Anda di halaman 1dari 7

puttin_draft_evol_27012021

TIGA TEORI SEJARAH EVOLUSI

Keterangan gambar, tiga alternatif teori evolusi yaitu:


(a) evolusi; pengertian Darwin tentang "keturunan dengan modifikasi."
(b) "transformisme," di mana spesies berubah, tetapi jumlah spesies sama banyaknya dengan
spesies awal; dan
(c) penciptaan terpisah - separate creation, di mana spesies berasal secara terpisah dan tetap tetap
terpisah .

Periode Dasar Sejarah Evolusi

a. Masa sebelum Darwin


b. Teori Darwin (1859)
c. ‘Puncak’ Teori Darwin (1880-1920)
d. Teori Sintesis Modern (1920-1950)
e. Perkembangan Teori Sintesis Modern (1960 – sekarang)

a. Masa sebelum Darwin

Fakta organisme beraneka ragam oleh Parmenides (Yunani) dianggap hanya ilusi, Heraclitus
mengatakan bahwa perjalanan organisme adalah ajeg atau konstan. Anaximander (Yunani 250 thn
SM) : manusia berasal dari organisme mirip ikan. Empedocles mengatakan bahwa manusia dan
binatang berasal dari bagian kepala, badan dan tangan yang terpisah dari organisme tertentu
ketiganya tumbuh menjadi satu, sedang organisme lain hanya kepala dan badan yang tumbuh
seperti ikan, pertumbuhan ada yang lengkap dan ada yang tidak.

Teori autogenesis : evolusi terjadi karena dorongan dari dalam – lingkungan tak berpengaruh
(oleh Teilhard de Cardin –post Darwin pendapat ini berkembang lagi). Dalam teori Teori
finalisme/telefinalisme disebutkan bahwa bentuk akhir organisme sudah tertentu krn kekuatan
transenden dan ditegaskan lagi dalam Teori vitalisme yang juga menyebutkan, bentuk akhir
organisme sudah tertentu krn kekuatan transenden, yi kekuatan alam yang sangat hebat (super
natural power).

Teori orthogenesis, nomogenesis dan aristogenesis, organisme berubah secara evolutif karena
penentuan ‘germ plasma’ – teori ini menolak vitalisme karena adanya tuntutan atau pengaturan
khusus – yi kekuatan transenden. Sebagai contoh terjadi pada bunga --- segala sesuatu sudah ada
pada kuncup misalnya warna, bentuk, besar, letak dan bentuk putik dan serbuk sari perubahan
kuncup jadi bunga hanya perlu untuk mekarnya bunga.[Bentuk dewasa manusia sudah ada sejak
menjadi embriyo

Terdapat perbedaan teori pada ketiga tersebut di atas, pada orthogenesis perkembangannya
berupa garis lurus dan menjadi besar dan bervariasi -paleontologis tertarik dengan teori ini, misalnya
puttin_draft_evol_27012021

bervariasinya cangkok amonit. Nomogenesis -perkembangan terjadi sesuai aturan tertentu sedang
aristogenesis - perkembangan menjadi lebih baik.

Contoh kasus orthogenesis yang ‘ganjil’ adalah Megaloceros, Megaloceros adalah rusa purba (tersier
muncul) dan punah pada masa pleistocene karena tanduk terlalu besar, keadaan ini merupakan
peristiwa orthoseleksi karena spesialisasi berlebihan sehingga lebih mudah menjelaskan kepunahan
dari pada kesempurnaan perkembangan. Teori evolusi tersebut di atas semuanya tidak memuaskan
karena tidak dapat menjelaskan adaptasi dan menjelaskan mekanisme interaksi dengan lingkungan

Perjalanan teori evolusi ‘menuju teori Darwin’


Tokoh pendukung langsung atau tidak langsung menuju kemunculan teori C. Darwin adalah Carolus
Linnaeus, sistimatika Swedia yang mengatakan mahkluk hidup diciptakan konstan. Charles Bonnet,
organisme dan benda mati mengalami proses melalui rantai yang/tangga panjang. Awal mula rantai
adalah berupa mineral kemudian menjadi manusia. Rene de Cartes, ahli matematika Perancis, Pieere
Maupertius –ahli astronomi dan Count de Buffon (ilmu pengetahuan alam) memahami evolusi
dengan hati-hati.

