan dalam aspek sikap dan
kelebihan dan kekurangan dirinya
pengetahuan secara bijaksana.
secara jujur.
DEFINISI TES

Secara etimologi kata tes berasal dari bahasa Latin yaitu “testum” yang
berarti piringan dari tanah liat atau alat untuk mengukur tanah. Dalam
dunia pendidikan tes diatikan sebagai seperangkat pertanyaan atau
instruksi dalam jumlah tertentu, baik lisan atau tertulis yang harus
direspon secara sengaja oleh peserta didik dalam situasi ujian atau
proses penilaian.
JENIS TES DAN CONTOHNYA

Pilihan Ganda
(multiple choice test)

1. TES Berikut ini langkah-langkah penyusunan tes bentuk multiple choice


OBJEKTIF menurut Asrul 2014:46)
merupakan jenis tes yang 1) Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban
jawaban tesnya sudah terdapat 17 kesesuaian.
ditentukan, peserta tes 2) Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya disusun dengan jelas.
hanya memilih jawaban 3) Sebaiknya soal disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
4) Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
dari alternatif pilihan yang
diberikan oleh pembuat meskipun masalah tersebut agak kompleks.
soal.
Ada 3 tipe dalam soal multiple choice (pilihan ganda) ini meliputi:
A. Tipe melengkapi pilihan
B. Tipe melengkapi berganda
C. Tipe hubungan sebab-akibat
Jawaban singkat (completion test)
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan soal ini:
a. Setiap butir soal hanya mempunyai satu kemungkinan jawaban yang benar.
b. Tempat kosong (titik-titik) yang disediakan hendaknya sama untuk setiap
butir soal, agar tidak memberi petunjuk tentang panjang jawaban.
c. Jangan menyalin pernyataan dari buku pelajaran atau catatan siswa dengan
d. menghilangkan satu kata dari kalimat itu untuk dijadikan butir soal.
e. Apabila jawaban yang diinginkan memiliki satuan, tuliskan satuan itu setelah
tempat jawaban.
e. Hindari kata yang tidak lengkap atau yang harus diisi diletakkan pada awal kalimat.

Menjodohkan (matching)
Jenis soal ini cocok digunakan untuk memberikan pemahaman peserta didik tentang fakta dan
konsep. Butir soal disusun dalam bentuk dua jalur paralel. Masing-masing lajur berisi uraian,
pernyataan, istilah atau keterangan. Siswa diminta untuk memasangkan tiap informasi yang
berada pada lajur sebelah kiri dengan informasi di lajur sebelah kanan. Biasanya stem
diletakkan di lajur kiri,sedangkan option di sebelah kanan.
Benar-Salah (True-False)
Berupa pernyataan yang harus dipertimbangkan oleh siswa sebagaipernyataan
benar atau salah. Sebagian dari pernyataan tersebut ada yang berupa
pernyataan benar dan salah, dan pada umumnya digunakan untuk mengukur
pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
2. TEKS BERSTRUKTUR
Tes berstruktur ini dijadikan sebagai bagian dari tes uraian yang dipandang sebagai bentuk antara soal-
soal objektif dan soal-soal esai. Tes berstruktur merupakan bentuk tes uraian yang terbatas

Ruang
lingkup

Sudut
Indikator-
pandang
indikatornya
menjawab
3. TES URAIAN
Tes uraian yang dimaksud disini adalah tes uraian terbuka tanpa
batasan-batasan tertentu. Tes ini juga sering disebut tes non-objektif,
karena subjektifitas dalam pemeriksaan hasil ujian di dalam tes ini
cenderung sangat besar. Tes uraian bertujuan memberi kesempatan
kepada peserta tes untuk memberikan jawaban yang bervariasi sesuai
kemampuan masing-masing

Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:35),


Tes uraian merupakan pertanyaan yang menuntut siswanya untuk menjawab dalam
bentuk menjelaskan, menguraikan mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan,
dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan
kata-kata dan bahasa sendiri.
DEFINISI INSTRUMENT
NON-TES

Menurut Hasyim “penilaian non-tes ialah penilaian yang mengukur


kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas rill dalam
pembelajaran”. Teknik Instrumen nontes merupakan penilaian dengan
tidak menggunakan tes.
JENIS INSTRUMENT NON-TES

1 2 3 4
Wawancara Kuisioner (angket) . Skala Observasi

Merupakan bentuk Merupakan teknik


Adalah teknik mengukur Merupakan alat
instrumen non-tes pengumpulan data yang
nilai, sikap, minat dan penilaian yang
yang dilakukan dilakukan dengan cara
perhatian yang disusun digunakan untuk
melalui tanya jawab memberi seperangkat
dalam bentuk pertanyaan mengukur tingkah laku
baiksecara langsung pertanyaan atau pernyataan
untuk dinilai oleh individu ataupun proses
tertulis kepada responden
ataupun tidak. responden dan hasilnya terjadinya suatu
untuk dijawab. berbentuk rentang nilai. kegiatan yang diamati.
Studi kasus
Teknik ini pada dasarnya digunakan
untuk memahami secara intensif
terkait kasus yang dialami oleh
seorang individu Daftar Cek
Adalah suatu daftaran yang berisi
subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. Ada beberapa macam aspek
Sosisometri perbuatan yang bisa dicantumkan,
kemudian tinggal memberi tanda
Adalah instrumen non-tes yang digunakan
centang pada tiap aspek sesuai hasil
untuk mengetahui kemampuan siswa
penilainnya
dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sosial dikelasnya (teman-
temannya).
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN INSTRUMENT
EVALUASI

