FISIOLOGI HEWAN
REPRODUKSI JANTAN
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2021
REPRODUKSI JANTAN
Dibuat larutan stok. Siapkan seekor tikus kemudian dibunuh dan dibenah untuk
diambil epididimisnya. Disiapkan kapas yang sudah dibasahi dengan kloroform.
Kemudian masukan kapas tersebut kewadah tertutup yang berisi tikus
Disiapkan larutan NaCl fisiologis dan masukan ke dalam gelas petri. Dilakukan
pembedahan pada tikus, dilakukan pada bagian abdomen tikus. Untuk mengeluarkan
testis, dilakukan dengan menekan bagian skrotum hingga testis keluar
Diatur posisi sehingga bilik hitung dapat terlihat jelas. Disiapkan NaCl sebagai
pengencer ke dalam plat tetes. Kemudian hisap larutan stok dengan pipet
hemositometer sampai tanda 0,5, dan hisap larutan NaCl fisiologis sampai tanda 1,01.
Pipet digoyangkan agar terhomogenasi. Kemudian buang beberapa tetes cairan darah
Teteskan larutan tersebut pada bilik hitung. Lakukan pengamatan dan hitung sperma
yang terdapat tersebut
2) Mengamati morfologi spermatozoa
E. Data Pengamatan
a) Konsentrasi Sperma
❖ Data Kelompok
Jumlah Konsentasi
Kelompok Nama Bilik Morfologi
(S) (juta/ml)
1 7
2 6
Khoirun
3 2 48 Normal
Nisak
4 7
5 2
1 6
2 6
Riska
3 3 50 Normal
Arifa
4 7
5 3
2
1 6
2 5
Risma
3 2 46 Normal
Irfiyani
4 7
5 3
1 7
2 4
Yasyinta
3 3 44 Normal
Zalza
4 6
5 2
❖ Data Kelas
1. 1 22,6 juta/mL
2. 2 47 juta/mL
3. 3 30,5 juta/mL
5. 5 34 juta/mL
6. 6 34,5 juta/mL
7. 7 42 juta/mL
8. 8 32 juta/mL
b) Morfologi Sperma
3. 3 Normal
5. 5 Normal
6. 6 Normal head
F. Analisis Data
- Praktikan Khoirun Nisak
S (jumlah spermatozoa dalam bilik hitung) = 7 + 6 + 2 + 7 + 2 = 24
Konsentrasi spermatozoa = S × 10.000 × 200 = 24 × 10.000 × 200 = 48 juta/mL
- Riska Arifa
S (jumlah spermatozoa dalam bilik hitung) = 6 + 6 + 3 + 7 + 3 = 25
Konsesntrasi spermatozoa = S × 10.000 × 200 = 25 × 10.000 × 200 = 50 juta/mL
- Risma Irfiyani
S (jumlah spermatozoa dalam bilik hitung) = 6 + 5 + 2 + 7 + 3 = 23
Konsesntrasi spermatozoa = S × 10.000 × 200 = 23 × 10.000 × 200 = 46 juta/mL
- Yasyinta Zalza Nabila
S (jumlah spermatozoa dalam bilik hitung) = 7 + 4 + 3 + 6 + 2 = 22
Konsesntrasi spermatozoa = S × 10.000 × 200 = 22 × 10.000 × 200 = 44 juta/mL
- Rata-rata
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑜𝑧𝑜𝑎 48+50+46+44 188
= = = 𝟒𝟕 𝒋𝒖𝒕𝒂/𝒎𝒍
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 4 4
1. 1 22,6 juta/mL
2. 2 47 juta/mL
3. 3 30,5 juta/mL
5. 5 34 juta/mL
6. 6 34,5 juta/mL
7. 7 42 juta/mL
8. 8 32 juta/mL
G. Pembahasan
Percobaan yang berjudul reproduksi hewan jantan ini bertujuan untuk
menghitung konsentrasi spermatozoa dan mengamati morfologi spermatozoa
dengan menggunakan tikus sebagai bahan percobaan. Pada penghitungan
jumlah sperma pada tikus dihitung dari preparat hewan coba. Perhitungan
preparat dilakukan dengan menggunakan kamar hitung neubauer improved.
Kemudian dihitung rerata jumlah spermatozoa setiap dalam tiap kelompok.
Hasil yang didapat setelah dihitung menggunakan rumus penghitungan
konsentrasi spermatozoa, diperoleh hasil sebesar 47 juta/ml suspensi,
sedangkan konsentrasi sperma normal pada tikus adalah 20 sampai 40 juta/ml.
Hal ini menandakan bahwa tikus mengalami abnormalitas pada jumlah
konsentrasi sperma. Namun, menurut Garner dan Hafez (2000) jumlah
spermatozoa hidup pada sampel semen dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu umur hewan, jenis pakan yang dikonsumsi, radikal bebas, suhu,
pH, dan viskositas pengencer serta variasi individu (Garner dan Hafez, 2000).
Selain faktor yang telah disebutkan di atas, faktor eksternal seperti metode
penanganan semen dan ketelitian penghitungan juga berpengaruh terhadap
jumlah spermatozoa hidup di dalam sampel semen. Varisli et al. (2009)
menyatakan bahwa faktor lain yang memengaruhi hasil penelitian adalah
keterampilan dan ketelitian peneliti pada saat menghitung jumlah
spermatozoa hidup. Oleh karena itu, untuk menghindari tingkat kesalahan
penghitungan yang tinggi sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat
maka mulai dari proses koleksi semen hingga penghitungan persentase
spermatozoa hidup dari kauda epididimis pada seluruh tikus dalam penelitian
ini hanya dilakukan oleh satu orang peneliti.
Pada pengamatan morfologi spermatozoa kelompok 2 mendapatkan
hasil yaitu semua morfologi sperma yang diamati adalah normal. Hal pertama
yang dilakukan adalah suspensi spermatozoa tikus diteteskan sebanyak dua
tetes di atas kaca objek lalu diratakan dengan kaca objek lainnya. Sel
spermatozoon terdiri dari bagian kepala yang terlatak di bagian ujung dan
tersusun atas satu set kromosom yang bersifat haploid yang kompak, bagian
leher dan bagian ekor. Bagian kepala berfungsi sebagai penerobos jalan menuju
masuk ke dalam ovum, dan membawa bahan genetic yang diwariskan.
Mitokondria yang terdapat pada bagian middle piece berfungsi sebagai
penyuplai ATP sebagai energi yang digunakan sel spermatozoon untuk
pergerakan ekor. Bagian ekor spermatozoon berfungsi untuk pergerakan
spermatozoon menuju ke tempat pembuahan dan untuk menerobos selaput
ovum (Awik, 2005). Sedangkan pada sperma mencit dijumpai keabnormalan
seperti tampakekor ganda pada bagian tail dan ada yang tidak memiliki
bagian kepala aliasmissing head-defects (Takeda et al., 2016). Pada
umumnya abnormalitas sepertiini disebabkan oleh paparan terhadap logam
berat seperti kadmium. Namun, bisa saja, diakibatkan oleh gangguan saat
meiosis. Keberadaan bentuk sperma sepertiini sangat mungkin menyebabkan
infertilitas pada mencit jika dalam jumlah diatas ambang batas. Ada beberapa
macam sperma abnormal yang ada dalam tubuh jantan, hal ini disebabkan
karena berbagai macam gangguan dalam spermatogenesis, terutama waktu
spermiogenesis. Gangguan itu mungkin karena factor hormonal, nutrisi, obat,
akibat radiasi, atau oleh penyakit (Yatim, 1994) Dari pengamatan didapatkan
data- data spermatozoa yang abnormal yaitu small head sebanyak 2, double tail
sebanyak 2, dan condensed acrosome sebanyak 1.
H. Kesimpulan
Morfologi spermatozoa yang diamati kelompok 2 adalah normal, strukturnya
terbagi atas beberapa bagian kepala yaitu kepala, leher, dan ekor. Pada
spermatozoa abnormal bagian-bagian tersebut bisa berkurang atau bertambah.
Macam spermatozoa abnormal pada praktikum kali ini antara lain : small head,
double tail, dan condensed acrosome. Adapun konsentrasi sperma yang didapat
pada kelompok 2 adalah 47 juta/ml suspensi, sedangkan konsentrasi sperma
normal pada tikus adalah 20 sampai 40 juta/ml sehingga dapat disimpulkan
sperma mengalami abnormalitas pada jumlah konsentrasinya.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Tabel Pengamatan
Kelompok Konsentrasi (juta/mL) Tipe Spermatozoa
1 22,6 juta/mL Normal
2 47 juta/mL Normal
3 30,5 juta/mL Normal
4 36,5 juta/Ml 2 Normal, 2 Condensed acrosome
5 34 juta/mL Normal
6 34 juta/mL Normal
7 42 juta/mL 3 Normal, 2 Condensed acrosome
8 32 juta/mL 2 Normal, 2 Condensed acrosome