Buffon berpendapat, evolusi berdasarkan/adalah sifat-sifat yang di dapat (acquired characters) yang
sejalan dengan pendapat Lamarck. Goethe diilhami Plato bersama dengan Lorenz oken menciptakan
bentuk dasar tengkorak. E. Darwin (kakek C. Darwin) : buku Zoonomia, kehidupan berasal dari asal
mula yang sama.

Tokoh pendukung langsung atau tidak langsung munculnya teori evolusi Darwin antara lain, JB.
Lamarck dengan bukunya Philosophie Zoologique dengan fahamnya lamarckisme, pendapatnya
yang terkenal adalah hukum use and diuse, organ yang digunakan berkembang, contoh pada
jerapah?. TR. Malthus, bukunya Essay on Principles of Population mengatakan bahwa perlunya
organisme atau adanya perjuangan hidup, menyebutkan bahwa pertumbuhan populasi berbentuk
deret ukur dan ketersediaan makanan di alam deret hitung. Faham Yunani ‘scala naturae’ (tangga
kehidupan), organisme diatas tangga lebih sempurna dari pada tangga sebelumnya, tidak disinggung
hubungan anak tangga di bawah dan diatasnya. Tangga teratas paling sempurna. Linnaeus setuju
ada tangga kehidupan, tetapi percaya tentang penciptaan. LD. Vinci (abad 15, Renaisance)
menemukan fosil karang laut di gunung, menjelaskan bahwa daratan dahulu berupa lautan.

G. Cuvier (1769-1832), ahli anatomi, membuktikan spesies dapat mengalami kepunahan –


bertentangan dengan pendapat Lamarck. G. Cuvier dari Perancis mengatakan bahwa evolusi tidak
terjadi, spesies tetap tidak berubah, keragaman fosil karena bencana alam (katastropik), di bumi
terjadi bencana alam, fosil yang berbeda pada srtata tanah adalah hasil penciptaan baru. Makhluk
hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya
bencana alam,

Charles Lyell, bukunya Principles of Geology terjadinya strata lapisan bumi bukan karena bencana
alam, tetapi berlangsung sedikit demi sedikit --- pendapat ini mendorong perkembangan teori
evolusi. mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan
lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak berubah.
William Smith, setiap strata mempunyai tipe fosil yang khas, semakin kebawah strata fosil yang
dikandung semakin jauh berbeda.

Evolusi pra Darwin umumnya hanya berupa gagasan, tidak menjawab terjadinya evolusi dan arah
evolusi dan tidak memperhitungkan mahkhluk hidup.
puttin_draft_evol_27012021

Yoseph Hoken 1958, dalam buku On The Tendency of Species to Form Variation and on The
Perpetuation of Varieties and Species by Natural Mean Selection menekankan penggabungan
pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang mekanisme evolusi adalah seleksi alam,
arah evolusi menuju pembentukan varian dan spesies dengan lingkungan alam sudah
diperhitungkan

Paham non Evolusi sebelum Darwin


Maupertuis asal Perancis - berdiskusi tentang evolusi
Erasmus Darwin (kakek C. Darwin) - spesies mengalami perubahan, tetapi tidak jelas menerangkan
alasan spesies berubah
JB Lamarck asal Perancis (1744-1829) bukunya Philosophie Zoologie (1809) ada perubahan spesies
sepanjang waktu, idenya “transformism”. spesies berubah karena kekuatan dalam (internal forces).
Perolehan pewarisan karakter pada keturunan dari induk/nenek moyang telah didiskusikan oleh
Plato, secara modern hampir dikenal sebagai pendapat Lamarck, maka dikenal juga sebagai
“Lamarckian Inheritance – Pewarisan Secara Lamarck”
C. Lyell 1830-1833 (Principles of Geology) dan Ricahard Owens, seorang ahli anatomi (1840-1892)-
menerima pandangan George Cuvier, bahwa spesies mempunyai pangkal/asal-usul keturunan
berbeda dan tetap bentuknya

b. Masa Darwin

C. Darwin alumni Cambridge – Inggris, melakukan perjalanan – ke P. Galapagos dengan pelayaran


Beagle, menemukan bahwa burung finch di pulau Galapagos adalah sama spesiesnya, walaupun
terdapat variasi burung finch di satu pulau-ke pulau.
Darwin setelah membaca bukunya Malthus Essay on Population pada tahun 1838, setelah
mempelajari kebiasaan hewan dan tumbuhan, menjelaskan juga tentang variasi spesies yang
menguntungkan cenderung akan memelihara kelangsungan organisme sebaliknya yang tidak akan
merugikan sehingga dapat menghasilkan formasi spesies baru.
AR Wallace mempunyai pandangan mirip teori seleksi alamnya Darwin. C. Lyell dan Y. Hooker yang
secara serentak mengumumkan bahwa pandangan Darwin dan Wallace di Linnean Society London
1858-dimana kemudian Darwin telah membuat ringkasan dari semua temuannya dalam ”On The
Origin of Spesies”

Buku ‘On The Origin of Spescies of Species by Means of Natural Selection on The Preservation of
Favoured Races in The Struggle for Life’ menjelaskan asal mula spesies telah dimasalahkan,
terjadinya spesies baru melalui seleksi alam, lingkungan telah diperhitungkan serta untuk dapat
bertahan (tidak punah) organisme perlu berjuang.

Charles Darwin dan Alfred Wallace, berpendapat adanya organisme cenderung bertambah seperti
deret ukur, jika lingkungan tidak menekan, besar populasi tidaklah tetap, dalam jangka panjang
anggota populasi selalu berubah/ tidak tetap. Dan menyimpulkan bahwa Tidak semua telur dan
sperma jadi zigot, tidak semua zigot jadi dewasa, tidak semua dewasa mampu bertahan dan
bereproduksi untuk bertahan perlu perjuangan. Ide Charles Darwin dan Alfred Wallace,
tidak semua anggota spesies sama, ada variasi dalam spesies dan menyimpulkan bahwa dalam
perjuangan hidup varian yang baik menikmati hasil kompetisi dan akan berkembang.

Teori evolusi C Darwin pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pemikiran dari E. Darwin tentang
kesamaan asal mula spesies, TR. Malthus yang mengatakan bahwa makanan tumbuh seperti deret
hitung-kurva linier dan penduduk tmbuh seperti deret ukut-kurva eksponensial, C.Lyell tentang
perubahan terus menerus pada bumi masih berlangsung hingga kini, namun ada kesamaan proses
dan JB. Lamarck : tentang pewarisan sifat yang didapat.
puttin_draft_evol_27012021

Beberapa pengaruh teori C. Darwin:

R Owen (ahli anatomi comparatif) mencari dan merancang silsilah dengan memasukkan pandangan
Darwin.

Gegenbauer (1826-1903) ahli anatomi Jerman, membuat orientasi baru secara kekerabatan evolusi
antara sekelompok binatang.

E. Haeckel (1834-1919) ahli biologi German menetapkan “biogenetic law” sebagai teori pemisahan
mengenai silsilah secara philogenetik

GJ Mivart (1827-1900) bukunya Genesis of Spesies (thn 1871) membuat daftar organ yang tidak
menguntungkan pada awal mula pembentukan, bentuk sayap dewasa menguntungkan burung
tetapi pada awal mula pembentukaan yang berupa ‘tiny proto wing’ tidak menguntungkan.

AG. Weismann (Biolog Jerman, 1833-1914) membuktikan bahwa karakter tidak dapat diwariskan.
Evolusi menurut Weismann dikendalikan oleh seleksi alam.

EB Poulton ahli entomologi Inggris, mempelajari seleksi alam, berpandangan bahwa seleksi alam
memerlukan bantuan proses lain.

Erik Nordenskiold (1929) menyebutkan bahwa teori seleksi alam tidak mampu berjalan/bekerja
dalam bentuk imaginasi Darwin, tetapi perlu dibuktikan, bagaimana semua itu terjadi?’.

Teori Mendel (Mendelisme) tahun 1920 diterima sebagai teori hereditas, walaupun belum diterima
secara universal tetapi merupakan dasar genetika modern.

De Vriest dan W. Batteson – menyatakan bahwa proses evolusi terjadi dalam proses ‘big jump’
(lompatan besar) karena adanya makromutasi.

Teilhard de Chardin (1881-1955) bersama von Koenigswald mempelajari manusia jawa, di Sangiran

Teori pewarisan Darwin saat itu disebut “blending” – teori pencampuran atribut karakter dari induk
yang diwariskan kepada keturunannya dalam perbandingan yang sama adalah salah, dapat
dijelaskan dengan teori Mendel.

Karl Pearson, seorang ‘Biometricians’ mempelajari sejumlah kecil perbedaan antara individu dan
mengembangkan teknik statistik untuk mendeskripsikan bagaimana sebaran perjalanan karakter
dari induk kepada keturunan generasi berikutnya. Weldon berusaha mengukur sejumlah
penyeleksian populasi ketam pada suatu pantai.

The Modern Synthesis/ Synthetic Theory of Evolution


Ronald Aylmer Fisher, th 1918 mendemonstrasikan, bahwa hasil yang dicapai ahli biometrik dapat
diturunkan dari prinsip teori Mendel, selanjutnya ditunjukkan bahwa seleksi alam dapat berjalan
dengan teori genetika Mendel hal ini sama dengan pendapat JBS Haldane dan Sewall Wright.

Perpaduan teori seleksi alam Darwin dengan teori hereditas Mendel dikenal dengan paham ‘neo-
Darwinism’ atau ‘Synthetic Theory of Evolution’ atau ‘The Modern Synthesis’ setelah Julian Huxley
menulis buku yang berjudul ‘Evolution: the Modern Synthesis’ pada tahun 1942. Bantahan atau
keraguan antara teori Mendel dengan teori Darwin berakhir
puttin_draft_evol_27012021

Gagasan Fisher, Haldane dan Wright dikenal dari ringkasan kerja mereka yang ditulis sekitar tahun
1930. Fisher menerbitkan buku ‘Genetical Theory of Natural Selection’ (1930). Haldane menerbitkan
buku ‘ The Causes of Evolution’ (1932) yang berisi lampiran tentang “A mathematical theory of
artificial and natural selection” dimana secara seri ringkasannya diterbitkan pada tahun 1918. Wright
menerbitkan artikel panjang dalam ‘Evolution in Mendelian population’ (1931}. Wright menerbitkan
empat volume risalah/ulasan pada tahun 1968, 1969, 1977 dan 1978. Teori populasi genetika
mendemonstrasikan bahwa hukum pewarisan Mendel dan seleksi alam dapat bekerja dan dapat
diamati variasinya pada populasi alami.

Theodosius Dobzhansky (1900-1975) terilhami oleh ahli genetika populasi Rusia Sergei Chetverikov
(1880-1959) mengadakan penyelidikan pada populasi lalat buah (Drosophila). Dobzhansky di USA
bekerja dengan idenya sendiri dan bekerja sama dengan Sewall Wright. Dobzhansky tahun 1937
menerbitkan buku ‘Genetics and the Origin of Spescies’ dan buku itu ikut termasuk mempengaruhi
‘the modern synthesis’ atau teori evolusi sintesis modern.
EB Ford (1901-1988) mempelajari seleksi dalam populasi alami, terutama pada ngengat dan
menerbitkan ringkasannya pada buku ‘Ecological Genetics’ (1975). HBD Kettlewell (1901-1979)
mempelajari melanisme pada ngengat (peppered moth) Biston betularia.
Ford bersama dengan Fisher mempelajari dan menunjukkan bahwa proses acak yang ditekankan
oleh Wright tidak melaporkan observasi perubahan evolusi pada ngengat harimau merah Panaxia
dominula .
Julian Huxley dengan bukunya Evolution: the Modern Synthesis (1942)memasukkan konsep-konsep
teori Fisher, Haldane dan Wright ke bidang biologi dengan menerapkannya kesejumlah besar
pertanyaan evolusi.

Richard Goldschmidt (1878-1958) terkenal dengan bukunya ‘The Material Basis of Evolution’ (1940)
menyatakan bahwa spesiasi dihasilkan oleh makromutasi, bukan karena seleksi sejumlah kecil
varian.

Erns Mayr dalam bukunya ‘Systematics and the Origin of Spesies’ (1942) menimbulkan poplemik.
Buku ‘Material Basis’ dari Goldschmidt, tetapi dikritisi/diulas oleh Goldschmidt dari sudut pandang
lengkap dan dari berbagai teori.-the modern synthesis.

J. Huxley tahun 1940 menyunting buku ‘the New systematics’ menumbangkan konsep spesies
tipologi (typological spesies) dari Mayr dan menggantikannya konsep spesies yang lebih baik untuk
genetika populasi modern. Konsep spesies tipologi adalah seperangkat (kurang lebih) persamaan
yang terlihat pada organisme, dimana kesamaan diukur perbandingannya ke standard ( atau type)
bentuk pada spesies.

Perubahan frekwensi gen dianalisis dengan genetika populasi menggunakan ‘gene pool’. Gene pool
adalah sekelompok organisme yang berinbreding, mengalami pertukaran gen ketika bereproduksi
(semua gen dalam populasi pada waktu tertentu). Unit pentingnya adalah seperangkat bentuk
interbreding, tanpa memperhatikan persamaan yang terlihat satu dengan lainnya. Spesies lebih
dipilih ditetapkan dengan interbreding dari pada oleh kesamaan morfologi, selanjutnya teori sintesis
modern membentang memasuki bidang sistimatika.

Dalam ‘the New systematics’ , Perubahan frekwensi gen dianalisis dengan genetika populasi
menggunakan ‘gene pool’. Gene pool adalah sekelompok organisme yang berinbreding, mengalami
pertukaran gen ketika bereproduksi (semua gen dalam populasi pada waktu tertentu). Unit
pentingnya adalah seperangkat bentuk interbreding, tanpa memperhatikan persamaan yang terlihat
satu dengan lainnya. Spesies lebih dipilih ditetapkan dengan interbreding dari pada oleh kesamaan
morfologi, selanjutnya teori sintesis modern membentang memasuki bidang sistimatika.
puttin_draft_evol_27012021

Pada bidang paleontologi, yaitu dalam buku Tempo and Mode in Evolution (1944) karangan George
Gaylord Simpson.Pada tahun 1930-an penjelasan tentang evolusi fosil menggunakan proses secara
ortogenetik . Ortogenesis adalah gagasan yang berhubungan dengan konsep pra-teori Mendel
mutasi terarah dan adanya kekuatan dalam (internal) dari Lamarck-

Simpson mengatakan bahwa tidak ada observasi rekaman fosil yang memerlukan proses ini. Semua
bukti sesuai dengan mekanisme genetika populasi yang didiskusikan oleh Fisher, Haldane dan
Wright, ditunjukkan juga bahwa laju evolusi dan penetapan group/kelompok baru dapat dianalisis
dengan asumsi sintesis modern

Tahun 1940-an teori sintesis modern memasuki semua bidang, tahun 1947 di Princeton, diwakili
semua ahli bidang biologi, semuanya bersudut pandang sama tentang teori Mendel dan neo-
Darwinian. Dipublikasikannya genetika, paleontologi dan evolusi dalam simposium ini merupakan
simbol bahwa sintesis modern memasuki semua bidang biologi. Dua ahli biologi evolusi terkenal,
Muller ahli genetika dan Simson ahli paleontologi merayakan dalam peringatan 100 tahun ‘On the
origin of Species di tahun 1959 dengan esai dan judul: Seratus tahun tanpa teori Darwin adalah
cukup- One hundred years without Darwinism are enough.

Perkembangan “The Modern Synthesis” : Tahun 1960, biologi molekuler berkembang dan
menghasilkan sejumlah bukti/fakta molekuler, utamanya susunan protein. Motoo Kimura seorang
ahli genetika populasi Jepang pada tahun 1968 menunjukkan bukti baru secara molekuler dengan
teori netral dari evolusi molekuler ( neutral theory of molecular evolution).