Secara etimologi, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “Evaluation”


yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan kata instrumen
menurut KBBI memiliki arti “alat yang dipakai untuk mengerjakan
sesuatu”. Lebih jelasnya seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1987)
bahwa instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang bekerja atau tidaknya sesuatu.
1. TES OBJEKTIF

KELEBIHAN KEKURANGAN

Pilihan ganda dapat disusun untuk mengukur


sukar dibuat, membutuhkan cukup
(multiple choice) kemampuan kognitif, peluang penebakan besar,
banyak kertas.
pokok soal terbuka.

lebih mengungkap
aspek pengenalan saja, kurang bisa
Jawaban singkat relatif mudah dalam pembuatannya, peluang
(completion) untuk mengukur aspek pengetahuan
penebakan kecil, penilainnya cukup objektif.
yang lebih
tinggi

lebih banyak
pembuatan mudah, dapat dinilai dengan cepat
mengungkap aspek hafalan, kurang
Menjodohkan dan
(matching) baik untuk menilai pengertian
objektif, dapat berguna untuk menilai banyak
ataupun
hal.
penafsiran.
1. TES OBJEKTIF

KELEBIHAN KEKURANGAN
sukar digunakan untuk kemampuan
mudah dibuat oleh guru, dapat mencakup
Benar-Salah (true- berjenjang tinggi, serta
false) bahan pelajaran yang lebih luas, tidak terlalu
menimbulkan unsur
banyak memakan kertas
penebakan.
2. TES BERSTRUKTUR

80% 20%

kelebihan kekurangan
dapat memunculkan ide bagi guru dalam membuat memunculkan
pertanyaan yang beragam tingkat kesulitannya, dari kemungkinan pertanyaan
satu soal bisa memunculkan beberapa sub soal, setiap menjadi terbatas.
pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data
tertentu, sehingga lebih jelas.
3. TES URAIAN

50% 50%

kelebihan kekurangan
melatih peserta didik untuk berlatih berpendapat dan
butir soal sering terpusat hanya pada pokok
tidak sekadar menghafalkan, tidak hanya menanyakan
bahasan tertentu, proses menjawab cenderung
yang bersifat faktual tetapi menantang untuk
terhambat oleh terbatasnya waktu ujian, penilaian
menggunakan proses berpikir tinggi, soal mudah dan
lembar jawaban menyita waktu dan rumit,
cepat dibuatnya
subjektifitas pemeriksa lembar jawaban lebih besar.
INSTRUMENT NON-TES

wawancara
kelebihan dari wawancara yaitu dapat memperoleh informasi yang bersifat langsung, guru
dapat mengontrol jawaban responden secara teliti Sedangkan kelemahannya memungkinkan
adanya pengaruh subjektif dari responden, jika responden banyak membutuhkan waktu yang
banyak pula, keadaan sekitar sangat berpengaruh bagi proses wawancara.

kuisioner
kelebihan dari kuisioner diantaranya kerahasian responden terjaga, pelaksanaan dirasa
praktis dari segi waktu, biaya, tenaga, dapat digunakan untuk menjaring informasi dengan
skala luas. Kelemahannya, peneliti tidak melihat langsung ketika proses pengisian,
terkadang responden melebihi batas waktu pengumpulan, bisa jadi ada responden yang
mengisi dengan asal-asalan
skala
Kelemahan dari skala diantaranya ada kemungkinan terjadi halo effects, generosity effects,
carry-over effect. Kelemahan dari observasi salah satunya bisa terjadi akibat pengamat itu
sendiri

Studi kasus
kelebihan dari studi kasus dapat memperoleh informasi secara mendalam,
namun kelemahannya juga bisa bisa menimbulkan kesalahan subjektif dari
pihak-pihak lain yang bersangkutan.
KESIMPULAN

Resume Instrumen evaluasi sangatlah penting dilakukan proses pembelajaran.


karena hal tersebut dijadikan sebagai suatu alat ukur yang dijadikan tolak ukur
untuk menilai atau mengukur sejauh mana proses pembelajaran diterima oleh
objek sasaran (peserta didik). Namun, dari setiap instrumen evaluasi tersebut
pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Sehingga, efektif
atau tidaknya penggunaan instrumen evaluasi ini tergantung kemampuan
pendidik (guru) dan keadaan lapangan (pada proses pembelajaran) peserta didik
itu sendiri. Pendidik harus teliti dalam penyusunan, pelaksanaan, pengolahan,
dan pelaporan instrumen evaluasi apa yang ia akan gunakan dalam proses
pembelajaran. Yang penting penilaian dengan menggunakan instrumen evaluasi
tersebut harus mencakup penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, ataupun
motorik dari masing- masing peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Kemenag.

Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Citapustaka Media.

Sary, Y. N. (2012). Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Depublish.

Sudaryono, S. (2012). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yusup, I. R., & Hartati, S. (2020). Evaluasi Pembelajaran Biologi. Bandung:


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai