Penilaian
Pembelajaran Biologi
(Instrument Evaluasi)
01 02 CIRI DAN
DEFINISI TUJUAN
KEKURANGAN
JENIS
DAN
07 INSTRTUMENT 08
KELEBIHAN
NON-TES
INSTRUMENTS
EVALUASI
INSTRUMENT EVALUASI
— Farida, 2017
JENIS PENILAIAN
Secara etimologi kata tes berasal dari bahasa Latin yaitu “testum” yang
berarti piringan dari tanah liat atau alat untuk mengukur tanah. Dalam
dunia pendidikan tes diatikan sebagai seperangkat pertanyaan atau
instruksi dalam jumlah tertentu, baik lisan atau tertulis yang harus
direspon secara sengaja oleh peserta didik dalam situasi ujian atau
proses penilaian.
JENIS TES DAN CONTOHNYA
Pilihan Ganda
(multiple choice test)
Menjodohkan (matching)
Jenis soal ini cocok digunakan untuk memberikan pemahaman peserta didik tentang fakta dan
konsep. Butir soal disusun dalam bentuk dua jalur paralel. Masing-masing lajur berisi uraian,
pernyataan, istilah atau keterangan. Siswa diminta untuk memasangkan tiap informasi yang
berada pada lajur sebelah kiri dengan informasi di lajur sebelah kanan. Biasanya stem
diletakkan di lajur kiri,sedangkan option di sebelah kanan.
Benar-Salah (True-False)
Berupa pernyataan yang harus dipertimbangkan oleh siswa sebagaipernyataan
benar atau salah. Sebagian dari pernyataan tersebut ada yang berupa
pernyataan benar dan salah, dan pada umumnya digunakan untuk mengukur
pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
2. TEKS BERSTRUKTUR
Tes berstruktur ini dijadikan sebagai bagian dari tes uraian yang dipandang sebagai bentuk antara soal-
soal objektif dan soal-soal esai. Tes berstruktur merupakan bentuk tes uraian yang terbatas
Ruang
lingkup
Sudut
Indikator-
pandang
indikatornya
menjawab
3. TES URAIAN
Tes uraian yang dimaksud disini adalah tes uraian terbuka tanpa
batasan-batasan tertentu. Tes ini juga sering disebut tes non-objektif,
karena subjektifitas dalam pemeriksaan hasil ujian di dalam tes ini
cenderung sangat besar. Tes uraian bertujuan memberi kesempatan
kepada peserta tes untuk memberikan jawaban yang bervariasi sesuai
kemampuan masing-masing
1 2 3 4
Wawancara Kuisioner (angket) . Skala Observasi
KELEBIHAN KEKURANGAN
lebih mengungkap
aspek pengenalan saja, kurang bisa
Jawaban singkat relatif mudah dalam pembuatannya, peluang
(completion) untuk mengukur aspek pengetahuan
penebakan kecil, penilainnya cukup objektif.
yang lebih
tinggi
lebih banyak
pembuatan mudah, dapat dinilai dengan cepat
mengungkap aspek hafalan, kurang
Menjodohkan dan
(matching) baik untuk menilai pengertian
objektif, dapat berguna untuk menilai banyak
ataupun
hal.
penafsiran.
1. TES OBJEKTIF
KELEBIHAN KEKURANGAN
sukar digunakan untuk kemampuan
mudah dibuat oleh guru, dapat mencakup
Benar-Salah (true- berjenjang tinggi, serta
false) bahan pelajaran yang lebih luas, tidak terlalu
menimbulkan unsur
banyak memakan kertas
penebakan.
2. TES BERSTRUKTUR
80% 20%
kelebihan kekurangan
dapat memunculkan ide bagi guru dalam membuat memunculkan
pertanyaan yang beragam tingkat kesulitannya, dari kemungkinan pertanyaan
satu soal bisa memunculkan beberapa sub soal, setiap menjadi terbatas.
pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data
tertentu, sehingga lebih jelas.
3. TES URAIAN
50% 50%
kelebihan kekurangan
melatih peserta didik untuk berlatih berpendapat dan
butir soal sering terpusat hanya pada pokok
tidak sekadar menghafalkan, tidak hanya menanyakan
bahasan tertentu, proses menjawab cenderung
yang bersifat faktual tetapi menantang untuk
terhambat oleh terbatasnya waktu ujian, penilaian
menggunakan proses berpikir tinggi, soal mudah dan
lembar jawaban menyita waktu dan rumit,
cepat dibuatnya
subjektifitas pemeriksa lembar jawaban lebih besar.
INSTRUMENT NON-TES
wawancara
kelebihan dari wawancara yaitu dapat memperoleh informasi yang bersifat langsung, guru
dapat mengontrol jawaban responden secara teliti Sedangkan kelemahannya memungkinkan
adanya pengaruh subjektif dari responden, jika responden banyak membutuhkan waktu yang
banyak pula, keadaan sekitar sangat berpengaruh bagi proses wawancara.
kuisioner
kelebihan dari kuisioner diantaranya kerahasian responden terjaga, pelaksanaan dirasa
praktis dari segi waktu, biaya, tenaga, dapat digunakan untuk menjaring informasi dengan
skala luas. Kelemahannya, peneliti tidak melihat langsung ketika proses pengisian,
terkadang responden melebihi batas waktu pengumpulan, bisa jadi ada responden yang
mengisi dengan asal-asalan
skala
Kelemahan dari skala diantaranya ada kemungkinan terjadi halo effects, generosity effects,
carry-over effect. Kelemahan dari observasi salah satunya bisa terjadi akibat pengamat itu
sendiri
Studi kasus
kelebihan dari studi kasus dapat memperoleh informasi secara mendalam,
namun kelemahannya juga bisa bisa menimbulkan kesalahan subjektif dari
pihak-pihak lain yang bersangkutan.
KESIMPULAN
Kemenag.
Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Citapustaka Media.