Kimura menyatakan bahwa hampir semua perubahan evolusi pada level molekuler tidak
dikendalikan oleh seleksi alam, tetapi karenai perubahan acak. Teori Kimura menerangkan dengan
baik bukti protein dan susunan DNA yang dikumpulkan sampai tahun 1980. Genome (seperangkat
DNA dalam sel atau organisme) ditemukan tersusun dalam rangkaiam gen dan ‘non coding region’
Teori netral

Teori netral evolusi molekuler menunjukkan bahwa sebagian besar variasi genetik dalam populasi
adalah hasil mutasi dan pergeseran genetik dan bukan seleksi. Menurut teori ini, jika suatu populasi
membawa beberapa alel yang berbeda dari gen tertentu, kemungkinan besar masing-masing alel
tersebut sama-sama pandai dalam melakukan tugasnya - dengan kata lain, variasi itu netral: apakah
Anda membawa alel A atau alel B tidak tidak memengaruhi kebugaran Anda.

Teori netral mengklaim bahwa mayoritas perubahan evolusioner pada tingkat molekuler disebabkan
oleh fiksasi acak (karena pergeseran sampel acak dalam populasi terbatas) selektif netral (yaitu,
secara selektif setara) mutan di bawah input mutasi lanjutan. Teori ini juga menegaskan bahwa
sebagian besar variabilitas genetik dalam spesies pada tingkat molekuler (seperti protein dan DNA
polimorfisme) selektif netral atau sangat hampir netral dan bahwa mereka dipelihara dalam spesies
dengan keseimbangan antara input mutasi dan kepunahan acak. Teori netral didasarkan pada
asumsi sederhana, memungkinkan kita untuk mengembangkan teori matematika berdasarkan
genetika populasi untuk menangani evolusi molekuler dan variasi dalam istilah kuantitatif

Jadi menurut teori netral, ketika kita melihat beberapa versi gen dalam suatu populasi, kemungkinan
frekuensinya melayang-layang. Data yang mendukung dan menyangkal teori netral rumit. Mencari
tahu seberapa luas teori itu berlaku masih menjadi topik banyak penelitian.

Teori netral mudah disalah tafsirkan, teori ini tidak menyarankan 1/organisme itu tidak disesuaikan
dengan lingkungannya 2/Semua variasi morfologi itu netral 3/ SEMUA variasi genetik itu netral 4/
puttin_draft_evol_27012021

Seleksi alam itu tidak penting dalam membentuk genom. Yang paling penting, teori netral BUKAN
merupakan alternatif dari teori evolusi; ini hanyalah penjabaran dari sebagian kecil teori evolusi.
Semua bukti yang ditemukan melalui penyelidikan teori netral juga mendukung teori evolusi.

Dalam studi tentang adaptasi, sejumlah ahli biologi pada tahun 1960 menyadari bahwa teori seleksi
alam Darwin beberapa kali disalah gunakan. Seleksi alam sering dikatakan menghasilkan adaptasi
‘for the good of the spesies’ atau ‘for the good of the group’.

Kenyataannya, kemungkinan utama seleksi alam akan menghasilkan adaptasi yang bermanfaat bagi
organisme secara individual dan sebagai konsekwensinya hal itu menyebabkan “luka”pada tingkatan
kelompok atau jenis/spesies, mengapa?

Ahli Paleontologis, Simpson percaya bahwa catatan fosil konsisten dengan genetika populasi , tetapi
ragu dengan peristiwa evolusi skala besar yang disederhanakan dari proses genetik yang dipelajari
dalam jangka pendek. Misalnya, kecenderungan jangka panjang secara menerus lebih dari 10 juta
tahun, seleksi alam bekerja dalam waktu yang sangat lama. Demikian juga, walaupun sangat jarang,
persitiwa katastropik geologi (seperti saat masa kepunahan) barangkali merupakan kekuatan
berbeda yang memaksa masuk dalam genetika populasi dan berpengaruh besar pada arah evolusi.

Beberapa ide revolusioner menggantikan teori sintesis modern dengan yang baru dan memperkaya
teori evolusi. Misalnya “neutral theory of moleculer evolution”- teori netral evolusi molekuler,
pernah diusulkan sebagai teori evolusi Non-Darwin, ide/gagasan modern dalam catatan fosil pernah
juga dilukiskan sebagai alternatif teori Darwin.

Beberapa aliran sistematika pernah menyarankan bahwa ide itu revolusioner- akan tetapi membuat
kembali klasifikasi dalam masa pre-Darwin. Perbedaan interprestasi merefleksikan perbedaan
bagaimana imajinasi teori evolusi secara umum-luas.

Anda mungkin juga menyukai